laporan kartografi

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy. Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis, memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster. Pelaksanaan praktek lapang berdasarkan pada kurikulum Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu 1 | Page

Upload: hariyanthi17

Post on 21-Feb-2016

82 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laporan kartografi dasarjurusan geografi unm

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kartografi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan

pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta

dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa

informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk

menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi

dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.

Peta pada dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu

menghasilkan sebuah informasi geografis melalui proses pengorganisasian dari

kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk menganalisis,

memperkirakan dan menghasilkan gambaran kartografi.

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

permukaan bumi dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga

didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor

maupun raster.

 Pelaksanaan praktek lapang berdasarkan pada kurikulum Jurusan Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

yang dialokasikan waktunya pada semester genap (semester II). Pada praktik

lapangan kartografi yang dilakukan di Lingkungan Panaikang yaitu praktik dalam

mengukur arah jalan dengan menggunakan alat optiK maupun alat non optik yang

kemudian di tuangkan dalam bentuk peta arah jalan dan peta kemiringan sebuah

daerah. Praktik ini merupakan salah satu penunjang dalam mata kuliah Kartografi

Dasar. Pelaksanaan praktek lapang ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa yang

memprogram mata kuliah Kartografi Dasar. Praktek ini disinergikan antara teori

1 | P a g e

Page 2: laporan kartografi

yang diterima mahasiswa dalam ruangan kelas dengan kondisi nyata di lapangan.

Baik konsep Kartografi Dasar dalam kaitannya dengan ilmu geografi.

B. Tujuan Praktikum

1. Melatih mahasiswa terampil menggunakan theodolit untuk pengukuran

lapang.

2. Melatih mahasiswa terampil menggambar peta berdasarkan hasil ukuran

lapang dengan menggunakan kompas dan theodolit.

3. Mahasiswa dapat lebih terampil melakukan ploting di lapangan untuk

menggambar peta.

4. Melatih mahasiswa terampil menggunakan alat ukur lapang (theodolit) guna

mengambil data untuk menggambar peta.

5. Dapat mengolah data hasil pengukuran lapang.

C. Sasaran Praktikum

a. Mahasiswa yang memprogram mata kuliah Kartografi sebanyak 37 orang.

b. Pembimbing yang terdiri atas :

1) 2 Dosen pembimbing/penanggung jawab

2) 4 Asisten 

D. LokasiSesuai tujuan dan jenis pengukuran yang akan dilatihkan, maka lokasi

praktikum mengambil tempat yaitu di Lingkungan Panaikang, Kel. Bonto Leru,

Kec. Tinggi Moncong, Kab. Gowa.

E. Waktu PelaksanaanPraktikum lapang ini direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 13 - 14

April 2013.

2 | P a g e

Page 3: laporan kartografi

F. Jadwal Kegiatan

Hari/Tanggal Jam Kegiatan

Sabtu, 13 April 2013 Pukul 07.30 – 09.00 Tunggu mobil

Pukul 09.00 – 11.30

Perjalanan dari kampus

menuju lokasi tempat

praktek lapang.

Pukul 11.30 – 14.00 Istirahat , Makan Siang

Pukul 14.00 – 16.30Praktek menggunakan alat

dan mengukur jarak

Pukul 16.30 – 19.30 Istirahat

Pukul 19.30 – 02.30Pengolahan data dan

menggambar peta

Pukul 02.30 – 06.30 Istirahat ( tidur )

Minggu, 14 April 2013 Pukul 06.30 – 11.00 Free

Pukul 11.00 – 13.30Perjalanan untuk kembali

ke kampus

BAB II

3 | P a g e

Page 4: laporan kartografi

KAJIAN TEORI

A. Konsep-konsep Kartografi

Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan

kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh

permukaan bumi , atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk

yang dapat mudah diobservasi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

komunikasi (Sukoco,1998).

Karena digunakan untuk kepentingan komunikasi maka diperlukan teknik-

teknik khusus dan pengetahuan estetika ,maka ICA pada tahun 1973

menyimpulkan bahwa kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi

tentang pembuatan peta-peta , sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-

dokumen ilmiah dan hasil karya seni (Khakim, Nurul, 2007).

