makalah jadi

54
TUGAS TERSTRUKTUR MIKROBIOLOGI PENGGOLONGAN MIKROBA Disusun Oleh: Febrina Nur Habibah H1A007005 Saila S Aprilian H1A007006 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: febrinanurhabibah

Post on 26-Jun-2015

537 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTUR

MIKROBIOLOGI

PENGGOLONGAN MIKROBA

Disusun Oleh:

Febrina Nur Habibah H1A007005Saila S Aprilian H1A007006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI KIMIA

PURWOKERTO

2010

I. PENDAHULUAN

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu mikros = kecil, bios =

hidup, logos = kata atau ilmu (Dwidjoseputro, 2003), sehingga dapat dirumuskan

bahwa mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang

organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang

(Volk dan Wheeler, 1988). Mikrobiologi dapat dikatakan merupakan ilmu yang

masih muda. Dunia jasad renik baru ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan

makna sesungguhnya tentang mikroorganisme baru dipahami 200 tahun

kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai kajian yang

sangat berarti. Mikroorganisme kini digunakan oleh para peneliti dalam

penelaahan hampir semua gejala biologis yang utama. Mikroorganisme sangat

erat kaitannya dengan kehidupan manusia, beberpa diantaranya bermanfaat dan

yang lain merugikan (Pelczar dan Chan, 1986).

Dwidjoseputro (2003) menyatakan bahwa semua makhluk yang

berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi dapat dikatakan mikroorganisme,

jadi yang termasuk golongan mikroorganisme adalah bakteri, virus, protozoa,

archaea, algae, dan fungi. Algae dan fungi merupakan mikroba yang sebagian

besar dapat dilihat dengan mata telanjang, namun kedua organisme ini masih

dikategorikan dalam kajian mikrobiologi karena teknik yang digunakan untuk

mengkajinya (seperti isolasi, sterilisasi, kultivasi dalam media artifisial) sama

seperti anggota mikroorganisme lainnya (Pramono, 2007).

II. ISI

Dunia mikroba terdiri dari enam kelompok organisme, yaitu bakteri, virus,

protozoa, archaea, alga, dan fungi.

II.1 Bakteri

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (Yunani) yang berarti tongkat

atau batang. Nama ini sekarang dipakai untuk menyebut sekelompok

mikroorganisme yang bersel satu, berkembang biak dengan pembelahan diri, dan

hanya tampak dengan mikroskop karena sedemikian kecil ukurannya

(Dwidjoseputro, 2003). Sel bakteri sangat beragam panjangnya. Beberapa spesies

bakteri dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain.

Satuan ukuran bakteri adalah mikrometer (µm), yang setara dengan 1/1000mm

atau 10-3 mm (Pelczar dan Chan, 1986).

Berdasarkan bentuk morfologinya, bakteri dapat diklasifikasikan menjadi

tiga golongan, yaitu:

Kokus

Kokus (dari coccus) adalah yang bentuknya seperti bola-bola kecil.

Bakteri ini terdapat dalam pola atau pengelompokan yang berbeda. Beberapa

kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, yang lain dijumpai dalam dalam

pasangan, kubus, atau rantai panjang, bergantung caranya membelah diridan

melekat satu sama lain setelah pembelahan. Jenis Streptococcus pneumoniae

dicirikan dengan sel-sel yang membelah menjadi dua kokus, yang pada

pembelahan berikutnya memisahkan diri, biasanya meninggalkan dua kokus

yang melekt satu sama lain. Sifat khas dari marga Streptococcus adalah

senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak memisahkan diri, dan

sering membentuk rantai kokus. Kokus yang membelah kedalam tiga bidang

yang tegak-lurus satu sama lain membentuk paket kubus dijumpai pada

marga Sarcina, sedangkan kokus yang membelah dalam dua bidang untuk

membentuk empat sel terdapat dalam Pediococcus. Marga Staphylococcus

atau Micrococcus merupakan kokus yang membelah dalam dua bidang untuk

membentuk gugusan yang tidak teratur (Volk dan Wheeler, 1988).

Basil

Basil (dari bacillus) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang

atau silinder. Bentuk sangat beraneka ragam, ada yang menyerrupai rokok

sigaret, bergelondong dengan ujung-ujung yang meruncing lebih menyerupai

cerutu, dan ada juga basil yang menyerupai kokus (koko-basil) yang

berbentuk lonjong dengan panjang dan lebarnya sama. Basil yang

bergandengan panjang disebut streptobasil dan yang bergandengan dua-dua

disebut diplobasil. Tidak seperti kokus, basil membelah dalam satu bidang,

sehingga teramati dalam sel tunggal, berpasangan, dalam rantai pendek atau

panjang (Volk dan Wheeler, 1988).

Spiral

Spiral ialah bakteri yang berbentuk silinder dengan keanekaragaman

tinggi. Bakteri spiral menurut Volk dan Wheeler (1988) dibagi menjadi

beberapa jenis, yaitu :

Vibrio, adalah bakteri spiral dengan batang yang melengkung

menyerupai koma. Kadang vibrio tumbuh sebagai benang-benang

membelit atau berbentuk S.

Spiril (dari kata spirillum), adalah bakteri yang berbentuk spiral atau

lilitan yang sebenarnya, dengan tubuh sel yang kokoh.

Spirochaeta, merupakan bakteri spiral yang memiliki kemampuan

melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil bergerak. Gerakan

ini dimungkinkan dari kontraksi benang aksial atau flagela yang

membelit sekitar organisme antara membran plasma dan dinding sel.

Gambar 1. Bentuk Bakteri (a) Kokus, (b) Basil, (c) Spiral

Bagian pokok bakteri terdiri atas alat bantu-flagela dan pilus, lapisan

permukaan-kapsul dinding sel dan membran plasma, sitoplasma-material nukleus,

ribosom, mesosom, inklusi, kromatofor, dan struktur khusus. Sebagian besar

bakteri adalah aseksual. Bakteri-bakteri tersebut berkembang biak dengan cara

memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel yang membesar itu menjadi dua

sel (Volk dan Wheeler, 1988). Bebrapa spesies bakteri juga dapat bereproduksi

dengan proses tambahan termasuk produksi spora reproduktif, fragmentasi

pertumbuhan berfilamen, dengan masing-masing fragmen menghasilkan

pertumbuhan dan penguncupan (Pelczar dan Chan, 1986).

Gambar 2. Struktur tubuh bakteri

Acuan standar untuk klasifikasi dan identifikasi bakteri adalah Bergey’s

Manual of Determinative Bacteriology. Berikut ini adalah ciri-ciri pengenal utama

untuk setiap kelompok bakteri sebagaimana diatur dalam Bergey’s Manual

(Pelczar dan Chan, 1986) :

a. Bakteri Fototropik

Bakteri Fototropik adalah organisme yang berbeda secara morfoloogis dan

semuanya mengandung pigmen, seperti klorofil yaitu bakterioklorofil. Bakteri ini

dapat melakukan fotosintesis. Ciri-ciri dari bakteri ini yaitu:

Bentuk sel : bulat, batang, vibrio, atau spiral.

