faktor yang berhubungan dengan kebugaranpada...

185
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH HASANAH PUTRI 1111101000123 PEMINATAN GIZI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TAHUN 2015

SKRIPSI

OLEH

HASANAH PUTRI

1111101000123

PEMINATAN GIZI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Scanned by CamScanner

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Scanned by CamScanner

Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan
Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM Specialisation NUTRITION OF PUBLIC HEALTH Thesis, June 2015 Hasanah Putri, NIM: 1111101000123 The Factors Associated with Fitness to The Students of Public Health UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2015 v+ 130 pages, 25 tables, 3 charts , 3 attachments

ABSTRACT

A dynamic rotation in the pattern of life resulting from technological developments that facilitate the work to be effective and efficient had a negative impact on fitness. The pattern of life thus causing low physical activity becomes a problem in almost all levels of society. Fitness in adolescents particularly affects aerobic power fitness in adulthood. Low fitness in adolescence would have an impact on the low fitness is also in adulthood and elderly. If this happens repeatedly, then the person's chances of developing degenerative disease is greater. Based on the results of preliminary studies, it was found that 66.7% of students do not fit are shown from the average level of fitness based on the estimated value VO2maks 23,34ml/kg/min in women and 32,3ml/kg/min in men. Therefore, this study aimed to analyze factors associated with fitness to the students of Public Health UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2015.

This is a quantitative research with cross sectional study design. Research began in January to June 2015 with the subject of Public Health student at the State Islamic University of Jakarta who are still active in the period 2014/2015 and 19-22 years old were 60 students were taken by sampling frame FKIK students using proportional sampling technique.

Based on the results of the study, showed that factors associated with fitness to the students of Public Health 2015 is the nutritional status based on percent body fat (pvalue 0,000), gender (pvalue 0.000), lung vital capacity (pvalue 0,001) and physical activity (pvalue 0,001). The variables that are not associated in this study is the nutritional status based on BMI, intake of carbohydrates, protein intake, fat intake, vitamin B1, folate, manganese intake and smoking status. Based on these results, it is suggested to Community Health Studies Program is expected to make fitness activities to increase one of them with physical activity. For Public Health students are encouraged to take the time to exercise lecture was interrupted activity. While for other researchers are expected to conduct research with other study design and use of the fitness test different methods that can be known variation of results with different methods and multivariate analyses.

Keywords: Fitness, Students, Shuttle Run Test 20m, Cardiorespiratory

Reading list: 81(2000 - 2015)

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI MASYARAKAT Skripsi, Juni 2015 Hasanah Putri, NIM: 1111101000123 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 v+130 halaman, 25 tabel, 3 bagan, 3 lampiran

ABSTRAK

Pergeseran pola hidup yang dinamis akibat dari perkembangan teknologi yang

memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien ternyata berdampak negatif pada kebugaran. Pola hidup demikian menyebabkan rendahnya aktivitas fisik yang menjadi masalah hampir di seluruh kalangan.Kebugaran pada remaja khususnya kekuatan aerobik mempengaruhi kebugaran di masa dewasa. Kebugaran yang rendah di masa remaja akan berdampak pada kebugaran yang rendah juga di masa dewasa dan lanjut usia. Apabila hal ini terus menerus terjadi, maka peluang seseorang terserang penyakit degeneratif lebih besar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan bahwa sebesar 66,7% mahasiswa tidak bugar ditunjukkan dari rata-rata tingkat kebugaran berdasarkan estimasi nilai VO2maks 23,34ml/kg/menit pada perempuan dan 32,3ml/kg/menit pada laki-laki. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional study. Penelitian dimulai sejak bulan Januari sampai Juni 2015 dengan subjek mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Islam Negeri Jakarta yang masih berstatus aktif pada periode 2014/2015 dan berusia 19-22 tahun berjumlah 60 orang.yang diambil berdasarkan sampling frame mahasiswa FKIK dengan menggunakan teknik proportional sampling.

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 adalah status gizi berdasarkan persen lemak tubuh (Pvalue 0,000), jenis kelamin (Pvalue 0,000), kapasitas vital paru (Pvalue 0,001) dan aktivitas fisik (Pvalue 0,001). Adapun variabel yang tidak berhubungan dalam penelitian ini adalah status gizi berdasarkan IMT, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, vitamin B1, zat besi, mangan dan status merokok. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada Program Studi kesehatan Masyarakat diharapkan dapat membuat kegiatan peningkatan kebugaran salah satunya dengan aktivitas fisik. Bagi mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan waktu disela aktivitas kuliah untuk berolahraga. Sedangkan bagi peneliti lain diharapkan melakukan penelitian dengan disain studi lain dan menggunakan metode tes kebugaran yang berbeda sehingga dapat diketahui variasi hasil dengan berbagai metode tersebut. Serta menggunakan analisa data sampai pada tahap multivariat untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kebugaran mahasiswa.

Kata Kunci : Kebugaran, Mahasiswa, Shuttle Run Test 20m, Cardiorespiratory

Daftar bacaan : 81 (2000 – 2015)

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Hasanah Putri

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 11 November 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

No. Telp : 08568536692

Alamat email : [email protected]

Alamat : Jl. Harsono RM No.45A Rt 008/04 Kelurahan

Ragunan Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998-1999 TK Pangastuti Ragunan Jakarta Selatan

1999-2005 SDN 09 Pagi Ragunan Jakarta Selatan

2005-2008 SMPN 107 Jakarta

2008-2011 SMAN 34 Jakarta

2011-sekarang Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t. yang atas rahmat dan karunia-Nya,

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI

KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik teknis

maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai kesempurnaan.

Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi penulis demi

kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya

kepada :

1. Ir. Febrianti M.Si , selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan laporan skripsi ini

2. Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dari awal hingga akhir penulisan laporan skripsi ini

3. Rekan-rekan gizi kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saling

memberikan dukungan baik di saat susah ataupun senang

4. Bapak/Ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan ilmu

yang sangat bermanfaat dan semoga dapat diaplikasikan dalam kehidupan peneliti

5. Mama, Mamas, Bunda dan Bule nur yang tidak hentinya memberikan kasih sayang,

nasihat agar tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dan do’a yang senantiasa

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

dipanjatkan demi kesuksesan peneliti. Terima kasih banyak atas dukungan baik moril

maupun materil

6. Mereka yang berkontribusi besar dalam membantu baik dari perizinan, pengadaan alat

tes, pengumpulan teori, data dan banyak lagi (Kepada Ahmad afif mauludi, Stevan

dan Achmad Yulianto)

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini, yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu persatu. Thanks All

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih kurang dari sempurna,

sehingga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan dimasa yang akan

datang. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Jakarta, Juli 2015

PENELITI

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN .............................................................................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................ v

DAFTAR BAGAN ....................................................................................................................................... v

BAB I ........................................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5

C. Pertanyaan Penelitian ................................................................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................................ 8

1. Tujuan Umum ......................................................................................................................... 8

2. Tujuan Khusus ......................................................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian .................................................................................................................... 11

1. Manfaat Bagi program Studi Kesehatan Masyarakat ........................................................... 11

2. Manfaat bagi Peneliti ............................................................................................................ 11

F. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................................................... 12

BAB II ..................................................................................................................................................... 13

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................................. 13

A. Kebugaran ................................................................................................................................. 13

1. Jenis Kebugaran .................................................................................................................... 14

2. Komponen Kebugaran .......................................................................................................... 15

3. Pengukuran Kebugaran ......................................................................................................... 19

B. Mahasiswa ................................................................................................................................ 25

C. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran .............................................................. 26

1. Jenis Kelamin ......................................................................................................................... 26

2. Status Gizi .............................................................................................................................. 28

3. Asupan Gizi ............................................................................................................................ 36

4. Umur ..................................................................................................................................... 52

5. Pendidikan ............................................................................................................................. 53

6. Status Merokok ..................................................................................................................... 55

7. Kapasitas Vital Paru ............................................................................................................... 57

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

8. Aktivitas Fisik ......................................................................................................................... 59

D. Kerangka Teori .......................................................................................................................... 63

BAB III .................................................................................................................................................... 61

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ............................................................. 61

A. Kerangka Konsep ....................................................................................................................... 61

B. Definisi Operasional .................................................................................................................. 64

C. Hipotesis .................................................................................................................................... 67

BAB IV .................................................................................................................................................... 89

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................................................... 89

A. Desain Penelitian ...................................................................................................................... 89

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................................................... 89

C. Populasi dan Sampel ................................................................................................................. 89

1. Populasi ................................................................................................................................. 90

2. Sampel ................................................................................................................................... 90

3. Besar Sampel ......................................................................................................................... 91

4. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................................................. 92

D. Pengumpulan Data .................................................................................................................... 92

1. Sumber data .......................................................................................................................... 93

2. Alur Pengumpulan Data ........................................................................................................ 93

3. Instrumen Penelitian ............................................................................................................. 94

4. Pengukuran ........................................................................................................................... 95

E. Teknik Manajemen dan Analisa Data ..................................................................................... 100

1. Penyuntingan ...................................................................................................................... 100

2. Entri data ............................................................................................................................. 100

4. Koreksi ................................................................................................................................. 101

F. Analisis data ............................................................................................................................ 101

1. Univariat .............................................................................................................................. 101

2. Bivariat ................................................................................................................................ 102

BAB V ................................................................................................................................................... 103

HASIL PENELITIAN ............................................................................................................................... 103

1. Gambaran Distribusi Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 103

2. Gambaran Distribusi Status Gizi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 104

a. Indeks Massa Tubuh (IMT) ...................................................................................................... 104

b. Persen Lemak Tubuh ............................................................................................................... 104

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

3. Gambaran Distribusi Asupan Zat Gizi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 105

a. Asupan Karbohidrat ................................................................................................................ 105

b. Asupan Protein ........................................................................................................................ 106

c. Asupan Lemak ......................................................................................................................... 106

d. Asupan Vitamin B1 .................................................................................................................. 107

e. Asupan Zat Besi ....................................................................................................................... 107

f. Asupan Mangan ...................................................................................................................... 108

5. Gambaran Distribusi Jenis Kelamin Mahasiswa pada Program Studi Kesehatan Masyarakat108

6. Gambaran Distribusi Status Merokok pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 109

7. Gambaran Distribusi Kapasitas Vital Paru pada Mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat ... 109

8. Gambaran Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 110

9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat...................................................................................................................................... 111

10. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat...................................................................................................................................... 111

a. Hubungan Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kebugaran Mahasiswa 111

b. Hubungan Status Gizi Berdasarkan Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran Mahasiswa .... 112

11. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat...................................................................................................................................... 113

a. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kebugaran Mahasiswa ............................................ 113

b. Hubungan Asupan Protein dengan Kebugaran Mahasiswa .................................................... 113

c. Hubungan Asupan Lemak dengan Kebugaran Mahasiswa ..................................................... 114

d. Hubungan Asupan Vitamin B1 dengan kebugaran Mahasiswa .............................................. 115

e. Asupan Zat Besi ....................................................................................................................... 115

f. Asupan Mangan ...................................................................................................................... 116

12. Hubungan Status Merokok dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat...................................................................................................................................... 117

13. Hubungan Kapasitas Vital Paru dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat .................................................................................................................... 117

14. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat...................................................................................................................................... 118

BAB VI .................................................................................................................................................. 106

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 106

A. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................................... 106

B. Kebugaran Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat .............................................. 106

C. Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat...................................................................................................................................... 108

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran .......................................................................... 108

2. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran ............................................................................... 111

a. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kebugaran ................................................. 111

b. Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran ........................................................................... 113

3. Asupan Zat Gizi ........................................................................................................................ 116

a. Asupan Karbohidrat ............................................................................................................ 116

b. Asupan Protein .................................................................................................................... 118

c. Asupan Lemak ..................................................................................................................... 120

4. Status Merokok ....................................................................................................................... 125

5. Kapasitas Vital Paru ................................................................................................................. 127

6. Aktivitas Fisik ........................................................................................................................... 129

BAB VII ................................................................................................................................................. 128

SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................................... 128

A. SIMPULAN ............................................................................................................................... 128

B. SARAN ..................................................................................................................................... 130

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. vi

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

v

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ............................................................................................................................................... 24Tabel 2.2 ............................................................................................................................................... 25Tabel 2.3 ............................................................................................................................................... 29Tabel 2.4 ............................................................................................................................................... 36Tabel 2.5 ............................................................................................................................................... 48Tabel 2.6 ............................................................................................................................................... 60 Tabel 3.1 ............................................................................................................................................... 64 Tabel 4.1 ............................................................................................................................................... 92 Tabel 5.1 ............................................................................................................................................. 103Tabel 5.2 ............................................................................................................................................. 104Tabel 5.3 ............................................................................................................................................. 104Tabel 5.4 ............................................................................................................................................. 105Tabel 5.5 ............................................................................................................................................. 106Tabel 5.6 ............................................................................................................................................. 106Tabel 5.7 ............................................................................................................................................. 107Tabel 5.8 ............................................................................................................................................. 107Tabel 5.9 ............................................................................................................................................. 108Tabel 5.10 ........................................................................................................................................... 109Tabel 5.11 ........................................................................................................................................... 110Tabel 5.12 ........................................................................................................................................... 111Tabel 5.13 ........................................................................................................................................... 111Tabel 5.14 ........................................................................................................................................... 112Tabel 5.15 ........................................................................................................................................... 113Tabel 5.16 ........................................................................................................................................... 113Tabel 5.17 ........................................................................................................................................... 114Tabel 5.18 ........................................................................................................................................... 115Tabel 5.19 ........................................................................................................................................... 115Tabel 5.20 ........................................................................................................................................... 116Tabel 5.21 ........................................................................................................................................... 117Tabel 5.22 ........................................................................................................................................... 117Tabel 5.23 ........................................................................................................................................... 118

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 .............................................................................................................................................. 61

Bagan 5.1 ............................................................................................................................................ 108Bagan 5 2 ............................................................................................................................................ 109

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang berperan penting akan

kesejahteraan masyarakat dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).Beberapa teori

menyebutkan bahwa kebugaran merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga

kesehatan individu dan merupakan bentuk pencegahan penyakit degeneratif di masa

depan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011),kebugaran merupakan kemampuan

tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan

yang berarti. Kebugaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan tubuh yang

digunakan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kapasitas tubuh secara fisiologis

tanpa mengalami kelelahan yang berarti sehingga terhindar dari penyakit akibat

kurang gerak.Kebugaran juga berkaitan dengan keseimbangan antara supan zat gizi

dengan energi yang dikeluarkan salah satunya melalui aktivitas fisik. Kebugaran

memiliki dua komponen utama, yaitu komponen yang berhubungan dengan kesehatan

(health related fitness) dan komponen yang berhubungan dengan keterampilan (skill

related fitness),seperti: koordinasi, keseimbangan, kecepatan, power, dan kecepatan

waktu reaksi(Irfan, 2011). Penelitian ini berfokus pada komponen kebugaran untuk

kesehatan (health related fitness) berdasarkan daya tahan jantung-paru

(cardiorespiratory) yang diukur menggunakan metode 20m shuttle run test dan

kemudian diperoleh nilai volume oksigen maksimal (VO2maks) nya. Sehingga dapat

digaris bawahi bahwa kebugaran berkontribusi dalam menentukan derajat kesehatan

seseorang.

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

2

Kesehatan dan kebugaran khususnya pada anak dan remaja mempengaruhi

kebugaran pada masa dewasa(Kemper dkk., 2001). Berdasarkan Amsterdam Growth

and Health Longitudinal Study (AGAHLS) melalui studicohortnya pada subjek

berjumlah 400 anak laki-laki dan perempuan (usia rata-rata 13 tahun) yang diikuti

selama 20 tahun diketahui bahwa kebugaran pada remaja khususnya kekuatan aerobik

mempengaruhi kebugaran di masa dewasa. Kebugaran yang rendah di masa anak-

anak akan berdampak pada kebugaran yang rendah juga di masa dewasa (Kemper

dkk., 2001). Apabila hal ini terus menerus terjadi, maka peluang seseorang terserang

penyakit degeneratif lebih besar (Carnethon dkk., 2005).

Berbagai unsur kebugaran saling berhubungan erat, diantaranya daya tahan

kardiovaskuler, daya tahan otot, kekuatan otot, serta kelenturan dan komposisi

tubuh.Penelitian cohort yang dilakukan olehCarnethon (2005), diperoleh hasil bahwa

salah satu komponen kebugaran yaitu ketahanan cardiorespiratory yang rendah

berhubungan dengan tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas populasi pada

kelompok umur 19-49 tahun. Penelitian ini juga menyatakan bahwa orang dengan

tingkat kebugaran yang rendah cenderung memiliki kadar lipoprotein dan tekanan

darah lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan tingkat kebugaran yang

tinggi. Hal ini berkaitan dengan kebugaran yang merupakan komponen kesehatan

esensial dan sebagai prasyarat untuk suatu organisme berinteraksi secara optimal

dalam berbagai stimulus di lingkungan sekitar(Carnethon dkk., 2005).

Pergeseran pola hidup yang dinamis akibat dari perkembangan teknologi yang

memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien ternyata berdampak negatif pada

kebugaran. Pola hidup demikian menyebabkan rendahnya tingkat kebugaran fisik

yang menjadi masalah hampir diseluruh kalangan.Kebugaran pada umumnya

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

3

merupakan sesuatu yang ada didalam tubuh seseorang dan bersifat menetap, seperti :

genetik, umur dan jenis kelamin. Faktor eksternal adalah faktor dari luar tubuh

seseorang, diantaranya: gizi, merokok danistirahat. Selain itu, aktivitas fisik juga

diketahui sebagai faktor lain yang cukup mempengaruhi kebugaran(Afriwardi,

2011).Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pibris (2010) mengenai tren kebugaran

sejak tahun 1996 hingga 2008 dengan subjek penelitian mahasiswa Andrew University

berjumlah 5101 orang diperoleh bahwa terjadi perubahan pada Indeks Massa Tubuh

(IMT) dan persen lemak tubuh secara fluktuatif dan kaitannya dengan kebugaran

mahasiswa yang diukur dengan VO2maks. Terjadinya peningkatan IMT dan persen

lemak tubuh menurunkan kebugaran mahasiswa tersebut. Survei kebugaran lainnya

yang dilakukan Carnethon (2005) pada 16.000 responden di Amerika Serikat yang

terdiri dari 7.500 usia remaja (12-19 tahun) dan 8.500 dewasa (20-49 tahun) diketahui

bahwa 33,6% populasi remaja dan 13,9% populasi dewasa memiliki tingkat

kebugaran yang rendah.

Di Indonesia,hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas

Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 diperoleh bahwa rentang usia

15-24 tahun yang hampir sebagian besar populasi terdiri dari mahasiswa (18-22

tahun) sebesar 52% hasil tes kebugarannya masuk dalam kategori kurang. , kebugaran

perempuan sebesar 54,5% kurang. Penduduk perkotaan dengan kebugaran kurang

sebesar 57,6% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Sementara,

proporsi aktivitas fisik tergolong kurang aktif secara umum adalah 26,1%. Proporsi

penduduk Indonesia dengan perilaku sedentary ≥6 jam per harisebesar

24,1%(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013b). Sementara, penelitian

yang dilakukan (Diana dkk., 2009) diketahui bahwa sebesar 15,9% dari 937 pekerja

laki-laki usia 18-56 tahun memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah. Dalam

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

4

penelitiannya dinyatakan bahwa subjek dengan aktivitas fisik sedang berisiko

memiliki tingkat kebugaran rendah 4kali lebih tinggi dibanding subjek dengan

aktivitas tinggi. Sementara, subjek dengan aktivitas fisik rendah berisiko tidak bugar

10,7 kali lebih tinggi. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa sebesar 88,7%

responden berstatus tidak bugar dengan faktor mempengaruhinya, yaitu jenis kelamin,

asupan energi, aktivitas olahraga dan zat besi(Nurwidyastuti, 2012).

Peneliti memilih mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat sebagai

subjek penelitian karena berdasarkan hasil yang dipaparkan dalam penelitian Muizzah

(2013), yaitu sebesar 61,7% mahasiswi yang masuk kedalam kategori tidak bugar

dengan rata-rata tingkat kebugaran cardiorespiratory sebesar 112,45-119,39kali/menit

(Muizzah, 2013). Hasil tersebut diperkuat dengan studi pendahuluan yang dilakukan

terhadap mahasiswaFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang mengikuti tes kebugaran dengan metode 20 m shuttle

run.Kemudian dihitung volume oksigen maksimalnya berdasarkan pencapaian level

dan balikan pada lintasan tes. Diketahui bahwa mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat memiliki nilai kebugaran yang paling rendah dibandingkan mahasiswa

Program Studi lainnya di FKIK. Nilai rata-rata VO2maks (kebugaran) mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat sebesar 23,82 ml/kg/menit. Selanjutnya, diikuti

dengan Program Studi Ilmu Keperawatan dengan rata-rata VO2maks

23,85ml/kg/menit, Program Studi Pendidikan Dokter 24,32 ml/kg/menit dan Program

Studi Farmasi dengan nilai rata-rata VO2maks sebesar 25,45 ml/kg/menit.

Sementara, pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat sendiri

diketahui bahwa sebesar 66,7% mahasiswa tidak bugar ditunjukkan dari rata-rata

tingkat kebugaran berdasarkan estimasi nilai VO2maks 23,34ml/kg/menit pada

perempuan dan 32,3ml/kg/menit pada laki-laki. Sementara, 33,3% mahasiswa lainnya

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

5

bugar dengan rata-rata tingkat kebugaran sedang berdasarkan estimasi nilai VO2maks

41,8ml/kg/menit. Idealnya intensitas latihan menghasilkan nilai VO2maks 33,8-

41,25ml/kg/menit. Sehingga, hasil studi pendahuluan diketahui bahwa tingkat

kebugaran mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat rendah dengan rata-rata

kebugaran perempuan lebih rendah dibanding laki-laki.

Mahasiswa sebagai bagian dari penerus bangsa harus mempersiapkan diri untuk

membangun bangsa. Oleh karena itu, kondisi tubuh yang sehat dan bugar sangat

diperlukan karena kondisi tersebut merupakan salah satu faktor pencegahan yang

tepat dari penyakit degeneratif di masa depan. Rendahnya kebugaran mahasiswa yang

akan berdampak negatif di masa depannya membuat peneliti tertarik untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Kebugaran merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang. Kebugaran

menjadi perhatian mengingat dampak yang ditimbulkan akibat dari kebugaran yang

rendah di masa remaja berdampak pada kebugaran yang rendah juga di masa dewasa

dan berhubungan dengan tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas populasi pada

kelompok umur 19-49 tahun.Sayangnya, perhatian mahasiswa akan hal ini masih

kurang akibat dari pergeseran pola hidup dan perkembangan teknologi yang

memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan hasil penelitian

tahun 2013 ditemukanbahwa mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta usia 19-22 tahun yang tidak bugar melebihi rata-rata

angka kebugaran Nasional. Selain itu, hasil studi pendahuluan yang dilakukan

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

6

terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta diketahui bahwa mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat memiliki nilai VO2maks paling rendah diantara Program Studi lainnya di

FKIK. Pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat itu sendiri diperoleh

hasil bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah

setelah mengikuti tes kebugaran dengan metode 20 m shuttle run test.Tingginya

prevalensi tidak bugar pada mahasiswi program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah menjadi landasan peneliti tertarik untuk mengetahui faktor yang

berhubungan dengan kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1 Bagaimana gambaran kebugaranpada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

2 Bagaimana gambaran status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dan persen

lemak tubuh pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

3 Bagaimana gambaran asupan zat gizi khususnya Karbohidrat, Protein, Lemak,

Vitamn B1, Zat Besi dan Manganpada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

4 Bagaimana gambaran status merokok pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

5 Bagaimana gambaran kapasitas vital paru pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

7

6 Bagaimana gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015?

7 Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015?

8 Apakah ada hubungan antara status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

persen lemak tubuh) dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

9 Apakah ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015?

10 Apakah ada hubungan antara asupan protein dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015?

11 Apakah ada hubungan antara asupan lemak dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015?

12 Apakah ada hubungan antara asupan vitamin B1 dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015?

13 Apakah ada hubungan antara asupan zat besi dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015?

14 Apakah ada hubungan antara asupan mangan dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015?

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

8

15 Apakah ada hubungan antara status merokok dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015?

16 Apakah ada hubungan antara kapasitas vital paru dengan kebugaranpada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015?

17 Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaranpada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015?

18 Faktor apa yang paling berpengaruh terhadapkebugaran pada mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2015.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

b. Diketahuinya gambaran status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dan

persen lemak tubuhpada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

9

c. Diketahuinya gambaran asupan zat gizi khususnya Karbohidrat, Protein,

Lemak, Vitamn B1, Zat Besi dan Manganpada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

d. Diketahuinya gambaran status merokok pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

e. Diketahuinya gambaran kapasitas vital paru pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

f. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

g. Diketahuinya hubungan antara status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh

dan persen lemak tubuh dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

h. Diketahuinya hubungan antara asupan karbohidrat dengan kebugaranpada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

i. Diketahuinya hubungan antara asupan protein dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

j. Diketahuinya hubungan antara asupan lemak dengan kebugaranpada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

k. Diketahuinya hubungan antara asupan vitamin B1 dengan kebugaranpada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

10

l. Diketahuinya hubungan antara asupan zat besi dengan kebugaranpada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

m. Diketahuinya hubungan antara asupan mangan dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

n. Diketahuinya hubungan antara status merokok dengan kebugaranpada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

o. Diketahuinya hubungan antara kapasitas vital paru dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

p. Diketahuinya hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

q. Diketahuinya faktor yang paling berpengaruh terhadap kebugaran pada

mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah 2015.

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

11

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah meliputi manfaat bagi

pihak Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan bagi peneliti.

1. Manfaat Bagi program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Pihak Prodi mengetahui kebugaran serta hubungan faktor yang mempengaruhi

kebugaran mahasiswa Program studi Kesehatan Masyarakat untuk segera

melakukan upaya preventif terhadap masalah tersebut.

b. Terlaksananya salah satu upaya untuk melakukan Tri Dharma Perguruan

Tinggi.

c. Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna bagi

masyarakat luas di bidang kesehatan masyarakat, khususnya terkait kebugaran

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

2. Manfaat bagi Peneliti

a. Sebagai media untuk mengaplikasikan Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat yang

telah dipelajari.

b. Menambah wawasan peneliti terkait kebugaran dan faktor yang

mempengaruhinya.

c. Sebagai acuan untuk melakukan penelitian lanjutan terkait dengan faktor yang

mempengaruhi kebugaran mahasiswa.

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

12

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan

kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat. Penelitian dimulaisejakJanuari hingga Juni 2015 dengan

subjek mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Islam Negeri Jakarta yang

masih berstatus aktif pada periode 2014/2015 dan berusia 19-22 tahunberjumlah

60orang.Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalahdesain Cross

Sectional dengan pendekatan kuantitatif.Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner,alat ukur tinggi dan berat badan, BIA 2 pod, PAR-Q test, IPAQ, form

record dan recall 24 jam dan alat bantu untuk tes kebugaran 20m shuttle run.

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional sampling dan

analisa data dengan uji non parametrik Mann Whitney dan Chi Square antara variabel

independen, yaitustatus gizi berdasarkan indeks massa tubuh dan persen lemak

tubuh,asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, zat besi dan mangan),

status merokok, kapasitas vital paru dan aktivitas fisik dengan variabel dependen yaitu

kebugaran.

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebugaran

Menurut Hoeger (2014) kebugaran adalah suatu keadaan dimana seseorang

dapat memenuhi kebutuhan yang biasa dan tidak biasa dilakukannya sehari-hari

secara aman tanpa ada kelelahan dan masih memiliki cadangan energi untuk

melakukan aktivitas lainnya. Pendapat lain menyatakan kebugaran merupakan suatu

keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan kemampuan

untuk melakukan aktifitas fisik tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan

(Hermanto, 2012). Sementara, menurut Sarwono (2000) kebugaran sebagai hasil daya

tahan aerobik bergantung pada variabel fisiologis, seperti peran pengangkutan dan

penggunaan oksigen dari udara ke otot-otot aktif dalam metabolisme aerobik daripada

bergantung pada variabel-variabel yang didasarkan pada ukuran anthropometric.

Kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi dan alat

gerak tubuh sesuai dengan batas-batas fisiologis yang dipengaruhi oleh keadaan

lingkungan serta efisiensi kerja fisik, sehingga masih dapat melakukan kegiatan lain

yang bersifat rekreatif (Muhibbut Thibri dkk., 2014). Kebugaran merupakan

kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

2011). Sehingga, kebugaran dapat didefinisikan sebagai kesanggupan untuk

melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dapat

terhindar dari penyakit akibat kurang gerak (hypokinetic) serta menyeimbangkan

anatara asupan zat gizi dengan energi yang dikeluarkan.

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

14

1. Jenis Kebugaran

a. Aerobik

Suatu sistem yang diproduksi energi dan bergantung pada ketersediaan

oksigen disebut metabolisme aerobik (BoyledanLong, 2010). Olahraga

aerobik yang mengutamakan daya tahan pada kerja otot optimal dari organ-

organ tubuh seperti jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk mengangkut

oksigen. Dengan tersedianya oksigen maka proses pembakaran sumber energi

dapat berjalan sempurna. Proses ini dilakukan secara berkesinambungan

dalam waktu yang cukup lama. Cabang olahraga yang termasuk dalam

kelompok ini adalah renang jarak menengah dan jauh, dayung, lari jarak jauh,

balap sepeda jarang menengah dan jauh (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013a).

b. Anaerobik

Suatu sistem yang diproduksi energi namun tidak bergantung pada

ketersediaan oksigen disebut metabolisme aerobik (BoyledanLong, 2010).

Olahraga anaerobik adalah olahraga yang mengutamakan kekuatan otot

dengan tenaga ledakan tinggi dan berlangsung dalam waktu singkat serta tidak

dapat dilakukan secara terus menerus. Proses ini membutuhkan interval

istirahat untuk dapat meregenerasi sumber energi. Aktivitas yang dominan

dalam olahraga ini adalah gerakan-gerakan yang membutuhkan kecepatan,

kekuatan dan power (aktivitas anaerobik). Energiyang digunakan oleh tubuh

diperoleh melalui hidrolisisi phophokreatine (PCr) serta melalui proses

glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi secara

anaerobic ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2013a).

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

15

Proses metabolisme energi secara anaerobik akan menghasilkan

produk asam laktat yang apabila terakumulasi akan menghambat kontraksi

otot dan menimbulkan rasa nyeri (Murray, 2009). Hal ini yang menjadi alasan

olahraga anaerobik tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

2. Komponen Kebugaran

Komponen kebugaran/kebugaran terdiri atas dua aspek diantaranya: a)

komponen yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan b)

komponen yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness).

Komponen kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain:

koordinasi, keseimbangan, kecepatan, power, dan kecepatan waktu reaksi.

Sedangkan, komponen kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan

dibutuhkan dan harus dicapai oleh semua orang tanpa terkecuali. Komponen

“health related fitness” terdiri dari daya tahan jantung-paru (cardiorespiratory),

kekuatan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh (Irfan, 2011). Berikut adalah

komponen kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan adalah:

a. Ketahanan Cardiospiratory

Ketahanan cardiorespiratory adalah kemampuan jantung, paru-paru,

dan pembuluh darah untuk memasok oksigen ke sel-sel untuk memenuhi

tuntutan aktivitas fisik yang berkepanjangan (sebagai latihan aerobik)

(HoegerdanHoeger, 2011a). Menurut Neiman (2001), daya tahan adalah suatu

keadaan yang menekankan pada kapasitas kerja tubuh secara terus-menerus,

khususnya daya tahan pada kardiovaskuler dan otot yang memiliki kontribusi

besar dalam kebugaran seseorang. Adapun pendapat lain menyatakan bahwa

ketahanancardiorespiratory adalah kemampuan sistem sirkulasi dan respirasi

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

16

paru dalam menyediakan cadangan oksigen selama aktivitas dengan

melibatkan kelompok besar otot (Nieman, 2001). Kemampuan pengambilan

oksigen selama aktifitas fisik menggambarkan kemampuan metabolisme yang

dimiliki setiap individu.

Salah satu cara pengukuran ketahanan kardioresporatori adalah dengan

mengukur VO2maks atau jumlah oksigen yang maksimal terambil. Beberapa

cara pengukuran ketahan lainnya yang dapat dilakukan, yaitu: mengendarai

ergometer sepeda (ergocycle),berlari pada ergometer (treadmill), berjalan,

jogging, lari atau jalan cepat selama 12 menit (Nieman, 2001). Berolahraga

atau melakukan aktivitas fisik membutuhkan lebih banyak energi dan oksigen

dari tubuh. Oleh sebab itu, beberapa organ penting seperti jantung, paru-paru

dan pembuluh darah harus mengantarkan oksigen dalam jumlah yang lebih

banyak untuk memenuhi kebutuhan sel-sel didalam tubuhnya. Sehingga, orang

yang memiliki daya tahan cardiorespiratory rendah, harus bekerja lebih keras

untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen, darah dan lainnya

(HoegerdanHoeger, 2011b). American College Sport and Medicine (ACSM)

telah merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik tingkat moderat atau

sedang dengan frekuensi 3-5 hari selama 20-30 menit dalam satu kali aktivitas

fisik (Nieman, 2011).

b. Kekuatan Otot

Kekuatan otot adalah kemampuan otot dalam menghasilkan tenaga.

