makalah kesehatan masyarakat masalah pengawasan … · masyarakat yang telah meluangkan waktu,...

51
MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN ARTHROPODA DAN RODENTIA(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat yang diampu oleh Bapak Dr. Lud Waluyo M.Kes) Oleh: KELOMPOK 3 Nama Anggota Kelompok: Moh. Imam Bahrul Ulum (201210070311121) Usratussyarifah (201210070311126) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

Upload: others

Post on 20-Sep-2019

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

i

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT

“MASALAH PENGAWASAN ARTHROPODA DAN RODENTIA”

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat yang

diampu oleh Bapak Dr. Lud Waluyo M.Kes)

Oleh:

KELOMPOK 3

Nama Anggota Kelompok:

Moh. Imam Bahrul Ulum (201210070311121)

Usratussyarifah (201210070311126)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

ii

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................... 2

1.3 Tujuan......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masalah Pengawasan Arthropoda.................................... 3

2.1.1 Hubungan Arthropoda dengan Kesehatan Masyarakat.... 3

2.1.2 Aspek Epidemiologi............................................................... 4

2.1.3 Klasifikasi jenis vektor.......................................................... 6

2.1.4 Transmisi Penyakit................................................................ 9

2.1.5 Penyakit penting yang ditularkan nyamuk......................... 13

2.1.6 Arthropoda dan Penyebaran penyakit................................. 13

2.1.7 Pengendalian Vektor............................................................. 21

2.2 Masalah Pengawasan Rodentia........................................ 3

2.2.1 Klasifikasi Rodentia................................................. 20

2.2.2 Hubungan Rodentia dengan Kesehatan Masyarakat dan Ekonomi 34

2.2.3 Tekhnik Pengawasan Rodentia...................................................... 37

2.2.4 Metode Umum Pengendalian Rodentia......................................... 39

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................... 47

3.2 Saran.............................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 48

Page 3: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Masalah

pengawasan Arthropoda dan Rodentia”. Penulisan makalah ini merupakan salah

satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan

Masyarakat di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas

ini, khususnya kepada:

1. Bapak Drs. Lud Waluyo M.Kes, selaku dosen mata kuliah Kesehatan

Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam

pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

tugas ini.

2. Rekan – rekan semua yang telah ikut berpartisipasi dalam membantu tugas

ini, khususnya rekan – rekan satu kelompok.

Penulis sadar, masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, dan semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi semuanya. Akhirnya penulis berharap semoga Allah

memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan

bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin ya

Robbal ‘Alamin.

Malang, 15 April 2015

Penulis

Page 4: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang Masalah

Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.

Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang, atau dirangsang oleh faktor-faktor

lingkungan. Contoh dramatis adalah keracunan Methyl Mercury yang terjadi pada

penduduk sekitar Minamata (Jepang) akibat mengkonsumsi ikan yang berasal dari

pantai yang tercemar mercury (air raksa). Dari bencana ini, 41 orang meninggal dan

juga terjadi cacat tubuh dari bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang

mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi Mercury tersebut. Dengan alasan tersebut,

interaksi antara manusia dengan lingkungannya merupakan komponen penting dari

kesehatan masyarakat.

Moeller menyatakan “In it broadsense, environmental health is the segment

of public health that is concerned with assessing, understanding, and controlling the

impacts of people on their environment and the impacts of the environment on

them”. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kesehatan lingkungan merupakan

bagian dari kesehatan masyarakat yang memberi perhatian pada penilaian,

pemahaman, dan pengendalian dampak manusia pada lingkungan dan dampak

lingkungan pada manusia (Rahmawati, 2013).

Ilmu kesehatan lingkungan adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari

dinamika hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan

berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat

menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk

Page 5: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

2

penanggulangan dan pencegahannya. Menurut Suyono (2010), kesehatan

lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang

optimum pula.

Salah satu tujuan kesehatan lingkungan yaitu kontrol terhadap arthropoda dan

rodentia. pengendalian terhadap arthropoda ini penting dilakukan karena penularan

penyakit pada manusia dapat terjadi melalui perantara vektor penyakit. Sehingga

perlu adanya kegiatan pengendalian dan pemberantasan terhadap vektor penyakit.

Tikus dapat membahayakan manusia karena mampu menularkan penyakit pada

manusia. Sedangkan tikus mampu menularkan penyakit pada manusia dengan

membawa benih penyakit, pinjal, kutu, bakteri dan parasit. Binatang dari suku

Murides ini dikenal sebagai sumber beberapa penyakit zoonosis (Rahmawati,

2010).

1.5 Rumusan Masalah

1. Bagaimana masalah pengawasan arthropoda?

2. Bagaimana masalah pengawasan rodentia?

1.6 Tujuan

1. Untuk mengetahui masalah pengawasan arthropoda

2. Untuk mengetahui masalah pengawasan rodentia

Page 6: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.3 Masalah Pengawasan Arthropoda

2.1.8 Hubungan Arthropoda dengan Kesehatan Masyarakat

Di Indonesia, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui serangga

merupakan penyakit endemis pada darah tertentu, antara lain, demam

berdarah dengue (DBD), malaria, dan kaki gajah. Penularan penyakit pada

manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai

arthropodborne disease atau sering juga disebut sebagai vectorborne disease.

Penyakit ini merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat

endemis maupun epidemis dan dapat menimbulkan bahaya kematian.

Kelas arthropoda penting dalam dunia kedokteran yang dapat

menularkan penyakit pada manusia adalah kelas insekta, arachinoda, dan

crustasea. Penularan penyakit dapat berlangsung secara transmisi biologis,

yaitu saat terjadi proses perkembangbiakan agens penyakit atau parasit dalam

tubuh vektor (Candra,2007).

Pemutusan rantai penularan dari arthropodborne disease dapat

dilakukan dengan mempelajari cara penularan dari penyakit yang ada.

Contoh, pada penyakit kaki gajah atau filariasis, pemutusan rantai penularan

dilakukan melalui case finding, yaitu dengan mencari penderita penyakit

filariasis dan mengobatinya sampai sembuh karena transmisi biologis

penyakit ini bersifat cyclo-developmental atau parasit filarial berkembang

biak dalam tubuh manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk Culex. Oleh

Page 7: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

4

karena itu, kader kesehatan masyarakat harus mengumpulkan informasi

tentang penyebaran penyakit atrhropoda agar mampu mencegah penyebaran

penyakit tersebut (Candra,2007).

2.1.9 Aspek Epidemiologi

Ada beberapa faktor epidemiologi yang dapat mempengaruhi

terjadinya suatu penyakit, diantaranya faktor cuaca, vektor, reservoir,

geografis, dan faktor perilaku. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor

tersebut.

1. Cuaca

Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya

penyakit infeksi. Agens penyakit tertentu ditemukan terbatas pada daerah

geografis tertentu karena mereka membutuhkan reservoir dan vektor untuk

kelangsungan hidupnya. Iklim dan variasi musim dapat mempengaruhi

kehidupan agen penyakit, reservoir, dan vektor. Selain itu, perilaku manusia

juga dapat meningkatkan tranmisi atau menyebabkan kerentanan terhadap

penyakit infeksi.

2. Vektor

Organisme yang dapat menularkan agens penyakit dari satu hewan ke

hewan lain atau kemanusia disebut vektor. Arthropoda merupakan vektor

penting di dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk

merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan

ensefalitis pada manusia. Nyamuk mengisap darah dari reservoir yang

terinfeksi. Agens penyakit ini kemudian diturkan ke reservoir yang lain atau

pada manusia.

Page 8: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

5

Ricketsia merupakan parasit intraselular obligat yang mampu hidup diluar

jaringan hewan dan dapat ditularkan antar hewan oleh vektor. Rat fleas, body

lice, dan wood tick adalah arthropoda yang meyebabkan penularan penyakut

yang disebabkan ricketsia.

3. Reservoir

Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen sementara hewan itu

sendiri tidak terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk

arthropodborne disease adalah hewan yang dapat hidup bersama dengan

patogen. Penyakit ricketsia merupakan arthropodborne disease yang hidup di

dalam reservoir alamiah. Tikus, anjing, serigala, dan manusia merupakan

reservoir untuk penyakit ini.

4. Geografis

Insidensi penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung

dengan daerah geografis tempat reservoir dan vektor berada. Bertahan

hidupnya agens penyakit bergantung pada iklim (suhu, kelembaban, dan

curah hujan) dan fauna lokal.