Gram negatif

Perkembangbiakan : pembelahan biner

Bergerak dengan flagela atau non motil

Proses fotosintetik terjadi dalam keadaan anaerobik dan tidak terbentuk

oksigen

Pigmen fotosiintetik, yaitu bakterioklorofil, terdapat dalam semua sel.

Pigmen : ungu-lembayung, merah, cokelat-jingga, hijau.

Habitat : lingkungan akuatik.

b. Bakteri Luncur

Kelompok ini diwakili oleh beberapa tipe morfologi yang tidak umum.

Contohnya adalah Myxobacteriales atau disebut juga miksobakter, yang

mennghasilkan tubuh buah (struktur yang membentuk spora) terdiri dari lendir

dan sel. Sel-sel individu dapat meluncur pada permukaan padat tetapi tidak

mempunyai flagela. Ciri-ciri dari bakteri ini adalah :

Bentuk sel : batang, bola, atau filamen.

Gram negatif

Motil karena gerak luncur perlahan pada permukaan, tak ada organel

lokomotor.

Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.

Beberapa membentuk tubuh buah

Habitat : tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.

c. Bakteri berselongsong

Kekhususan dari bakteri ini adalah sel-sel berbentuk batang yang dikelilingi

selongsong, sehingga sel-sel individu tampak terkemas dalam tabung. Bahan yang

menjadi selongsong berbeda-beda antara spesies yang satu dengan lainnya.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari bakteri selongsong :

Sel : terbungkus dalam selongsong yang terbuat dari deposit senyawa-

senyawa besi dan mangan yang tak larut.

Bentuk sel ; batang atau seperti filamen.

Motil karena flagela atau non motil.

Beberapa membentuk pelekap (dasar penghisap) yang dipergunakan untuk

menempelkan diri pada permukaan.

Gram negatif

Habitat : lingkungan akuatik, lumpur.

d. Bakteri Kuncup atau Bakteri Berapendiks

Bakteri dalam kelompok ini mempunyai beberapa ciri struktural yang khas.

Beberapa membentuk tonjolan berbentuk filamen yang disebut prosteka dari

tubuh selnya. Memperbanyak diri dengan tunas (kuncup) terjadi pada ujung-ujung

beberapa prosteka. Bakteri lain dalam kelompok ini membentuk pelekap. Struktur

ini muncul pada satu ujung sel dan terdiri dari bahan dinding sel dan membran

dengan bahan adhesif pada ujungnya. Alat ini memungkinkan bakteri ini

melengketkan dirinya pada permukaan. Ciri-ciri bakteri ini adalah :

Sel dengan proteska atau pelekap.

Memperbanyak diri dengan kuncup atau membelah.

Beberapa spesies motil karena flagela kutub, spesies lain non-motil.

Bentuk sel : bola, oval, ginjal, batang, dengan ujung meruncing, beberapa

menunjukkan pertumbuhan seperti hifa (filamen).

Habitat : tanah, lingkungan akuatik.

e. Spiroket

Spesies bakteri ini mempunyai ukuran panjang yang berkisar antara 3-500µm.

beberapa adalah saprofit dan yang lain adalah parasit. Spiroket merupakan

penyebab sifilis dan Treponema pallidum. Berikut ini adalah ciri-ciri dari

spiroket :

Dinding sel : lentur.

Morfologi sel : langsing, terpilin (spiral). Ukuran, bentuk ujung, dan derajat

pilinnya merupakan ciri pembeda.

Memperbanyak diri dengan pembelahan melintang.

Motil, karena rotasi cepat sepanjang sumbu panjang spiralnya atau karena

kelenturan sel-selnya.

Banyak spesies gram negatif.

Habitat : tanah, lingkungan akuatik, dan setiap jaringan atau organ vaskular

pada tubuh, termasuk daerah genital (alat kelamin) dan sistem saraf pusat

pada manusia dan binatang lain.

Patogenesitas : beberapa spesies patogenik terhadap manusia dan binatang

lain.

f. Bakteri Spiral dan Lengkung

Bentuk bakteri ini terpilin-pilin tetapi tidak lentur. Beberapa spesies, seperti

vibrio, mempunyai bentuk seperti koma. Campylobacter fetus, satu spesies dalam

kelompok ini, adalah penyebabb keguguran pada hewan ternak atau hewan lain

dan dapat pula menyerang manusia. Ciri-ciri bakteri ini adalah :

Dinding sel : kaku

Bentuk sel : batang terpilin-pilin, beberapa dengan satu atau lebih putaran

lengkap.

Motil karena flagela.

Gram negatif.

Habitat : lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernaan,

dan rongga mulut hewan (termasuk mannusia).

Patogenesitas : beberapa spesies patogenik bagi binatang (termasuk

manusia).

g. Batang dan Kokus Aerobik Gram Negatif

Kelompok bakteri ini terdiri dari banyak sekali bakteri yang serupa dalam

morfologi dan dalam reaksi gram serta aerobik namun sangat berlainan dalam ciri-

ciri metaboiknya. Beberapa spesies bersifat patogenik, seperti Brucella yang

menyebabkan keguguran pada hewan dan dapat juga menginfeksi manusia,

Francisella tularenis yang menyebabkan penyakit tularemia (demam kelinci).

Ciri-ciri kelompok ini adalah :

Morfologi sel : batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri, yaitu 0,5-

1,0 µm x 1,5-3 µm.

Motil karena flagela atau non motil.

Aerobik.

Gram negatif.

Ciri-ciri metabolik khusus pada berbagai spesies : beberapa dapat menambat

nitrogen dari udara, beberapa dapat mengoksidasi senyawa-senyawa

berkarbon stu misalnya metanol, beberapa dapat menghancurkan berbagai

macam senyawa.

Habitat : tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.

h. Batang Anaerobik Fakultatif Gram Negatif

Salah satu spesies kelompok bakterri ini yang diteliti secara luas adalah

Eschercia coli yang merupakan penghuni normal dalam saluran pencernaan

manusia dan hewan. Ciri-ciri dari kelompok bakteri ini adalah :

Morfologi sel : batang pendek (0,5-1,0 µm x 1,0-3,0 µm).

Motil, sel-selnya peritrikus (yakni flagela secara merata tersebar diseluruh

permukaan sel) atau non motil.

Ciri-ciri biokimiawi ; banyak sekali terjadi perubahan pada substrat.

Anaerobik fakultatif.

Gram negatif.

Habitat : lingkungan akuatik, tanah, makanan, air seni, tinja.

i. Batang Gram Negatif Anaerobik

Sel-sel bakteri dalam kelompok ini muncul dalam banyak bentuk (pleomorfik).

Berbagai spesies diisolasi dari berbagai sumber, misalnya rongga mulut manusia,

saluran pencernaan makanan, tinja manusia juuga hewan, rumen hewan ternak

biri-biri, dan dalam jaringan terinfeksi. Ciri-ciri kelompok bakteri ini adalah :

Morfologi sel : batang, lurus atau melengkung, memperlihatkan banyak

pleomorfisme.

Motilitas : sel-selnya petrikulus atau monotriikus (satu flagelum), beberapa

spesies non motil.

Ciri-ciri biokimiawi : banyak sekali produk dihasilkan dari fermentasi

glukosa.

Anaerob obligat : beberapa spesies sangat peka terhadap oksigen bebas.