Kekuatan otot dapat digambarkan berupa kontraksi maksimal yang akan

dihasilkan oleh otot dalam melakukan suatu aktivitas. Pada awalnya akan otot

melakukan kontraksi tanpa disertai pemendekkan (isometric) hingga hasil dari

kontraksi tersebut mencapai titik ketegangan yang seimbang. Setelah itu, otot

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

17

akan berkontraksi yang disertai dengan pemendekkan (isotonic) (Nieman,

2001). Kekuatan otot yang diatur selama beraktivitas adalah kekuatan

maksimal isometric yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis tubuh manusia.

Faktor yang mempengaruhinya adalah usia dan jenis kelamin

(HoegerdanHoeger, 2011a)

c. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan ukuran capaian gerak pada sendi atau

kelompok sendi tanpa menyebabkan cedera. Kelenturan adalah standar

maksimal untuk bergerak yang dapat dilakukan oleh persendian. Kelenturan

berkaitan dengan persendian, otot, tendon dan ligamen yang berada

disekeliling persendian (Nieman, 2007). Beberapa faktor fisiologis yang dapat

mempengaruhi fleksibilitas, antara lain: usia, jenis kelamin, komponen sendi

dan latihan atau kebiasaan olahraga (HoegerdanHoeger, 2011a).

d. Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh adalah jumlah massa tubuh tanpa lemak dan jaringan

adiposa (massa lemak) pada tubuh manusia. Komposisi tubuh terdiri atas 2

komponen utama, yaitu : komposisi lemak tubuh (fat mass) dan komposisi

massa tubuh tanpa lemak (fat-free mass). Lemak tubuh pada kasus ini

termasuk semua lipida baik yang berasal dari jaringan lemak maupun jaringan

lainnya. Komposisi massa tubuh tanpa lemak terdiri dari seluruh bahan kimia

dan jaringan sisa komposisi lemak tubuh, termasuk didalamnya terdapat air,

otot, tulang, jaringan ikat dan organ dalam.Persen lemak tubuh adalah

presentasi total berat badan yang mampu mempresentasikan total lemak dan

biasa digunakan sebagai evaluasi komposisi tubuh seseorang (Nieman,

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

18

2001).Persentase lemak tubuh yang dianjurkan untuk laki-laki sekitar 15% dan

23% untuk perempuan dari total bobot tubuh (Wilkins, 2007).

Metode untuk memprediksi total komposisi tubuh, khususnya persen

lemak tubuh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara langsung dan

tidak langsung. Metode perhitungan persen lemak tubuh secara langsung

memberikan ketepatan yang paling baik dibandingkan dengan metode

perhitungan tidak langsung. Namun, metode langsung tidak dapat

diaplikasikan pada subyek yang masih hidup. Beberapa metode perhitungan

persen lemak tubuh secara tidak langsung yang umum digunakan dan

memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, yaitu metode underwater weighing,

rongenologi, USG, CT scan, BIA (Bioelectrical Impedance Analyses) dan

metode anthropometricdengan teknik skinfold.

Metode yang banyak digunakan untuk mengukur lemak tubuh adalah

Skinfold dan underwater weighingyang merupakan bentuk aplikasi dari hukum

Archimedes. Dibandingkan dengan pengukuran berat badan biasa, tes under

water weighing mampu memberikan estimasi komposisi tubuh yang lebih

baik. Namun, kelemahan metode under water weighing adalah memerlukan

ketrampilan khusus baik cara pemeriksaan nya maupun cara penilaian hasilnya

sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya. Selain itu, kelemahan

lain yang muncul dari sisi alat adalah tingginya biaya pengadaan alat.

Sementara, metode skinfold memiliki keunggulan dari sisi kemudahan dalam

pengadaan alat dan mampu mempresentasikan lemak didalam tubuh(Nieman,

2001). Namun, sama halnya dengan metode under water weighing, skinfold

juga memiliki kelemahan diantaranya: membutuhkan waktu yang lama karena

setiap responden diukur pada beberapa titik yang juga bergantung pada

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

19

sensitivitas responden terhadap sentuhan. Selain itu, pada pelaksanaannya

dibutuhkan keterampilan khusus pada saat pengukuran.Sehingga, pada

penelitian ini, alat yang peneliti pilih dalam mengukur persen lemak tubuh

yang lebih praktis dengan tingkat keakuratan yang tinggi adalah BIA

(Bioelectrical Impedance Analyses).

3. Pengukuran Kebugaran

Pengukuran terhadap komponen kebugaran yang berhubungan dengan

kesehatan melalui pengukuran volume oksigen maksimal (VO2maks). VO2maks

adalah jumlah oksigen maksimal dalam tubuh manusia yang berguna untuk

beraktivitas sehari-hari dalam satuan ml/kg/menit (HoegerdanHoeger, 2011a).

Menurut Nieman (2011), VO2maks merupakan kapasitas oksigen maksimal dalam

tubuh yang diambil, didistribusikan dan digunakan tubuh selama beraktivitas.

Nilai VO2maks dipengaruhi oleh tiga fungsi tubuh yaitu 1) fungsi sistem

pernafasan, untuk menentukan jumlah oksigen yang ditransportasikan melalui

darah dan diserap oleh paru-paru. 2) fungsi sistem muskolaskeletal yang bertugas

mengubah karbohidrat dan lemak menjadi Adenosine Triphosphate (ATP) sebagai

energi untuk melakukan kontraksi otot dan produksi panas. 3) fungsi dari sistem

kardiovaskular yang berperan dalam memompa dan mendistribusikan oksigen

dalam darah ke seluruh tubuh(HoegerdanHoeger, 2014).

Pengukuran kebugaran bertujuan untuk memantau kebugaran seseorang yang

dianjurkan dilakukan selama 3 - 6 bulan sekali. Dalam penelitian ini, pengukuran

kebugaran tidak langsung yang digunakan sebagai indikator nilai kebugaran

responden, yakni menggunakan metode 20m shuttle run test. Literatur

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

20

menyebutkan bahwa pengukuran kebugaran dibagi atas dua jenis yaitu kebugaran

langsung dan tidak langsung, seperti berikut :

a. Tes Kebugaran Langsung

Pengukuran VO2Maks terbagi atas dua cara, yaitu pengukuran secara

langsung dan tidak langsung. Pengukuran VO2maks secara langsung dengan

menggunakan alat seperti treadmill dan ergometer seperti berikut :

1) Tes Treadmill

Treadmill test adalah tes kebugaran dengan menggunakan alat

khusus yang dapat diatur kecepatan dan kemiringannya. Tes ini bertujuan

untuk mengukur kapasitas aerobik maksimal seseorang (VO2maks) untuk

menggambarkan derajat kebugaran (Puskesjasrek, 2000).Tes treadmill

merupakan tes maksimal yang paling sering digunakan. Hasil tes ini

berupa nilai kebugaran dalam MET-s atau dalam ml O2/kg BB/menit. Tes

ini dilakukan dengan menggunakan alat treadmill dan stopwatch yang

dilakukan selama 4 menit. Kecepatan alat treadmill yang dianjurkan pada

rentang 2 sampai 4.5 mphdan kemudian dihitung menggunakan rumus

(Ashok, 2008)seperti pada persamaan (2.1) berikut:

(2.1)

Keterangan:

0 = jenis kelamin perempuan

1 = jenis kelamin laki-laki

VO2 Maks =1,51 + (21.8 x kecepatan) – (0.327 x denyut jantung) – (0.263 x kecepatan x umur) + (0.00504 x denyut jantung x umur) + 5.98n x jenis kelamin)

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

21

2) Tes Ergometer Sepeda

Tes kebugaran ini hampir sama dengan treadmill, yang membedakan

hanya alat yang digunakan yaitu cycle ergometer. Ergocycle Test yaitu tes

mengayuh sepeda argometer yang dipergunakan untuk menilai tingkat

kebugaran berdasarkan kemampuan aerobik seseorang pelaksanaan tes ini

dibedakan menjadi dua model pembebanan, yaitu pembebanan sub

maksimal dan pembebanan maksimal. Pengukuran denyut nadi dilakukan

selama 4 menit dan setiap menit diberikan beban tambahan jika denyut

nadi per menit telah memenuhi batas yang ditentukan (HoegerdanHoeger,

2014). Tes ini merupakan tes submaksimal, yang sering dilakukan adalah

tes ergometer sepeda Astrand dan Fox. Hasil tes adalah nilai kebugaran

dalam ml O2/kg BB/menit.

Penelitian Hapsari (2007),terhadap remaja Persatuan Sepak Bola

Pasuruan menunjukkan bahwa latihan yang terprogram dan terukur dapat

memberikan peningkatan kapasitas VO2maks antara 10%-20%

menjelaskan bahwa kebugaran khususnya kapasitas aerobik dapat

ditingkatkan melalui latihan aerobik dengan memperhatikan faktor seperti

intensitas latihan, frekuensi latihan dan lama latihan dalam training zone.

Penelitian lain menyebutkan bahwa VO2maks yang tidak berjalan

kaki secara umum dari 60 siswa yang tidak berjalan kaki mempunyai

klasifikasi VO2maks sangat kurang dengan persentase 57,8%, 37,8%

kurang, dan 4,4% lainnya sedang dan yang berjalan kaki secara umum

dari 60 siswa yang berjalan kaki mempunyai klasifikasi VO2maks sedang

dengan persentase 51,1%, dan 24,4% kurang. Sedangkan 17,8% termasuk

kurang sekali dan 6,7% lainnya termasuk dalam kategori baik. Rata-rata

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

22

kapasitas vital paru siswa yang berjalan kaki dan yang tidak berjalan kaki

dapat dikatakan sama atau tidak berbeda secara signifikan (Alfian, 2012)

b. Tes Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tes VO2maks secara tidak langsung terbagi atas dua jenis

tes naik turun tangga dan tes lapangan. Tes naik turun tangga telah

berkembang, diantaranya : 1) YMCA 3 minutes step test adalah tes kebugaran

yang dilakukan dengan menggunakan kurs setinggi 12 cm dengan pengaturan

metronome 96 bpm. 2) Queen’s College step test adalah jenis tes kebugaran

yang dengan cara naik turun kursi sebanyak 24 kali dalam satu menit untuk

laki-laki dan 22 kali dalam satu menit untuk perempuan yang dilakukan

selama tiga menit, 3) Canadian home fitness test merupakan tes kebugaran

dengan metode naik turun tangga setinggi 20.3 cm dan4) Chester step test

dengan menggunakan tinggi kursi yang bervariasi antara 15-30 cm yang

disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan usia responden (Ashok, 2008).

1) Tes Balke

Tes Balke adalah tes kebugaran yang dilakukan dengansubjek

berjalan cepat atau berlari selama 15 menit dengan jarak tempuh 1 atau

1.5 mil. Salah satu prosedur dari tes Balke ini subjek tidak boleh berhenti

diam atau istirahat di dalam lintasan (Budiman, 2014). Kebugaran subjek

dapat dihitung dengan persamaan (2.2), berikut:

(2.2)

Keterangan:

a = Jarak yang ditempuh selama lari 15 menit dalam meter.

VO2 Maks ml O2/kg BB/menit = 0.172 (( a : 15 ) – 133 ) + 33.3))

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

23

Tes lari 15 menit Balke merupakan tes maksimal yang dilakukan di

lapangan.Tes ini merupakan tes lapangan yang baik dan sering

digunakan untuk tes kebugaran atlet bersama dengan tes lari 12 menit

dari tes Cooper(HoegerdanHoeger, 2011a).

2) Tes Cooper

Tes kebugaran sama hampir sama dengan tes Balke, yang berbeda

hanya lama waktu dari tes yang harus dijalani oleh subjek, yakni : tes

kebugaran Cooper diukur dengan berlariatau berjalan selama 12 menit

dengan jarak 2,4 Km (dalam menit), dan 4,82 Km untuk berjalan cepat

(HoegerdanHoeger, 2011a).

3) Shuttle Run Test 20 m

Shuttle Run Test 20 m adalah tes kebugaran lapangan yang

menggunakan estimasi VO2maks dengan cara berlari sepanjang 20meter

(sesuai dengan garis start dan finish yang sudah ditentukan) bolak balik

dan mengikuti tanda yang telat ditentukan dengan peningkatan level

kecepatan di setiap titik (tanda beep) tertentu. Kecepatan lari tahap awal

pada umumnya yaitu sebesar 8,0km/jam sampai 85 km/jam dan akan

terus meningkat sebanyak 0,5km/jam disetiap menitnya. Tanda beep

terdiri atas dua jenis, single beep menunjukkan tanda berakhirnya waktu

di setiap lap. Bunyi triple beep menunjukkan bahwa subjek harus

meningkatkan kecepatan larinya. Subjek dinyatakan gagal apabila

tertinggal sebanyak dua kali berturut-turut tanda beep atau kelelahan

(Ashok, 2008).

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

24

Pada penelitian ini, tes kebugaran yang digunakan adalah 20m

shuttle run test. Terdapat beberapa persamaan yang dibuat oleh para

peneliti untuk estimasi nilai VO2maks dengan menggunakan shuttle run

test. Estimasi nilai VO2maks dengan menggunakan shuttle run test

dengan melihat tabel berikut :

Tabel 2.1 Estimasi Nilai VO2maks berdasarkan level 20 m shuttle run test

Level VO2maks (ml/kg/menit) Level VO2maks (ml/kg/menit) 1 17.20 11 50.50 2 20.00 12 54.10 3 23.05 13 57.46 4 26.26 14 60.92 5 29.85 15 64.40 6 33.25 16 67.80 7 36.75 17 71.15 8 40.20 18 74.58 9 43.60 19 78.10 10 47.10 20 81.55

Sumber : (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005)

Persamaan (2.3) yang memprediksi nilai VO2maks(Matsuzaka

dkk., 2004), yaitu:

B. (2.3)

Keterangan :

VO2maks = Asupan oksigen maksimum (ml/kg/menit)

G = Jenis kelamin (0 untuk laki-laki ; 1 untuk perempuan)

A = Usia (tahun)

BMI = Indeks Massa Tubuh (Kg/m2)

TL = Total lap

Menurut (Puskesjasrek, 2000)kategori VO2maks (ml/kg/min)

terbagi atas lima kategori, seperti yang tercantum pada tabel berikut:

VO2maks = 61,1 – 2,2 (G) – 0,462 (A) – 0,862 (BMI) +0,192 (TL)

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

25

Tabel 2.2 Kategori VO2maks

Kategori VO2maks (ml/Kg/min) <30 31-39 40-49

Sangat kurang

<25.0 <25.0 <25.0

Kurang 25.0 – 33.7 25.0 – 30.1 25.0-26.4 Sedang 33.8 – 42.5 30.2 – 39.1 26.5 – 35.4 Baik 42,6 – 51.5 39.2 – 48.0 35.5 – 45.0 Baik sekali 51.6 + 47.1 + 45.1 +

Sumber : (Puskesjasrek, 2000)

Metode metode 20m shuttle run test dipilih sebagai metode tes

kebugaran pada penelitian ini karena mudah, dapat melakukan tes dalam

satu waktu (7-8 peserta tes), hasil cepat diperoleh serta dapat dilakukan

didalam dan diluar ruangan.

B. Mahasiswa

Menurut Sarwono (2000) mahasiswa adalah setiap orang yang resmi terdaftar

untuk mengikuti pelajaran diperguruan tinggi dengan batas usia 18-30 tahun.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status

sosial karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan kaum

intelektual atau cendekiawan yang dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali

syarat dengan predikat (Tonni Limbong, 2013).

Mahasiswa Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memiliki karakteristik yang beragam terkait dengan aktivitas

fisiknya. Mahasiswa FKIK sangat memanfaatkan fasilitas yang disediakan salah

satunya adalah lift. Setiap hari mahasiswa berdiri didepan lift untuk menunggu antrian

lift yang hanya berkapasitas 1000kg. Mahasiswa lebih nyaman dengan posisi

menunggu lift dibandingkan menaiki tangga yang kosong untuk sampai ke kelas yang

dituju. Hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan yang berakibat pada rendahnya tingkat

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

26

aktivitas fisik mahasiswa dan berdampak pada rendahnya tingkat kebugaran mereka.

Fenomena tersebut juga diperparah dengan jadwal kuliah mahasiswa yang padat

membentuk mereka untuk nyaman dalam perilaku sedentarinya.

C. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran

1. Jenis Kelamin

Menurut Kementerian Kesehatan (2008), jenis kelamin adalah perbedaan

seks yang didapat sejak lahir yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan.

Jenis kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi untuk mencapai

kebugaran individu yang sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan. Tingkat

kebugaran pada wanita cenderung lebih rendah dibandingkan pria, hal ini terkait

dengan perbedaan kadar hemoglobin, komposisi tubuh dan tingkat aktifitas fisik

(Hermanto, 2012).

Teori Worthington (2000), menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin akan

menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhan

dan perkembangan individu cukup berbeda antara laki-laki dan perempuan. Teori

ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni (2013) pada

laki-laki dan perempuan usia produktif yang menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara jenis kelamin dengan kebugaran nilai (p=0,003). Sehingga,

dapat dikatakan bahwa penelitian ini ada hubungan antara tingkat kebugaran

jasmani antara responden pria dan wanita usia produktif (Nugraheni, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gray (2003) pada anak-anak di

Portugis dengan menggunakan metode 20 m shuttle run test diperoleh hasil

bahwa anak laki-laki lebih bugar dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini

berkaitan dengan jumlah kadar hemoglobin dalam darah pada anaklaki-laki jauh

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

27

lebih banyak dibandingkan anak perempuan.Hal tersebut juga terbukti pada

penelitian yang dilakukan oleh Saqurin (2013) dengan subjek mahasiswa yang

mengikuti UKM Taekwondo di Universitas Airlangga menunjukkan bahwa kadar

VO2maks (kebugaran) pada perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki yaitu

sebesar 36%. Namun sebaliknya, pada penelitian yang dilakukan oleh (Prabowo,

2014). Menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

frekuensi latihan dengan jenis kelamin terhadap kebugaran anggota klub jantung

sehat Mugas Kota Semarang Tahun 2013 (Saqurin, 2013).

Namun, hasil yang berbeda akan ditemukan apabila responden bukan berada

pada usia produktif seperti penelitian yang dilakukan pada peserta klub jantung

sehat. Hasil penelitian Hermani dan Mansyur (2013) menunjukkan bahwa tidak

ditemukan adanya perbedaan bermakna antara nilai prediksi VO2maks dengan

jenis kelamin. Hal tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsi kardiovaskuler

antara laki-laki dan perempuan, yakni terkait efek protektif estrogen yang dapat

menurunkan risiko premenopause untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Namun

khusus untuk perempuan yang telah memasuki masa menopause, efek tersebut

hilang dan perbedaan terkait jenis kelamin juga hilang. Sehingga, tidak

ditemukannya perbedaan yang bermakna pada penelitian ini karena efek protektif

progesterone responden penelitian sudah hilang akibat dari menopause

(HarmanidanMansyur, 2013). Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan

kebugaran pada wanita adalah dengan melakukan senam. Pelatihan senam

3x/minggu selama 10 minggu terbukti membantu meningkatkan kebugaran fisik

wanita berdasarkan uji efektifitas perlakuan dengan paired sample t-test dan uji

statistik Anova (Analysis of Variance) diperoleh nilai p < 0,05. Hal tersebut

bertujuan untuk menghindari penyakit akibat kurang gerak (Bawiling dkk., 2014).

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

28

2. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara gizi kurang, baik dan gizi lebih

(Almatsier, 2010). Salah satu faktor yang mempengaruhi kebugaran adalah gizi.

Gizi merupakan suatu proses yang dilakukan makhluk hidup mulai dari

pencernaan didalam rongga mulut hingga sekresi. Gizi berkontribusi dalam aspek

kebugaran yakni: ketahanan dan kekuatan tubuh yang berkaitan dengan status

gizi, meliputi : pemenuhan gizi makanan dengan kemampuan melaksanakan tugas

sehari-hari. Sehingga dalam pelaksanaannya, tubuh membutuhkan asupan gizi

yang sesuai berdasarkan fungsi dari zat gizi dalam makanan (sebagai sumber

energi, bahan pembangun dan bahan pengatur). Oleh sebab itu, untuk mencapai

kebugaran diperlukan gizi karena gizi mampu meningkatkan kebugaran.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2012) menunjukkan bahwa

Status gizi dan motivasi belajar secara bersama-sama memberi kontribusi terhadap

kebugaran mahasiswa Program Studi Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas

Jambi sebesar 45,83% (Ali, 2012). Parameter status gizi pada penelitian ini dilihat

berdasarkan indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh responden.

a. Penilaian Status Gizi

Menurut Gibson (2005), penilaian status gizi didefinisikan sebagai

interpretasi dari informasi yang diperoleh dari studi diet, biokimia,

antropometri dan klinis. Anthropometricmemiliki asal kata dari antrophos dan

metros, antrophos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Pengukuran

antropometri ada 2 tipe, yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang

dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.

Anthropometric gizi adalah pengukuran yang berhubungan dengan

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

29

pengukuran dimensi dan komposisi tubuh yang bervariasi dari berbagai

tingkatan seperti umur dan kebutuhan gizi (Gibson, 2005).

Kelebihan dari pengukuran antropometri, yaitu memberikan informasi

tentang riwayat gizi seseorang di masa lalu, mampu mendeteksi malnutrisi

tingkat sedang maupun parah yang tidak dapat diperoleh dari metode

pengukuran lainnya. Selain itu, kelebihan dari pengukuran ini adalah relatif

cepat, mudah dan reliable karena telah memiliki metode yang terstandardisasi

serta peralatan yang terkaliberasi. Namun, metode ini tidak dapat digunakan

untuk mengidentifikasi status kekurangan (defisiensi) gizi tertentu (Gibson,

2005). Cara ukur yang biasa digunakan meliputi berat badan, tinggi badan,

lingkar lengan, atas dan tabal lemak dibawah kulit

1) Indeks Massa Tubuh

Index Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk

memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan (Supriasa, 2002). Berikut rumus

(2.4) untuk mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang :

(2.4)

Menurut Depkes (2004) Kategori IMT terbagi atas :

Tabel 2.3 Klasifikasi IMT

Kategori IMT Klasifikasi < 18.5 Kg/m2 Kurang

18.5 – 24.9 Kg/m2 Normal ≥ 25 Kg/m2 Lebih

Sumber : (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2008)

IMT =Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m2)

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

30

Indeks massa tubuh yang lebih akan menimbulkan timbunan lemak

dalam tubuh. Timbunan lemak dalam tubuh akan membungkus jaringan

viseral yang menyebabkan jaringan bekerja lebih kuat dalam menyuplai

oksigen guna menghasilkan energi oleh karena itu jantung perlu

memompa pada frekuensi yang sering. Selain itu, efek samping dari

berat badan berlebih, yakni terdapat sel dan otot yang membesar

mempengaruhi kebutuhan nutrisi yang lebih besar dan menyebabkan

peningkatan denyut jantung. Hal ini menimbulkan ketidakefisienan

fungsi jantung sehingga seseorang dengan berat badan lebih tersebut

akan mengalami kelelahan jauh lebih dini daripada kondisi normal

(Martins D dkk., 2003). Sehingga, kelebihan berat badan umumnya

menyebabkan penurunan kebugaran karena peningkatan kebutuhan

energi pada sistem aerobik untuk melakukan pergerakan.

Pribris,dkk (2010) menggunakan IMT sebagai salah satu komponen

pengukuran kebugaran dalam evaluasi komposisi tubuh. Berdasarkan

penelitian tersebut diperoleh hubungan langsung yang signifikan antara

nilai rata-rata VO2maks dengan IMT mahasiswa (p <0,001) (Pribis dkk.,

2010). Sementara, penelitian Sarwono (2000) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif antara IMT dan kebugaran mahasiswa (Pvalue=

0,0103). Hal tersebut disebabkan oleh kesadaran untuk melakukan

aktivitas fisik pada individu dengan IMT lebih, lebih besar dibanding

individu yang memiliki IMT normal ataupun kurang(Sarwono, 2000).

Lain halnya dengan penelitian yang menunjukkan adanya hubungan

antara status gizi berdasarkan IMT dengan kebugaran (P= 0,0004)(Sari,

2014). Penelitian Anam dkk (2010) sejalan dengan kedua penelitian

Page 45: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

31

sebelumnya, yaitu IMT subjek yang inaktif lebih tinggi dibandingkan

IMT subjek yang aktif (p=0,011). Sehingga, menyebabkan kebugaran

subjek inaktif lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang aktif

(Anam dkk., 2010).Sementara, hasil penelitianlainnya menyatakan

bahwa IMT sangat terkait dengan persentase lemak tubuh (p = 0,01).

Diketahui terdapat hubungan positif yang kuat dan signifikan antara

kebugaran dan IMT pada anakunderweight dan perempuan overweight

dengan skor kebugaran yang tinggi (Monyeki MA dkk., 2012).

Hasil berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan terhadap

pekerja Indocement di Bogor, yakni tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara IMT dengan VO2maks. Hasil uji hubungan memiliki

nilai koefisiensi negatif, yang berarti semakin tinggi nilai IMT maka

semakin rendah nilai VO2maks nya. Hubungan yang tidak signifikan ini

disebabkan oleh perubahan perilaku seperti meningkatkanya

pengetahuan mengenai kesehatan sehingga terjadi peningkatan dalam

frekuensi atau durasi olahraga sehingga hal tersebut dapat meningkatkan

nilai VO2maks (Kharisma TamimidanRimbawan, 2015). Hasil yang

samayakni tidak terdapat perbedaan bermakna antara IMT dengan

kebugaran peserta club. Berdasarkan uji korelasi diketahui tidak ada

hubungan signifikan antara nilai IMT dengan VO2maks kelompok

tersebut. Hasil itu disebabkan karena banyak faktor lain yang

mempengaruhi kebugaran seseorang selain nilai IMT dan pada penelitian

ini jumlah sampel yang digunakan kecil sehingga korelasi bivariat

menghasilkan hubungan yang tidak signifikan.

Page 46: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

32

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran

adalah senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu

selama dua bulan. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang

dilakukan oleh Galih (2012) bahwa terdapat pengaruh dari latihan senam

aerobik low impact yang dilakukan 3 kali seminggu selama 2 bulan pada

remaja putri obesitas terhadap penurunan berat badan sebesar 66,78%

yang disertai dengan peningkatan kebugaran pada remaja tersebut (Galih

Tri Utomo dkk., 2012).

a) Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu pengukuran anthropometric

yang paling sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan

dengan status gizi. Pengukuran berat badan mampu menggambarkan

jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang manusia.

Hasil pengukuran berat badan banyak digunakan sebagai alat ukur

laju pertumbuhan fisik yang berkaitan dengan kecukupan status gizi

pada individu sehat. Lain halnya dengan individu yang memiliki

kelainan dalam metabolisme ataupun memiliki riwayat penyakit

lain. Gangguan tersebut tentu akan mempengaruhi berat badan

individu tersebut (Gibson, 2005).

Menurut Supriasa (2002)pengukuran status gizi dengan

menggunakan indikator berat badan adalah pilihan utama yang

didasari oleh berbagai pertimbangan, antara lain: 1) parameter yang

paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan, 2)memberikan

gambaran status gizi saat ini dan secara periodik mampu

Page 47: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

33

menggambarkan pertumbuhan seseorang, 3) ukuran Anthropometric

yang digunakan secara umum di Indonesia 4)ketelitian pengukuran

tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur, 5) KMS

(Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk

pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat

badan sebagai dasar pengisian, 6) penilaian berat badan terhadap

tinggi badan sudah terbukti sebagai indeks yang tidak tergantung

pada umur, 7) alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan

dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga

sudah dikenal masyarakat.

b) Tinggi Badan

Tinggi badan mampu menggambarkan status gizi masa lalu dan

masa kini,apabila umur seseorang tidak diketahui dengan tepat.

Selain itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua terpenting dalam

pengukuran status gizi karena dengan menghubungkan berat badan

terhadap tinggi badan (Supriasa, 2002).

2) Persen Lemak Tubuh

Persen lemak tubuh merupakan salah satu parameter yang digunakan

dalam penilaian status gizi seseorang. Metode yang dapat digunakan untuk

memprediksi persen lemak tubuh adalah under water weighing dan skinfold

dan Bioelectrical impedance analysis (BIA). BIA adalah salah satu alat yang

digunakan untuk mengetahui persen lemak tubuh dengan memanfaatkan

aliran listrik kecil (tidak dapat dirasakan). Lemak merupakan isolator listrik

yang baik sehingga tingginya persen lemak tubuh seseorang dapat dilihat dari

Page 48: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

34

lambatya aliran listrik sampai dari satu kutub ke kutub lain. Saat ini telah

berkembang alat pengukuran persen lemak tubuh yang portable dan telah

ter komputerisasi, sehingga hasil dapat segera terlihat pada monitor langsung

setelah pengukuran dilakukan (Nieman, 2011). Metode ini adalah yang

paling populer digunakan karena selain faktor ketersediaan, BIA juga mudah

digunakan untuk masyarakat umum.Seperti metode pengukuran pada

umumnya, metode BIA memiliki kelemahan yaitu sangat sensitif terhadap

status hidrasi seseorang dan latihan fisik yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Sehingga pemeriksaan harus melibatkan populasi dengan status hidrasi sama.

Pada penelitian ini, pengukuran persen lemak tubuh dilakukan sebelum tes

kebugaran berlangsung.

Pribris, dkk (2010) menggunakan persen lemak tubuh sebagai salah satu

indikator yang dikaitkan dengan kebugaran mahasiswa Andrew University.

Hasil studi cohort yang dilakukan sejak tahun 1996-2008 pada 5101

mahasiswa di Andrew University menunjukkan bahwa terdapat

kecenderungan linier yang signifikan antara persen lemak tubuh dan tahun

baikpada laki-lakimaupun pada perempuan serta terdapathubungan tidak

langsung yang signifikan antara VO2maks dengan persen lemak tubuh

mahasiswa dengan nilai (r = -0,489; p< 0,001) untuk laki-laki dan (r = -0,416

, p<0,001) untuk perempuan. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata

peningkatan persen lemak tubuh mahasiswa dalam 13 tahun terakhir, yaitu

sebesar 0,513% pertahun pada laki-laki dan 0,654% pertahun pada

perempuan (Pribis dkk., 2010).

Page 49: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

35

Hasil berbeda diperoleh dari penelitian Macmurray dan Ondrak (2008)

yang menyatakan bahwa tingkat kebugaran juga dipengaruhi oleh massa otot

dan massa lemak (Ira WolinskydanJudy A. Driskell, 2006). Penelitian

lainnya juga menyatakan hal yang sama bahwa remaja yang memiliki tingkat

daya tahan paru-paru dan jantung yang tinggi secara signifikan memiliki total

simpanan lemak tubuh yang rendah (Jonatan R Ruiz dkk., 2006).

Pada penelitian Hermanto (2012) diketahuibahwa sebagian besar wanita

vegetarian memiliki tingkat kebugaran sangat kurang. Namun, IMT dan

persentase lemak tubuh dalam kategori normal (65,1%) dan baik (62,8%).

Sehingga, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

persen lemak tubuh dengan kebugaran jasmani dengan nilai r = -0,243 dan p

= 0,117. Pola makan menghindari bahan makanan hewani diduga menjadi

penyebab IMT dan persentase lemak tubuh subjek sebagian besar berada

dalam kategori normal. Pola konsumsi vegetarian yang lebih banyak

mengonsumsi serat, sedikit asam lemak jenuh kalori menyebabkan akumulasi

lemak tubuh yang sedikit.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran adalah

senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua

bulan. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih

(2012) bahwa terdapat pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang

dilakukan 3 kali seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas

terhadap penurunan persen lemak tubuh sebesar 86,42% dan peningkatan

kebugaran pada remaja tersebut (Galih Tri Utomo dkk., 2012).

Page 50: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

36

3. Asupan Gizi

Asupan gizi adalah salah satu faktor penentu kebugaran. Asupan gizi yang

baik akan menghasilkan energi yang cukup, karena energi dibutuhkan oleh tubuh

untuk beraktivitas. Energi merupakan zat yang sangat esensial bagi manusia

dalam menjalankan metabolisme basal (proses tubuh yang vital), melakukan

aktivitas, pertumbuhan dan pengaturan suhu (Hardinsyah, dkk, 2012). Energi

dapat diperoleh dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat di

dalam makanan. Karbohidrat sendiri menyumbang sebesar 4,1 kkal/g, sedangkan

lemak dan protein masing-masing menyumbang energi sebesar 8,87 kkal/g dan

5,65 kkal/g (Almatsier, 2010). Kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk

glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek dan dalam bentuk lemak sebagai

cadangan jangka panjang (Institute Of Medicine, 2005).

Kebutuhan energi seseorang merupakan konsumsi energi yang berasa dari

makanan sumber penghasil energi berdasarkan ukuran dan komposisi tubuh

dengan tingkat aktivitas sesuai untuk memelihara kesehatan jangka panjang.