Di daerah tertentu, Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit

bakteri yang memiliki bentuk penyebaran secara geografis. Penyakit ini

ditularkan melalui gigitan tungau yang terinfeksi ricketsia. Tungau tersebut

termasuk tungau kayu dan ricketsia yang dibawanya kemudian ditularkan

kepada tungau anjing dan terbawa sampai ke bagian timur Amerika Serikat.

Penyakit tersebut lebih sering terjadi di Amerika Serikat dan sangat jarang

ditemukan di wilayah utara atau barat.

Page 9: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

6

Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui

arthropoda. Contoh, virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

selama musim penghujan karena musim tersebut merupakan saat terbaik bagi

nyamuk untuk berkembang biak. Dengan demikian, wabah penyakit dengue

ini terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (September sampai

Maret).

5. Perilaku Manusia

Interaksi antar manusia juga dapat mempengaruhi terjadinya suatu

penyakit. Kebiasaan manusia untuk membuang sampah sembarangan,

kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan

penyakit bawaan arthropoda.

2.1.10 Klasifikasi Jenis Vektor (Arthropoda)

Arthropoda berasal dari kata “arthro” dan “pous”, merupakan suatu filum

kerajaan binatang. Hewan yang termasuk filum ini memiliki organ dengan

lubang eksoskeleton yang bersendi dan keras serta tungkai yang bersatu.

Anggota filum ini antara lain kelas Insekta, kelas Arachnida, serta kelas

Crustacea, yang kebanyakan spesiesnya penting secara medis, baik itu sebagai

parasit maupun sebagai vektor organisme yang dapat menularkan penyakit pada

manusia.

Perbedaan Karakter

Perbedaan karakter atau ciri-ciri pada masing-masing kelas pada arthropoda

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 10: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

7

Tabel 2.1 Perbedaan karakter arthropoda

No. Karakter Insekta Arachnida Crustacea

1. Pembagian

tubuh

Kepala, toraks,

abdomen

Sefalotoraks,

abdomen

Sefalotoraks,

abdomen

2. Kaki 3 pasang 4 pasang 5 pasang

3. Antena 1 pasang Tidak ada 2 pasang

4. Sayap 1 atau 2 pasang Tidak ada Tidak ada

5. Tempat dijumpai Tanah Tanah Air

Spesies dari Setiap Kelas

Kelas-kelas yang tergabung dalam filum Arthropoda memiliki spesiesnya

masing-masing. Penjelasan dibawah ini merupakan gambaran dari spesies-

spesies tersebut.

1. Kelas Insekta

a. Mosquito (nyamuk)

1) Anophelesne

2) Culicines

3) Aedes

b. Flies (lalat)

1) Houseflies (lalat rumah, Musca domestica)

2) Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus)

3) Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina)

4) Blackflies (lalat hitam, genus Simulium)

Page 11: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

8

c. Human lice (tuma)

1) Head and body lice (tuma kepala, Pediculus humanus var capitis

dan tuma badan, Pediculus humanus var corporis)

2) Crab lice (tuma kemaluan, Phthirus pubis)

d. Fleas (pinjal)

1) Rat fleas (pinjal tikus)

a) Rat fleas (oriental):

Xenopsylla chepis

Xenopsylla astila

Xenopsylla brazilliensis

b) Rat fleas (temperate zone):

Contoh: Nospsylla fasciatus

2) Human fleas

Contoh: Pulex irritans

3) Dog and cat fleas

Contoh: Ctenocephalus felis

e. Reduviid bugs (kissing bugs, penggigit muka)

2. Kelas Arachnida

a. Ticks (sengkenit)

1) Hard Ticks (sengkenit keras, famili Ixodidae)

2) Soft Ticks (sengkenit halus, famili Argasidae)

Page 12: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

9

b. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae)

1) Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen,

tungau merah)

2) Itch mites (tungau kudis, scabies, famili Sascoptidae)

3. Kelas Crustacea

Contoh kelas ini adalah Cyclops.

2.1.11 Transmisi Penyakit

Agens penyebab penyakit infeksi umumnya ditularkan pada manusia

yang rentan. Mekanisme penularan atau transmisi agens infeksius dapat

melalui beberapa cara, yaitu dari orang ke orang, melalui udara, makanan dan

air, hewan, serta vektor arthropoda.

Arthropodborne Disease

Arthropodborne disease merupakan suatu istilah yang mengandung arti

bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung jawab atas

terjadinya penularan penyakit dari satu host ke host lain.

Transmisi Arthropodborne Disease

Masuknya agens penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi timbulnya

gejala penyakit disebut sebagai masa inkubasi. Khusus pada arthropodborne

disease terdapat dua periode masa inkubasi yaitu periode pada tubuh vektor

dan periode pada tubuh manusia.

Page 13: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

10

Beberapa istilah yang digunakan pada transmisi arthropodborne disease

antara lain:

1. Inokulasi

Inokulasi adalah masuknya agens penyakit atau bibit yang berasal dari

arthropoda ke dalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit

pada membran mukosa

2. Infestasi

Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudiian

berkembang biak disebut sebagai infestasi, misalnya penyakit skabies.

3. Extrinsic Incubation dan Intrinsic Incubation Period

Waktu yang diperlukan agens penyakit untuk berkembang dalam tubuh

vektor disebut sebagai masa inkubasi ekstrinsik, sementara waktu yang

dibutuhkan untuk bekembang dalam tubuh manusia disebut sebagai masa

inkubasi intrinsik. Contoh, parasit malaria dalam tubuh nyamuk Anopheles

memerlukan waktu 10-14 hari untuk berkembang bergantung pada

temperatur lingkungan (masa inkubasi ekstrinsik), sedangkan masa inkubasi

intrinsiknya dalam tubuh manusia berkisar antara 12-30 hari bergantung pada

jenis plasmodium malaria.

4. Definitive Host dan Intermediate Host

Vektor atau manusia akan disebut definitive host atau intermediate host

bergantung pada apakah dalam tubuh vektor atau manusia tersebut terjadi

perkembangan siklus seksual atau aseksual agens penyakit. Apabila yang

berlangsung siklus seksual, vektor atau manuia itu disebut sebagai definitive

host. Contoh, parasit malaria menjalani siklus seksual di tubuh nyamuk

Page 14: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

11

Anopheles dan menjalani siklus aseksual pada tubuh manusia. Dengan

demikian, nyamuk Anopheles merupakan definitive host, dan manusia

merupakan intermediate host.

Ada 3 jenis cara penularan arthropodborne disease, antara lain:

1. Kontak langsung

Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari

satu orang ke orang laiin melalui kontak langsung. Contoh, skabies dan

pedikulus.

2. Transmisi penyakit mekanis

Agens penyakt ditularkan secara mekanis oleh arthropoda, misalnya

penularan penyakit diare, tifoid, keracunan makanan, dan trakoma oleh lalat.

Secara karakteristik, arthropoda sebagai vektor mekanis membawa agens

penyakit dari manusia yang berasal dari tinja, darah, ulkus, superfisial, atau

eksudat. Kontaminasi bisa terjadi pada permukaan tubuh arthropoda saja,

tetapi bisa juga berasal dari agens yang ditelan dan kemudian dimuntahkan

atau dikeluarkan melalui kotoran arthropoda.

Agens penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda

adalah bakteri enterik yang ditularkan oleh lalat rumah. Diantara bakteri

semacam itu, Salmonella typhosa, spesies lain dari salmonella, E. coli, dan

Shigella dysentry merupakan agens penyakit yang paling sering ditemui dan

paling penting. Lalat rumah dapat menjadi vektor agens penyakit

tuberkulosis, anthraks, tularemia, dan brucellosis.

Page 15: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

12

3. Transmisi penyakit biologis

Agens penyakit mengalami perubahan siklus dengan atau tanpa

multiplikasi di dalam tubuh arthropoda, penularan semacam itu disebut

sebagai transmisi biologis. Ada tiga cara transmisi biologis, yaitu:

a. Propagative

Agens penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi

bermultiplikasi di dalam tubuh vektor. Contoh, Plague bacilli pada

pinjal tikus.

b. Cyclo-propagative

Agens penyakit mengalami perubahan siklus dan bermultiplikasi di

dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk

Anopheles.

c. Cyclo-development

Agens penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak

bermultiplikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada

nyamuk Culex dan cacing pita pada Cyclops.

