print out jihad, perang dan terorisme
TRANSCRIPT
TUGAS
JIHAD, PERANG dan TERORISME
(Disusun sebagai Tugas pada Mata Kuliah HUBUNGAN INTERNASIONAL DALAM ISLAM)
Dosen : Bpk Dr. Mohammad Nasih.
Oleh:
Tomy Satria Wardhana
NPM : 2011130007
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2012
JIHAD, PERANG, DAN TERORISME
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat
di dalam sumber ajaranya, alqur’an dan hadist tampak ideal dan agung. Di dalam Al-qur’an dan
Hadist Allah memerintahkan berjihad untuk menegakkan syariat islam sebagaimana yang telah
di lakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun Allah juga memerintahkan untuk saling
mengasihi dan menghormati antar umat beragama.
Hubungan antara Negara dan Agama merupakan hubungan yang paling tua dalam studi
hubungan internasional dalam islam dimana hubungan internasional telah memunculkan aktor-
aktor baru selain Negara dan Agama dalam interaksi internasional. Perkembangan ini berakibat
pada lahirnya paradigma atau paham baru oleh para penstudi HIDI dalam mengkaji fenomena-
fenomena internasional yang terjadi.1 Agama dewasa ini tampil dengan sosok yang menakutkan,
aksi-aksi kekerasan kerap kali terjadi atas nama agama. Arti kata Jihad sering disalahpahami oleh
yang tidak mengenal prinsip-prinsip agama Islam sebagai'perang suci' (holy war). Jihad sering
dikaitkan dengan Terorisme. Padahal kedua hal tersebut sangatlah jauh berbeda. Dan di dalam
kesempatan saya kali ini Saya membahas tentang Jihad, Perang dan Terorisme dalam perspektif
pemikiran hubungan internasional dalam islam.
POKOK PERMASALAHAN
1 Suwardi Wiraatmaja, Pengantar Hubungan Internasional, 1996 , Rafika Adikarya Bandung hal 13
Mengingat dalam judul yang sudah di kemukakan di atas mencakup berbagai aspek dengan
kompleksitas masalah maka dalam hal ini, penulis perlu membatasi yaitu hanya berkisar kepada
Pengertian dan Landasan tentang Jihad, Perang dan Terorisme terutama dalam hubungannya
dengan isu-isu internasional.
Dalam konteks makalah ini mungkin yang sangat berpengaruh dan terutama adalah mengenai
tentang perang pemikiran dalam mengatasnamakan Jihad, perang dan Terorisme karena dewasa
ini banyak terjadi isu-isu internasional yang mengatasnamakan jihad dalam tujuan Agama,
terutama Islam.
Dari pembatasan tersebut, maka penulis merumuskannya ke dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana respon dan wujud Jihad, Perang dan Terorisme ?
2. Mengapa begitu banyak perang, dan tindak terorisme marak terjadi di dunia saat ini slalu
mengatasnamakan nama Islam? Dan bagaimana umat islam mengartikan kata Jihad yang
sebenarnya.?
3. Hubungan perang pemikiran berkaitan dengan jihad, perang dan terorisme, definisi
perang, hukum jihad, serta perbedaan antara jihad yang sebenarnya menurut islam.
B. LANDASAN TEORI
Jihad adalah amal kebaikan yang Allah syari’atkan dan menjadi sebab kokoh dan
kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad
di jalan Allah.
Namun amal kebaikan ini harus memenuhi syarat ikhlas dan sesuai dengan syariat islam
karena kedua hal ini adalah syarat diterima satu amalan. Di samping juga jihad bukanlah perkara
mudah bagi jiwa dan memiliki hubungan dengan pertumpahan darah, jiwa dan harta yang
menjadi perkara agung dalam Islam.
Agama dewasa ini tampil dengan sosok yang menakutkan, aksi-aksi kekerasan kerap kali
terjadi atas nama agama. Arti kata Jihad sering disalahpahami oleh yang tidak mengenal prinsip-
prinsip agama Islam sebagai 'perang suci. Jihad sering dikaitkan dengan Terorisme. Padahal
kedua hal tersebut sangatlah jauh berbeda.
Jihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad
dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau
menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-
Quran.
