makalah jihad

Upload: kalmelis

Post on 14-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agama islam

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    1/14

    1

    DAFTAR ISI

    Daftar isi ................................................................................................................ 1

    Kata pengantar ...................................................................................................... 2

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang..3

    2. Tujuan. ................................................ 3

    B. ISI

    1. Arti jihad ................................................................................................ 4

    2. Tafsir jihad dalam ayat-ayat islam ......................................................... 5

    3. Arti Kerja ............................................................................................... 6

    4. Etos Kerja dalam Islam ......................................................................... 7

    5. Posisi Kerja dalam Kitabullah ................................................................ 8

    6. Kualitas Etnik Kerja berdasarkan Al Quran ........................................... 9

    7. Jihad sebagai Etos Kerja....................................................................... 12

    8. Foto Jihad dan Etos Kerja ..................................................................... 13

    C. PENUTUP

    Kesimpulan.................................................................................................. 14

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    2/14

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

    serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Jihad dan Etos Kerja

    dalam Islamdengan baik.

    Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat Allah SWT dan

    tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis

    menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu dalam pembuatan makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari materi maupun

    penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan

    Malang, Oktober 2011

    Penulis

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    3/14

    3

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Kata jihad sudah kita kenal sejak mendalami pembelajaran agama baik

    di lingkungan rumah, sekolah, maupun yang lainnya. Jihad biasanya

    diidentikkan dengan sebuah peperangan, atau perjuangan besar melawan

    orang-orang kafir demi mempertahankan keutuhan Islam.

    Fenomena yang terjadi di lingkungan kita saat ini yaitu mengaplikasikan

    arti jihad yang sesungguhnya di era perkembangan zaman. Salah satu

    contohnya adalah bom-bom bunuh diri yang banyak terjadi, juga adanya teror-

    teror ketika ada perayaan hari besar agama lain. Sejatinya itu bukan

    merupakan sebuah kebanggaan sebagai umat muslim, apalagi di negara

    Indonesia terdapat hak untuk kebebasan beragama.

    Pemaparan yang kami sajikan ini diharapkan akan memperbaiki pola

    pikir masyarakat agar lebih dinamis mengikuti perkembangan zaman, dan

    mengarahkan arti kata jihad ke dalam etos kerja.

    2. Tujuan

    Tujuan yang kami harapkan dari pemaparan materi jihad dalam etos kerja iniyaitu:

    a. Memberi pemahaman pembaca bahwa seharusnya jihad disesuaikan

    dengan perkembangan zaman,

    b. Memperbaiki pola pikir masyarakat Indonesia pada umumnya.

    c. Menciptakan kedamaian antarpemeluk agama.

    d. Memperbaiki citra Islam bukan sebagai agama teroris

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    4/14

    4

    2. ARTI JIHAD

    a. Menurut Bahasa

    Menurut bahasa Jihaddi ambil dari kata Al Juhduyaitu kuasa (Ath Thaqah)

    dan kesempitan/kepayahan (Al Masyaqqah).

    Disebutkan dalam Lisanul Arab

    Dan Jahada yajhadu- jahdan- i j t ihada, semuanya bermakna bersungguh-

    sungguh (jadda). (Syaikh Ibnu Manzhur,Lisanul Arab, 3/133)

    b. Menurut Istilah

    Menurut Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:

    Dikatakan Jaahada Yujaahidu Jihaadan Mujaahadatan, artinya

    mengkhususkan waktu dan upaya, serta mengorbankan segenap tenaga serta

    menanggung segenap kesulitan dalam memerangi musuh dan melawan

    mereka, yang demikian ini diistilahkan dengan Al Harb (perang) menurut

    definisi saat ini, dan Al Harb adalah peperangan bersenjata antara dua

    negara atau lebih. (Fiqhus Sunnah, 2/618).

    Imam Zakaria Al AnshariRahimahullahmengatakan:

    Dan makna jihad secara istilah adalah memerangi orang kafir demi membela

    Islam, dan juga secara mutlak bermakna jihad melawan hawa nafsu dansyetan.(Hasyiah Al Jumal, 21/39)

    Imam Ash ShananiRahimahullahmengatakan:

    Secara syariat, adalah pengorbanan secara sungguh-sungguh dalam

    memerangi orang kafir dan para pemberontak.(Subulus Salam, 6/119)

    Imam Ibnu HajarAl Asqalani Rahimahullahmengatakan:

    Secara syariat, artinya mengerahkan kesungguhan dalam memerangi orang

    kafir, dan secara mutlak artinya juga berjihad melawan nafsu, syetan dan

    kefasikan. (Fathul Bari, 6/3. Darul Fikr. Lihat juga Nailul A uthar, 7/208.

