makalah kelompok v_cara pembuat biskuit marie atau biskuit garibaldi
DESCRIPTION
ANALISIS PANGANTRANSCRIPT
![Page 1: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/1.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan kami, karena berkat rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan laporan yang berjudul pengalengan lengkeng ini. Makalah ini kami
ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah TPP Nabati yang diberikan oleh Bpk. Ir. Moh
Sabariman, M.Si selaku dosen kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya
dari Bapak dosen kami guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih
baik di masa yang akan datang.
Makalah ini membahas tentang pembuatan biskuit terutama mengenai biskuit mari
atau biskuit garibaldi. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan daam bidang pangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Jakarta, Juni 2013
Penyusun
i
![Page 2: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/2.jpg)
DAFTAR ISI
ii
![Page 3: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Pengertian Biskuit
Biskuit merupakan makanan ringan yang disenangi karena enak, manis, dan
renyah. Biskuit merupakan makanan kering yang tergolong makanan panggang atau kue
kering. Biskuit pada umumnya berwarna coklat keemasan, permukaan agak licin, bentuk
dan ukurannya seragam, crumb berwarna putih kekuningan, kering, renyah dan ringan
serta aroma yang menyenangkan. Berikut ini adalah pengertian biskuit menurut para
ahli:
a. Whiteley (1971)
Biskuit merupakan produk kering yang mempunyai daya awet yang tinggi,
sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan mudah dibawa dalam
perjalanan, karena volume dan beratnya yang relatif ringan akibat adanya proses
pengeringan.
b. Anonymous (2004)
Biskuit merupakan produk pangan hasil pemanggangan yang dibuat dengan
bahan dasar tepung terigu, dengan kadar air akhir kurang dari 5%. Biasanya
formulasi biskuit dibuat dengan diperkaya bahan-bahan tambahan seperti lemak,
gula (ataupun garam) serta bahan pengembang (Anonymous, 2004).
c. Faridi (1994)
Biskuit merupakan produk yang berasal dari tepung terigu halus dan dalam
formulanya mengandung gula dan lemak yang tinggi, tapi mengandung sedikit air.
3
![Page 4: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/4.jpg)
d. SNI (1992)
Biskuit adalah sejenis makanan yang dibuat dari tepung terigu dengan
penambahan bahan makanan lain, dengan proses pemanasan dan pencetakan.
Biskuit dibuat dengan bermacam-macam jenis, terutama dibedakan atas
keseimbangan yang ada antara bahan utama tepung, gula, lemak, dan telur. Kemudian
juga bahan tambahan seperti coklat, buah-buahan, dan rempah-rempah yang memiliki
pengaruh terhadap cita rasa (Omobuwoajo, 2003).
Menurut Wallington (1993), sifat masing-masing biskuit ditentukan oleh jenis
tepung yang digunakan, proporsi gula dan lemak, kondisi dari bahan-bahan tersebut
pada saat ditambahkan dalam campuran (missal ukuran kristal), metode pencampuran
(batch, kontinyu, kriming, pencampuran satu tahap), penanganan adonan dan metode
pemanggangan.
Kualitas biskuit selain ditentukan oleh nilai gizinya juga ditentukan dari warna,
aroma, cita rasa, dan kerenyahannya. Kerenyahan merupakan karakteristik mutu yang
sangat penting untuk diterimanya produk kering. Kerenyahan salah satunya ditentukan
oleh kandungan protein dalam bentuk gluten tepung yang digunakan (Matz, 1991).
2. Jenis – Jenis Biskuit
Menurut SNI (1992), biskuit diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu biskuit keras,
crackers, wafer, dan cookies.
a. Biskuit keras adalah jenis biskuit yang berbentuk pipih, berkadar lemak tinggi atau
rendah, dan bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis.
b. Crackers adalah biskuit yang dibuat dari adonan keras melalui fermentasi dan
memiliki struktur yang berlapis-lapis.
c. Wafer adalah jenis biskuit berpori kasar, renyah, dan bila dipatahkan penampang
potongnya berongga.
4
![Page 5: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/5.jpg)
d. Cookies adalah jenis biskuit yang berkadar lemak tinggi, renyah, dan bila dipatahkan
penampang potongnya bertekstur kurang padat.
3. Bahan – Bahan Pembuatan Biskuit
Bahan pembentuk biskuit dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu bahan
pengikat dan bahan perapuh. Bahan pengikat terdiri dari tepung, air, padatan dari susu
dan putih telur. Bahan pengikat berfungsi untuk membentuk adonan yang kompak.
