makalah kemuhammadiyaan

24
MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN AHLI SUNNAH WALJAMA’AH PEMBIMBING : Drs. H. Hamid Muhanan Disusun Oleh Kelompok 6 Edi Tulus T. (12.02.01.1062) Gita Apriliana (12.02.01.1070) Nungky Wahyu R (12.02.01.1082) Nurul Aisah (12.02.01.1087) Yuni Nur R (12.02.01.1103)

Upload: geum-efronzz-tu-yunalabelle

Post on 03-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nb

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

AHLI SUNNAH WALJAMA’AH

PEMBIMBING :

Drs. H. Hamid Muhanan

Disusun Oleh Kelompok 6

Edi Tulus T. (12.02.01.1062)

Gita Apriliana (12.02.01.1070)

Nungky Wahyu R (12.02.01.1082)

Nurul Aisah (12.02.01.1087)

Yuni Nur R (12.02.01.1103)

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH LAMONGAN

Page 2: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Faham Ahlussunah wal jama’ah saat ini terasa penting untuk diketahui dan

dipedomani oleh generasi muda, terutama oleh generasi muda Nahdlatul ulama’.

Karena saat ini banyak kelompok- kelompok yang menyatakan diri sebagai

kelompok ahlussunah wal jama’ah namun hanya sekedar symbol dalam

organisasinya saja, Sedangkan gerakan- gerakan yang dilakukan sudah tidak

sesuai dengan aqidah, syari’ah dan mu’amalah yang digariskan oleh faham ahli

sunnah wal jama’ah itu sendiri. Mereka lebih cenderung mengikuti gerakan faham

keagamaan yang liberal dan ekstrim.

Nahdlatul Ulama’ sebagai organisasi social keagamaan yang terang-

terangan menganut dan membela Islam faham ahlissunnah wal jama’ah sekarang

terasa asing bagi generasi mudanya. Oleh karena itu jika tidak ada upaya

sosialisasi yang serius tentang aswaja dan ke NU an kepada generasi muda dan

tokoh masyarakat, maka bukan mustahil jika pada suatu saat NU akan

ditinggalkan oleh generasi muda dan tokoh masyarakat. Term Ahlussunnah

banyak di pakai setalah munculnya aliran Asy’ari dan Maturidiyah, aliran-aliran

yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah. Dalam pemikiran Islam, baik dibidang

filasafat,dan ilamu kalam,apa lagi di bidang ilmu fiqih,akal tidak pernah

membatalkan wahyu. Akal tetap tunduk kepada wahyu. teks wahyu tetap di

anggap benar,akal untuk di memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang

wahyu.

B.  RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana pengertian ahlussunnah wal jamaah?

2.      Bagaiman sejarah ahlus sunnah wal jama’ah?

3.      Siapa tokoh-tokoh ahlussunnah wal jama’ah ?

4.      Bagaimana sifat dan karakter ahlus sunnah wal jama’ah?

5.      Bagaimana pendapat ahlus sunnah wal jama’ah?

Page 3: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

C.  TUJUAN MASALAH

1.    Mengetahui pengertian ahlussunnah wal jamaah.

2.    Mengetahui sejarah ahlussunnah wal jama’ah.

3.    Mengetahui tokoh-tokoh ahlussunnah wal jama’ah.

4.    Mengetahui sifat dan karakter ahlussunnah wal jama’ah.

5.    Mengetahui pendapat ahlussunnah wal jama’ah.

D.  BATASAN MASALAH

Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan hanya mengenai pengertian

ahlussunnah wal jamaah.sejarah ahlus sunnah wal jama’ah, tokoh-tokoh

ahlussunnah wal jama’ah, sifat dan karakter ahlus sunnah wal jama’ah, pendapat

ahlus sunnah wal jama’ah.

Page 4: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ahlussunah Wal Jama’ah

Ahlussunah wal jamaah terdiri dari tiga kata, yaitu “ahlun” berarti keluarga

atau golongan. As-Sunnah dan, Al- Jamaah .

