makalah isi fisika
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap kegiatan kita hampir selalu berhubungan dengan gerak. Saat
membaca tulisan ini, sadar atau tidak, sebenarnya kita sedang bergerak. Yang
bergerak adalah bola mata kita untuk menyusuri tiap huruf dalam tulisan ini.
Selanjutnya tangan kita untuk membalik halaman demi halaman dalam
makalah ini. Selain itu, kegiatan kita juga selalu menyertakan gerak.
Karena setiap saat kita melakukan gerak, maka perlu dipelajari ilmu
tentang gerak tersebut. Dengan ilmu ini, diharapkan kita tidak hanya bergerak,
tetapi bisa menghayati arti dari tiap gerakan yang kita lakukan. Ilmu tentang
gerak juga sangat bermanfaat dalam memprediksi kecepatan dan ukuran
komponen kendaraan agar dicapai kualitas yang maksimal.
Roda kendaraan merupakan komponen yang penting agar kendaraan
berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itu, perlu diperhitungkan segala
sesuatunya. Mulai dari bahan, ukuran, kapasitas udara jika itu menggunakan
udara serta bentuknya. Hal ini diamksudkan agar kinerja roda menjadi
maksimal.
Ukuran roda kendaraan sangat berpengaruh terhadap kecepatan yang
ditimbulkan. Kendaraan yang ukuran rodanya tidak sesuai akan mengalami
gangguan, bahkan bisa jadi mencelakakan penggunanya. Oleh karena itu,
penelitian mengenai ukuran roda serta kecepatan yang ditimbulkan perlu
1
untuk dilakukan. Dari sinilah penulis mencoba melakukan simulasi kecepatan
yang ditimbulkan dari beberapa roda yang ukuran diameternya berbeda-beda.
B. TUJUAN
Seperti yang telah dikemukakan pada kata pengantar, tujuan utama
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Dasar II semester 2 dan 4 pada Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan
jurusan Biologi Universitas Pangeran Dharma Kesuma Segeran Indramayu.
Adapun tujuan lain pelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menyelidiki hubungan kecepatan dengan jarak dan waktu
2. Menyelidiki pengaruh jari-jari roda terhadap kecepatan yang ditimbulkan
3. Sebagai persiapan bahan ajar bagi peserta didik kelak
C. BATASAN MASALAH
Pembahasan yang akan penulis lakukan dibatasi hanya materi-materi
berikut:
1. Pengukuran berulang dan sesatannya
2. Kecepatan linear
3. Kecepatan sudut
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang penulis pakai untuk mengumpulkan data pada makalah ini
dibagi dua. Pertama adalah mencari literatur bacaan dari internet dan buku-
buku yang relefan sebagai bahan landasan teori. Kedua, penelitian dan
pengamatan terhadap objek penelitian sebagai pembahasan.
2
Untuk melakukan penelitian, penulis melakukan praktek langsung dengan
beberapa alat dan bahan.
Bahan dan alat yang penulis gunakan untuk membuat roda adalah sebagai
berikut.
Bahan:
1. Kertas kardus
2. Kertas HVS yang telah diberi pola lingkaran masing masing berdiameter
7 cm, 10 cm dan 14 cm.
3. Kertas HVS yang diberi nomor 1, 2 dan 3.
Alat:
1. Pisau cutter
2. Gunting
3. Lem kertas
4. Selotip / lakban
Alat-alat yang digunakan sebagai media penelitian adalah sebagai berikut:
1. Meteran
2. Stopwatch
3. Sepidol
4. Lantai (sebagai lintasan) berbahan keramik putih halus.
Pada lantai dibuat panjang lintasan sejauh 2 meter. Pada jarak tersebut
diberi tanda titik. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan adalah dengan
menjalankan roda-roda tersebut satu persatu pada lintasan secara berulang
dengan tangan. Masing-masing roda dijalankan sebanyak sepuluh kali. Penulis
3
mengasumsikan gaya otot yang bekerja pada tiap roda sama. Kemudian,
masing-masing roda dihitung waktu yang diperlukan untuk mencapai titik 2
meter pada lintasan tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dimasukan dalam tabel berikut:
Tabel 1.1 Waktu yang diperlukan oleh roda
Untuk mencapai jarak 2 m.
Setelah semua data diperoleh, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
mencari jarak rata-rata yang ditempuh oleh masing-masing roda. Kemudian
mencari kecepatan linear dan kecepatan sudut (anguler) dari masing-masing
roda. Tekhnik yang dipakai untuk perhitungan tersebut dapat dilihat pada Bab
II Landasan teori.
4
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini ditulis menurut sistematika berikut:
1. Lembar Pengesahan
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Bab I Pendahuluan
5. Bab II Landasan Teori
6. Bab III Pembahasan
7. Bab IV Penutup
8. Daftar Pustaka
5
BAB IILANDASAAN TEORI
A. PENGUKURAN
Ketepatan pengukuran merupakan hal yang sangat penting didalam fisika
untuk memperoleh hasil/data dari suatu pegukuran yang akurat dan dapat
dipercaya. Suatu pengukuran selalu disertai oleh ketidakpastian. Secara umum
penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum,
kesalahan sistematik, dan kesalahan acak.
