makalah kerja sama tim
DESCRIPTION
adasdTRANSCRIPT
Makalah Kerja Sama Tim
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum Evaluasi kinerja menjelaskan mengenai suatu proses
umpan balik atas kinerja yang lalu dan mendorong adanya produktivitas di
masa mendatang. Dalam era globalisasi telah menuntut adanya perubahan
yang sangat cepat dan menyebabkan adanya pergeseran pemikiran yang
kompleks di segala bidang. Untuk itu perusahaan harus memiliki keunggulan
kompetitif (competitive advantage) agar dapat memenangkan persaingan,
minimal untuk mempertahankan operasi perusahaan. Salah satu keunggulan
kompetitif yang penting bagi perusahaan adalah karyawan perusahaan.
Karyawan perusahaan merupakan penggerak operasi perusahaan, sehingga
jika kinerja karyawan perusahaan baik, maka kinerja perusahaan juga akan
meningkat.
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan
kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998 :15). Dengan
demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan
dan bagaimana cara mengerjakannya.
Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan
dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya. Kinerja para karyawan akan meningkat apabila mereka
terlibat secara aktif dan ikut berpartisipasi dan menjadi bagian tim dalam
proses kegiatan pada unit organisasi dimana mereka bekerja.
Dengan adanya partisipasi karyawan dalam proses kegiatan
organisasi, hal ini akan meningkatkan kesadaran karyawan akan tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Dengan adanya partisipasi,
karyawan tahu benar mengenai apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan
pencapaian tujuan perusahaan.
Masalah kinerja bagi perusahaan adalah masalah yang sangat penting.
Tanpa adanya kinerja yang baik tidak mungkin perusahaan dapat
menghasilkan produk yang kompetitif. Peningkatan kinerja mempunyai
implikasi yang positif bagi perusahaan itu sendiri, artinya perusahaan dapat
menghasilkan kuantitas dan kualitas produk yang optimal dengan harga
bersaing. Selain itu juga, mempunyai implikasi yang positif terhadap kualitas
kehidupan karyawan, karena memberikan sumbangan terhadap peningkatan
kualitas hidup karyawan. Kinerja karyawan akan meningkat bila didukung
oleh penerapan sistem manajemen kinerja dan sistem pengembangan karir
yang baik dan efektif serta penerapan kerjasama tim dan partisipasi
karyawan. Untuk untuk mengetahui pengaruh Kerjasama Tim dan Partisipasi
dalam meningkatkan kinerja karyawan, makalah ini penulis mengambil tema
: “Kerjasama Tim Dan Partisipasi dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawan “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Kerjasama Tim dan Partisipasi dalam Meningkatkan Kinerja
Karywan.
2. Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peranserta /partisipasi
dalam peningkatan kinerja karyawan.
3. Karakteristik teamwork dan partisipasi efektif dalam meningkatkan kinerja.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifkasi masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalah yang akan diuraikan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Kinerja, unsur-unsur dalam kinerja karyawan, evaluasi Kinerja.
2. Pengertian Kerjasama Tim, Jenis Tim, Karakteristik Tim, Proses Tim dan
Pengertian Partisipasi Karyawann.
3. Pembahasan Kerjasama Tim dan Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan,
yang meliputi : Model Efektifitas Tim Kerja, Ciri-ciri tim yang efektif,
manajemen peranserta /partisipasi, hubungan antara kepemimpinan dengan
manajemen peranserta, Manfaat manajemen peran serta, kiat
mengimplementasikan manajemen peran serta, Elemen kriteria unjuk kerja
dan Karakteristik teamwork dan partisipasi efektif dalam meningkatkan
kinerja
BAB I
PEMBAHASAN
Orang bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain.
Intinya, sukses bisa diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah
mencapai sukses pasti menyadari hal ini. Tetapi, tentu saja tim yang
dimaksud di sini bukanlah sembarang tim, tetapi tim yang efektif. Kerjasama
tim seperti kemampuan yang harus terus diasah. Tidak ada artinya
karyawan berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa bekerja sama dalam tim.
Dua hal tersebut seperti satu paket.