As-Sunnah  secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu

sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya

menerangkan (menjelaskan) perkara.

Menurut istilah As-sunnah yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh rasulullah

SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan,

perbuatan maupun ketetapan.

Sedangkan pengertian Jama’ah secara bahasa yaitu Jama'ah diambil dari kata

"jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan

sebagian lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya);

"fajtama'a" (maka berkumpul).

Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum

muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat,

tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari

kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan

mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik

secara lahir maupun bathin.

Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah golongan umat Islam yang berpegang

teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan orang-orang

yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun

perbuatan, juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti

Sunnah Nabi SAW) dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang

tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat.

Page 5: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

A. Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Ringkas

Bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah suatu golongan yang telah

Rasulullah SAW janjikan akan selamat di antara golongan-golongan yang ada.

Landasan mereka bertumpu pada ittiba'us sunnah (mengikuti as-Sunnah) dan

menuruti apa yang dibawa oleh nabi baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah,

petunjuk, tingkah laku, akhlak dan selalu menyertai jama'ah kaum Muslimin.

Dengan demikian, maka definisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak keluar dari

definisi Salaf. Dan sebagaimana telah dikemukakan bahwa salaf  ialah mereka

yang mengenalkan Al-Qur-an dan berpegang teguh dengan As-Sunnah. Jadi Salaf

adalah Ahlus Sunnah yang dimaksud oleh Nabi SAW. Dan ahlus sunnah adalah

Salafush Shalih dan orang yang mengikuti jejak mereka.

Pengertian Ahlussunah Wal Jamaah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad

SAW. yaitu sesuai dengan maksud Hadits Nabi yang diriwayatkan olh Imam

Thabrani, yaitu:

ث�ن�ت�ي�ن� ع�ل�ى ى ار� الن�ص� ق�ت� ت�ر� اف� و� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� د�ى إ�ح� ع�ل�ى د و� ال�ي�ه ق�ت� ت�ر� اف�

ف�ي ا ك ل%ه� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� ث�ال�ث� ع�ل�ى ت�ر�ق ت�ف� س� ت�ي� م�أ إ�ن� و� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س�

اع�ة م� ال�ج� و�ه�ي� د�ة� و�اح� إ�ال� الن�ار�

“Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh

(golongan) dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua

firqoh dan sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh

semuanya dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah”.

B.  SEJARAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Dahulu di zaman Rasulullaah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu, tidak

ada golongan ini dan tidak ada golongan itu, tidak ada syiah ini dan tidak ada

syiah itu, semua dibawah pimpinan dan komando Rasulullah SAW.

Bila ada masalah atau beda pendapat antara para sahabat, mereka langsung

datang kepada Rasulullah SAW. itulah  yang membuat para sahabat saat itu tidak

sampai terpecah belah, baik dalam masalah akidah, maupun dalam urusan

duniawi.

Page 6: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

Kemudian setelah  Rasulullah SAW. wafat, benih-benih perpecahan mulai

tampak dan puncaknya terjadi saat Imam Ali kw. menjadi khalifah. Namun

perpecahan tersebut hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu yaitu

akidah Islamiyah, meskipun saat itu benih-benih penyimpangan dalam akidah

sudah mulai ditebarkan oleh Ibin Saba’, seorang yang dalam sejarah Islam dikenal

sebagai pencetus faham Syiah (Rawafid).

Tapi setelah para sahabat wafat, benih-benih perpecahan dalam akidah

tersebut mulai membesar, sehingga timbullah faham-faham yang bermacam-

macam yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW.

Saat itu muslimin terpecah dalam dua bagian, satu bagian dikenal sebagai

golongan-golongan ahli bid’ah, atau kelompok-kelompok sempalan dalam Islam,

seperti Mu’tazilah, Syiah (Rawafid), Khowarij dan lain-lain. Sedang bagian yang

satu lagi adalah golongan terbesar, yaitu golongan orang-orang yang tetap

berpegang teguh kepada apa-apa yang dikerjakan dan diyakini oleh Rasulullah

SAW. bersama sahabat-sahabatnya.

