makalah jadi

17
ii KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt Tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Ternak Perah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat berdasarkan tugas mata kuliah Ilmu Ternak Perah yang diberikan oleh Ibu Ir. Triana Yuni Astuti, MP, yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang hubungan antara osteologi dengan produksi susu. Karena osteologi merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan produksi susu. Untuk itu, diperlukan dasar pengetahuan yang cukup mengenai hubungan antara osteologi dengan produksi susu ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf apabila banyak kata-kata atau istilah yang kurang tepat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, dan umumnya bagi semua pembaca. Purwokerto, 13 April 2015 Penyusun

Upload: gilangnetterpreneur

Post on 13-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah osteologi susu

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt Tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Ternak Perah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat berdasarkan tugas mata kuliah Ilmu Ternak Perah yang diberikan oleh Ibu Ir. Triana Yuni Astuti, MP, yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang hubungan antara osteologi dengan produksi susu. Karena osteologi merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan produksi susu. Untuk itu, diperlukan dasar pengetahuan yang cukup mengenai hubungan antara osteologi dengan produksi susu ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf apabila banyak kata-kata atau istilah yang kurang tepat.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, dan umumnya bagi semua pembaca.

Purwokerto, 13 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

I. PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang

1

1.2. Rumusan Masalah

1

1.3. Tujuan

1

II. ISI

2

2.1. Pengertian Osteologi

2

2.2. Hubungan Antara Osteologi dengan Produksi Susu

3

III. KESIMPULAN

4

DAFTAR PUSTAKA

5

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Osteologi merupakan cabang ilmu anatomi yang mempelajari tentang kerangka. Osteologi berasal dari kata os dari bahasa latin dan osteon dari bahasa yunani yang artinya adalah tulang . Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa embrional . Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang . Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan Kerangka , dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (Cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat).

Kerangka hewan vertebrata terdiri atas unit kelompok tulang yang merupakan struktur hidup. Bentuk dan ukuran kerangka tubuh sangat bervariasi tergantung pada umur, jenis kelamin, bangsa, dan jenis hewan. Keragka tersebut berfungsi melindungi organ dalam, sebagai cadangan mineral, memberikan bentuk atau perwujudan tubuh, dan tempat perlekatan otot daging dan tulang rawan. Kurang lebih sepertiga berta tulang terdiri atas kerangka organic yang berupa jaringan fibrosa dan sel-sel. Sedangkan dua pertiga lainnya terdiri atas komponen anorganik yang disimpan pada kerangka organik.

Osteologi memiliki pengaruh terhadap produksi susu pada ternak perah. Pengaruh ini terutama diketahui jika ditinjau dari fungsi tulang pada ternak perah itu sendiri. Karena itulah, penting untuk mengetahui hubungan serta pengaruh osteologi terhadap produksi susu

1.2. Rumusan masalah

Apa yang dimaksud dengan osteologi?

Apa hubungan antara osteologi dengan produksi susu?

1.3. Tujuan

Memahami pengertian dari osteologi

Memahami hubungan antara osteologi dengan produksi susu

II. ISI

2.1. Pengertian Osteologi

Osteologi adalah ilmu yang mempelajari kerangka atau skeleton. Struktur kerangka pada mamalia terdiri atas tulang-tulang yang padat, ringan dan sangat kuat. Pada umumnya tulang panjang pada mamalia memiliki rongga yang membuatnya menjadi ringan, dan kebanyakan dari tulang tersebut menyatu dan membentuk struktur yang sangat kuat sebagai tempat perlekatan bagi otot yang digunakan untuk terbang (Card, 1960).

Fungsi skeleton pada suatu individu (endoskeleton) :

- Sebagai penunjang tubuh.

- Untuk memberi bentuk pada hewan

- Sebagai tempat melekatnya urat daging (otot).

- Untuk melindungi (proteksi) organ-organ tubuh yang lunak dan mudah rusak, - misal : organ visceral, otak dll.

- Sebagai cadangan unsur-unsur kimia penyusun tubuh misal : cakium & phospor.

- Sebagai alat gerak pasip, dalam hal ini akan bekerjasama dengan otot-tot yang bertaut padanya.

