makalah kartografi

6
Kartografi Kartografi berasal dari bahasa Yunani, yang berati gambaran permukaan. Maka kartografi diartikan sebagai ilmu membuat peta. Arti istilah kartografi telah berubah secara fundamental sejak tahun 1960. Kartografi yang tadinya diartikan sebagai pembuatan peta, saat ini didefinisikan sebagai penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta. Menurut Aryono Prihandito (1989:1) Kartografi adalah ilmu yang mempelajari peta, dimulai dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa peta, serta interpretasi data. Ruang Lingkup Kartografi Tujuan dari kartografi adalah mengumpulakan dan menganalisa data dari lapangan yang berupa unsur- unsur permukaan bumi dan menyajikan unsur- unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu sehingga unsure- unsure tersebut dapat terlihat jelas, mudah dimengerti dan dipahami.

Upload: izzal-kurniawan

Post on 27-Dec-2015

250 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas kartografi

TRANSCRIPT

Page 1: makalah Kartografi

Kartografi

Kartografi berasal dari bahasa Yunani, yang berati gambaran permukaan.

Maka kartografi diartikan sebagai ilmu membuat peta. Arti istilah kartografi

telah berubah secara fundamental sejak tahun 1960. Kartografi yang tadinya

diartikan sebagai pembuatan peta, saat ini didefinisikan sebagai

penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta.

Menurut Aryono Prihandito (1989:1) Kartografi adalah ilmu yang mempelajari

peta, dimulai dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data,

simbolisasi, penggambaran, analisa peta, serta interpretasi data.

Ruang Lingkup Kartografi

Tujuan dari kartografi adalah mengumpulakan dan menganalisa data dari

lapangan yang berupa unsur- unsur permukaan bumi dan menyajikan unsur-

unsur tersebut secara grafis dengan skala tertentu sehingga unsure- unsure

tersebut dapat terlihat jelas, mudah dimengerti dan dipahami.

Page 2: makalah Kartografi

KAIDAH KARTOGRAFIS: SEBUAH KONTEMPLASI PROFESI

Kaidah kartografis diterapkan dalam desain dan produksi peta dengan tujuan

tercapainya efektivitas penggunaan. Efektivitas ini semakin dibutuhkan jika

penggunaan peta tersebut terkait dengan persoalan hukum. Penggunaan

yang tidak efektif berakibat juga pada tidak tepatnya sasaran peta.

Penelitian yang terkait dengan sasaran penggunaan peta secara efektif telah

membuktikan perlunya dilakukan pendekatan kognitif  dalam desain, selain

munculnya kebutuhan akan pendidikan pokok ataupun pelatihan tambahan

tentang disiplin kartografi.

Subjek kartografi merupakan studi tentang manifestasi grafis fenomena

keruangan (spasial) atau fenomena geografis. Objek kartografi adalah

pembuatan peta sebagai refleksi dunia atau alam nyata (real world) yang

setepat mungkin. Definisi yang dibuat oleh International Cartographic

Association (1973), dan rekomendasi pemutakhiran definisi oleh

International Cartographic Association (ICA) Working Group (1992),

memandang kartografi sebagai ilmu faktual berhubungan dengan

pembuatan peta berketepatan (akurasi) tinggi. Akurasi diperoleh melalui

pengukuran berdasarkan model matematis yang membantu memindahkan

gambaran permukaan bumi

pada bidang datar secara akurat. Sebagai ilmu kognitif, kartografi dipandang

dari sudut penggunaan peta. Visualisasi peta yang menarik dan efektif dapat

dihasilkan melalui model kognitif. Secara manual-tradisional, kaidah

kartografis mendasari penyajian keruangan dalam desain dan visualisasi

peta. Kaidah kartografis adalah ketentuan ilmiah tentang desain dan

visualisasi peta dalam berbagai komponen grafis (elemen grafis dan variabel

grafis).

Page 3: makalah Kartografi

Berdasar teori kartografis dan pendekatan psikologis, proses desain

diarahkan melalui kaidah kartografis untuk menghasilkan visualisasi peta

agar efektif dalam penggunaannya. Penggunaan yang efektif adalah yang

mampu menimbulkan pengertian, perasaan senang, pengaruh dalam

bersikap, interaksi dan manfaat, serta menimbulkan tindak lanjut yang

makin baik atas produk peta tersebut. Penggunaan yang efektif juga

dicirikan dengan terjadinya interpretasi yang akurat, keyakinan, dan

preferensi (kesukaan) yang tinggi. Van Der Wel dkk. (1994) menyebutkan

kriteria peta yang efektif sebagai validitas kartografis, yaitu menarik, mudah

dibaca, dan berguna.