Parasit (dalam tubuh vektor)

Perubahan Siklus Multiplikasi

Cyclo-development

(filaria)

Cyclo-propagative

(pl. malaria)

Propagative

(plague bacilli)

Page 16: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

13

2.1.12 Penyakit Penting yang Ditularkan Melalui Nyamuk

Beberapa tahun terakhir ini, beberapa virus ditularkan oleh arthropoda

secara biologis. Virus tersebut masuk dalam kelompok Arbovirus. Lebih dari

100 jenis virus kelompok ini telah dapat dibedakan. Organisme ini

ultramikroskopik dan merupakan parasit obligat pada sel-sel host. Sebagian

besar virus kelompok ini memanfaatkan nyamuk sebagai vektor alamiahnya.

Virus paling penting adalah virus yang menyebabkan yellow fever, dengue

hemorrhagic fever, ensefalitis, Colorado tick fever, dan Sandfly fever.

Arthropodborne virus berkembang di daerah tropis dan meluas ke daerah

subtropis.

2.1.13 Arthropoda dan Penyebaran Penyakit

Di bawah ini merupakan beberapa contoh artrhropoda dan penyakit-

penyakit yang disebarkannya.

Mosquito (Nyamuk)

Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada

manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus. Nyamuk dari

genus Psorophora dan Janthinosoma yang terbang dan menggihit pada siang

hari, membawa telur dari lalat Dernatobia hominis dan menyebabkan

myasis pada kulit manusia atau pada mamalia lain. Berikut penjelasan

mengenai spesies yang merupakan vektor penting penyebab penyakit

tertentu pada manusia.

1. Malaria

Vektor siklik satu-satunya untuk penyakit malaria pada manusia

dan kera adalah nyamuk Anopheles. Sementara itu, penyakt malaria

Page 17: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

14

pada burung dapat disebabkan oleh nyamuk Anopheles dan Culex.

Contoh spesies yang penting diantara vektor malaria yaitu A.

sundaicus (Asia Tenggara, dan Selatan, Indonesia) dan A. umbrosus

(Asia Tenggara, Indonesia). Sifat suatu spesies untuk dapat

menularkan penyakit ditentukan oleh:

a. Keberadaannya di dekat tempat hidup manusia

b. Lebih menyukai darah manusia daripada darah hewan

c. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan

memberikan waktu hidup cukup lama pada plasmodium untuk

menyelesaikan siklus hidupnya.

d. Kerentanan fisiologis nyamuk terhadap parasit.

2. Filariasis

Nyamuk culex adalah vektor dari penyakit filarasis Wuchereria

bancrofti dan Brugia malayi. Di daerah tropis terdapat Culex

quinquefasciatus (fatigans), yaitu nyamuk penggigit di lingkungan

perumahan dan perkotaan, yang berkembang biak dalam air setengah

kotor sekitar tempat tinggal manusia. Spesies ini merupakan vektor

umum penyakit filariasis bancrofti yang mempunyai periodisitas

nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum filariasis

bancrofti nonperiodesitas di beberapa kepulauan Pasifik Selatan.

Nyamuk ini hidup di luar kota di semak-semak dan berkembang biak

di dalam tempurung kelapa dan lubang pohon. walau mengisap darah

dari binatang peliharaan, mamalia, dan unggas, nyamuk ini lebih

menyukai darah manusia.

Page 18: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

15

3. Demam Kuning

Demam kuning (yellow fever) merupakan penyakit virus dengan

angka kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya Afrika Barat

ke daerah tropis dan subtropis lainnya di dunia. Nyamuk yang

menggigit atau menghisap darah penderita penyakit ini, dalam tiga hari

pertama akan menjadi infektif, selama hidup nyamuk tersebut setelah

virus yang ada dalam tubuhnya menjalani masa multiplikasi selama 12

hari.

Vektor penyakit ini adalah spesies dari genus Aedes dan

Haemagogus. Aedes aegypti adalah vektor utama penyakit demam

kuning endemik. Nyamuk ini hidup di sekitar daerah perumahan dan

berkembang biak dalam berbagai macam tempat penampungan air

sekitar rumah. Larvanya tumbuh subur sebagai pemakan zat organik

yang terdapat di dasar penampungan air bersih maupun air kotor.

4. Dengue Haemorragic Fever

Dengue haermorragic fever adalah penyakit endemis yang

disebabkan oleh virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-

kadang menjadi endemik. Virus penyakit ini membutuhkan waktu

multiplikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif.

Penyakit ini khususnya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi

sepanjang tahun tertama saat musim penghujan.

Page 19: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

16

5. Ensefalitis Virus

Berbagai tipe penyakit ensefalitis ditularkan oleh nyamuk spesies

Culex dan Aedes dan kadang-kadang oleh nyamuk Anopheles dan

Mansonia. Penyakit ensefalitis Japanese B ditularkan oleh spesies

Culex pipiens, C. var pallens, C. tritaeniorhynchus, dan Aedes aegypti

yang reservoir alaminya adalah hewan peliharaan mamalia. Penyakit ini

terkadang dapat berjangkit sebagai penyakit endemik dengan angka

kematian yang tinggi.

Di Amerika Serikat bagian tengah dan barat, penyakit ensefalitis

St. Louis ditularkan terutama oleh nyamuk Culex tarsalis dan C.

pipiens. Reservoir utama nyamuk ini dalah burung peliharaan.

Houseflies (Lalat Rumah)

Lalat rumah, Musa domestica, hidup di sekitar tempat kediaman manusia

di seluruh dunia. Keseluruhan lingkaran hidupnya berlangsung antara 10

sampai 14 hari, dan lalat dewasa dapat hidup selama kira-kira 1 bulan. Larva

lalat ini terkadang menyebabkan myasis usus, saluran kencing, dan saluran

kelamin.

Lalat merupakan vektor mekanis bakteri patogen, protozoa, dan telur

serta larva cacing. Luasnya penularan penyakit yang disebabkan oleh lalat

di alam sulit ditentukan. Lalat rumah dipandang sebagai vektor penyakit

tifus abdominalis, salmonellosis, kolera, disentri, dan amuba., tuberkulosis,

pemyakit sampar, tularemia, anthraks, frambusia, konjungtivis, demam

undulans, tripanosomiasis, dan penyakit spirokaeta.

Page 20: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

17

Sandflies (lalat pasir)

Lalat pasir merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci,

dan bartonellosis. Leishmania donovani penyebab penyakit Kalaazar; L.

braziliensis penyebab leishmaniasis Amerika.

Tsetse flies

Lalat Tsetse merupakan vektor penting penyakit tripanosomiasis pada

manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit terdapat tujuh spesies dari

lalat ini yang menjadi vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan.

Vektor untuk Trypanosoma rhodesiense adalah lalat Glossina morsitans,

G. swynnertoni, dan G. Pallidipes. Sementara vektor utama untuk penyakit

tidur (Sleeping sickness) adalah lalat G. palpalis fuscipes.

Blackflies (Lalat Hitam)

Blackflies adalah hewan yang menjadi vektor penyakit onkosersiasis di

Afrika berasal dari spesies Simulium damnosum dan S. neavei, sedangkan

di Amerika adalah S. metallicum dan S. callidum.

Head Lice, Body Lice, dan Crab Lice

Tuma badan merupakan vektor tifus epidemik dan epidemik relapsing

fever di Eropa fan amerika Latin. Tuma tipe ini akan terinfeksi Rickettsia

prowazeki, jika menghisap darah penderita yang mengandung organisme

ini. Rickettsia tersebut kemudian berkembang biak dalam epitel almbung

tuma dan dikeluarkan bersama tinja. Tuma tetap infektif selama hidupnya.

Infekai pada manusia biasanya terjadi karena adanya kontaminasi tinja atau

badan tuma yang terkoyak pada luka, kulit yang lecet, atau lapisan mukosa.

Page 21: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

18

Fleas (Pinjal)

Pinjal hanya penting dalam dunia kedokteran jika berhubungan dengan

penularan penyakit sampar dan tifus endemik. Pinjal juga bertindak

sebagai hospes perantara parasit.

1. Penyakit Sampar

Penyakit sampar ditularkan oleh pinjal tikus dari spesies

Xenopsylla cheopis merupakan vektor yang paling penting, pinjal ini

mudah menularkan penyakit dan tetap infektif untuk waktu yang lama

dan tersebar luas. Spesies lain penting hanya untuk daerah tertentu di

berbagai bagian dunia. Pinjal spesies Pulex irritans pernah dilaporkan

menularkan penyakit sampar dari penderita yang meninggal akibat

penyakit ini dan merupakan vektor sampar yang penting di daerah

Andes, Chili.