    Dar Ad Dawah Al Islamiyah)

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    5/14

    5

    3. TAFSIR JIHAD DALAM AYAT-AYAT ISLAM

    Perlu difahami dengan baik, bahwa jihad merupakan bahasa Al Quran, maka

    Al Quran-lah yang paling berhak menceritakan apa makna jihad sebenarnya. Akal

    dan perasaan kita wajib tunduk kepadanya, dan tidak boleh mengingkarinya atau

    memberikan pemahaman apologi yang menyimbolkan kekalahan mental umat

    Islam dari orang Barat, hanya karena takut disebut teroris.

    Allah Taala berfirman di berbagai ayat, diantaranya:

    a. Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang

    kamu benci. Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu,

    dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia amat buruk bagimu;

    Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah (2): 216)

    b. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;

    bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali

    Imran (3): 169)

    c. Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan

    pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! (QS. An

    Nisa (4): 71)

    d. Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada duapuluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan

    dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu,

    niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir,

    disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS. Al Anfal (8):

    65)

    e. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula)

    kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan

    oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama

    Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai

    mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.

    (QS. At Taubah (9): 29)

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    6/14

    6

    f. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan

    yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu beriman

    kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.

    Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Ash Shaff (61): 10-

    11)

    3.ARTI KERJA

    a. Menurut Bahasa

    Arti kata kerja menurut bahasa adalah suatu aktivitas atau usaha yang

    dilakukan seseorang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kerja disebutkan

    bahwa suatu aktivitas oleh manusia untuk menghasilkan uang.

    b. Menurut Istilah

    Menurut istilah kerja adalah aktivitas yang dilakukan manusia baik secara

    materi, non materi, intelektual maupun fisik dan yang berkaitan dengan hal hal

    duniawi. Menurut suatu literatur yang lain, kerja disebutkan sebagai pengeluaran

    energi untuk mencapai suatu tujuan. Dalam kehidupan nyata, kerja dikatakan

    sebagai suatu tindakan seseorang untuk menghasilkan nafkah.

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    7/14

    7

    4. ETOS KERJA DALAM ISLAM

    Dan katakanlah : "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang

    mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)

    Yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada

    kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS At-Taubah, 9 : 105)

    Kemuliaan seorang manusia itu bergantung kepada apa yang dilakukannya.

    Dengan itu, sesuatu amalan atau pekerjaan yang mendekatkan seseorang kepada

    Allah adalah sangat penting serta patut untuk diberi perhatian. Amalan atau

    pekerjaan yang demikian selain memperoleh keberkahan serta kesenangan dunia,

    juga ada yang lebih penting yaitu merupakan jalan atau tiket dalam menentukan

    tahap kehidupan seseorang di akhirat kelak; apakah masuk golongan ahli syurga

    atau sebaliknya.

    Istilah kerja dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari

    rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang

    maupun malam, dari pagi hingga sore, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan

    atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga

    dan masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain, orang yang berkerja

    adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri,

    keluarga, masyarakat dan negara tanpa menyusahkan orang lain.

    Dalam satu riwayat , Rasulullah SAW bersabda : Binasalah orang-orangIslam kecuali mereka yang berilmu. Maka binasalah golongan berilmu, kecuali

    mereka yang beramal dengan ilmu mereka. Dan binasalah golongan yang beramal

    dengan ilmu mereka kecuali mereka yang ikhlas. Sesungguhnya golongan yang

    ikhlas ini juga masih dalam keadaan bahaya yang amat besar

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    8/14

    8

    Hadist diatas sudah cukup menjelaskan betapa niat yang disertai dengan

    keikhlasan itulah inti sebenarnya dalam kehidupan dan pekerjaan manusia.