Angka kecukupan energi adalah banyaknya asupan makanan dari seseorang yang

seimbang dengan pengeluarannya sesuai dengan susunan dan ukuran tubuh,

tingkat kegiatan jasmani dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fisiologis

tubuh dalam waktu lama (Hardinsyah dkk., 2012).

Tabel 2.4 Angka Kecukupan Gizi Mahasiswa 2013

Zat Gizi Laki-Laki

(19-29 tahun)

Perempuan (19-29 tahun)

Energi (Kkal) 2550 1800 Protein (gr) 60 50 Vitamin A (RE) 600 500 Vitamin D (µg) 5 5 Vitamin E (mg) 15 15 Vitamin K (µg) 65 55

Page 51: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

37

Zat Gizi Laki-Laki

(19-29 tahun)

Perempuan (19-29 tahun)

Tiamin (mg) 1.2 1.0 Riboflavin (mg) 1.3 1.1 Niasin (mg) 1.6 14 Asam Folat (µg) 400 400 Piridoksin (mg) 1.3 1.3 Vitamin B12 (µg)

2.4 2.4

Vitamin C (µg) 90 90 Kalsium (mg) 800 800 Fosfor (mg) 600 600 Magnesium (mg)

290 250

Besi (mg) 13 26 Yodium ((µg) 150 150 Zinc (mg) 13 9.3 Selenium (µg) 30 30 Mangan (mg) 2.3 1.8 Flour (mg) 3 2.5

Sumber : (AKG, 2013)

a. Pengukuran Asupan Gizi

Asupan energi banyak dipengaruhi oleh asupan zat gizi makro yang

menjadi sumber energi utama dalam tubuh. Keberadaan zat makro memiliki

peranan penting dalam menjaga kebugaran, seperti berikut ini :

1) Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen

dan oksigen yang tersimpan didalam otot dan hati serta dapat diubah

dengan cepat ketika tubuh membutuhkan energi (Wilkins, 2007).

Kebutuhan karbohidrat harian laki-laki usia 19-29 tahun adalah sebesar

375g dan 292g untuk perempuan (AKG, 2013). Untuk memelihara

kesehatan, konsumsi karbohidrat yang dianjurkan dalam sehari sekitar

50%-65% dari konsumsi energi total yang berasal dari karbohidrat

kompleks dan 10% berasal dari karbohidrat sederhana (Almatsier, 2010).

Page 52: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

38

Karbohidrat kompleks merupakan zat gizi yang terikat dengan zat gizi lain

yaitu protein, lemak, vitamin dan mineral serta serat. Karbohidrat

kompleks ini akan lebih lama diserap dan dicerna sehingga didalam tubuh

akan bertahan lebih lama, pemecahannya berupa glukosa (Fatmah, 2011).

Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam mulut. Saat makanan

dicerna/dikunyah didalam rongga mulut, kelenjar saliva (khususnya

kelenjar parotis) mensekresi enzim ptialin yang bertugas untuk

menghidrolisis pati menjadi disakarida (maltosa dan isomaltosa). Makanan

yang tertinggal didalam mulut dalam waktu singkat (sekitar 3%-5% dari

semua pati yang dimakan) dihidrolisis menjadi maltosa dan isomaltosa

pada waktu makanan tersebut menuju tahap pencernaan selanjutnya. Kerja

ptialin berlangsung selama 15-30 menit setelah makanan masuk ke dalam

lambung dan dicampur dengan sekret lambung. Kemudian aktivitas ptialin

dihambat oleh asam dari sekret lambung. Ptialin pada hakekatnya tidak

aktif sebagai enzim bila pH < 4,0. Sebelum makanan bercampur sempurna

dengan sekret lambung, kurang lebih sebanyak 30%-40% pati telah diubah

menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam getah lambung dapat

menghidrolisis pati dan disakarida (Guyton, 1997). Hasil akhir pencernaan

karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah berupa monosakarida. Kadar

glukosa darah akan naik dalam jangka waktu ± 30 menit setelah makan

dan secara perlahan kembali ke kadar gula normal (70-100 mg/100 ml)

dalam waktu 90-180 menit(Elizabeth J.Corwin, 2009). Kadar gula darah

maksimal dan kecepatan untuk kembali pada kadar normal bergantung

pada jenis makanan. Indeks glikemik (IG) dengan rentang nilai 0-100

dapat mengukur efek asupan makanan pada kadar glukosa darah. Makin

Page 53: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

39

rendah IG dalam makanan, maka kenaikan glukosa darah semakin kecil

sehingga lambat menghasilkan energi. Sebaliknya, makin tinggi nilai IG,

makin cepat melepaskan energi yang ditandai dari meningkatnya kadar

gula darah (Fatmah, 2011). Hal ini tentu akan mempengaruhi tubuh saat

beraktivitas.

Pada saat melakukan aktivitas, karbohidrat menjadi sumber energi

utama dalam proses pembakar glukosa menjadi tenaga. Tubuh mensuplai

glukosa yang berasal dari hati dalam bentuk glikogen kedalam otot

(BoyledanLong, 2010). Jika energi yang terbentuk hanya digunakan

sebagian untuk melakukan aktivitas fisik, maka kelebihannya disimpan

dalam bentuk glikogen di hati (70g), otot (20g) dan jaringan lemak

cadangan. Semakin lama durasi, intensitas dan frekuensi aktivitas atau

olahraga, semakin besar tubuh membutuhkan suplai glukosa.Seseorang

yang melakukan aktivitas fisik antara 2-4 jam pada tingkat ringan sampai

berat setelahnya dapat menurunkan cadangan karbohidrat serta glikogen

dalam tubuh (Fatmah, 2011). Sehingga, kegiatan seperti berlari akan lebih

cepat menguras cadangan glikogen dibandingkan dengan jogging atau

jalan cepat yang menuntut tubuh menggunakan glikogen secara

konservatif.

Ketika seseorang mulai berolahraga, tubuh menggunakan sekitar

seperlima dari total cadangan glukosa dalam 20menit pertama. Jika

aktivitas berlanjut dan melebihi 20menit, maka penggunaan glikogen

melambat. Hal tersebut bertujuan untuk menghemat pasokan glikogen

yang tersisa. Sehingga, tubuh mulai lebih mengandalkan cadangan lemak

untuk bahan bakar (BoyledanLong, 2010). Berdasarkan penelitian yang

Page 54: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

40

dilakukan oleh Sugiarsi (2012) menyatakan bahwa terdapat 28,3% ibu

PKK yang tidak bugar akibat asupan karbohidrat yang tidak cukup. Hal ini

dapat terjadi karena karbohidrat berfungsi pada proses metabolik dari

anabolisme dan katabolisme menjaga persediaan karbohidrat tubuh,

memastikan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan

fungsi senyawa penting lainnya(Sugiarsi, 2012). Fungsi lain dari

karbohidrat diantaranya sebagai penghemat protein selama proses produksi

energi, membantu dalam pembakaran lemak, sumber energi, membantu

fungsi usus, membantu serta proses absorpsi kalsium (Wilkins, 2007).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 64 karyawan

Indocement di Bogor diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara asupankarbohidrat dengan kebugaran (p >0,05). Hasil

yang tidak signifikan kemungkinan karena terdapatnya faktor lain yang

lebih mempengaruhi nilai VO2maks subjek seperti faktor genetika serta

konsumsi pangan pada masa lampau yang tidak diukur dalam penelitian

(Kharisma TamimidanRimbawan, 2015).

2) Protein

Protein merupakan cadangan energi bagi tubuh apabila karbohidrat

yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk menghasilkan energi pada saat

melakukan latihan intensif (Fatmah, 2011). Protein tersusun atas

komponen - komponen kompleks, besar, setiap sel kehidupan.Pencernaan

protein dimulai di organ lambung. Sebagian protein yang ada di lambung

dicerna menjadi peptida oleh enzim pepsin. Pepsin biasanya mengawali

proses pencernaan, memecahkan protein menjadi protease, pepton dan

polipeptida besar. Pemecahan protein ini merupakan suatu proses

Page 55: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

41

hidrolisis yang terjadi pada ikatan peptida antara asam-asam amino. Saat

protein meninggalkan lambung, protein biasanya dalam bentuk proteosa,

pepton, polipeptida besar, dan sekitar 15% asam amino. Setelah masuk ke

usus halus, hasil pemecahan parsial dibantu oleh enzim tripsin,

kimotripsin, dan karboksipeptidase pankreas untuk melakukan hidrolisis

terhadap hasil pemecahan parsial protein menjadi asam amino. Asam

amino mengikuti aliran yang sama dengan yang ditempuh monosakarida.

Dalam waktu yang bersamaan, dipeptida dan tripeptida dibawa oleh sel

epitel melalui transport aktif. Dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi

asam amino di dalam sel dan melewati kapiler yang ada di dalam villi.

Dari kapiler, asam amino diangkut ke dalam darah menuju ke hati melalui

sistem peredaran darah portamenuju otot(Elizabeth J.Corwin, 2009).

Otot sebagian besar dibentuk oleh protein, sehingga wajar apabila

seorang atlet membutuhkan protein lebih banyak dari kebutuhan biasanya.

Kebutuhan protein untuk ketahanan dalam melakukan latihan intensif

adalah 5-15% dari total energi. Protein banyak dibutuhkan pada awal

program latihan (Fatmah, 2011, BoyledanLong, 2010). Kenaikan awal

massa otot, jumlah sel darah merah untuk membawa oksigen dan jumlah

enzim aerobik pada otot untuk menggunakan bahan bakar secara efisien

dapat meningkatkan kebutuhan protein seorang atlet. Selain itu, perubahan

hormonal selama latihan sementara dapat memperlambat jumlah protein

otot dan dapat mendorong otot untuk memecah cadangan proteinnya.

Jumlah protein yang digunakan seorang atlet sebagai bahan bakar

tergantung pada intensitas latihan dan durasi, tingkat kebugaran atlet dan

simpanan glikogen dalam otot atlet. Ketika simpanan glikogen terisi

Page 56: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

42

dengan baik, protein hanya menyumbang 5% dari kebutuhan bahan bakar

untuk energi (BoyledanLong, 2010).

Pemecahan protein otot mendominasi selama latihan berat dan

pertumbuhan otot meningkat setelah latihan. Pelatihan yang konsisten

akan meningkatkan penumpukan protein otot setelah latihan. Untuk

mengatasinya, otot menggunakan cadangan asam amino untuk

memperbaiki dan membangun serta membersihkan penumpukan protein

otot tersebut. The American Dietetic Association merekomendasikan

bahwa protein untuk dewasa adalah 0,8g/kg/hari, sedangkan untuk

ketahanan seorang atlet konsumsi protein yang direkomendasikan sebesar

1,2 -1,6 g/kg/hari. Sementara atlet dengan latihan yang sangat berat, maka

asupan protein yang disarankan sebesar 1,6–1,7g/kg/hari(BoyledanLong,

2010).Namun, dianjurkan konsumsi protein tidak melebihi 2kg/kgBB/hari

karena kelebihan protein akan menyebabkan specific dynamic action

(SDA) yang tinggi dan akan merugikan metabolisme serta memperberat

kerja ginjal apabila kelebihan protein tersebut terjadi dalam waktu yang

lama (Fatmah, 2011). Perlu diketahui, bahwa otot tidak menanggapi

kelebihan protein dengan hanya menerimanya. Sebaliknya, mereka

menanggapi hormon yang mengatur mereka dan tuntutan membebankan

mereka (Williams, 2002). Dengan demikian, cara untuk membuat sel-sel

otot tumbuh adalah untuk membuat otot bekerja. Mereka akan merespon

dengan mengambil nutrisi termasuk asam sehingga otot tersebut dapat

tumbuh.Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah penelitian yang

menyatakan bahwa terdapat 3.3% ibu PKK yang tidak bugar akibat asupan

protein yang tidak cukup (Sugiarsi, 2012).

Page 57: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

43

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 80 anak dan remaja di

Georgia, AS diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara asupan protein dan kebugaran (daya tahan kardiovaskuler) dengan

pola hubungan negatif, yakni semakin tinggi asupan protein maka

kebugaran responden tersebut akan semakin rendah (Bernard Gutin dkk.,

2002). Penelitian lain yang juga mendukung hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa terdapat 3,3% ibu PKK yang tidak bugar akibat asupan

protein yang tidak cukup (Sugiarsi, 2012). Uji Mann-Whitney

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat

kecukupan protein dengan kebugaran pada pekerja Indocement di Bogor

(p>0,05) (Kharisma TamimidanRimbawan, 2015). Penelitian yang juga

sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Anam

dkk (2010) yang menunjukkan bahwa asupan protein tidak mempengaruhi

daya tahan jantung dan paru dengan nilai p= 0,461. Penelitian lain juga

mendapatkan hasil yang sama, yakni konsumsi protein tidak berhubungan

dengan kesegaran kardiorespirasi atlet sepakbola PERSIBA Bantul (p-

value = 0,378) (Fery Lusviana Widiany dkk., 2014).

3) Lemak

Lemak merupakan penghasil energi terbesar yaitu dua kali lebih besar

dibanding energi yang dihasilkan oleh karbohidrat maupun protein. Lemak

akan berperan sebagai sumber energi untuk cabang olahraga dengan

intensitas latihan sedang dalam waktu yang lama. Didalam pemecahannya,

lemak menghasilkan 9kkal dan nilai anjuran konsumsi lemak dalam sehari

sebesar 20-25% dari total kebutuhan energi. Jumlah tersebut sudah

memenuhi kebutuhan asam lemak esensial dan membantu penyerapan

Page 58: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

44

vitamin larut lemak. Sekitar 3-7% berasal dari lemak tidak jenuh dan10%

diantaranya berasal dari lemak jenuh serta kolesterol (Fatmah, 2011).

Konsumsi kolesterol dibatasi yaitu tidak lebih dari 300mg per hari. Hal

tersebut bertujuan untuk mencegah penumpukan kolesterol di beberapa

organ tubuh yang tentunya akan membahayakan kesehatan (Departemen

Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010). Seseorang

dapat menyimpan 25-30pon lemak tubuh tetapi pada karbohidrat hanya

tersimpan sekitar 1 pon. Bila mengonsumsi lemak kurang dari kebutuhan

kalori total tidak akan memberi keuntungan pada kinerja dan kebugaran

fisik. Demikian pula dengan mengonsumsi lemak lebih dari 35% dari

kebutuhan kalori total maka akan berbahaya untuk kesehatan. HDL (High

Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) adalah jenis

lemak yang berkombinasi dengan protein yang disebut lipoprotein.

Apabila mengandung banyak sedikit lemak dan banyak protein disebut

HDL dan bila banyak mengandung lemak dan kurang protein disebut LDL

(Murray, 2009). Olahraga aerobik secara teratur dapat meningkatkan kadar

HDL. Kolesterol dibutuhkan olah tubuh untuk membangun membran sel,

sintesis vitamin D, hormon adrenal, estrogen dan hormon lain serta

membangun garam empedu (Murray, 2009).

Penggunaan glikogen dan lemak tubuh sebagai sumber energi selama

beraktivitas seperti alur berikut : 1) Hati dapat mengkonversi keterbatasan

cadangan glikogen dalam membantu memenuhi kebutuhan energi untuk

otot, 2) Tubuh juga dapat membantu memenuhi kebutuhan energi dari

kerja otot dengan trigliserida menjadi asam lemak, 3) Sistem peredaran

darah membawa bahan bakar (glukosa dan asam lemak) ke otot, 4) Otot

Page 59: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

45

dapat mengkonversi cadangan glikogen menjadi glukosa untuk digunakan

sebagai energi. Selain itu, Trigliserida otot juga bisa dikonversi menjadi

asam lemak dan digunakan untuk energi, 5) Otot-otot yang bekerja dapat

mengambil glukosa dan asam lemak yang beredar di tubuh dari dalam

darah dan metabolisme mereka sebagai energi. Otot dilatih untuk mampu

menggunakan lemak sebagai sumber energi, sehingga ketika latihan dapat

menggunakan lebih lemak untuk energi daripada glukosa (BoyledanLong,

2010). Hal tersebut dapat menghemat pasokan glikogen untuk jangka

waktu yang lama.

Lemak tidak banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk beraktivitas

minimal selama 20 menit pertama dan tidak digunakan sebagai bahan

bakar utama sampai setelah 2 jam. Semakin moderat intensitas latihannya

seperti : jogging, menari aerobik, serta semakin lama durasinya, maka

semakin besar lemak yang digunakan untuk bahan bakar. Sedangkan,

Semakin tinggi intensitas kegiatannya (berlari, rintangan, dayung) maka

semakin besar karbohidrat yang digunakan untuk bahan bakar. Pada 20

menit pertama penggunaan lemak hanya sekitar 15% dari kebutuhan total,

namun apabila latihan terus dilakukan dalam waktu yang lama (> 2 jam),

maka penggunaan lemak sebagai energi meningkat hingga 85%

(BoyledanLong, 2010). Ketika berolahraga, simpanan lemak di seluruh

tubuh akan terbakar, khususnya pada orang dengan jumlah simpanan

lemak dalam jumlah besar. Itulah sebabnya sehat secara fisik akan

membuat orang terlihat langsing karena simpanan lemak di seluruh tubuh

berkurang.

Page 60: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

46

Konsumsi tinggi lemak berdampak buruk pada tubuh karena tidak

dapat menghasilkan VO2maks lebih dari 60%. Konsumsi tinggi lemak

(>30% total kalori) diketahui menurunkan asupan karbohidrat, sehingga

glikogen otot tidak dapat dijaga. Selain itu, asupan makanan tinggi lemak

juga dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko jantung koroner,

stroke dan kanker. Hasil penelitian yang dilakukan Sugiarsi (2012)

diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak

dengan kebugaran kelompok ibu PKK di Kecamatan Banjarsari.

Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi susu

rendah lemak sebagai pengganti susu yang biasa dikonsumsi mahasiswa.

Hal ini dibuktikan dalam penelitian Kameswara (2015) bahwa terdapat

perbedaaan nilai VO2maks dan jarak tempuh lari atlet pada pemberian susu

rendah lemak (p<0,05). Pemberian susu rendah lemak dapat meningkatkan

nilai VO2 maks dan jarak tempuh lari yang lebih baik dibandingkan dengan

pemberian minuman lainnya (Iqbal Kameswara P.S., 2015).

4) Air

Air merupakan zat yang dibutuhkan tubuhdalam kehidupan sehari-hari,

walaupun tidak mengandung kalori. Kebutuhan tubuh akan air dalam

sehari sesuai dengan banyaknya air yang keluar atau hilang dari tubuh.

Jumlah pemasukan dan pengeluaran air dari tubuh untuk menjaga

keseimbangan air dalam tubuh disebut dengan water turnover(Fatmah,

2011). Pemberian cairan (air) sebelum, beristirahat dan sesudah olahraga

bertujuan untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan keseimbangan

cairan tubuh. Salah satu fungsi air pada darah yaitu mengangkat panas

Page 61: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

47

yang dihasilkan oleh kerja otot (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013a). Tubuh akan memanas akibat pelepasan energi selama

beraktivitas termasuk kehilangan air melalui keringat.

Kuantitas keringat yang dihasilkan bergantung pada intensitas dan

durasi aktivitas atau latihan. Hal tersebut biasa terjadi pada atlet. Semakin

intens latihan, semakin tinggi panas yang dihasilkan dan semakin banyak

keringat yang dikeluarkan (Fatmah, 2011). Jika tidak segera mengganti air

yang hilang, volume plasma dalam tubuh akan berkurang dan tubuh akan

menarik air dari otot-otot dan organ. Ketika air ditarik dari otot, maka

terjadi kram yang bersamaan dengan prematur kelelahan dan penurunan

kinerja serta penurunan kadar plasma darah (BoyledanLong, 2010).

Kadar plasma darah yang rendah (volume darah lebih rendah) akan

memaksa hati untuk berdetak lebih cepat untuk memasok oksigen yang

cukup ke otot (BoyledanLong, 2010). Sehingga, akibat dari kurangnya

plasma yang beredar untuk mengangkut panas pada kulit, maka panas

menumpuk dan suhu tubuh internal akan terus meningkat. Semua

perubahan ini memaksa tubuh untuk bekerja pada intensitas yang lebih

tinggi. Defisit cairan sebanyak 1% dari berat badan yang keluar dalam

bentuk keringat saat berolahraga terbukti mengurangi toleransi tubuh

terhadap kebugaran. Sedangkan, kehilangan air sebesar 2%-10% dari berat

badan selama mengikuti olahraga dapat mengurangi kapasitas kerja otot

sebesar 20-30%. Sehingga, konsumsi air yang dianjurkan untuk atlit yaitu

150 – 250 ml pada suhu 10ºc antara 30-60 menit sebelum olahraga dan 10-

15 menit ketika beristirahat. (Fatmah, 2011, Williams, 2002).

Page 62: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

48

5) Vitamin & Mineral

Aktivitas fisik mampu meningkatkan kegiatan metabolisme zat gizi

yang diikuti oleh meningginnya kebutuhan zat-zat gizi oleh tubuh

termasuk vitamin. Vitamin adalah penghubung dan regulator yang

memproduksi energi. Mineral merupakan zat organik yang diperlukan oleh

tubuh dalam jumlah yang kecil dan hanya 4% keberadaaannya didalam

tubuh. Mineral membantu dalam reaksi fungsional tubuh, seperti

memelihara keteraturan metabolisme (Fatmah, 2011). Adapun fungsi

vitamin dan mineral selama melakukan aktivitas fisik, diantaranya:

Tabel 2.5 Fungsi Vitamin dan Mineral

Vitamin atau mineral Fungsi Thiamin, riboflavin, Energy-releasing reactions pantothenic acid, niacin, magnesium

Melepaskan energi

Vitamin B6, zinc Membangun protein otot Folate, vitamin B12, copper Membangun sel darah merah untuk

membawa oksigen Biotin Mensistesis lemak dan glikogen Vitamin C Pembentukan kolagen untuk integritas

jaringan sendi dan lainnya serta kemampuan antioksidan dapat mengurangi kerusakan jaringan oksidatif

Vitamin E Melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif

Iron Transpor oksigen didalam darah ke otot Calcium, vitamin D, vitamin A, phosphorus

Membangun struktur tulang, kontraksi otot dan transmisi saraf

Sodium, potassium, chloride Pemeliharaan keseimbangan cairan ; transmisi impuls saraf untuk kontraksi otot

Chromium Asistensi insulin Magnesium Kontraksi jantung dan otot-otot lainnya

Sumber : (Fatmah, 2011, BoyledanLong, 2010)

Page 63: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

49

Menurut Gibson (2005) metode untuk pengukuran asupan gizi terbagi

atas empat level. Pada penelitian ini, metode yang akan peneliti gunakan

untuk mengetahui jumlah asupan energi dan zat gizi makro yang dikonsumsi

responden yaitu asupan harian individu level empat (asupan zat gizi individu

untuk mengetahui hubungannya dengan kebugaran mahasiswa prodi

Kesehatan Masyarakat). Pada level ini metode yang dapat digunakan

bervariasi yaitu Food Record, Food recall 24 jam, Semi Quantitative Food

Frequency Questioner dan Dietary History(Gibson, 2005). Namun, metode

yang digunakan peneliti adalah record dan recall 3 x 24 jam yang dilakukan

dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi selama 24 jam

yang lalu. Data yang didapatkan dari Record dan Recall 3 x 24 jam dapat

dikonversikan menjadi energi dan nurient intake dengan menjumlah

konsumsi makanan individu sesuai dengan jumlah yang dikonsumsinya yang

akan dimasukan kedalam softwareyaitu Nutrysurvey 2007 (versi Indonesia).

Kelebihan yang didapatkan dari metode recall 24 jamdiantaranya: 1)

mudah, murahdan cepat dalam pelaksanaannyasehinggadapat mencakup

banyak responden, 3) dapat digunakan untuk responden yang buta huruf, 4)

memberikan gambaran nyata konsumsi individu sehingga dapat terlihat hasil

perhitungan intake zat gizi sehari(Supariasa, 2002).Sementara kekurangan

dari metode Recall 24 jam adalah 1) tidak dapat menggambarkan asupan

makanan sehari-hari apabila recall hanya dilakukan satu kali, 2) bergantung

pada ketepatan daya ingat responden, 3)The flat slope syndrome, yaitu

kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya

lebih banyak (overestimate) dan responden yang gemuk, cenderung

melaporkan konsumsinya lebih sedikit (underestimate).

Page 64: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

50

a) Vitamin B1

Thiamin merupakan vitamin yang larut dalam air,sehingga mudah

rusak akibat proses pengolahan. Data rekaman diet menyatakan bahwa

cara pengolahan makanan sangat berpengaruh pada nilai biologis

vitamin B1 dalam tubuhdihitung berdasarkan komposisi bahan makanan

mentah tiap 100 gram bahan(Institute Of Medicine, 2005).

Vitamin B1 atau thiamin tersedia di dalam tubuh karena diserap

usus dari makanan, kemudian diangkut bersama darah ke jaringan tubuh.

Thiamin sebagai cadangan dalam jumlah terbatas yang disimpan di

dalam hati, buah pinggang, jantung, otot dan otak, sebagai cadangan

diperlukan untuk sekedar dapat memelihara fungsi alat-alat tubuh dalam

waktu yang singkat. Thiamin pirofosfat berperan sebagai koenzim pada

metabolisme karbohidrat untuk mengubah energi. Koenzim tersebut

berfungsi memungkinkan karboksilase memisahkan karbondioksida dari

asam piruvat, sedangkan sisanya selanjutnya dirombak menjadi

karbondioksida dan air. Fungsi thiamin yaitu (1) metabolisma

karbohidrat; (2) mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh; dan

(3) mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam usus(Irawan, 2007).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak karbohidrat yang

dikonsumsi, maka kebutuhan thiamin juga akan meningkat.

Rekomendasi asupan thiami untuk orang dewasa sekitar 0,23 mg – 0,65

mg per 1000 kalori setiap harinya(Institute Of Medicine, 2005). Thiamin

banyak terkandung dalam padi-padian (umumnya pada bagian lembaga

dan bagian luar endospermanya), kacang hijau dan daging.

Page 65: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

51

b) Zat Besi

Zat Besi (Fe) adalah merupakan mikromineral yang paling banyak

dalam tubuh manusia. Orang dewasa mengandung Fe dalam tubuhnya

antara 2,5 – 4g dimana 2,0 – 2,5g dalam sirkulasi yakni dalam sel darah

merah sebagai komponen hemoglobin (Hb) dan 25% merupakan

cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin dan haemosiderin

terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang (Hartati dkk., 2012). Zat

besi sangat diperlukan dalam haemopoiesis (pembentukan darah) yaitu

dari sintesa hemoglobin (Hb). Besi dalam tubuh berasal dari tiga sumber,

yaitu hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis), dari penyimpanan

di dalam tubuh, dan hasil penyerapan pada saluran pencernaan. Dari

ketiga sumber tersebut, Fe hasil hemolisis merupakan sumber utama.

Bentuk-bentuk senyawa dari fe diantaranya senyawa heme (hemoglobin,

mioglobin, enzim heme) dan poliporfirin (tranfirin, ferritin, dan

hemosiderin) (Almatsier, 2010).

c) Mangan

Mangan berkaitan dengan sejumlah enzim dalam beberapa proses

metabolisme, termasuk piruvat dan karboksilase asetil-CoA dan

dehidrogenase isositrat dalam siklus Krebs dan mitokondria, bentuk

mitokondria, dismutase superoksida yang membantu melindungi

membran mitokondria, arginase, enzim terminal dalam produksi urea,

enzim sitosol lain yang terlibat dalam lintasan pentosa-fosfat-shunt,

glikolisis (glukokinase) metabolisme serin (tranferase hidroksimetil)

(Linder, 2006).

Page 66: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

52

Jumlah mangan yang besar terdapat dalam tulang, hati, ginjal,

pankreas dan pituitaria, tetapi sedikit terdapat pada daging, ikan dan

produk susu. Mn juga banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji-bijian

utuh, dan sayuran. Mn ber fungsi dalam metabolisme intermedier dengan

mengaktifkan beberapa enzime.Mangan terdapat dalam konsentrasi

tinggi dalam mitokondria dan berfungsi sebagai faktor penting untuk

pengaktifan glikosiltransferase yang berperan sebagai sintesis

oligosakarida, glikoprotein, dan proteoglikan. Mangan diperlukan untuk

aktifitas superoksida dismutase. Mangan diserap dengan baik melalui

usus halus dengan mekanisme yang serupa dengan besi, termasuk

transfer melalui sel mukosa ke dalam darah portal. Pada kenyataannya

absorpsi Mn2+ meningkat pada defisiensi besi dan dapat dihambat oleh

besi. Adanya etanol dalam usus jelas menambah absorpsi Mn2+. Ion

mangan dikirim ke hati melalui sirkulasi portal dan disana segera

mengadakan keseimbangan dengan Mn2+(Hall dan Guyton, 2008).

4. Umur

Menurut Depkes (2008), umur adalah masa hidup responden dalam tahun

dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.

Umur mempunyai peran dalam kebugaran seseorang. Menurut WHO (2005),

penggolongan umur dikategorikan menjadi 4, yaitu anak-anak (<10 tahun), remaja

(10-24 tahun), dewasa (25-59 tahun) dan lanjut usia (>60 tahun) (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Page 67: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

53

Berdasarkan uji korelasi bivariate penelitian (HarmanidanMansyur, 2013)

diperoleh hubungan negatif lemah dan bermakna antara usia dan nilai prediksi

VO2maks yang berkaitan dengan kebugaran anggota klub jantung sehat. Hasil

tersebut berarti semakin tua seseorang makin rendah nilai prediksi VO2maksnya.

Hal tersebut disebabkan semakin bertambahnya usia responden, maka fungsi

kardiovaskuler nya semakin menurun.Berbeda dengan Harmanida, penelitian

(Prabowo, 2014) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara rentang umur terhadap kebugaran anggota klub jantung sehat Mugas Kota

Semarang Tahun 2013.

Pada umumnya, semakin tua seseorang, akan terjadi penurunan kebugaran

yang disertai dengan penuruan status kesehatan. Gejala tersebut ditandai dengan

kurangnya elastisitas jaringan ikat, pengurangan kepadatan kapiler di banyak

jaringan, aktivitas mitosis sel menjadi lebih lambat dan sel-sel permanen hilang.

Perubahan terkait usia seseorang yang terjadi di jantung, antara lain (Prabowo,

2014): 1) penurunan curah jantung istirahat dan maksimum, 2) penurunan nadi

maksimum, 3) peningkatan waktu kontraksi dan relaksasi otot jantung, 4)

peningkatan kekakuan otot jantung saat fase diastole, 5) penurunan jumlah sel otot

fungsional dan 6) akumulasi pigmen dalam sel otot jantung.

5. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu pembinaan manusia yang dilakukan seumur

hidup, tujuan utama dari pendidikan itu sendiri adalah penguasaan materi

pembelajaran secara mendalam dan bahkan jika mungkin sampai tuntas (Kristian,

2014). Menurut Kemendibud RI (2014), Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana dalam mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik

Page 68: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

54

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan baik

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta

keterampilan yang dibutuhkan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014). Pendidikan

di Indonesia terbagi atas pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal

adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri atas pendidikan

dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang

dilaksanakan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur

dan berjenjang, seperti pendidikan jasmani.

Penelitian yang dilakukan oleh Jose´(2008) pada 1709 wanita usia 18-88tahun

di Spanyol menunjukkan bahwa tingkat kebugaran seseorang berhubungan dengan

tingkat pendidikannya, yaitu orang dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki

tingkat kebugaran lebih tinggi dibandingkan orang dengan pendidikan rendah.

Hasil uji statistik menunjukkan nilai variabel kebugaran dalam kelompok wanita

tingkat pendidikan rendah dengan Pvalue=0,001. Hal tersebut disebabkan karena

orang dengan pendidikan tinggi cenderung menggunakan waktu kosong untuk

melakukan kegiatan latihan fisik (Jose´ M. Saavedraa dkk., 2008).

Berbeda dengan penelitian Harmani (2013), hasil penelitian Jose´ M.

Saavedraa (2008) diperoleh rerata prediksi VO2maks pada lulusan sarjana adalah

20,24 ml/kg/menit, yang lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA dengan nilai

rerata 20,19ml/kg/menit. Namun secara statistik perbedaan tersebut tidak

bermakna. Sehingga, tidak terdapat perbedaan bermakna antara responden yang

sarjana dan lulusan SMA. Hal tersebut disebabkan populasi responden memiliki

beban kerja yang relatif sama, sehingga fungsi kardiovaskulernya pun relatif

sama. Keadaan lingkungan yang peduli terhadap kesehatan dibuktikan dengan

Page 69: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

55

aktifnya Klub Senam Jantung Sehat dan membawa dampak positif terhadap

tingkat kesehatan responden tanpa melihat perbedaan riwayat pendidikannya.

Penelitian Harmani dan Mansyur (2008) sejalan dengan penelitian Anita

(2004) tentang hubungan variabilitas denyut jantung dengan fungsi kognitif. Hasil

penelitian Anita (2004) menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara

fungsi kognitif dengan variabilitas denyut jantung serta VO2maks. Walaupun

kedua kelompok responden telah mendapatkan edukasi tentang kebugaran

sehingga mereka memiliki pengetahuan yang sama yaitu tingkat kebugaran.