2. Tifus Endemik

Penyebab tifus endemik adalah Rickettsia prowuzeki var typhi.

Organisme ini ditularkan dari tikus ke tikus lain dan dari tikus ke

manusia oleh pinjal spesies Xenopsylla cheopis dan Nosopsyllus

fasciatus. Satu kali menghisap adarah penderita penyakit ini dapat

menyebabkan pinjal infektif selama hidupnya. Rickettsia prowuzeki

var typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat terjadi karena luka

gigitan atau kulit lecet yang terkontaminasi oleh pinjal infektif.

Reduviid Bugs (Kissing Bugs)

Berbagai spesies reduviid merupakan vektor yang penting untuk

Trypanosoma cruzi (organisme penyebab penyakit Chagas) dan untuk T.

Page 22: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

19

rangeli yang ternyata tidak patogen bagi manusia. Kebanyakan reduviid

mampu menularkan penyakit, tetapi hanya beberapa spesies saja yang

merupakan vektor yang efektif. Vektor yang paling penting adalah Triatoma

infestans, Panstrongylus megistus, dan Rhodnius prolixus.

Ticks (Sengkenit)

Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, Smith

dan Kilbourne menemukan spesies Boophilus annulatus sebagai vektor

penular demam Texas pada lembu. Beberapa spesies sengkenit tidak saja

dapat menularkan penyakit saat dalam sengkenit menjalani stadium

metamorfosisnya, tetapi juga melalui telur, kepada generasi sengkenit

berikutnya. Penularan penyakit ini pada binatang peliharaan akan

menyebabkan kerugian keuangan yang besar.

Sengkenit dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit pada manusia,

misalnya pada penyait Rickettsia, penyakit virus, penyakit bakteri, dan

penyakit spirokaeta.

1. Penyakit Rickettsia

Contoh-contoh penyakit Rickettsia, antara lain:

a. American spotted fever

Agens penyakit ini adalah Rickettsia ricketsii. Vektor untuk

penyakit ini antara lain dari genus Amblyomma (A. americanum, A.

cajennense, A. ovale, dan A sriatum).

b. Boutonneuse fever

Agens penyakit ini adalah Rickettsia conorri. Vektor penyakit ini

antara lain Amblyomma hebracum dan Rhipicephalus sanguineus.

Page 23: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

20

c. African tick fever

Agens penyakit yaitu Rickettsia conorri. Sengkenit yang menjadi

vektor penyakit ini antara lain Amblyomma hebraeum,

Haemphophysalis leachi, dan Hyaloma aegyptium.

2. Penyakit Virus

Contoh-contoh penyakit virus, antara lain:

a. Colorado tick fever

Vektor: Dermacentor andersoni

b. Demam berdarah (Hemorrhagic fever)

Agens penyakit ini adalah virus DHF. Vektor: Hyalomma

marginatum, H. anatolicum, dan Dermacentor pictu.

3. Penyakit Bakteri

a. Relapsing fever

Agens penyakit: Borrelia duttoni. Vektor penyakit ini adalah genus

Ornithodoros (O. erraticus, O. hermsi, O. morocanus, O. moubata

dan O. talaje)

b. Tularemia

Vektor penyakit ini adalah Amblyomma americanum, Ixodes

rincinus, dan Dermacentor albipictus.

Mites (Tungau)

Tungau adalah vektor untuk penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus

yang disebabkan oleh Rickettsia tsutsuhgamushi. Gigitan tungau pada

manusia meyebabkan luka bernanah yang disertai dengan demam

remiten, limfadenitis, dan suatu eritema yang merah sekali. Tungau yang

Page 24: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

21

menjadi vektor utama penyakit ini adalah Trombicula akamushi dan T.

deliensis. Tungau menularkan penyakit pada tikus ladang di Jepang dan

beberapa tikus rumah di Taiwan dan Indonesia.Manusia merupakan

hospes secara kebetulan karena larva tugau melekatkan diri pada pekerja

di ladang.

Cyclops

Cyclops adalah hospes perantara dari Dracunculus mendinensis, caccing

cestoda dan cacing nematoda (Candra,2007).

2.1.14 Pengendalian Vektor

Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah upaya untuk

mengurangi atau menurunkan populasi vektor atau binatang pengganggu

dengan maksud pencegahan atau pemberantasan penyakit yang ditularkan atau

gangguan (nuisance) oleh vektor dan binatang pengganggu tersebut.

Menurut WHO (Juli Soemirat,2009:180), pengendalian vektor penyakit

sangat diperlukan bagi beberapa macam penyakit karena berbagai alasan :

a. Penyakit tadi belum ada obatnya ataupun vaksinnya, seperti hamper

semua penyakit yang disebabkan oleh virus.

b. Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum

efektif, terutama untuk penyakit parasiter

c. Berbagai penyakit di dapat pada banyak hewan selain manusia,

sehingga sulit dikendalikan.

d. Sering menimbulkan cacat, seperti filariasis dan malaria.

Page 25: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

22

e. Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak cepat seperti

insekta yang bersayap.

Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam pengendalian arthropoda

antara lain:

Pengendalian Lingkungan

Strategi ini dilaksanakan atas dasar ekologi vektor, sehingga diketahui

berbagai karakteristik vektor seperti habitat, usia hidup, probabilitas

terjadi infeksi pada manusia, kepekaan vektor terhadap penyakit. Atas

dasar ini dapat dibuat strategi pengendalian yang menyeluruh dengan

meningkatkan partisipasi masyarakat dan kerjasama sektoral.

Pengendalian lingkungan merupakan cara terbaik untuk mengontrol

arthropoda karena hasilnya dapat bersifat permanen. Contoh,

membersihkan tempat-tempat hidup atrhropoda (Candra,2007).

Pengendalian Kimia

Pada pengendalian ini, dilakukan penggunaan beberapa golongan

insektisida seperti golongan organoklorin dan golongan

organofosfatsida. Namun penggunaan insektisida ini sering

menimbulkan resistensi dan juga kontaminasi pada lingkungan

(Candra,2007).

Pertumbuhan penduduk yang cepat membutuhkan lebih banyak lahan

untuk bercocok tanam, bermukim dan berkarya, sehingga terjadi

sarang0sarang insekta baru terutama didaerah kumuh, persawahan,

persampahan, dan drainase (Juli, 2009).

Page 26: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

23

Pengendalian Biologi

Pengendalian biologi ditujukan untuk mengurangi pencemaran

lingkungan akibat pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan

beracun. contoh pendekatan ini adalah pemeliharaan ikan (Candra,

2007).

A compelling motivation for adoption of biological control is reduced

ongoing expenditure for pesticides, labor, specialized equipment, and –

potentially – a permanent return to ecological conditions more similar

to those seen before the arrival of the pest ( Boettner,2000).

Motivasi yang menarik untuk adopsi pengendalian hayati adalah

pengeluaran berkelanjutan dikurangi untuk pestisida, keselamatan tenaga

kerja, peralatan khusus, dan berpotensi permanen kembali ke kondisi

ekologi yang lebih mirip dengan yang terlihat sebelum kedatangan hama.

( Boettner,2000).

Menurut Juli Soemirat; 2009 pengendalian secara biologis dilakukan

dengan dua cara, yakni :

a. Memelihara musuh alaminya

Musuh alami insekta dapat berupa pemangsanya ataupun

mikroba penyebab penyakitnya. Untuk ini perlu diteliti lebih lanjut

pemangsa dan penyebab penyakit mana yang paling efektif dan

efisien mengurangi populasi insekta. Untuk ni perlu juga dicari

bagaimana caranya untuk melakukan pengendalian pertumbuhan

pemangsa dan penyebab penyakit ini apabila populasi vektor sudah

terkendali jumlahnya.

Page 27: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

24

Paul DeBach, a student of Smith’smade major experimental

contributions towards evaluating natural enemy impact on target

pest populations. Most notably DeBach used pesticide exclusion

(i.e., removal of natural enemies with insecticides to demonstrate

their regulatory effect), physical exclusion (i.e., the use of field cages

to exclude natural enemy access to pest populations), and biological

exclusion (i.e., the removal of ants to allow natural enemies access

to honeydew producing pests). Current research efforts use similar

experimental techniques and use refined theoretical concepts to

build upon this historical foundation (Hoddle, 2012).