    Alangkah baiknya kalau umat Islam hari ini, dapat bergerak dan bekerja dengan

    tekun dan mempunyai tujuan yang satu, yaitu mardatillah (keridhaan Allah) itulah

    yang dicari dalam semua urusan. Dari situlah akan lahir nilai keberkahan yang

    sebenarnya dalamkehidupan yang penuh dengan curahan rahmat dan nikmat yang

    banyak dari Allah.

    5. POSISI KERJA DALAM KITABULLAH

    Pekerjaan yang dicintai Allah SWT adalah yang berkualitas. Untuk

    menjelaskannya, Al Quran mempergunakan empat istilah:

    a. Amal Shalih;

    b. Amal yang Ihsan,

    c. Amal yang Itqan

    d. dan al-Birr.

    Pengungkapannya kadang dengan bahasa perintah, kadang dengan bahasa

    anjuran. Pada sisi lain, dijelaskan juga pekerjaan yang buruk dengan akibatnya yang

    buruk pula dalam beberapa istilah yang bervariasi.

    Al-Quran sebagai pedoman kerja kebaikan, kerja ibadah, kerja taqwa atau

    amal shalih, memandang kerja sebagai kodrat hidup. Al-Quran menegaskan bahwa

    hidup ini untuk ibadah (adz-Dzariat: 56).Maka,kerja dengan sendirinya adalah

    ibadah, dan ibadah hanya dapat direalisasikan dengan kerja dalam segala

    manifestasinya (al-Hajj: 77-78, al-Baqarah:177).

    Syarat pokok agar setiap aktivitas kita bernilai ibadah ada dua, yaitu sebagai berikut.

    Pertama, Ikhlas, yakni mempunyai motivasi yang benar, yaitu untuk berbuat hal

    yang baik yang berguna bagi kehidupan dan dibenarkan oleh agama. Dengan

    proyeksi atau tujuan akhir meraih mardhatillah(al-Baqarah:207 dan 265).

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    9/14

    9

    Kedua, shawab (benar), yaitu sepenuhnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan

    oleh agama melalui Rasulullah saw untuk pekerjaan ubudiyah (ibadah khusus), dan

    tidak bertentangan dengan suatu ketentuan agama dalam hal muamalat (ibadah

    umum). Ketentuan ini sesuai dengan pesan Al-Quran(Ali Imran: 31, al-Hasyr:10).

    Ketika kita memilih pekerjaan, maka haruslah didasarkan pada pertimbangan

    moral, apakah pekerjaan itu baik (amal shalih) atau tidak. Islam memuliakan setiap

    pekerjaan yang baik, tanpa mendiskriminasikannya, apakah itu pekerjaan otak atau

    otot, pekerjaan halus atau kasar, yang penting dapat dipertanggungjawabkan secara

    moral di hadapan Allah. Pekerjaan itu haruslah tidak bertentangan dengan agama,

    berguna secara fitrah kemanusiaan untuk dirinya, dan memberi dampak positif

    secara sosial dan kultural bagi masyarakatnya. Karena itu, tangga seleksi dan skalaprioritas dimulai dengan pekerjaan yang manfaatnya bersifat primer, kemudian yang

    mempunyai manfaat pendukung, dan terakhir yang bernilai guna sebagai pelengkap.

    6. KUALITAS ETIK KERJA BERDASARKAN AL-QURAN

    Al-Quran menanamkan kesadaran bahwa dengan bekerja berarti kita

    merealisasikan fungsi kehambaan kita kepada Allah, dan menempuh jalan menuju

    ridha-Nya, mengangkat harga diri, meningkatkan taraf hidup, dan memberi manfaat

    kepada sesama, bahkan kepada makhluk lain.

    Dengan tertanamnya kesadaran ini, seorang muslim atau muslimah akan

    berusaha mengisi setiap ruang dan waktunya hanya dengan aktivitas yang berguna.

    Semboyangnya adalah tiada waktu tanpa kerja, tiada waktu tanpa amal. Adapun

    agar nilai ibadahnya tidak luntur, maka perangkat kualitas etik kerja yang Islami

    harus diperhatikan.

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    10/14

    10

    Berikut ini adalah kualitas etika kerja yang terpenting untuk dihayati.