A. Model Efektifitas Tim Kerja
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil – hasil produktif dan
kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk
memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan kemudian
mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif
berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang
didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi
efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan
budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis,
struktur, dan komposisi tim. Karakteristik – karakteristik tim ini
mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan
kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat – tingkat
perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik supaya dapat
membangun tim yang efektif.1[1]
1. Ciri-Ciri Tim Yang EfektiF :
a. Tujuan yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal
yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada
anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun
tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus
mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota
tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka
yakin ke arah mana harus mendayung.
b. Antusiasme yang tinggi.
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki
antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi
kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan
1[1] Niken Safitri, Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Karyawan : Job Relevant Information (JRI) Sebagai Variabel Antara, Skripsi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta, 2006
pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian
mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka
berikan juga bisa optimal.
c. Peran dan tanggung jawab yang jelas.
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang
mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan
terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk
kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas.
Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka
berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan
sebelumnya.2[2]
d. Komunikasi yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-
anggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin
semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan
berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap
anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu
tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau
tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga perlu
dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah
seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada
kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah
ditentukan).
2[2] http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-sosial/partisipasi-warga-negara
e. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini
merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada
pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik
yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber
kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa
dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek
yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun
perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang
tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera
dikendalikan.
f. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun
akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu
diberikan kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab
mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab
untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
g. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis
suara saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang
dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki
anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan
bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota
dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja
sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat
saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling
memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi.
Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung
jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi
keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang
diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa
menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus
berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya
sangat menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk
kita yang paling tepat untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa
diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga
yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan,
beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan
kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan
menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau.
Demikian pula dengan ”kacamata” sikap dan pikiran yang positif, dunia di
sekitar Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah
diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi
tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan
modal utama sebuah tim.
h. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka
dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan
evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian
tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini
penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga
bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan
pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
Ingin sukses? Jangan lupa membantu anggota tim Anda untuk sukses. Jika
mereka sukses, maka mereka pun akan menjadi tim sukses yang
mendukung Anda
B. Manajemen Peran Serta (Partisipative Management)
Partisipasi dalam organisasi merupakan keterlibatan yang meliputi
pemberian pendapat, pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada
pimpinan dalam mempersiapkan dan merevisi tujuan organisasi. Partisipasi
dalam proses peningkatan kinerja karyawan merupakan suatu proses
kerjasama dalam pembuatan keputusan yang melibatkan dua kelompok atau
lebih yang berpengaruh pada pembuatan keputusan di masa yang akan
datang.
Manfaat Penerapan partisipasi dalam peningkatan kinerja karyawan adalah :
Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang
akibatnya akan menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam
penetapan sasaran.
Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan.
Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi sumber
daya diantara bagian-bagian organisasi.
Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat bukan berarti
partisipasi tidakmempunyai keterbatasan dan masalah yang berkaitan
dengan partisipasi.
a. Masalah Partisipasi
Sedangkan menurut (Siegel & Marcaroni, 1989 : 140 dalam Abriani, 1998),
masalah yang berkaitan dengan partisipasi ada 3 hal.
Masalah pertama adalah adanya kemungkinan manajer
membentuk budget slack, slack merupakan perbedaan (selisih) sumber daya
yang sebenarnya diperlukan dalam proses yang efisien, dengan jumlah yang
lebih besar yang ditambahkan pada kegiatan tersebut.
Masalah kedua adalah Pseudoparticipation (partisipasi semu), yakni
tampak berpartisipasi tapi dalam kenyataannya tidak, artinya para manajer
ini (sebagai bawahan) ikut berpartisipasi, tetapi tidak diberi wewenang atau
pendapat untuk menentukan atau menetapkan tujuan organisasi.
Masalah ketiga adalah status dan pengaruh di dalam organisasi
mengurangi efektifitas partisipasi. Hal ini disebabkan biasanya orang yang
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi akan mempunyai pengaruh yang
lebih besar didalam proses penetapan sasaran.
Dengan adanya partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran
informasi, yang dalam hal ini masing-masing manajer akan memperoleh
informasi tentang kerja. Informasi ini memungkinkan pemahaman yang lebih
baik tentang tugas yang akan mereka lakukan. Tersedianya informasi yang
berhubungan dengan tugas akan meningkatkan perencanaan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu yang memiliki informasi yang
berhubungan dengan tugas akan lebih keras dalam berusaha dan jauh lebih
bersemangat dalam mengerjakan tugas dibandingkan individu yang tidak
memiliki informasi yang berhubungan dengan tugas.
Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang dilakukan secara
terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan
langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan
yang jelas pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Manajemen peran serta (partisipative management) adalah suatu
pendekatan manajemen yang melibatkan bawahan dalam proses
pengambilan keputusan.
1. Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peran
serta
Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peran serta
sangat erat. Hubungan yang sangat erat ini melibatkan usaha kerja sama
antara dua orang atau lebih, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keterlibatan secara aktif dari bawahan dengan menggunakan segala
keahlian dan kreativitas mereka dalam memecahkan persoalan-persoalan
manajemen yang penting. Pelaksanaan manajemen peran serta yang
berdasarkan shared authority dari atasan dengan bawahannya tidak berarti
atasan melimpahkan semua wewenangnya atau mengurangi wewenangnya
dalam pengambilan keputusan melainkan menyertakan bawahan membuat
keputusan dalam memecahkan persoalan manajeman yang penting.3[3]
Untuk mencegah pelimpahan seluruh wewenang, maka atasan perlu :
menggariskan secara tegas dan jelas tugas-tugas dan fungsi-fungsi
dari bawahan.
3[3] Purwoto Wanasentana, DR, Materi Kuliah Evaluasi Kinerja, Program Pascasarjana, Magister
Manajemen,Universitas Krisnadwipayana
melimpahkan wewenang kepada bawahannya terbatas dalam
kaitannya untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya.
menggariskan dengan jelas tanggung jawab bawahannya atas
penguunaan wewenang yang telah dilimpahkan kepadanya.
mendorong bawahan agar menerima pelimpahan wewenang dari
atasannya dan melaksanakan tugas dan tanggung ajawab sebaik-
baiknya.
Dari uraian diatas seorang atasan melaksanakan manajemen peran
serta bila :
wewenang dan kekuasaan diemban bersama dengan anak buahnya
dalam proses pengambilan keputusan.
bawahan terlibat secara aktrif dan membantu atasannya yang
bertindak sebagai pemimpin kelompok dalam pengambilan keputusan.
bawahan memberikan input yang penting dan berharga dalam
pengambilan keputusannya, sehingga keputusannya merupakan suatu
tim manajemen.
Untuk dapat menetapkan pendekatan manajemen peran serta ini, para
manajer harus:
memiliki kemampuan hubungan antar manusia.
mengerti dan memahami anak buahnya tentang sifat-sifatnya, pribadinya,
wataknya dan kepentingan-kepentingannya.
mampu berkomunikasi dengan baik.
mampu mengatasi manajemen konflik dalam organisasinya
harus mampu membuat kekuatan masing-masing anak buahnya
sebagai modal dan menghilangkan kelemahannya.
harus mampu mengkompromikan harapan-harapan dan kepentingan dari
kelompok-kelompok dan organisasi sedemikian rupa sehingga dapat
dipertemukan.
untuk meningkatkan mutu keputusan manajemen.
untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan manajer.
untuk meningkatkan semangat dan kepuasan kerja karyawan dan manajer.
memungkinkan organisasi lebih responsif/tanggap terhadap tuntutan
lingkungan.