6. Status Merokok

Kebiasaan merokok mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler karena 4% pada

asap tembakau mengandung karbonmonoksida (CO). Afinitas (daya ikat CO pada

hemoglobin) sebesar 200-300 kali lebih besar dibandingkan dengan oksigen. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa CO mampu mengikat hemoglobin lebih cepat

dibandingkan dengan oksigen sehingga CO didalam darah menghambat

pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh. Terhambatnya pengangkutan oksigen

akan mengurangi suplai oksigen dari darah menuju jaringan dan sel tubuh. selain

karbonmonoksida, zat aditif lain yang terdapat didalam rokok dan merugikan

tubuh adalah nikotin. Nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan

menghalangi laju peredaran darah. Hal tersebut dapat mengganggu bahkan

menurunkan tingkat kebugaran jasmani seseorang akibat dari rusaknya

metabolisme oksigen didalam darah (Aula, 2010).

Sebuah fakta menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama

sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak dengan angka 61,4 juta perokok

aktif sekitar 25% dari jumlah penduduk Indonesiaberdasarkan penelitian Global

Page 70: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

56

Adult Tobacco Survey (GATS), (GATS, 2011:1). Hasil penelitian Hapsari (2014)

diperoleh bahwa ada perbedaan yang nyata atau signifikan pada kebugaran siswa

putra kelas IX di SMP N 1 Tlogowungu Pati antara siswa perokok dan bukan

perokok. Hasil Uji T-test independent diperoleh nilai p (0,004) < α (0,05).

Berdasarkan hasil tes penilaian kebugaran menunjukkan bahwa perbedaan pada

penilaian kebugaran, antara siswa perokok dan bukan perokok yang termasuk

dalam kategori bagus kebugaran nya 21,7% pada siswa perokok dan 65,2% pada

siswa bukan perokok, dan terdapat 17,4% siswa perokok memiliki kebugaran

yang kurang (Hapsari, 2014).Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Eli Erawati (2014) pada 40 dosen laki-laki di Universitas

RIAU menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan

merokok dengan ketahanan kardiorespirasi (kebugaran) dengan kekuatan korelasi

sedang dan arah korelasi negatif.

Dampak rokok dimulai dengan peninggian denyut nadi istirahat yang

kemudian diikuti dengan peningkatan denyut nadi selama beraktivitas, hingga

penurunan pencapaian pemompaan. Penurunan oksigen yang disebabkan oleh

merokok menyebabkan perokok memiliki tingkat jantung istirahat yang lebih

tinggi dibandingkan yang bukan perokok, berarti jantung mereka selalu bekerja

keras untuk memompa darah dan oksigen ke tubuh bahkan untuk kegiatan sehari-

hari, seperti berjalan menaiki tangga (Bustan, 2013). Daya tahan perokok 7,2 %

lebih kecil dibandingkan yang bukan perokok. Semakin tinggi denyut nadi

istirahat berarti perokok harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke

seluruh tubuh sehingga perokok akan mengalami cepat lelah. Sehingga, intervensi

yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran agar ketahanan kardiorespirasi

dapat berfungsi dengan baik bagi perokok adalah dengan melakukan gaya hidup

Page 71: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

57

sehat seperti olahraga teratur, berhenti merokok secara perlahan dan kontrol berat

badan (Eli Erawati dkk., 2014).

7. Kapasitas Vital Paru

Kapasitas vital paru adalah kemampuan maksimal paru-paru untuk menghisap

atau menghembuskan udara dari luar kedalam tubuh atau sebaliknya (Ad’dien,

2011). Kapasitas vital paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan

keluar paru-paru pada penarikan dan pengeluaran napas paling kuat (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013a). Kapasitas paru adalah volume gas

maksimal yang dapat dihembuskan keluar setelah dihirup maksimal biasanya 4-5

liter. Adapun faktor utama yang mempengaruhi kapasitas vital paru adalah 1)

posisi selama pengukuran kapasitas vital, 2) kekuatan otot pernapasan dan 3)

compliance paru-paru (Murray, 2009). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

kapasitas vital paru erat kaitannya dengan kualitas paru-paru dalam bernapas.

Bernapas adalah proses pertukaran gas antara atmosfir dengan alveoli paru.

Udara mengalir diantara atmosfir dan paru karena alasan yang sama dengan aliran

darah di seluruh tubuh, yaitu adanya perbedaan tekanan. Tekanan suatu gas di

dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan volumenya. Bila ukuran tempat

diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun dan sebaliknya.Inilah hukum Boyle,

di dalamnya apabila terjadi peningkatan volume akan diikuti dengan penurunan

tekanan. Pada saat inspirasi (menarik nafas) volume paru-paru meningkat,

sedangkan tekanan intrapleura mengalami penurunan begitu juga sebaliknya pada

waktu ekspirasi jumlah volume udara (Alfian, 2012).

Page 72: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

58

Kapasitas paru atau volume udara dalam paru dapat diukur secara langsung

dengan spirometer dan tidak langsung dengan difusi gas. Pada waktu pernapasan

normal, volume udara yang memasuki paru ketika inspirasi dan meningkatkan

paru pada waktu ekshalasi (Volume Tidal / VT). Jumlah seluruh udara inhalasi

yang diukur dalam satu menit adalah volume inspirasi semenit (VI) dan jumlah

seluruh udara ekhalasi yang diukur dalam satu menit disebut (VE). Volume udara

maksimal yang dapat diinhalasi dari akhir adalah volume cadangan inspirasi

(IRV) jumlah volume tidal dan volume cadangan inspirasi menghasilkan kapasitas

inspirasi (IC) didapat dari volume inhalasi maksimal yang berasal dari akhir

volume tidal ekspirasi dalam keadaan istirahat (HerrydanEram.T.P, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan Magutah (2013) pada mahasiswa

Universitas Kenyan yang menunjukkan adanya hubungan antara kapasitas vital

paru dengan kebugaran mahasiswa. Mahasiswa dengan volume dan kapasitas

paru-paru lebih tinggi akan lebih bugar dibandingkan dengan mahasiswa lainnya

dengan volume dan kapasitas paru-paru lebih rendah. Penelitian yang dilakukan

pada mahasiswa UNISSULA menunjukkan bahwa dari uji pearson diperoleh

adanya hubungan antara kapasitas vital paru terhadap VO2 maks, dengan tingkat

korelasi lemah karena ada konstribusi sistem respirasi terhadap VO2 maks

(Rahmaan InnashdanIka Rosdiana, 2013).Sementara, hasil penelitian Alfian

(2012)diperolehrata-rata kapasitas vital paru siswa yang tidak berjalan kaki

2515,56ml dan siswa berjalan kaki 2542,22 ml. Hasil penelitian Ad’dien (2011)

diketahui nilai P<0,05 yang berarti ada perbedaan kapasitas vital paru. Maka ada

perbedaan pengaruh yang signifikan pada kelompok permainan bola kasti dan

benteng terhadap kapasitas vital paru murid SD Negeri Se-Kecamatan Bacukiki

Kota Parepare. Serta Hasil analisis uji beda kelompok permainan bola kasti

Page 73: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

59

terhadap kapasitas vital paru dengan nilai t hitung= 6,594 (P<0,05) pada

kelompok yang sama.

Rumus prediksi(2.6)menghitung kapasitas vital paru, yaitu :

(2.6)

Keterangan:

U = Umur

T = Tinggi badan

8. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai pergerakan/perubahan tubuh yang

dilakukan oleh otot rangka yang membutuhkan energi expenditure untuk

peningkatan kebugaran dan kesehatan latihan kebugaran adalah salah satu dari

aktivitas fisik yang membutuhkan rencana, struktur dan pengulangan gerak tubuh

untuk memelihara satu atau lebih komponen dari kebugaran seseorang

(HoegerdanHoeger, 2011a). Aktivitas fisik yang sesuai dengan kriteria antara lain

baik, benar dan kondisi jasmani seseorang dan terukur dinilai dapat mencegah

terjadinya penyakit tidak menular serta mampu meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Pengeluaran

energi untuk aktivitas fisik harian ditentukan oleh jenis, intensitas dan durasi

aktivitas fisik. Estimasi energi yang dikeluarkan dari berbagai aktivitas fisik dapat

dihitung berdasarkan kategorinya seperti yang terlihat pada tabel berikut:

a. Untuk laki-laki: VC = 0,052T – 0,022U – 3,00

b. Untuk perempuan: VC = 0,041T – 0,018U – 2,69

Page 74: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

60

Tabel 2.6 Kategori Tingkatan Aktivitas Fisik

Kategori Tingkatan Aktivitas Fisik

Koefisiensi Aktifitas Fisik

Pria Wanita Sedentary >1.0 – <1.4 1.00 1.00 Low Active ≥ 1.4 – < 1.6 1.11 1.12 Active ≥ 1.6 – < 1.9 1.24 1.27 Very Active ≥ 1.9 – < 2.5 1.48 1.45

Sumber : (Williams, 2002)

Aktivitas fisik rutin dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran

seseorang, diantaranya: 1) peningkatan kemampuan pemakaian oksigen dan curah

jantung, 2) penurunan detak jantung, penurunan tekanan darah, peningkatan

efisiensi kerja otot jantung, 3) mencegah mortalitas dan morbiditas akibat

gangguan jantung, 4) peningkatan ketahanan saat melakukan latihan fisik, 5)

peningkatan metabolisme tubuh, 6) meningkatkan kemampuan otot dan 7)

mencegah obesitas (Astrand, 1992).

Pada penelitian ini, responden harus mengisi PAR-Q (Physical Activity

Readiness Questionnaire)test untuk memastikan apakah responden diijinkan

untuk melakukan tes kebugaran. PAR-Q adalah instrumen yang berisikan

sembilan pertanyaan meliputi kondisi jantung berdasarkan keterangan dokter,

rasa pusing dan nyeri saat beraktivitas serta poin lainnya yang berhubungan

dengan kesehatan (Society, 2011). Hal tersebut dilakukan untuk memastikan

bahwa kondisi responden dalam keadaan sehat dan dapat mengikuti rangkaian

penelitian hingga akhir. Sementara, penilaian aktivitas fisik menggunakan

International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). IPAQ adalah salah satu

jenis kuesioner yang digunakan untuk mengukur aktivitas fisik seseorang.

Kuesioner ini berisikan pertanyaan tentang jenis aktivitas durasi dan frekuensi

seseorang melakukan aktivitas fisik dalam jangka waktu tertentu misalnya dalam

Page 75: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

61

7 hari terakhir (IPAQ, 2005). Berbagai aktivitas fisik tersebut dikelompokkan

menjadi aktivitas ringan, aktivitas sedang, aktivitas berat. Pengukuran aktivitas

fisik bisa dilakukan dengan mengukur banyaknya energi yang

dikeluarkan/dibutuhkan pada setiap menit kegiatan (WHO, 2005). Kelebihan

metode pengukuran aktivitas fisik dengan menggunakan metode IPAQ adalah

memiliki ketelitian yang tinggi, mudah digunakan khususnya pada orang dewasa,

perhitungannya berdasarkan jumlah energi yang dikeluarkan/dibutuhkan tubuh

dari setiap bobot kegiatan fisik oleh tubuh/hari (HarikeduadanTando, 2012).

Sebagai standar adalah banyaknya energi yang dikeluarkan oleh tubuh dalam

keadaan istirahat duduk yang dinyatakan dalam satuan METs. METs merupakan

kelipatan dari resting metabolik rate (RMR) dimana 1 METs adalah energi yang

dikeluarkan per menit/kg BB orang dewasa (1 METs = 1,2 kkal/menit aktivitas

fisik dinyatakan dalam skor yaitu METs-min sebagai jumlah kegiatan setiap

menit). IPAQ menetapkan skor aktivitas fisik berdasarkan rumus (2.5), seperti

berikut (WHO, 2005):

(2.5)

Kategori aktivitas fisik menurut IPAQ (IPAQ, 2005):

1) Aktivitas ringan jika tidak melakukan aktivitas fisik tingkat sedang-berat <10

menit/hari atau <600METs-min/minggu

2) Aktivitas sedang terdiri dari 3 kategori :

a. ≥3 hari melakukan aktivitas fisik berat >20 menit/hari

b. ≥5 hari melakukan aktivitas sedang/berjalan >30 menit/hari

METs-min/minggu = Aktifitas berjalan (METs x durasi x frekuensi hari/minggu) + Aktifitas sedang (METs x durasi x frekuensi hari/minggu) + Aktifitas berat (METs x durasi x frekuensi hari/minggu)

Page 76: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

62

c. ≥5 hari kombinasi berjalan intensitas sedang, aktivitas berat minimal>600

METs-min/minggu

3) Aktivitas berat (2 kategori)

a. Aktivitas berat >3 hari dan dijumlahkan >1500 METs-min/minggu

b. .≥7 hari berjalan kombinasi dengan aktivitas sedang/berat dan total METs

>3000 METs-min/minggu.

Hasil penelitian yang dilakukan Hapsari (2007) pada atlet sebuah sepak bola

juga menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan

kebugaran atlet tersebut. Menurut Sharkley (2013) aktivitas fisik yang dilakukan

secara teratur dinilai mampu mengurangi beban kerja jantung yang berat.

Sehingga lebih efisien dalam menghasilkan kebugaran terutama pada ketahanan

kardiorespiratori.Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Güvenç

(2011) pada remaja turki juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup

pada masa anak-anak dan remaja membawa pengaruh yang sangat besar terhadap

kesehatan dan kebugaran fisik, baik untuk jangka pendek maupun jangka

panjang. Aktivitas fisik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran

pada usia muda, usia dewasa dan lansia nantinya (Alpay Güvenç dkk., 2011).

Berdasarkan hasil review juga diperoleh bahwa aktivitas fisik berhubungan

dengan kebugaran seseorang. semakin sering seseorang melakukan aktivitas fisik,

maka kondisi tubuhnya akan menjadi bugar. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Sari (2014), yang menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik

dengan kebugaran (P=0,0001).Hasil penelitian lain yang dilakukan Sugiarsih

(2012) dengan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan (p<0,05) antara kecukupan gizi besi, frekuensi olahraga terhadap

kebugaran (Sugiarsi, 2012).

Page 77: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

63

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran mahasiswa

melalui peningkatan aktivitas fisik. Frekuensi yang dianjurkan adalah 1-3

kali/minggu dengan durasi 20-30menit seperti yang dilakukan mahasiswa IPB.

Dari penelitian tersebut diperoleh hasil uji korelasi Spearman menunjukkan

bahwa frekuensi olahraga 1-3 kali/minggu (aktivitas fisik) memiliki hubungan

positif dengan daya tahan kardiorespirasi mahasiswa (PutradanAmalia, 2014).

Hasil ini juga didukung oleh penelitian Kay L Cox (2004) bahwa terjadi

peningkatan daya tahan kardiorespirasi pada kelompok laki-laki dewasa yang

melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin dibandingkan dengan

kelompok yang tidak melakukannya (Kay L Cox dkk., 2004).

D. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah peneliti jelaskan diatas, faktor - faktor yang

mempengaruhi kebugaran diantaranya IMT dan persen lemak tubuh (Pribis dkk.,

2010). Faktor risiko lain yang mempengaruhi kebugaran adalah aktivitas fisik dan

kapasitas vital paru (HoegerdanHoeger, 2014) serta merokok (Aula, 2010). Asupan

zat gizi seperti karbohidrat (Fatmah, 2011, Wilkins, 2007), protein, lemak, air serta

vitamin dan mineral ikut serta dalam mempengaruhi kebugaran seseorang (Fatmah,

2011). Hal tersebut juga ditambahkan oleh Boyle dan Long (2010) bahwa asupan zat

gizi mempengaruhi kebugaran seseorang. Faktor yang juga mempengaruhi kebugaran

antara lain : usia, jenis kelamin dan pendidikan (Prabowo, 2014). Sehingga dari hasil

penggabungan teori tersebut, diperoleh kerangka teori berikut ini:

Page 78: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

64

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Kebugaran

Umur Vitamin &

Mineral

Air Lemak Protein Karbohidrat

Persen Lemak Tubuh

Indeks Massa Tubuh

Pendidikan

Status Merokok

Kapasitas Vital Paru-

paru

Aktivitas Fisik

Jenis Kelamin

Page 79: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

61

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan pada bab II, diperoleh

kerangka konsep berikut ini :

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran diantaranya umur, status

gizi berdasarkan indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh, pendidikan, asupan

Indeks Massa Tubuh

Persen Lemak Tubuh

Karbohidrat

Protein

Lemak

Vitamin B1

Zat Besi

Mangan

Kebugaran

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Aktivitas Fisik

Kapasitas Vital Paru

Status Merokok

Page 80: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

gizi, perilaku merokok, aktivitas fisik dan kapasitas vital paru. Namun, tidak semua

faktor dijadikan peneliti sebagai variabel independen. Variabel yang tidak diteliti

yaitu: variabel air, umur dan pendidikan. Konsumsi air tidak diikutsertakan dalam

variabel yang diteliti karena berkaitan dengan pengukuran status hidrasi seseorang

yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada penelitian ini, variabel umur dan

pendidikan termasuk dalam variabel yang tidak diteliti karena kriteria inklusi

responden yang sudah ditetapkan yaitu mahasiswa berusia 19- 22 tahun dan berstatus

mahasiswa aktif (S1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, sehingga variabel ini dianggap homogen.

Kebugaran diperoleh melalui pengukuran volume oksigen maksimal

berdasarkan rumus VO2maks untuk metode 20m shuttle run test yang dipengaruhi

oleh nilai indeks massa tubuh, umur dan total lap yang berhasil di tempuh responden

dalam tes. Baik buruknya kebugaran seseorang, secara langsung berhubungan

dengan oleh asupan gizi.berupa makronutrien karbohidrat, protein, lemak dan air)

maupun mikronutrien (vitamin dan mineral). Selain itu, indeks massa tubuh yang

diperoleh dari perbandingan berat badan dan tinggi badan serta total persen lemak

tubuh juga memiliki kontribusi dalam menentukan kebugaran seseorang. Dalam

penelitian ini, VO2maks merupakan standar pengukuran kebugaran seseorang

dimana tempo tercepat seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga

akan meningkatkan pemakaian oksigen oleh tubuh. Pemakaian oksigen seseorang

selama beraktivitas (aktivitas fisik) diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kapasitas

vital paru dan status merokok yang mempengaruhi kebugaran.

Kebugaran dalam kaitannya dengan indeks massa tubuh, merupakan sebuah

cerminanan status gizi seseorang yang mengidentifikasikan jaringan adipose

berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Kelebihan berat badan pada jaringan

Page 81: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

adipose tersebut disebabkan oleh penumpukan lemak akibat dari tingginya persen

lemak tubuh yang berujung pada masalah status gizi, yaitu obesitas. Status gizi yang

baik dapat diperoleh dengan asupan gizi berupa makronutrien (karbohidrat, protein,

lemak dan air), maupun mikronutrien (vitamin dan mineral) yang baik dan seimbang

dalam kehidupannya. Aktivitas fisik juga memiliki peran dalam pengukuran

kebugaran seseorang karena pada saat beraktivitas otot rangka yang melakukan

aktivitas secara teratur dan terukur mampu memberikan pengaruh secara langsung

maupun tidak langsung terhadap fungsi organ tubuh yang lain, serta mampu

meningkatkan kapasitas vital paru. Status merokok berpengaruh dalam penilaian

kebugaran seseorang karena zat yang terkandung didalam rokok, seperti tar, nikotin,

karbon monoksida dan banyak lainnya akan menghambat aktivitas hemoglobin

dalam mengangkut oksigen ke jaringan. Hal ini disebabkan karena terbentuknya

oksigenasi, sehingga kemampuan hemoglobin menurun dan oksigen lambat sampai

ke jaringan sehingga mempengaruhi kebugaran seseorang.

Page 82: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

64

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Dependen

1 Kebugaran Nilai volume oksigen maksimal yang diperoleh melalui pengukuran kebugaran dengan menggunakan metode 20 m shuttle run test

Metode 20 m shuttle run test (lari bolak-balik sejauh 20m)

Mengukur VO2maks menggunakan rumus : VO2 maks = 61,1 – 2,2 (G) – 0,462 (A) – 0,862 (BMI) +0,192 (TL)

1. Tidak bugar (<25.0 – 33.7)

2. Bugar (33,8 – 42,5)

Ordinal

Independen 2 Indeks Massa

Tubuh Pemantauan status gizi mahasiswa yang dihitung dari perbandingan berat badan (Kg) dibagi dengan tinggi badan (m) kuadrat

1. Timbangan berat badan

2. Alat ukur tinggi badan (Microtoise)

Pengukuran Anthropometric

1. Kurang, jika <18,5 Kg/m2

2. Normal, jika 18,5 – 24,9

3. Lebih, Jika ≥ 25,0 Kg/m2

Ordinal

3 Persen Lemak Tubuh

Persen massa lemak daritotal berat badan mahasiswa

BIA (Bioelectrical Impedance Analysis)

Pengukuran dengan alat BIA2 pod

1. Kurang, Jika <15% dan

2. Normal, Jika 15%-23%

3. Lebih, Jika >23%

Ordinal

4 Asupan Karbohidrat

Jumlah rata-rata konsumsi karbohidrat baik dari sumber makanan, minuman ataupun suplemen dalam 24 jam selama tiga hari selang-seling

Kuesioner record dan recall 3 X 24 jam

Perhitungan recall 3 X 24 jam

1. Kurang, Jika <80% 2. Cukup, Jika asupan

≥ 80%

Ordinal

Page 83: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

65

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur 5 Asupan

Protein Jumlah rata-rata konsumsi protein baik dari sumber makanan, minuman ataupun suplemen dalam 24 jam selama tiga hari selang-seling

Kuesioner record dan recall 3 X 24 jam

Perhitungan recall 3 X 24 jam

1. Kurang, Jika <80% 2. Cukup, Jika asupan

≥80%

Ordinal

6 Asupan Lemak

Jumlah rata-rata konsumsi Lemak baik dari sumber makanan, minuman dalam 24 jam selama tiga hari selang-seling

Kuesioner record dan recall 3 X 24 jam

Perhitungan recall 3 X 24 jam

1. Kurang, Jika <80% 2. Cukup, Jika asupan

≥80%

Ordinal

7 Asupan Vitamin B1

Jumlah rata-rata konsumsi vitamin B1 baik dari sumber makanan, minuman dalam 24 jam selama tiga hari selang-seling

Kuesioner record dan recall 3 X 24 jam

Perhitungan recall 3 X 24 jam

1. Kurang, Jika <70% 2. Cukup, Jika asupan

≥70%

Ordinal

8 Asupan Zat Besi

Jumlah rata-rata konsumsi Zat Besi baik dari sumber makanan, minuman dalam 24 jam selama tiga hari selang-seling

Kuesioner record dan recall 3 X 24 jam

Perhitungan recall 3 X 24 jam

1. Kurang, Jika <70% 2. Cukup, Jika asupan

≥70%

Ordinal

9 Asupan Mangan

Jumlah rata-rata konsumsi Mngan, minuman dalam 24 jam selama tiga hari selang-seling

Kuesioner record dan recall 3 X 24 jam

Perhitungan recall 3 X 24 jam

1. Kurang, Jika <70% 2. Cukup, Jika asupan

≥70%

Ordinal

Page 84: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

66

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur 10 Status

Merokok Keterangan yang diperoleh dari individu terkait status merokok

Kuesioner Hasil wawancara terkait status merokok atau tidak merokok

1. Ya 2. Tidak

Ordinal

11 Kapasitas Vital Paru

Kemampuan paru-paru maksimal untuk mengeluarkan udara setelah melakukan inspirasi secara maksimal

Spirometri VC laki-laki = 0.052 (T) – 0.022 (U) – 3.00 VC perempuan = 0.041(T) – 0.018 (U) – 2.69 (P)

Jumlah volume maksimal paru-paru setelah melakukan inspirasi maksimal dalam satuan ml

Rasio

12 Aktivitas Fisik

Nilai aktivitas selain rutinitas yang dilakukan dalam frekuensi dan durasi tertentu

Kuesioner aktivitas fisik yang diadaptasi dari International Physical Activity Quetionnaire

METs-min/minggu = Aktifitas berjalan (METs x durasi x frekuensi hari/minggu) + Aktifitas sedang (METs x durasi x frekuensi hari/minggu) + Aktifitas berat (METs x durasi x frekuensi)

Jumlah aktivitas fisik yang dilakukan dengan menggunakan rumus METs-dalam satuan min/minggu

Rasio

Page 85: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

67

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kebugaran pada mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

2. Ada hubungan antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dengan

kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

3. Ada hubungan antara status gizi berdasarkan persen lemak tubuh dengan

kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

4. Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan kebugaranpada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

5. Ada hubungan antara asupan protein dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

6. Ada hubungan antara asupan lemak dengan kebugaran pada mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

7. Ada hubungan antara asupan vitamin B1 dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

8. Ada hubungan antara asupan zat besi dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

Page 86: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

68

9. Ada hubungan antara asupan mangan dengan kebugaranpada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

10. Ada hubungan antara status merokok dengan kebugaranpada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

11. Ada hubungan antara kapasitas vital paru dengan kebugaran pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015.

12. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaranpada mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

Page 87: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi dengan jenis penelitian

analitik melalui pendekatan kuantitatif yang menggunakandesain studi Cross

Sectional karena pengambilan data dari variabel independennya, yaitu: status gizi

berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Persen Lemak Tubuh, Asupan Gizi, Status

Merokok, Kapasitas Vital Paru dan Aktivitas Fisik dengan variabel Kebugaran

dilakukan pada saat yang bersamaan. Desain ini digunakan karena mudah dalam

pelaksanaannya, sederhana, murah, efisien dalam hal waktu dan hasilnya diperoleh

dengan cepat serta dapat digunakan untuk meneliti banyak variabel sekaligus

(Sostroasmoro, 2014). Pada desain ini juga tidak dijumpai hambatan berupa

pembatasan, terutama yang berkaitan dengan subjek penelitian (Sumantri, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai Juni 2015 di Gedung

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan salah satu aspek penting yang berpengaruh

dalam terlaksananya sebuah penelitian. Adapun populasi dan sampel dalam penelitian

ini, sebagai berikut :

Page 88: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

1. Populasi

Populasi penelitian adalah sejumlah sasaran atau subjek penelitianyang

memiliki karakteristik tertentu (Sostroasmoro, 2014). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berstatus aktif sebagai mahasiswa periode 2014/2015 diketahui

berjumlah 430orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan

cara tertentu sehingga mampu merepresentasikan populasinya (Sostroasmoro,

2014). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini terbagi atas kriteria inklusi

dan eksklusi, yaitu :

a. Kriteria Inklusi :

1) Mahasiswa berusia usia 19-22 tahun yang berstatus aktif sebagai

mahasiswa periode 2014-2015

2) Tekanan darah Sistolik tidak > 160 mmHg dan Diastolik tidak >100

mmHg karena kondisi ini akan membahayakan responden saattes

kebugaran berlangsung.

b. Kriteria Eksklusi

1) Memiliki riwayat penyakit paru seperti Asma, TBC, Pneumonia, Pleura

dan Bronkhitis, karena akan berakibat terhadap lemahnya daya tahan

tubuh untuk melakukan 20 m Shuttle run test

2) Memiliki riwayat penyakit jantung seperti PJK, Gagal jantung, Jantung

bawaan dan Kardiomiopati.

Page 89: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

3. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus

uji hipotesis koefisien korelasi. Perhitungan besar sampel untuk uji hipotesis

koefisien korelasi didasarkan pada transformasi Fisher, berikut ini :

ζ = 0,5𝑙𝑙𝑙𝑙 �1 + 𝑟𝑟1 − 𝑟𝑟�

ζ = Koefisien Fisher

𝑟𝑟 =Koefisien korelasi antara kapasitas vital parudengan kebugaran

cardiorespiratoryaerobik mahasiswa(Magutah, 2013).

Berdasarkan rumus tersebut maka dengan r = 0,49(Magutah, 2013). Maka

ζ yang didapatkan adalah 0.536 kemudian dihitung dengan rumus:

𝑙𝑙 = �z1−∝2

+ z1−β

ζ�

2

+ 3

n = Jumlah sampel

z1−∝2 = 1.96 (tingkat kepercayaan 0.5%)

z1−β = 1.28 (kekuatan uji 90%)

ζ = Koefisien Fisher0,536 hasil perhitungan dengan r sebesar 0.49

Berdasarkan hasil Perhitungan sampel diatas, diperoleh jumlah sampel

minimal sebanyak40 responden. Dengan mempertimbangkan kriteria inklusif

dan ekslusi, maka peneliti memutuskan untuk memperbesar sampel yakni 50%

responden dari total sampel yaitu sebanyak 20 orang. Sehingga total sampel

pada penelitian ini berjumlah 60 responden.

Page 90: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

4. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportional sampling, yaitu metode penentuan sampel yang dilakukan pada

populasi yang terdiri dari kategori, kelompok atau golongan yang setara dan

diduga berpengaruh pada hasil penelitian (Sugiyono, 2007).Hasil pembagian

sampel dari masing-masing angkatan adalah seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Pembagian Sampel

Angkatan Jumlah Responden

2011 132 / 430 x 60 = 19 2012 102 / 430 x 60 = 14 2013 92 / 430 x 60 = 13 2014 104 / 430 X 60 = 14

Total 60

Sampel setiap angkatan diambil secara random yang sesuai dengan

jumlah responden yang dibutuhkan. Dari 60 orang yang terpilih berdasarkan

kriteria, apabila responden yang tidak sesuai kriteria akan segera dilakukan drop

out dan dilakukan pemilihan responden kembali dengan pengocokan hingga

menemukan responden yang sesuai kriteria.

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan oleh 4 orang mahasiswa peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat yang telah memiliki keterampilan dalam pengumpulan data di

bidang gizi. Pengukuran meliputi pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan,

dan persen lemak tubuh), pengukuran status merokok dengan wawancaraserta

wawancara kuesioner (data diri, food recall 24 jam dan aktivitas fisik) responden yang

telah diuji kebugaran sebelumnya. Masing-masing enumerator akan memantau

Page 91: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

duaorang responden dalam setiap tes nya. Pengumpulan data dalam penelitian ini,

meliputi :sumber data, alur pengumpulan data dan instrumen yang digunakan dalam

penelitian.

1. Sumber data

a. Data Primer

Data primer yang langsung diperoleh dalam penelitian adalah

pengukuran status gizi dengan anthropometric (tinggi dan berat badan), persen

lemak tubuh dengan menggunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analysis)2

pod, asupan gizi dengan wawancara recall 24 jam, aktivitas fisik dengan

kuesioner IPAQ dan kapasitas vital paru dengan menggunakan spirometer.

b. DataSekunder

Data sekunder yang diperoleh adalah data mengenai profil dan jumlah

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta periode 2014/2015 yang diperoleh dari bagian Program Studi.

2. Alur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan membagi atas tiga tahap, yaitu

pengukuran anthropometric, pengisian kuesioner (data diri dan IPAQ), hasil

record dan recall3 x 24 jam, tes kapasitas vital paru dengan spirometerdan tes

kebugaran dengan 20 m shuttle run test. Berikut alur pengumpulan data :

a. Sebelum penelitian dimulai, responden dikumpulkan dalam suatu tempat

yang kondusif untuk mengumpulkan data.

b. Kemudian, responden diminta kesediaannya untuk mengisi kuesioner PAR-

Q untuk mengetahui kondisi kesehatan sekaligus kesanggupan responden

dalam mengikuti tes kebugaran. Apabila responden tidak memenuhi kriteria

yang sudah ditentukan, maka akan dilakukan drop out terhadap responden

Page 92: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

tersebut dan peneliti segera mencari responden lain yang sesuai kriteria

dalam jumlah yang sama.

c. Bagian pertama adalah tahap pengisian data diri dan pengukuran tekanan

darah dengan menggunakan tensi meter, wawancara terkait status merokok

responden. Kemudian, berlanjut pada pengukuran pengukuran

anthropometric (Berat badan dan tinggi badan) dan persen lemak tubuh

dengan menggunakan alat yaitu BIA.

d. Bagian kedua dalam alur pengumpulan data ini adalah pengumpulan hasil

recorddan melakukan recallmakanan dan recall aktivitas fisik dengan

kuesioner IPAQ serta pengukuran kapasitas vital paru dengan menggunakan

alat spirometer.

e. Selanjutnya, bagian ketiga dilakukan tes kebugaran dengan menggunakan

metode 20 m shuttle run test.

Setelah data seluruh responden tercatat, maka peneliti akan kembali

melakukan pengecekan kuesioner yang telah terisi untuk menghindari kesalahan

ataupun kekurangan dalam pengisian, sekaligus membuat persetujuan dan

perjanjian untuk pertemuan dihari lain terkait record dan recallmakanan dalam

dua pertemuan mendatang.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan standar

prosedur uji kebugaran, sebagai berikut:

a. Kuesioner penelitian yang berisi pendahuluan dan kolom data diri dan

prosedur pengumpulan data serta kolom hasil pengukuran Anthropometri.

b. Kuesioner PAR-Q untuk mengetahui kesanggupan responden mengikuti tes

kebugaran.