Habitat : rongga-rongga alamiah manusia dan hewan, juga saluran

pencernaan serangga.

j. Kokobasilus dan Kokus Gram Negatif

Kelompok ini relatif kecil dengan dua spesies patogenik yang umum, yaitu

Neisseria gonorrhoeae penyebab penyakit gonorea, dan Neisseria meningitidis

penyebab penyakit meningitis (radang selaput otak). Ciri-ciri bakteri kelompok ini

adalah :

Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus) dan dalam masa, beberapa

kokobasili (batang-batang pendek), terdapat tunggal dan berpasangan.

Non motil.

Gram negatif.

Aerobik.

Ciri-ciri biokimiawi : kemampuan yang terbatas untuk merombak berbagai

senyawa (karbohidrat, protein, dan sebagainya).

Habitat : pada selaput lendir manusia dan hewan.

k. Kokus Anaerobik Gram Negatif

Kelompok ini memperlihatkan banyak keragaman dalam hal ukuran. Bakteri

kelompok ini dianggap sebagai parasit pada manusia dan hewan. Penetapan

spesies didalam kelompok ini terutma didasarkan pada ciri-ciri biokimiawi

biakan. Berikut ini adalah ciri-ciri bakteri kokus anaerobik gram negatif :

Morfologi sel : sangat kecil (0,3-0,5 µm) sampai sel-sel bulat yang lebih

besar (2,5 µm) berpasangan, dalam massa atau rantai.

Non motil.

Anaerobik.

Ciri-ciri biokimiawi : merombak karbohidrat dan asam-asam lemak.

Habitat ; saluran pernafasan dan saluran pencernaan manusia dan hewan.

l. Bakteri Kemolitotrofik Gram Negatif

Kelompok ini disebut kemolitotrofik karena kemampuannya dapat

menghasilkan energi dari oksidasi zat-zat kimia anorganik. Bakteri dalam

kelompok ini tidak patogenik, ciri-ciri kelompok bakteri ini adalah :

Autotrofik (energi diperoleh dari oksidasi senyawa-senyawa anorganik,

misalnya amonia, nitrit, belerang, serta senyawa-senyawa belerang

tereduksi, besi dan mangan).

Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada

beberapa spesies, bakteri pengoksidasi belerang dapat menyimpan butir-

butir belerang.

Motil karena flagela atau non motil.

Gram negatif.

Habitat : tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan-lingkungan alamiah

yang banyak mengandung belerang, besi, atau mangan, misalnya air

tambang asam dan sumber air panas belerang.

m. Bakteri Penghasil Metan

Ciri pemersatu dalam kelompok ini dalah kemampuannya menghasilkan metan

yang dibentuk dalam keadaan anaerobik. Berikut ini adalah ciri-ciri bakteri

penghasil metan :

Autotrofik atau heterotrofik : energi dihasilkan dari oksidasi hidrogen atau

format atau asetat dengan pembentukan metan dan CO2.

Morfologi sel : bola, batang, spiral.

Motil karena flagela kutub atau non motil.

Gram positif atau gram negatif.

Anaerobik

Beberapa spesies termofilik.

Habitat : saluran gastrointestinal pada binatang, endapan pada lingkungan

akuatik, dan limbah.

n. Kokus Gram Positif

Terkumpul banyak spesies patogenik yang penting bagi hewan dan manusia

dalam kelompok bakteri ini. Semuanya berupa kokus gram positif tetapi

menunjukkan perbedaan dalam penataan sel-selnya. Patogen-patogen utama

dalam kelompok ini adalah berbagai stafilokokus dan streptokokus. Banyak

spesies adalah saprofit. Ciri-ciri dari kelompok ini adalah :

Morfologi sel : kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai,

paket, atau gerombol.

Non motil.

Gram positif.

Anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik.

Heterotrofik : persyaratann nutrien berkisar luas.

Habitat : tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah

panas, termasuk manusia.

o. Batang dan Kokus Pembentuk Endospora

Kelompok bakteri ini dapat membentuk endospora. Bakteri ini beserta

endosporanya tersebar luas dalam tanah dan terbawa oleh partikel-partikel debu di

udara. Endosporanya, karena resistensinya yang tinggi terhadap panas, dapat

bertahan hidup lama. Ciri-ciri dari kelompok ini adalah :

Morfologi sel : batang, kecuali satu spesies mempunyai sel-sel bulat dan

dalam bentuk paket.

Motil karena flagela atau non motil.

Reaksi gram : kebanyakan spesies gram positiif.

Aerobik, anaerobik fakultatif, anaerobik, atau mikroaerofilik.

Endospora : dibentuk oleh semua spesies.

Habitat ; tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan.

Patogenesitas : beberapa spesies patogenik bagi hewan (termasuk manusia)

dan beberapa menyebabkan peracunan makanan.

p. Bakteri Batang Gram Positif tak Membentuk Spora

Kelompok ini hampir seluruhnya terdiri dari laktobasilus, yaitu bakteri

berbentuk batang tak membentuk spora (asporogen) yang erat hubungannya

dengan produk susu.bakteri ini mampu memfermentasi gula susu (laktose)

menjadi asam laktat atau asam-asam lain. Ciri-ciri bakteri kelompok inin adalah :

Morfologi sel : basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.

Non motil.

Gram positif.

Anaerobik atau anaerobik fakultatif.

Ciri-ciri metabolik : asam laktat merupakan produk akhir yang khas dari

fermentasi.

Habitat : produk susu, produk-produk dari daging dan butiran (grain), air,

limbah, serta produk fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran

pencernaan makanan hewan (termasuk manusia).

q. Aktinomisetes dan Organisme Sekerabat

Ciri pemersatu kelompok ini adalah pleomorfisme sel-selnya dan

kecenderungan membentuk filamen atau (hifa) bercabang. Hifa-hifa tersebut

bersatu membentuk miselium pada kelompok taksonomi. Banyak spesies

patogenik terdapat dalam kelompok ini, termasuk Corynebacterium diphteriae,

Mycobacterium tubercolosis, dan Actinomyces israelii, yang merupakan penyebab

penyakit aktinomikosis pada manusia dan hewan (disebut juga lumpy jaw atau

madura foot yaitu kaki gajah). Ciri-ciri dari kelompok ini adalah :

Morfologi sel : sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak

beraturan, filamen, dan filamen bercabang, struktur miselium.

Non motil.

Gram positif.

Aerobik, anaerobik fakultatif, atau anaerobik.

Habitat : tanah, lingkungan akuatik, air, dan hewan.

r. Riketsia

Riketsia termasuk bakteri yang paling kecil. ciri khususnya adalah sifat

parasitik obligat dan hubungannya dengan antropoda penghisap darah seperti

caplak, kutu, dan tungau-tungau parasit lainnya. Riketsia hanya tumbuh pada sel

hidup lain dan merupakan penyebab beberapa penyakit, yaitu demam tifus,

demam bercak Rocky Mountain, tifus ‘scrub’, dan demam Q. Berikut ini adalah

ciri-ciri dari riketsia :

Morfologi sel : batang pendek atau lonjong, pada umumnya pleomorfik,

beberapa membentuk tubuh kokoid (tubuh elementer) yang berkembang

menjadi tubuh lebih besar dalam daur hidup yang khas.

