makalah kemuhammadiyaan
DESCRIPTION
nbTRANSCRIPT
MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN
AHLI SUNNAH WALJAMA’AH
PEMBIMBING :
Drs. H. Hamid Muhanan
Disusun Oleh Kelompok 6
Edi Tulus T. (12.02.01.1062)
Gita Apriliana (12.02.01.1070)
Nungky Wahyu R (12.02.01.1082)
Nurul Aisah (12.02.01.1087)
Yuni Nur R (12.02.01.1103)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Faham Ahlussunah wal jama’ah saat ini terasa penting untuk diketahui dan
dipedomani oleh generasi muda, terutama oleh generasi muda Nahdlatul ulama’.
Karena saat ini banyak kelompok- kelompok yang menyatakan diri sebagai
kelompok ahlussunah wal jama’ah namun hanya sekedar symbol dalam
organisasinya saja, Sedangkan gerakan- gerakan yang dilakukan sudah tidak
sesuai dengan aqidah, syari’ah dan mu’amalah yang digariskan oleh faham ahli
sunnah wal jama’ah itu sendiri. Mereka lebih cenderung mengikuti gerakan faham
keagamaan yang liberal dan ekstrim.
Nahdlatul Ulama’ sebagai organisasi social keagamaan yang terang-
terangan menganut dan membela Islam faham ahlissunnah wal jama’ah sekarang
terasa asing bagi generasi mudanya. Oleh karena itu jika tidak ada upaya
sosialisasi yang serius tentang aswaja dan ke NU an kepada generasi muda dan
tokoh masyarakat, maka bukan mustahil jika pada suatu saat NU akan
ditinggalkan oleh generasi muda dan tokoh masyarakat. Term Ahlussunnah
banyak di pakai setalah munculnya aliran Asy’ari dan Maturidiyah, aliran-aliran
yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah. Dalam pemikiran Islam, baik dibidang
filasafat,dan ilamu kalam,apa lagi di bidang ilmu fiqih,akal tidak pernah
membatalkan wahyu. Akal tetap tunduk kepada wahyu. teks wahyu tetap di
anggap benar,akal untuk di memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang
wahyu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian ahlussunnah wal jamaah?
2. Bagaiman sejarah ahlus sunnah wal jama’ah?
3. Siapa tokoh-tokoh ahlussunnah wal jama’ah ?
4. Bagaimana sifat dan karakter ahlus sunnah wal jama’ah?
5. Bagaimana pendapat ahlus sunnah wal jama’ah?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian ahlussunnah wal jamaah.
2. Mengetahui sejarah ahlussunnah wal jama’ah.
3. Mengetahui tokoh-tokoh ahlussunnah wal jama’ah.
4. Mengetahui sifat dan karakter ahlussunnah wal jama’ah.
5. Mengetahui pendapat ahlussunnah wal jama’ah.
D. BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan hanya mengenai pengertian
ahlussunnah wal jamaah.sejarah ahlus sunnah wal jama’ah, tokoh-tokoh
ahlussunnah wal jama’ah, sifat dan karakter ahlus sunnah wal jama’ah, pendapat
ahlus sunnah wal jama’ah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ahlussunah Wal Jama’ah
Ahlussunah wal jamaah terdiri dari tiga kata, yaitu “ahlun” berarti keluarga
atau golongan. As-Sunnah dan, Al- Jamaah .
As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu
sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya
menerangkan (menjelaskan) perkara.
Menurut istilah As-sunnah yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh rasulullah
SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan,
perbuatan maupun ketetapan.
Sedangkan pengertian Jama’ah secara bahasa yaitu Jama'ah diambil dari kata
"jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan
sebagian lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya);
"fajtama'a" (maka berkumpul).
Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum
muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat,
tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari
kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan
mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik
secara lahir maupun bathin.
Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah golongan umat Islam yang berpegang
teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan orang-orang
yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun
perbuatan, juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti
Sunnah Nabi SAW) dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang
tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat.
A. Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Ringkas
Bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah suatu golongan yang telah
Rasulullah SAW janjikan akan selamat di antara golongan-golongan yang ada.
Landasan mereka bertumpu pada ittiba'us sunnah (mengikuti as-Sunnah) dan
menuruti apa yang dibawa oleh nabi baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah,
petunjuk, tingkah laku, akhlak dan selalu menyertai jama'ah kaum Muslimin.
