makalah agama, dakwah, hisab, jihad

23
Makalah Agama Dakwah, Hisbah, Jihad Disusun Oleh Kelompok 11: 1. Raja Arif Fadillah Sitompul 15120000026 2. Ridho Renaldi 15120000028 Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Upload: raja-arif-fadsi

Post on 10-Apr-2016

58 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Pembahsan tentang dakwah, hisbah dan jihad

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

Makalah AgamaDakwah, Hisbah, Jihad

Disusun Oleh Kelompok 11:

1. Raja Arif Fadillah Sitompul 151200000262. Ridho Renaldi 15120000028

Teknik InformatikaFakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Potensi UtamaTA 2015/2016

Page 2: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat taufik dan hidayah nya sehingga penulisan makalah ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah kami ini berjudul “Dakwah, Hisbah ,Jihad”, yang mana didalam makalah

kami ini terdapat pembahasan tentang Dakwah, Hisbah , dan Jihad yang di dalamnya terbagi

menjadi beberapa aliran-aliran di antaranya: Pengertian, Fungsi, Keutamaan dari Dakwah,

Hisbah dan Jihad.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan di

sana-sini, dikarenakan kemampuan kami yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan

serta bimbingan dari Dosen serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, Akhirnya pembuatan

makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Akhir kata kami berharap dengan ditulisnya makalah ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi kami sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya, serta semoga dapat menjadi bahan

pertimbangan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

i

Page 3: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

DAFTAR ISI

ContentsBAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

BAB II................................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

1. Dakwah....................................................................................................................2

A. Pengertian Dakwah..................................................................................................2

B. Landasan Dakwah....................................................................................................2

1. Landasan Historis Dakwah Pada Masa Rasullulah Saw..........................................2

C. Keutamaan Dakhwah...............................................................................................6

2. Hisbah......................................................................................................................8

A. Pengertian Hisbah....................................................................................................8

B. Fungsi Hisbah..........................................................................................................8

C. Keutamaan Hisbah...................................................................................................9

3. Jihad.......................................................................................................................10

A. Pengertian Jihad.....................................................................................................10

B. Tujuan Jihad...........................................................................................................11

C. Keutamaan Jihad....................................................................................................12

BAB III.............................................................................................................................13

PENUTUP........................................................................................................................13

Kesimpulan......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

ii

Page 4: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangUntuk meminimalisir suatu kesalahan pemahaman terhadap petunjuk dan aturan Allah

SWT, kita memerlukan pembimbing yang benar-benar paham. Peringatan dan ajakan Allah SWT disalurkan melalui Rasul-Rasul-Nya dan wahyu-wahyu-Nya. Dengan demikian kehadiran Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah yang terakhir diberi tugas oleh Allah SWT untuk membawa berita gembira dan peringatan kepada seluruh umat manusia. Hisbah merupakan sebuah kata yang saya yakin agak ganjil bagi sebagian besar masyarakat indonesia. Walaupun sebagian penduduknya sebagian besar mayoritas beragama islam.

Hisbah adalah sebuah kata yang tak asing tersengar di barat indonesia, yaitu tepatnya didaerah Aceh dan berbagai negara islam lainya. Hisbah sendiri merupakan sebuaah instuisi keagamaan dibawah kendali pemerintahan yang mengawasi masyarakat agar menjalankan kewaajibanya dengan baik. jihad berasal dari kata Al jahd ( yang bermakna kelelahan (الجهدatau kesusahan atau dari kata Al juhd ( yang bermakna kemampuan. Sehingga orang (الجهدyang berjihad di jalan Allah adalah orang-orang yang mencapai kelelahan karena Allah dan meninggikan kalimatNya yang menjadikannya sebagai cara dan jalan menuju surga. Di balik jihad memerangi jiwa dan jihad dengan pedang, ada jihat hati yaitu jihad melawan setan dan mencegah jiwa dari hawa nafsu dan syahwat yang diharamkan. Juga ada jihad dengan tangan dan lisan berupa amar ma’ruf nahi mungkar.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari Dakwah, Hisbah dan Jihad ?2. Apa fungsi dan Tujuan dari Dakwah, Hisbah dan Jihad ?3. Apa Landasan Dakwah?4. Keutamaan dari Dakwah, Hisbah dan Jihad ?

