makalah kajian jalan raya

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalanraya merupakan komponen penting dalam peningkatan pembangunan nasional terutama untuk akti!itas berpinda" temp sangat #au". Untuk mengoptimalkannya maka diperlukan peren$ana #alan raya agar dapat beroperasi dengan baik nyaman aman bagi pengguna #alan raya baik dengan kendaraan maupun tanpa kendaraan. Agar akses berpinda" tempat ini dapat ber#alan dengan baik ma peren$anaannya pun "arus sangat maksimal dengan memper"atikan #enis kendaraan yang berbeda beda dari segi beban maupun ke$epatan sangat penting mengingat banyaknya ter#adi ke$elakaan di #ala akibat kelalaian pengendara maupun peren$ana #alan raya tersebut. 1.% &umusan 'asala" Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Apa itu Jalan) %. Bagaimana dengan Jaringan Jalannya) *. Apa sa#a klasi+ikasi #alan dan $ara menentukannya) 1.* ,u#uan Berdasarkan masala" diatas maka ka#ian ini bertu#uan ( 1. 'ema"ami #alan raya #aringannya dan klasi+ikasi-klasi+ikasinya den $ara menentukannya. %. 'emenu"i sala" satu tugas mata kulia" Peran$angan eometrik Jalan &aya. BAB II PE'BAHA/AN Geometrik Jalan Raya – Fahmi Firmansyah 1204154 | 1

Upload: adrianpangwangun

Post on 04-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kajian

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangJalan raya merupakan komponen penting dalam peningkatan pembangunan nasional, terutama untuk aktivitas berpindah tempat yang sangat jauh. Untuk mengoptimalkannya maka diperlukan perencanaan jalan raya agar dapat beroperasi dengan baik, nyaman, aman bagi pengguna jalan raya baik dengan kendaraan maupun tanpa kendaraan.Agar akses berpindah tempat ini dapat berjalan dengan baik, maka perencanaannya pun harus sangat maksimal dengan memperhatikan jenis kendaraan yang berbeda beda dari segi beban maupun kecepatan. Ini sangat penting mengingat banyaknya terjadi kecelakaan di jalan raya akibat kelalaian pengendara maupun perencana jalan raya tersebut.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Apa itu Jalan?2. Bagaimana dengan Jaringan Jalannya?3. Apa saja klasifikasi jalan dan cara menentukannya?

1.3 TujuanBerdasarkan masalah diatas, maka kajian ini bertujuan :1. Memahami jalan raya, jaringannya, dan klasifikasi-klasifikasinya dengan cara menentukannya.2. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan Geometrik Jalan Raya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.Klasifikasi Jaringan JalanJalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jaringan jalan menurut PP RI no. 34 tahun 2006 tentang jalan adalah Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.A. Jalan Utama (Primer/Arteri)Jalan Arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.

B. Jalan SekunderJalan Sekunder merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

C. Jalan PenghubungJalan penghubung adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri ciri perjalanan yang dekat, kecepatan rata rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.D. Jalan LingkunganJalan Lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah, dan jalan masuk dibatasi.2.2Sistem Pelayanan Jaringan JalanBerdasarkan sifat dan pergerakan pada lalu lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan, terdapat 2 sistem jaringan jalan yaitu Primer dan Sekunder. Maka diperoleh fungsi jalan sebagai berikut.1. Jaringan Jalan PrimerSistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:a. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; danb. Menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.

2. Jaringan Jalan SekunderSistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.Maka disimpulkan bahwa fungsi jalan sebagaimana dimaksud diatas pada sistem jaringan primer dibedakan atas arteri primer, kolektor primer, lokal primer dan lingkungan primer. Sama halnya dengan pada sistem jaringan sekunder dibedakan atas arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder dan lingkungan sekunder.