Dengan demikian, maka definisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak keluar dari
definisi Salaf. Dan sebagaimana telah dikemukakan bahwa salaf ialah mereka
yang mengenalkan Al-Qur-an dan berpegang teguh dengan As-Sunnah. Jadi Salaf
adalah Ahlus Sunnah yang dimaksud oleh Nabi SAW. Dan ahlus sunnah adalah
Salafush Shalih dan orang yang mengikuti jejak mereka.
Pengertian Ahlussunah Wal Jamaah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
SAW. yaitu sesuai dengan maksud Hadits Nabi yang diriwayatkan olh Imam
Thabrani, yaitu:
ث�ن�ت�ي�ن� ع�ل�ى ى ار� الن�ص� ق�ت� ت�ر� اف� و� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� د�ى إ�ح� ع�ل�ى د و� ال�ي�ه ق�ت� ت�ر� اف�
ف�ي ا ك ل%ه� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� ث�ال�ث� ع�ل�ى ت�ر�ق ت�ف� س� ت�ي� م�أ إ�ن� و� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س�
اع�ة م� ال�ج� و�ه�ي� د�ة� و�اح� إ�ال� الن�ار�
“Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh
(golongan) dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua
firqoh dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh
semuanya dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah”.
B. SEJARAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Dahulu di zaman Rasulullaah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu, tidak
ada golongan ini dan tidak ada golongan itu, tidak ada syiah ini dan tidak ada
syiah itu, semua dibawah pimpinan dan komando Rasulullah SAW.
Bila ada masalah atau beda pendapat antara para sahabat, mereka langsung
datang kepada Rasulullah SAW. itulah yang membuat para sahabat saat itu tidak
sampai terpecah belah, baik dalam masalah akidah, maupun dalam urusan
duniawi.
Kemudian setelah Rasulullah SAW. wafat, benih-benih perpecahan mulai
tampak dan puncaknya terjadi saat Imam Ali kw. menjadi khalifah. Namun
perpecahan tersebut hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu yaitu
akidah Islamiyah, meskipun saat itu benih-benih penyimpangan dalam akidah
sudah mulai ditebarkan oleh Ibin Saba’, seorang yang dalam sejarah Islam dikenal
sebagai pencetus faham Syiah (Rawafid).
Tapi setelah para sahabat wafat, benih-benih perpecahan dalam akidah
tersebut mulai membesar, sehingga timbullah faham-faham yang bermacam-
macam yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW.
Saat itu muslimin terpecah dalam dua bagian, satu bagian dikenal sebagai
golongan-golongan ahli bid’ah, atau kelompok-kelompok sempalan dalam Islam,
seperti Mu’tazilah, Syiah (Rawafid), Khowarij dan lain-lain. Sedang bagian yang
satu lagi adalah golongan terbesar, yaitu golongan orang-orang yang tetap
berpegang teguh kepada apa-apa yang dikerjakan dan diyakini oleh Rasulullah
SAW. bersama sahabat-sahabatnya.
Golongan yang terakhir inilah yang kemudian menamakan golongannya dan
akidahnya Ahlus Sunnah Waljamaah. Jadi golongan Ahlus Sunnah Waljamaah
adalah golongan yang mengikuti sunnah-sunnah nabi dan jamaatus shohabah.
Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW : bahwa golongan yang selamat
dan akan masuk surga (al-Firqah an Najiyah) adalah golongan yang mengikuti
apa-apa yang aku (Rasulullah SAW) kerjakan bersama sahabat-sahabatku.
Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah Islamiyah
yang dibawa oleh Rasulullah dan golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah
umat Islam. Lebih jelasnya, Islam adalah Ahlus Sunnah Waljamaah dan Ahlus
Sunnah Waljamaah itulah Islam. Sedang golongan-golongan ahli bid’ah, seperti
Mu’tazilah, Syiah(Rawafid) dan lain-lain, adalah golongan yang menyimpang dari
ajaran Rasulullah SAW yang berarti menyimpang dari ajaran Islam.
Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah itu sudah ada sebelum
Allah menciptakan Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambali.
Begitu pula sebelum timbulnya ahli bid’ah atau sebelum timbulnya kelompok-
kelompok sempalan.