Golongan yang terakhir inilah yang kemudian menamakan golongannya dan

akidahnya Ahlus Sunnah Waljamaah. Jadi golongan Ahlus Sunnah Waljamaah

adalah golongan yang mengikuti sunnah-sunnah nabi dan jamaatus shohabah.

Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW : bahwa golongan yang selamat

dan akan masuk surga (al-Firqah an Najiyah) adalah golongan yang mengikuti

apa-apa yang aku (Rasulullah SAW) kerjakan bersama sahabat-sahabatku.

Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah Islamiyah

yang dibawa oleh Rasulullah  dan golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah

umat Islam.  Lebih jelasnya, Islam adalah Ahlus Sunnah Waljamaah dan Ahlus

Sunnah Waljamaah itulah Islam. Sedang golongan-golongan ahli bid’ah, seperti

Mu’tazilah, Syiah(Rawafid) dan lain-lain, adalah golongan yang menyimpang dari

ajaran Rasulullah SAW yang berarti menyimpang dari ajaran Islam.

Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah itu sudah ada sebelum

Allah menciptakan Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambali.

Begitu pula sebelum timbulnya ahli bid’ah atau sebelum timbulnya kelompok-

kelompok sempalan.

Page 7: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

Akhirnya yang perlu diperhatikan adalah, bahwa kita sepakat bahwa Ahlul

Bait adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi SAW. dan mereka tidak

menyimpang dari ajaran nabi. Mereka tidak dari golongan ahli bid’ah, tapi dari

golongan Ahlus Sunnah.

Pengenalan akan siapa sebenarnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah telah

ditekankan sejak jauh-jauh hari oleh Rasulullah r kepada para sahabatnya ketika

beliau berkata kepada mereka :

  ع�ل�ى ى ار� الن�ص� ق�ت� ت�ر� و�اف� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� د�ى إ�ح� ع�ل�ى د و� ال�ي�ه ق�ت� ت�ر� اف�

ا ك ل%ه� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� ث�ال�ث� ع�ل�ى ت�ر�ق ت�ف� س� ت�ي� م�أ إ�ن� و� ة� ق� ر� ف� ب�ع�ي�ن� و�س� ث�ن�ت�ي�ن�

اع�ة م� ال�ج� و�ه�ي� د�ة� و�اح� إ�ال� الن�ار� ف�ي

“Telah terpecah orang–orang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan)

dan telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh dan

sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh semuanya

dalam neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jama’ah”. Hadits shohih

dishohihkan oleh oleh Syaikh Al-Albany dalam Dzilalil Jannah dan Syaikh Muqbil

dalam Ash-Shohih Al-Musnad Mimma Laisa Fi Ash-Shohihain -

rahimahumullahu-.

Demikianlah umat ini akan terpecah, dan kebenaran sabda beliau telah kita

saksikan pada zaman ini yang mana hal tersebut merupakan suatu ketentuan yang

telah ditakdirkan oleh Allah I Yang Maha Kuasa dan merupakan kehendak-Nya

yang harus terlaksana dan Allah I Maha Mempunyai Hikmah dibelakang hal

tersebut.

 Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan -hafidzahullahu- menjelaskan hikmah

terjadinya perpecahan dan perselisihan tersebut dalam kitab Lumhatun ‘Anil Firaq

cet. Darus Salaf hal.23-24 beliau berkata : “(Perpecahan dan perselisihan-ed.)

merupakan hikmah dari Allah I guna menguji hamba-hambaNya hingga

nampaklah siapa yang mencari kebenaran dan siapa yang lebih mementingkan

hawa nafsu dan sikap fanatisme.