Gram negatif.

Non motil.

Parasit obligat intraselular (kultivasi laboratoris dalam sistem kultur

jaringan atau hewan).

Habitat : serangga pembawa, burung, mamalia (termasuk manusia).

s. Mikoplasma

Ciri-ciri dari mikoplasma adalah :

Morfologi sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh

membran berlapis tiga yang tak kaku. Beberapa sel sangat kecil (0,2 µm),

sangat pleomorfik.

Biasanya non motil.

Gram negatif.

Anaerobik fakultatif.

Habitat : selaput lendir saluran alat kelamin bawah.

Patogenesitas : parasit dan patogen pada banyak macam mamalia dan

burung, dan tumbuhan.

II.2 Protozoa

Protozoa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata proto dan zoon,

yang artinya “binatang pertama”. Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam.

Beberapa berbentuk lonjong atau bola, memanjang, dan polimorfik (mempunyai

bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya

(Pelczar dan Chan, 1986). Sel protozoa yang khas terdiri atas pelindung yang kuat

atau pelikel, membran plasma, lapisan sitoplasma luar (ektoplasma), dan lapisan

sitoplasma dalam yang lebih berbutir (endoplasma). Terdapat satu atau dua

nukleus di dalam sitoplasma, mitokondria (pusat kegiatan enzim), vakuola

makanan (rongga dalam sitoplasma yang mengandung makanan untuk dicerna),

dan satu atau lebih vakuola kontraktil. Protozoa juga mempunyai struktur untuk

mobilitas (pergerakan) dan memastikan makanannya (Volk dan Wheeler, 1988).

Hampir semua protozoa dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual.

Reproduksi secara aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau pembagian

sel. Anak-anak sel dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika ada dua sel anak,

maka proses pembagiannya ialah pembelahan biner. Jika terbentuk banyak anak

maka berlangsung pembelahan bahu rangkap (multipel fission). Pembelahan dapat

terjadi secara melintang atau membujur sepanjang selnya. Beberapa jenis protozoa

juga ada yang bertunas (kuncup). Reproduksi seksual terjadi pada berbagai

kelompok protozoa. Konjugasi, yang merupakan penyatuan fisik sementara antara

dua individu yang dibarengi dengan pertukaran bahan nukleus, hanya dijumpai

pada siliata (Pelczar dan Chan, 1986). Berikut ini adalah kelas utama protozoa

menurut Pelczar dan Chan (1986) :

Kelompok Utama Cara Gerak Cara Berkembang Ciri-ciri Lain

(Nama Umum) biakMastigophora (flagelata)

Flagela (satu atau lebih)

Pembelahan biner membujur, pada beberapa kelompok ada reproduksi seksual

Nutrisinya fototrofik, heterotrofik atau keduanya

Sarcodina (amoeba)

Pseudopodia terutama

Pembelahan biner, tak ada reproduksi seksual

Pada umumnya spesies hidup bebas,heterotrofik

Ciliata (siliata) Silia (banyak) Pembelahan biner melintang, reproduksi seksual dengan konjugasi

Pada umumnya spesies hidup bebas, heterotrofik

Sporozoa (sporozoa)

Gerak dengan meluncur atau tak bergerak, tak ada anggota lokomotor luar

Pembelahan bahu rangkap, mungkin ada mikrogamet berflagela pada reproduksi seksual

Semua spesies parasitik

Gambar 3. Kelas Utama Protozoa

II.3 Archaea

Archaea merupakan kelompok mikroorganisme yang memiliki banyak

keragaman, baik secara morfologi atau fisiologi. Berikut ini adalah ciri-ciri

archaea :

Morfologi : bentuk archaea dapat berupa bola, batang, spiral, kepingan,

pipih, tidak teratur, atau pleomorfik. Archaea dapat berupa sel tunggal,

berkumpul, atau berserabut.

Reproduksi : pembelahan, tunas, fragmentasi, atau mekanisme yang lain.

Aerobik, anaerobik fakultatif, anaerobik.

Beberpa ada yang mesofil, sementara yang lain hipertermofil yang dapat

hidup diatas suhu 100oC.

Habitat : lingkungan akuatik dan terrestrial, dan beberapa ada yang

bersimbiosis dalam sistem pencernaan hewan.

Taksonomi archaea menurut Bergey’s Manual diklasifikasikan menjadi dua

filum, yaitu filum euryarhaeaeota dan filum crenarchaeota. Ciri-ciri dari filum

euryarhaeaeota adalah :

Hampir semuanya adalah anaerobik.

Sulfur dapat digunakan sebagai aseptor elektron dalam respirasi anaerobik

atau sebagai sumber elektron oleh lithotrophs.

Beberapa ada yang organotrophic dan yang lain lithotrophic.

Habitat : tanah yang mengandung sulfur, dan beberapa (seperti Pyrodictum)

dapat hidup dalam air yang titik didihnya ±150oC.

Filum crenarchaeota terdiri dari :

1) Metanogen

2) Halobakteria

3) Termoplasma

4) Archaea yang mereduksi sulfat

II.4 Fungi

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotropik dimana mereka

memerlukan senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Diantara yang

termasuk fungi adalah khamir dan jamur atau kapang. Kapang bersifat filamentus

sedangkan khamir biasanya uniseluler (Pelczar dan Chan, 1986). Studi tentang

jamur disebut mikologi. Diperkirakan bahwa lebih dari 100.000 jenis fungi yang

berbeda mengambil bagian dalam daur alam (Volk dan Wheeler, 1988). Anggota

Fungi mendapatkan nutrisi melalui tiga cara yaitu Saprofit (menguraikan sisa

bagian makhluk hidup yang sudah mati), Parasit (mengambil nutrisi dari makhluk

yang masih hidup), Simbiosis (hidup bersama makhluk hidup lainnya).

Ciri Umum Kingdom Fungi :

Eukariotik.

Umumnya multiseluler, ada juga yang uniseluler.

Reproduksi dengan pembentukkan spora.

Tubuh disusun oleh benang – benang yang disebut hifa. Hifa – hifa bersatu

membentuk miselium. Ada pula yang miseliumnya berkembang

membentuk tubuh buah.

Habitat di tempat yang lembab.

a. Morfologi Fungi

Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi

khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri paling besar. Khamir sangat

beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 µm, lebar dan panjangnya sekitar 5-30

µm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang

atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, sekalipun

dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk sel-

sel individu, tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi

flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.

Gambar 1. Sel Khamir (Sumarsih, 2003).

Tubuh atau talus suatu jamur pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu

miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang

dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 µm, dibandingkan dengan sel bakteri

yang biasanya berdiameter 1 µm.

Gambar 2. Struktur Tubuh Fungi

b. Fisiologi Fungi

Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak

menguntungkan dibandingkan dengan jasad-jasad renik lainnya. Sebagai contoh,

khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan

konsentrasi gula yang dapat menghambat kebanyakan bakteri. Inilah mengapa

kebanyakan selai atau manisan dapat dirusak oleh jamur tetapi tidak oleh bakteri.

Demikian pula khamir dan kapang umumnya dapat bertahan terhadap keadaan

yang lebih asam (pH optimum 3,8-5,6) daripada kebanyakan mikroba lainnya.