1

Page 5: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

BAB II

PEMBAHASAN

1. Dakwah

A. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk Perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut mashdar. Sedangkan dari segi kata kerja dakwah berarti: memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan). Orang yang biasa berdakwah disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di dakwahi disebut Mad’u.

Dalam pengertian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:

1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemalahatan di dunia dan akhirat.

2. Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut: dakwah yaitu mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Hamzah Ya’qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Dari definisi-definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah Swt, dan Rasullulah Saw untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi kehidupannya.

Adapun pola dakwah bisa dipahami dengan tiga pola. Antara lain:

1. Dakwah Kultural2. Dakwah Politik3. Dakwah Ekonomi

B. Landasan Dakwah

1. Landasan Historis Dakwah Pada Masa Rasullulah Saw.

a. Pada Masa Makkah

Menjelang usianya yang ke 40, rasul saw sudah terbiasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat, dan beliau pergi ke gua hira, yang terletak bebarapa kilometer di utara kota mekah. Disana Rasul SAW bertafakur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611

2

Page 6: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

Masehi, malaikat Jibril datang menyampaikan Wahyu Allah yang pertama yaitu surat al-alaq ayat 1-5 :

Artinya: Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu itu maha melihat. Dia telah mengajar dengan kalam. Dia telah mengajar manusia apa yang mereka tidak ketahui ( QS 96 : 1-5 )

Dengan turunnya Wahyu pertama, berarti Nabi Muhammad SAW telah dipilih oleh Allah sebagai Rasul, namun rasul belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada Agama Islam. Setelah Wahyu pertama itu turun, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama sementara Nabi Muhammad SAW menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam proses penantian Jibril, kemudian baru turun Wahyu yang kedua membawa perintah kepada Rasulullah SAW.

حيم ب الر حمن الر الله سم

المدثر ) أيها فأنذر ) (1يا فكبر ) (2قم ر ) (3وربك فطه فاهجر ) (4وثيابك جز (5والر

تستكثر ) تمنن فاصبر ) (6وال (7ولربك

Artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan!). Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah,). Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah .(QS.Al-Mudatsir-1-7).

Menurut ahli sejarah Amin Said , Bahwa dakwah zaman makkah dibagi menjadi 4 periode yaitu:

1. Periode Rumah Tangga 2. Periode Keluarga3. Periode Konfrontasi4. Periode Kekuatan

b. Pada Masa Madinah

3

Page 7: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

  Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 hijriah.Mengenai objek dakwah Rasulullah SAW pada periode Madinah adalah orang-orang yang sudah masuk Islam dari kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Juga orang-orang yang belum masuk Islam seperti kaum Yahudi penduduk Madinah, para penduduk di luar kota Madinah yang termasuk bangsa Arab dan tidak termasuk bangsa Arab.

     Dakwah Rasulullah SAW yang ditujukan kepada orang-orang yang sudah masuk Islam (umat Islam) bertujuan agar mereka mengetahui seluruh ajaran Islam baik yang diturunkan di Mekah ataupun yang diturunkan di Madinah, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka betul-betul menjadi umat yang bertakwa. Selain itu, Rasulullah SAW dibantu oleh para sahabatnya melakukan usaha-usaha nyata agar terwujud persaudaraan sesama umat Islam dan terbentuk masyarakat madani di Madinah. Dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia di dunia serta sejahtera di akhirat.

Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. namun tidak sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha melenyapkan agama Isla dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.

c. Pada Masa Khulafaur Rasyidin

1. Abu Bakar

Setelah bai’at pelantikan, khalifah Abu bakar. Terus mengucapkan sebuah pidatonya dengan tegas, yang menggariskan politik kebijaksanaannya dalam memimpin umat islam, yang setelah memuji Allah Swt. Dan Mengucapakan shalawat kepada rosululloh Saw. Antar lain khotbah baiat beliau berbunyi :

Wahai manusia!