Page 93: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

c. Form record 24 jam yang diisi oleh responden berdasarkan makanan yang

dikonsumsinya.

d. Form recall 24 jam yang diisi oleh petugas.

e. Form aktifitas fisik menggunakan International Physical Activity

Questionnaire Short Form (IPAQ-SF).

f. Alat pengukuran persen lemak tubuh BIA 2 pod merk Om ron dengan

ketelitian 1%.

g. Spirometer .

h. Tensi meter merk clever check yang sudah dikalibrasi.

i. Timbangan berat badan merk Seca dengan ketelitian 0.1 Kg.

j. Pengukuran tinggi badan merk Seca dengan ketelitian 0.1 cm.

k. Alat pemutar musik (berupa CD Bleep test).

l. Tari ukur / meteran dan alat tulis.

m. Alat pengukur waktu (stopwatch).

n. Speaker Active Portable.

o. Lintasan datar yang tidak licin sepanjang minimal 22 meter.

p. Pembatas lintasan (cones) berbentuk kerucut sebanyak 10 buah.

4. Pengukuran

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data anthropometric

Data anthropometric pada penelitian ini berupa data berat badan (kg)

dan tinggi badan (m2) yang kemudian diolah menjadi data status gizi

berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil IMT didapatkan dari

pembagian antara berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2) dan

Page 94: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

menghasilkan IMT (kg/m2). Selanjutnya, hasil perhitungan IMT tersebut

dikategorikan sesuai kategori IMT.

1) Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini terbagi atas beberapa bagian. 1)

Bagian pertama berisikan data karakteristik individu, yaitu : nama

lengkap, usia responden, tanggal lahir responden serta PAR-Q Test

yang akan diisi sendiri oleh responden. 2) Bagian kedua pada

kuesioner adalah pengukuran dan pencatatan hasil anthropometric dan

persen lemak tubuh yang akan diisi oleh petugas penelitian 3) Bagian

ketiga kuesioner yang berisikan kuesioner aktivitas fisik yang

merupakan adaptasi dari kuesioner International Physical Activity

Questionnaire (IPAQ)(WHO, 2005).

2) Bioelectrical Impedance Analyses (BIA)

Data status gizi pada penelitian ini selain anthropometric

adalah persen lemak tubuh yang diukur menggunakan alat BIA 2pod.

Pengukuran dilakukan oleh peneliti dan petugas yang membantu yang

dilakukan setelah pengisian kuesioner. Persen lemak tubuh digunakan

untuk menentukan status gizi responden yang berkaitan dengan

kebugaran pada mahasiswa tersebut.

b. Data Kebugaran

Data primer kebugaran dikumpulkan dengan pengukuran kebugaran

menggunakan metode 20 m shuttle run test berupaNilai VO2maks.

Responden diminta untuk berlari bolak-balik dengan jarak 20m sesuai

dengan irama yang dibunyikan menggunakan peluit petugas. Selama tes

20m shuttle run berlangsung, petugas pengumpul data menghitung jumlah

Page 95: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

lap yang berhasil responden capai hingga responden tersebut tidak mampu

untuk untuk berlari lagi atau merasa kelelahan atau responden tertinggal

sebanyak 2 lap secara berturut-turut. Dalam satu kali tes ini dapat dilakukan

oleh 7-8 responden sekaligus. Adapun prosedur yang perlu dipatuhi oleh

peserta tes kebugaran adalah:

1) Peserta diperiksa dalam kondisi tidak gelisah, tenang dan cukup tidur

sebelum tes dilakukan

2) Makan pagi secukupnya dan makan 2-3 jam sebelum tes

3) Tidak boleh berolahraga 24 jam sebelum tes dilakukan

4) Tidak boleh merokok sekurang-kurangnya 30 menit sebelum tes

dilakukan

5) Tidak boleh mengonsumsi obat-obatan selama 24 jam sebelum tes

6) Menggunakan baju olahraga dan sepatu olahraga

Instrumen yang digunakan berupa stopwatch, tali, pemutar musik,

lintasan serta lembar checklist yang berisikan level dan jumlah shuttle yang

harus ditempuh dalam setiap level. Pelaksanaan 20 m shuttle run testseperti

berikut:

1) Tes lari mengikuti hitungan bleep, peserta tes mulai berlari/jogging,

dari garis pertama ke garis

2) Kecepatan berlari harus diatur konstan dan tepat tiba di garis, lalu

berbalik arah (pivot) ke garis asal. Jika peserta tes sudah sampai di

garis sebelum terdengar bunyi bleep, peserta tes harus menunggu di

belakang garis, dan baru berlari lagi saat bunyi bleep. Begitu

seterusnya, peserta tes berlari bolak-balik sesuai dengan irama bleep.

Page 96: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

3) Lari bolak-balik ini terdiri dari beberapa tingkatan (level). Setiap

tingkatan terdiri dari beberapa balikan (shuttle). Setiap level ditandai

dengan 3 kali bleep (seperti tanda turalit), sedangkan setiap shuttle

ditandai dengan satu kali bleep.

4) Peserta tes berlari sesuai irama bleep sampai tidak mampu mengikuti

kecepatan irama tersebut (pada saat bleep terdengar, peserta tes belum

sampai di garis). Jika dalam 2 kali berturut-turut peserta tes tidak

berhasil mengejar irama bleep, maka peserta tes tersebut dianggap

sudah tidak mampu mengikuti tes, dan peserta tersebut harus berhenti.

Lakukan pendinginan dengan cara berjalan, jangan langsung

berhenti/duduk.

c. Data Status Merokok

Data tentang status merokok diperoleh melalui wawancara dan

pengisian kuesionerberupa pengakuan responden terkait status merokok

tersebut.

d. Data Aktivitas Fisik

Data tentang aktivitas fisik diperoleh melalui wawancara dengan

memberikan kuesioner International Physical Activity Questioner Short

Form (IPAQ-SF) kepada responden. Pada variable aktivitas fisik,

pengukuran menggunakan instrumen berstandar international yaitu IPAQ-

SF dengan tingkat validitas (r= 0,40) (Lee dkk., 2011) dan reabilitas yang

cukup besar yaitu 0,70–0,87 (Papathanasiou dkk., 2009). Oleh sebab itu,

kuesioner IPAQ pada penelitian ini sudah dapat digunakan tanpa melalui

tahap uji validitas dan reabilitas kembali.

Page 97: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Kuesioner tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan tentang aktivitas

fisik, yaitu waktu olah raga, waktu luang, aktivitas disekolah, dan aktivitas

kesenangan lainnya dalam satu minggu. Aktivitas fisik yang dilakukan

ditanyakan frekuensinya dalam satu minggu dan berapa menit dalam satu

kali mereka melakukan aktivitas tersebut. Setelah itu seluruh aktivitas yang

pernah dilakukan dalam satu minggu dijumlahkan seluruhnya. Nilai total

aktivitas fisik dapat dilihat dalam MET-s menit/minggu yang berdasarkan

pada penjumlahan dari aktivitas berjalan, sedang dan berat. Kategori rendah

(jika jumlah aktivitas fisik yang dilakukan < 600 dalam menit), sedang

(jumlah aktivitas fisik yang dilakukan > 600 dalam menit) dan berat (jika

jumlah aktivitas fisik yang dilakukan >3000 dalam menit)(IPAQ, 2005).

e. Data Kapasitas Vital Paru

Pengukuran kapasitas vital paru yang dilakukan dengan menggunakan

alat Spirometer dan kemudian hasil dari tes tersebut dicatat dan dihitung

sehingga mendapatkan hasil yang sudah dikategorikan.

f. Data Asupan Gizi

Pengukuran asupan gizi pada penelitian ini menggunakan beberapa

instrumen berupa :

1) Kuesioner Food Record dan Recall 3x24 Jam

Data asupan gizi responden diketahui dengan kombinasi metode

record dan recall 24 jam yang dilakukan selama 3 hari dalam waktu

yang berlainan.Record dilakukan oleh responden itu sendiri dan Recall

dilakukan oleh mahasiswi peminatan Gizi kesehatan

Masyarakat.Metode recall ini berupa wawancara menanyakan makanan

yang responden konsumsi selama 24 jam sebelum wawancara

Page 98: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

dilakukan serta takaran konsumsinya. Sebelum wawancara dimulai,

hasil Record responden akan diminta oleh petugas recall atau peneliti

guna mencocokkan hasil recall yang akan berlangsung dengan hasil

record responden sehari sebelum recall dilakukan. Selain itu, pada saat

wawancara Recall, peneliti menggunakan Food modelsebagai panduan

dalam menentukan besar porsi makanan yang dikonsumsi responden.

Food model merupakan alat tiga dimensi yang menyerupai bentuk dan

ukuran yang sama makanan sesungguhnya. Alat ini memudahkan

responden untuk memperkirakan besar, bentuk serta jumlah porsi

makanan yang mereka makan sehari-hari.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi bias dari kekuatan ingatan responden.

Selanjutnya, hasil Recall 24 jam segera diketik dan diolah dengan menggunakan

software yaitu Nutrisurvey 2007 (versi Indonesia). Sehingga segera diperoleh

jumlah zat gizi yang responden konsumsi dalam satuan gr.

E. Teknik Manajemen dan Analisa Data

1. Penyuntingan

Penyuntingan atau editing data terhadap kuesioner selama proses

pengumpulan data untuk memeriksa kelengkapan kuesioner. Sehingga, apabila

ditemukan data yang salah atau meragukan dapat terdeteksi dan segera

ditanyakan kembali kepada responden yang bersangkutan.

2. Entri data

Entri data dilakukan dengan menggunakan template yang dibuat

menggunakan software yaitu Microsoft Office Exceldan disertai dengan

Page 99: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

pengecekan selama entri data untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan

data ke dalam software. Kemudian, data diproses lebih lanjut di dalam

softwarepengolah data untuk dilakukan analisis data.

3. Transformasi Data/Recode

Setelah dilakukan pembersihan data, maka dilakukan transformasi data

berupa pengkodean ulang/recode terhadap variabel sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh

sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Koreksi

Selanjutnya dilakukan pembersihan data atau pengecekan kembali untuk

memastikan tidak ada kesalahan dalam melakukan entry. Pembersihan data

perlu dilakukan untuk membersihkan data darikesalahan yang mungkin terjadi.

Dalam pembersihan data biasanya dilakukan pengecekan ulang dengan melihat

distribusi frekuensi variabel dan menilai kelogisan serta konsistensinya.

F. Analisis data

1. Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi dari

masing-masing variabel. Pada analisis ini, tabel distribusi data digunakan untuk

mengetahui sebaran nilai dari hasil pengukuran yang meliputi variabel dependen

(Kebugaran) dan variabel independen (status gizi berdasarkan persen lemak

tubuh, asupan zat gizi m seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, zat besi

dan mangan, status merokok, kapasitas vital paru danaktivitas fisik).

Page 100: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

2. Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian, yaitu

mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Analisis data yang digunakan yaitu uji statistik non parametrik Mann Whitney

dan chi square. Uji Mann Whitney dilakukan untuk mengetahui derajat atau

keeratan hubungan antara variabel numerik dan kategorik. Adapun variabel

yang menggunakan uji non parametrik Mann Whitney adalah variabel kapasitas

vital paru dan aktivitas fisik.

Sementara, variabel yang dianalisis dengan menggunakan uji chi

squareyaitu variabel status gizi berdasarkan IMT, status merokok dan asupan

zat gizi (seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, zat besi dan mangan)

dengan variabel dependen (kebugaran). Melalui uji statistik chi-square akan

diperoleh nilai p, dimana dalampenelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (α)

= 0,05 yaitu jika diperoleh nilaip≤0,05, berarti ada hubungan yang signifikan

antara variabel independen dandependen, dan jika diperoleh nilai p>0,05, maka

tidak ada hubungan yangsignifikan antara variabel independen dan dependen.

Dalam penelitian ini,semua variabel independen terdiri dari dua kategori, maka

nilai p dapat dilihatdari nilai pearson pada uji chi-square.Untuk melihat

kekuatan hubungan antara variabel dependen danindependen maka dilihat nilai

Odds Ratio (OR). Bila nilai OR = 1 artinya tidakada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Jika nilaiOR<1 artinya variabel

independen sebagai faktor protektif terhadap variabeldependen dan jika OR>1

artinya variabel independen sebagai faktor risikoterhadap variabel dependen.

Page 101: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

BAB V

HASIL PENELITIAN

Analisis univariat pada penelitian ini menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen (Kebugaran) dan variabel independen

(jenis kelamin, status gizi berdasarkan IMT dan persen lemak tubuh, status merokok,

kapasitas vital paru, aktivitas fisik, asupan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,

vitamin B1, zat besi dan mangan) pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

1. Gambaran Distribusi Kebugaranpada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Gambaran distribusi kebugaran mahasiswa dilihat dari nilai volume oksigen

maksimal (VO2maks) seperti pada tabel 5.1. berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Kebugaran Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Kebugaran n % CI% Tidak Bugar 43 71,7 1,56 – 1,96

Bugar 17 28,3 0,97 – 1,08 Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi Kesehatan

Masyarakat, sebagian besar masuk dalam kategori tidak bugar yakni sebesar 71,7%.

Hasil di atas juga menunjukkan bahwa laki-laki memiliki kebugaran lebih tinggi

dibandingkan perempuan.

Page 102: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

2. Gambaran Distribusi Status Gizi pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Status gizi mahasiswa pada penelitian ini diukur dengan menggunakan

metode antropometri, yaitu indeks massa tubuh (IMT) dan persen lemak tubuh.

Gambaran distribusi IMT mahasiswa seperti yang terlihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Status Gizi Berdasarkan IMT pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Indeks Massa Tubuh n % CI% Kurang 9 15 0,88 – 1,56 Normal 46 76,7 1,17 – 1,44 Lebih 5 8,3 0,64 – 1,76 Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi

Kesehatan Masyarakat, sebagian besarIMT mahasiswa masuk dalam kategori

normal yaitu sebesar 76,7%.

b. Persen Lemak Tubuh

Persen lemak tubuh merupakan indikator lain sebagai penentu status gizi

mahasiswa selain IMT. Berikut distribusi persen lemak tubuh pada tabel 5.3 :

Tabel 5.3 Distribusi Status Gizi Berdasarkan Persen Lemak Tubuh pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Indeks Massa Tubuh n % CI% Kurang 12 20 1,35 – 1,98 Normal 23 38,3 1,18 – 1,61 Lebih 25 41,7 1,71 – 2,01 Total 60 100

Page 103: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, diketahui bahwa dari 60 mahasiswa, 41,7%

diantaranya memiliki persen lemak tubuh yang lebih yaitu sebesar.

3. Gambaran Distribusi Asupan Zat Gizi pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Data terkait gambaran asupan zat gizi pada mahasiswa diperoleh dari akumulasi

food recall 3 x 24 jam. Asupan zat gizi yang diteliti meliputi karbohidrat, protein,

lemak, vitamin B1, zat besi dan mangan. Berikut distribusi asupan zat gizi pada

mahasiswa, yaitu :

a. Asupan Karbohidrat

Hasil univariat gambaran distribusi asupan karbohidrat pada mahasiswa

dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Asupan Karbohidrat pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Asupan Karbohidrat n % CI% Kurang 15 25 1,58 – 2,17 Cukup 45 75 0,97 - 1,09 Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, diketahui bahwa dari 60 mahasiswa di

Prodi Kesehatan Masyarakat, sebagian besar memiliki asupan karbohidrat yang

cukupsesuai dengan kebutuhan harian mahasiswa.

Page 104: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

b. Asupan Protein

Gambaran distribusi asupan protein mahasiswa seperti pada tabel 5.5

berikut ini :

Tabel 5.5 Distribusi Asupan Protein pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Asupan Protein n % CI% Kurang 5 8,3 1,56 - 1,96 Cukup 55 91,7 0,64 – 1,76 Total 60 100

Dari tabel 5.5 di atas diketahui bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi

Kesehatan Masyarakat, hampir dseluruh mahasiswa memiliki asupan protein

yang cukup yakni sebesar 91,7%.

c. Asupan Lemak

Gambaran distribusi asupan lemak pada mahasiswa seperti yang terlihat

pada tabel 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6 Distribusi Asupan Lemak pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Asupan Lemak n % CI% Kurang 21 35 1,19 – 2,06 Cukup 39 65 0,91 – 1,24 Total 60 100

Berdasarkan tabel 5.6 di atas diketahui bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi

Kesehatan Masyarakat, 65% diantaranya memiliki asupan lemak yang cukup

sesuai dengan kebutuhan hariannya.

Page 105: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

d. Asupan Vitamin B1

Gambaran distribusi asupan vitain B1 pada mahasiswa seperti yang

terlihat pada tabel 5.7 berikut ini :

Tabel 5.7 Distribusi Tingkat Asupan Vitamin B1 pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Asupan Vitamin B1 n % CI% Kurang 17 28,3 1,40 – 2,26 Cukup 43 71,7 0,96 – 1,13 Total 60 100

Dari tabel 5.7 di atas diketahui bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi

Kesehatan Masyarakat, 71,7% diantaranya memiliki asupan vitamin B1 yang

cukup.

e. Asupan Zat Besi

Gambaran distribusi asupan zat besi pada mahasiswa seperti yang terlihat

pada tabel 5.8 berikut ini :

Tabel 5.8 Distribusi Tingkat Asupan Zat Besipada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Asupan Zat Besi n % CI% Kurang 9 15 1,35 – 2,05 Cukup 51 85 0,95 – 1,14 Total 60 100

Tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi

Kesehatan Masyarakat, sebagian besar mahasiswa memiliki asupan zat besi

yang cukup.

Page 106: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

f. Asupan Mangan

Gambaran distribusi asupan mangan pada mahasiswa seperti yang

terlihat pada tabel 5.9 berikut ini :

Tabel 5.9 Distribusi Tingkat Asupan Manganpada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Asupan Mangan n % CI% Kurang 5 8,3 1,46 – 1,95 Cukup 55 91,7 0,97 – 1,08 Total 60 100

Tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa dari 60 mahasiswa di Prodi

Kesehatan Masyarakat, 91,7% diantaranya memiliki asupan mangan yang

cukup.

5. Gambaran Distribusi Jenis Kelamin Mahasiswa pada Program Studi Kesehatan

Masyarakat

Gambaran distribusi mahasiswa seperti yang terlihat pada bagan 5.1berikut :

Bagan 5.1 Distribusi Jenis Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

Bagan 5.1 menunjukkan bahwa dari 60 mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat, yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 35% dan perempuan sebesar 65%.

35%

65%

65%

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

Page 107: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

6. Gambaran Distribusi Status Merokok pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat

Gambaran distribusi status merokok mahasiswa seperti yang terlihat pada bagan

5.2 berikut :

Bagan 5 2 Distribusi Status Merokok pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 Bagan 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 60 mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat, 6,70% diantaranya berstatus perokok dan 93,30% lainnya

berstatus bukan perokok.

7. Gambaran Distribusi Kapasitas Vital Parupada Mahasiswa Prodi Kesehatan

Masyarakat

Gambaran distribusi kapasitas vital paru pada mahasiswa sepertiyang terlihat

pada tabel 5.10berikut :

Tabel 5.10 Distribusi Kapasitas Vital Paru pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 Kapasitas Vital Paru Median Min –Max

Keseluruhan 3,48 2,98 – 5,94

Berdasarkan tabel 5.10 diperoleh nilai tengah dari kapasitas vital paru mahasiswa

adalah 3,48ml. Kapasitas vital paru terendah yaitu 2,98ml dan tertinggi sebesar 5,94ml.

6.70% 93.30%

93.30%

Status Merokok

Merokok

Tidak Merokok

Page 108: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

8. Gambaran Distribusi Aktivitas Fisikpada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Distribusi aktivitas fisik mahasiswa digambarkan dengan nilai aktivitas fisik

berdasarkan perhitungan total skor IPAQ yang tersaji dalam satuan metabolic equivalen

(METs). Distribusi aktivitas fisik mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini :

Tabel 5.11 Distribusi Aktivitas Fisik pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 Aktivitas Fisik Median Min –Max

Keseluruhan 1400,35 218,40 – 4472,95

Tabel 5.11 memaparkan bahwa nilai tengah dari aktivitas fisik mahasiswa adalah

1400,35 METs dengan sebaran nilai aktivitas fisik terendah yaitu 151,10 METsdan

tertinggi sebesar 2974,55 METs.

Berdasarkan IPAQ (2005), kategori aktivitas fisik terbagi atas : ringan, sedang

dan berat. Sehingga, dapat diketahui bahwa 61,7% mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat memiliki aktivitas fisik yang rendah, 33,3% memiliki aktivitas

fisik sedang dan hanya 5% mahasiswa yang memiliki aktivitas fisik yang berat.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen (jenis kelamin, status gizi berdasarkan IMT dan persen lemak tubuh, status

merokok, kapasitas vital paru, aktivitas fisik, asupan karbohidrat, protein, lemak,

vitamin B1, zat besi dan mangan) dengan variabel dependen (kebugaran). Berdasarkan

uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa nilai probabilitas variabel aktivitas fisik,

sebesar 0,000 (p <0,05), artinya variabel kebugaran tidak terdistribusi normal sehingga

dilakukan uji non parametrik, yakni Mann Whitneyuntuk variabel numerik dan

kategorik, serta chi squareuntuk dua variabel kategorik. Dikatakan berhubungan jika

nilai p ≤ 0,05 dan tidak berhubungan apabila p > 0,05. Berikut hasil analisis bivariat

dalam penelitian ini, antara lain:

Page 109: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Hasil analisis antara jenis kelamin dengan kebugaran pada mahasiswa dapat

dilihat pada tabel 5.12 berikut ini :

Tabel 5.12 Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Jenis Kelamin Total OR 95% C,0I P value

Laki-Laki Perempuan n % n % n %

Tidak Bugar 5 23,8 38 97,4 43 100 0,008 (0,001 – 0,076)

0,000 Bugar 16 76,2 1 2,6 17 100

Berdasarkan hasil uji statistik seperti pada tabel 5.12 di atas,diperoleh nilai p =

0,000 sehingga dapat diartikan bahwa pada α = 5% terdapat hubungan yang signifikan

antara jenis kelamin dengan kebugaran. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk

estimate diperoleh OR = 0,008 (0,001– 0,076), artinya perempuan mempunyai peluang

0,008 kali tidak bugar dibandingkan dengan laki-laki.

10. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

a. Hubungan Status Gizi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan

Kebugaran Mahasiswa

Hasil analisis tentang hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan

kebugaran pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini :

Tabel 5.13 Analisis Hubungan Status Gizi Berdasarkan IMT dengan Kebugaran pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Indeks Massa Tubuh Total 95% CI P value

Kurang Normal Lebih n % n % n % n %

Tidak Bugar 7 16,3 32 74,4 4 9,3 43 100 1,77-2,08 0,938 Bugar 2 11,8 14 82,4 1 5,9 17 100 1,72-2,16

Page 110: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Berdasarkan hasil uji statistik seperti pada tabel 5.13 di atas, diketahui

bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan IMT dengan

kebugaran pada mahasiswa dengan p value =0,938(p>0,05).

b. Hubungan Status Gizi Berdasarkan Persen Lemak Tubuh dengan

Kebugaran Mahasiswa

Adapun hubungan antara status gizi berdasarkan persen lemak tubuh

dengan kebugaran pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut ini :

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Status Gizi Berdasarkan Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun

2015

Kebugaran Persen Lemak Tubuh Total 95% CI P value Kurang Normal Lebih n % n % n % n %

Tidak Bugar 4 9,3 14 32,6 25 58,1 43 100 1,35 – 1,98 0,000 Bugar 8 47,1 9 52,9 0 0 17 100 1,18 – 1,61

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara status gizi berdasarkan persen lemak tubuh dengan kebugaran

pada mahasiswadengan p value sebesar 0,000 (P<0,05).

Page 111: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

11. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat

a. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kebugaran Mahasiswa

Berdasarkan hasil analisis antara asupan karbohidrat dengan kebugaran

pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini :

Tabel 5.15 Analisis Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kebugaran pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Asupan Karbohidrat Total OR 95% CI P value

Kurang Cukup n % n % n %

Tidak Bugar 8 18,6 35 81,4 43 100 0,327 (0,095 – 1,122)

0,137 Bugar 7 41,2 10 58,8 17 100

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa asupan karbohidrat

terhadap kebugaran mahasiswa tidak ditemukan hubungan yang signifikan

dengan p value sebesar 0,137 (P>0,05). Sedangkan berdasarkan perhitungan

risk estimate diperoleh OR = 0,327 (0,095– 1,112), artinya mahasiswa dengan

asupan karbohidrat yang kurang mempunyai peluang 0,327 kali untuk tidak

bugar dibandingkan mahasiswa denganasupan karbohidrat yang cukup.

b. Hubungan Asupan Protein dengan Kebugaran Mahasiswa

Berdasarkan hasil analisisantara asupan protein dengan kebugaran pada

mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut :

Tabel 5.16 Analisis Hubungan Asupan Protein dengan Kebugaran Berdasarkan Jesni

Kelamin pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat 2015 Kebugaran Asupan Protein Total OR 95% CI P value

Kurang Cukup n % n % n %

Tidak Bugar 4 9,3 39 90,7 43 100 1,641 (0,170 – 15,840)

1,000 Bugar 1 5,9 16 94,1 17 100

Page 112: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara asupan protein dengan kebugaran pada mahasiswa

dengan p value sebesar 1,000(P>0,05). Sedangkan berdasarkan perhitungan

risk estimate diperoleh OR = 1,647 (0,170 – 15,840), artinya mahasiswa

dengan asupan protein yang kurang mempunyai peluang 1,641 kali untuk tidak

bugar dibandingkan mahasiswa denganasupan protein yang cukup.

c. Hubungan Asupan Lemak dengan Kebugaran Mahasiswa

Berdasarkan hasil analisisantara asupan lemak dengan kebugaran pada

mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini :

Tabel 5.17 Analisis Hubungan Asupan Lemak dengan Kebugaran pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Asupan Lemak Total OR 95% CI P value

Kurang Cukup n % n % n %

Tidak Bugar 15 34,9 28 65,1 43 100 0,982 (0,303 – 2,183)

1,000 Bugar 6 35,3 11 64,7 17 100

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa asupan lemak terhadap

kebugaran mahasiswa tidak ditemukan hubungan antara keduanya, dengan p

value sebesar 1,000 (P<0,05). Sedangkan berdasarkan perhitungan risk

estimate diperoleh OR = 0,982 (0,303– 2,183), artinya mahasiswa dengan

asupan lemak yang kurang mempunyai peluang 0,982 kali untuk tidak bugar

dibandingkan mahasiswa denganasupan lemak yang cukup.

Page 113: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

d. Hubungan Asupan Vitamin B1 dengan kebugaran Mahasiswa

Berdasarkan hasil analisisantara asupan vitamin B1 dengan kebugaran

pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut ini :

Tabel 5.18 Analisis Hubungan Asupan Vitamin B1 dengan Kebugaran pada

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Asupan Vitamin B1 Total OR 95% CI P value

Kurang Cukup n % n % n %

Tidak Bugar 12 27,9 31 72,1 43 100 0,929 (0,269 – 3,204)

1,000 Bugar 5 29,4 12 70,6 17 100

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa asupan vitamin B1

terhadap kebugaran mahasiswa tidak ditemukan hubungan antara keduanya,

dengan p value sebesar 1,000 (P>0,05). Sedangkan berdasarkan perhitungan

risk estimate diperoleh OR = 0,929 (0,269– 3,204), artinya mahasiswa dengan

asupan vitamin B1 yang kurang mempunyai peluang 0,929 kali untuk tidak

bugar dibandingkan mahasiswa denganasupan vitamin B1 yang cukup.

e. Asupan Zat Besi

Berdasarkan hasil uji Spearman antara asupan zat besi dengan

kebugaran pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut ini :

Tabel 5.19 Analisis Hubungan Asupan Zat Besi dengan Kebugaran pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Asupan Zat Besi Total OR 95% CI P value

Kurang Cukup n % n % n %

Tidak Bugar 5 11,6 38 88,4 43 100 0,428 (0,100 – 1,837)

0,446 Bugar 5 11,6 38 88,4 17 100

Page 114: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ditemukan

hubungan asupan zat besi terhadap kebugaran mahasiswa dengan p value

sebesar 0,446 (P>0,05).Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate

diperoleh OR = 0,428 (0,100– 1,837), artinya mahasiswa dengan asupan zat

besi yang kurang mempunyai peluang 0,428 kali untuk tidak bugar

dibandingkan mahasiswa denganasupan zat besi yang cukup.

f. Asupan Mangan

Berdasarkan hasil uji Spearman antara asupan mangan dengan

kebugaran pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.20 berikut ini :

Tabel 5.20 Analisis Hubungan Asupan Mangan dengan Kebugaran pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Kebugaran Asupan Mangan Total OR 95% CI P value

Kurang Cukup n % n % n %

Tidak Bugar 3 7,0 40 93,0 43 100 0,563 (0,085 – 3,075)

0,931 Bugar 2 11,8 15 88,2 17 100

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ditemukan

hubunganasupan mangan terhadap kebugaran mahasiswa dengan p value

sebesar 0,931 (P>0,05).Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate

diperoleh OR = 0,563 (0,085– 3,075), artinya mahasiswa dengan asupan

mangan yang kurang mempunyai peluang 0,563 kali untuk tidak bugar

dibandingkan mahasiswa denganasupan mangan yang cukup.

Page 115: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

12. Hubungan Status Merokok dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Adapun hubungan antara status merokok dengan kebugaran pada mahasiswa

seperti yang terlihat pada tabel 5.21 berikut ini :

Tabel 5.21 Analisis Hubungan Status Merokok dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015

Kebugaran Status Merokok Total OR 95% CI P value Tidak

Merokok Merokok n %

N % n % Tidak Bugar 41 95,3 2 4,7 43 100 0,366

(0,047 – 2,834) 0,674

Bugar 15 88,2 2 11,8 17 100

Berdasarkan hasil uji statistik seperti pada tabel 5.21 di atas, diperoleh nilai

pvalue sebesar 0,674 (P>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara status merokok dengan kebugaran mahasiswa.Sedangkan berdasarkan

perhitungan risk estimate diperoleh OR = 0,366 (0,047 – 2,834), artinya mahasiswa

merokok mempunyai peluang 0,366 kali untuk tidak bugar dibandingkan dengan

mahasiswa yang tidak merokok.

13. Hubungan Kapasitas Vital Paru dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat

Hubungan antara kapasitas vital paru dengan dengan kebugaran pada mahasiswa

dapat dilihat pada tabel 5.22 berikut ini :

Tabel 5.22 Analisis Hubungan Kapasitas Vital Paru dengan Kebugaran pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Variabel n p value

Kapasitas Vital Paru 60 0,001

Page 116: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Berdasarkan hasil uji Mann Whitney diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kapasitas vital paruterhadap kebugaran mahasiswadengan p value

sebesar 0,001 (P<0,05).

14. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Hasil uji hubungan antara aktivitas fisik dengan dengan kebugaran pada

mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut ini :

Tabel 5.23 Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran pada Mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Variabel n p value

Aktivitas Fisik 60 0,001

Berdasarkan hasil uji Mann Whitney diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara aktivitas fisikterhadap kebugaran mahasiswadengan p value sebesar

0,001 (P<0,05).

Page 117: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu tidak adanya latihan

mengenai tes kebugaran kepada mahasiswa sebelumnya dan pelaksanaan tes tidak dapat

dilakukan secara serempak dalam satu waktu untuk seluruh responden. Hal ini

disebabkan oleh padatnya jadwal kuliah mahasiswa antar satu kelas dengan kelas

lainnya, sehingga pelaksanaan tes berlangsung selama 10 hari di sore hari. Selain itu,

keterbatasan lainnya adalah peneliti hanya melakukan wawancara kepada responden

tanpa bantuan klinisi untuk penegakkan diagnosis status merokok (seperti tidak

menggunakan cotinine test). Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan dana dalam

penyediaan cotinine strips tersebut. Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah

analisa data yang digunakan hanya sampai bivariat yakni menunjukkan hubungan antar

variabel independen terhadap dependennya saja, sehingga tidak dapat mengetahui

kecenderungan faktor yang paling dominan mempengaruhi kebugaran mahasiswa.

B. Kebugaran Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Kebugaran adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi dan alat gerak

tubuh sesuai dengan batas-batas fisiologis yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

serta efisiensi kerja fisik, sehingga masih dapat melakukan kegiatan lain yang bersifat

rekreatif (Muhibbut Thibri dkk., 2014). Menurut Puskesjasrek (2000), kebugaran

berdasarkan nilai VO2maks untuk kebugaran usia <30 tahun yang dianggap ‘baik’

apabila lebih dari 42,6–51,5ml/kg/min. Sedangkan yang dianggap ‘kurang’ apabila nilai

VO2maks kurang dari 25ml/kg/min. Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidyatullah Jakartatahun 2015

Page 118: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

menunjukkan bahwa nilai tengah dari kebugaran mahasiswa adalah 23,05ml/kg/menit.