Akhirnya yang perlu diperhatikan adalah, bahwa kita sepakat bahwa Ahlul
Bait adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi SAW. dan mereka tidak
menyimpang dari ajaran nabi. Mereka tidak dari golongan ahli bid’ah, tapi dari
golongan Ahlus Sunnah.
Pengenalan akan siapa sebenarnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah telah
ditekankan sejak jauh-jauh hari oleh Rasulullah r kepada para sahabatnya ketika
beliau berkata kepada mereka :
ع�ل�ى ى ار� الن�ص� ق�ت� ت�ر� و�اف� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� د�ى إ�ح� ع�ل�ى د و� ال�ي�ه ق�ت� ت�ر� اف�
ا ك ل%ه� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� ث�ال�ث� ع�ل�ى ت�ر�ق ت�ف� س� ت�ي� م�أ إ�ن� و� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� ث�ن�ت�ي�ن�
اع�ة م� ال�ج� و�ه�ي� د�ة� و�اح� إ�ال� الن�ار� ف�ي
“Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan)
dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh dan
sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh semuanya
dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah”. Hadits shohih
dishohihkan oleh oleh Syaikh Al-Albany dalam Dzilalil Jannah dan Syaikh Muqbil
dalam Ash-Shohih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash-Shohihain -
rahimahumullahu-.
Demikianlah umat ini akan terpecah, dan kebenaran sabda beliau telah kita
saksikan pada zaman ini yang mana hal tersebut merupakan suatu ketentuan yang
telah ditakdirkan oleh Allah I Yang Maha Kuasa dan merupakan kehendak-Nya
yang harus terlaksana dan Allah I Maha Mempunyai Hikmah dibelakang hal
tersebut.
Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan -hafidzahullahu- menjelaskan hikmah
terjadinya perpecahan dan perselisihan tersebut dalam kitab Lumhatun ‘Anil Firaq
cet. Darus Salaf hal.23-24 beliau berkata : “(Perpecahan dan perselisihan-ed.)
merupakan hikmah dari Allah I guna menguji hamba-hambaNya hingga
nampaklah siapa yang mencari kebenaran dan siapa yang lebih mementingkan
hawa nafsu dan sikap fanatisme.
Allah berfirman :
ت�ن�ا ف� د� ل�ق� و� ت�ن ون ي ف� ال� و�ه م� ن�ا آم� ا ل و� و� ي�ق ن�أ� ك وا ي ت�ر� ن�
أ� الن�اس ب� أ�ح�س� ألم
ال�ك�اذ�ب�ين ل�ي�ع�ل�م�ن� و� وا د�ق ص� ال�ذ�ين� الل�ه ل�ي�ع�ل�م�ن� ف� م� ب�ل�ه� ق� م�ن� ال�ذ�ين�
العنكبوت( �1-3(
“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu
saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sungguh Allah Maha Mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh Dia
Maha Mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-‘Ankabut : 29 / 1-3).
C. TOKOH-TOKOH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
1. AL-ASY’ARI
a. Riwayat Singkat Al-Asy’ari
Nama lengkap Al-Asy’ari adalah Abu Al-Hasan Ali Bin Isma’il bin Ishaq bin
Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa
Al-Asy’ari. Menurut beberapa riwayat , Al-asy’ari lahir di Bashrah pada tahun
260 H/875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Bagdad dan
wafat di sana pada ahun 324H/935M.
Menurut Ibn Asakir, ayah Al-Asy’ari adalah seorang yang berpaham
Ahlussnnah dan ahli Hadis. Ia wafat ketika Al-asy’ari masih kecil. Sebelum wafat,
ia berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-Saji agar
mendidik Al-asy’ari. Ibu Al-Asy’ari sepeninggal ayahnya menikah lagi dengan
tokoh Mu’tazilah yang bernama Abu Ali Al-Jubba’I (w.303 H/915 M), ayah
kandung Abu Hasyim Al-Jubba’I (w. 321 H/932 M), Berkat didikan ayah tirinya
Al-Asy’ari kemudian menjadi tokoh Mu’tazilah. Ia sering menggantikan Al-
Jubba’I dalam perdebatan menentang lawan-lawan Mu’tazilah selain itu, banyak
menuls buku yang membela alirannya. Al-Asy’ari menganut faham
Mu’tazilahhanya sampai ia berusia 40 tahun. Setelah itu secara tiba-tiba ia
mengumumkan di hadapan jama’ah masjid Basrah bahwa dirinya telah
meninggalkan faham Mu’tazilah.