Tujuan Kartografi ialah mengumpulkan dan menganalisis data serta

pengukuran-pengukuran dari variasi pola permukaan bumi dan menyajikannya

secara grafis dengan skala diperkecil sehingga elemen dari pola tadi dapat

ditampilkan dengan jelas terlihat.

Peta adalah gambaran konvensional pola-pola permukaan bumi  yang dilihat

dari atas dan padanya ditambahkan tulisan-tulisan untuk identifikasi (Raisz, 1970).

Peta adalah: (a) alat ilmiah yang tepat digunakan untuk berbagai penelitian dan

beberapa aplikasi teknik, (b) suatu bentuk komunikasi grafis (Robinson dan Sale.,

1965).

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi

dengan berbagai kenampakannya pada suatu bidang datar dengan menggunakan

skala tertentu (Gunawan, T., dkk., 2004).

Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain

penutup meja. Pada awalnya peta hanya menggambarkan kenampakan nyata yang

ada di permukaan bumi. Sejalan dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan,

4 | P a g e

Page 5: laporan kartografi

saat ini peta digunakan pula untuk menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak

dan benda angkasa.

Peta adalah gambaran objek yang diseleksi dan diperkecil, harus

digambarkan pada bidang datar (kertas) dengan proyeksi tertentu. Objek tersebut

dapat berupa kenampakan atau data tentang permukaan bumi atau benda angkasa.

Dalam penggambaran, unsur-unsur digambarkan dalam bentuk simbul-simbul.

Ukuran objek diperkecil dengan menggunakan skala.

Untuk dapat melakukan penggambaran peta yang benar, harus diketahui

terlebih dahulu konsep pemetaan. Konsep pemetaan ialah bagaimana dapat

menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi yang bentuknya

melengkung itu ke bidang datar yang disebut peta dengan  mendekati kebenaran 

yaitu dengan distrosi  sekecil-kecilnya.

Untuk penggambaran tersebut pasti dijumpai kesulitan, karena bidang asli

yang akan digambar (bola/globe) berbeda dengan bidang yang digunakan untuk

menggambar (kertas/peta). Bola bumi/globe merupakan bangun tiga dimensi,

sedangkan kertas/peta merupakan bangun dua dimensi. Ini dapat dibayangkan

apabila seseorang ingin mendatarkan kulit jeruk yang melengkung. Tanpa adanya

kerutan dan sobekan pada kulit jeruk itu, tidak akan mungkin diperoleh kulit jeruk

yang datar. Kerutan dan sobekan itulah yang menyebabkan terjadinya distorsi.

Distorsi yang timbul dalam proyeksi peta mungkin berupa distorsi jarak,  sudut, 

yang dapat mengakibatkan terjadinya distorsi luas, dan bentuk.

B. Alat-Alat dan Bahan yang Digunakan

1). Alat yang Digunakan

Optik

a. Alat ukur tanah (theodolite)   

Non optik                      

a. Kompas geologi                                           

b. Busur derajat                                            

5 | P a g e

Page 6: laporan kartografi

c. Mistar                                          

d. Payung                                      

e. Roll meter                                                

f. GPS                                                          

g. Klinometer                                               

2). Bahan yang Digunakan

a. Kertas milimeter                                       

b. Pensil 2 H 

c. Penghapus

                          

1.  Theodolit

Theodolit mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Teropongnya pendek, mempunyai benang silang yang dicoretkan pada kaca

dilengkapi dengan alat bidikan senapan atau komentar untuk pengarahan

kasar.

b. Lingkaran-lingkaran horizontal dan vertikal dibuat dari kaca dengan garis-

garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya.

c. Sistem-sistem pembacaan lingkaran pada dasarnya terdiri atas sebuah

mikroskop dengan optika di dalam instrumen.

d. Lingkaran vertikal diberi petunjuk seksama terhadap gaya tarik bumi.

e. Putaran dalam sumbu I terjadi dalam baja atau pada pola bantalan poros.

f. Bidang sekrup penyetel terdiri atas tiga sekrup atau roda sisir.

g. Dasar atau kerangka bawah theodolit sering dirancang agar instrumen dapat

saling tukar dengan alat tambahannya.

h. Pemusat optis terpasang ke dalam dasar atau alidade kebanyakan theodolit,

menggantikan bandul anting dan menyebabkan pemusatan dapat dilakukan

dengan ketelitian tinggi.