Jihad yang dilakukan menurut Islam hanyalah mempersiapkan seluruh kekuatan baik
harta, jiwa, senjata, lisan, dan sebagainya untuk berjuang di jalan Allah agar musuh tak bisa
semena-mena membantai ummat Islam. Bukan untuk membunuh secara sadis orang-orang kafir
karena dalam Islam diajarkan “Laa ikrohaa fid diin”. Tak ada paksaan dalam agama.2
Jihad artinya perjuangan yang sungguh-sungguh di jalan Allah dengan seluruh
kemampuan baik dengan harta, jiwa, lisan, mau pun yang lainnya. Jihad terutama ditujukan
untuk membela kaum yang tertindas, dijelaskan dalam firman Allah :
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan
kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami
pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.” [An Nisaa' 75]
Jihad merupakan satu kewajiban penting dalam Islam, hadits nabi :
2 http://muslim.or.id/manhaj/memahami-arti-jihad.html
Namun yang menjadi Problem adalah, bagaimana kekerasan yang dilakukan bukan
berdasarkan etika kemanusiaan.
Jihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad
dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau
menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-
Quran.
Jihad yang dilakukan menurut Islam hanyalah mempersiapkan seluruh kekuatan baik
harta, jiwa, senjata, lisan, dan sebagainya untuk berjuang di jalan Allah agar musuh tak bisa
semena-mena membantai ummat Islam. Bukan untuk membunuh secara sadis orang-orang kafir
karena dalam Islam diajarkan “Laa ikrohaa fid diin”. Tak ada paksaan dalam agama.
ب�الل�ه� ي�ؤ�م�ن� و� ب�الط�اغ�وت� ر� ي�ك�ف� م�ن� ف� ال�غ�ي� م�ن� د� ش� الر� ت�ب�ي�ن� د� ق� الد�ين� ف�ي اه� إ�ك�ر� ال
ع�ل�يم) يع) م� س� الل�ه� و� ا ل�ه� ام� ص� ان�ف� ال ث�ق�ى ال�و� و�ة� ب�ال�ع�ر� ك� ت�م�س� اس� د� ق� ف�
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah
256]
Hakikat Jihad
Maksud tujuan disyariatkannya jihad adalah untuk menegakkan agama Islam di muka
bumi ini dan bukan untuk dendam pribadi atau golongan sehingga dibutuhkan sekali
pengetahuan tentang konsep islam dalam jihad baik secara hukum, cara berjihad dan ketentuan
harta rampasan perang sebagai satu konsekwensi dari pelaksanaan jihad.
Rasulullah bersabda : “Urusan terpenting adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan
atap (puncaknya) adalah jihad di jalan Allah.” [HR.Ahmad, At Tirmidzi dan Ibnu Majah].
Jihad secara bahasa berarti bersungguh-sungguh. Menurut syari’at, jihad memiliki makna
umum dan makna khusus. Jihad menurut maknanya yang umum adalah bersungguh-sungguh
dengan memohon pertolongan kepada Allah dalam mendapatkan apa yang mendekatkan diri
kepada Allah dan dalam menjauhi segala apa yang dilarang Allah. Sedang Jihad di dalam
maknanya yang khusus berarti memerangi orang-orang kafir agar kalimat Allah menjadi tinggi
dan mulia.
Jihad merupakan puncak kekuatan dan kemuliaan Islam. Orang yang berjihad akan
menempati kedudukan yang tinggi di surga, sebagaimana juga memiliki kedudukan yang tinggi
di dunia.
Secara umum, hakikat jihad mempunyai makna yang sangat luas. Yaitu berjihad
melawan hawa nafsu, berjihad melawan setan, dan berjihad melawan orang-orang fasik dari
kalangan ahli bid’ah dan maksiat. Sedangkan menurut syara’, jihad adalah mencurahkan seluruh
kemampuan untuk memerangi orang kafir.
.
Jihad yang paling utama
Rasulullah bersabda : “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kalimah ‘adl
(kebenaran) dihadapan penguasa yang dzalim.” [HR. Abu Daud, hasan].
Sangat jelas, mengapa mengingatkan penguasa dzalim agar berhenti dari kedzaliman ,
sebagai jihad yang paling utama. Sebab itu menyangkut mashlahat rakyatnya dan berisiko sangat
berat. Tetapi koridornya, pesan itu harus disampaikan langsung dihadapan penguasa, sehingga
tidak menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat.