Ditinjau dari bentuknya dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :

- Ossa longa/tulang panjang (long bone), tulang yang berbentuk panjang, silindris seperti pipa dengan ujung-ujungnya membesar, biasanya didalamnya terdapat cavum medullare (rongga sumsum). Bagian ujung atas (proximal) disebut caput, ujung bawah disebut condylus sedang batangnya/tengah disebut corpus. Umumnya bagian ujung proximal lebih besar daripada ujung distal. Contohnya tulang-tulang anggota gerak (os femur, os humerus)

- Ossa plana/tulang pipih (flat bone), tulang yang berbentuk pipih yang berfungsi sebagai tempat pertautan otot maupun sebagai pelindung organ-organ yang lunak, misalnya os scapula, ossa costae (tulang-tulang rusuk), ossa cranii (tulang-tulang tengkorak : os frontalis, os nasalis).

- Ossa brevia/tulang pendek (short bone), tulang-tulang berbentuk pendek, kecil, mempunyai panjang dan lebar hampir sama, pada umumnya berbentuk masif dan mendekati bentuk kubus. Fungsinya adalah untuk memecah benturan atau sebagai penyebar/pemerata tekanan (mis : ossa carpi dan ossa tarsi) atau untuk mengurangi geseran dan perubahan arah dari tendo (ossa sesamoidea).

- Ossa irregularis/tulang tak beraturan (irregular bone), tulang-tulang yang tidak teratur bentuknya, fungsinya bermacam-macam dan tidak spesifik. Letaknya kebanyakan disekitar bidang median tubuh dan merupakan tulang tunggal, misal : os vertebrae, basis cranii dan sebagainya.

Secara makroskopis struktur tulang dapat dipelajari dengan baik apabila dilakukan pembelahan memanjang (longitudinal) pada tulang panjang sehingga terlihat dua bagian tulang yang mudah dibedakan :

- Substantia compacta merupakan dinding tulang yang tebal, keras, padat (kompak). Pada umumnya menempati bagian diaphyse tulang. Pada tulang panjang, daerah ini memiliki rongga yang disebut cavum medullare sebagai tempat sumsum tulang (medulla osseum).

- Substantia spongiosa merupakan bagian yang berstruktur seperti bunga karang (berkisi-kisi). Pada umumnya terletak dibagian epiphyse dari tulang panjang. Struktur menyerupai bunga karang yang tersusun oleh lempengan-lempengan (trabeculae) yang tidak teratur dan berhubungan satu sama lain membentuk anyaman. Struktur semacam ini sangat kuat dan tidak mudah patah, karena disesuaikan dengan kebutuhan mekanis untuk menanggulangi tekanan dan tarikan terhadap tulang tersebut dalam menjalankan fungsinya sebagai alat penunjang atau alat gerak. Disamping itu penyusunan struktur semacam ini juga melaksanakan prinsip efisiensi dalam penggunaan bahan-bahan tulang. Rongga-rongga antar kisi juga berisi sumsum tulang, sehingga disebut ruang-ruang sumsum (cellulae medullare/marrow space). Pada tulang pendek struktur semacam ini menempati keseluruhan bagian tengah dari tulang tersebut.2.2. Hubungan Antara Osteologi dengan Produksi Susu

Ukuran kerangka tubuh ternak memiliki pengaruh yang besar terhadap ukuran ternak itu sendiri. Bobot Badan mempunyai korelasi yang positif dengan produksi susu, tetapi korelasi dengan otot dan bobot lemaknya adalah negatif. Hubungan ini dikaitkan dengan ukuran abdomen, dimana lingkar perut dan ukuran volume abdomen secara external berkaitan erat dengan volume rumen, ukuran tersebut akan menentukan kemampunan mengkonsumsi makanan kasar, dan tentunya hal ini berkaitan erat dengan bobot badan (Gall et al.,1972). Hubungan volume rumen dengan bobot badan dilaporkan oleh (Welch et al.,1975) dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,78 yang artinya volume rumen mempunyai hubungan yang kuat dengan bobot badan.

Salah satu fungsi dari tulang adalah sebagai tempat pembentukan darah. Darah merupakan sumber dari nutrisi yang nantinya akan disintesa menjadi air susu pada sel sekretori. Pada mekanismenya, darah yang mengandung O2 meninggalkan jantung melalui aorta dan kemudian melalui cabang-cabang arteri yang lebih kecil darah dibawa ke ambing melalui dua buah arteri : arteri pudenda externa (kanan dan kiri). Kedua arteri ini menembus dinding perut melalui canalis inguinalis masing-masing kanan dan kiri masuk ke dalam ambing. Pada saat masuk ke dalam ambing keduanya berubah menjadi arteria mammaria yang segera bercabang menjadi arteria mammaria cranialis dan caudalis. Kedua cabang ini bercabang-cabang lagi menjadi arteria yang lebih kecil, kemudian membentuk kapiler yang memberi darah ke sel-sel ambing.