Khamir bersifat fakultatif, artinya mereka dapat hidup baik dalam keadaan

aerobik maupun keadaan anaerobik. Sedangkan kapang adalah mikroorganisme

aerobic sejati. Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu

optimum bagi kebanyakan spesies saprofit yaitu 22-30°C dan spesies patogenik

mempunyai suhu optimum lebih tinggi, biasanya 30-37 C. beberapa fungi akan

tumbuh pada atau mendekati 0°C sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada

daging atau sayur-mayur dalam penyimpanan dingin.

Fungi mampu memanfaatkan berbagai macam bahan untuk gizinya.

Sekalipun demikian mereka termasuk heterotrof. Berbeda dengan bakteri, fungi

tidak dapat menggunakan senyawa karbon anorganik, seperti misalnya CO2.

Karbon harus berasal dari sumber organic misalnya glukosa. Beberapa spesies

Badan Buah

Sel Penghasil Spora

Hifa

Miselium

dapat menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk

cendawan biasanya berisi pepton (Pelczar dan Chan, 1986).

c. Klasifikasi Fungi

Ada beberapa kelompok Fungi yang diklasifikasikan berdasarkan cara spora

dihasilkan, yaitu :

1. Zygomycetes

Ciri Umum Zygomycetes yaitu heterotrof saprofit, tubuh disusun oleh hifa

dan miselium, hifa tidak bersekat, spora dihasilkan oleh sporangium,

reproduksi menghasilkan spora dilakukan melalui dua cara yaitu aseksual,

dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung dan seksual yang dilakukan

bila kondisi lingkungan kurang mendukung.

Contohnya : Jamur tempe / Rhizopus orizae.

Gambar 3. Contoh jamur Rhizopus yang umum ditemukan pada tempe.

2. Ascomycetes

Ciri Umum Ascomycetes yaitu, heterotrof saprofit, ada yang uniseluler

(misal Saccharomyces) dan multiseluler, tubuh disusun oleh hifa dan

miselium, dan ada yang memiliki tubuh buah, hifa bersekat, spora dihasilkan

oleh konidiospora bila secara aseksual dan sel askus bila spora dihasilkan

secara seksual, reproduksi menghasilkan spora dilakukan melalui dua cara

yaitu aseksual dan seksual.

Contoh jamur ini yang penting adalah genus Aspergillus dan Penicillium.

Jamur ini umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam, coklat, merah, dan

hijau. Pigmen tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis

jamur tersebut. Jamur ini umumnya dapat merombak bahan organik seperti

kayu, buah, kulit, dan sisa-sisa tanaman. Spesies seperti P. roqueforti dan P.

camemberti dapat digunakan untuk flavour (aroma). Penicillium notatum dan

Penicillium chrysogenum untuk produksi antibiotik penisilin. Jamur

Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat, Aspergillus oryzae dan

Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.

Gambar 4. Anggota Jamur Ascomycetes

3. Basidiomycetes

Ciri Umum Basidiomycetes yaitu heterotrof saprofit, multiseluler, tubuh

disusun oleh hifa dan miselium dan tubuh buah, hifa bersekat, spora

dihasilkan oleh sel basidium melalui reproduksi secara seksual, reproduksi

menghasilkan spora dilakukan melalui dua cara yaitu aseksual, dilakukan saat

kondisi lingkungan mendukung dan seksual yang dilakukan bila kondisi

lingkungan kurang mendukung.

Ciri khusus jamur ini yaitu mempunyai basidium yang berbentuk seperti

gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basidiospora di ujungnya. Pada

jamur tertentu mempunyai hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah.

Hymenium terdapat pada mushroom, maka disebut juga hymenomycetes.

Contoh jamur ini adalah Pleurotus sp (Jamur Tiram), Cyantus sp., dan khamir

Sporobolomyces sp.

Gambar 5. Contoh Anggota Jamur Basidiomycetes

4. Deuteromycetes

Deuteromycetes merupakan kelompok jamur yang belum diketahui cara

reproduksi seksualnya. Semua jamur yang belum diketahui cara reproduksi

seksualnya dimasukkan ke dalam kelompok ini. Contoh jamur ini adalah

beberapa spesies Aspergillus, Penicillium, dan Monilia.

Gambar 6. Aspergillus sp.

Selain kelompok-kelompok di atas, juga terdapat beberapa kelompok

fungi yaitu cytridiomycetes, hypocytridiomycetes, oomycetes,

plasmodiophormycetes, trichomycetes, phycomycetes (Volk dan Wheeler, 1988).

d. Simbiosis pada Fungi

Simbiosis Fungi dengan Algae (Lichen)

Fungi jenis tertentu dapat bersimbiosis dengan algae uniseluler

membentuk lichen (lumut kerak). Simbiosis ini bersifat menguntungkan. Bagi

algae mendapatkan suplai air dan mineral. Bagi Fungi : mendapatkan hasil

fotosintesis berupa nutrisi.

Gambar 7. Lichen (lumut kerak).

Simbiosis Fungi dengan Akar Tanaman (Mikoriza)

Mikoriza merupakan simbiosis antara fungi dengan akar tanaman.

Simbiosis ini menguntungkan bagi keduanya. Bagi tanaman dapat

meningkatkan penyerapan air dan mineral. Sedangkan fungi mendapatkan

nutrisi dari tanaman.

e. Peranan Fungi bagi Kehidupan

Peranan menguntungkan diantaranya sebagai pengurai, dapat dikonsumsi,

menghasilkan obat-obatan, dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Peran

merugikan diantaranya menyebabkan penyakit pada manusia, menyebabkan

kerusakan pada tanaman.

II.5 Algae

Di dunia mikrobia, algae termasuk eukariotik, umumnya bersifat

fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru

kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin). Morfologi algae ada yang berbentuk

uniseluler, ada pula yang multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas pada sel-

sel komponennya. Algae dibedakan dari tumbuhan hanya karena hal tersebut.

a. Morfologi algae

Algae uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau

tumbuh dalam bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-

selnya membentuk koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500-

60.000 sel. Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa.

Algae multiseluler (makroskopik) mempunyai ukuran besar, sehingga

dapat dilihat dengan mata biasa. Pada algae makroskopik biasanya mempunyai

berbagai macam struktur khusus. Beberapa jenis algae mempunyai struktur yang

disebut hold fast, yang mirip dengan sistem perakaran pada tanaman, yang

berfungsi untuk menempelnya algae pada batuan atau substrat tertentu, tetapi

tidak dapat digunakan untuk menyerap air atau nutrien. Algae tidak memerlukan

sistem transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat dipenuhi dari seluruh

sel algae. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau pengapung, yang berguna

untuk menempatkan algae pada posisi tepat untuk mendapatkan cahaya

maksimum. Tangkai atau batang pada algae disebut stipe, yang berguna untuk

mendukung blade, yaitu bagian utama algae yang berfungsi mengabsorbsi nutrien

dan cahaya.

b. Fisiologi Algae

Umumnya algae bersifat fotosintetik, menggunakan H2O sebagai donor

elektron, pada keadaan tertentu beberapa algae dapat menggunakan H2 untuk

proses fotosintesis tanpa menghasilkan O2. Sifat fotosintetik pada algae dapat

bersifat mutlak (obligat fototrof), jadi algae ini tumbuh di tempat-tempat yang

terkena cahaya matahari.