Sehingga dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki kebugaran yang sangat kurang

karena pada rentang usia 18-22 tahun atau <30 tahun rata-rata VO2maksnya

<25ml/kg/menit. Rendahnya tingkat kebugaran mahasiswa terjadi karena padatnya

jadwal kuliah mahasiswa sehingga mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya

untuk duduk di dalam kelas (aktivitas fisik ringan). Hasil yang sama juga diperoleh dari

penelitian Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional

tahun 2010 bahwa rentang usia 15-24 tahun yang hampir sebagian besar populasi terdiri

dari mahasiswa (18-22 tahun) sebesar 52% hasil tes kebugarannya masuk dalam

kategori kurang (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Rendahnya

kebugaran khususnya ketahanan cardiorespiratoryusia produktif ini merupakan salah

satu masalah terkait gizi yang dapat berdampak pada kesehatan remaja di masa depan.

Ketahanan cardiorespiratory yang rendah berhubungan dengan tingginya tingkat

mortalitas dan morbiditas populasi pada kelompok umur 19-49 tahun yang diikuti

secara cohort sejak 1999 hingga 2002 di Amerika Serikat. Selain itu, diketahui bahwa

orang dengan tingkat kebugaran yang rendah cenderung memiliki kadar lipoprotein dan

tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan tingkat kebugaran

yang tinggi (Carnethon dkk., 2005). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan

bahwa permasalahan utama dalam bidang kesehatan pada abad ke 21 hampir di seluruh

belahan dunia adalah rendahnya aktivitas fisik yang (physical inactivity) yang

berkorelasi dengan peningkatan kecenderungan obesitas. Permasalahan kurangnya

tingkat aktivitas fisik masyarakat juga terjadi di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena

adanya pergeseran pola hidup yang dinamis akibat dari perkembangan teknologi yang

memudahkan pekerjaan menjadi efektif dan efisien ternyata berdampak negatif pada

Page 119: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

kebugaran (Afriwardi, 2011). Pola hidup demikian menyebabkan rendahnya tingkat

kebugaran yang menjadi masalah hampir di seluruh kalangan.

Kebugaran seseorang dapat terwujud melalui aktivitas fisik secara teratur dan

terprogram. Kebugaran diperlukan untuk menjadikan seseorang dapat menjalankan

aktivitas dan rutinitas sehari-hari dengan optimal, termasuk pada mahasiswa.

Kebugaran berperan dalam menentukan produktivitas, efisiensi dan kesehatan

seseorang agar tidak mudah terserang penyakit. Fungsi kebugaran lainnya untuk

mahasiswa adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, kesanggupan, daya

kreasi, dan daya tahan setiap manusia yang berguna untuk meningkatkan daya kerja.

C. Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran Mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kebugaran

Jenis kelamin dianggap sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan

kebugaran, khususnya pada mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat. Dari

hasil penelitian diketahui persentase responden yang berjenis kelamin laki-laki

lebih sedikit, yakni sebesar 35% dibandingkan responden perempuan sebesar 65%.

Hal ini dikarenakan populasi perempuan di Program Studi Kesehatan Masyarakat

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiga kali lebih banyak dibandingkan laki-laki.

Perbedaan kebugaran antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan

kekuatan maksimal otot yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh,

komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin, hormon, kapasitas vital paru

dan persen lemak tubuh yang dimiliki (Fatmah, 2011). Perbedaan jenis kelamin

juga berperan dalam menentukan kebutuhan gizi masing yang berujung pada

kebugaran seseorang, biasanya kebutuhan gizi lebih besar pada jenis kelamin laki-

laki daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Worthington (2000), yang

Page 120: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin juga akan menentukan besar kecilnya

kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan individu

cukup berbeda antara laki-laki dan perempuan. Teori ini didukung dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh nugraheni (2013) pada laki-laki dan perempuan

usia produktif yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin

dengan kebugaran nilai (p=0,003). Sehingga, dapat dikatakan bahwa penelitian ini

ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani antara responden pria dan wanita

usia produktif (Nugraheni, 2013).

Hasil yang sama diperoleh pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidyatullah Jakarta tahun 2015. Berdasarkan analisis

univariat diketahui bahwa laki-laki memiliki kebugaran lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Laki-laki cenderung memiliki aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan

perempuan karena laki-laki terbiasa dengan olahraga rutin setiap minggunya baik

dihari libur kuliah maupun tergabung dalam salah satu cabang club olahraga di

kampus yang memungkinkan untuk berolahraga dalam intensitas sedang serta

durasi yang cukup. Hal tersebut menyebabkan perbedaan kemampuan pengambilan

oksigen, kemampuan dan metabolisme dan kebugaran yang dimiliki seseorang.

Hasil uji hubungan pada penelitian ini, yaitu diperoleh adanya hubungan yang

signifikan antara jenis kelamin dengan kebugaran pada mahasiswa. Hasil yang

sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Gray (2003) di Portugis

dengan menggunakan metode 20 m Shuttle run test diperoleh hasil bahwa laki-laki

lebih bugar dibandingkan dengan perempuan. Jenis kelamin merupakan variabel

yang tak dapat dikendalikan. Hal ini disebabkan karena jumlah kadar hemoglobin

dalam darah pada laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan pada perempuan. Hasil

penelitian lainnya yang sejalan dilakukan oleh Saqurin (2013) dengan subjek

Page 121: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

mahasiswa yang mengikuti UKM Taekwondo di Universitas Airlangga

menunjukkan bahwa kadar VO2maks pada perempuan lebih kecil dibandingkan

laki-laki yaitu sebesar 36%. Hal tersebut disebabkan karena jenis kelamin

menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi untuk mencapai kebugaran individu

yang sangat berbeda antara keduanya. Tingkat kebugaran pada wanita cenderung

lebih rendah dibandingkan pria terkait dengan perbedaan komposisi tubuh dan

tingkat aktifitas fisik (Hermanto, 2012).

Namun, hasil yang berbeda akan ditemukan apabila responden bukan berada

pada usia produktif seperti penelitian yang dilakukan pada peserta klub jantung

sehat. Hal tersebut berkaitan dengan perbedaan fungsi kardiovaskuler antara laki-

laki dan perempuan, terkait efek protektif estrogen yang dapat menurunkan risiko

premenopause untuk terkena penyakit kardiovaskuler. Namun khusus untuk

perempuan yang telah memasuki masa menopause, efek tersebut hilang dan

perbedaan terkait jenis kelamin juga hilang. Sehingga, tidak ditemukannya

perbedaan yang bermakna pada penelitian ini karena efek protektif progesterone

responden penelitian hilang akibat dari menopause (HarmanidanMansyur, 2013).

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran pada wanita

adalah dengan melakukan senam. Pelatihan senam 3x/minggu selama 10 minggu

terbukti membantu meningkatkan kebugaran fisik wanita berdasarkan uji efektifitas

perlakuan dengan paired sample t-test dan uji statistik Anova (Analysis of

Variance) diperoleh nilai p < 0,05. Hal tersebut bertujuan agar wanita tetap dapat

melakukan kerja dan aktivitas sehari-hari serta aktivitas tambahan tanpa merasa

lelah dan guna menghindari penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan kurang

bergerak (Bawiling dkk., 2014).

Page 122: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

2. Hubungan Status Gizi dengan Kebugaran

a. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kebugaran

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan antara gizi kurang, baik dan gizi

lebih (Almatsier, 2010). IMT merupakan alat sederhana yang digunakan untuk

memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan. Penambahan berat badan sering terjadi

karena penambahan lemak tubuh yang disebabkan kurangnya aktivitas. Berat

badan berhubungan dengan kebugaran, kekuatan, kecepatan, ketahanan,

ketangkasan, dan penampilan.

Indeks massa tubuh yang lebih akan menimbulkan timbunan lemak

dalam tubuh. Timbunan lemak dalam tubuh akan membungkus jaringan viseral

yang menyebabkan jaringan bekerja lebih kuat dalam menyuplai oksigen guna

menghasilkan energi oleh karena itu jantung perlu memompa pada frekuensi

yang sering. Selain itu, efek samping dari berat badan berlebih, yakni terdapat

sel dan otot yang membesar mempengaruhi kebutuhan nutrisi yang lebih besar

dan menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hal ini menimbulkan

ketidakefisienan fungsi jantung sehingga seseorang dengan berat badan lebih

tersebut akan mengalami kelelahan jauh lebih dini daripada kondisi normal

(Martins D dkk., 2003). Sehingga, kelebihan berat badan umumnya

menyebabkan penurunan kebugaran karena peningkatan kebutuhan energi

pada sistem aerobik untuk melakukan pergerakan.

Berdasarkan analisis univariat diketahui sebagaian besarIMT mahasiswa

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2015 dalam keadaan normal. Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang

Page 123: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

digambarkan dengan dua komponen yaitu lemak tubuh dan masa tubuh.

Gambaran kategori IMT menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(2008) terbagi atas kurang, normal dan lebih, yakni sebesar 13,3% mahasiswa

memiliki status gizi kurang, 76% normal dan hanya 10% yang

lebih.Sementara, hasil uji hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara IMT dengan kebugaran pada mahasiswa,

kemungkinan disebabkan oleh faktor lain yang lebih besar pengaruhnya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan pada

pekerja Indocement di Bogor, yakni tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara IMT dengan VO2maks. Hasil uji hubungan memiliki nilai koefisiensi

negatif, yang berarti semakin tinggi nilai IMT maka semakin rendah nilai

VO2maks nya. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan oleh perubahan

perilaku seperti meningkatkanya pengetahuan mengenai kesehatan sehingga

terjadi peningkatan dalam frekuensi atau durasi olahraga sehingga hal tersebut

dapat meningkatkan nilai VO2maks nya (Kharisma TamimidanRimbawan,

2015). Berdasarkan uji korelasi bivariat juga tidak ada hubungan signifikan

antara nilai IMT dengan VO2maks peserta club. Hasil itu disebabkan karena

banyak faktor lain yang mempengaruhi kebugaran seseorang selain nilai IMT

dan pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan kecil sehingga korelasi

bivariat menghasilkan hubungan yang tidak signifikan.

Pribris, dkk (2010) menggunakan IMT sebagai salah satu komponen

pengukuran kebugaran dalam evaluasi komposisi tubuh. Berbeda dengan hasil

penelitian sebelumnya, hasil penelitian Pibris (2010) diperoleh hubungan

langsung yang signifikan antara nilai rata-rata VO2maks dengan IMT

mahasiswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Page 124: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

oleh penelitian Sari (2014) yang menunjukkan adanya hubungan antara status

gizi berdasarkan indeks masa tubuh dengan kebugaran. Penelitian Anam dkk

(2010) sejalan dengan kedua penelitian sebelumnya, yaitu indeks massa tubuh

subjek yang inaktif lebih tinggi dibandingkan indeks massa tubuh subjek yang

aktif. Sehingga, menyebabkan kebugaran subjek inaktif lebih rendah

dibandingkan dengan subjek yang aktif (Anam dkk., 2010).Sementara, hasil

penelitian lainnya menyatakan bahwa indeks massa tubuh sangat terkait

dengan persentase lemak tubuh (p = 0,01). Diketahui terdapat hubungan positif

yang kuat dan signifikan antara kebugaran dan indeks massa tubuh pada anak-

anak underweight dan perempuan overweight dengan skor kebugaran tinggi.

Intervensi yang dapat dilakukan pada mahasiswa Pogram Studi

Kesehatan Masyarakat untuk peningkatan kebugaran adalah senam aerobik low

impact yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua bulan. Hal ini telah

dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih (2012) bahwa terdapat

pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali

seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas terhadap penurunan berat

badan sebesar 66,78%dan peningkatan kebugaran pada remaja tersebut (Galih

Tri Utomo dkk., 2012).

b. Persen Lemak Tubuh dengan Kebugaran

Persen lemak tubuh juga merupakan salah satu parameter yang digunakan

dalam penilaian status gizi seseorang. Diketahui kehilangan timbunan lemak

tubuh akan meningkatkan efisiensi biomekanik. Keseimbangan antara IMT dan

persentase lemak tubuh harus terus dijaga karena status IMT dan persentase

lemak tubuh merupakan dua hal yang saling mempengaruhi pada risiko

penyakit degeneratif akibat penambahan berat badan yang berhubungan

Page 125: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

dengan peningkatan proporsi lemak tubuh (Hapsari dkk., 2007). Penurunan

kebugaran juga dipengaruhi oleh persen lemak tubuh. Persen lemak tubuh

seseorang bergantung dari aktivitas fisik, pola konsumsi dan genetiknya.

Perempuan cenderung memiliki kebugaran yang lebih rendah dibandingkan

laki-laki karena persen lemak tubuh perempuan lebih besar dibanding laki-

laki(Sharkey J. Brian, 2013).

Dalam penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antar persen

lemak tubuh dengan karena jumlah responden perempuan lebih banyak

dibandingkan laki-laki. Hasil statistik menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa memiliki persen lemak tubuh yang lebih. Dalam pengukuran

kebugaran cardiorespiratory ini, menggunakan kemampuan sistem sirkulasi

dan respirasi paru dalam menyediakan cadangan oksigen selama aktivitas

dengan melibatkan kelompok besar otot (Nieman, 2001). Sementara, semakin

besar persen lemak dalam tubuh, semakin rendah komposisi otot dalam tubuh

dan mempengaruhi kebugarannya.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pribris, dkk

(2010) pada mahasiswa Andrew University. Hasil study cohort yang dilakukan

sejak tahun 1996-2008 pada 5101 mahasiswa di Andrew University

menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan linier yang signifikan antara

persen lemak tubuh dan tahun baik pada laki-laki maupun pada perempuan

serta terdapat hubungan tidak langsung yang signifikan antara VO2maks

dengan persen lemak tubuh mahasiswa (Pribis dkk., 2010). Hasil ini juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Macmurray dan Ondrak (2008) yang

menyatakan bahwa tingkat kebugaran juga dipengaruhi oleh massa otot dan

massa lemak (Ira WolinskydanJudy A. Driskell, 2006). Penelitian lainnya juga

Page 126: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

menyatakan hal yang sama bahwa remaja yang memiliki tingkat daya tahan

paru-paru dan jantung yang tinggi secara signifikan memiliki total simpanan

lemak tubuh yang rendah (Jonatan R Ruiz dkk., 2006).

Lain halnya dengan penelitian Hermanto (2012) diketahui bahwa sebagian

besar wanita vegetarian memiliki tingkat kebugaran sangat kurang. Namun,

IMT dan persentase lemak tubuh dalam kategori normal. Sehingga hasil

penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persen lemak tubuh

dengan kebugaran jasmani. Pola makan menghindari bahan makanan hewani

diduga menjadi penyebab IMT dan persentase lemak tubuh subjek sebagian

besar berada dalam kategori normal. Pola konsumsi vegetarian yang lebih

banyak mengonsumsi serat, sedikit asam lemak jenuh kalori menyebabkan

akumulasi lemak tubuh sedikit.

Intervensi yang dapat dilakukan pada mahasiswa Pogram Studi Kesehatan

Masyarakat untuk peningkatan kebugaran adalah senam aerobik low impact

yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama dua bulan. Hal ini telah

dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Galih (2012) bahwa terdapat

pengaruh dari latihan senam aerobik low impact yang dilakukan 3 kali

seminggu selama 2 bulan pada remaja putri obesitas terhadap penurunan

persen lemak tubuh sebesar 86,42% dan peningkatan kebugaran pada remaja

tersebut (Galih Tri Utomo dkk., 2012).

Page 127: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

3. Asupan Zat Gizi

a. Asupan Karbohidrat

Asupan karbohidrat memiliki pengaruh terhadap kebugaran seseorang.

Hal ini berkaitan dengan fungsi karbohidrat dalam tubuh yaitu senyawa

organik yang terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen yang tersimpan didalam

otot dan hati serta dapat diubah dengan cepat ketika tubuh membutuhkan

energi (Wilkins, 2007). Pada saat melakukan aktivitas, karbohidrat menjadi

sumber energi utama dalam proses pembakar glukosa menjadi tenaga. Tubuh

menyuplai glukosa yang berasal dari hati dalam bentuk glikogen kedalam otot

(BoyledanLong, 2010). Jika energi yang terbentuk hanya digunakan sebagian

untuk melakukan aktivitas fisik, maka kelebihannya disimpan dalam bentuk

glikogen di hati (70g), otot (20g) dan jaringan lemak cadangan. Semakin lama

durasi, intensitas dan frekuensi aktivitas atau olahraga, semakin besar tubuh

membutuhkan suplai glukosa.

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa memiliki asupan karbohidrat yang cukup. Dari hasil tersebut juga

diketahui bahwa perempuan memiliki rata-rata asupan karbohidrat lebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh konsumsi cemilan perempuan

yang cenderung berbahan dasar karbohidrat lebih banyak dibandingkan laki-

laki. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara asupan karbohidrat dengan kebugaran pada mahasiswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan terhadap

64 karyawan Indocement di Bogor menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara asupan protein dengan kebugaran (p >0,05).

Hasil yang tidak signifikan kemungkinan karena terdapatnya faktor lain yang

Page 128: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

lebih mempengaruhi nilai VO2maks subjek seperti faktor genetika serta

konsumsi pangan pada masa lampau yang tidak diukur dalam penelitian

(Kharisma TamimidanRimbawan, 2015). Hasil sejalan juga diperoleh dari

penelitian yang dilakukan oleh Sugiarsi (2012), yaitu terdapat 28.3 % ibu PKK

yang tidak bugar akibat asupan karbohidrat yang tidak cukup. Hal ini dapat

terjadi karena karbohidrat berfungsi pada proses metabolik dari anabolisme

dan katabolisme menjaga persediaan karbohidrat tubuh, memastikan

persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan fungsi senyawa

penting lainnya(Sugiarsi, 2012). Fungsi lain dari karbohidrat diantaranya

sebagai penghemat protein selama proses produksi energi, membantu dalam

pembakaran lemak, sumber energi, membantu fungsi usus, membantu serta

proses absorpsi kalsium (Wilkins, 2007).

Peneliti melakukan kategorisasi untuk variabel asupan karbohidrat

berdasarkan kurang dan cukup dari angka kecukupan gizi. Diperoleh hasil

yang berbeda dari uji hubungan sebelumnya, yakni diketahui adanya hubungan

antara asupan karbohidrat dengan kebugaran berdasarkan uji Mann Whitney.

Sehingga saran untuk peneliti selanjutnya, untuk perhitungan asupan zat gizi

speperti karbohidrat dapat dilakukan dengan melakukan kategorisasi pada

variabel tersebut yang kemudian dihubungkan dengan variabel independennya.

Hal ini dapat terjadi karena data asupan tidak terdistribusi normal yang

menyebabkan perbedaan hasil hubungan dari kedua jenis data asupan

karbohidrat (numerik dan kategorik).Hasil penelitian ini sejalan dengan uji

korelasi Pearsonyang dilakukan Ferry dkk (2014) menunjukkan bahwa pola

konsumsi karbohidrat berhubungan signifikan dengan kebugaran

cardioespiratory atlet sepakbola PERSIBA Bantul degan korelasi positif, yang

Page 129: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

berarti semakin besar asupan karbohidrat, maka kabugaran kardiorespirasi atlet

akan semakin baik, dan sebaliknya. Nilai r = 0,175 menunjukkan bahwa pola

konsumsi karbohidrat memberikan kontribusi sebesar 17,5% terhadap

kesegaran kardiorespirasi (Fery Lusviana Widiany dkk., 2014).

Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebugaran

mahasiswa melalui intervensi asupan diet karbohidrat selama delapan minggu

yang diikuti penurunan asupan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan harian

individu tersebut. Intervensi ini berhasil meningkatkan kebugaran seperti yang

dikemukakan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Anam dkk (2010)

pada anak obesitas dan kaitannya dengan kebugaran.

b. Asupan Protein

Protein sebagai salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh memegang

peranan penting dalam proses pertumbuhan, pengganti sel tubuh yang rusak,

dan sebagai katalisator. Fungsi khas protein yang tidak dapat digantikan oleh

zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh

(Almatsier 2002). Protein juga memiliki fungsi secara fisiologis dalam

membantu mengoptimalkan performa kebugaran. Sebuah penelitian

menyatakan asam amino berfungsi dalam membangun dinding sel, jaringan

otot, hormon, enzim dan berbagai molekul lainnya. Darah akan membawa

protein untuk pembentukan albumin dalam menahan tenaga, kemudian

fibrinogen untuk pengumpulan dan hemoglobin. Latihan kebugaran akan

menghasilkan protein enzim untuk latihan aerobik dan protein yang

berkontraksi untuk tenaga pada saat latihan (Sharkey J. Brian, 2013).

Sehingga, dari penjelasan tersebut diketahui bahwa protein memiliki hubungan

yang tidak langsung terhadap kebugaran seseorang.

Page 130: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Teori tersebut didukung dengan hasil penelitian ini yaitu sebagian besar

mahasiswa memiliki asupan protein yang cukup. Dari hasil tersebut juga

diketahui bahwa perempuan memiliki rata-rata asupan protein lebih tinggi

dibandingkan laki-laki serta tidak ditemukannya hubungan antara asupan

protein dengan kebugaran pada mahasiswa. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyebutkan bahwa otot tidak menanggapi kelebihan protein dengan hanya

menerimanya karena cara untuk membuat sel-sel otot tumbuh adalah untuk

membuat otot bekerja (Williams, 2002). Otot akan merespon dengan

mengambil nutrisi termasuk asam sehingga otot tersebut dapat tumbuh.

Sehingga, kelebihan protein justru menurunkan kebugaran seseorang.

Seperti halnya hasil uji korelasi penelitian, teori tersebut didukung

dengan sebuah penelitian yang dilakukan pada 80 anak dan remaja di Georgia,

AS diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

protein dan kebugaran (daya tahan kardiovaskuler) dengan pola hubungan

negatif, yakni semakin tinggi asupan protein maka kebugaran responden

tersebut akan semakin rendah (Bernard Gutin dkk., 2002). Penelitian lain yang

juga mendukung hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat 3,3% ibu

PKK yang tidak bugar akibat asupan protein yang tidak cukup (Sugiarsi,

2012). Uji Mann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara tingkat kecukupan protein dengan kebugaran pada pekerja

Indocement di Bogor (p>0,05) (Kharisma TamimidanRimbawan, 2015).

Penelitian yang juga sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Anam dkk (2010) yang menunjukkan bahwa asupan protein

tidak mempengaruhi daya tahan jantung dan paru dengan nilai p= 0,461.

Penelitian lain juga mendapatkan hasil yang sama, yakni konsumsi protein

Page 131: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

tidak berhubungan dengan kesegaran kardiorespirasi atlet sepakbola PERSIBA

Bantul (p-value = 0,378) (Fery Lusviana Widiany dkk., 2014).

Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebugaran

mahasiswa melalui intervensi asupan diet protein selama delapan minggu yang

diikuti penurunan asupan penurunan sesuai dengan kebutuhan harian individu

tersebut. Intervensi ini berhasil meningkatkan kebugaran seperti yang

dikemukakan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Anam dkk (2010)

pada anak obesitas dan kaitannya dengan kebugaran.

c. Asupan Lemak

Lemak merupakan penghasil energi terbesar yaitu dua kali lebih besar

dibanding energi yang dihasilkan oleh karbohidrat maupun protein. Lemak

akan berperan sebagai sumber energi untuk cabang olahraga dengan intensitas

latihan sedang dalam waktu yang lama. Lemak tidak banyak digunakan

sebagai bahan bakar untuk latihan minimal selama 20menit pertama dan tidak

digunakan sebagai bahan bakar utama sampai setelah 2jam. Semakin moderat

intensitas latihannya seperti : jogging, menari aerobik, serta semakin lama

durasinya, maka semakin besar lemak yang digunakan untuk bahan bakar.

Sedangkan, Semakin tinggi intensitas kegiatannya (berlari, rintangan, dayung)

maka semakin besar karbohidrat yang digunakan untuk bahan bakar. Pada 20

menit pertama penggunaan lemak hanya sekitar 15% dari kebutuhan total,

namun apabila latihan terus dilakukan dalam waktu yang lama (>2 jam), maka

penggunaan lemak sebagai energi meningkat hingga 85% (BoyledanLong,

2010). Ketika berolahraga, simpanan lemak di seluruh tubuh akan terbakar,

khususnya pada orang dengan jumlah simpanan lemak dalam jumlah besar.

Page 132: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Itulah sebabnya sehat secara fisik akan membuat orang terlihat langsing karena

simpanan lemak di seluruh tubuh berkurang.

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa telah memiliki asupan lemak yang cukup. Hasil tersebut juga

menunjukkan bahwa laki-laki memiliki rata-rata asupan lemak lebih tinggi

dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan oleh porsi makan laki-laki

cenderung lebih besar dibandingkan perempuan khususnya dalam pemilihan

lauk dan pauk. Sementara, hasil uji hubungan menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan kebugaran

pada mahasiswa. Konsumsi tinggi lemak berdampak buruk pada tubuh karena

tidak dapat menghasilkan VO2 maks lebih dari 60%. Konsumsi tinggi lemak

(>30% total kalori) diketahui menurunkan asupan karbohidrat, sehingga

glikogen otot tidak dapat dijaga. Selain itu, asupan makanan tinggi lemak juga

dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko jantung koroner, stroke dan

kanker. Hasil penelitian yang dilakukan Sugiarsi (2012) diketahui bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak dengan kebugaran

kelompok ibu PKK di Kecamatan Banjarsari.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebugaran

mahasiswa melalui lemak sesuai dengan kebutuhan harian individu tersebut.

Intervensi ini berhasil meningkatkan kebugaran seperti yang dikemukakan

dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Anam dkk (2010) pada anak

obesitas dan kaitannya dengan kebugaran. Intervensi lain yang dapat dilakukan

adalah dengan mengonsumsi susu rendah lemak sebagai pengganti susu yang

biasa dikonsumsi mahasiswa. Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian

Kameswara (2015) bahwa terdapat perbedaaan nilai VO2maks dan jarak

Page 133: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

tempuh lari atlet pada pemberian susu rendah lemak (p<0,05). Pemberian susu

rendah lemak dapat meningkatkan nilai VO2 maks dan jarak tempuh lari yang

lebih baik dibandingkan dengan pemberian minuman lainnya (Iqbal

Kameswara P.S., 2015).

d. Asupan Vitamin B1

Thiamin pirofosfat berperan sebagai koenzim pada metabolisme

karbohidrat dalam mengubah energi. Koenzim tersebut berfungsi memisahkan

karbondioksida dari asam piruvat, sedangkan sisanya selanjutnya dirombak

menjadi karbondioksida dan air (Irawan, 2007).

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa asupan thiamin

mahasiswa sudah sesuai dengan kebutuhan hariannya. Dari hasil tersebut juga

diketahui bahwa perempuan memiliki rata-rata asupan vitamin B1lebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Sementara, hasil uji hubungan menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan vitamin B1 dengan

kebugaran pada mahasiswa. Vitamin B1 memiliki pengaruh tidak langsung

pada kebugaran seseorang yakni melalui fungsinya dalam tubuh sebagai

koenzim dalam metabolisme karbohidrat dan glikogen dalam otot karena

Thiamin dan vitamin B lainnya secara signifikan meningkatkan daya tahan

kardiorespiratori seseorang.

Hasil penelitian Vaz, dkk (2011) yang dilakukan pada anak-anak sekolah

usia 7-10 tahun di Banglore, India menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara komponen kebugaran yakni berupa kapasitas aerobik

dan daya tahan fisik yang disertai dengan peningkatan status vitamin B1 dalam

tubuh bersamaan dengan mikronutrien lain yang dikonsumsinya(Mario Vaz

dkk., 2011).

Page 134: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

e. Asupan Zat Besi

Zat besi sangat diperlukan dalam haemopoiesis (pembentukan darah)

yaitu dari sintesa hemoglobin (Hb). Hubungan fungsi zat besi dengan

kebugaran yakni dalam penggunaan oksigen dalam tubuh. Zat gizi akan

bersatu dengan protein dan hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah

dan bersama-sama berkontribusi untuk melepaskan energi sebagai bahan bakar

untuk kerja sel tubuh selama beraktivitas (HoegerdanHoeger, 2011a).

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa asupan zat besi

mahasiswa sudah sesuai dengan kebutuhan hariannya. Dari hasil tersebut juga

diketahui bahwa perempuan memiliki rata-rata asupan zat besilebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Sementara, hasil uji hubungan menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dengan

kebugaran pada mahasiswa. Tidak ditemukannya hubungan antara asupan zat

besi dengan kebugaran karena konsumsi fe dari makanan yang dikonsumsi

mahasiswa sehari-harinya mengandung cukup fe dan pada saat pelaksanaan tes

kebugaran seluruh mahasiswa dalam keadaan sehat dan tidak menunjukkan

adanya gejala anemia dan lainnya, sehingga hal tersebut tidak mempengaruhi

kebugarannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vaz,

dkk (2011) pada anak usia 7-10 tahun di Banglore, India yakni diketahui

adanya hubungan antara asupan besi terhadap kapasitas aerobik dan daya tahan

fisik apabila zat besi tersebut dikonsumsi bersamaan dengan mikronutrien

lainnya seperti vitamin C dan B kompleks(Mario Vaz dkk., 2011). Penelitian

lain menyebutkan bahwa, penurunan kebugaran berdasarkan nilai V02maks

pada wanita tanpa anemia dengan defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh

Page 135: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya simpanan zat besi di dalam

tubuh.

Hasil penelitian Sugiarsi (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang antara kecukupan gizi besi, frekuensi olah raga terhadap kebugaran. Yang

berarti terdapat pengaruh antara kecukupan gizi, frekuensi olahraga terhadap

kebugaran. Fungsi utama besi adalah mengantarkan oksigen ke dalam jaringan

tubuh dan turut mekanisme oksidasi seluler (Sugiarsi, 2012). Bila zat besi tidak

cukup tersedia maka secara tidak langsung tenaga akan berkurang.

f. Asupan Mangan

Mangan berkaitan dengan sejumlah enzim dalam beberapa proses

metabolisme, termasuk piruvat dan karboksilase asetil-CoA dan dehidrogenase

isositrat dalam siklus Krebs dan mitokondria, bentuk mitokondria, dismutase

superoksida yang membantu melindungi membran mitokondria, arginase,

enzim terminal dalam produksi urea, enzim sitosol lain yang terlibat dalam

lintasan pentosa-fosfat-shunt, glikolisis (glukokinase) metabolisme serin

(tranferase hidroksimetil) (Linder, 2006).

Hasil analisis univariat diketahui bahwa asupan mangan mahasiswa

sudah sesuai dengan kebutuhan hariannya. Dari hasil tersebut juga diketahui

bahwa laki-laki memiliki rata-rata asupan mangan lebih tinggi

dibandingkanperempuan. Sementara, hasil uji hubungan menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan mangan dengan

kebugaran pada mahasiswa.

Page 136: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Sebagai kofaktor berbagai enzim, mangan berperan dalam membantu

penyelenggaraan metabolisma tubuh untuk menghasilkan energi. Mangan

membantu metabolisma vitamin B1 dan vitamin E. Mangan juga diperlukan

untuk mengaktivasi enzim-enzim yang membantu metabolisma karbohidrat,

asam amino, dan kolesterol. Mangan juga membantu tubuh untuk menyerap

berbagai jenis vitamin. Beberapa defisiensi vitamin tertentu dapat diatasi

dengan memberikan suplemen mangan guna mengangkat penyerapan vitamin

secara maksimal. Mangan juga sangat berhubungan dengan fungsi otak dan

saraf, metabolisme glukosa serta saluran pencernaan.

4. Status Merokok

Merokok mampu mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler karena 4% pada

asap tembakau mengandung karbonmonoksida (CO). Afinitas (daya ikat CO pada

hemoglobin) sebesar 200-300 kali lebih besar dibandingkan dengan oksigen, berarti

CO mampu mengikat hemoglobin lebih cepat dibandingkan dengan oksigen

sehingga CO didalam darah menghambat pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh.

Terhambatnya pengangkutan oksigen akan mengurangi suplai oksigen dari darah

menuju jaringan dan sel tubuh. Selain karbonmonoksida, nikotin adalah zat aditif

yang merugikan tubuh. Nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan

menghalangi laju peredaran darah yang dapat mengganggu bahkan menurunkan

tingkat kebugaran seseorang akibat dari rusaknya metabolisme oksigen didalam

darah (Aula, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui persentase responden yang berstatus

perokok sebesar 6,7% dan 93,30% lainnya bukan perokok. Hasil uji hubungan

antara status merokok dengan kebugaran pada mahasiswa diketahui bahwa tidak

Page 137: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

terdapat hubungan yang signifikan antara status merokok dengan kebugaran pada

mahasiswa. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Eli Erawati (2014) pada 40 dosen laki-laki di Universitas RIAU menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan

ketahanan kardiorespirasi (kebugaran) dengan kekuatan korelasi sedang dan arah

korelasi negatif. Dalam penelitian ini, status merokok tidak memiliki hubungan

yang signifikan karena status merokok mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung homogen, yakni hampir

seluruh mahasiswa berstatus bukan perokok.