Paul DeBach, seorang mahasiswa dari Smith’s membuat

eksperimental kontribusi terhadap mengevaluasi dampak musuh

alami pada populasi hama sasaran. Terutama DeBach digunakan

pengecualian pestisida (yaitu, penghapusan musuh alami dengan

insektisida untuk mendemonstrasikan efeknya peraturan),

pengecualian fisik (yaitu, penggunaan Lapangan kandang untuk

mengecualikan alam musuh akses ke populasi hama) dan

pengecualian biologis (yaitu, penghapusan semut untuk

membolehkan akses musuh alami ke penghasil hama Melon). Upaya

penelitian saat ini menggunakan teknik eksperimental yang sama

dan menggunakan konsep teoritis halus untuk membangun atas dasar

ini sejarah (Hoodle,2012).

Page 28: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

25

b. Mengurangi fertilitas insekta

Untuk cara kedua ini pernah dilakukan dengan meradiasi

insekta jantan sehingga steril dan menyebarkannya di antara insekta

betina. Dengan demikian telur yang dibuahi tidak dapat menetas.

Cara kedua ini masih dianggapa terlalu mahal dan efisiensinya masih

perlu dikaji.

Pengendalian Rekayasa

Pengendalian rekayasa pada hakekatnya ditujukan untuk mengurangi

sarang insekta dengan melakukan pengelolaan lingkungan, yakni

melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan. Manipulasi adalah

tindakan sementara sehingga keadaan tidak menunjang kehidupan vektor.

Sebagai contoh adalah niveau air atau membuat pintu air sehingga salinitas

air dapat diatur.

Modifikasi adalah tindakan untuk memperbaiki kualitas lingkungan

secara permanen, seperti pengeringan, penimbunan genangan, perbaikan

tempat pembuangan sampah sementara atau akhir (TPS, TPA), dan

kontruksi serta pemeliharaan saluran drainase (Juli Soemirat, 2009).

Pengendalian genetik

Dalam pendekatan ini, ada beberapa tekhnik yang dapat digunakan

diantaranya steril technique, cytoplasmic incompatibility, dan

choromosomal translocation.

Page 29: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

26

Pengendalian Arthropoda

Berikut beberapa tekhnik pengendalian yang dapat diterapkan pada masing-

masing arthropoda.

Pengendalian nyamuk

Didalam upaya pengendalian nyamuk, beberapa metode yang dapat

digunakan antara lain tindakan anti larva, tindakan terhadap nyamuk dewasa,

dan tindakan terhadap gigitan nyamuk. Untuk tindakan anti larva, metode

berikut dapat diterapkan yaitu:

1. Pengendalain lingkungan

2. Pengendalian kimia debgan menggunakan mineral oils, paris green,

insektisida sintesis, misalnya fenthion dan malathion.

3. Pengendalian biologi

Sementara itu, didalam upaya pengendalian terhadap nyamuk

dewasa, beberapa metode yang dapat dilakuakn yaitu:

1. Residual sprays

2. Space sprays yaitu penyemprotan ruang menggunakan ekstrak

pyrethrum ataupun residual insektisida.

3. Pengendalian genetik dengan menggunakan steril male technique

dan sex distortion.

Page 30: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

27

Untuk pengendalian terhadap gigitan nyamuk, dapat dilakukan

tindakan-tindakan berikut ini.

1. Pemasangan kelambu

2. Pelaksanaan screening

3. Penggunaan repellent (penolak nyamuk) yang mengandung zat

kimia diethyltoluamide, indalon atau dimethyl karbote.

Pengendalian Lalat Rumah

Didalam upaya pengendalian lalat rumah, beberapa metode yang dapat

dilakukan yaitu pengendalian lingkungan, pengendalian insektisida, fly

papers, perlindungan terhadap lalat, dan pendidikan kesehatan. Berkaitan

dengan pengendalian yang menggunakan insektisida, teknik-teknik berikut

dapat digunakan yaitu:

1. Residual sprays yang menggunakan bahan kimia DDT 5 %,

methoxychlor 5%, lindane 0,5 %, dan chlordane 2,5 %.

2. Baits yang menggunakan bahan kimia diazinon, malathion dan

dichlorvos.

3. Cords and ribbons

Cord dan ribbon dapat mengandung bahan diazinon, fenthion, atau

dimethoate.

4. Space Sprays yaitu metode penyemprotan ruangan menggunakan

pyrethrine, DDT, atau BHC

Page 31: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

28

Tabel. Pengendalian lalat rumah dengan insektisida

Residual spray Dosis g/ m2 Durasi (bulan)

DDT 1-2 12-26

Lindane 0,5 3

Malathion 2 3

Pengendalian Lalat Pasir

Teknik yang digunakan dalam pengendalian lalat pasir adalah penggunaan

insektisida dan sanitasi lingkungan. DDT 1-2 g/m2 dan Lindane dapat

digunakan sebagai insektisida untuk mengendaliakn populasi lalat pasir

(Heru,1995).

Pengendalian Lalat Tsetse

Terdapat 4 teknik dalam pengendalian lalat tsetse diantaranya penggunaan

insektisida, pembabatan tumbuhan, game destruction stsu lombs pemusnahan

lalat tsetse secara besar-besaran di benua Afrika, dan pengendalian genetik.

Pengendalian Tuma

Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida yaitu DDT

dan Maalthion 0,5 % atau dengan menerapkan personal higiene pada setiap

individu.

Pengendalian Skabies

Penyebaran penyakit skabies dapat dikendalikan melalui penggunaan

bahan-bahan kimia antara lain benazyl benzoate 25%, BHC 0,5%, tetmosol 5

%, dan sulfur ointment 2,5-10%.

Page 32: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

29

Pengendalian Pinjal

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan insektisida DDT,

Diazinon 2 %, dan Malathion 5%, penggunaan repellent, dan pengendalian

terhadap hewan pengerat.

Pengendalian Sengkenit dan Tungau

Insektisida, pengendalian lingkungan dan perlindungan terhadap pekerja

merupakan tindakan yang tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit

yang disebabkan sengkenit dan tungau.

Pengendalian Cyclops

Untuk mengendalikan populasi cyclops yaitu dengan pengendalian fisik

melalui penyaringan dan pemasakan air (minimak sampai suhu 600 C),

pengendalian kimia yaitu dengan penggunaan khlorine 5 ppm, lime (batu

kapur), dan Abate (1mg/liter) dan pengendalian biologis melalui

pemeliharaan ikan.

Pemantauan

Pengendalian vektor penyakit ini merupakan konsep yang relative baru.

Pada awalnya orang berpikir tentang pembasmian vektor. Akan tetapi kemudian

tampak bahwa pembasmian itu sulit dicapai dan kurang realistis dilihat dari sisi

ekologis. Oleh karenanya pengendalian vektor saat ini akan ditujukan untuk

mengurangi dan mencegah penyakit bawaan vektor sejauh dapat dicapai dengan

keadaan social-ekonomi yang ada serta keadaan endemic penyakit yang ada. Oleh

karenanya pemantauan keadaan populasi insekta secara kontinu menjadi sangat

penting.

Page 33: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

30

Pengendalian secara terpadu direncanakan dan dilaksanakan untuk jangka

panjang, ditunjang dengan pemantuan yang kontinu. Untuk ini diperlukan

berbagai parameter pemantauan dan pedoman tindakan yang perlu diambil apabila

didapat tanda-tanda akan terjadinya kejadian luar biasa/wabah.

Parameter vektor penyakit yang dipantau antara lain adalah :

1. Indeks lalat untuk kepadatan lalat

2. Indeks pinjal untuk kepadatan pinjal

3. Kepadatan nyamuk dapat dinyatakan sebagai Man Biting Rate (MBR),

indeks container, indeks rumah, dan/atau indeks Breteau

Tindakan khusus diambil apabila kepadatan insekta meningkat cepat dan

dikhawatirkan akan terjadi wabah karenanya. Tindakan sedemikian dapat

berupa :

a. Intensifikasi pemberantasan sarang seperti perbaikan saluran drainase,

kebersihan saluran dan reservoir air, menghilangkna genangan,

mencegah pembusukan sampah, dan lain-lain.

b. Mobilisasi masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan

dengan memelihara kebersihan lingkungan masing-masing

c. Melakukan penyemprotan insektisida terhadap vektor dewasa didahului

dengan uji resistensi insekta terhadap insekta yang akan digunakan

(Juli,2009).