6 | P a g e

Page 7: laporan kartografi

i. Kotak pembawa, untuk membawa theodolit yang terbuat dari baja logam

campuran atau plastik berat. Kotak pembawa biasanya ringkas, kedap air dan

dapat dikunci.  

j. Alar-alat ukur jarak dapat bersifat bagian permanen dan terpadu dari theodolit

k. Kaki tiga, merupakan kerangka lebar yang berfungsi ganda untuk

membetulkan dan mendatarkan letak theodolit    

a. Theodolit Digital

Theodolit terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan

bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu

tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu

yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah

sumbu tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi plat yang

berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari-jari plat bagian

bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang disebut nonius

(N0). Suatu nivo diletakkan pada atas plat nonius untuk membuat sumbu tegak

lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua (S2), pada

S2 diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan

skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini di tempatkan kedua noniuspada

penyangga S2.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan antara lingkaran

mendatar dengan lingkaran vertikal. Untuk skala mendatar titik harus ikut berputar

bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran berguna untuk membaca skala sudut

mendatar. Sedangkan lingkaran berskala vertikal baru akan berputar bila teropong

diputar terhadap S2. Pembacaan ini digunakan untuk mengetahui sudut miring.

Cara penggunaan theodolit digital :

1.    Cara seting optis

a) Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong

untuk centering optis.

7 | P a g e

Page 8: laporan kartografi

b) Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke tanah dan

dikunci atau di kencangkan lagi.

c) Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.

d) Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup pengatur nivo.

e) Mengatur nivo tabung yang lain.

f) Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo teropong.

2. Cara penggunaan alat

a) Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian

melakukancentering optis ke atas.

b) Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.

c) Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang

dikehendaki kemudian membaca padadisplay.

d) Untuk membaca sudut vertikal, teropong diarahkan secara vertikal dan

kemudian dibaca pada display.

Gambar 3.1. Theodolit Digital

8 | P a g e

Page 9: laporan kartografi

Keterangan gambar theodolit digital ( DT 20 ES ) :

1. Nivo kotak, untuk menyeimbangkan kedudukan theodolit

2. Klem pengunci, untuk mengunci theodolit agar tidak bergerak

3. Penggerak halus, untuk menempatkan tanda (+) tepat pada tiang skala

4. Tempat battery, tempat meletakkan battery

5. Klem pengunci lingkaran horisontal, untuk mengunci lensa

6. Penggerak halus lingkaran horisontal, memperjelas tampilan pada tiang

skala

7. Klem pengatur nivo tabung, untuk mengatur nivo tabung

8. Handle / pembawa, tempat melekatnya theodolit

9. Lensa okuler, sebagai tempat pengamatan

10. Klem pengatur fokus benang, untuk mengatur ketepatan tanda (+) pada

tiang skala

11. Tombol ON / OFF, untuk mengaktifkan dan menonaktifkan theodolit

12. Nivo tabung, untuk mengatur keseimbangan theodolit

13. Display, untuk mengunci letak titik koordinat

14. Keyboard ( papan tombol ), sebagai tempat melekatnya tombol

15. Plat dasar, tempat dudukan theodolit

b.   Theodolit 0 (T0)

Pada dasarnya alat theodolit konvensional sama dengan theodolit digital,

hanya pada alat ini pembacaan sudut azimuth dan sudut zenithdilakukan secara

manual. Theodolit 0 (T0) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian

tengah, dan bagian bawah. Bagian bawah terdiri atas sumbu yang dimasukkan ke

dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembacanonius. Di tepi lingkaran terdapat

alat pembacanonius. Bagian atas terdiri dari bagian mendatar. Di atasnya terdapat

teropong dilengkapi dengan sekrup-sekrup pengatur fokus dan garis-garis

bidik diagfragma.

Cara penggunaan theodolit 0 (T0) :

9 | P a g e

Page 10: laporan kartografi

a. Alat dipasang di atas patok. Untuk mengetahui as pesawat tepat di atas patok

atau belum, digunakan pendulum dan diusahakan ketelitiannya 3 mm. Jika

alat belum tepat di atas patok, maka perlu digeser sehingga pendulum tepat

berada di atas patok.

b. Sebelum digunakan alat diatur sedemikian rupa sehingga alat berada dalam

posisi mendatar. Pengaturan dilakukan dengan bantuan sekrup pengatur

instrumen dan nivo kotak. Setelah dilakukan pengaturan dengan tepat, alat

dapat digunakan.