Dampak rokok dimulai dengan peninggian denyut nadi istirahat yang

kemudian diikuti dengan peningkatan denyut nadi selama beraktivitas, hingga

penurunan pencapaian pemompaan. Penurunan oksigen yang disebabkan oleh

merokok menyebabkan perokok memiliki tingkat jantung istirahat yang lebih tinggi

dibandingkan yang bukan perokok, berarti jantung mereka selalu bekerja keras

untuk memompa darah dan oksigen ke tubuh bahkan untuk kegiatan sehari-hari,

seperti berjalan menaiki tangga (Bustan, 2013). Daya tahan perokok 7,2 % lebih

kecil dibandingkan yang bukan perokok. Semakin tinggi denyut nadi istirahat

berarti perokok harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh

sehingga perokok akan mengalami cepat lelah. Sehingga, intervensi yang dapat

dilakukan untuk menjaga kebugaran agar ketahanan kardiorespirasi dapat berfungsi

dengan baik bagi perokok adalah dengan melakukan gaya hidup sehat seperti

olahraga teratur, berhenti merokok secara perlahan dan kontrol berat badan (Eli

Erawati dkk., 2014).

Page 138: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

5. Kapasitas Vital Paru

Kapasitas vital paru adalah volume udara yang dapat dikeluarkan dari

penarikan napas yang dalam. Kapasitas vital paru menentukan volume oksigen yang

masuk kedalam tubuh. Semakin tinggi kapasitas vital paru yang dimiliki seseorang,

maka akan semakin banyak oksigen yang dapat digunakan untuk beraktivitas.

Tingkat kapasitas vital paru berhubungan dengan kebugaran. Seseorang dengan

kebugaran yang baik mampu melaksanakan tugas sehari-hari secara efektif dan

efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami

kelelahan(HerrydanEram.T.P, 2009).

Seseorang yang terlatih memiliki daya untuk menghisap udara lebih banyak

dalam periode waktu yang lebih lama mampu menghembuskan keluar sisa-sisa

pembakaran lebih banyak dibandingkan yang tidak terlatih. Sehingga, otot di

sekeliling paru-parunya telah terlatih untuk bekerja lebih banyak. Peningkatan

kebugaran melalui aktivitas fisik berhubungan erat dengan peningkatan kapasitas

vital paru yang melibatkan mekanisme jantung dan pembuluh darah. Hal tersebut

terjadi karena berhubungan dengan proses ekspirasi dan inspirasi dalam melakukan

aktivitas gerak (HoegerdanHoeger, 2011a). Teori tersebut didukung oleh hasil

penelitian, yakni berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa nilai tengah dari

kapasitas vital paru mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015 adalah 3,48 ml. Dari hasil tersebut juga diketahui

bahwa rata-rata kapasitas vital paru laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan.

Hasil uji hubungan menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara rata-

rata kapasitas vital paru dengan kebugaran pada mahasiswa.

Page 139: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yanh dilakukan pada murid SD

Kecamatan Bacukiki Kota Pare-Pare bahwa diketahui terdapat perbedaan kapasitas

vital paru (Ad’dien, 2011). Penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh Alifian (2012)diperoleh rata-rata kapasitas

vital paru siswa yang tidak berjalan kaki lebih rendah dibandingkan siswa yang

berjalan kaki. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Magutah (2013) pada mahasiswa Universitas Kenyan yang menunjukkan adanya

hubungan antara kapasitas vital paru dengan kebugaran mahasiswa. Mahasiswa

dengan volume dan kapasitas paru-paru lebih tinggi akan lebih bugar dibandingkan

dengan mahasiswa lainnya dengan volume dan kapasitas paru-paru lebih rendah.

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa UNISSULA menunjukkan bahwa dari

uji pearson diperoleh adanya hubungan antara kapasitas vital paru terhadap VO2

maks, dengan tingkat korelasi lemah karena ada konstribusi sistem respirasi

terhadap VO2 maks(Rahmaan InnashdanIka Rosdiana, 2013).

Kebugaran akan mengalami penurunan ketika memasuki usia lanjut, sama

halnya dengan sistem pernafasan yang akan menurun dari kapasitas vital paru, yaitu

ketika memasuki usia 40 tahun. Kapasitas vital paru yang paling tinggi dan optimal

diperoleh pada usia 20-30 tahun. Mulai terjadi penurunan ketikan menginjak usia 60

tahun. Penurunan fungsi pernafasan tersebut akan terus terjadi kecuali dilakukan

intervensi sejak dini untuk memelihara fungsi pernafasan tersebut tetap dalam

kondisi yang baik. Intervensi yang dapat dilakukan, yakni dengan melakukan

olahraga yang bersifat aerobik seperti basket, sepakbola, voli, renang, dayung, lari

jarak jauh dan tenis yang menuntut asupan oksigen dalam jumlah besar. Sehingga,

peningkatan kemampuan fisik dan pernafasan akan terjadi apabila dilakukan secara

teratur, sistematik dan berkesinambungan . Bila seseorang melakukan olahraga yang

Page 140: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

teratur sehingga menjadi terlatih, maka akan terjadi peningkatan efisiensi

pernapasan baik ventilasi, difusi maupun perfusi (Hall dan Guyton, 2008). Hal ini

yang harus menjadi perhatian bagi semua kalangan, khususnya mahasiswa.

6. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik rutin dapat memberikan dampak positif bagi kebugaran

seseorang, yaitu peningkatan ketahanan saat melakukan latihan fisik. Aktivitas fisik

menyebabkan peningkatan efisiensi kerja paru-paru seseorang yang telah terlatih

sehingga mampu memproses udara lebih banyak, dengan tenaga yang lebih sedikit.

Selama beraktivitas dalam durasi lebih dari 30menit, seseorang yang terlatih mampu

memproses udara hampir dua kali lipat per-menit dibandingkan orang yang tidak

terlatih. Maka orang yang terlatih bisa menyediakan oksigen lebih untuk

dipergunakan dalam proses pembentukan energi yang diikuti dengan peningkatan

kebugarannya (Nadia Harira dkk., 2013).

Berdasarkan analisis univariat diketahui bahwa nilai tengah dari aktivitas

fisik mahasiswa adalah 1400,35 METs. Dari hasil tersebut juga diketahui bahwa

laki-laki memiliki rata-rata aktivitas fisik lebih besar dibandingkanperempuan

karena laki-laki cenderung memiliki kegiatan olahraga rutin dalam seminggu

seperti: futsal dan basket di kampus dibandingkan perempuan. Hasil uji hubungan

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik

dengan kebugaran pada mahasiswa.

Hasil ini didukungoleh penelitian yang dilakukan Güvenç (2011) pada remaja

turki juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup pada masa anak-anak dan

remaja membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan dan kebugaran

Page 141: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

fisik, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Aktivitas fisik memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kebugaran pada usia muda, usia dewasa dan

lansia nantinya (Alpay Güvenç dkk., 2011). Sama halnya dengan hasil review yang

dilakukan oleh Sandkiv (2013) menunjukkan bahwa aktivitas fisik berhubungan

dengan kebugaran seseorang. Semakin sering seseorang melakukan aktivitas fisik,

maka kondisi tubuhnya akan semakin bugar. Penelitian lain yang sejalan dengan

dua penelitian di atas ditemukan di Indonesia, yakni penelitian yang dilakukan oleh

Sari (201) bahwa ditemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan

kebugaran (P 0,0001). Hasil penelitian Sugiarsi (2012) dengan uji chi-square

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara kecukupan

gizi besi, frekuensi olah raga terhadap kebugaran.

Aktivitas fisik memiliki peran dalam proses pembakaran energi dan lemak

tubuh dalam jaringan yang mempengaruhi kebugaran seseorang. Kurangnya

aktivitas fisik menyebabkan penimbunan lemak di beberapa atau bahkan seluruh

bagian tubuh. Penelitian yang dilakukan Hapsari (2007) pada atlet sebuah sepak

bola juga menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik

dengan kebugaran atlet tersebut. Menurut Sharkley (2013) aktivitas fisik yang

dilakukan secara teratur dinilai mampu mengurangi beban kerja jantung yang berat.

Sehingga lebih efisien dalam menghasilkan kebugaran terutama pada ketahanan

kardiorespiratori.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidyatullah Jakarta

melalui peningkatan aktivitas fisik. Frekuensi yang dianjurkan adalah 1-3

kali/minggu dengan durasi 20-30menit seperti yang dilakukan mahasiswa IPB. Dari

Page 142: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

penelitian tersebut diperoleh hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa

frekuensi olahraga 1-3 kali/minggu (aktivitas fisik) memiliki hubungan positif

dengan daya tahan kardiorespirasi mahasiswa (PutradanAmalia, 2014). Hasil ini

juga didukung oleh penelitian Kay L Cox (2004) bahwa terjadi peningkatan daya

tahan kardiorespirasi pada kelompok laki-laki dewasa yang melakukan olahraga

atau aktivitas fisik secara rutin dibandingkan dengan kelompok yang tidak

melakukannya (Kay L Cox dkk., 2004).

Page 143: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

128

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang kebugaran mahasiswa Program

Studi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar mahasiswa Prodi kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tidak bugar.

2. Berdasarkan IMT, sebagian besar mahasiswa memiliki IMT normal.

3. Berdasarkan persen lemak tubuh,sebagian besar mahasiswa memiliki persen lemak

tubuh lebih.

4. Berdasarkan asupan karbohidrat,sebagian besar mahasiswa memiliki asupan

karbohidrat yang cukup.

5. Berdasarkan asupan protein,sebagian besar mahasiswa memiliki asupan protein

yang cukup.

6. Berdasarkan asupan lemak, sebagian besar mahasiswa memiliki asupan lemak yang

cukup.

7. Berdasarkan asupan vitamin B1,sebagian besar mahasiswa memiliki asupan vitamin

B1 yang cukup.

8. Berdasarkan asupan zat besi,sebagian besar mahasiswa memiliki asupan zat besi

yang cukup.

9. Berdasarkan asupan mangan,sebagian besar mahasiswa memiliki asupan mangan

yang cukup.

Page 144: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

10. Diketahui sebesar 35% mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dan sebesar 65%

berjenis kelamin perempuan.

11. Diketahui sebesar 6,7% mahasiswa berstatus perokok dan 93,30% lainnya berstatus

bukan perokok.

12. Diketahui nilai tengah dari kapasitas vital paru mahasiswa adalah 3,48 ml.

13. Diketahui nilai tengah dari aktivitas fisik mahasiswa adalah 1400,35 METs. Laki-

laki.

Berdasarkan hasil uji hubungan diketahui bahwa :

14. Variabel jenis kelamin, status gizi berdasarkan persen lemak tubuh, kapasitas vital

paru, aktivitas fisik memiliki hubungan yang bermakna dengan kebugaran pada

mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat tahun 2015.

15. Variabelstatus gizi berdasarkan IMT, asupan karbohidrat, asupan protein, lemak,

vitamin B1, zat besi dan manganserta status merokok tidak memiliki hubungan

yang bermakna dengan kebugaran pada mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat tahun 2015.

Page 145: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

B. SARAN

1. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

a. Diharapkan adanya kegiatan peningkatan kebugaran salah satunya dengan

aktivitas fisik, yaitu pembuatan program olahraga rutin di Program Studi

Kesehatan Masyarakat dengan mengikutsertakan seluruh civitas akademika

Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Kesehatan

Masyarakat, seperti : senamaerobic low impact, lari dan jalan sehat bersama

minimal satu kali dalam sebulan.

2. Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

a. Bagi mahasiswa Kesehatan Masyarakat Peminatan Gizi diharapkan untuk

mengaplikasikan ilmunya dengan melakukan konseling gizi kepada mahasiswa

lainnya terkait kebugaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

b. Bagi mahasiswa, ditengah padatnya jadwal perkuliahan dianjurkan selalu

meluangkan untuk berolahraga dengan durasi 20-30 menit secara teratur dan

terukur untuk penurunan persen lemak tubuh serta peningkatan kapasitas vital

paru dalam mencapai kebugaran yang optimal.

c. Bagi mahasiswa dengan berat badan lebih, menurunkan berat badan hingga

mencapai berat badan ideal dengan pengurangan asupan 350-500kkal setiap

harinya yang disertai dengan olahraga teratur dengan durasi 20-30 menit untuk

mencapai penurunan 0,5-1kg/2minggu. Bagi mahasiswa dengan berat badan

normal, dianjurkan untuk mempertahankan berat badannya .

d. Pola hidup sehat dengan menghindari faktor yang menyebabkan penurunan

kebugaran seperti rokok.

e. Bagi mahasiswa, optimalkan penggunaan tangga dibandingkan lift.

Page 146: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan adanya penelitian dengan menggunakan desain studi yang berbeda

seperti case control sehingga dapat menggambarkan hubungan kausalitas (sebab

akibat) yang lebih kuat terkait faktor yang berhubungan dengan kebugaran

mahasiswa.

b. Diharapkan adanya penelitian dengan menggunakan metode tes kebugaran yang

berbeda sehingga dapat diketahui variasi hasil dengan berbagai metode tersebut.

Misalnya dengan Ergometer test, Balke test atau dengan mengukur kebugaran

dari komponen lainnya seperti fleksibilitas dan kekuatan otot.

c. Diharapkan untuk meneliti zat gizi lain yang diduga berhubungan dengan

kebugaran seperti vitamin C, Mg, Cu dan lainnya.

d. Diharapkan untuk meneliti variabel lain yang diduga dapat ditemukan

kemaknaannya yaitu antara asupan energi dengan persen lemak tubuh.

e. Diharapkan untuk melakukan analisa data sampai pada analisis multivariate

untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kebugaran

mahasiswa.

Page 147: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

vi

DAFTAR PUSTAKA

Ad’dien, H. 2011. Perbandingan Pengaruh Latihan Antara Permainan Kasti dengan Permainan Benteng Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Kapasitas Vital Paru-Paru Murid SD Kecamatan BACUKIKI Kota Pare-Pare. Competitor, Nomor 2 Tahun 3,Juni 2011.

Afriwardi 2011. Ilmu Kedokteran Olahraga, Jakarta EGC. AKG 2013. Angka Kecukupan Gizi 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Alfian, T. A. 2012. Pengaruh Jalan Kaki Terhadap Jalan Kaki Terhadap Kapasitas Vital Paru dan VO2

Max. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr.

Ali, M. 2012. Kontribusi Status Gizi dan Motivasi Belajar Terhadap Kesegaran Jasmani Mahasiswa PORKES UNJA Jurnal Cerdas Sifa 1, Edisi No.1.

Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. Alpay Güvenç, Caner Açıkada, Alper Aslan & Kamil Özer. 2011. Daily physical activity and physical

fitness in 11-to 15-year-old trained and untrained Turkish boys Journal of Sports Science and Medicine (2011) 10, 502-514

Anam, M., Mexitalia, M., Widjanarko, B., Pramono, A., Susanto, a. & Subagio, H. W. 2010. Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes. Sari Pediatri, Vol. 12 No. 1.

Ashok, C. 2008. Test Your Physical Fitness. Delhi : India: Kalpaz Publication. Astrand. 1992. Physical Activity and Fitness. American Journal of Clinical Nutrition, 55 (1992) : 1231S

- 6S. Aula, L. E. 2010. Stop Merokok, Yogyakarta, Penerbit Garailmu. Bawiling, N. S., Adiputra, N. & Tirtayasa, K. 2014. Pelatihan Senam Ayo Bergerak, Senam Bugar

Indonesia Lebih Meningkatkan Kebugaran Fisik Daripada Senam Ayo Bersatu Pada Wanita Anggota Klub Senam Lala Studio Denpasar. Volume 2, No. 1 : 150 – 161, Maret 2014.

Bernard Gutin, Paule Barbeau, Scott Owens, Christian R Lemmon, Mara Bauman, Jerry Allison, Hyun-Sik Kang & Mark S Litaker. 2002. Effects of exercise intensity on cardiovascular fitness, total body composition, and visceral adiposity of obese adolescents1–3. Am J Clin Nutr 2002;75:818–26.

Boyle, M. A. & Long, S. 2010. Personal Nutrition Seventh Edition. USA: Wadsworth Cengage Learning. Budiman, I. 2014. Perbandingan Tes Lari 15 Menit Balke dengan Tes Ergometer Sepeda Astrand.

Jurnal Kesehatan Masyarakat, volume 2, No. 1 : 150 – 161. Bustan, M. N. 2013. Perokok VS Olahragarwan Manfaat Olahraga Bagi Perokok dan Risiko Bagi

Olahrgawan. Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 48-53. Carnethon, M. R., Martha Gulati & Philip Greenland. 2005. Prevalence and Cardiovascular Disease

Correlates of Low Cardiorespiratory Fitness in Adolescents and Adults. American Medical Association JAMA, December 21, 2005—Vol 294, No. 23

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Divisi Buku Perguruan Tinggi PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2003. Gizi Atlet Sepakbola, Jakarta, Direktorat jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005. Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani, Jakarta, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Jakarta.

Diana, D., Basuki, B. & Kurniarobbi., J. 2009. Low physical activity work-related and other risk factors increased the risk of poor physical fitness in cement workers. Med J Indones, Vol.18, No. 3, July - September 2009.

Eli Erawati, Miftah Azrin & Indra Yovi. 2014. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Ketahanan Kardiorespiratori pada Dosen Pria Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas RIAU. JOM FK Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.

Elizabeth J.Corwin 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3, Jakarta, Penerbit Kedokteran EGC.

Page 148: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

vii

Fatmah 2011. Gizi Kebugaran dan Olahraga, Bandung, Lubuk Agung. Fery Lusviana Widiany, M. Noerhadi & Rahyaningsih. 2014. The Relationship Between The

Consumption Pattern of Carbohydrat, Protein and Fat With The Cardiprespiration Health on Soccer Athletes of PERSIBA Bantul. Jurnal Medika Respati, Vol 9, No 2 (2014).

Galih Tri Utomo, Said Junaidi & Rahayu, S. 2012. Latihan Senam Aerobik untuk Menurunkan Berat Badan, Lemak dan Kolesterol. Journal of Sport Sciences and Fitness (1) (2012).

Gibson, R. S. 2005. Principles of Nutrition Assasment Second Edition, USA, Oxford University Press, Inc.

Guyton, H. d. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC. Hall dan Guyton 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC Kedokteran. Hapsari, E. W. 2014. Perbedaan Kesegaran Jasmani dan Status Gizi Antara Perokok dan Bukan

Perokok Pada Siswa Putra Kelas IX SMPN 1 TLOGOWUNGU PATI Tahun Ajaran 2012/2013. Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph.

Hapsari, M., Penggalih, S. T. & Huriyati, E. 2007. Gaya Hidup, Status Gizi dan Stamina Atlet Pada Sebuah Klub Sepakbola. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 4, Desember 2007.

Hardinsyah, Riyadi, H. & Napitupulu, V. 2012. Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat, Bogor, Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB.

Harikedua, V. T. & Tando, N. M. 2012. Aktivitas dan Pola Makan Dengan Obesitas Sentral Pada Tokoh Agama Di Kota Manado. GIZIDO Volume 4 No. 1 Mei 2012.

Harmani, A. R. & Mansyur, M. 2013. Peran Indeks Massa Tubuh, Tanda Vital dan Sosiodemografi terhadap Kebugaran Peserta Klub Jantung Sehat, Jakarta Timur. eJKI, Vol. 1, No. 3, Desember 2013.

Hartati, Tandiyo Rahayu, Fauziah. N Kurdi & Soegiyanto, K. 2012. Pengaruh asupan micro nutrient, aktivitas fisik dan jenis kelamin terhadap kebugaran jasmani siswa sekolah dasar penderita anemia. Journal of Physical Education and Sports, 2.

Hermanto, R. A. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Wanita Vegetarian. Universitas Diponegoro.

Herry, K. & Eram.T.P 2009. Panduan Praktikum, UNNES Press. Hoeger, W. W. K. & Hoeger, S. A. 2011a. Fitness and Wellness 9th United State of America,

Wadsworth, Cengage Learning. Hoeger, W. W. K. & Hoeger, S. A. 2011b. Fitness and Wellness Ninth Edition, USA, Wardsworth

Cengage Learning. Hoeger, W. W. K. & Hoeger, S. A. 2014. Principles and Labs for Fitness and Wellness, Twelfth Edition.

USA: WardsWorth Cengage Learning. Institute Of Medicine 2005. Dietary Reference Intakes for Energy, Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty

Acids, Cholesterol, Protein, and Amino Acids (Macronutrients) A Report of the Panel on Macronutrients. Washington DC: The National Academic Press.

IPAQ 2005. Guidelines for Data Processing and Analysis of the International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) – Short and Long Forms USA: IPAQ.

Iqbal Kameswara P.S., D. Y. F. 2015. Perbedaan Nilai VO2Max dan Jarak Tembuh Lari antara Pemberian Susu Rendah Lemak dan Minuman Olahraga Komersial pada Atlet Sepakbola. Journal of Nutrition College, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015.

Ira Wolinsky & Judy A. Driskell 2006. Sports Nutrition: Vitamins and Trace Elements, Second Edition, Boca Raton, CRC Press.

Irawan, M. A. 2007. Nutrisi, Energi & Performa Olahraga. Sport Science, Volume 01 (2007) No. 04. Irfan, M. 2011. Pedoman Berolahraga yang Menyehatkan (Upaya Menggugah Masyarakat Untuk

Aktif Melakukan Aktivitas Fisik Dalam Usaha Preventif Terhadap Penyakit Degeneratif di Sumatera Utara). UNIMED Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol.17 no.65.

Jonatan R Ruiz, Nico S Rizzo, Anita Hurtig-Wennlöf, Francisco B Ortega, Julia Wa¨rnberg & Sjöström, M. 2006. Relations of total physical activity and intensity to fitness and fatness in children: the European Youth Heart Study. Am J Clin Nutr 2006;84:299 -303

Page 149: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

viii

Jose´ M. Saavedraa, Silvia Torresb, Berta Carob, Yolanda Escalantec, Ernesto De la Cruza, Marı´a J. Dura´nd & Rodrı´gueze, F. A. 2008. Relationship between health-related fitness and educational and income levels in Spanish women. Journal The Royal Institute of Public Health. 2008;122(8):794-800.

Kay L Cox, Valerie Burke, Alan R Morton, Lawrence J Beilin & Ian B Puddey. 2004. Independent and additive effects of energy restriction and exercise on glucose and insulin concentrations in sedentary overweight men1–3. Am J Clin Nutr 2004;80:308–16.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007, Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. In: ANAK, K. K. R. D. J. B. G. D. K. I. D. (ed.). Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013a. Pedoman Gizi Olahraga Prestasi, Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Gizi.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2013b. Riset Kesehatan Dasar 2013, JAKARTA, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 1 Tahun 2014 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan oleh Lembaga Pendidikan Asing dengan Lembaga Pendidikan di Indonesia. In: INDONESIA, K. P. D. K. R. (ed.).

Kemper, H. C. G., Vente, W. D., Mechelen, W. V. & Twisk, J. W. R. 2001. Adolescent Motor Skill and Performance: Is Physical Activity in Adolescence Related to Adult Physical Fitness? American Journal Of Human Biology 13:180–189 (2001).

Kharisma Tamimi & Rimbawan. 2015. Nutritional adequacy, physical activity, and cardiorespiratory fitness of Indocement workers Bogor. Jurnal Gizi Pangan, Maret 2015, 10(1): 33-40.

Kristian, A. H. 2014. Pengaruh Lomba Kompetensi Siswa (LKS) terhadap motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket SMKN 1 JOMBANG. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 792 - 795, 792 ISSN : 2338-798X.

Lee, P. H., Macfarlane, D. J., Lam, T. & Stewart, S. M. 2011. R EVI EW : Validity of the international physical activity questionnaire short form (IPAQ-SF): A systematic review. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity ; Bio Med Central.

Magutah. 2013. Cardio-respiratory fitness markers among Kenyan university students using a 20m shuttle run test (SRT). African Health Sciences, Vol 13 Issue 1 March 2013.

Mario Vaz, Maria Pauline, Uma S. Unni, Panam Parikh, Tinku Thomas, A.V. Bharathi, Sandhya Avadhany, Sumithra Muthayya, Ruchika Mehra & and Anura V. Kurpad. 2011. Micronutrient Supplementation Improves Physical Performance Measures in Asian Indian School-Age Children1–4. The Journal of Nutrition Nutrient Physiology, Metabolism, and Nutrient-Nutrient Interactions.

Martins D, Tareen N, Pan D & Norris K. 2003. The relationship between body mass index, blood pressure and pulse rate among normotensive and hypertensive participants in the third National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES). Europe PubMed Central.

Matsuzaka, A., Takahashi, Y., Yamazoe, M., Kumakura, N., Ikeda, A., Wilk, B. & Bar-Or, O. 2004. Validity of the multistage 20-m shuttle-run test for Japanese children, adolescent and adults. Pediatrics and science, 16, 113-25.

Monyeki MA, Neetens R, Moss SJ & Twisk J. 2012. The relationship between body composition and physical fitness in 14 year old adolescents residing within the Tlokwe local municipality, South Africa: the PAHL study. BMC Public Health. 2012 May 24;12:374.

Muhibbut Thibri, Tuti Restuastuti & Azrin, M. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas RIAU. JOM Volume 1, No 2.

Page 150: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

ix

Muizzah, L. 2013. Hubungan antara kebugaran dengan status gizi dan aktivitas fisik pada mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bachelor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Murray, R. 2009. Harper’s Illustrated Biochemistry 28th Ed. , New York : Lange, Medical Publications, hlm. 155, 459.

Nadia Harira, Asnawati & Huldani. 2013. Perbandingan Nilai VO2 Maks antara Siswa Terlatih dengan Siswa Tidak Terlatih di SMAN 1 Martapura. Berkala Kedokteran Vol. 9 No. 1 April 2013.

Nieman, D. 2001. The exercise test as a component of the total fitness evaluation. Nieman, D. 2007. Exercise Testing and Prescription: A Health Related Approach, USA, McGraw-Hill

Companies Inc. Nieman, D. 2011. Excercise Testing and Prescriptions : Health - RelatedApproach. , Newyork : USA,

McGraw : Hill. Nugraheni, S. W. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada

Lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti Surakarta. INFOKES, Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, ,VOL. 3 NO. 1, Februari 2013.

Nurwidyastuti, D. 2012. Hubungan Konsumsi Zat Gizi, Status gizi dan Faktor-Faktor Lain Dengan Status Kebugaran Mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia Tahun 2012. Sarjana, Universitas Indonesia.

Papathanasiou, G., Georgoudist, G., Papandreou, M., Spyropoulus, P., Georgekapoulos, D., Kalfakakou, V. & Evangelou, A. 2009. Reliability Measures of the Short International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) in Greek Young Adults. Hellenic J Cardiol 2009; 50: 283-294 I.

Prabowo, S. B. 2014. Tingkat Kebugaran Jasmani Anggota Klub Jantung Sehat. Journal of Physical Education, Sport Health and Recreations. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr.

Pribis, P., Burtnack, C. A., McKenzie, S. O. & Thayer, J. 2010. Article : Trends in Body Fat, Body Mass Index and Physical Fitness Among Male and Female College Students. Nutrients 2010, 2, 1075-1085 ISSN 2072-6643 www.mdpi.com/journal/nutrients.

Puskesjasrek 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar., Jakarta, Depdiknas.

Putra, R. N. & Amalia, L. 2014. Hubungan Asupan Energi Protein dan Frekuensi Olahraga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi dan Masaa Otot Pada Mahasiswa IPB. JGP, Volume 9, Nomor 1, Maret 2014.

Rahmaan Innash & Ika Rosdiana. 2013. The Relationship between Total Blood Cholesterol Level and VO2 max in 6-Minute Walk Test. An Analitical Observational Study in Students of Medical Faculty UNISSULA aged 19 to 21 years. Sains Medika, Vol. 5, No. 1, Januari - Juni 2013 : 1-3.

Saqurin, A. 2013. Fitness Level In Students With Taekwondo Sport at Airlangga University. Journal UNAIR.

Sari, S. R. 2014. Stres Sebagai Faktor Dominan Terhadap Status Kebugaran Aerobik Pada Satpam Laki-Laki di Universitas Indonesia. Universitas Indonesia.

Sarwono. 2000. Kebugaran Jasmani Mahasiswa Hubungan dengan Indeks Massa Tubuh dan Kadar Haemoglobin PAEDAGOGIA, Jilid 11, , Nomor 2, Agustus 2008, halaman 124 - 135.

Sharkey J. Brian 2013. Fitness & Health-7th Edition. United State of America: Courier Company.Inc. Society, C. 2011. PAR-Q and You Test. Canadian Society for Exercise Physiology www.csep.ca/forms. Sostroasmoro, S. 2014. Pemilihan subjek penelitian. In: SUDIGDO SOSTROASMORO & ISMAEL, S.

(eds.) Dasar-Dasar Metodologi Penelitan Klinis. Jakarta: Sagung Seto. Sugiarsi, S. 2012. Hubungan Antara Kecukupan Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Kelompok

Ibu PKK Di Kecamatan Banjarsari. Maternal Volume 6. Sugiyono 2007. Statistika Untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta Sumantri, A. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Supariasa 2002. Penilaian Status Gizi, Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama. Tonni Limbong, S. K., M.Kom 2013. Seminar "Peranan Mahasiswa Dalam Menghadapi

Perkembangan Teknologi Informasi". Medan: STMIK Budi Dhrma.

Page 151: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

x

WHO. 2005. International Physcal Activity Questionaire (IPAQ). Wilkins, L. W. a. 2007. Nutrition Made Incridicle Easy, USA, Wolters Kluwer Health Inc. Williams, M. H. 2002. Nutrition for Health, Fitness and Sport, New York ; USA, McGraw-Hill Higher

Education.

Page 152: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

xi

LAMPIRAN

Page 153: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Tabel Estimasi Nilai VO2 Maks

Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks 1 1 17.20 6 1 33.25 9 11 46.80 13 6 58.70 16 8 69.50 19 6 79.20

2 17.60 2 33.60 10 1 47.10 7 59.00 9 69.75 7 79.45 3 18.00 3 33.95 2 47.40 8 59.30 10 70.00 8 79.70 4 18.40 4 34.30 3 47.70 9 59.55 11 70.25 9 79.95 5 18.80 5 34.65 4 48.00 10 59.80 12 70.50 10 80.20 6 19.20 6 35.00 5 48.35 11 60.20 13 70.70 11 80.40 7 19.60 7 35.35 6 48.70 12 60.60 14 70.90 12 80.60

2 1 20.00 8 35.70 7 49.00 13 60.76 17 1 71.15 13 80.83 2 20.40 9 36.05 8 49.30 14 1 60.92 2 71.40 14 81.00 3 20.75 10 36.40 9 49.60 2 61.10 3 71.65 15 81.30 4 21.10 7 1 36.75 10 49.90 3 61.35 4 71.90 20 1 81.55 5 21.45 2 37.10 11 50.20 4 61.60 5 72.15 2 81.80 6 21.80 3 37.45 11 1 50.50 5 61.90 6 72.40 3 82.00 7 22.15 4 37.80 2 50.80 6 62.20 7 72.65 4 82.20 8 22.50 5 38.15 3 51.10 7 62.45 8 72.90 5 82.40

3 1 23.05 6 38.50 4 51.40 8 62.70 9 73.15 6 82.60 2 23.60 7 38.85 5 51.65 9 63.00 10 73.40 7 82.90 3 23.95 8 39.20 6 51.90 10 63.30 11 73.65 8 83.00 4 24.30 9 39.55 7 52.20 11 63.65 12 73.90 9 83.25 5 24.65 10 39.90 8 52.50 12 64.00 13 74.13 10 83.50 6 25.00 8 1 40.20 9 52.80 13 64.20 14 74.35 11 83.70 7 25.35 2 40.50 10 53.10 15 1 64.40 18 1 74.58 12 83.90 8 25.70 3 40.80 11 53.70 2 64.60 2 74.80 13 84.10

4 1 26.25 4 41.10 12 53.90 3 64.85 3 75.05 14 84.30 2 26.80 5 41.45 12 1 54.10 4 65.10 4 75.30 15 84.55 3 27.20 6 41.80 2 54.30 5 65.35 5 75.55 16 84.80 4 27.60 7 42.10 3 54.55 6 65.60 6 75.80 21 1 85.00 5 27.95 8 42.40 4 54.80 7 65.90 7 76.00 2 85.20 6 28.30 9 42.70 5 55.10 8 66.20 8 76.20 3 85.40 7 28.70 10 43.00 6 55.40 9 66.45 9 76.45 4 85.60

Page 154: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks Level Blk VO2Maks 4 8 29.10 8 11 43.30 12 7 55.70 15 10 66.70 18 10 76.70 21 5 85.85

9 29.50 9 1 43.60 8 56.00 11 67.05 11 76.95 6 86.10 5 1 29.85 2 43.90 9 56.25 12 67.40 12 77.20 7 86.30

2 30.20 3 44.20 10 56.50 13 67.60 13 77.43 8 86.50 3 30.60 4 44.50 11 57.10 16 1 67.80 14 77.66 9 86.70 4 31.00 5 44.65 12 57.26 2 68.00 15 77.90 10 86.90 5 31.40 6 45.20 13 1 57.46 3 68.25 19 1 78.10 11 87.15 6 31.80 7 45.55 2 57.60 4 68.50 2 78.30 12 87.40 7 32.17 8 45.90 3 57.90 5 68.75 3 78.55 13 87.60 8 32.54 9 46.20 4 58.20 6 69.00 4 78.80 14 87.80 9 32.90 10 46.50 5 58.46 7 69.25 5 79.00 15 88.00

16 88.20

Page 155: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Form Code : (diisi oleh Petugas)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN 2015

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan saya adalah mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan

penelitian mengenai “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran pada mahasiswa program

studi kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah jakarta tahun 2015”. Penelitian ini saya lakukan

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Oleh sebab itu, saya meminta bantuan anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya

sangat mengharapkan anda mengisi formulir penilaian asupan gizi dengan metode recal 24 jam, PAR-Q

Test dan IPAQ serta mengikuti serangkaian kegiatan dari penelitian (pengukuran Anthropometric, persen

lemak tubuh dan tes kebugaran (20 m shuttle run) dengan lengkap.