Beberapa algae bersifat khemoorganotrof, sehingga dapat

mengkatabolisme gula-gula sederhana atau asam organik pada keadaan gelap.

Senyawa organik yang banyak digunakan algae adalah asetat, yang dapat

digunakan sebagai sumber C dan sumber energi. Algae tertentu dapat

mengasimilasi senyawa organik sederhana dengan menggunakan sumber energi

cahaya (fotoheterotrof). Pada algae tertentu dapat tidak terjadi proses fotosintesa

sama sekali, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan nutrisi didapatkan secara

heterotrof.

Pada umumnya algae yang dapat melakukan fotosintesis normal, dapat

tumbuh baik dengan cepat dalam keadaan gelap, dengan menghabiskan berbagai

senyawa organik hasil fotosintesa. Pada keadaan gelap, proses fotosintesa berubah

menjadi proses respirasi. Pada algae heterotrof, pemenuhan kebutuhan energi

berasal daribahan organik yang ada di sekitarnya. Algae yang tidak berdinding sel

dapat memakan bakteri secara fagotrofik.

Algae leukofitik adalah algae yang kehilangan kloroplas. Hilangnya

kloroplas tersebut bersifat tetap, atau tidak dapat kembali seperti semula. Hal ini

banyak terjadi pada algae bersel tunggal seperti diatomae, flagelata, dan algae

hijau nonmotil. Algae leukofitik dapat dibuat, misalnya Euglena yang

diperlakukan dengan streptomisin atau sinar ultra violet.

c. Klasifikasi Algae

Berdasarkan tipe pigmen fotosintetik yang dihasilkan, bahan cadangan

makanan di dalam sel, dan sifat morfologi sel, maka algae dikelompokkan

menjadi 7 divisio utama, yaitu :

1. Divisio Chlorophyta

Ciri-ciri algae ini adalah berwarna hijau, mempunyai pigmen fotosintetik

yang terdiri dari klorofil a dan b seperi pada tumbuhan, karoten, dan beberapa

xantofil. Cadangan makanan berupa pati, dinding sel terdiri dari selulosa, xylan,

manan, beberapa tidak berdinding sel, dan mempunyai flagela 1sampai 8 buah.

Algae hijau ini banyak terdapat di ekosistem perairan, dan diduga merupakan asal

dari tumbuhan. Organisasi selnya dapat berbentuk uniseluler, multiseluler yang

berbentuk koloni, dan multiseluler yang berbentuk filamen.

Contoh algae hijau uniseluler yaitu order Volvocales, genera

Chlamydomonas dan Volvox, yang bersifat motil karena berflagela, sedangkan

algae yang berbentuk filamen adalah genera Ulothrix, Spirogyra dan Ulva. Bentuk

Spirogyra sangat khusus karena kloroplasnya yang berbentuk spiral. Anggota

algae ini yang sering ditanam sebagai rumput laut yaitu Scenedesmus, dan yang

sering digunakan sebagai makanan kesehatan adalah Chlorella.

(a) (b)

Gambar 8. (a)contoh algae hijau, (b)Struktur Uniseluler Chlamydomonas

Pada siklus hidup Chlamydomonas, algae ini mengadakan reproduksi

secara seksual dengan peleburan sel yang menghasilkan zygot. Setelah periode

dorman akan terjadi meiosis sehingga terbentuk 4 sel yang kemudian

memperbanyak diri dengan pembelahan mitosis. Pada perkembangbiakan secara

aseksual, sel akan kehilangan flagela dan kemudian terjadi pembelahan secara

mitosis menjadi 4, 8 atau 16 sel. Masing-masing sel keluar dari dinding sel dan

kemudian tumbuh flagela. Perkembangbiakan algae yang berbentuk filamen

terutama secara aseksual, yaitu dengan cara fragmentasi. Pada Spirogyra dapat

berkembang secara seksual dengan membentuk tabung konjugasi, setelah isi sel

melebur akan terbentuk zygot dan berkembang menjadi zygospora, dan

pembelahan meiosis terjadi setelah zygospora berkecambah.

2. Divisio Euglenophyta

Algae ini berbentuk euglenoid, mempunyai pigmen fotosintetik yang

terdiri klorofil a dan b sehingga tampak berwarna hijau dan mempunyai karoten

serta xantofil. Perbedaan dengan algae hijau adalah cadangan makanannya yang

berupa paramilon, yaitu polimer glukosa dengan ikatan β[1,3]. Semua anggota

algae ini uniseluler, mempunyai 1-3 flagela dengan letak apical atau subapical,

dan mempunyai membrane plasma dengan struktur fleksibel yang disebut pelikel.

Euglenophyta kebanyakan hidup di perairan atau tanah. Perkembangbiakannya

dengan membelah diri, dan tidak dapat berkembangbiak secara seksual.

Gambar 9. Struktur Euglena

Algae Euglena gracilis mempunyai 2 flagela yang tidak sama panjang, dan

bintik mata yang berwarna merah karena berisi karotenoid. Bintik mata berfungsi

sebagai penerima cahaya untuk mengatur gerak aktif, sebagai respon sel terhadap

arah dan intensitas cahaya. Algae ini tidak berdinding sel sehingga lentur.

3. Divisio Pyrrophyta

Anggota algae ini juga sering disebut dinoflagelata, mempunyai pigmen

fotosintetik berupa klorofil a dan c, karoten dan beberapa jenis mengandung

xantofil. Cadangan makanan terdiri atas pati atau minyak, dinding sel tersusun

dari selulosa dan ada yang sangat keras disebut teka, tetapi ada yang tidak

berdinding sel. Algae ini umumnya mempunyai alat gerak yang berupa 2 flagela.

Pyrrophyta umumnya berwarna merah atau coklat, karena adanya pigmen xantofil

dan selnya berbentuk uniseluler. Algae ini terutama hidup di laut, beberapa

anggotanya dapat mengeluarkan cahaya bioluminesen, maka sering disebut fire

algae. Contoh algae ini Gonyaulax polyedra, yang menghasilkan toksin berwarna

merah atau merah coklat yang dapat mematikan hewan-hewan laut.

Gambar 10. Dinoflagelata

Dinoflagelata tertentu dapat tumbuh dengan memakan bakteri dan spesies

algae lain. Beberapa spesies algae ini tidak mempunyai klorofil, dan bersifat

heterotrof. Anggota algae ini ada yang bersifat miksotrofik, selain mampu

mengadakan metabolisme sebagai heterotrof juga bersifat sebagai fotoautotrof.

4. Divisio Chrysophyta

Algae ini mempunyai pigmen yang berbeda-beda sehingga ada yang

disebut algae kuning hijau (Xanthophyceae), dan algae keemasan

(Chrysophyceae). Diaotomae yang termasuk Bacillariophyceae juga termasuk

anggota algae ini. Pigmen fotosintetik terdiri atas klorofil a dan c, karoten,

fukoxantin, dan beberapa xantofil. Bahan cadangan makanan algae ini berupa

krisolaminarin, yaitu polimer glukosa dengan ikatan B. Dinding selnya tersusun

dari selulosa, silika, dan kalsium karbonat. Pada beberapa jenis algae ini

mempunyai 1 atau 2 flagela. Dinding sel diatomae yang keras disebut frustule.