Aku telah diangkat menjadi khalifah tuan-tuan, padahal aku tidaklah lebih baik daripada tuan-tuan. Kalau aku berbuat baik, bantulah aku sebaliknya kalau aku menyeleweng, luruskan kembali jalanku.

Kebenaran adalah amanah dan kedustaan adalah khianat. Orang lemah diantara kamu adalah kuat disisiku.sehingga haknya kukembalikan kepadanya; dan orang kuat diantara kamu adalah lemah disisiku sehingga kuambil kembali darinya hak orang yang dirampasnya, insyaallah!

4

Page 8: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

Janganlah seeorang pun diantara kamu meninggalkan jihad, karena sesuatu kaum yang meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka.

Taatlah kepadaku selama aku menaati Allah apabila aku mendurhakai Allah, kewajiban taatmu kepadaku tidak ada lagi.

Tunaikanlah shalatmu, niscaya allah akan memberi rahmat kepadamu!.

Pada pidato singkat ini telah membentangkan dengan jelas garis politik yang akan dijalankannya; dijelaskannya kewajiban dan hak rakyat, disamping jaminan adanya kebebasan mengeluarkan pendapat. Ditegaskannya,bahwa kekuatan orang dzalim tidak akan dapat menghambatnya dalam menjalankan keadilan, dan ketaatan kepada Allah Swt. Adalah syarat dari kepatuhan rakyat.

2. Umar bin Khattab

Setelah wafatnya Abu bakar, maka dalam pidatonya yang amt singkat Umar ra. Telah membentangkan garis politiknya yang mempunyai daya jangkau sangat jauh, setelah memuji Allah Swt. Dan menshalawatkan Rosulullah, beliau menegaskan :

Sesungguhnya orang arab laksan unta jinak yang patuh mengikuti penggembalanya. Karena itu, pengembala hendaknya memerhatikan, kemana hendak dibawa untanya itu.

Adapun aku, demi tuhan ka’bah, aku akn membawa mereka diatas jalan lurus..

Ini adalah satu garis kebijaksanaan yang sangat baik bagi umat islam dimasanya, karena mereka sangat patuh; apabila diperintah dikerjakannya, dan apabila dilarang dihentikannya. Karena itu, tanggung jawab yang terletak atas kepala pemimpinnya, yang berkewajiban membimbing kejalan yang benar.

3. Usman bin Aff

Khalifah Usman juga mengucapkan sebuah khotbah bai’at setelah selesai pelantikan. Beliau menegaskan :

“ sesungguhnya kita berada dalam sisa umur dunia. Karena itu, bergegaslah mengerjakan kebaikan yang telah ditakdirkan atasmu.

Kehadiranmu baik pagi ataupun petang dalam dunia yang penuh dengan kepalsuan dan penipuan. Karena itu, jangan sampai hendaknya kamu tertipu oleh kehidupan dunia, sehingga kamu lupa kepada allah.

Perhatikanlah sejarah orang masa lalu, kemudian waspada dan jangan lupa, karena sesungguhnya Allah Swt. Tidak akan melupakn kamu. Dimana sudah anak-anak manusia yang mengutamakan dunia dan bergelimang dengan kesenangan di dalamnya?

Bukankah mereka sudah tidak ada lagi ?”.

Lemparkanlah dunia, seperti halnya Allah Swt. Telah melemparkannya; dan tuntutlah akhirat, karena Allah Swt. Telah mengambil contoh perbandingan dengan firmannya :

Dan berilah kepada mereka perumpamaan, bahwa kehidupan dunia itu laksana hujan yang kami turunkan dari langit, lantas tumbuh-tumbuhan dibumi menjadi subur, selanjutnya menjadi kering diterbangkan angin. Allah maha kuasa atas segala-galanya. Harta dan anak

5

Page 9: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal shaleh yang kekal adalah lebih baik disisi tuhan engkau, bahkan harapan yang paling baik. (QS Al-kahfi [18]: 454-464)

4. Ali bin Abi Thalib

Setelah memuji Allah Swt. Dan mengucapkan shalawat serta salam kepada rosul-NYA,Khalifah Ali ra menyampaikan garis kebijaksanaannya selesai menerima pelantikan dalam sebuah pidato, yang antara lain berbunyi:

Sesungguhnya Allah  menurunkan kitab penuntun, yang didalamnya dijelaskan kebaikan dan kejahatan. Karena itu, ambillah kebaikan dan tinggallah kejahatan.