    1. Ash-Shalah (Baik dan Bermanfaat)

    Islam hanya memerintahkan atau menganjurkan pekerjaan yang baik dan

    bermanfaat bagi kemanusiaan, agar setiap pekerjaan mampu memberi nilai

    tambah dan mengangkat derajat manusia baik secara individu maupun

    kelompok. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat

    (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. (al-Anam: 132)

    2. Al-Itqan (Kemantapan atau perfectness)

    Kualitas kerja yang itqan atau perfect merupakan sifat pekerjaan Tuhan

    kemudian menjadi kualitas pekerjaan yang islami (an-Naml: 88). Rahmat

    Allah telah dijanjikan bagi setiap orang yang bekerja secara itqan, yakni

    mencapai standar ideal secara teknis. Untuk itu, diperlukan dukungan

    pengetahuan dan skill yang optimal. Konsep itqan memberikan penilaian lebih

    terhadap hasil pekerjaan yang sedikit atau terbatas, tetapi berkualitas,

    daripada output yang banyak, tetapi kurang bermutu (al-Baqarah: 263).

    3. Al-Ihsan (Melakukan yang Terbaik atau Lebih Baik Lagi)Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberikan dua pesan, yaitu

    sebagai berikut.

    Pertama, ihsan berarti yang terbaik dari yang dapat dilakukan.

    Dengan makna pertama ini, maka pengertian ihsan sama dengan itqan.

    Pesan yang dikandungnya ialah agar setiap muslim mempunyai komitmen

    terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala hal yang ia

    kerjakan.

    Kedua, ihsan mempunyai makna lebih baik dari prestasi atau kualitas

    pekerjaan sebelumnya. Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus-

    menerus, seiring dengan bertambahnya pengetahuan, pengalaman, waktu,

    dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi kerja hari ini

    menurun dari hari kemarin.

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    11/14

    11

    4. Al-Mujahadah (Kerja Keras dan Optimal)

    Dalam banyak ayatnya, Al-Quran meletakkan kulaitas mujahadah dalam

    bekerja pada konteks manfaatnya, yaitu untuk kebaikan manusia sendiri, dan

    agar nilai guna dari hasil kerjanya semakin bertambah. (Ali Imran: 142, al-

    Maidah: 35, al-Hajj: 77, al-Furqan: 25, dan al-Ankabut: 69).

    Bermujahadah atau bekerja dengan semangat jihad (ruhul jihad) menjadi

    kewajiban setiap muslim dalam rangka tawakkal sebelum menyerahkan

    (tafwidh) hasil akhirnya pada keputusan Allah (Ali Imran: 159, Hud: 133).

    5. Tanafus dan Taawun (Berkompetisi dan Tolong-menolong)

    Al-Quran dalam beberapa ayatnya menyerukan persaingan dalam

    kualitas amal solih. Pesan persaingan ini kita dapati dalam beberapa

    ungkapan Qurani yang bersifat amar atau perintah. Ada perintah fastabiqul

    khairat (maka, berlomba-lombalah kamu sekalian dalam kebaikan) (al-

    Baqarah: 108).

    Oleh karena dasar semangat dalam kompetisi islami adalah ketaatan

    kepada Allah dan ibadah serta amal shalih, maka wajah persaingan itu

    tidaklah seram; saling mengalahkan atau mengorbankan. Akan tetapi, untuk

    saling membantu (taawun). Dengan demikian, obyek kompetisi dankooperasi tidak berbeda, yaitu kebaikan dalam garis horizontal dan

    ketaqwaan dalam garis vertikal (al-Maidah: 3), sehingga orang yang lebih

    banyak membantu dimungkinkan amalnya lebih banyak serta lebih baik, dan

    karenanya, ia mengungguli score kebajikan yang diraih saudaranya.

    6. Mencermati Nilai Waktu

    Keuntungan atau pun kerugian manusia banyak ditentukan oleh sikapnya

    terhadap waktu. Sikap imani adalah sikap yang menghargai waktu sebagai

    karunia Ilahi yang wajib disyukuri. Hal ini dilakukan dengan cara mengisinya

    dengan amal solih, sekaligus waktu itu pun merupakan amanat yang tidak

    boleh disia-siakan.