Allah  berfirman :

Page 8: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

ت�ن�ا ف� د� ل�ق� و� ت�ن ون ي ف� ال� و�ه م� ن�ا آم� ا ل و� و� ي�ق ن�أ� ك وا ي ت�ر� ن�

أ� الن�اس ب� أ�ح�س� ألم

ال�ك�اذ�ب�ين ل�ي�ع�ل�م�ن� و� وا د�ق ص� ال�ذ�ين� الل�ه ل�ي�ع�ل�م�ن� ف� م� ب�ل�ه� ق� م�ن� ال�ذ�ين�

العنكبوت( �1-3(  

“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu

saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka

sungguh Allah Maha Mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh Dia

Maha Mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-‘Ankabut : 29 / 1-3).

C.  TOKOH-TOKOH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

1.    AL-ASY’ARI

a.    Riwayat Singkat Al-Asy’ari

Nama lengkap Al-Asy’ari adalah Abu Al-Hasan Ali Bin Isma’il bin Ishaq bin

Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa

Al-Asy’ari. Menurut beberapa riwayat , Al-asy’ari lahir di Bashrah pada tahun

260 H/875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Bagdad dan

wafat di sana pada ahun 324H/935M.

Menurut Ibn Asakir, ayah Al-Asy’ari adalah seorang yang berpaham

Ahlussnnah dan ahli Hadis. Ia wafat ketika Al-asy’ari masih kecil. Sebelum wafat,

ia berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-Saji agar

mendidik Al-asy’ari. Ibu Al-Asy’ari sepeninggal ayahnya menikah lagi dengan

tokoh Mu’tazilah yang bernama Abu Ali Al-Jubba’I (w.303 H/915 M), ayah

kandung Abu Hasyim Al-Jubba’I (w. 321 H/932 M), Berkat didikan ayah tirinya

Al-Asy’ari kemudian menjadi tokoh Mu’tazilah. Ia sering menggantikan Al-

Jubba’I dalam perdebatan menentang lawan-lawan Mu’tazilah selain itu, banyak

menuls buku yang membela alirannya. Al-Asy’ari menganut faham

Mu’tazilahhanya sampai ia berusia 40 tahun. Setelah itu secara tiba-tiba ia

mengumumkan di hadapan jama’ah masjid Basrah bahwa dirinya telah

meninggalkan faham Mu’tazilah.

b.    Pemikiran-pemikiran Al-Asy'ari antara lain:

Page 9: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

1)   Tuhan-tuhan dan sifat-sifatnya

2)   Kebebasan dalam berkehendak

3)   Akal dan wahyu dan kreteria baik dan buruk

4)   Qadimnya Al-qur’an

5)   Melihat allah

6)   Keadilan

7)   Kedudukan orang berdosa

2.    AL-MATURIDI

a.       Riwayat Singkat Al-Muturidi

Abu Manshur Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di

Semarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tenggara, daerah tersebut sekarang di

sebut Uzbekistan. Tahun kelahiranya tidak di ketahui pasti, hanya perkiraan

sekitar pertengahan abad ke 3H. Beliau wafat pada tahun 333H/944M.

Karir pndidikan Al-Maturidi lebih cenderung untuk menekuni bidang teologi

daripada fiqih. Ini di lakukan untuk memperkuat pengetahuan dalm menghadapi

faham-faham teologi yang banyak berkembang pada masyarakat islam, yang

dipandangnya tidak sesuai dengan pemikiran atau kaidah yang benar menurut akal

dan syara.

b.      Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidi

1)   Akal dan Wahyu

Dalam pemikiran teologinya, Maturidi mendasarkan pada Al-qur’an dan

akal. Dalam hal ini, ia sama dengan Asy’ari. Namun porsi yang di berikan kepada

akal lebih besar dari pada yang di berikan oleh Al-Asy’ari. Menurut Al-Maturidi

mengetahui tuhan dan kewajiban mengetahui tuhan dapat di ketahui dengan akal.