Tunaikanlah kewajibanmu kepada Allah swt, niscaya allah akan mengantarmu kedalam surga.

Sesungguhnya Allah telah mengharamkan barang-barang larangan dan mengutamakan kehormatan orang islam atas segala larangan, serta menguatkan mereka dengan tauhid dan ikhlas.

C. Keutamaan Dakhwah

1.  Dakwah adalah Muhimmatur Rusul )Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam(

Para rasul alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan tugas utama mereka, yakni berdakwah.

بعني ات ومن أنا بصيرة على ه الل إلى أدعو سبيلي هذه قلالمشركين من أنا وما ه الل وسبحان

Artinya: Katakanlah (Hai Muhammad): "Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu)  kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf (12): 108). 

Ayat di atas menjelaskan jalan Rasulullah saw dan para pengikut beliau yakni jalan dakwah. Maka barangsiapa mengaku menjadi pengikut beliau saw, ia harus terlibat dalam dakwah sesuai kemampuannya.

2.  Dakwah adalah Ahsanul A’mal )Amal yang Terbaik(

Dakwah adalah amal yang terbaik, karena da’wah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal sholeh adalah amal da’wah, sehingga da’wah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam.

من ني إن وقال صالحا وعمل ه الل إلى دعا ممن قوال أحسن ومنالمسلمين

Artinya: Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fushilat (41): 33).

6

Page 10: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

3.  Para da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda

Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah kepada seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad).

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ketika menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa: “Unta merah adalah kendaraan yang sangat dibanggakan oleh orang Arab saat itu.”

Rasulullah saw bersabda:

 

 في سن من ة اإلسالم  أجر مثل له كتب بعده بها فعمل حسنة سن في سن ومن أجورهمشيء من ينقص وال بها عمل من  اإلسالم

ة ئة سن ـ  وال بها عمل من وزر مثل عليه كتب بعده بها فعمل سي ين شيء منأوزارهم قص

ه عبد بن جرير عن مسلم رواه( عنه) الله رضي الل 

Artinya: “Siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, lalu perbuatan itu setelahnya dicontoh (orang lain), maka akan dicatat untuknya pahala seperti pahala orang yang mencontohnya tanpa dikurangi sedikitpun pahala mereka yang mencontohnya. Dan barangsiapa mencontohkan perbuatan buruk, lalu perbuatan itu dilakukan oleh orang lain, maka akan ditulis baginya dosa seperti dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi mereka yang menirunya.” (HR. Muslim dari Jarir bin Abdillah ra).

4.  Da’wah dapat menjadi penyelamat dari azab Allah swt )An-Najatu minal ‘Azab(

Da’wah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek dawahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab Allah.

Da’wah dan amar ma’ruf nahi munkar adalah kontrol sosial yang harus dilakukan oleh kaum muslimin agar kehidupan ini selalu didominasi oleh kebaikan. Kebatilan yang mendominasi kehidupan akan menyebabkan turunnya teguran atau adzab dari Allah swt.

5.  Da’wah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah

Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau.

Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah saw ini adalah juga jalan yang sepatutnya ditempuh untuk mengembalikan kembali kejayaan umat Islam. Imam Malik bin Anas ra berkata:

 األمة هذه آخر يصلح ال أولها به صلح بما إال

7

Page 11: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

Akhir umat ini tidak menjadi baik kecuali menggunakan cara yang digunakan untuk memperbaiki generasi awalnya. (Nashiruddin Al-AlBani, Fiqhul Waqi’ hlm 22).