b. Pemikiran-pemikiran Al-Asy'ari antara lain:
1) Tuhan-tuhan dan sifat-sifatnya
2) Kebebasan dalam berkehendak
3) Akal dan wahyu dan kreteria baik dan buruk
4) Qadimnya Al-qur’an
5) Melihat allah
6) Keadilan
7) Kedudukan orang berdosa
2. AL-MATURIDI
a. Riwayat Singkat Al-Muturidi
Abu Manshur Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di
Semarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tenggara, daerah tersebut sekarang di
sebut Uzbekistan. Tahun kelahiranya tidak di ketahui pasti, hanya perkiraan
sekitar pertengahan abad ke 3H. Beliau wafat pada tahun 333H/944M.
Karir pndidikan Al-Maturidi lebih cenderung untuk menekuni bidang teologi
daripada fiqih. Ini di lakukan untuk memperkuat pengetahuan dalm menghadapi
faham-faham teologi yang banyak berkembang pada masyarakat islam, yang
dipandangnya tidak sesuai dengan pemikiran atau kaidah yang benar menurut akal
dan syara.
b. Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidi
1) Akal dan Wahyu
Dalam pemikiran teologinya, Maturidi mendasarkan pada Al-qur’an dan
akal. Dalam hal ini, ia sama dengan Asy’ari. Namun porsi yang di berikan kepada
akal lebih besar dari pada yang di berikan oleh Al-Asy’ari. Menurut Al-Maturidi
mengetahui tuhan dan kewajiban mengetahui tuhan dapat di ketahui dengan akal.
Kemammpuan akal dalam mengetahui dua hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat
Al-Qur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akal dalam usaha
memperoleh pengetahuan dan keimananya terhadap Allah melalui pengamatan
dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya.
a) Pebuatan Manusia
Menurut Al-Maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan karena segala
sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaanya, Khususnya menngenai perbuatan
manusia, kebijakan dan keadilan kehendak tuhan mengharuskan manusia
memiliki kemampuan berbuat (ikhtiar) dan kebijakan.
b) Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Allah
Telah diuraikan di atas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud
ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi pernyataan ini
menurut Al-Maturidi bukan berarti bahwa tuhan berbuat dan berkehendak dengan
sewenang-wenang serta sekehendaknya semata. Hal ini karena kodrat tuhan tidak
sewenang-wenang (absolut), tetapi perbuatan dan kehendak-Nya berlangsung
sesuai dengan hikmah dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya sendiri.
c) Sifat Tuhan
Berkaitan dengan masalah sifat tuhan, terhadap persamaan antara pemikiran Al-
Maturidi dan Al-Asy’ari. Keduanya berpendapat bahwa tuhan mempunyai sifat-
sifat, seperti sama’, bashar,dan sebagainya. Pengertian AL-Maturidi tentang sifat
tuhan berbeda dengan Al-Asy’ari . AL-Asy’ari mengartikan sifat tuhan sebagai
sesuatu yang bukan dzat, melainkan melekat dengan dzat itu sendiri, sedang Al-
Maturidi berpendapat bahwa sifat itu tidak di katakan sebagai esensi-Nya dan
bukan pula lain dari esensi-Nya.
d) Melihat Tuhan
AL-Maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa Tuhan kelak di akhirat dapat di lihat
dengan mata, karena tuhan mempunyai wujud walaupu Ia immaterial. Namun
melihat tuhan ,kelak di khirat tidak dalam bentuknya (bila kaifa), karena keadaan
di akhirat tidak sama dengan keadaan di dunia.
e) Kalam Tuhan
Al-Maturidi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf dan bersuara
dengan kalam nafsi (sabda yang sebenarnya atau makna abtrak). KALAM NAFSI
adalah sifat kadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan
suara adalah baharu (hadis). AL-Qur’an dalm arti kalam yang tersusun dari huruf
dan kata-kata adalah baharu.( baharu ).kalam nafsi tidak dapat di ketahui
hakikitnya dan bagaimana Allah bersifat dengannya (bila kaifa) tidak dapat kita
ketahui ,kecuali dengan suatu peran tara.