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada
pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan
memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan banyak komponen.
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat
yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja
alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen
alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi-
fluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat
disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan
listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.
6
1. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan
sekali saja. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai
benar adalah hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya
diperoleh dari setengah nilai skala terkecil instrumen yang digunakan..
Untuk suatu besaran X maka ketidak-pastian (KTP) adalah :
∆X = ½ NST
dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai :
X = X ± ∆X
2. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang
a. Menggunakan nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel
Pada pengukuran berulang kita akan mendapatkan hasil pengukuran
sebanyak N kali. Berdasarkan analisis statistik, nilai terbaik untuk
menggantikan nilai benar xo adalah nilai rata-rata dari data yang diperoleh
. Sedangkan untuk nilai ketidakpastiannya (Δx) dapat digantikan oleh
nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
7
b. Menggunakan Kesalahan ½ – Rentang
Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti
pada pengukuran tunggal. Kesalahan ½ – Rentang merupakan salah satu
cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara
untuk melakukannya adalah sebagai berikut :
1). Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya n buah,
yaitu X1, X2, …, Xn
2). Cari nilai rata-ratanya yaitu Xrata-rata = X1 + X2 + X3 +…......../ n
3). Tentukan Xmax dan Xmin dari kumpulan data X tersebut dan
ketidakpastiannya dapat dituliskan : ∆X =( Xmax – Xmin)/2
4). Tuliskan hasilnya sebagai : X = Xrata-rata ± ∆X
Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada
pengukuran berulang adalah dengan mencari ketidakpastian relatif
pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif dapat ditentukan
dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata
pengukuran. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda dapat
menggunakan aturan yang telah disepakati para ilmuwan untuk mencari
banyaknya angka yang boleh disertakan dalam laporan hasil pengukuran
berulang. Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam
pengukuran berulang adalah sebagai berikut.
8
• ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
• ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
• ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka
B. KECEPATAN LINEAR
Kecepatan linear (v) merupakan hasil bagi panjang lintasan linear yang
ditempuh benda dengan selang waktu tempuhnya. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut atau
C. KECEPATAN SUDUT (KECEPATAN ANGULER)
Kecepatan sudut merupakan besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan
waktu. Satuan kecepatan sudut adalah rad s-1. Selain itu, satuan lain yang
sering digunakan untuk menentukan kecepatan pada sebuah mesin adalah
rpm, singkatan dari rotation per minutes (rotasi per menit).
Persamaan kecepatan sudut (ω) sebagai berikut
9
BAB IIIPEMBAHASAN
A. HASIL PENGUKURAN
1. Waktu Rata-Rata Tiap Roda
Penulis membuat 3 buah roda. Masing-masing berdiameter 7 cm (roda
3), 10 cm (roda 2), dan 14 cm (roda 1). Penulis sengaja membuat ukuran
diameter sedemikian rupa agar lebih mudah melakukan perhitunagan.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran waktu yang diperlukan
oleh roda untuk menempuh jarak 2 meter ditempuh pada lintasan adalah
seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.1Waktu yang diperlukan oleh masing-masing roda
Untuk mencari waktu rata-rata tiap roda, penulis menggunakan
metode nilai simpangan baku nilai rata-rata sampel.