2. Hisbah

A. Pengertian Hisbah

Para ulama mempunyai beberapa defenisi tentang hisba, antara lain, yang ditulis oleh imam Gazali, bahwa Hisbah adalah “Usaha untuk mencegah kemunkaran (pelanggaran) tehadap hak Allah, dengan maksud menghindarkan orang yang di cegah dari melakukan kemunkaran”. Ibnu Khaldun mendefenisikan Hisbah adalah “termasuk kewajiban agama yang dalam kategori amar ma’ruf dan nahi munkar”, yang mana amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban dari Allah dalam al-Qur'an.

Sesungguhnya Hisbah secara etimologi dan terminologi berkisar pada memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungakaran (amar makruf nahi mungkar). Hisbah secara terminologi adalah memerintahkan kebaikan apabila ada yang meninggalkanya, dan melarang kemungkaran apabila ada yang melakukanya.

Tercatat pula bahwa ada lembaga yang diperkenalkan oleh Rosulullah pada masanya, yaitu al-hisbah. Al-hisbah adalah lembaga pemerintahan yang berfungsi sebagai controler, monitor dan supervisor perkembangan kehidupan ekonomi. Lembaga ini memainkan peran besar dalam mengawasi dan mengontrol sejumlah besar kegiatan ekonomi, proyek-proyek sosial dan sipil, ia dimaksudkan sebagai lembaga yang menganjurkan pada kebaikan dan mencegah kemungkaran dalam wialayah yang tak bisa diawasi oleh institusi biasa. Lembaga ini juga berperan sebagai lembaga pengawas pasar ekonomi yang memonitor perilaku para pelaku ekonomi agar berjalan sesuai dengan koridor dan mekanisme yang menjadi tujuan-tujuan syari’ah, yaitu kemaslahatan umum yang ditujukasn untuk memelihara agama, diri, akal, keturunan dan harta. Sebagai lembaga pengawas ekonomi al-hisbah menjamin tidak terjadinya monopoli, pelanggaran aturan moral dalam pasar, hak konsumen, keamanan, dan kesehatan kehidupan ekonomi.Beberapa ayat tentang Hisbah :

بالمعروف و ويأمرون الخير إلى يدعون أمة منكم لتكنالمفلحون هم وأولـئك المنكر عن وينهون

Artinya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebaikan, memerintah yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran [3] : 104

اس أخرجت أمة خير كنتم عن وتنهون بالمعروف تأمرون للن بال وتؤمنون المنكر

Artinya: "Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk menusia, menyuruh yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah".(QS. Ali Imran [3] : 110)

8

Page 12: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

B. Fungsi Hisbah

Menurut istilah Hisbah yaitu Sebuah sistem yang secara umum digambarkan pelaksanaan kebijakan dan kewajiban oleh mutashabih dan berkaitan dengan aspek agama dan yuridis dalam penguasaannya.

Digambarkan sebagai praktek dan teknik pengawsan secara detail. Pengawasan secara prinsip yang di lakukan atas berbagai bentuk produk kerajinan dan perdagangan, bahkan juga mencakup tata administrasi dan kualitas dan standar produk.Adapun fungsinya secara detail adalah:

1.   Pengawasan terhadap kecukupan barang dan jasa di pasar. Al- Hisbah melalui muhtashibnya harus selalu mengkontrol ketersediaan barang dan jasa yang di butuhkan masyarakat, misalnya kebutuhan pokok ( sandang, pangan, papan, jasa kesehatan, jasa pendidikan, dan lain- lain). Dalam kasus terjadinya kekurangan barang-barang ini al mustashib juga memiliki otoritas untuk menyediakan sendiri secara langsung.

2.   Pengawasan terhadap industri. Dalam industri ini tugas mustashib adalah pengawasan standar produk, ia juga mempunyai otoritas untuk menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan yang terbukti merugikan masyarakat atau negara. Ia juga harus membantu memecahkan perselisihan antara mjikan dengan buruh. Jia perlu menetapkan upah minimum.