10 | P a g e

Page 11: laporan kartografi

Gambar 3.2.  Theodolit Konvensional ( T0 )

Keterangan gambar theodolit 0 (T0)  :

1. Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya

2. Ring pengatur lensa tengah

3. Pengatur fokus benang silang

4. Alat baca lingkaran vertikal/horisontal

5. Lensa obyektif, lensa yang dekat dengan objek

6. Klem vertikal teropong, mengunci klem vertikal

7. Penggerak halus teropong, untuk menempatkan tanda (+) pada tiang skala

8. Klem alhidade horisontal, mengunci leher theodolit

9. Penggerak halus horisontal, memperjelas angka pada tiang skala

10. Nivo kotak alhidade horisontal, menyeimbangkan theodolit

11. Plat dasar instrumen, tempat dudukan theodolit

12. Nivo tabung alhidade horisontal, mengatur keseimbangan theodolit

c.    Cara Menggunakan Theodolit

Sebelum mengadakan pengukuran, terlebih dahulu dilakukan peninjauan

terhadap daerah yang akan dipetakan, karena dalam pengukuran ini yang diukur

adalah panjang jalanan maka kita harus menentukan titik-titik atau tempat-tempat

yang akan dipasangi patok dan penempatan patok tidak boleh asal-asalan saja.

Langkah pertama adalah penempatan patok pada tempat-tempat tertentu,

misalnya pinggir jalan, sudut kelokan dan lain sebagainya. Penempatan patok ini

dimaksudkan agar dalam penggambaran nantinya, hasil pengukuran sesuai benar

dengan keadaan jalan, baik profil maupun penampangnya.

Langkah – langkah meliputi :

1. Persiapan peralatan yang dibutuhkan serta periksa kelengkapan .

2.  Pilih alat yang baik dan tempat yang aman untuk mendirikan alat ukur

theodolit (tanah tidak rapuh, terhindar dari gangguan lalu lintas dsb).

11 | P a g e

Page 12: laporan kartografi

3. Dirikan statif dengan aman sesuai dengan keadaan setempat maupun

jarum ukur.

4. Pasang alat ukur theodolit diatas statif dan eratkan dengan skrup

pengunci hingga aman.

5. Mensejajarkan unting – unting dengan titik pengamatan.

6. Atur gelembung nivo kotak ketengah dengan skrup A, B, dan C.

7. Dengan cara yang sama seperti halnya mengatur nivo kotak, atur nivo

tabung sedemikian rupa sehingga posisinya tepat ditengah – tengah.

8. check kedudukan alat ukur theodolit, apakah tepat vertikal di atas titik.

9. Jika kedudukan alat ukur tidak dapat vertikal di atas titik, buka skrup

penggail alat ukur ke statif dan geser – geserkan theodolit tersebut secara

hati – hati sehingga posisinya tepat vertikal di atas titik.

10. Mengatur pencerahan melalui skrup pengukuran sampai mistar ukur

dapat terbaca.

11. Membidik mistar ukur, kemudian membaca benang atas, benang tengah,

dan benang bawah.

12. Mengatur posisi cermin sehingga mendapatkan intensitas cahaya yang

cukup untuk membaca sudut vertikal, dan horizontal.

13. Membaca sudut vetikal dan horizontal, dalam penentuan sudut horizontal

dan vertikal pada theodolith T1 untuk menentukan detik menggunakan

skrup pengukur detik

14. Mencatat semua hasil pembacaan alat serta mengisi tabel isian.

15. Melakukan langkah langkah pada no. 3 – 14 pada setiap titik (titik 1- 6).

2. Kompas

1. Kompas geologi

Kompas, klinometer, dan “hand level” merupakan alat-alat yang dipakai

dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan

12 | P a g e

Page 13: laporan kartografi

unsur-unsur struktur geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga

fungsi alat tersebut.

Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam

(Gambar -1). Yang terpenting diantaranya adalah :

a. Jarum magnet

Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi

(bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi

utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda

dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi

yang benar maka “graduated circle” harus diputar.

Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda

yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya

diberi warna (merah, biru atau putih).

b. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)

Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu

kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N)

sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan

kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N)

dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar

II.2)

c. Klinometer

Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau

kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan

dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala (Gb.

II.3A). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.

13 | P a g e

Page 14: laporan kartografi

Gambar 3.3.   Kompas tipe Brunton    2.  Kompas Bidik

Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-

bagian kompas yang penting antara lain :

a) Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada

permukaan  jam.

b) Visir, yaitu pembidik sasaran

c) Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka

d) Jarum penunjuk, untuk menunjuk arah

e) Tutup dial dengan dua garis bersudut 45

f) Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk

menopang kompas pada saat membidik.

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya

North = Utara = 0

North East = Timur Laut = 45

East = Timur = 90

South East = Tenggara = 135

South = Selatan = 180

South West = Barat Daya = 225

West = Barat = 270

North West = Barat Laut = 325

14 | P a g e

Page 15: laporan kartografi

Gambar 3.4.   Kompas Bidik

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran

Data Kelompok 1 Besar

TitikTinggi

(cm)BA BB

JarakAzimuth

(HA)

Back

AzimuthKemiringan VASebenarnya

(m)

Peta

(cm)

0-1 141 154 128 26 1.3 88o42’53” 268o42’53” 72o22’45” 18o

1-2 141 156 126 30 1.5 97o25’37” 277o25’34” 97o29’05” 7o

2-3 139 153 123 30 1.5 92o26’20” 272o26’20” 89o54’44” 1o

3-4 139 152 126 26 1.3 99o57’47” 279o57’47” 93o35’44” 3o

4-5 145 148 141 7 0.35 59o11’07” 239o11’07” 87o06’19” 3o

15 | P a g e

Page 16: laporan kartografi

5-6 148 163 133 30 1.5 80o13’52” 90o09’05” 0o

6-7 142 149 155 14 0.7 80o36’23” 260o36’23” 88o38’32” -2o

7-8 142 158 126 32 1.6 79o50’30” 99o52’25” -9o

8-9 143 156 130 26 1.3 77o10’08” 257o10’08” 82o10’35” -8o

9-10 143 157 129 28 1.4 89o52’14” 97o53’42” -7o

10-11 133 138 128 10 0.5 63o36’22” 543o36’22” 88o02’44” -2o

11-12 133 147 117 30 1.5 48o03’58” 99o59’17” -9o

12-13 136 148 124 24 1.2 43o21’05” 223o21’05” 83o46’03” -7o

13-14 136 169 119 50 2.5 34o03’11” 99o33’23” -9o

14-15 133 138 127 11 0.55 78o34’02” 258o34’02” 82o42’44” -8o

15-16 133 142 125 17 0.85 73o31’34” 101o39’16” -11o

16-17 142 151 131 20 1 49o46’45” 229o46’45” 93o35’01” 3o

17-18 142 151 127 30 1.5 17o15’32” 91o40’20” -1o

Catatan : Skala 1 : 2000

Data Kelompok 2 Besar

Titik

Tingg

i

(cm)

BA BB

JarakAzimuth

(HA)

Back

AzimuthKemiringan VASebenarnya

(m)

Peta

(cm)