Bahan perapuh terdiri dari gula, shortening, bahan pengembang, dan kuning telur
(Matz, 1978).
a. Bahan Pengikat
1) Tepung
Tepung adalah suatu bahan pangan yang direduksi ukurannya dengan
cara digiling sehingga memiliki ukuran antara 150-300 μm. Tepung memberikan
struktur dasar pada quick bran. Biskuit memerlukan tepung dari
golongan soft dan weak dengan kandungan protein yang rendah. Biasanya pada
pembuatan biskuit digunakan tepung terigu dengan kadar protein 7-8 % (soft).
Namun dengan perkembangan teknologi pengolahan pangan maka dibuatlah
tepung non gandum sebagai substitusi tepung terigu seperti tepung tapioka,
tepung ubi jalar, tepung kacang tunggak, tepung talas, dan lain-lain. Pemakaian
tepung ini selain manfaat dari komposisinya yang mengandung nutrisi juga untuk
meningkatkan potensi produk lokal. Di dalam pengolahan biskuit sendiri selain
dapat mempengaruhi tekstur produk akhir juga meningkatkan nilai gizi berupa
energi (whistler, 1999).
Jenis tepung gandum yang digunkan tergantung pada produk yang akan dibuat
(Fellows dan Hampton, 1992). Tepung dari soft wheat yang cocok untuk
pembuatan biskuit dapat bervariasi dalam kandungan proteinnya yaitu dari 7-7.5
% (untuk cookies) hingga 10% atau lebih (untukcrackers) (Smith, 1991).
5
![Page 6: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/6.jpg)
2) Air
Air mempunyai sifat yang nyata terhadap sifat-sifat adonan (Matz,1992).
Menurut Winarno (1989), air dalam adonan selain berfungsi untuk melarutkan
garam, juga membantu menghasilkan adonan yang homogen. Air juga berfungsi
untuk membasahi pati dan protein tepung yang nantinya dapat membentuk
kerangka dalam adonan (Flick,1964 dalam Desrosier,1988). Air dianggap sebagai
agensia pengeras, karena bergabung dengan protein dari tepung dan membantu
dalam pembentukan gluten (Desrosier,1988).
3) Susu
Bila susu yang digunakan sebagai susu padat kering maka cake akan
mempunyai susunan yang lengkap. Laktosa gula susu menghasilkan warna kerak.
Susu padat membangkitkan rasa (aroma) dan merupakan bahan penahan cairan
yang baik. Air yang ada dalam susu cair menimbulkan rasa lezat pada kue.
4) Telur
Menurut Flick (1964) dalam Desroisier (1988) beberapa jenis telur digunakan
dalam produksi kue , biskuit dan sejenisnya. Telur utuh mengandung 8-11%
albumen (putih telur) dan 27-32% kuning telur. Albumen berfungsi
sebagai agensia pengeras, sedangkan kuning telur sebagai agensia pengempuk
(Smith,1991).
Penambahan telur dalam pembuatan produk-produk biskuit menurut
Lawson (1995), mempunyai fungsi: 1)menyumbangkan warna, 2)menambah cita
rasa, 3)sebagai bahan pengempuk dan 4)menambah nilai nutrisi. Wallington
(1993), menyatakan ada tiga sifat telur yang paling penting yaitu kemampuan
pembuihan, emulsifikasi, dan koagulasi.
b. Bahan Perapuh
c. Gula
Fungsinya memberi rasa manis, memberi warna pada kulit kue, membantu
mengempukkan kue, melembapkan kue, dan melemaskan adonan. Untuk membuat
cake, jenis gula yang digunakan bisa macam-macam. Namun untuk hasil terbaik
6
![Page 7: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/7.jpg)
sebaiknya gunakan gula yang halus butirannya agar susunan cake rata dan empuk.
Bila mengkremkan gula dengan lemak, yang paling baik ialah dengan menggunakan
gula sebanyak dua kali lemak. Gula akan mematangkan dan mengempukkan
susunan sel dan bila presentase gula terlalu tinggi dalam adonan, maka hasil cake
akan kurang baik, cenderung "jatuh" bagian tengah-tengahnya. Lemak juga
mempunyai pengaruh yang sama pada cake.
d. Lemak(shortening)
Lemak yang digunakan untuk cake adalah mentega, margarin, atau minyak.