3.   Pengawasan atas jasa. Penipuan dan berbagai ketidak jujuran lainya lebih mudah terjadi di pasar jasa dari pada di pasar barang. Al mutashib memiliki wewenang untuk mengawasi apakah para penjual jasa seperti dokter, dan sebagainya sydah melaksanakan tugasnya secara layak atau belum, pengawasan atas jasa ini juga berlaku atas penjual tingkatan bawah, seperti buruh pabrik dan lain-lain.

4.   Pengawasan atas perdagangan, al mustashibharus mengevaluasi pasar secara umum dan berbagai praktek dagang yang berbeda-beda secara khusus. Ia ahrus mengawasi timbangan dan ukuran, kualitas produk, menjamin pedagang dan agennya tidak melakukan kecurangan dan praktik yang merugikan konsumen.

5.   Perencanaan dan pengawasan kota dan pasar, al mustashib berfungsi sebagai pejabat kota untuk menjamin pembangunan rumah atau toko-toko bagi publik.

6.   Pengawasan terhadap keseluruhan pasar al mustashib harus menjamin segala bentuk kebutuhan agar persaingan di dalam pasar dapat berjalan dengan sehat dan islami, misalnya menyediakan informasi yang transparan bagi para pelaku pasar. Menghapus berbagai rektriksi untuk keluar dan masuk pasar, termasuk membongkar berbagai praktek penimbunan.

C. Keutamaan Hisbah

Rasulullah shallahu alaihi wassalam telah menjelaskan kewajiban dan keutamaan hisbah serta pengaruhnya terhadap individu dan masyarakat.Dari Abu Sa'id al-Khudri ra berkata, Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:

"Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Apabila ia tidak mampu, maka hendaklah ia mengubahnya dengan lisanya.Apabila ia tidak mampu, maka hendaklah ia mengubahnya dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)

Adapun keutamaan hisbah dalam hadist:Abu Dzar berkata:

9

Page 13: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

“Beberapa shahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah telah berlaku para hartawan dengan pahala (dari Allah), mereka shalat seperti kami, mereka puasa seperti puasa kami, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka. Maka Rasulullah bersabda, "Bukankah Allah telah mengkaruniai kalian dengan suatu yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih adalah shadaqah, pada setia takbir dalah shadaqah, pada setiap tahmid adalah shadaqah, pada setiap tahlil adalah shadaqah, menyeru yang ma'ruf adalah shadaqah dan mencegah yang munkar adalah shadaqah". (HR. Muslim)

Allah swt memuji dan menyatakan keutamaan orang yang melakukan hisbah dalam firman-Nya:

”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali orang yang menyuruh mengeluarkan shadaqah atau yang ma'ruf atau perbaikan diantara manusia". (QS. An-Nisa' [4] : 14)

Adapun bagi individu, maka Allah telah menjadikan hisbah sebagai salah satu dari sifat-sifat orang Mukmin. Allah berfirman:

"Dan orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itulah orang yang akan mendapat rahmat dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Bijaksana." (QS. At-Taubah [9] : 71)

Adapun orang yang meninggalkan hisbah dan melakukan yang sebaliknya, maka Allah mengutuk dan menyebutnya sebagai munafik, baik laki-laki dan perempuan. Firman Allah:

"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong sebagian yang lain. Mereka selalu menyerukan yang munkar dan mencegah yang ma'ruf." (QS. At-Taubah [9] : 67)

3. Jihad

A. Pengertian Jihad

Kata jihad berasal dari kata Al jahad ( yang bermakna kelelahan atau kesusahan (الجهدatau dari kata Al juhd ( yang bermakna kemampuan. Sehingga orang yang berjihad di (الجهدjalan Allah adalah orang-orang yang mencapai kelelahan karena Allah dan meninggikan kalimatNya yang menjadikannya sebagai cara dan jalan menuju surga. Di balik jihad memerangi jiwa dan jihad dengan pedang, ada jihat hati yaitu jihad melawan setan dan mencegah jiwa dari hawa nafsu dan syahwat yang diharamkan. Juga ada jihad dengan tangan dan lisan berupa amar ma’ruf nahi mungkar.