Kemammpuan akal dalam mengetahui dua hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat

Al-Qur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akal dalam usaha

memperoleh pengetahuan dan keimananya terhadap Allah melalui pengamatan

dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya.

a)    Pebuatan Manusia

Page 10: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

Menurut Al-Maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan karena segala

sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaanya, Khususnya menngenai perbuatan

manusia, kebijakan dan keadilan kehendak tuhan mengharuskan manusia

memiliki kemampuan berbuat (ikhtiar) dan kebijakan.

b)   Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Allah

Telah diuraikan di atas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud

ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi pernyataan ini

menurut Al-Maturidi bukan berarti bahwa tuhan berbuat dan berkehendak dengan

sewenang-wenang serta sekehendaknya semata. Hal ini karena kodrat tuhan tidak

sewenang-wenang (absolut), tetapi perbuatan dan kehendak-Nya berlangsung

sesuai dengan hikmah dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya sendiri.

c)    Sifat Tuhan

Berkaitan dengan masalah sifat tuhan, terhadap persamaan antara pemikiran Al-

Maturidi dan Al-Asy’ari. Keduanya berpendapat bahwa tuhan mempunyai sifat-

sifat, seperti sama’, bashar,dan sebagainya. Pengertian AL-Maturidi tentang sifat

tuhan berbeda dengan Al-Asy’ari . AL-Asy’ari mengartikan sifat tuhan sebagai

sesuatu yang bukan dzat, melainkan melekat dengan dzat itu sendiri, sedang Al-

Maturidi berpendapat bahwa sifat itu tidak di katakan sebagai esensi-Nya dan

bukan pula lain dari esensi-Nya.

d)   Melihat Tuhan

AL-Maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa Tuhan kelak di akhirat dapat di lihat

dengan mata, karena tuhan mempunyai wujud walaupu Ia immaterial. Namun

melihat tuhan ,kelak di khirat tidak dalam bentuknya (bila kaifa), karena keadaan

di akhirat tidak sama dengan keadaan di dunia.

e)    Kalam Tuhan

Al-Maturidi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf dan bersuara

dengan kalam nafsi (sabda yang sebenarnya atau makna abtrak). KALAM NAFSI

adalah sifat kadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan

suara adalah baharu (hadis). AL-Qur’an dalm arti kalam yang tersusun dari huruf

dan kata-kata adalah baharu.( baharu ).kalam nafsi tidak dapat di ketahui

Page 11: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

hakikitnya dan bagaimana Allah bersifat dengannya (bila kaifa) tidak dapat kita

ketahui ,kecuali dengan suatu peran tara.

f)    Perbuatan Tuhan

Tuhan tidak wajib berbuat ash-shalah wa al-ashlah (yang baik dan terbaik bagi

manusia). Setiap perbuatan Tuhan yang bersifat mencipta dan kewajiban-

kewajiban yang di bebankan kepada manusia tidak lepas dari hikmah dan keadilan

yang di kehendakinya.

g)   Pengutusan Rosul

Pandangan Al-Maturidi ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Mu’tazilah yang

berpendapat bahwa pengutusan rosul ke tengah-tengah umatnya kewajiban Tuhan

agar manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam kehidupanya.

h)   Pelaku Dosa Besar

Hal ini karena tuhan telah menjajikan akan memberikan balasan kepada manusia

sesuai dengan perbuatanya. Kekal di dalam neraka adalah balasan untuk orang

yang berbuat dosa syirik. Dengan demikian berbuat dosa besar selain syirik tidak

akan menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka. Oleh karena itu, perbuatan

dosa besar (selain syirik) tidaklah menjadikan seseorang kafir atau murtad.

Menurut Al-Maturidi, imam itu cukup dengan tashdig dan iqrar, sedangkan amal

adalah penyempurnaan imam. Oleh karena itu, amal tidak akan menambah atau

mengurangi esensi iman,kecuali hanya menambah atau mengurai esensi iman,

kecuali hanya menambah atau mengurangi sifatnya saja.