0-1 148 168 126 42 2.1 101o53’53” 281o53’53” 76o05’22” 14o

1-2 130 145 115 30 1.5 100o56’09” 280o56’09” 78o22’42” 12o

2-3 134 151 117 34 1.7 109o55’41” 289o55’41” 84o00’21” 6o

3-4 136 148 124 24 1.2 124o01’38” 304o01’38” 94o13’26” 4o

4-5 136 163 113 50 2.5 104o31’20” 284o31’20” 80o53’23” 10o

5-6 151 163 140 23 1.15 113o22’58” 293o22’58” 98o22’58” 8o

6-7 151 178 125 53 2.65 72o48’40” 252o48’40” 83o39’42” 7o

7-8 145 149 140 9 0.45 188o40’04” 08o40’04” 92o10’13” 2o

8-9 145 155 135 20 1 174o08’35” 354o08’35” 87o39’40” 3o

16 | P a g e

Page 17: laporan kartografi

9-10 139 150 127 23 1.15 50o23’28” 230o23’28” 88o49’44” 2o

10-11 139 146 132 14 0.7 121o34’25” 301o34’25” 75o13’03” 15o

11-12 138 150 126 24 1.2 54o23’14” 234o23’14” 103o23’57” 13o

12-13 138 153 121 32 1.6 69o48’21” 249o48’21” 80o18’34” 10o

13-14 135 142 129 13 0.65 81o22’19” 261o22’19” 98o46’21” 8o

14-15 135 153 116 37 1.85 98o27’09” 278o27’09” 88o49’16” 2o

15-16 137 147 127 20 1 83o31’43” 263o31’43” 91o27’43” 1o

16-17 137 155 118 37 1.85 115o13’06” 295o13’06” 86o50’34” 4o

Catatan : Skala 1 : 2000

Data Kelompok 3 Besar

Titik

Tingg

i

(cm)

BA BB

JarakAzimuth

(HA)

Back

AzimuthKemiringan VASebenarnya

(m)

Peta

(cm)

0-1 147 155 139 16 0.8 234o06’38” 54o06’38” 98o01’56” -8o

1-2 148 161 135 26 1.3 249o46’47” 69o46’47” 103o14’10” -13o

2-3 154 169 139 30 1.5 261o18’04” 81o18’04” 103o40’27” -13o

3-4 153 166 141 25 1.25 268o40’30” 88o40’30” 101o12’23” -11o

4-5 144 157 132 25 1.25 279o51’47” 99o51’47” 80o12’28” -10o

5-6 144 153 135 18 0.9 278o48’38” 98o48’38” 97o16’48” -7o

6-7 143 158 129 29 1.45 274o16’48” 94o16’48” 82o39’09” -8o

7-8 143 157 129 28 1.4 270o45’38” 90o45’38” 101o27’04” -11o

8-9 143 165 121 44 2.2 265o10’23” 85o10’23” 81o10’01” -9o

9-10 143 167 119 48 2.4 254o00’22” 74o00’22” 97o57’40” -7o

10-11 144 168 120 48 2.4 256o38’37” 76o38’37” 83o59’49” -7o

11-12 144 160 128 32 1.6 263o13’31” 85o13’31” 93o22’39” -3o

12-13 143 166 121 45 2.25 0o40’32” 180o40’32” 90o43’27” 0o

13-14 142 165 121 44 2.2 01o54’10” 181o54’10” 94o14’39” -4o

14-15 142 153 131 22 1.1 344o31’01” 164o31’01” 77o33’47” 13o

15-16 145 158 152 26 1.3 359o06’26” 174o06’26” 85o46’51” 7o

Catatan : Skala 1 : 2000

17 | P a g e

Page 18: laporan kartografi

B. Pembahasan Peta

1. Peta Kemiringan

1) Lokasi 1

Pada lokasi pertama gambar peta yang di gambar menunjukkan bahwa

lokasi pengukuran dari titik 1 – titik 7 merupakan daerah

pendakian/tanjakan. Sedangkan pada titik 8 merupakan turunan. Hal tersebut

dapat di lihat dari data kemiringan yang di peroleh yaitu kemiringannya

(VA) 18o, 7o ,1o , 3o, 3o, 0o, -2o, -9o, -8o, -7o ,-2o, -9o, -7o, -9o, -8o, -11o, 3o, dan -

1o . Dimana hasil data yang di peroleh ada yang menghasilkan minus (-)

yang berarti penurunan dan yang positif menunjukkan kenaikan. Jumlah

titik pengukuran yaitu 18 titik.

2) Lokasi 2

Pada lokasi kedua daerah pengukuranya merupakan daerah

pendakian/tanjakan karena gambar peta menunjukkan kemiringan yang

semakin naik. Hal tersebut dapat dilihat dari data kemiringan yang di peroleh

yaitu kemiringan (VA) 14o, 12o, 6o, 4o, 10o, 8o, 7o, 2o, 3o, 2o, 15o, 13o, 10o, 8o,

2o, 1o, dan 4o. Jumlah titik pengukuran yaitu 17 titik.