Page 34: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

31

2.2 Masalah Pengawasan Rodentia

2.2.1 Klasifikasi Rodentia (Binatang Pengerat)

Binatang pengerat dapat diklasifikasikan menjadi dua, rodent

domestik dan rodent liar.

1. Binatang Pengerat Domestik

Rodent domestik merupakan binatang pengerat yang

kehidupannya berhubungan erat dengan kehidupan manusia dan

sering menimbulkan masalah besar bagi kesehatan masyarakat.

Berikut beberapa contoh spesies yang termasuk dalam kategori ini

a. Tikus Loteng atau roof rat (Rattus rattus)

Tikus ini memiliki pergerakan yang terbatas. Tikus ini pemanjat

yang baik dan terutama hidup di atap-atap rumah. Di beberapa

tempat, tikus ini membuat Iubang-lubang persembunyian. Tikus

ini juga dapat hidup di dalam kapal.

b. Tikus Norwegia (Rattus norwegicus)

Tikus ini termasuk dalam golongan hewan semidomestik dan

sering ditemukan di parit, saluran air kotor, maupun di rumah.

c. Tikus rumah (Mus musculus)

Tikus hitam (Rattus rattus) ditemukan di Eropa, penyebarannya

meluas sampai abad ke-11, dan berkurang setelah kedatangan tikus

Norwegia. Tikus ini lebih ringan dari pada tikus Norwegia dan

telinga serta ekomya lebih panjang. Sesuai dengan namanya (tikus

loteng atau roof rat), tikus ini sering menempati atap bangunan dan

sangat cekatan dalam memanjat dan mencari pintu masuk ke

Page 35: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

32

bangunan dan sangat cekatan dalam memanjat dan mencari pintu

masuk ke bangunan melalui ventilator, pintu yang terbuka, jendela

loteng, dan lain-lain, setelah terlebih dulu mencapai bangunan

melalui dahan pohon, kawat listrik dan sebagainya.

Rattus rattus mempunyai 3 subspesies, yaitu :

1. Rattus rattus alexandrinus (tikus alex atau tikus abu)

2. Rattus rattus frugirorus (tikus buah atau tikus pohon)

3. Rattus rattus (tikus hitam).

Ketiga subspesies ini umumnya menyerupai tikus loteng. Namun,

karena warnanya bervariasi dari hitam, coklat, sampai abu-abu, agak

sulit untuk mengidentifikasi tikus tersebut. Tikus loteng lebih suka

makan padi-padian dan makanan yang dibuat dari beras. Jika tidak ada

padi-padian, tikus itu akan mencari makanan lain. Kotoran yang

dihasilkan tikus tersebut lebih sedikit dari pada yang dihasilkan tikus

Norwegia. Tikus loteng lebih sering terdapat di daerah perdesaan.

Tikus Norwegia atau biasa disebut tikus coklat, berasal dari Cina

Barat dan pertama kali ditemukan di Eropa pada sekitar tahun 1727.

Pada pertengahan abad ke-18, spesies ini berkembang pesat dan

bermigrasi ke Amerika. Tikus ini banyak terdapat di kota dan sering

terlihat di dalam bangunan, sebagai tikus loteng, atau di selokan dan

di dermaga. Karena ukurannya yang besar, tikus ini dapat

memusnahkan spesies lain dengan cara mendatangi dan

memangsanya. Tikus Norwegia berwarna coklat keabu-abuan dan

memiliki ekor dan telinga yang pendek serta badan yang pendek

Page 36: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

33

gemuk. Hewan ini bersembunyi dan bersarang di bawah tanah juga

dibawah timbunan sampah. Makananya sangat bervariasi mulai dari

sampah, padi-padian, sayur-sayuran, daging, sampai makanan yang

biasa dikonsumsi manusia. Tikus Norwegia berkembang pesat di

tempat yang memiliki banyak persediaan makanan atau di

pelabuhan. Tikus betina muda akan berkembang biak pada usia 3-4

bulan dan mengandung selama 22 hari.

Tabel 9.1 Tanda-tanda binatang pengerat dewasa komensal

Rattus rattus Rattus norwegicus

Badan Kecil dan lansing Berat dan agak

besar

Moncong Panjang dan lancip Lebar dan tumpul

Ekor Lebih panjang dari

pada panjang

kepala + badan

Lebih panjang dari

pada panjang kepala

+ badan

Telinga Besar Kecil

Mata Besar dan menonjol Kecil

Berikut beberapa kebiasaan yang sering ditemukan pada tikus.

1. Senang ditempat yang banyak makanan atau sisa-sisanya.

2. Keluar pada malam hari.

3. Dapat memanjat tali yang vertikal atau meniti kawat yang

horiontal.

4. Dapat memanjat atau masuk ke dalam pipa berdiameter 2-10 cm.

5. Dapat meloncat secara vertikal setinggi 90 cm atau meloncat secara

horionta l, 2 m.

Page 37: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

34

6. Dapat melompat dari ketinggian 15 meter tanpa cedera.

7. Jarak terjauh antara lubang atau sarang tikus dan lokasi sasaran

adalah sekitar 7, 5 m (Chandra, 2007).

2. Binatang Pengerat Liar

Berikut beberapa spesies dari golongan rodent liar yang paling

banyak ditemukan.

a. Tatera indica, merupakan hospes reservoir alami dari penyakit

sampar.

b. Bandicota bengalensis varius (Gunomys Kok).

c. Bandicota indica

d. Millardia meltada

e. Millardia gleadowi

f. Mus booduga

2.2.2 Hubungan Rodentia dengan Kesehatan Masyarakat dan Ekonomi

Binatang Pengerat dan Hubungannya dengan Kesehatan

Masyarakat

Tikus domestik dan binatang pengerat lain, karena distribusinya

yang luas dan hubungannya dengan manusia, berpotensi menyebarkan

penyakit yang penting. Penderitaan yang ditimbulkan akibat tikus ini

yang ringan berupa rasa tidak enak pada tempat bekas gigitan sampai

keadaan yang serius, seperti typhoid murine fever, dan yang fatal seperti

pes bubonic. Demam gigitan tikus, sesuai dengan namanya ditularkan ke

manusia melalui gigitan binatang yang terinfeksi oleh binatang pengerat.

Walaupun memiliki angka presentase kasus yang rendah, penyakit ini

Page 38: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

35

sering menjadi masalah kesehatan dibeberapa daerah perkotaan tempat

ratusan orang digigi oleh binatang pengerat setiap tahunnya.

Penyakit Weil atau hemorragic jaundice mungkin ditularkan ke

manusia melalui makanan yang terkontaminasi atau akibat kontak

dengan tikus atau ekstreta tikus yang infeksius. Tikus dapat berperan

dalam penularan berbagai macam penyakit seperti disentiy amuba,

cacing trichinosis, dan sebagainya. Tikus rumah (Mus musculus) dikenal

sebagai reservoir pada rickettsial pox dibagian timur laut Amerika dan

diketahui dapat berperan sebagai reservoir penyakit pes (Chandra, 2007).

Sejumlah penyakit yang dihubungkan atau ditularkan melalui

binatang pengerat, antara lain:

1. Penyakit akibat bakteri

Contoh: sampar atau pes, tularemia, dan salmonelosis.

2. Penyakit akibat virus

Contoh: lassa fever haemorragic fever, dan ensefalitis.

3. Penyakit akibat Rickettsia

Contoh: scrub typhus, murine typhus, dan rickettsial pox.

4. Penyakit akibat parasit

Contoh: Hymenolepis diminuta, leishmaniasis, amebiasis, trichinosis,

dan penyakit chagas.

5. Penyakit lain

Contoh: demam gigitan tikus, leptospirosis, histoplasmosis, dan ring

worm (kurap).

Page 39: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

36

Berikut beberapa tipe kontak dengan tikus dan contoh penyakit yang

ditularkan akibat kontak tersebut.

a. Melalui gigitan tikus, misalnya, rat bit fever.

b. Melalui kontaminasi pada makanan atau air, misalnya salmonelosis

dan leptospirosis.

c. Melalui pinjal tikus, misalnya, sampar dan tifus.