D.  SIFAT DAN KARAKTER AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Sifat dan karakter ahlus sunnah wal jama’ah antara lain yaitu:

1.    Mereka adalah pemegang tali Allah.

2.    Mereka adalah suri tauladan yang baik dan penuntun jalan yang benar.

3.    Mereka tidak menyebut dirinya dengan nama lain selain yang digunakan salafus-

saleh.

4.    Mereka selalu mengikuti as-Sunnah dan tidak mengikuti bid’ah.

5.    Mereka selalu membangkitkan semangat jihad dan mengajak kepada kebaikan

serta melarang kejahatan (Ihyaa faridlatul jihad wal munaafah).

Page 12: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

6.    Mereka adalah ahlul hadits, Riwayah dan Dlirayah.

7.    Mereka orang yang selalu dirindukan.

8.    Mereka selalu berada di tengah-tengah (al-wasath) teguh tanpa berlebihan

(I’tidaal).

9.    Sumber dari syari’at mereka adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan

pemahaman sahabat dalam setiap masalah agama.

10.     Mereka tidak memuliakan seorang pria, wanita, malaikat, ataupun batu dengan

nama tertentu kecuali yang diberikan Rasulullah saja.

11.     Mereka menolak takwil dan tunduk terhadap syari’at berdasarkan pemahaman

sahabat.

12.     Mereka mengedepankan wahyu sebelum akal.

13.     Mereka bersatu karena kecerdasan tanpa bertemu atau mendeklarasikan diri

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa kelompok Ahlus Sunnah wal

Jama’ah berdiri atas dasar agama dan berpegang teguh terhadap sunnah, menolak

bid’ah, melawan bid’ah dan ahlul bid’ah. Mereka bersatu dalam kesatuan akidah

sepanjang masa dan bersuka cita atas persatuan kaum muslimiin karena kebenaran

(al-haq), serta menolak perpecahan umat karena perselisihan golongan dan

perbedaan.

E.   PENDAPAT AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH

Ada beberapa pendapat ahlus sunnah wal jama’ah yaitu tentang:

1.    At-Tauhid

Mereka meyakini bahwa at-Tauhid adalah “Tunduk, taat, dan beribadah semata-

mata kepada Allah” dan memiliki dua pilar berikut:

a.       Kufur bith Thaghut, mengingkari atau tidak beriman kepada semua Tuhan yang

salah (Thaghut).

b.      Iman Billah, menyatakan iman hanya kepada Allah swt.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah beriman semata-mata kepada Allah swt. Dalam

seluruh nama dan sifat-Nya tanpa mengalihkan sifat-sifat Allah swt. Kepada yang

lain

2.    At-Takfir

Page 13: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

Mereka meyakini bahwa takfir adalah kebenaran dari Allah dan menciptakan

penyucian dan perlindungan tauhid seseorang. Takfir akan menjamin hukum-

hukum Allah terjaga dan terjamin serta batas-batas islam tidak dilanggar. Mereka

membuat takfir bagi siapa saja yang menyatakan kekufuran secara terang-terangan

dan tidak memiliki pencegahan terhadap takfir atas mereka.

3.    Al-Qadar

Mereka meyakini bahwa perbuatan atau kita adalah ciptaan Allah swt. Kita

percaya bahwa manusia memiliki kehendak dan harapan untuk melakukan sesuatu

atau tidak. Allah memiliki kehendak dan tidak berharap apa-apa dari perbuatan

manusia yang dilakukan tanpa kehendak dan harapan Allah. Karena Allah telah

berfirman “Aku mencitakanmu dan perbuatanmu”

4.    Al-Masaadarud Din (Dasar Agama)

Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan bahwa sumber hukum dari Agama Islam

adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman sahabat. Mereka

juga menyertakan ijma’ sahabat sebagai bukti.