Ada 2 macam bentuk frustule, yaitu centric dan pennate. Diatomae dengan bentuk

pennate yang tidak berflagela, ada yang dapat bergerak diatas substrat padat

karena adanya raphe. Raphe adalah celah memanjang dan sempit pada dinding sel

sebagai tempat keluarnya sitoplasma. Gerakan timbul karena adanya arus

protoplasma tersebut.

Dinding sel diatomae merupakan dua bagian yang saling menutupi.

Dinding sel yang keras ini menjadi masalah saat mengadakan perkembangbiakan

secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri secara longitudinal. Sel baru

hasil pembelahan terdiri setengah bagian sel sebelum pembelahan yang ditutup

dengan setengah bagian sel yang baru terbentuk. Akibatnya setelah beberapa kali

membelah, maka sel hasil pembelahan semakin mengecil ukurannya, kurang lebih

30 % lebih kecil dibandingkan dengan sel hasil perkembangbiakan secara seksual.

5. Divisio Phaeophyta

Phaeophyta disebut juga algae coklat, warna ini disebabkan xantofil yang

dihasilkan melebihi karoten dan klorofil. Algae ini mempunyai pigmen

fotosintetik yang terdiri atas klorofil a dan c, karoten, fukoxantin dan xantofil.

Cadangan makanan di dalam selnya berupa laminarin dan manitol, dengan

dinding sel tersusun dari selulosa, asam alginat, dan mukopolisakarida sulfat.

Algae ini berflagela dua yang tidak sama, dengan letak lateral. Anggota kelompok

ini terdiri lebih dari 200 genera dan 1500 spesies, terutama hidup di permukaan

laut yang dingin. Organisasi selnya multiseluler, dan dapat membentuk morfologi

yang sangat besar dan kompleks seperti tumbuhan. Terdapat struktur seperti akar

(hold fast), seperti daun (blade), seperti batang (stipe), dan pengapung (bladder),

tetapi tidak ada sistem transport nutrien dan cadangan makanan. Di tengah stipe

terdapat sel-sel memanjang seperti jaringan vaskuler pada tumbuhan. Sel-sel

tersebut berfungsi untuk membantu memindahkan karbohidrat hasil fotosintesa,

dari blade ke tempat sel-sel yang kurang aktif fotosintesanya seperti stipe dan hold

fast. Anggota algae ini yang banyak hidup di laut adalah genera Sargassum,

Macrocystis, Nereocystis, dan Laminaria. Algae coklat ini dapat tumbuh dengan

sangat cepat, misalnya Nereocystis dapat mencapai panjang 40 meter dalam satu

musim. Kebanyakan cara perkembangbiakan algae coklat sama dengan algae

hijau Ulva. Genera Fucus umumnya tumbuh di batu-batuan, dan dapat

melapukkan batuan tersebut.

Gambar 11. Brown Algae

Jenis tertentu algae ini dapat digunakan untuk biosorpsi, atau penyerapan

logam berat oleh biomassa. Hal ini disebabkan karena kandungan polisakarida

pada dinding selnya dapat bersifat sebagai resin penukar ion (ion exchange).

Algae ini juga dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran logam berat

seperti Cadmium, Cu, dan Pb, misalnya algae Fucus vesiculosus. Beberapa jenis

algae coklat seperti Macrocystis, banyak mengandung bahan algin pada dinding

selnya. Bahan algin ini mempunyai nilai ekonomis untuk bahan pembuat stabiliser

dan emulsifier pada cat, tekstil, kertas, bahan makanan, dan bahan lain.

6. Divisio Rhodophyta

Sering disebut sebagai algae merah, karena pigmen fotosintetik didominasi

oleh fikoeritrin. Pigmen lain terdiri atas klorofil a, dan pada beberapa jenis

mempunyai klorofil d, fikosianin, karoten, dan beberapa xantofil. Bahan cadangan

makanan di dalam selnya berupa pati floridean, yaitu polisakarida yang mirip

amilopektin. Algae ini mempunyai dinding sel berupa selulosa, xylan, dan

galaktan. Alat gerak yang berupa flagela tidak ada.

Umumnya algae merah hidup di lautan, terutama di daerah tropis,

beberapa spesies hidup di daerah dingin. Adanya klorofil a, fikoeritrin dan

fikosianin atau fikobilin merah, menyebabkan algae ini dapat mengabsorpsi

dengan baik sinar hijau, violet dan biru yang dapat menembus air dalam. Jadi

algae merahpun dapat tumbuh sampai kedalaman lebih dari 175 meter di perairan.

Algae merah kebanyakan tumbuh menempel pada batuan dan substrat lain atau

lagae lain, tetapi ada juga yang hidup mengapung dengan bebas. Anggota dari

algae ini yang sering ditanam sebagai rumput laut adalah Navicula.

Gambar 12. Rhodophyta

Dinding selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan

menyerupai mikrofibril, sedangkan bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous.

Pada dinding selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu

polisakarida sulfat, agar dan karagenin. Pada algae pembentuk koral, dapat

mengumpulkan CaCO3 di dalam dinding selnya, oleh karenanya jenis algae ini

berperan penting dalam proses pembentukan karang.

7. Divisio Cryptophyta

Algae ini mempunyai pigmen fotosintetik klorofil a dan c, karoten,

fikobilin dan xantofil yang terdiri dari aloxantin, krokoxantin, dan monadoxantin.

Cadangan makanan terdiri pati, dinding selnya tidak mengandung selulosa, dan

berflagela dua yang tidak sama dengan letak subapikal. Algae ini hidup di laut,

dan anggotanya sangat sedikit apabila dibandingkan dengan algae lain.

Cryptophyta berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan pembelahan sel

secara longitudinal.

II.6 Virus

Virus ukurannya sangat kecil dan dapat melalui filter bakteri. Ukuran virus

umumnya 0,01-0,1 μm. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa.

Untuk melihat virus diperlukan mikroskop elektron.

Sifat-sifat virus yang penting antara lain:

Virus hanya mempunyai 1 macam asam nuklein (RNA atau DNA)

Untuk memperbanyak diri hanya memerlukan asam nuklein saja.

Virus tidak dapat tumbuh atau membelah diri seperti mikrobia lainnya

Virus memiliki sifat-sifat khas dan tidak merupakan jasad yang dapat

berdiri sendiri. Virus memperbanyak diri dalam sel jasad inang (parasit obligat)

dan menyebabkan sel-sel itu mati. Sel inang adalah sel manusia, hewan,

tumbuhan, atau pada jasad renik yang lain. Sel jasad yang ditumpangi virus dan

mati itu akan mempengaruhi sel-sel sehat yang ada didekatnya, dan karenanya

dapat mengganggu seluruh kompleks sel (becak-becak daun, becak-becak

nekrotik dan sebagainya).

a. Morfologi Virus

Suatu virion terdiri atas bahan genetik (RNA atau DNA) yang diselubungi

oleh selubung protein. Selubung protein ini disebut kapsid. Asan nuklein yang

diselubungi kapsid disebut nukleokapsid. Nukleokapsid dapat telanjang misalnya

pada TMV (Tobacco Mozaik Virus yang menyebabkan penyakit becak daun),

Adenovirus dan virus kutil (Warzervirus); atau diselubungi oleh suatu membran

pembungkus misalnya pada virus influenza, virus herpes. Kapsid terdiri atas

bagian-bagian yang disebut kapsomer (misalnya pada TMV dapat terdiri atas

hanya satu rantaian polipeptida, juga dapat terdiri atas protein monomer-protein

monomer yang identik yang masing-masing terdiri atas rantaian polipeptida).