Binatang Pengerat dan Hubungannya dengan Faktor Ekonomi

Biaya yang dibutuhkan atau dihabiskan oleh tikus ini sangat

besar. Suatu hasil penilaian yang konservatif menyatakan bahwa jumlah

populasi tikus sama dengan jumlah populasi manusia di Amerika Serikat

dan setiap tikus itu dapat mengonsumsi makanan sedikitnya 1 ons per

hari. Binatang pengerat mungkin dapat mengonsumsi segala sesuatu

yang praktis dimakan oleh manusia ataupun ternak. Jika tikus

menggantungkan hidupnya hanya pada terigu, hewan tersebut

diperkirakan membutuhkan hampir 5000 ton persediaan makanan per

hari (jumlah per tahunnya diperkirakan sekitar >$100.000.000).

Tikus-tikus ini merusak bahan makanan dan menyebabkan

turunnya nilai ekonomis produk makanan yang dibuat bahan makanan

tersebut. Amerika dan badan-badan pengawas makanan terpusatnya telah

memberikan perhatian khusus pada makanan yang terkontaminasi oleh

tikus dan mengharuskan makanan semacam itu disingkirkan atau

dibuang (Chandra, 2007).

Page 40: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

37

2.2.3 Tekhnik Pengawasan Rodentia

Keberadaan tikus di suatu tempat dapat diketahui dengan

beberapa cara, walau pada umummnya ditandai dengan adanya benda

yang rusak. Penentuan yang akurat akan adanya infestasi tikus dapat

diperoleh melalui pengamatan terhadap bahan makanan atau aktivitas

sarang dan tanda-tanda pergerakan tikus dari sarang ke daerah makanan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah tikus pada umumnya hanya

berada dalam radius sekitar 100 meter dari lokasi sarangnya, sedangkan

tikus rumah biasanya berada sekitar 30 kaki dari sarangnya. Tanda-tanda

yang dapat diamati untuk mengevalusi perluasan infestasi tikus, antara

lain:

1. Bekas gigitan atau gerogotan tikus

Tikus yang sering menggerogoti sesuatu, gigi depannya dengan cepat

menjadi pendek. Untuk mendapatkan makanan, tikus menggerogoti

pintu, kontak, tas, dan tempat penyimpanan lainnya.

2. Liang

Tikus Norwegia lebih suka bersarang dibawah tanah. Liangnya sering

terdapat di sepanjang pagar, dekat pondasi bangunan, disekitar tempat

penyimpanan padi, dan di bawah lempengan beton atau tembok. Liang

yang baru tampak bersih dan licin.

3. Kotoran atau feses tikus

Kotoran tikus akan tertinggal di sepanjang tempat yang didatanginya,

misalnya, di tempat penyimpanan makanan dan air atau di pelabuhan.

Page 41: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

38

Kotoran itu berukuran panjang sekitar 3/4 inci dan mudah dibedakan

dari kotoran tikus rumah yang bentuknya menyerupai biji gandum.

4. Jalan yang dilalui tikus

Tikus mengikuti alur kltusus sepanjang waktu selama perjalananya

dalam liang atau sarang menuju ke tempat penyimpanan makanan dan

air. Jalan yang masih sering dilaluinya tanlpak terang dan bersih. Alur

di luar liang tampak bebas dari tumbuh-tumbuhan.

5. Jejak kaki dan ekor

Jejak tikus sering terlihat pada lumpur dan pada beberapa produk

makanan seperti tepung.

6. Tanda-tanda gerogotan

Tikus loteng umumnya memanjat bagian belakang dan dasar dari

bangunan dan berjalan di sepanjang palang kayu. Ketika berjalan

melewati tempat tersebut, tikus itu akan berayun-ayun di bawah

palang kayu. Lemak dan kotoran dari tubuh tikus akan berakumulasi

pada permukaan liang membentuk tanda hitam pada ayunan. Tanda-

tanda semacam itu juga dapat dilihat pada pipa atau saluran yang

dilewatinya.

7. Kumpulan tanda

Bau tikus, wama urine, tempat hidup tikus, atau bangkai tikus yang

mati di sarangnya dan di tempat penyimpanan makanan dapat

dijumpai pada pengamatan dari perjalanan infestasi tikus (Chandra,

2007).

Page 42: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

39

2.2.4 Metode Umum Pengendalian Rodentia

Metode pengendalian binatang pengerat yang sering dipakai, antara

lain:

1. Pemusnahan tikus dengan memanfaatkan musuh alami

2. Sanitasi

3. Perangkap

4. Penggunaan rodentisida

5. Fumigasi

6. Kemosterilan

7. Rat proofing

Pemusnahan Tikus dengan Pemanfaatan Musuh Alami

Musuh alami binatang pengerat, misalnya, anjing, kucing, ular, dan

burung pemangsa. semuanya dapat membantu mengurangi jumlah tikus

dan tikus besar yang biasanya tidak terbukti membahayakan manusia.

Kucing terkadang cukup efektif, tetapi hampir semua kucing sifatnya

pemalas dan hanya memakan makanan yang masih baik. Kucing baru

mau memangsa tikus Norwegia apabila tikus itu mendekatinya. Anjing

terutama jenis smallfox dan keturunannya sangat berperan dalam

mengurangi populasi tikus, tetapi sarang tikus dan tempat

persembunyiannya sulit dimasuki oleh anjing. Burung elang dan

sejenisnya dapat menghancurkan dan memangsa beberapa jenis binatang

pengerat, tetapi banyak dari burung tersebut yang diburu oleh manusia

(Chandra, 2007).

Page 43: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

40

Sanitasi

Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan senjata paling ampuh

untuk memberantas tikus secara alami. Di beberapa tempat, jumlah tikus

sangat tergantung pada banyak tidaknya jumlah makanan dan air serta

tempat persembunyian. Semakin banyak makanan, semakin bertambah

populasi tikus. Sebaliknya, apabila jumlah makanan berkurang, populasi

tikus pun ikut berkurang dengan cepat.

Berikut beberapa cara untuk menerapkan sanitasi lingkungan.

1. Penyimpanan, pengumpulan, dan pembuangan sampah dengan

benar.

2. Penyimpanan bahan makanan dengan baik dan benar.

3. Konstruksi bangunan yang anti-tikus, demikian juga dengan gudang

dan tempat penyimpanan barang.

4. Pemusnahan lubang atau sarang tikus dengan cara menyumbat

lubang secara total (Chandra, 2007).

Penggunaan Perangkap

Penggunaan perangkap merupakan cara pengendalian tikus yang

mudah. Cara ini dapat mengurangi jumlah tikus komensal tetapi bersifat

sementara. Sebaiknya jumlah perangkap yang diletakkan minimal 5%

dari jumlah populasi manusia. Wonder trap, suatu perangkap yang

dikembangkan oleh The Haffkine Institute, Bombay, dipercaya dapat

menangkap sebanyak 25 ekor tikus sekali pasang. Perangkap biasanya

diberi umpan dengan makanan makanan asli lokal.

Page 44: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

41

Tikus yang terperangkap harus dimusnahkan. Pemusnahan ini dapat

dilakukan dengan cara membenamkan mereka ke dalam air. Tikus adalah

binatang yang memiliki naluri curiga dan dapat segera bersifat trap wise

dan menghindari umpan perangkap. Oleh karena itu, penangkapan

dipandang sebagai metode tambahan dalam pemberantasan binatang

pengerat yang lain (Chandra, 2007).

Pemanfaatan Rodentisida

Pengendalian binatang pengerat juga dapat dilakukan dengan

menggunakan bahan kimia atau biasa disebut sebagai rodentisida.

Terdapat dua jenis rodentisida yang biasa digunakan, antara lain:

a. Tipe single dose (akut)

Dosis akut ini sifatnya letal terhadap tikus. Tikus akan mati sesudah

makan rodentisida ini satu kali saja.

b. Tipe multiple dose (kumulatif)

Tipe pengendalian dengan rodentisida semacam ini memerlukan

pemberian yang berulang selama 3 hari atau lebih.

Page 45: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

42

Berikut pengelompokan rodentisida akut dari Expert Committee WHO

(19730).

1. Rodentisida yang memerlukan perlakuan biasa

Red Squill

Norbronide

Zinc phosphide

2. Rodentisida yang memerlukan perhatian maksimal

Natrium fluoroasetat (persenyawaan 1080)

Fluoroacetamide

Strychine

3. Rodentisida yang terlalu berbahaya untuk digunakan

Arsenik trioksida

Phosphorus

Thallium sulfat

ANTU

Gophacide

Berikut beberapa contoh penggunaan rodentisida untuk mengendalikan

populasi tikus.