10
Laporan yang disajikan berup hasil perhitungan brikut:
Hasil perhitungan waktu rata-rata untuk tiap roda adalah sebagai berikut:
Sesatan untuk masing-masing roda adalah seperti berikut:
11
xo = Waktu rata rata roda 0xi = jumlah xi
xi = waktu yang ditempuh pada percobaan ke i
N = banyaknya percobaanx = sesatan waktu
Δx3
Δx3
Ketidak pastian relatif masing-masing roda yaitu:
Dari data di atas, maka dapat disajikan informasi mengenai waktu yang
diperlukan oleh tiap roda untuk menempuh jarak 2 meter adalah:
Roda 1 = 0,93 ± 0.04 detik
Roda 2 = 1,09 ± 0,05 detik
Roda 3 = 1,30 ± 0,10 detik
2. Kecepatan linear (tangensial) tiap roda
Karena kecepatan linear (v) merupakan hasil bagi panjang lintasan
linear yang ditempuh benda dengan selang waktu tempuhnya, maka secara
sederhana dapat ditulis dalam sebuah persamaan:
Dengan demikian, dapat dicari kecepatan linear tiap roda adalah:
Jadi, kecepatan linear tiap roda adalah:
Roda 1 = 2,06 ms-1 sampai 2,25 ms-1
Roda 2 = 1,75 ms-1 sampai 1,92 ms-1
Roda 3 = 1,43 ms-1 sampai 1,67 ms-1
12
3. Kecepatan sudut (anguler) tiap roda
Untuk mencari kecepatan sudut tiap roda, terlebih dahulu kita cari
frekuensi putaran dari tiap roda. Untuk mencarinya, kita gunakan turunan
dari persamaan pada kecepatan linar berikut:
v = 2 rff = v/2rf = v/d
Berdasarkan persamaan di atas, maka besar kecepatan sudut adalah:
= 2f = 2 (v/d) = 2v/d
Berdasarkan persamaan tersebut, dapat diketauhi besar kecepatan
sudut masing-masing roda adalah:
Jadi, masing-msing roda memilki kecepatan sudut sebesar:
Roda 1 = 0,29 rad s-1 sampai 0,32 rad s-1
Roda 2 = 0,35 rad s-1 sampai 0,38 rad s-1
Roda 1 = 0,41 rad s-1 sampai 0,47 rad s-1
13
B. HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LINEAR DENGAN
KECEPATAN SUDUT
Dari perhitungan di atas, dapat disajikan sebuah tabel perbandingan
antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut serta hubungannya dengan
waktu tempuh, panjang lintasan dan diameter tiap roda sebagai berikut:
Tabel 3.2 Perbandingan kecepatan linear, kecepatan sudut,waktu tempuh, panjang lintasan dan diameter roda
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan berlawanan
antara kecepatan linear dengan kecepatan sudut. Makin besar kecepatan
sudut maka kecepatan linear semakin kecil. Sebaliknya, jika kecepatan
sudut diperkecil, maka kecepatan linear makin besar.
Kemudian, jika waktu yang ditempuh semakin lama, maka kecepatan
sudut makin besar. Namun sebaliknya, kecepatan linear akan semakin
kecil.
Ukuran diameter roda juga berpengaruh terhadap kecepatan anguler
maupun linear serta waktu tempuhnya. Makin besar diameternya
makawaktu tempuh akan semakin cepat. Hal ini akan mengakibatkan
kecepatan linear menjadi makin kecil, tetapi kecepatan anguler makin
besar. Begitupun sebaliknya, makin kecil diameternya makawaktu tempuh
14
akan semakin lambat. Hal ini akan mengakibatkan kecepatan linear
menjadi makin besar, tetapi kecepatan anguler menjadi makin kecil.
Dari penjelasan tersebut, hubungan kecepatan anguler dengan
kecepatan linear dapat digambarkan dalam persamaan:
= 2v/d atau = v/r
v = d/2 atau v = r
15
BAB IVPENUTUP
A. SIMPULAN
Simpulan yang dapat penulis tarik dari pembahasan yang telah penulis
lakukan adalah:
1. Kecepatan linear merupakan hasil dari jarak yang ditempuh per waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut;
2. Kecepata sudut merupakan besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan
waktu.
3. Kecepatan sudut dapat pula dikatakan sebagai hasil bagi kecepatan linear
dengan jari-jari roda
4. Makin besar diameter atau jari-jari lingkaran, maka makin kecil waktu
tempuh serta kecepatan linearnya, namun kecepatan sudut akan semakin
besar.
5. Makin kecil diameter atau jari-jari lingkaran, maka makin besar waktu
tempuh serta kecepatan linearnya, namun kecepatan sudut akan semakin
kecil.
B. SARAN
Saran yang bisa penulis berikan adalah:
1. Dalam melakukan percobaan seperti yang telah penulis lakukan, sebaiknya
digunakan alat untuk memberikan gaya awal (kecepatan awal), karena
kecpatan yang ditimbulkan akan relatif sama jika dibandingkan dengan
tangan kosong;
16
2. Perlu diteliti lagi kemugkinan lainnya jika menggunakan alas atau bahan
yang berbeda;
3. Roda yang dibuat diusahakan memiliki lebar yang cukup sehingga tidak
terjadi slip atau pembelokan arah jalan roda;
4. Lakukan percobaan dengan minimal dua orang karena akan sangat repot
jika melakukan seorang diri;
5. Lebih dikaji lagi pemahaman tentang gerak melingkar agar kelak
ditemukan tekhnologi lain yang lebih mempermudah kegiatan manusia.
17
DAFTAR PUSTAKA
Choiriyah. 2005. LKE TUNTAS Bahasa Indonesia. Jakarta: Graha Pustaka.
Tim Penulis Departemen Agama RI. 2004. Panduan Penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah Guru Pendidikan Agama Islam (revisi). Jakarta: Departemen Agama RI.
Kanginan, Marten. 2008. Fisika untuk SMA/MA kelas X (revisi). Jakarta: Erlangga.
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas X (BSE). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
http://www.google.co.id
http://pustaka.ut.ac.id/
18
LAMPIRANFOTO-FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Mengukur panjang lintasan
19
2. Alat dan bahan
20
12
3
RODA-RODA
METERAN
3. Percobaan
21
START AWAL