f) Perbuatan Tuhan
Tuhan tidak wajib berbuat ash-shalah wa al-ashlah (yang baik dan terbaik bagi
manusia). Setiap perbuatan Tuhan yang bersifat mencipta dan kewajiban-
kewajiban yang di bebankan kepada manusia tidak lepas dari hikmah dan keadilan
yang di kehendakinya.
g) Pengutusan Rosul
Pandangan Al-Maturidi ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Mu’tazilah yang
berpendapat bahwa pengutusan rosul ke tengah-tengah umatnya kewajiban Tuhan
agar manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam kehidupanya.
h) Pelaku Dosa Besar
Hal ini karena tuhan telah menjajikan akan memberikan balasan kepada manusia
sesuai dengan perbuatanya. Kekal di dalam neraka adalah balasan untuk orang
yang berbuat dosa syirik. Dengan demikian berbuat dosa besar selain syirik tidak
akan menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka. Oleh karena itu, perbuatan
dosa besar (selain syirik) tidaklah menjadikan seseorang kafir atau murtad.
Menurut Al-Maturidi, imam itu cukup dengan tashdig dan iqrar, sedangkan amal
adalah penyempurnaan imam. Oleh karena itu, amal tidak akan menambah atau
mengurangi esensi iman,kecuali hanya menambah atau mengurai esensi iman,
kecuali hanya menambah atau mengurangi sifatnya saja.
D. SIFAT DAN KARAKTER AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Sifat dan karakter ahlus sunnah wal jama’ah antara lain yaitu:
1. Mereka adalah pemegang tali Allah.
2. Mereka adalah suri tauladan yang baik dan penuntun jalan yang benar.
3. Mereka tidak menyebut dirinya dengan nama lain selain yang digunakan salafus-
saleh.
4. Mereka selalu mengikuti as-Sunnah dan tidak mengikuti bid’ah.
5. Mereka selalu membangkitkan semangat jihad dan mengajak kepada kebaikan
serta melarang kejahatan (Ihyaa faridlatul jihad wal munaafah).
6. Mereka adalah ahlul hadits, Riwayah dan Dlirayah.
7. Mereka orang yang selalu dirindukan.
8. Mereka selalu berada di tengah-tengah (al-wasath) teguh tanpa berlebihan
(I’tidaal).
9. Sumber dari syari’at mereka adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan
pemahaman sahabat dalam setiap masalah agama.
10. Mereka tidak memuliakan seorang pria, wanita, malaikat, ataupun batu dengan
nama tertentu kecuali yang diberikan Rasulullah saja.
11. Mereka menolak takwil dan tunduk terhadap syari’at berdasarkan pemahaman
sahabat.
12. Mereka mengedepankan wahyu sebelum akal.
13. Mereka bersatu karena kecerdasan tanpa bertemu atau mendeklarasikan diri
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa kelompok Ahlus Sunnah wal
Jama’ah berdiri atas dasar agama dan berpegang teguh terhadap sunnah, menolak
bid’ah, melawan bid’ah dan ahlul bid’ah. Mereka bersatu dalam kesatuan akidah
sepanjang masa dan bersuka cita atas persatuan kaum muslimiin karena kebenaran
(al-haq), serta menolak perpecahan umat karena perselisihan golongan dan
perbedaan.
E. PENDAPAT AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Ada beberapa pendapat ahlus sunnah wal jama’ah yaitu tentang:
1. At-Tauhid
Mereka meyakini bahwa at-Tauhid adalah “Tunduk, taat, dan beribadah semata-
mata kepada Allah” dan memiliki dua pilar berikut:
a. Kufur bith Thaghut, mengingkari atau tidak beriman kepada semua Tuhan yang
salah (Thaghut).
b. Iman Billah, menyatakan iman hanya kepada Allah swt.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah beriman semata-mata kepada Allah swt. Dalam
seluruh nama dan sifat-Nya tanpa mengalihkan sifat-sifat Allah swt. Kepada yang
lain
2. At-Takfir
Mereka meyakini bahwa takfir adalah kebenaran dari Allah dan menciptakan
penyucian dan perlindungan tauhid seseorang. Takfir akan menjamin hukum-
hukum Allah terjaga dan terjamin serta batas-batas islam tidak dilanggar. Mereka
membuat takfir bagi siapa saja yang menyatakan kekufuran secara terang-terangan
dan tidak memiliki pencegahan terhadap takfir atas mereka.