Atas perhatian dan kerjasama nya, saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Hormat Saya

HASANAH PUTRI

Page 156: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Form Code : (diisi oleh Petugas)

FORM KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

NAMA :

NIM :

JENIS KELAMIN :

TANGGAL LAHIR :

ANGKATAN :

NO. TELPHON :

EMAIL :

Menyatakan bersedia menjadi responden dan akan mengikuti penelitian sesuai dengan metode

yang dilakukan peneliti.

Jakarta, APRIL 2015

RESPONDEN

( )

Page 157: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xvi

PAR- Q and YOU (Kuesioner untuk usia 16-59)

(Society, 2011)

Latihan fisik merupakan hal yang menyenangkan dan menyehatkan dan semakin banyak orang

yang semakin aktif setiap harinya. menjadi lebih aktif merupakan hal yang aman bagi beberapa orang.

namun, beberapa orang harus memeriksakan diri ke dokter untuk menjadi individu yang lebih aktif.

Jika Anda berencana untuk menjadi lebih aktif dalam aktivitas fisik daripada sekarang, Mulailah

dengan menjawab tujuh pertanyaan pada kotak dibawah ini. Jika Anda berusia 16-59 tahun, kuesioner ini

akan memberi informasi bila Anda harus memeriksakan diri ke dokter sebelum memulai program.Apabila

Anda tidak seharusnya menjadi sangat aktif, periksakan ke dokter Anda. Anda merupakan penuntun

terbaik dalam menjawab pertanyaan ini. harap baca pertanyaan dengan baik dan jawab setiap pertanyaan

dengan jujur. tandai YA atau TIDAK.

PERTANYAAN YA TIDAK

1. Pernahkan Anda mengatakan bahwa Anda memiliki kondisi jantung

lemah, dan penyakit jantung bawaan serta penyakit paru seperti Asma,

TBC, Pneumonia dan harus menjalankan aktivitas fisik sesuai dengan

anjuran dokter ?

2. Apakah Anda merasa sakit di dada saat melakukan aktivitas fisik ?

3. Pada bulan terakhir, apakah Anda memiliki rasa sakit di dada saat

melakukan aktivitas fisik ?

4. Apakah Anda kehilangan keseimbangan dikarenakan pusing atau

apakah Anda pernah mengalami kehilangan kesadaran ?

5. Apakah Anda memiliki masalah tulang atau lainnya (seperti punggung,

lutut, dan pinggul) yang menjadi lebih buruk akibat perubahan

aktivitas fisik Anda?

6. Apakah sekarang dokter Anda memberi resep obat-obatan untuk

tekanan dara atau kondisi jantung Anda ?

7. Apakah Anda mengetahui alasan lain mengapa Anda tidak

diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik ?

Tanda Tangan : Tanggal :

Page 158: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xvii

DIISI OLEH PETUGAS

A. STATUS GIZI

1 Berat Badan : Kg

2 Tinggi Badan : m

3 IMT : Kg/m2

4 Persen Lemak Tubuh : %

5 Tekanan darah :

6 Status merokok :

7 Kapasitas Vital Paru :

B. ASUPAN ZAT GIZI

1 Karbohidrat : ………… g = …………. % AKG

2 Proteein : ………… g = …………. % AKG

3 Lemak : ………… g = …………. % AKG

4 Diet : Ya/ Tidak

5 Konsumsi Suplemen dan sejenisnya : Ya/ Tidak

Jika, Ya. Jenis Suplemen :

C. AKTIVITAS FISIK

1 Kategori Ringan : ……………………… METs-min/minggu

2 Kategori Sedang : ……………………… METs-min/minggu

3 Kategori Berat : ……………………… METs-min/minggu

Page 159: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xviii

KUESIONER AKTIVITAS FISIK

(IPAQ, 2005)

Petunjuk pengisian :

1. Tidak ada jawaban benar atau salah, ini bukan tes

2. Pertanyaan harus dijawab dengan jujur dan akurat

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik selama

1) Aktifitas fisik berat adalah aktivitas yang menggunakan tenaga fisik kuat sehingga nafas jauh

lebih cepat dari biasanya. Seperti : Jalan cepat, jogging,/berlari, bersepeda dimedan

berliku/tanjakan, dansa, menari, berkebun (dengan menggunakan peralatan berat, memanjat,

memotong ranting), melakukan pekerjaan rumah tangga (memindahkan furniture, membawa

belanja dan benda berat sambil menaiki/menuruni tangga, bermain dengan anak-anak (berlari,

bersepeda), senam aerobik

7 hari terakhir

yang dilakukan minimal selama 10 menit

a) Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari anda melakukan aktivitas fisik berat seperti yang

dijelaskan diatas ?

.

� ______________________ hari seminggu

b) Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk melakukan aktivitas fisik berat tersebut dalam

sehari ?

� _________jam__________ menit sehari

2) Aktifitas fisik sedang adalah aktivitas yang menggunakan daya fisik yang sedang sehingga

membuat anda bernafas agak lebih kuat dari biasanya. Seperti : yoga, senam bukan aerobik (golf,

tennis, voli, bulu tangkis), berolahraga dirumah (sit up, push up), berkebun (membersihkan

rumput dan daun yang berserakan, mencangkul, menanam), pekerjaan rumah tangga (mengepel

lantai dan membersihkan rumah dengan banyak menggunakan tangan, menjemur pakaianyang

dilakukan minimal selama 10 menit

a) Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari anda melakukan aktivitas fisik sedang seperti yang

dijelaskan diatas?

.

� ______________________ hari seminggu

b) Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk melakukan aktivitas fisik sedang tersebut

dalam sehari ?

� _________jam__________ menit sehari

Page 160: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xix

3) Berjalan kaki termasuk berjalan kaki dirumah dan ditempat kerja atau kampus, berjalan kaki dari

suatu tempat ke tempat lain dan berjalan kaki untuk rekreasi, berolahraga, bersenam atau berjalan

kaki pada waktu senggangyang dilakukan minimal selama 10 menit

Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari anda melakukan berjalan kaki seperti yang dijelaskan

diatas?

.

� ______________________ hari seminggu

Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk berjalan kaki tersebut dalam sehari ?

� _________jam__________ menit sehari

4) Duduk termasuk bagian dari perilaku sedentary. Waktu yang digunakan untuk duduk pada hari

kerja atau dalam rumah termasuk juga waktu duduk yang dihabiskan duduk ditempat kerja,

dikampus, dirumah, waktu belajar dan pada waktu senggang, mengunjungi teman-teman,

membaca atau duduk atau berbaring sambil menonton televisiyang dilakukan minimal selama 10

menit

a) Selama 7 hari sebelumnya, berapa waktu yang anda gunakan untuk duduk seperti yang

dijelaskan diatas?

.

� ______________________ hari seminggu

b) Berapa lama waktu yang anda gunakan untuk duduk seperti yang dijelaskan diatas dalam

sehari ?

� _________jam__________ menit sehari

TERIMAKASIH

Page 161: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xx

HARI/ TANGGAL :

PEWAWANCARA :

FORMULIR PENILAIAN ASUPAN ZAT GIZI

METODE RECALL 24 JAM

WAKTU MAKANAN BAHAN

MAKANAN

JUMLAH

UKURAN RUMAH

TANGGA (URT)

BERAT

(gram)

PAGI/ JAM

SIANG/ JAM

Page 162: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xxi

MALAM/JAM

TERIMAKASIH

Page 163: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

HASANAH PUTRI xxii

FORMULIR PENGHITUNGAN BALIKAN BLEEP TEST / 20 m Shuttle Run

(Puskesjasrek, 2000)

Level / tingkatan

ke………

Shuttle / balikan ke……….

1 1 2 3 4 5 6 7

2 1 2 3 4 5 6 7 8

3 1 2 3 4 5 6 7 8

4 1 2 3 4 5 6 7 8 9

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9

6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Kemampuan Maksimal : . . . . . . .

Tingkatan : . . . . . . .

Balikan : . . . . . . .

VO2 maks : . . . . . . . ml/kg/BB/menit

Page 164: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Scanned by CamScanner

Page 165: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Scanned by CamScanner

Page 166: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Scanned by CamScanner

Page 167: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Scanned by CamScanner

Page 168: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAREKAPITULASI DATA MAHASISWA

PROGRAM REGULERPER 23 DESEMBER 2014

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1111101000001 INDAH JAMIATUN HASANAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif1

1111101000002 SRI HENNY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif2

1111101000003 AHMAD MUNIR KAMIL MANIK Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif3

1111101000004 EKA LESTARI SITEPU Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif4

1111101000005 ASRIL YUSUF PUTRA FAU Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif5

1111101000006 LAILATUL MAGHFIROH SALIM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif6

1111101000007 HALIMATUSADIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif7

1111101000008 DENOK ARISKA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif8

1111101000010 ARIBAH RAFIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif9

1111101000011 SARAH AJENG KUSUMARANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif10

1111101000012 WAHYU GITO PUTRO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif11

1111101000013 AWALIYAH RIZKA SAFITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif12

1111101000014 LAILATUL MAGHFIROH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif13

1111101000015 NURHIDAYATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif14

1111101000016 WANDA JAYA PURNAMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif15

1111101000018 IQRAR RAMADHAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif16

1111101000019 BAKAR AL-SHIDIQ Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif17

1111101000020 NURLINA BINTAN U. B. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif18

1111101000021 AINIL FITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif19

1111101000022 LAILA ROMLAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif20

1111101000023 SARAH ISLAMIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif21

1111101000024 NADITA ANGGIASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif22

1111101000025 AHMAD RIHENA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif23

1111101000026 WULAN SAVITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif24

1111101000027 SAFIRA ANINDITA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif25

Page 169: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1111101000028 KEMAL ALFAJAR Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif26

1111101000029 RAHMA YUSFARANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif27

1111101000030 RIZKI AMALIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif28

1111101000032 SAFIRA HILWA TSAURI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif29

1111101000033 FALAH NUR RAHMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif30

1111101000034 UNIQUE GITA CLAUDIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif31

1111101000035 ANDAM AR-RAHMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif32

1111101000036 DINA ADLINA AMU Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif33

1111101000037 NURUL ISMI RUBBIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif34

1111101000038 PUTRI HANDAYANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif35

1111101000039 DWI NURVITA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif36

1111101000040 NADRA ANNISWAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif37

1111101000041 RUDITHO PRIYANDI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif38

1111101000042 ANIS SAPUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif39

1111101000043 NUR FITRI AFIATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif40

1111101000044 PUTRI DWI KARINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif41

1111101000045 PUTRI ANGGRAENI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif42

1111101000046 AJRINA WINASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif43

1111101000047 DEFIRNA INDAH P Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif44

1111101000048 AYU ROCHANA CHANDRADEWI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif45

1111101000049 DESY PUSPARINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif46

1111101000050 CHRISTINA LIA WATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif47

1111101000051 AHMAD AFIF MAULUDI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif48

1111101000052 ANJAR NOFIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif49

1111101000053 DESFI NUR KHARISMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif50

1111101000054 DEISTANIA MAHARANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif51

1111101000055 NURANI FITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif52

1111101000056 SITI KHOTIJAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif53

1111101000057 ISMI DZALVA ALFIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif54

1111101000058 RINI SEPTIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif55

1111101000060 SHELA AYU PURYANDINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif56

Page 170: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1111101000061 DINI CHAIRONISA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif57

1111101000062 ENJARIYANTO PRATAMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif58

1111101000063 ALMEN FERCUDANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif59

1111101000064 UKHFIYA QURROTA A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif60

1111101000065 ALFICA AGUS JAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif61

1111101000066 DAILY LINTANG A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif62

1111101000067 NABILA DEWI ICHSANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif63

1111101000068 ANANTIKA ANISSA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif64

1111101000069 SELLY TRI MINATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif65

1111101000070 HARUM AULIA RAHMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif66

1111101000071 RIZKIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif67

1111101000072 AMALIA FAUZIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif68

1111101000073 NURUL FAJRIATIPRAPTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif69

1111101000075 ASWANSAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif70

1111101000076 FARAH WILDANIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif71

1111101000077 IKA AMALIA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif72

1111101000078 ALIFIA NADANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif73

1111101000079 MEITAMA ARIEF B. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif74

1111101000080 AYU SEPTYA WULANDARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif75

1111101000081 NURUL FIKRIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif76

1111101000082 META WIDYA NINGSIH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif77

1111101000083 SRI FUJI ASTUTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif78

1111101000085 IBNU BURHANUDIN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif79

1111101000086 ALVINA YARRA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif80

1111101000087 RENITA PERTIWI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif81

1111101000088 RIDANTI LENGGO GENI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif82

1111101000089 LATANZA SHIMA D. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif83

1111101000090 DWI RAHMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif84

1111101000091 WIDYA UMAMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif85

1111101000092 RIZKI ASRIANI PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif86

1111101000093 ROKHMAH NUR RISKHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif87

Page 171: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1111101000094 ABDUL KARIM ASMA'ULLUDIN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif88

1111101000095 DESY WULANDARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif89

1111101000096 FARIS MUHAMMAD ZIKRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif90

1111101000097 NURLIDYAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif91

1111101000098 LANY APRILI S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif92

1111101000099 YOURIKE ALIA S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif93

1111101000100 ANNISA SEPTIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif94

1111101000101 SRI WAHYU FITRIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif95

1111101000102 NIKEN KUSUMA WARDANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif96

1111101000104 ANISA AJENG NASTITI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif97

1111101000105 RAHMA ARDHEANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif98

1111101000106 FEBRIANA MAIZURA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif99

1111101000107 ANISA KHOERUNISA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif100

1111101000108 BETTI R A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif101

1111101000109 SALSABILA TRIANA DWIPUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif102

1111101000110 AQMARINA MAHADIBYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif103

1111101000111 NUR IKHSANI RAHMATIKA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif104

1111101000112 AL KAHFI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif105

1111101000113 RYANTIO PRIYONO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif106

1111101000114 PUTRI WIDIASTUTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif107

1111101000115 INDAH RATIKASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif108

1111101000116 ANGGITA RISQI P Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif109

1111101000117 KARTIKA ANISA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif110

1111101000119 DWI RAMADHANI P Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif111

1111101000120 SESMITA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif112

1111101000122 LINA SRI MARLINAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif113

1111101000123 HASANAH PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif114

1111101000124 PRADITYA MIRTARA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif115

1111101000126 NURRIZKY WISUDAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif116

1111101000127 CHANDRA PERDANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif117

1111101000128 HARI AGUS PRANATA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif118

Page 172: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1111101000129 DONNA PERTIWI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif119

1111101000130 UMI KHALIFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif120

1111101000131 EFRI MALISA DWI PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif121

1111101000132 ROIS SOLICHIN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif122

1111101000133 NAILA ROHMATIN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif123

1111101000134 MUSLIM BAHORI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif124

1111101000135 MAHMUD BADARUDDIN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif125

1111101000136 SUGIARTO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif126

1111101000137 HIDAYAT S BAKALINGA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif127

1111101000138 IKA NUR ATIKOH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif128

1111101000139 SUKMA MARDIYAH PANGGABEAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif129

1111101000140 MOH HATAN FAHLEDI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif130

1111101000141 FAIZATUL ISLAMIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif131

1111101000142 FEELA ZAKI SAFITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2011 Aktif132

Jumlah Total Mahasiswa 132 Orang

Page 173: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAREKAPITULASI DATA MAHASISWA

PROGRAM REGULERPER 23 DESEMBER 2014

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1112101000001 CESIL MAGDALENA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif1

1112101000002 FITRI HANDAYANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif2

1112101000003 YUDHISTIRA PRASETYO ANANDA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif3

1112101000004 MURSALINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif4

1112101000005 TYAS INDAH PERMATASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif5

1112101000006 SRI WIDIYASTUTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif6

1112101000007 HESTI WILDANI DAULAY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif7

1112101000008 SYIFA AZKIYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif8

1112101000009 AYU SARIYANI HARAHAP Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif9

1112101000010 NURIL HIDAYAH AL HASANAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif10

1112101000011 NURZIA ULHAQ Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif11

1112101000012 EVI LUTHFIAH KHAIRIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif12

1112101000013 MARYURY FUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif13

1112101000014 VIRA RAHMAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif14

1112101000017 NIZAR FATHUL KHOIR Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif15

1112101000018 LAILY RACHMAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif16

1112101000019 UMI KALSUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif17

1112101000020 SITI AISYAH NAINGGOLAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif18

1112101000021 PRADITA SRIE KOESDIYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif19

1112101000022 YULIA ELIZABETH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif20

1112101000023 ABDU ROHIM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif21

1112101000024 ISNAENI WAHYU SAPUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif22

1112101000025 MARIATUL QIBTIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif23

1112101000026 RICO ADIYATMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif24

1112101000027 RATNASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif25

Page 174: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1112101000028 OFIN ANDINA P S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif26

1112101000029 YUFA ZURIYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif27

1112101000032 YOLA DWI PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif28

1112101000033 AGIN DAROJATUL A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif29

1112101000034 ANNISA SAYYIDATUL U Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif30

1112101000035 AYU SAVITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif31

1112101000037 LILIS YULIARTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif32

1112101000038 ELSYA RISTIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif33

1112101000039 RIKA APRIYANTI H Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif34

1112101000040 ARINA MUTHIA NURSANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif35

1112101000041 RAHFITA FERDINAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif36

1112101000042 JUWITA WIJAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif37

1112101000043 SYAHIDAH FITRIA A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif38

1112101000044 PUTRI AYUNI S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif39

1112101000045 DEVINA KOESNATASHA A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif40

1112101000046 FARRAS PUTRI ARIANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif41

1112101000047 TYAS WIDYA U Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif42

1112101000048 ANDINI SEPTIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif43

1112101000049 WIDYANFRI WIRA P S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif44

1112101000050 EKA ARI NURYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif45

1112101000051 NURMARANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif46

1112101000053 NURAZIZAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif47

1112101000054 REIZA NURUL MARIFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif48

1112101000055 ANISA APRILIYANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif49

1112101000056 SARAH APRILIA R Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif50

1112101000057 ALVIRAL MUHAMAD Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif51

1112101000058 ASTRID KAROLINA .A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif52

1112101000060 NOVA ELYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif53

1112101000061 ANNISA DWI LESTARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif54

1112101000062 SEKAR WIGATI S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif55

1112101000064 YOLANDA MUTIARA C Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif56

Page 175: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1112101000065 ATTHINA AYU MUSTIKA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif57

1112101000066 CORY SELVIANA DEVI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif58

1112101000067 SILMI MUFIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif59

1112101000068 MUH. TSABIT A Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif60

1112101000069 ERIKA HIDAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif61

1112101000070 PARAMITA MAULIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif62

1112101000071 AJENG SAKINA GANDAASRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif63

1112101000072 NOVA RIZKI PRAKOSO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif64

1112101000073 NUNI PUSPA SYAHIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif65

1112101000074 IKA NUR SYAFITRIANY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif66

1112101000075 TANTRI PERMADANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif67

1112101000076 TOYYIBAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif68

1112101000077 PUTRI DEWI RIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif69

1112101000078 HANUN HAFIYYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif70

1112101000079 AYU SAJIDA DA'AD ARINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif71

1112101000080 ANIS ROHMANA MALIK Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif72

1112101000081 NADHIRA KHAIRANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif73

1112101000082 HANIFATUN NISA ATH THORIQOH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif74

1112101000083 AZIZAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif75

1112101000084 UKHTY RAHMAH SARI M Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif76

1112101000085 RICHARD WAHYU PRATAMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif77

1112101000086 HALIDA MUTIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif78

1112101000087 YUNI FIRA LARASATY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif79

1112101000089 SUSI SUSANTO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif80

1112101000090 AGUS DWI SAPUTRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif81

1112101000091 MUHAMMAD LUQMAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif82

1112101000092 AHMAD FAIZ Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif83

1112101000093 ANDI SAEFUL MUBARAK Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif84

1112101000094 WIDYA OKTAVIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif85

1112101000095 APRILITA NOOR AMELIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif86

1112101000096 BELLA KURNIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif87

Page 176: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1112101000097 MAULIDA NELLA MUNA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif88

1112101000098 ARINA KHOIRINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif89

1112101000099 AINIA NURUL AQIDA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif90

1112101000100 NURMALA SAIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif91

1112101000101 NURVITA HAYATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif92

1112101000102 SUHARNI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif93

1112101000103 ASTUTI AKIN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif94

1112101000106 YAUMI KHAIRI AZHARI LUBIS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif95

1112101000107 FITRIA NURRIZKI ZALMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif96

1112101000108 HILMA AHDIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif97

1112101000111 RISKAH WAHYUNI NASUTION Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif98

1112101000113 RR. PUTRI ANNISYA A. P. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif99

1112101000114 DESTINIA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif100

1112101000115 AYU FHYTA MAHARINI PRATIWI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif101

1112101000116IVANNULLAH ANGGRIAWANWIBISONO

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2012 Aktif102

Jumlah Total Mahasiswa 102 Orang

Page 177: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAREKAPITULASI DATA MAHASISWA

PROGRAM REGULERPER 23 DESEMBER 2014

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1113101000001 DEWI CITRA MURNI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif1

1113101000002 KARTIKA MEGA FITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif2

1113101000003 FINNY RIZKI PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif3

1113101000004 AISYAH FATIMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif4

1113101000005 IFFA IFFATUNNUFUS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif5

1113101000006 DARA HERWINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif6

1113101000007 KHOIRUNNISA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif7

1113101000008 SITI HINDUN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif8

1113101000009 DEWI HAYATI HAKIM POHAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif9

1113101000010 ISYAH INDAH SARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif10

1113101000011 AMALIA PERMATASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif11

1113101000012 ZULFA ANDIRA MUSTIKARINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif12

1113101000013 FAZA FIDARANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif13

1113101000015 DINDA APRILIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif14

1113101000016 RATI MAHISARA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif15

1113101000018 ANNISA AYU SAFITRI LARASWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif16

1113101000019 DESY NUR WAHYUNI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif17

1113101000020 FATIKHATUL MABRUROH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif18

1113101000021 INDAH MAWAR ASHARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif19

1113101000022 IFA SYIFAURROHMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif20

1113101000023 RISKA AYU HANDAYANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif21

1113101000024 LILIS AMALIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif22

1113101000025 A FAUZAN MAULANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif23

1113101000027 CHAIRUNNISA NURLAILI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif24

1113101000028 ANGGI BETHANY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif25

Page 178: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1113101000029 DEWI SABRINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif26

1113101000030 ADE TRIANI UTAMI P Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif27

1113101000031 DESTY PRATIWI M Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif28

1113101000033 DESVIRA ADITARINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif29

1113101000034 NINDY WIDIASTUTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif30

1113101000036 SONIA NUR ANGGRAENI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif31

1113101000037 MEGA SARASWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif32

1113101000038 ARIO JULVIANTINO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif33

1113101000039 RAI SYIFA FAUZIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif34

1113101000040 MEGA TRISNA NIRWANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif35

1113101000041 RIZQI S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif36

1113101000042 DEA ALDILA PUZINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif37

1113101000043 DZUL FARIDAH ARINAL HAQ Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif38

1113101000045 SITI LUTFIYAH RAHMANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif39

1113101000046 AFTAH NAUFAL RIFKI LANTIF Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif40

1113101000047 NAJMATUN NISA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif41

1113101000048 SOFIYULLOH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif42

1113101000049 ARINDA PUSPITA SARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif43

1113101000050 MILA SYAHRIYATUL MAGHFIROH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif44

1113101000051 KHOIRUNNISA DAMAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif45

1113101000052 ANA MUSLIMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif46

1113101000053 TITAH HATI KHOIRURROKHMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif47

1113101000054 DWI INDAH NOVIYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif48

1113101000055 DARMAWAN ABIYANTO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif49

1113101000056 DEWI OCTAVIA NURHAYATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif50

1113101000057 NURSYAHBANI YULIANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif51

1113101000058 MUHAMMAD FARHAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif52

1113101000059 RIZKI ZAHROTUL HAYATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif53

1113101000060 ILMIA NURWAHIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif54

1113101000061 KHOIRUNNISA OCTAVIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif55

1113101000063 SEPTIA PUTRI AROFI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif56

Page 179: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1113101000064 MUTIA RAHMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif57

1113101000065 TRIAMY DIAH ANDINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif58

1113101000066 ICA PUSPITA SARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif59

1113101000067 NADILA SAFIRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif60

1113101000068 LUTHFIATI RAHMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif61

1113101000069MUHAMMAD ARIANDA PERTHAMANURRACHMAD

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif62

1113101000070 NARITA DAMAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif63

1113101000071 NUR ATIKA MARWAH HASIBUAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif64

1113101000072 MIRA RIZKIA PUSPITASARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif65

1113101000073 NANDA MAGHFIRAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif66

1113101000074 DINI FADIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif67

1113101000075 SATRIO BUDI PRAKOSA RACHMAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif68

1113101000076 DINDA AYU THAHARANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif69

1113101000077 MUHAMMAD AQILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif70

1113101000078 AGUNG TAHFIDZUL IMAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif71

1113101000081 HILMAH MULYA LESTARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif72

1113101000083 INAYAH ROBBANIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif73

1113101000084 NANDA PARAMITA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif74

1113101000085 AFRIAZI ATMAZA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif75

1113101000086 NUR RISTA AGRESTRYANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif76

1113101000087 AVITA FALAHDINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif77

1113101000089 DIAH AYU SRIKANDI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif78

1113101000090 WIHDATURRAHMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif79

1113101000093 SARAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif80

1113101000096 FITRIA ULFA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif81

1113101000097 FITRIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif82

1113101000098 AFZA AZZINDANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif83

1113101000099 TIRTA INDAH PERDANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif84

1113101000100 RIRIN NOVITA SARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif85

1113101000101 WIDYA PRAYOGA TRIATMAJA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif86

1113101000102 FAHRUL FIRDAUS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif87

Page 180: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

1113101000103 LUTHFI ROFIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif88

1113101000104 SRI PURWANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif89

1113101000105 KHADZIYATUL FILDAH RUSDINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif90

1113101000106 ACHMAD Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif91

1113101000107 GILANG ANUGERAH MUNGGARAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2013 Aktif92

Jumlah Total Mahasiswa 92 Orang

Page 181: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAREKAPITULASI DATA MAHASISWA

PROGRAM REGULERPER 23 DESEMBER 2014

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

11141010000001 DWI AYU NOVIANTARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif1

11141010000002 NURUL FARHANAH SYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif2

11141010000003 TIA AGUSTINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif3

11141010000004 NUR ADINDA REVIDINA LUBIS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif4

11141010000005 MUHAMMAD LUTFI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif5

11141010000006 ANNISA AMALIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif6

11141010000007 ROHMI FEBRYANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif7

11141010000008 NANDA AMALA ELSANY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif8

11141010000009 NOVA DWI FARHANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif9

11141010000010 DEBI NADILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif10

11141010000011 NELLIE NOVRIANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif11

11141010000012 NURUL ANISA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif12

11141010000013 DINA AZKA MUFIDAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif13

11141010000014 VENNI FAUZIAH UMRI RITONGA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif14

11141010000015 WARDATUL HASANAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif15

11141010000016 SISKA HARIYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif16

11141010000017 UMI KALSUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif17

11141010000018 ANITA ST FATONAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif18

11141010000019 GIANTI SARASWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif19

11141010000020 NURIZKA FAUZIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif20

11141010000021 JULIUS PRABOWO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif21

11141010000022 ANNISA DWI UTAMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif22

11141010000023 IRPAN ARDIANSAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif23

11141010000024 MUHAMMAD AL RIDHO PRAWIRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif24

11141010000025 SITI ROMANIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif25

Page 182: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

11141010000026 WIWIT SUKMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif26

11141010000027 MAULANA JA’FAR ISLAMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif27

11141010000028 FAUZIA SYIFA I Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif28

11141010000029 WULAN ALAWIYAH JAHRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif29

11141010000030 SARAH NUZUL MUSLIMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif30

11141010000031 KAMILA RAHMADIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif31

11141010000032 MUZLIFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif32

11141010000033 APRILIA DYAH K S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif33

11141010000034 FADHILAH RIZKY N Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif34

11141010000035 SARAH MAFTU SABILA K Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif35

11141010000036 RIFQI ZAKIYA RAHMANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif36

11141010000037 ANIN NADIYAHTUL HILMA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif37

11141010000038 VINNY YUSRAINI ZAHRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif38

11141010000039 ELLINA VINAJAHI S Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif39

11141010000040 NADHIRA RAMADHANI KH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif40

11141010000041 ANNISA RAHMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif41

11141010000042 FHARIZA SANI RIZKIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif42

11141010000043 DESTY SETYARINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif43

11141010000044 AJENG ESTU WULAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif44

11141010000045NUR AULIA FAUZIATILMUKAROMAH

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif45

11141010000046 SYIFA NABILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif46

11141010000047 SEPTIANA NURUL HAUFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif47

11141010000048 ANNISA FIRDAYANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif48

11141010000049 TARA AINUN ADILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif49

11141010000050 KHUSNUL KHOTIMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif50

11141010000051 RIZKI FATIADI MULYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif51

11141010000052 RISMA APRILLIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif52

11141010000053 NUR PERMATASARI YUNITA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif53

11141010000054ZAUJAH MUNTHOHAROHSURAHMAN

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif54

11141010000055 IGNACE ADIBATINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif55

11141010000056 SITI NUROMAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif56

Page 183: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

11141010000057 NINDIYA FAZRIANI ADAM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif57

11141010000058 RAHMA DWI KHAIRINA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif58

11141010000059 SOFY DWI SEFRANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif59

11141010000060 CINDY AISYAH FIRDIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif60

11141010000061 SAFFANAH NURIYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif61

11141010000062 ERNES SOPHIA RAHMENIA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif62

11141010000063 SARTIKA MILADANI KULSUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif63

11141010000064 ANISA MARWA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif64

11141010000065 SENDYA MARTVIYORI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif65

11141010000066 ATSILAH AZRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif66

11141010000067 ALFIANA RIEDHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif67

11141010000068 SARAH SALSABILA KHAIRANI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif68

11141010000069 NABILAH MUSYARROFAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif69

11141010000070 ESMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif70

11141010000071 TITA RAHMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif71

11141010000072 PUTRI NAWANG WULAN Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif72

11141010000073 MUSTIKA ARUMBINANG Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif73

11141010000074 NURUL FATHIYAH URFA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif74

11141010000075 NURUL MUHAFILAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif75

11141010000076 MUTHI'AH ADIRA JUWONO Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif76

11141010000077 AMALIA POETRI NANINDRA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif77

11141010000078 ADDILA AGINSHA PUTRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif78

11141010000079 HAYATUL NISYA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif79

11141010000080 IRMA FAJAR HADI SURYANINGRUM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif80

11141010000081 SITI RAHAYU Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif81

11141010000082 ATIKA RAHMAWATI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif82

11141010000083 NABILAH NUR FAUZIAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif83

11141010000084 RUTHFIANIWATY Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif84

11141010000085 ANNISA FITRIANA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif85

11141010000086 ZASMINOFIALTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif86

11141010000087 RIRIN CITRA APRILIANTI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif87

Page 184: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

NIMNo. Nama Angkata StatusKonsentrasiFakultas Program Studi

11141010000088 ANNIDA AMBARUMMI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif88

11141010000089 SUCI MAULIDYA PARAMITHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif89

11141010000090 MIA SARAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif90

11141010000091 IMAN SURYANTA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif91

11141010000092 SYAFITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif92

11141010000093 DEA AMANDA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif93

11141010000094 NI MADE SHELLASIH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif94

11141010000095 ISTIQOMAH NURUL 'AINI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif95

11141010000096 ABANG AHMAD SYARDIANSYAH Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif96

11141010000097 IRENIA TENNOVIA YULIUS Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif97

11141010000098 NUR KARTIKA SARI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif98

11141010000099 MARYAM Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif99

11141010000100I NYOMAN SANDY PERWIRADHARMASAKTI

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif100

11141010000101 KANNIA NUR OVIDA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif101

11141010000102 SONIA QORI SAFITRI Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif102

11141010000103 ABIDAH ROBBIHA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif103

11141010000104 AINNA FISABILA Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat 2014 Aktif104

Jumlah Total Mahasiswa 104 Orang

Page 185: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUGARANPADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29603... · 2015. 12. 31. · mahasiswa Kesehatan Masyarakat dianjurkan untuk meluangkan

Dokumentasi