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    12/14

    12

    Mengutip al-Qardhawi dalam bukunya Qimatul waqti fil Islam: waktu adalah

    hidup itu sendiri, maka jangan sekali-kali engkau sia-siakan, sedetik pun dari

    waktumu untuk hal-hal yang tidak berfaidah. Setiap orang akan

    mempertanggung jawabkan usianya yang tidak lain adalah rangkaian dari

    waktu. Sikap negatif terhadap waktu niscaya membawa kerugian, seperti

    gemar menangguhkan atau mengukur waktu, yang berarti menghilangkan

    kesempatan. Namun, kemudian ia mengkambing hitamkan waktu saat ia

    merugi, sehingga tidak punya kesempatan untuk memperbaiki kekeliruan.

    7. JIHAD SEBAGAI ETOS KERJA

    Etos kerja adalah bekerja dengan rasa ikhlas dan tidak menyusahkan

    orang lain. Orang yang memiliki etos kerja akan bekerja dengan ikhlas dan

    berharap pekerjaan yang dia lakukan akan diridhoi oleh Allah SWT. Mereka akan

    melakukan perkerjaannya tanpa keluh kesah dan akan selalu riang apapun yang

    terjadi pada pekerjaannya.

    Jihad sebagai etos kerja bisa diartikan bekerja dengan Ikhlas sebagai

    membela agama Allah. Kita bisa mengambil contoh mengajar, mengajar adalah

    salah satu contoh jihad karena mengajar adalah memberikan ilmu yang

    bermanfaat kepada yang diajarkan. Tidak hanya mengajar, apapun pekerjaan

    yang kita lakukan jika itu kita landasi dengan rasa ikhlas dan berharap ridho

    Allah maka perkerjaan kita itu juga bisa dikatakan sebagai jihad. Terlebih lagi

    seorang kepala rumah tangga yang merupakan tulang punggung dari keluarga

    tersebut, maka dia bekerja apapun akan dikatakan sebgai jihad dan mendapat

    pahala sebagaimana ibadah karena dia bekerja menafkahi keluarganya.

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    13/14

    13

    8. FOTO JIHAD DAN ETOS KERJA

    Belajar di sekolah termasuk berjihad dalam etos kerja

    Berjihad dengan perang hanya boleh dengan orang kafir yg secara syariat boleh

    diperangi.

  • 5/24/2018 Makalah Jihad

    14/14

    14

    C.PENUTUP

    KESIMPULAN

    Jihad adalah suatu tindakan untuk membela agama Islam. Pada

    kenyataannya di zaman sekarang, orang sering menyalahartikan jihad, mereka

    berpikiran bahwa jihad adalah membunuh orang kafir. Bahkan orang-orang muslim

    yang tidak berdosa menjadi sasaran mereka. Dengan adanya pemikiran tersebut,

    muncullah actor-aktor teroris di Indonesia seperti yang banyak kita ketahui. Padahal

    Nabi Muhammad SAW pun pernah mengatakan bahwa kita dilarang membunuh

    ataupun melukai orang kafir atau non Islam kecuali dalam perang.

    Etos kerja adalah bekerja dengan rasa ikhlas dan tidak menyusahkan

    orang lain. Orang yang memiliki etos kerja akan bekerja dengan ikhlas dan berharap

    pekerjaan yang dia lakukan akan di ridhoi oleh Allah SWT. Mereka akan melakukan

    pekerjaannya tanpa keluh kesah dan akan selalu riang apapun yang terjadi pada

    pekerjaannya.

    Jihad sebagai etos kerja bisa diartikan bekerja dengan ikhlas sebagai

    salah satu bentuk membela agama Allah SWT. Kita bisa mengambil contoh yaitu

    mengajar. Mengajar adalah salah satu contoh jihad karena dengan mengajar kitamemberikan ilmu yang bermanfaat pada yang diajarkan. Tidak hanya mengajar,

    apapun pekerjaan yang kita lakukan jika itu kita landasi dengan rasa ikhlas dan

    berharap ridho Allah SWT, maka pekerjaan kita bisa dikatakan sebagai jihad. Contoh

    lain yaitu seorang kepala rumah tangga yang merupakan tulang punggung keluarga,

    maka apapun pekerjaan yang dia lakukan bisa dikategorikan sebagai jihad dan

    mendapat pahala sebagaimana ibadah karena sifat pekerjaannya atas dasar

    keinginan memenuhi kebutuhan keluarga.