PERANG adalah keadaan konflik antara dua pihak yang besar, seperti negara,
organisasi, dan kelompok sosial, yang dikarakterisasikan dengan adanya pemakaian senjata
mematikan. Gambaran umum tentang perang adalah kampanye militer antara dua atau lebih
pihak yang bertentangan atas kedaulatan, daerah kekuasaan, sumber daya alam, agama, dan isu-
isu lainnya.3
Dan perang juga dapat diartikan sebagai penerusan perundingan yang alot atau keras. Kalau di
balik, tentu dapat dikatakan bahwa perundingan akan berlangsung kembali manakala perang
tidak menghasilkan apa-apa.
TERORISME
3 http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Militer
Asal kata terorisme adalah teror, secara etismologi teror mencakup dua pengertian yakni :
1. perbuatan (pemerintah dan sebagainya) yang sewenang-wenang (kejam, bengis dan
sebagainya).
1. usaha menciptakan ketakutan kengerian, kekejaman oleh seseorang atau golongan.
Sedangkan terorisme berarti penggunaan kekerasan atau menimbulkan ketakutan dalam
usaha mencapai suatu tujuan, terutama tujuan politik4 jadi terorisme mungkin dilakukan oleh
siapa saja, baik pemerintah, golongan tertentu atau orang per-orang.5
Dengan merujuk pendapat Smith dan Jungman, Hasnan Habib mendefenisikan terorisme
adalah tindakan yang dengan sengaja menggunakan kekerasan terhadap sipil atau sasaran sipil
untuk mencapai tujuan politik.6 Jadi terorisme bagaikan kawasan takbertuan yang bisa dilakukan
oleh siapa saja yang berkepentingan. Adapun indikasinya adalah : perbuatan yang disengaja
(direncana, sistematik dan terorganisasi) penggunaan kekerasan (ancaman, langsung) sasaran
(sipil, non militer) dan tujuanya terkait dengan kepentingan politik.7
Tindakan teroristik sebenarnya telah berlangsung cukup lama, aktivitas terorisme ada
yang berbentuk gerakan kecil-kecilan dan tersebunyi (gerakan bawah tanah), dan bila telah
mendapat dukungan dan merasa cukup kuat maka menjelma menjadi ”pemberontakan”, dan jika
telah mencapai puncaknya maka menjelma menjadi gerakan revolusioner untuk merebut sebuah
kekuasaan.
Bila dikaji secara lebih mendalam, pemahaman tentang terorisme belum mencapai
kesepakatan. Karenanya bila teroris dikaitkan dengan tujuan politik, maka adalah hal yang sangat
mungkin jika pemahaman terhadap terorisme itu juga mengandung nilai politik, setidaknya jika
disimak dari latar belakang defenisi itu sendiri, mereka yang melontarkan kasus ini, adalah pihak
yang memiliki kekuatan politk. Umumnya negara-negara besar yang kemungkinan merasa
terganggu. Karena merasa sulit menyelesaikannya maka perlu melibatkan negara-negara lain.
Adapun cara yang paling efektif untuk menghadapinya gerakan tersebut adalah membentuk opini
umum dan menyatukan visi dalam memerangi terorisme. Rekayasa politik ini kemudian
4 Kamus besar Bahasa Indonesia, 1990. hal. 9395 Jalaluddin, Islam Terorisme ? no way, Moyo Segoro Agung, Jakarta : 2006, hal. 1936 Habib, Hasnan, Terorisme Internasional, Materi Kuliah Lembaga Ketahanan Nasional, Kursus Singkat Angkatan X, 3 April 20027 Jalaludin, Islam …, hal 193
dituangkan dalam konsep-konsep yang dikaitkan dengan negara. Dua aliran yang sering disebut
sebagai pemicu gerakan tersebut adalah fundamentalisme dan radikalisme.8
C. ANALISIS
Jihad dan terorisme jelas tidak ada kaitannya, terorisme sebagai kekerasan politik
sepenuhnya bertentangan dengan etos kemanusiaan agama Islam. Islam mengajarkan etos
kemanusiaan yang sangat menekankan etos kemanusiaan universal, Islam mengajarkan umatnya
untuk berjuang mewujudkan perdamaian, keadilan dan kehormatan, akan tetapi perjuangan itu
haruslah tidak dengan cara-cara kekerasan atau terorisme.
Setiap perjuangan untuk keadilan harus dimulai dengan premis bahwa keadilan adalah
konsep universal yang harus diperjuangkan dan dibela setiap manusia. Islam memang
mengajarkan dan menjustifikasi kepada muslim untuk berperang (harb) dan menggunakan
kekerasan(qital) terhadap para penindas dan musuh-musuh Islam, dan pihak luar yang
menunjukkan sikap permusuhan atau tidak mau berdampingan secara damai dengan Islam dan
kaum muslimin.
Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah yang membahayakan
eksistensi ummat (antara lain berupa serangan-serangan dari luar). Pada dasar kata arti jihad
adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras", namun bukan harus berarti "perang dalam
makna "fisik". Jika sekarang jihad lebih sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama", itu
tidak harus berarti perjuangan fisik.
Jika meng-arti-kan jihad hanya sebagai peperangan fisik dan extern, untuk membela
agama, akan sangat ber-bahaya , sebab akan mudah di-manfaat-kan dan rentan terhadap fitnah .
Jika meng-artikan Jihad sebagai "perjuangan membela agama" , maka lebih tepat bahwa
ber-Jihad adalah : "perjuangan menegakkan syariat Islam" . Sehingga berjihad harus -lah
dilakukan setiap saat , 24 jam sehari , sepanjang tahun, seumur hidup .
Semasa kepemimpinan Muhammad dan Khulafaur Rasyidin antara lain diriwayatkan
bahwa Abu Bakar sebelum mengirim pasukan untuk berperang melawan pasukan Romawi,
memberikan pesan pada pasukannya , yang kemudian menjadi etika dasar dalam perang yaitu:
8 Jalaluddin, Islam Terorisme ? no way, Moyo Segoro Agung, Jakarta : 2006, hal. 193 Habib, Hasnan, Terorisme Internasional, Materi Kuliah Lembaga Ketahanan Nasional, Kursus Singkat Angkatan X, 3 April 2002 Jalaludin, Islam …, hal 193
• Jangan berkhianat,
• Jangan berlebih-lebihan,
• Jangan ingkar janji,
• Jangan mencincang mayat (mutilasi),
• Jangan membunuh anak kecil, orang tua renta, wanita,
• Jangan membakar pohon, menebang atau menyembelih binatang ternak
kecuali untuk dimakan,
• Jangan mengusik orang-orang Ahli Kitab yang sedang beribadah.
Terorisme tidak bisa dikategorikan sebagai Jihad; Jihad dalam bentuk perang harus jelas
pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan, seperti halnya perang yang dilakukan
Nabi Muhammad yang mewakili Madinah melawan Makkah dan sekutu-sekutunya. Alasan
perang tersebut terutama dipicu oleh kezaliman kaum Quraisy yang melanggar hak hidup kaum
Muslimin yang berada di Makkah (termasuk perampasan harta kekayaan kaum Muslimin serta
pengusiran).
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan
kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami
pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau !".(QS 4:75)
Perang yang mengatasnamakan penegakan Islam namun tidak mengikuti Sunnah Rasul
tidak bisa disebut Jihad. Sunnah Rasul untuk penegakkan Islam bermula dari dakwah tanpa
kekerasan!, bukan dalam bentuk terorisme, hijrah ke wilayah yang aman dan menerima dakwah
Rasul, kemudian mengaktualisasikan suatu masyarakat Islami (Ummah) yang bertujuan
menegakkan Kekuasaan Allah di muka bumi.
"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah<-islam), (yaitu orang-orang)
yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk."
Di masa kita sekarang ini istilah jihad telah diselewengkan maknanya oleh sebagian
kelompok. Menurut mereka aksi-aksi terorisme berupa bom bunuh diri, pembunuhan orang-
orang kafir tanpa alasan yang benar, dan menimbulkan kekacauan merupakan bagian dari jihad.
Sesungguhnya ini adalah kenyataan yang sangat menyedihkan.
JIHAD DAN TERORISME DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAMDalam membahas hukum jihad, penulis akan mengulas dua ayat tentang perang sebagai
salah satu implementasi dari konsep-konsep jihad. Dalam pembahasan tentang ayat-ayat jihad, fuqahâ’ cenderung menitikberatkan jihâd fî sabîl Allâh adalah perang yang selama ini diklaim sebagai jihad yang hakiki (Abu Yazid, 2005:104-105).
Adapun untuk membahas gerakan terorisme dalam perspektif hukum Islam, penulis hanya mengemukakan satu ayat dari Alquran yang menjadi dasar kajian fuqahâ’ untuk memvonis para pelaku kejahatan seperti kejahatan terorisme.Ada dua ayat yang dipegangi oleh fuqahâ’ dalam membahas jihad, pertama (Q.S. Al-Baqarah (2):190).