2.3 Standar Pelayanan Minimum (SPM) Jalan RayaSPM Jalan sesuai PP no.34 tahun 2006 mengatakan bahwa SPM Jalan adalah ukuran teknis fisik jalan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang harus dipenuhi setiap jaringan jalan dan ruas-ruas jalan dalam jaringan jalan tersebut, dalam kurun waktu yang ditentukan, melalui penyediaan prasarana jalan.Kriteria SPM Jaringan Jalan ditetapkan oleh tiga indicator :1. Aksesibilitas2. Mobilitas3. KeselamatanKriteria SPM ruas jalan ditetapkan oleh dua indicator :1. Kondisi Jalan2. Kecepatan2.4Klasifikasi Jalan2.4.1Klasifikasi Jalan Menurut Jenis JalanMenurut PPRI No. 34 Tahun 2006, klasifikasi kelas jalan dikelompokkan berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, serta spesifikasi penyediaan prasarana jalan. Kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.1. Jalan Bebas Hambatan ( Freeway )Spesifikasi untuk jalan bebas hambatan ( freeway ) sebagaimana dimaksud dalam PP RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah sebagai berikut:a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum,b. Pengendalian jalan masuk secara penuh,c. Tidak ada persimpangan sebidang,d. Dilengkapi pagar ruang milik jalan dan median,e. Paling sedikit mempunyai 2(dua) lajur setiap arah,f. Lebar paling sedikit 3,5 meter.

2. Jalan Raya ( Highway )Spesifikasi untuk jalan raya ( highway ) sebagaimana dimakasud dalam PP RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah sebagai berikut:a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum untuk lalu lintas secara menerusb. Pengendalian jalan masuk secara terbatas,c. Dilengkapi dengan median,d. Paling sedikit 2(dua) lajur setiap arah,e. Lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.

3. Jalan Sedang ( Road )Spesifikasi untuk jalan sedang ( road ) sebagaimana dimakasud dalam PP RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah sebagai berikut:a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum,b. Untuk lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2(dua) lajur untuk 2(dua) arah,c. Lebar jalur paling sedikit 7 meter.

4. Jalan Kecil ( Street )Spesifikasi untuk jalan kecil ( street ) sebagaimana dimakasud dalam PP RI No.34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah sebagai berikut:a. Merupakan jalan untuk lalu lintas umum untuk lalu lintas setempat,b. Paling sedikit 2(dua) lajur untuk 2(dua) arah,c. Lebar jalur paling sedikit 5,5 meter.2.4.2Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi PelayananJalan dibagi menjadi Jalan Primer dan Sekunder, dan dibagi lagi berdasarkan jaringan jalan menjadi jalan arteri primer, kolektor primer, lokal primer, dan lingkungan primer, arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal sekunder dan lingkungan sekunder.1. Jalan PrimerJalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.Persyaratan minimum untuk desain :a. Kecepatan rencana (Vr) paling rendah 60 km/jam.b. Lebar badan jalan paling rendah 11 meter.c. Kapasitas lebih besar dari pada volume lalu lintas rata-rata.d. Lalu lintas jarak jauh tidak terganggu oleh lalu lintas ulang-alik, lalu lintas lokal dan kegiatan lokal.e. Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien (jarak antar jalan masuk/akses langsung minimum 500 meter), agar kecepatan dan kapasitas dapat terpenuhi.f. Persimpangan dengan jalan lain dilakukan pengaturan tertentu, sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan.g. Tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan.

Jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.Persyaratan minimum untuk desain :a. Kecepatan rencana (Vr) paling rendah 40 km/jam.b. Lebar badan jalan paling rendah 9 meter.c. Kapasitas lebih besar dari pada volume lalu lintas rata-rata.d. Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan (jarak antar jalan masuk/akses langsung minimum 400 meter).e. Persimpangan dengan jalan lain dilakukan pengaturan tertentu, sehingga tidak mengurangi kecepatan rencana dan kapasitas jalan.f. Tidak terputus walaupun memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan pengembangan perkotaan.g. Persyaratan teknis jalan masuk dan persimpangan ditetapkan oleh Menteri.

Jalan lokal primer, menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan.Persyaratan minimum untuk desain :a. Kecepatan rencana (Vr) paling rendah 20 km/jam.b. Lebar badan jalan paling rendah 7,5 meter.c. Tidak terputus walaupun memasuki desa.

Jalan lingkungan primer, menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.Persyaratan minimum untuk desain :a. Kecepatan rencana (Vr) paling rendah 15 km/jam.b. Lebar badan jalan paling rendah 6,5 meter.c. Bila tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih, lebar badan jalan paling rendah 3,5 meter.

2. Jalan SekunderJalan arteri sekunder, menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.Persyaratan minimum untuk desain :a. Kecepatan rencana (Vr) paling rendah 30 km/jam dengan lebar badan jalan minimal 11 meter.b. Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.c. Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.

Jalan kolektor sekunder, menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.Persyaratan minimum untuk desain :a. Kecepatan rencana (Vr) paling rendah 20 km/jam dengan lebar badan jalan minimal 9 meter.b. Kapasitas lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata.c. Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.