2. Manfaat Manajemen Peran Serta / Partisipatif
memungkinkan karyawan lebih mudah dalam menerima perubahan-
perubahan manajemen peran serta menjadi salah satu kunci pendorong bagi
organisasi dan menempatkan karyawan atau manajer pada kedudukan
untuk bersikap “change oriented”
menciptakan hubungan yang damai dan serasi antara manajer dengan
bawahannya dan serikat pekerja
meningkatkan komitmen (keterkaitan) karyawan atau manajer pada
organisasi
meningkatkan rasa percaya diri kepada manajemen
memudahkan pengelolaan bawahan
meningkatkan mutu komunikasi antara atasan dengan bawahan
meningkatkan kerja sama (team work)
3. Kiat Mengimplementasikan Manajemen Peran Serta
mengetahui lebih dulu tentang diri kita sendiri dan organisasi kita
mengadakan diagnosa hambatan dengan cara :
mengidentifikasi hambatan tertentu pada masing-masing bidang menentukan mengapa hambatan itu terjadi atau ada
menentukan tingkat atau kualitas hambatan tersebut menentukan kapan hambatan-hambatan tersebut dapat dihilangkan dengan
biaya finansial dan psikologis menentukan bagaimana menghilangkan hambatannya menentukan peranan kita sebagai manajer dalam menghilangkan
hambatannya menentukan bagaimana menghilangkan hambatannya menentukan peranan kita sebagai manajer dalam menghilangkan
hambatnnyaMacam-macam hambatan :
a. Hambatan yang Controlable, ialah hubungan dimana kita memiliki
wewenang dan kekuasaan untuk menghilangkannya, seperti :
kurang cukupnya waktu yang dimiliki oleh seorang atasan terhadap
bawahannya
kurangnya latihan-latihan yang dilaksanakan atau yang diperoleh bawahan
kurangnya keinginan atau hasrat dari bawahan untuk berpartisipasi
b. Hambatan-hambatan yang kita dapat pengaruhi, untuk
meniadakannya ialah :
atasan yang tidak tahu tentang manajemen peran serta
iklim organisasi yang tidak tahu tentang manajemen peran serta
atasan yang tidak mau mencari dan menyediakan waktu untuk
mempraktekkan manajemen peran serta
c. Hambatan yang kita dapat mempengaruhi sedikit sekali atau
menguasai untuk menghilangkannya. Hambatan-hambatan tersebut
berupa :
lingkungan eksternal organisasi
struktur organisasi
reputasi organisasi
4. Elemen Kriteria Unjuk Kerja, meliputi :
a. Memberikan partisipasi dalam perencanaan tim.
Manajer membantu tim menetapkan maksud, peranan, tanggung jawab dan
pertanggung jawaban sesuai dengan tujuan, rencana dan sasaran organisasi
Manajer membantu tim memonitor dan mengatur kinerjanya dalam
memperbaiki secara terus menerus kebijakan dan proses organisasi.
Manajer memberi semangat/dorongan tim untuk menggunakan kompetensi
setiap anggota terhadap manfaat tim dan individu.
b. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim.
Manajer membantu tim menggunakan proses komunikasi secara terbuka
untuk mendapat dan membagi informasi.
Tim membuat keputusan sesuai dengan peran dan tanggung jawab yang
disetujui.
Manajer memberi dukungan tim untuk mengembangkan hubungan timbal
balik.
c. Mengelola dan mengembangkan kinerja tim.
Hasil-hasil yang dicapai tim berkontribusi positip terhadap rencana bisnis
organisasi
Manajer menyemangati/memberi dorongan tim untuk mengusahakan
pembaruan/inovasi dan inisiatip.
Kompetensi tim dan individu dimonitor secara berkala untuk memastikan
bahwa tim mampu mencapai tujuannya.
Anggota tim membagi dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
d.. Memberikan partisipasi dan memfasilitasi kerja tim.
Anggota tim memberikan partisipasi aktip dalam kegiatan tim dan proses
komunikasi.
Individu dan tim melakukan tanggung jawab secara individu dan bersama
terhadap tindakannya.
Tim menerima dukungan untuk mengenali dan menyelesaikan
permasalahan yang menghalangi kinerjanya.
C. Pengaruh Kerjasama Tim dan Partisipasi terhadap Kinerja
Karyawan.
Tim adalah sebuah sistem yang unik, yaitu setiap tim bagaikan sistem
yang berbeda-beda. Tim merupakan kumpulan orang yaitu bagaikan
komponen dalam satu sistem. Sedangkan partisipasi (peran serta) karyawan
merupakan sebuah proses dimana individu mengambil bagian dalam
pengambilan keputusan dalam sebuah institusi, program, dan lingkungan
yang mempengaruhi mereka. Sehingga dengan peranserta karyawan dalam
tim akan dapat meningkatkan kinerjanya.4[4]
Dari penjelasan tentang kerjasama tim dan partisipasi dalam
peningkatan kinerja karyawan, agar tim dapat lebih berhasil hendaklah tiap
karyawan dapat memahami hal berikut ini :
1) Proses pengenalan tuntas antar anggota tim.
2) Proses pemahaman yang mendalam antar anggota dalam tim.