Mengapa tidak digunakan shortening (mentega putih)? Karena shortening tidak
mengandung air seperti margarin hingga membuat kue kurang lembap. Tetapi, jika
tetap ingin memakai shortening, gunakan shortening yang mengandung emulsifier.
Karena emulsifier mampu membantu mengikat air hingga tidak terjadi penguapan.
Fungsi lemak untuk menjaga kue agar tahan lama, menambah nilai gizi, memberi
aroma pada cake, dan membuat cake terasa empuk. Tentu juga menimbulkan rasa
enak. Lemak juga membantu menahan cairan dalam cake yang telah jadi.
Lemak untuk cake harus mempunyai kemampuan yang baik dalam pengkreman,
rasa dan bau yang netral, harus mampu mengemulsi dengan baik dan warnnya harus
putih, harus bersifat plastis bila digunakan pada suhu antara 70 derajat sampai 75
derajat fahrenheit.
1) Bahan Pengembang
Menurut Lawson (1995), bahan pengembang adalah bahan yang mampu
menghailkan gas karbondioksida (CO2) sehingga dapat
mengembangkan butter maupun dough hingga mencapai ukuran yang
semestinya selama proses pemanggangan.
Bahan pengembang yang banyak digunakan dalam pembuatan biskuit adalah
tepung soda kue (NaHCO3) (Anonymous, 2005c). Penggunaan yang luas dari
sodium bikarbonat sebagai bahan pengembang didasarkan pada harga yang
murah, tidak beracun, mudah penggunannya, relatif tidak terasa dalam produk
akhir dan memiliki kemurnian tinggi (Anonymous,2005d).
7
![Page 8: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/8.jpg)
2) Garam
Garam mampu membangkitkan rasa atau aroma. Selain itu, garam juga dapat
menurunkan suhu penggulalian dalam adonan, juga memegang peranan penting
dalam
8
![Page 9: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/9.jpg)
A. Tujuan
9
![Page 10: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. BISKUIT MARI ATAU GARIBALDI
B. PROSES PEMBUATAN BISKUIT
C. PROSES PEMBUATAN BISKUIT MARI ATAU GARIBALDI
10
![Page 11: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Peluang kerusakan fisik, kimia dan mikrobiologis dari proses produksi pengalengan
buah kelengkeng terdapat hampir di seluruh proses produksi. Proses pengalengan
kelengkeng diantaranya yaitu proses pembersihan atau pencucian, pengisian produk,
sterilisasi, penutupan kaleng, exshausting, pemanasan dan penyimpanan yang tidak sesuai
prosedur dapat menyebabkan terkontaminasi bakteri dan kerusakan buah nanas di dalam
kaleng.
Kemungkinan kerusakan fisik pada kemasan kaleng misalnya berlubang, berkarat,
penyok akibat perjalanan transportasi atau penimbunan dan label hilang Kerusakan. kimia
yang dapat terjadi yaitu kaleng berkarat, keracunan logam dari kemasan, derajat keasaman
dan suhu penyimpanan. Kerusakan mikrobiologis diantaranya masuknya bakteri pathogen
dari luar ke dalam kemasan kaleng, Kemungkinan berkembang biaknya mikroorganisme di
ruangan antara produk dengan tutup (head space) dan Serangan mikroorganisme terhadap
bahan pengemas.
B. Kritik dan Saran
Sekian makalah yang dapat kami buat, kurang lebihnya kami mohon maaf. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk pembaca, bila ada kritik ataupun saran, dengan senang
hati kami menerimanya.
11
![Page 12: Makalah Kelompok V_Cara Pembuat Biskuit Marie Atau Biskuit Garibaldi](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072106/55cf9d37550346d033acb4ce/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Hariyadi, P. (Ed). 2000. Dasar-dasar Teori dan Praktek Proses Termal. Pusat Studi Pangan dan
Gizi IPB, Bogor.
Wirakartakusumah;M.A., Hermanianto,D., dan Andarwulan,N. 1989. Prinsip Teknik Pangan.
PAU Pangan dan Gizi, IPB.
Saputra, Sumarno Dwi dan Isto Suwarno. 2008. Panduan Budidaya Lengkeng Super. Lily
Publisher. Yogyakarta
Sugiyatno, A. Dan Baiq D. Mariana. 2007. Studi Keragaman Morfologi Beberapa Varietas
Lengkeng di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Batu
Sunarjono, Hendro. 2007. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
12