Jalan lokal sekunder, menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan. Persyaratan minimum untuk desain yaitu kecepatan rencana (Vr) paling rendah 10 km/jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter.

Jalan lingkungan sekunder, menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan. Persyaratan minimum untuk desain yaitu kecepatan rencana (Vr) paling rendah 10 km/jam dengan lebar badan jalan minimal 6,5 meter.

2.4.3Klasifikasi Jalan Menurut Medan TopografiKeadaan terrain suatu jalan raya dapat dibedakan menurut topografi daerah disekitarnya, yaitu daerah datar, bukit, dan topografi pegunungan. Penetapan keadaan terrain topografi tersebar didasarkan oleh besarnya lereng melintang tegak lurus terhadap sumbu jalan yaitu diukur dari perbedaan tinggi antara dua titik pada kedua sisi luar badan jalan yang dinyatakan dalam persen.Kemiringan Topografi = Adapun klasifikasi medan topografi suatu badan jalan berdasarkan Undang-undang dan PP.Tabel 2.1 Klasifikasi Medan TopografiKlasifikasi Medan TopografiKemiringan Lereng

UU no.13/80PP 26/60

Datar (D)< 9.9 % 25 %> 25 %

2.4.4Klasifikasi Jalan Menurut Pelayanan AdministrasiPemerintah RI mempunyai hak menguasai atas penyelenggaraan lalu lintas dan angkatan raya disebut wilayah kesatuan RI. Hak dan wewenang tersebut meliputi :a. Aspek Pengaturan (perencanaan, perumusan, dan kebijaksanaan)b. Aspek Pengendalian (pembangunan, operasi penyelenggaraan lalu lintas)c. Aspek Pengawasan.Atas wewenang berdasarkan aspek-aspek penyelenggaraan lalu lintas, maka secara administrative jalan raya dapat diklasifikasikan menjadi :1. Jalan NasionalJalan Nasional terdiri atas:a. Jalan arteri primer,b. Jalan kolektor primer yang menghubungkan anar ibukota provinsi,c. Jalan tol,d. Jalan strategis nasional.2. Jalan ProvinsiJalan provinsi terdiri atas:a. Jalan kolektor primer yang mengubungkan ibukota provinsi dengan ibu kota kabupaten atau kota,b. Jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten dan kota,c. Jalan strategis provinsi,3. Jalan KabupatenJalan kabupaten terdiri atas:a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalanprovinsi,b. Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten denganibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukotakecamatan, ibukota kecamatan dengan desa, dan antardesa,c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunderdalam kota,d. Jalan strategis kabupaten.4. Jalan KotaJalan kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekuder di dalam kota.5. Jalan DesaJalan desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan kabupaten, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpemukiman di dalam desa.2.4.5Klasifikasi Jalan Menurut Kelas JalanDalam menentukan kelas jalan perlu mempertimbangkan jenis kendaraan, ukuran dan daya angkut kendaraan, serta beban maksimum sumbu kendaraan bermotor yang diijinkan. Selain itu, harus diketahui nilai satuan mobil penumpang (SMP) yang dipengaruhi volume lalu lintas berdasarkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR).LHR = Karena lalu lintas yang melewati suatu jalan raya terdiri dari campuran kendaraan berat dan ringan, serta kendaraan yang melaju lambat, sedang, ataupun cepat, maka akan menimbulkan pengaruh dari setiap jenis kendaraan terhadap keseluruhan arus lalu lintas. Adapun factor ekuivalen dari tiap kendaraan.Tabel 2.2 Faktor Ekivalen KendaraanJenis KendaraanFE AASHTO (1954)

Mobil Penumpang1

Truk Ringan < 5 ton2

Truk Sedang < 10 ton2,5

Truk Berat > 10 ton3

Bus3

Sepeda Motor1

Sepeda0,5

Kendaraan tidak bermotor7

Setelah menghitung nilai total LHR dalam satuan SMP, maka dapat menentukan kelas jalan dengan berpedoman pada UU no. 14 tahun 1992.Tabel 2.3 Klasifikasi Kelas Jalan Raya Klasifikasi Jalan RayaLHR (SMP)Beban (ton)

JalanKelas Jalan

Jalan ArteriI>20000>10

Jalan KolektorII A6000 - 20000>5

II B1500 - 8000>5

II C