ي�� �ذ� ت و�ع� ال ح���ت ال �ه� الل �ى� إ �ذ�وا �ع�ت ت و�ال ���ن� ك �ل�ى ق���بت ي�� �ز� ال �ه� الل ل � ج� س� ف� �ىا �ل .و�ق�بتTerjemahnya:Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.Sedangkan ayat kedua adalah Q.S. Al-Taubah (9): 5
وه�ن� و�خ�ز� �و�ىه�ن� و�ج�ذ�ت ث �� ح� ك�ين� و�ش�ش� ال �ىا �ل ف�بقت م� ح�ش� ال ه�ش� األش� �خ� ل س��� ا ا �ر� ف�إ�بح� الض�ك �ا �ى و�آت الص�الح� ق�به�ىا
� و�أ �ىا �بث ت �ى ف�إ ه�ش�ص�ذ �ل� ك �ه�ن� ل و�اقع�ذ�وا وه�ن� و�اح�ص�ش� ىا ل ف�خ�
ن ح� س� غ�ف�ىس �ه� الل �ى� إ ل �ه�ن� ج� س�Terjemahnya:…maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian.9
Fuqahâ’ mengkategorikan tindakan teroris itu sebagai tindakan kriminal dengan merujuk kepada QS. Al-Mâ‘idah (5): 33 beikut :
ى� أ بدHا ف�س� األس�ض� ف� �ى� ع�ى س��� و� �ه� ىل و�س�س� �ه� الل �ىى� ث ح���بس� ي�� �ز� ال ج�ض�اء� و��Nب � إو� � أ �ىا �ل ق���ت
�ه�ن� ل �ك� ل ر� األس�ض� ه�ي� �ا ف�����ى و�� أ خ�الف ه�ي� �ه�ن� ل ج� س�
� و�أ ه��ن� ذ���� أ �ق�ط�ع� ت و�
� أ ىا �ج� ص���لخ�ض�ي
ن ع�ظ� اة ع�ز� ح� خ��ش� ا ف� �ه�ن� و�ل ب� �� الذ .ف�Terjemahnya:Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
9 M.Saleh Mathar, Jihad dan Terorisme…
Berdasarkan kedua ayat tersebut, ulama berbeda pendapat dalam menetapkan apa yang menjadi motivasi berperang, menurut jumhur ulama (Hanafiyyah, Malikiyyah dan Hanbaliyyah), perintah perang dalam Islam bersifat defensif. Orang Islam tidak boleh memulai perang, jika tidak diperangi oleh orang kafir. Menurut jumhur ulama, ilat (alasan) dari jihad adalah dâr al-harabah (mempertahankan diri dengan perang). Salah satu dalil yang mereka gunakan adalah surat Al-Baqarah ayat 190 sebagaimana telah dikemukakan Abu Yazid (2005: 105-107)Sementara kalangan syafi'iyah yang didukung kelompok Zahiriyyah dan Ibn Hazm berpendapat bahwa jihad itu bersifat ofensif. Orang Islam harus memulai untuk berperang ketika bertemu dengan orang kafir kapan dan di mana saja, sebab ilat-nya adalah kekufuran. Demikianlah Pendapat kelompok tersebut, dengan berdasar pada ayat 5 surat Al-Taubah (9) sebagaimana telah dikemukakan.Sebelum penulis memasuki pembahasan hukum bagi teroris, penulis perlu mengemukakan beberapa aspek tentang jihad, sebagaimana dikemukakan oleh Abû Bakr al-Jurjânî dalam Ensiklopodi Muslim (1994:424) sebagai dipaparkan pada bagian berikut.10
Jihad yang sebenarnya
Allah ta’ala berfirman, “Orang-orang yang sungguh-sungguh berjuang/berjihad di jalan
Kami niscaya Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang berbuat baik/ihsan.” (QS. al-’Ankabut: 69). Al-Baghawi
menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata tentang tafsiran ayat
ini, “Yaitu orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh di dalam ketaatan kepada Kami
niscaya Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan untuk meraih pahala dari Kami.” (Ma’alim
at-Tanzil [6/256] as-Syamilah)
Ketahuilah saudaraku, sesungguhnya seorang mujahid sejati adalah orang yang
menundukkan hawa nafsunya untuk melakukan ketaatan kepada Allah -termasuk di dalamnya
adalah dengan memerangi orang kafir dengan cara yang benar-, bukan dengan melakukan
perbuatan dosa dan pelanggaran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang
berjihad adalah orang yang berjuang menundukkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah.”