Sedangakan Ibnu Rusyd menyatakan, “Jihad dengan pedang adalah memerangi kaum musyrikin atas agama, sehingga semua orang menyusahkan dirinya untuk zat Allah maka ia telah berjihad di jalan Allah. Namu kata jihad fi sabilillah bila disebut begitu saja maka tidak dipahami selain untuk makna memerangi orang-orang kafir dengan pedang sampai masuk islam atau memberikan upeti dalam keadaan rendah dan hina”.

10

Page 14: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

Sedangkan Ibnu Taimiyah mendefinisikan jihad dengan pernyataan, jihad artinya mengerahkan seluruh kemampuan, yaitu kemampuan mendapatkan yang dicintai Allah dan menolak yang dibenci oleh Allah.

Tiga pendapat diatas sepakat dalam mendefenisikan jihad menurut syariat islam, hanya saja penggunaan lafadz jihad fi sabillah dalam pernyataan para ulama biasanya digunakan untuk makna memerangi orang kafir. Oleh karena itu, syaikh Adurrazaq bin Abdul Mushin Al Abaad menyataka bahwa definisi terbaik dari jihad adalah definisi dari Ibnu Taimiyah diatas dan beliau menyatakan “Dipahami dari pernyataan Ibnu Tamiyah diatas bahwa jihad dalam pengertian syar’i adalah istilah yang meliputi penggunaan semua sebab dan cara untuk mewujudkan perbuatan, perkataan dan keyakinan (i’tiqad) yang Allah cintai dan ridhoi serta menolak perbuatan, perkataan dan keyakinan yang Allah benci dan murkai.

B. Tujuan Jihad

Satu kepastian bahwa Allah tidak mewajibkan dan mensyariatkan sesuatu tanpa adanya maksud tujuan yang agung. Demikian juga jihad disyariatkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang telah dijelaskan para ulama dalam pernyataan-pernyataan mereka. Disini akan disampaikan sebahagian pernyataan tersebuat agar dapat kita petik maksud dan tujuan jihad dalan Islam.

1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan, “Maksud tujuan jihad adalah meninggikan kalimat Allah dan menjadikan agama seluruhnya hanya untuk Allah.

2. Beliau juga menyatakan, “maksud tujuan jihad adalah agar tidak ada yang disembah kecuali Allah, sehingga tidak ada seorang pun yang berdoa, shalat, sujud dan puasa untuk selain Allah, tidak berumroh dan berhaji kecuali ke rumahNya (Ka’bah), tidak disembelih sembelihkan kecuali untukNya dan tidak bernazar dan bersumpah kecuali denganNya”.

3. Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Sa’di menyatakan, “Tujuan jihad ada dua jenis: pertama, jihad dengan tujuan untuk kebaikan dan perbaikan kaum mukminin dalam aqidah, akhlak, adab (prilaku) dan seluruh perkara dunia dan akhirat mereka, serta pendidikan mereka baik ilmiah dan amaliyah, jenis ini adalah induk jihad dan tonggaknya, serta menjadi dasar bagi jihad yang kedua yaitu, jihad dengan tujuan menolak orang yang menyerang islam dan kaum muslimin dan kalangan orang kafir, munafik, mulhid dan seluruh musuh-musuh agama dan menentang mereka”.

4. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz menyatakan, “Jihad terbagi menjadi dua yaitu jihad ath tholab (attack/menyerang) dan jihad ad daf’u(defence/bertahan). Maksud tujuan keduanya adalah

menyampaikan agama Allah dan mengajak orang mengikutinya, mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya islam dan meninggikan agama Allah di muka bumi serta

menjadikan agama ini hanya untuk Allah semata. Sebagaimana di jelaskan dalam Al qur’an dalam surat Al Baqarah:

الظالمين على إال عدوان فال انتهوا فإن ه لل الدين ويكون فتنة تكون ال ى حت وقاتلوهم