Venula yang berasal dari kapiler-kapiler dan saling beranastomosa membentuk vena yang menampung darah dari ambing. Pada bagian atas/puncak ambing vena membentuk lingkaran vena. Pada tempat ini darah meninggalkan ambing melalui tiga jalan, yaitu :

1. Jalan utama pertama tediri atas dua buah vena pudenda externa yang sejajar dengan arteria pudenda externa berjalan melalui canalis inguinalis dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava yang membawa darah ke jantung.

2. Jalan utama kedua terdiri atas dua buah vena yaitu : vena abdominalis atau vena mammae kanan dan kiri yang terdapat pada tepi anterior dari ambing. Kedua vena ini berjalan di sepanjang dinding ventral perut berada langsung di bawah kulit. Vena ini masuk ke dalam cavum thoracis pada sumber susu dan akhirnya menggabungkan diri dengan vena cava anterior ke dalam jantung.

3. Jalan ketiga yaitu vena perinealis, walaupun kecil merupakan jalan masuk ke dalam tubuh dari ambing melalui velvis.

Pada saat sapi berdiri sebagian besar darah kembali ke jantung melalui vena susu. Tetapi dalam keadaan sapi berbaring aliran darah yang melalui vena susu terhenti. Walaupun demikian produksi susu tidak terganggu karena adanya jalan ketiga tersebut.

Terdapat kenaikan aliran darah ke ambing (+ 180 persen) pada beberapa hari setelah sapi beranak. Kenaikan ini dapatlah dihubungkan dengan penurunan aliran darah uterus setelah beranak dan ini mungkin mengambil peranan penting dalam inisiasi dari sekresi susu karena lebih banyak bahan-bahan pembentuk susu serta hormon laktogenik yang terbawa bersama aliran darah tersebut ke dalam ambing. Tiap-tiap satu volume susu yang dibentuk memerlukan 500 volume darah yang mengalir ke dalam ambing. Secara singkat dikatakan Blood flow rate merupakan determinan yang penting dalam mengatur produksi susu.

III. KESIMPULAN

Osteologi merupakan cabang ilmu anatomi yang mempelajari tentang kerangka. Terdapat 4 Fungsi skeleton pada suatu individu (endoskeleton), yaitu sebagai penunjang tubuh, untuk memberi bentuk pada hewan, sebagai tempat melekatnya urat daging (otot), untuk melindungi (proteksi) organ-organ tubuh yang lunak dan mudah rusak, sebagai cadangan unsur-unsur kimia penyusun tubuh, seta sebagai alat gerak pasif.

Hubungan antara osteologi dengan produksi susu ada pada pengaruh kerangka terhadap ukuran tubuh serta bobot badan dan juga salah satu fungsi tulang sebagai tempat pembentukan sel darah. Ukuran kerangka tubuh ternak memiliki pengaruh yang besar terhadap ukuran ternak itu sendiri. Bobot Badan mempunyai korelasi yang positif dengan produksi susu, tetapi korelasi dengan otot dan bobot lemaknya adalah negatif. Salah satu fungsi dari tulang adalah sebagai tempat pembentukan darah. Darah merupakan sumber dari nutrisi yang nantinya akan disintesa menjadi air susu pada sel sekretori.

DAFTAR PUSTAKA

Card, E.L. 1960. Production. Lea & Febiger, Philadelphia.

Gall, C., K. Frahm, F. Gral and K. Osterkorn. 1972. Body conformation and milk production in dairy goats. I. Estimation of total body fat and total muscle weight by part dissetion data. Zeitschrift Fuer Tierzuch. Und Zuchtung. 89 (2) : 123 128Welch, J.G., D.B. Clarck and J.J. Rutledge. 1975. Body size and rumination in cattle, sheep and goats. J. Anim. Sci. 41 : 432TUGAS MAKALAH ILMU TERNAK PERAH

HUBUNGAN ANTARA SISTEM RANGKA SAPI DENGAN PRODUKSI SUSU

Oleh:

GILANG PERDANA WISNU AJI

D1E013035LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2015

EMBED Word.Picture.8 \* MERGEFORMAT

_1234567890.doc