(HR. Ahmad, as-Shahihah [549] as-Syamilah). Maka jelaslah bahwa terorisme bukan jihad.
Terorisme sama artinya dengan menimbulkan kekacauan dan kerusakan di muka bumi.
Sementara Allah tidak menyukainya. Allah berfirman (yang artinya), “Janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menebarkan
kerusakan.” (QS. al-Qashash: 77)
10 Jurnal Hunafa, Vol. 6, No.1, April 2009: 117-128
Dalam Islam jangankan membunuh orang, berbuat dharar (kerusakan) terhadap diri
sendiri dan orang lain juga tidak boleh sebagaimana disebut dalam kaedah azas La dharara wa la
dhirara yakni larangan berbuat apa saja yang membahayakan Agama Islam. Dari apa yang
diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan bom bunuh diri di Indonesia ini bukanlah
perbuatan jihad dengan balasan surga, akan tetapi termasuk perbuatan teror yang mati bunuh diri
balasannya neraka.
Perang adalah keadaan konflik antara dua pihak yang besar, seperti negara, organisasi,
dan kelompok sosial, yang dikarakterisasikan dengan adanya pemakaian senjata mematikan.
Gambaran umum tentang perang adalah kampanye militer antara dua atau lebih pihak yang
bertentangan atas kedaulatan, daerah kekuasaan, sumber daya alam, agama, dan isu-isu lainnya.11
Dan perang juga dapat diartikan sebagai penerusan perundingan yang alot atau keras. Kalau di
balik, tentu dapat dikatakan bahwa perundingan akan berlangsung kembali manakala perang
tidak menghasilkan apa-apa.
Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan
perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak
tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target
korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang
tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan
bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang
dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para
pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme",
para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, militan,
mujahidin, dan lain-lain. Tetapi makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari
tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang.
Terorisme selalu identik dengan kekerasan. Terorisme adalah puncak aksi kekerasan
loyalitas dan solidaritas kelompok dalam menghadapi pihak lain.
Banyak pengertian dari terorisme, diantaranya menurut Black’s Law Dictionary,
Terorisme adalah kegiatan yang melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek
11 http://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Militer
bahaya bagi kehidupan manusia yang melanggar hukum pidana, yang jelas dimaksudkan untuk
mengintimidasi penduduk sipil, mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan mempengaruhi
penyelenggaraan negara dengan cara penculikan atau pembunuhan .
Hakekat perbuatan Terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa perompakan, pembajakan maupun
penyanderaan. Pelaku dapat merupakan individu, kelompok, atau negara. Sedangkan hasil yang
diharapkan adalah munculnya rasa takut, pemerasan, perubahan radikal politik, tuntutan Hak
Asasi Manusia, dan kebebasan dasar untuk pihak yang tidak bersalah serta kepuasan tuntutan
politik lain.
D. PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras", namun tidak
harus berarti "perang dalam makna "fisik". Kalau sekarang jihad telah sering diartikan sebagai
"perjuangan untuk agama", memang bisa saja dibenarkan , walau itu tidak harus berarti
perjuangan fisik . Bila meng-arti-kan jihad hanya sebagai peperangan fisik, dan extern, untuk
membela agama bisa sangat ber-bahaya, sebab akan mudah di-manfaat-kan, dan rentan terhadap
fitnah.
Perbedaan Jihad, Perang dan Terorisme
Arti kata Jihad sering disalahpahami oleh yang tidak mengenal prinsip-prinsip Din Islam
sebagai ‘perang suci’ (holy war); istilah untuk perang adalah Qital, bukan Jihad.
Jihad dalam bentuk perang dilaksanakan jika terjadi fitnah yang membahayakan
eksistensi ummat (antara lain berupa serangan-serangan dari luar).
Pada dasar kata arti jihad adalah “berjuang” atau “ber-usaha dengan keras” , namun
bukan harus berarti “perang dalam makna “fisik”, Dilaksanakan jika terjadi fitnah yang
membahayakan eksistensi umat atau serangan-serangan dari luar. Tetapi dengan pendekatan-
pendekatan sebagaimana yang sudah dilakukan oleh para Rosulullah.
jika meng-arti-kan jihad hanya sebagai peperangan fisik dan extrirn, untuk membela
agama, akan sangat ber-bahaya , sebab akan mudah di-manfaat-kan dan rentan terhadap fitnah .
jika meng-artikan Jihad sebagai “perjuangan membela agama” , maka lebih tepat bahwa
ber-Jihad adalah : “perjuangan menegakkan syariat Islam” . Sehingga berjihad harus -lah
dilakukan setiap saat , 24 jam sehari , sepanjang tahun , seumur hidup .