1. Barium karbonat

Zat ini berbentuk bubuk putih. tidak rnemiliki rasa, dan harganya

sangat murah. Cara menggunakannya adalah dengan mencampurkan zat

ini bersama tepung beras dengan perbandingan 1:4. Campuran tersebut

ditambah air sampai membentuk adonan yang kemudian dibuat menjadi

bulatan-bulatan seperti kelereng untuk umpan. Umpan racun kemudian

Page 46: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

43

diletakkan di dekat lubang tikus dan di tempat gelap, tempat-tempat yang

terpisah. Tikus yang memakan umpan tersebut akan mati dalam 1-24

jam. Barium karbonat merupakan rodentisida lemah dan penggunaannya

tidak dianjurkan lagi.

2. Zinc phosphide

Zinc phosphide merupakan rodentisida yang efisien. Apabila basah,

zat kimianya secara lambat membentuk phosphine yang mengeluarkan

bau bawang putih dan merupakat repellent bagi manusia dan hewan

peliharaan domestik. Namun, karena tidak memiliki efek yang

merugikan bagi tikus, zat ini digunakan bersama tepung terigu atau

tepung beras dengan perbandingan 1:10. Selain itu, agar tikus lebih

tertarik, tepung yang sudah dicampur dengan zinc phosphide juga

ditambah dengan beberapa tetes minyak goreng bekas (minyak jelantah).

Tikus yang memakan racun ini akan mati dalam waktu kurang lebih 3

jam. Selama kontak dengan zat ini, sebaiknya pengguna mengenakan

sarung tangan karet karena zat tersebut sangat beracun. Untuk mencegah

terjadinya keracunan pada manusia dan bintang peliharaan, suatu kotak

khusus telah dirancang untuk meletakkan campuran tepung tersebut.

Karena keamanannya terjamin. harganya murah, dan keefektifannya

tinggi, zat ini dianjurkan untuk pemakaian skala besar guna menekan

populasi tikus.

Contoh racun tipe multiple dose (kumulatif) antara lain warfarin,

diphacinone, coumaryl, dan pindone. Zat di atas memiliki sifat anti-

koagulan yang dapat menyebabkan perdarahan intemal dan kematian

Page 47: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

44

yang lambat dalam waktu 4-10 hari. Pemakaian rodentisida antikoagulan

secara terus-menerus menyebabkan terbentuknya populasi tikus

Norwegia yang resisten di beberapa negara Eropa. Di beberapa negara,

pemakaian rodentisida kronis telah dihentikan. Semua racun yang

ditujukan untuk binatang pengerat bersifat toksik bagi mamalia termasuk

manusia. Dengan demikian, pemanfaatannya harus dilakukan secara

hati-hati.

Sifat dan derajat racun itu sangat berbeda, misalnya persenyawaan

1080 terutama menyebabkan kejang-kejang yang diikuti depresi saraf

pusat. Keracunan Strichine merupakan satu kasus khusus karena kejang-

kejang hebat pada keracunan inl tidak disertai dengan hilangnya

kesadaran, sedangkan kematian yang terjadi dapat disebabkan oleh

asfiksia atau serangan pada bagian-bagian vital susunan saraf pusat.

Thallium sulfat selain menyebabkan gastroenteritis, juga

menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. ensefalopati, neuritis, dan

ataksia. Sementara itu, walfarin dapat menyebabkan keracunan kronis

karena zat tersebut menghambat pembentukan protrombin dan

menyebabkan kerapuhan kapiler sehingga terjadi perdarahan.

Nilai Ambang Batas (NAB) untuk racun-racun tersebut, antara lain:

1. Persenyawaan 1080 (0,05 mg/m3)

2. Thallium sulfat (0,15 mg/m3)

3. Warfarin (0,1 mg/m3)

Page 48: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

45

Fumigasi

Fumigasi merupakan cara yang efektif untuk membasmi tikus

maupun pinjalnya. Fumigant yang dipakai dalam kampanye anti-tikus

adalah kalsium sianida (sering disebut Sianogas atau cymag), karbon

disulfida, mentil bromida, sulfur dioksida, dan lain-lain.

Sianogas telah digunakan secara luas di India untuk memfumigasi

liang-liang tikus. Zat kimia ini dibuat dalam bentuk bubuk dan

dipompakan ke dalam terowongan tikus dengan pompa kaki khusus yang

disebut Sianogas Pump. Sekitar 2 ons zat ini dipompakan ke dalam liang-

liang tikus setelah sebelumnya lubang keluar liang itu ditutup dengan

lumut basah. Apabila berkontak dengan kelembaban, bubuk sianogas

akan membebaskan gas HCN yang mematikan baik tikus maupun

terhadap pinjalnya. Dalam pelaksanaan furmigasi ini, diperlukan petugas

yang terlatih karena zat yang digunakan sangat berbahaya bagi manusia

dan ternak. Untuk pemberantasan tikus dari kapal, fumigasi dilakukan

dengan menggunakan sianogas atau sulfur dioksida (Chandra, 2007).

Komosterilan

Kemosterilan merupakan zat kimia yang dapat menyebabkan

sterilitas sementara maupun permanen baik pada satu tikus (baik jantan

maupun betinanya). Kemosterilant untuk pengendalian binatang

pengerat masih dalam tahap percobaan (Chandra, 2007).

Page 49: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

46

Rat Proofing

Tikus cenderung tumbuh dan berkembang biak sesuai dengan

persediaan makanan yang tersedia. Bangunan anti-tikus baik di luar

maupun dalam gedung adalah konstruksi bangunan yang tidak memiliki

tempat terbuka sama sekali untuk tikus dalam gedung. Material anti-tikus

adalah perangkat kayu keras, logam gaalvanic, dan sement porthland

martir, yang dapat mencegah tikus masuk melalui lubang ukuran ½ inci

atau lebih.

Rat stoppage adalah modifikasi bangunan anti-tikus yang diterapkan

pada bangunan yang sudah ada. Metode ini merupakan suatu kontruksi

bangunan yang lebih murah untuk mencegah masuknya tikus ke dalam

bangunan dengan cara menutup semua kemungkinan jalan yang ada.

Prinsip metode ini adalah menutup dinding luar yang terbuka dengan

material yang tidak bisa ditembus tikus (Chandra, 2007).

Page 50: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

47

BAB III

PENUTUP

3.3 Kesimpulan

1. Kelas arthropoda penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan

penyakit pada manusia adalah kelas insekta, arachinoda, dan crustasea.

2. Penularan penyakit arthropoda dapat berlangsung secara transmisi

biologis, yaitu saat terjadi proses perkembangbiakan agens penyakit atau

parasit dalam tubuh vektor.

3. Beberapa prinsip dalam pengendalian arthropoda yaitu pengendalian

lingkungan, biologis dan mekanik.

4. Binatang pengerat dapat diklasifikasikan menjadi dua, rodent domestik

dan rodent liar.

5. Tikus domestik dan binatang pengerat lain, karena distribusinya yang luas

dan hubungannya dengan manusia, berpotensi menyebarkan penyakit

yang penting.

6. Metode pengendalian binatang pengerat yang sering dipakai, antara

lain:Pemusnahan tikus dengan memanfaatkan musuh alami, sanitasi,

perangkap, penggunaan rodentisida, fumigasi, kemosterilan, rat proofing.

3.4 Saran

Pengendalian harus dilakukan secara terpadu direncanakan dan dilaksanakan

untuk jangka panjang, ditunjang dengan pemantuan yang kontinu.

Page 51: MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT MASALAH PENGAWASAN … · Masyarakat yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

48

DAFTAR PUSTAKA

Boettner, G. H., J. S. Elkinton, and C. J. Boettner. 2000. Effects of biological

control introduction on three nontarget native species of saturniid moths.

Conservation Biology 14: 1798-1806.

Suyono. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan

Lingkungan.Jakarta : EGC

Chandra,Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku

Kedokteran

Heru, Adi. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Worl Healt Organization

Hoodle, M.S. 2012. Classical biological control of arthropods in the 21st

century. Department of Entomology, University of California: Riverside,

California, U.S.A.

Soemirat, J.S.2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rahmawati, yeni. 2013. Kesehatan lingkungan.

(yenirahmawati.blogspot.com/2013/04/makalah-kesehatan-

lingkungan.html). Diakses pada tanggal 01 Maret 2015.