3) Pembentukan ikatan hati sesama tim.
4[4] B.S. Wibowo, dkk. (2002). ”Trustco SHOOT : Sharpening, Our Concept and Tools” PT. Syaamil Cipta Media, Jakarta
4) Membangun perasaan sehidup semati atau senasib sepenanggungan dalam
tim.
5) Strategi mengatur satu tim efektif.
6) Kinerja tim efektif.
7) Komponen anggota tim yang efektif.
8) Membangun tim yang efektif dan produktif.
9) Motivasi dalam tim.
10) Pemanfaatan kekuatan individu dalam tim.
11) Menentukan target, program dan tujuan bersama.
12) Kepemimpinan dalam tim.
13) Membangun norma dan aturan main tim.
14) Membangun komunikasi dan hubungan antar tim.
15) Membangun pengaruh kepada anggota tim.
16) Mengelola konflik dalm tim.
17) Proses kreatif dalam tim.
18) Proses pengambilan keputusan : konsensus, kebersamaan, dan efektivitas-
efisiensi.
19) Pertemuan dan rapat tim.
20) Membangun hubungan sosial intern atau antartim.5[5]
D. Karakteristik teamwork dan partisipasi efektif dalam
meningkatkan kinerja.
Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dan partisipasi dalam
menghasilkan kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang
diharapkan.
1. Prinsip, Tujuan dan Sasaran
5[5] http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-organisasi/
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya prinsip, tujuan, dan sasaran
yang jelas, sehingga secara sadar anggota tim disatukan oleh kebersamaan
misi dan membangun komitmen bersama. Semua anggota tim mengerti dan
menyetujui tujuan serta sasaran tim.
2. Keterbukaan dan Konfrontasi
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya keterbukaan dan saling
mempercayai antar anggota tim. Semua anggota mendapatkan informasi
yang sama dari akses yang sama pula, serta dapat berkomunikasi dengan
lancar dan jelas. Anggota tim bebas untuk mengeluarkan ide-idenya.
Eksperimen dan kreativitas selalu digiatkan, anggota lainnya wajib untuk
menolong anggota bersangkutan, jika memang ide tersebut logis dan
berguna.
3. Dukungan dan Kepercayaan.
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya dukungna dan kepercayaan
antar seluruh anggota tim dengan baik. Pemimpin tidak akan dapat
menyelesaikan program dan kegiatan sendiri. Dukungan dan kepercayaan
anggota tim sangat diperlukan.
4. Kerjasama, Komunikasi dan Konflik.
Tim efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan
konflik. Komunikasi adalah link antar sesama anggota kelompok, sehingga
keberadaanya sangat penting. Kemampuan menggunakan komunikasi yang
efektif dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada. Harus mampu
membuat konflik yang tidak merusak keutuhan tim. Konflik yang terjadi
dapat diselesaikan dengan jalan konsensus, bersifat konstruktif, dan
menerapkan pendekatan menang-menang (win-win approach).
5. Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Tim akan efektif mencapai tujuan, ketika anggota selalu mendukung
keputusan serta menjalankan prosedur dan pengawasan yang dibuat
bersama-sama. Dalam tim diperlukan pemahaman peran, tanggung jawab,
dan keterbatasan otoritas masing-masing.
6. Kepemimpinan yang layak.
Kepemimpinan diri (personal leadership) adalah yang lebih utama,
dibanding menuntut pemimpin formal yang qualified dalam kelompok. Tim
perlu menyediakan pemimpin yang dilandasi prinsip yang kuat dan
mencukupi kebutuhan.
7. Review Kerja dan Program secara Reguler.
Tim yang efektif harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses yang
sudah dilakukan secara reguler. Tim efektif mempunyai kemampuan untuk
memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan baik.
8. Pengembangan Individu.
Tim akan bekerja efektif jika selalu mengelola peningkatan
penghargaan individu. Kegiatan tim tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga
pada proses dan isi.
9. Hubungan antar kelompok (sosial).
Tim akan efektif jika memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan
lingkungan, baik dengan para atasan (melobi), dengan tim lain (sosialisasi
dan share) serta lingkungan perusahaan (adaptasi). Kurang kerja sama
dengan kelompok lain akan menyebabkan kerja samanya kurang
menggairahkan.