Jihad bisa ber-arti ber-juang “Menyampaikan atau menjelaskan kepada orang lain
kebenaran Ilahi bahkan kita bisa ber-jihad dalam diri kita sendiri” , Bisa saja ber-jihad adalah :
“Memaksakan diri untuk bangun pagi dan salat Subuh , walau masih mengantuk dan dingin dan
memabangunkan orang lain untuk salat subuh dengan menyetel adzan di mesjid DLL.
Terorisme tidak bisa dikategorikan sebagai Jihad kata terorisme tidak ada dalam islam
sebagaimana terorisme hanyalah tindakan perang pemikiran yang di lakukan oleh barat, karena
terorisme dapat di artika sebagai serangan-serangan yang terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat, sedangkan Jihad dalam bentuk
perang harus jelas pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan, seperti halnya perang
yang dilakukan Nabi Muhammad yang mewakili Madinah melawan Makkah dan sekutu-
sekutunya. Alasan perang tersebut terutama dipicu oleh kezaliman kaum Quraisy yang
melanggar hak hidup kaum Muslimin yang berada di Makkah (termasuk perampasan harta
kekayaan kaum Muslimin serta pengusiran).
Perang yang mengatasnamakan penegakan Islam namun tidak mengikuti Sunnah Rasul
tidak bisa disebut Jihad. Sunnah Rasul untuk penegakkan Islam bermula dari dakwah tanpa
kekerasan!, bukan dalam bentuk terorisme, hijrah ke wilayah yang aman dan menerima dakwah
Rasul, kemudian mengaktualisasikan suatu masyarakat Islami (Ummah) yang bertujuan
menegakkan Kekuasaan Allah di muka bumi.
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah<-islam), (yaitu orang-orang)
yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan tunduk.”
Islam bukan sebagai penghambat kedamaian tetapi sebagai instrumen dan
pendorong semangat keadilan dan kedamaian sebagaiman tujuan global Islam yang rahmatan lil
alamin.
REKOMENDASI
Perlunya dibuat suatu kerangka kerjasama yang progresif dan terintegrasi dengan system
Agama dalam hubungan internasional mengenai pandangan orientalis dari masing-masing agama
sebagai instrumen dan pendorong semangat keadilan dan kedamaian sebagaimana tujuan
global Islam yang rahmatan lil alamin.
Perlunya pemahaman lebih spesifik tentang Jihad di jalan Allah SWT sebagaimana agar
tidak terjadi lagi orang-orang yang salah dalam menganggap dan bertindak mengatasnamakan
kata jihad di jalan Allah hanya untuk merugikan dan menghardik orang-orang yang tidak
bersalah dan tidak patut untuk di aniaya.
Meninjau agar perlunya kita untuk memberikan arahan yang benar tentang gambaran
(deskripsi) tentang Jihad, Perang dan Terorisme di Internasional yang berlatar belakang Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Studi Pustaka melalui Buku
- Prof.M. Rahardjo,Dawam. Ensiklopedi Al-quran “Tafsir sosial berdasarkan konsep-
konsep kunci”. Paramadina. Jakarta. 1996. Hlm 507-511
M.Saleh Mathar, Jihad dan Terorisme…
Studi Pustaka melalui Internet
1. Google
Google Search Engine, keyword : jihad, makalah jihad, terorisme
https://sites.google.com/site/duniamakalah/home/makalah-pendidikan-agama-islam
2. Wikipedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Jihad
http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme
3. Artikel dan Blog tentang Jihad dan Terorisme
http://muslim.or.id/manhaj/memahami-arti-jihad.html
http://www.scribd.com/doc/44729804/Makalah-Jihad
http://rumahmadina.com/blog-artikel-islam/defenisi-jihad-dan-hukum-jihad/
http://ayyubi.net76.net/perbedaan-jihadperang-dan-terorisme.html
http://www.scribd.com/doc/82160256/Isi-Makalah-Jihad
http://www.scribd.com/doc/49698358/PERANG-DAN-DAMAI