Menurut Robinson dkk. (1985 dan 1995), kartografi meliputi lima konsep

berikut :

Konsep geometrik yang merupakan dasar untuk pengembangan sistem

referensi lokasi, seperti lintang, dan bujur, serta berbagai jenis grid

rektangular, dan mengantar kepada akurasi pemetaan pada umumnya.

Konsep teknologi, karena kartografi diterima sebagai teknologi untuk

memproduksi peta, dan peta diterima sebagai media untuk menyimpan

informasi keruangan. Konsep ini memandang kartografi sebagai sebuah

rangkaian proses koleksi data, desain peta,  produksi, dan reproduksinya.

Penekanan konsep berada pada teknologi berkomputer.

Konsep penyajian, konsep ini dilatarbelakangi oleh kepentingan tentang

apa yang  dilakukan dalam bidang kartografi dan hubungannya dengan

disiplin pemetaan dan disiplin terkait lainnya. Desain peta merupakan fokus

sentral dengan sasaran ada pada efisiensi pemetaan.

Konsep artistik, konsep ini dimaksudkan terutama untuk menerapkan

pengertian tentang kualitas visual (seperti warna, keseimbangan, kontras,

pola, karakter garis, seleksi, eksagerasi, dan karakter grafis lainnya) untuk

Page 4: makalah Kartografi

menciptakan bentuk dan hubungan yang dapat menanamkan kesan dan

sensasi yang sesuai setepat-tepatnya, yaitu kesan yang realistik atas

lingkungan yang dipetakan.

Konsep komunikasi, konsep ini menunjukkan tugas pokok kartografi

sebagai sarana komunikasi yang efektif melalui penggunaan peta.

Dasarnya adalah keyakinan bahwa grafik atau gambar (termasuk peta)

memainkan peran penting bagi manusia dalam berpikir dan berkomunikasi.

sumber

Guna Kartografi

Agar tujuan dapat dengan mudah dimengerti penggunanya terpenuhi,

sedangkan untuk menyampaikan informasi melalui peta dan hubungan dari

kedudukannya dalam ruang muka bumi dengan obyek geografis yang akan

disampaikan sangat rumit, oleh karena itu dibutuhkan penyederhanaan

obyek geografis, maka pemakaian tatawarna dan simbol sangatlah

membantu, yang dalam peta simbol-simbol itu berbentuk titik, garis, dan

luasan (polygon).

Penggunaan warna pada peta (dapat juga berupa pola) ditujukan untuk tiga

hal yaitu untuk membedakan, untuk menunjukkan kualitas atau kuantitas

(gradasi) dan untuk keindahan. Penggunaan beberapa jenis warna untuk hal

tertentu tidak ada aturannya, tetapi dilakukan menurut suatu kebiasaan dan

perasaan. Sedangkan untuk menunjukkan adanya perbedaan tingkat

(gradasi) digunakan satu jenis warna atau pola,  yang penting tingkatan

warna yang dipakai benar-benar mencerminkan “makin…” atau “lebih…”,

jika hal itu dapat terlihat jelas maka bisa dikatakan peta itu benar, tidak

tergantung warna apa yang dipakai pembuatnya.

Page 5: makalah Kartografi

Untuk menyatakan informasi ke dalam peta kita tidak perlu

menggambarkannya seperti bentuk yang sesungguhnya melainkan kita

pergunakan gambar pengganti atau simbol. Dengan demikian kita kenal

simbol titik untuk menunjukkan tanda, letak sesuatu dan menyatakan

kuantitas suatu hal, simbol ini adalah cara terbaik untuk menyatakan

penyebaran.

Simbol garis digunakan untuk menunjukkan obyek yang memanjang seperti

jalan atau sungai, garis juga bisa digunakan untuk memperlihatkan

perbedaan tingkatan atau kuantitas yang disebut isoline. Tujuan dari

penggunaan peta garis ini yaitu untuk melihat perbandingan nilai suatu hal

pada daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga pengguna peta

mengetahui nilai setiap daerah. Ada dua jenis peta garis yaitu garis yang

letaknya sudah pasti seperti garis ketinggian dan garis batas suatu negara,

jenis lain yakni garis yang letaknya tidak pasti karena hasilnya didapat dari

perhitungan yang tidak selamanya menghasilkan nilai yang sama atau

beraturan. Yang terpenting dari simbol garis ini adalah tidak boleh

memotong tapi bisa bersinggungan.

Simbol polygon biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu area yang

memiliki nilai luas seperti penggunaan tanah, danau dan lain-lain. Yang

berbeda dari simbol ini adalah kadang bentuknya yang menyerupai obyek

yang sesungguhnya ada di lapangan, tetapi tentu dengan ukuran yang

disesuaikan dengan sekala peta.