Artinya: “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu hanya untuk Allah semata. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada

11

Page 15: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”(QS.Al-Baqarah:193)

Dan dalam surat Al Anfal,

ه لل ه كل الدين ويكون فتنة تكون ال ى حت وقاتلوهم

Artinya: “Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” (QS. Al-Anfal: 39)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menyatakan:

الصالة ويقيموا ه الل رسول محمدا وأن ه الل إال إله ال أن يشهدوا ى حت اس الن أقاتل أن أمرته الل على وحسابهم اإلسالم بحق إال وأموالهم دماءهم ي من عصموا ذلك فعلوا فإذا كاة الز ويؤتوا

Arinya: “Aku diperintahkan memerangi manusia hingga bersaksi dengan bahwa tidak sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad utusannya, menegakkan sholat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah berbuat demikian maka darah dan harta mereka telah terjaga dariku kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah.”(Muttafaqun Alaihi).

C. Keutamaan Jihad

Ada banyak dalil yang menerangkan keutamaan jihad di jalan Allah diantaranya sebagai berikut:

1. Jihad di jalan Allah adalah bisnis yang menguntungkan. “Sesungguhnya Allah telah (berjanji untuk) membeli dari orang-orang mukmin, jiwa dan harta mereka dengan (menganugerahkan) surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah. Mereka membunuh dan dibunuh. (Itu telah menjadi) janji atas diri-Nya (sehingga) menjadi janji yang benar, (yang tertulis) di Taurat, Injil, dan Al-Quran. Siapakah  yang lebih menepati janji selain Allah?? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kalian lakukan itu! Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 111)

2. Besarnya pahala mereka yang bertahan dan berjaga-jaga di wilayah perbatasan, untuk menghadang serangan musuh. Diriwayatkan dari Salman, Rasulullah saw bersabda, “Berjaga-jaga di wilayah perbatasan sehari semalam, lebih baik daripada qiyamul lail dan puasa selama sebulan. Jika dia mati (dalam kondisi demikian), pahala amalnya itu dan rezekinya akan dialirkan kepadanya. Dan dia terjaga dari  fitnah (huru hara).”

3. Keutamaan berjaga-jaga (dari serangan musuh- pen) di jalan Allah. Diriwayatkan dari Abu Raihanah: Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Api neraka tidak akan menyentuh mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang terjaga (begadang) di jalan Allah.”

12

Page 16: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

4. Tak ada yang menyamai keutamaan jihad. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa seseorang datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya, “Tunjukkan kepadaku amal yang setara dengan jihad!” Rasulullah menjawab, “tidak ada. Ketika seorang mujahid keluar (untuk berjuang), sanggupkah kamu terus menerus shalat, terus menerus berpuasa? Siapa yang sanggup melakukan itu semua?”

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan“Da’wah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk Perkataan tersebut dalam

bahasa arab disebut mashdar. Sedangkan dari segi kata kerja dakwah berarti: memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan). Orang yang biasa berdakwah disebut dengan Da’i dan orang yang menerima dakwah atau orang yang di dakwahi disebut Mad’u. Landasan dakwah ada dua periode yaitu, periode Mekkah dan periode Madinah.

Hisbah adalah “Usaha untuk mencegah kemunkaran (pelanggaran) tehadap hak Allah, dengan maksud menghindarkan orang yang di cegah dari melakukan kemunkaran”. Orang yang berjihad adalah orang-orang yang mencapai kelelahan karena Allah dan meninggikan kalimatNya yang menjadikannya sebagai cara dan jalan menuju surga.

13

Page 17: Makalah Agama, Dakwah, Hisab, Jihad

DAFTAR PUSTAKASaputra, Wahidin, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta,2011

http://muslim.or.id/4041-memahami-arti-jihad.html

http://hukumkeluargasyariah.blogspot.co.id/2015/10/peradilan-islam.html

https://www.academia.edu/11526724/Makalah_Islam_dan_Dakwah_Peranan_Dakwah_dalam_Taman_Pendidikan_Al-Quran

14