3) Lokasi 3

Pada lokasi ketiga daerah pengukuran merupakan daerah penurunan

karena gambar peta yang di buat menunjukkan daerah penurunan, tetapi

pada titik 14 – 15 terjadi penaikan/tanjakan. Hal tersebut dapat dilihat dari

data kemiringan yang di peroleh yaitu kemiringan (VA) -8o, -13o, -13o, -11o,

-10o, -7o, -8o, -11o, -9o, -7o, -7o, -3o, 0o, -4o, 13o, dan 7o. Jumlah titik

pengukuran yaitu 16 titik.

2. Peta Arah Jalan

Pada peta arah jalan gambar petanya menunjukkan bahwa pada lokasi

pertama yaitu pada titik dimulainya pengukuran sampai titik ke- 4 jalannya

18 | P a g e

Page 19: laporan kartografi

lurus, sedangkan pada titik 4 ada sedikit belokan. Pada titik 5 – 9 jalan yang di

lalui lurus, sedangkan pada titik 9 ada belokan. Titik 10 juga merupakan

belokan. Titik 11 – 14 jalan lurus. Pada titik 14 terjadi belokan dan daerah titik

14 – 18 juga merupakan jalan yang berbelokan.

Lokasi kedua pengukuran dimulai dari titik ke- 6 dari lokasi pertaman.

Titik dimulainya pengukuran sampai titik ke- 3. Pada titik 3 ada sedikit

belokan. Titik 6 juga merupakan belokan. Pada titik 7 merupakan belokan tajam

begitu pula dengan titik 9, 10, dan 11. Titik 11 – 15 juga merupakan belokan,

begitu pula dengan titik 15 dan juga 16.

Lokasi ketiga pengukurannya dimulai dari titik ke- 9 dari lokasi kedua.

Pada titik 1 - 11 juga merupakn daerah yang berkelok tetapi belokannya tidak

begitu tajam. Belokan yang tajam terjadi pada titik 12, sedangkan pada titik 14

juga merupakan belokan tetapi hanya merupakan belokan biasa. Jalan titik 15 –

16 lokasi ketiga bertemu di titik antara 0 – 1 dari lokasi pertama.

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di petik dari laporan Kartografi ini yaitu

1. Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan

kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh

permukaan bumi.

19 | P a g e

Page 20: laporan kartografi

2. Alat-alat yang digunakan dalam praktik Kartografi terdiri atas 2 yaitu alat

optic dan non optic. Yang termasuk alat optic yaitu Thedolite dan alat non

optic yaitu kompas, Busur derajat , Mistar, Roll meter , GPS, dan Klinometer.

3. Peta yang di buat ada 4 yaitu peta arah jalan, peta kemiringan lokasi 1, peta

kemiringan lokasi 2, dan peta kemiringan lokasi 3 yang dimana peta

kemiringan tersebut memiliki kemiringan yang berbeda-beda.

B. Saran

Saya sebagai penulis menyarankan agar pada pelaksanaan praktek yang

berikutnya supaya lebih baik praktek.

DAFTAR PUSTAKA

http://agungrisnawan.blogspot.com/2011/03/kartografi-dasar.html. Diakses pada tanggal 13 Mei 2013. Makassar.

http://dediirawan66.wordpress.com/kartografi/ . Diakses pada tanggal 11 Mei 2013. Makassar.

http://forester-untad.blogspot.com/2012/11/laporan-lengkap-geodesi.html. Diakses pada tanggal 12 Mei 2013. Makassar.

20 | P a g e

Page 21: laporan kartografi

http://geografiugm2012.blogspot.com/2012/09/kartografi-dasar.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013. Makassar.

http://hariantoantho.blogspot.com/2011/11/laporan-kartografi.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013. Makassar.

http://hariyanto-unm.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 12 Mei 2013. Makassar.

http://hasyatunnisa.blogspot.com/2012/05/mengenal-kartografi-dasar.html. Diakses pada tanggal 11 Mei 2013. Makassar.

http://smamuhammadiyah1tasikmalayageografi.blogspot.com/2010/04/kartografi-peta-gis.html. Diakses pada tanggal 12 Mei 2013. Makassar.

Sukoco, M dan Sukwardjono. 1998. Kartografi Dasar. Yogyakarta : Program Pascasarjana UGM.

Lampiran :

1. Peta Kemiringan

21 | P a g e

Page 22: laporan kartografi

2. Peta Arah Jalan

22 | P a g e

Page 23: laporan kartografi

23 | P a g e