Pada dasarnya kapsid terdiri atas banyak satuan-satuan dasar yang identik. Pada

umumnya kapsid tersusun simetris. Pada TMV (suatu virus yang berbentuk

batang) kapsomernya tersusun dalam bentuk anak tangga uliran spiral. Bentuk

dasar virus adalah yang bulat, silindris, kubus, polihedral, seperti huruf T, dan

lain-lain.

Gambar 13. Bentuk Virus

b. Klasifikasi Virus

Didasarkan pada jenis sel inang yang diserang, virus diklasifikasikan menjadi

4 kelompok :

1. Virus Penyerang Bakteri / Bakteriofage

2. Virus Protista

3. Virus Tumbuhan

4. Virus Hewan / Manusia

Tabel Kelompok virus yang penting :

Ukuran (milimikron) Kelompok Virus Virus atau gejalanyaVirus DNA

300 X 250 Virus cacar Variola100 - 150 Herpes virus Herpes simplex,

Varicella/Zoster20 - 60 Arbovirus Yellow fever,

pappataci130 virus serangga

60 - 75 Reovirus Reovirus70 - 85 Adenovirus Adenovirus

Virus RNA80 - 200 Myxovirus V a c c i n ia ,

Moliuscumparainfluenza - influenzacampak

17 - 30 Picornavirus Polyomyolitisradang mulut dan kuku

40 - 55 Papovavirus Papillom (kutil)Polyoma (tumor)

25 - 45 Bacteriovirus Phage berbentuk kubik40 - 80 virus serangga

25 X 200 Bacterivirus T-phage18 X 300 Virus tumbuhan Mozaik tembakau

5. (Sumarsih, 2003).

c. Bakteriophage (Virus Yang Menyerang Bakteri)

Virus pada bakteri coli (T-phage) terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kepala

yang berbentuk heksagonal dan bagian ekornya. Bentuk demikian itu hanya dapat

dilihat pada pengamatan dengan mikroskop elektron. Bagian kepala terdiri atas

bagian utama yang bagian pusatnya terdiri atas DNA; sedang bagian luarnya

merupakan selubung protein yang berfungsi sebagai pelindung. Bagian ekornya

berupa tubus yang mempunyai sumbat, selain itu dilengkapi pula dengan serabut

ekor. Bakteri yang terserang bakteriofag akan lisis (Suriawiria, 1986).

Gambar 14. Virus yang sedang melekat pada sel inang.

Untuk mendapatkan gambaran tentang siklus hidup bakteriofag, perlu

ditinjau tingkatan-tingkatan yang terjadi pada waktu phage menyerang bakteri:

o Pada permulaannya phage melekat dengan bagian ekornya pada bagian

tertentu dari sel (fase adsorpsi phage pada sel) .

o DNA phage dimasukkan ke dalam sel melalui tubus ekornya, DNA phage

merusak DNA bakteri sehingga proses di dalam sel dikendalikan oleh DNA

phage, kemudian akan terbentuk protein (selubung) phage dan DNA phage

yang baru (fase perkembangan phage).

o Fase yang terakhir ialah keluarnya partikel-partikel virus (bekteriophage)

dari sel. Sel bakteri mengalami lisis (bakteriolisis/ fase pembebasan phage).

Ada dua tipe utama virus bacterial yaitu litik (virulen) dan lisogenik

(avirulen). Bila fage litik menginfeksi sel, sel tersebut memberikan tanggapan

dengan cara menghasilkan virus-virus baru dalam jumlah besar, yaitu pada akhir

masa inkubasi, sel inang akan mengalami lisis atau pecah, melepaskan fage-fage

baru untuk menginfeksi sel-sel inang lain. Ini disebut daur litik (gambar 15). Pada

infeksi tipe lisogenik akibatnya tidak sedemikian jelas. Asam nukleat virus itu

dibawa dan direplikasikan di dalam sel-sel bakteri dari satu generasi ke generasi

yang lain tanpa terjadi lisis pada sel-selnya (gambar 16). Namun fage lisogenik

dapat menjadi virulen pada suatu generasi berikutnya dan dapat menyebabkan

lisis pada sel inang.

Gambar 15. Lytic Cycle

Gambar 16. Lysogenic Cycle

Ada beberapa virus yang ukurannya sangat kecil, dan hanya tersusun dari

beberapa asam nukleat saja. Virus yang sangat sederhana ini disebut viroid.

Sekarang telah ditemukan juga jasad hidup yang susunan kimianya hanya terdiri

dari beberapa olekul protein, jasad ini disebut prion.

III. PENUTUP

Penggolongan mikroba ada enam yaitu :

1. Bakteri

Bakteri merupakan sekelompok mikroorganisme yang bersel satu,

berkembang biak dengan pembelahan diri, dan hanya tampak dengan

mikroskop karena sedemikian kecil ukurannya. Contohnya adalah

Eschercia coli, Streptococcus pneumonia, Corynebacterium diphteriae,

Mycobacterium tubercolosis, Actinomyces israelii dan lain-lain.

2. Protozoa

Protozoa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata proto dan zoon,

yang artinya “binatang pertama”. Contohnya adalah paramaecium,

typanosoma, trichomonas, amoeba dan lain-lain.

3. Archaea

Archaea merupakan kelompok mikroorganisme yang memiliki banyak

keragaman, baik secara morfologi atau fisiologi. Contohnya adalah

Pyrodictum dan lain-lain.

4. Fungi

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotropik dimana mereka

memerlukan senyawa organik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Contohnya adalah Aspergillus sp dan lain-lain.

5. Algae

Algae termasuk eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen

fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin),

dan merah (fikoeritrin). Contohnya adalah Macrocystis dan lain-lain.

6. Virus

Virus merupakan mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil dan dapat

melalui filter bakteri. Ukuran virus umumnya 0,01-0,1 μm. Contohnya

adalah TMV (Tobacco Mozaik Virus ) dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D., 2003, Dasar-dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan,

Jakarta.

Pelczar, M. J. Jr dan E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Editor: R. S

Hadioetomo,dkk. UI Press, Jakarta.

Sugeng. 2008. FUNGI. http://biologilover.files.wordpress.com/2008/02/presentasi

-fungi.ppt. diakses 3 Oktober 2010.

Sumarsih, S. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian UPN ”Veteran”, Yogyakarta.

Suriawiria, U. 1986. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan

Secara Biologis. Penerbit ALUMNI, Bandung.

Volk, W. A dan M. F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Editor: S.

Adisoemarto, Ph.D, LIPI. Penerbit Erlangga, Jakarta.