3. Al-Qadar
Mereka meyakini bahwa perbuatan atau kita adalah ciptaan Allah swt. Kita
percaya bahwa manusia memiliki kehendak dan harapan untuk melakukan sesuatu
atau tidak. Allah memiliki kehendak dan tidak berharap apa-apa dari perbuatan
manusia yang dilakukan tanpa kehendak dan harapan Allah. Karena Allah telah
berfirman “Aku mencitakanmu dan perbuatanmu”
4. Al-Masaadarud Din (Dasar Agama)
Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan bahwa sumber hukum dari Agama Islam
adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman sahabat. Mereka
juga menyertakan ijma’ sahabat sebagai bukti.
5. Al-Qur’an
Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Al-Qur’an itu adalah kalamullah
yang hakiki dalam kenyataan serta dapat didengar dan dibaca. Al-Qur’an adalah
kakta-kata dengan makna dan merupakan perkataan Allah.
6. Hadits
Mereka meyakini bahwa hadits shahih adalah hujjah (dalil) untuk seluruh
persoalan agama. Mereka tidak membedakan antara akidah dan syari’at, dan
mengatakan bahwa seluruh persoalan agama dapat diambil dari hadits ahad
maupun mutawatir.
7. Sahabat
Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa seluruh sahabat adalah orang yang
dapat dipercaya. Pendapat-pendapat mereka adalah hujjah yang menjadi panduan
bagi kita, mengikat kita dan kita tidak akan menyangkal baik itu perbedaan
pendapat di antara mereka karena semua dalam persoalan yang haq mmaupun
ijtihad diantara mereka. Ada banyak bukti baik itu di dalam Al-Qur’an maupun
hadits (banyak hadits) yang bersaksi atas sahabat, kekuatan iman mereka, serta
kecintaan Allah swt pada mereka.
8. Tanda-tanda kerasulan
Ahlus Sunnah wal Jam’ah meyakini bahwa ada banyak kemukjizatan dan tanda-
tanda kerasulan selain Al-Qr’an.
9. Asy-Syahadah
Mereka tidak bersaksi bahwa seseorang masuk surga kecuali bagi mereka yang
Allah telah nyatakan bagi kita. Bagi mereka yang masih hidup, kita tidak bersaksi
apakah mereka masuk neraka atau surga. ketika mereka meninggal kita juga tidak
bersaksi bahwa mereka dijamin surga. Mereka tidak mengatakan “Ini atau itu
syahid”. Akan tetapi, kita mengatakan, InsyaAllah dia syahid.
10. Al-Istinaa’ (Gelar)
Mereka mengatakan Insya Allah, sebagai contoh, “Dia syahid, Insya Allah” atau
“Saya seorang mukmin, insya Allah.” Mereka tidak memuji diri sendiri atau orang
lain kecuali mereka yang dipuji oleh Allah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum
muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat,
tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari
kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan
mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik
secara lahir maupun bathin. Adapun aliran Ahlussunnah wal jama’ah adalah Al-
Asy’ari dan Al- Maturidi. Dari segi etosnya, pergerakan tersebut memiliki
semangat ortodoks. Aktualitas formulasinya jelas menampakan sifat yang
reaksionis terhadap Mu’tazilah , sebuah reaksi yang kullabiah.
B. SARAN
Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengharap semoga bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca.Penyusun menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan makalah ini sangat kami
harapkan. Tak terlepas kurangan-kekurangan makalah ini,kami berharab teman-
teman mengkritisi kekurangan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadikan amal saleh bagi kami,ami,yaa Rabbal ‘Alamin
DAFTAR RUJUKAN
Hammudah Gurabah Abu Hasan Al-Asy’ari, Al-Hai’at Al-Ammah li syu’un Al-
Mathabi, AL-Amariah ,kairo, 1973
Omar Bakri Muhammad Syekh, Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah, Jakarta, gema
insane, 2005
Qasim mahmud, fi Ilm AL kalam , maktabah AL-anglo AL-misiriah,kairo,1969
Thoha Ashad, Pendidikan Aswaja dan KE-NU-AN, Surabaya. MYSKAT PW LP
Maarif NU Jatim,2006
http :// irfansyam. blogspot. com /2012 /05 /pemikiran- akhlusunnah-wal-
jamaah.html.
http :// albayyinat. net /jwb4t. html.
http ://alislamu.com /aqidah /691- definisi- ahlu-sunnah-wal-jamaah. html.