10. Ikatan hati secara sinergi.
Tim akan efektif jika sesama anggotanya memiliki ikatan hati dengan
baik, bahkan secara sinergi mempunyai tanggung jawab moral untuk saling
menasihati dan mencapai keberhasilan bersama. Dimasa depan, tim
memiliki tumpuan utama pada kredibilitas moral anggotanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Kerjasama Tim dan
Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan”, maka pada bab ini penulis akan
mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian pustaka dan
teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam laporan ini.
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1) Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam
melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya.
Kinerja para karyawan akan meningkat apabila mereka terlibat secara aktif
dan ikut berpartisipasi dan menjadi bagian tim dalam proses kegiatan pada
unit organisasi dimana mereka bekerja.
2) Evaluasi kinerja berfungsi untuk : (a) mengetahui tingkat keberhasilan dan
kegagalan kinerja suatu organisasi; dan (b) memberikan masukan untuk
mengatasi permasalahan yang ada. Melalui evaluasi kinerja dapat
diketahui apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai
dalam pelaksanaan misi dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan
pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
3) Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi
ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih.
Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga,
orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
4) Istilah partisipasi seringkali digunakan untuk memberi kesan mengambil
bagian dalam sebuah aktivitas. Mengambil bagian dalam sebuah aktivitas
dapat mengandung pengertian ikut serta tanpa ikut menentukan bagaimana
pelaksanaan aktivitas tersebut tetapi dapat juga berarti ikut serta dalam
menentukan jalannya aktivitas tersebut, dalam artian ikut menentukan
perencanaan dan pelaksanaan aktivitas tersebut.
5) Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dan partisipasi dalam
menghasilkan kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Prinsip, Tujuan dan Sasaran
Keterbukaan dan Konfrontasi
Dukungan dan Kepercayaan
Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Kepemimpinan yang layak
Review Kerja dan Program secara Reguler.
Pengembangan Individu.
Hubungan antar kelompok (sosial).
Ikatan hati secara sinergi.
6) Kerja sama tim dan partisipasi karyawan yaitu ikut berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut sekaligus terlibat dalam pengambilan keputusan
merupakan kemampuan yang harus terus diasah dan masih terdapat ruang
untuk perbaikan. Tidak ada artinya karyawan berkemampuan tinggi tetapi
tidak bisa bekerja sama dalam tim dan terlibat aktif dalam berpartisipasi di
kegiatan organisasi.
B. Saran.
Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis sampaikan,
penulis mencoba memberikan beberapa saran :
a. Dalam upaya untuk peningkatan kinerja karyawan maka perlu kerjasama
tim dan partisipasi dari karyawan. Untuk membangun tim yang baik, maka
perlu ada ikatan hati antar anggotanya dengan akidah dan nilai-nilai
transendental, sehingga sangat penting membangun visi dan misi bersama
dalam tim.
b. Banyak organisasi gagal karena dikelola secara berlebihan namun kurang
dipimpin. Karena pemimpin merupakan faktor yang penting dalam
membangun tim. Pemimpin yang sukses membangun orang dan tim
mempunyai ciri-ciri sbb: karisma, kepedulian, komitmen, kejelasan,
komunikator, konsisten, kreatif, kompeten, keberanian dan kenekatan.
c. Makalah ini ini diharapkan dapat dijadikan litelatur akademik dan
mendorong dan memperkaya pustaka tentang matakuliah Evaluasi Kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Yun Iswanto, 2002. Buku Materi Pokok, Manajemen SDM, Jakarta : BPK-
Pusat Penerbitan UT.
Cushway, Manajemen Sumber Daya Manusia (Perencanaan, Analysis,
Kinerja, Penghargaan), PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia,
Jakarta, 1996.
Niken Safitri, Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan : Job Relevant Information (JRI)
Sebagai Variabel Antara, Skripsi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta, 2006
Purwoto Wanasentana, DR, Materi Kuliah Evaluasi Kinerja, Program
Pascasarjana, Magister Manajemen, Universitas Krisnadwipayana
B.S. Wibowo, dkk. (2002). ”Trustco SHOOT : Sharpening, Our Concept and
Tools” PT. Syaamil Cipta Media, Jakarta
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf.
http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-
organisasi/
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-sosial/
partisipasi-warga-negara