5.    Al-Qur’an

Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Al-Qur’an itu adalah kalamullah

yang hakiki dalam kenyataan serta dapat didengar dan dibaca. Al-Qur’an adalah

kakta-kata dengan makna dan merupakan perkataan Allah.

6.    Hadits

Mereka meyakini bahwa hadits shahih adalah hujjah (dalil) untuk seluruh

persoalan agama. Mereka tidak membedakan antara akidah dan syari’at, dan

mengatakan bahwa seluruh persoalan agama dapat diambil dari hadits ahad

maupun mutawatir.

7.    Sahabat

Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa seluruh sahabat adalah orang yang

dapat dipercaya. Pendapat-pendapat mereka adalah hujjah yang menjadi panduan

bagi kita, mengikat kita dan kita tidak akan menyangkal baik itu perbedaan

pendapat di antara mereka karena semua dalam persoalan yang haq mmaupun

Page 14: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

ijtihad diantara mereka. Ada banyak bukti baik itu di dalam Al-Qur’an maupun

hadits (banyak hadits) yang bersaksi atas sahabat, kekuatan iman mereka, serta

kecintaan Allah swt pada mereka.

8.    Tanda-tanda kerasulan

Ahlus Sunnah wal Jam’ah meyakini bahwa ada banyak kemukjizatan dan tanda-

tanda kerasulan selain Al-Qr’an.

9.    Asy-Syahadah

Mereka tidak bersaksi bahwa seseorang masuk surga kecuali bagi mereka yang

Allah telah nyatakan bagi kita. Bagi mereka yang masih hidup, kita tidak bersaksi

apakah mereka masuk neraka atau surga. ketika mereka meninggal kita juga tidak

bersaksi bahwa mereka dijamin surga. Mereka tidak mengatakan “Ini atau itu

syahid”. Akan tetapi, kita mengatakan, InsyaAllah dia syahid.

10.     Al-Istinaa’ (Gelar)

Mereka mengatakan Insya Allah, sebagai contoh, “Dia syahid, Insya Allah” atau

“Saya seorang mukmin, insya Allah.” Mereka tidak memuji diri sendiri atau orang

lain kecuali mereka yang dipuji oleh Allah.

Page 15: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum

muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat,

tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari

kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan

mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik

secara lahir maupun bathin. Adapun aliran Ahlussunnah wal jama’ah adalah Al-

Asy’ari dan Al- Maturidi. Dari segi etosnya, pergerakan tersebut memiliki

semangat ortodoks. Aktualitas formulasinya jelas menampakan sifat yang

reaksionis terhadap Mu’tazilah , sebuah reaksi yang kullabiah.

B.  SARAN

Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengharap semoga bermanfaat

bagi penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca.Penyusun menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu

kritik dan saran demi perbaikan dan pengembangan makalah ini sangat kami

harapkan. Tak terlepas kurangan-kekurangan makalah ini,kami berharab teman-

teman mengkritisi kekurangan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi

pembaca dan menjadikan amal saleh bagi kami,ami,yaa Rabbal ‘Alamin

Page 16: MAKALAH KEMUHAMMADIYAAN

DAFTAR RUJUKAN

Hammudah Gurabah Abu Hasan Al-Asy’ari, Al-Hai’at Al-Ammah li syu’un Al-

Mathabi, AL-Amariah ,kairo, 1973

Omar Bakri Muhammad Syekh, Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah, Jakarta, gema

insane, 2005

Qasim mahmud, fi Ilm AL kalam , maktabah AL-anglo AL-misiriah,kairo,1969

Thoha Ashad, Pendidikan Aswaja dan KE-NU-AN, Surabaya. MYSKAT PW LP

Maarif NU Jatim,2006

http :// irfansyam. blogspot. com /2012 /05 /pemikiran- akhlusunnah-wal-

jamaah.html.

http :// albayyinat. net /jwb4t. html.

http ://alislamu.com /aqidah /691- definisi- ahlu-sunnah-wal-jamaah. html.