makalah fisika modren.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH FISIKA MODREN
APLIKASI SIFAT PARTIKEL DALAM GELOMBANG
Nama kelompok
Anwar Nasihin 03111004007Rahmat Hidayat
Dodi Sanjaya0311100409303111004023
Dezian Feranda 03111004031Fadli Umawi 03111004051
Willyam Ganta 03111004071
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah.swt. karena atas
berkat dan rahmatnya kami masih di beri kesehatan untuk dapat beraktifitas dengan baik
terutama dalam mengerjakan makalah ini. kami juga tak lupa untuk mengucapkan terima
kasih kepada ibuk Sri Agustina yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami untuk
kami dapat membuatnya dan lebih meningkatkan ilmu pengetahuan kami ini dengan
pembuatan makalah ini. kami jadi dapat lebih meneliti apa dan bagaimana aplikasi partikel
pada gelombang tersebut.
Dalam makalah ini membahas berbagai macam bentuk partikel serta gelombang dan
juga membahas bagaimana partikel dalam gelombang tersebut. apa yang namanya cahaya
yang memiliki sifat dualisme dalam arti memiliki sifat partikel dan juga sifat gelombang. di
dalam inilah bagaimana sifat dan aplikasi dari cahaya dan gelombang tersebut.
Kami sudah membuat makalah ini dengan sedemikian rupa dan dari seluruh data dan
informasi yang kami dapatkan. tentunya makalah ini masih belum sempurna dan memiliki
banyak kesalahan jadi kami harapkan bagi ibuk Sri ataupun yang membacanya untuk dapat
memberikan kritik dan sarannya deji kesempurnaan makalah ini.
Jadii cukup sekian kata pengantar ini. Mohon maaf jika ada salah kata semoga
makalah ini dapat membantu anda sekalian dalam menambah ilmu pengetahuan kita semua.
sekian dan terima kasih
Wassalamu’alaikum.wr.wb
Dengan hormat,
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………. Ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………. 1
B. Tujuan permasalahan………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… 2
1. Dasar Teori………………………………………………………… 2
2. Gelombang Partikel………………………………………………… 2
3. Partikel dan sifat gelombang……………………………………….. 3
4. Efek Fotolistrik…………………………………………………….. 4
5. Aplikasi peran partikel dalam gelombang…………………………… 5
5.1 Solar Cell……………………………………………………….. 5
5.2. Laser……………………………………………………………. 6
5.3. Kamera…………………………………………………………. 7
5.4. Teknologi OLED………………………………………………. 8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini memberikan gambaran tentang sifat partikel dari gelombang.
Kenyataan fisis yang kita terima timbul dari gejala yang terjadi dalam dunia mikroskopik dari
atom dan molekul, electron dan inti, tetapi dalam dunia ini tidak terdapat partikel atau
gelombang dalam arti yang kita kenal. Kita menganggap electron memiliki muatan dan massa
dan berperilaku menurut hukum mekanika partikel dalam alat-alat yang kita kenal seperti
tabung gambar televisi. Namun demikian kita akan melihat bahwa banyak kenyataan yang
memaksa kita untuk menafsirkan electron yang bergerak sebagai suatu manifestasi
gelombang sebanyak kenyataan lain yang memaksa kita untuk menafsirkannya sebagai
manifestasi partikel. Kita anggap gelombang elektromagnetik sebagai gelombang karena
dalam keadaan tertentu gelombang elektromagnetik memperlihatkan gejala difraksi,
interferensi dan polarisasi.
Namun kita juga akan melihat bahwa dalam keadaan yang lain gelombang
elektromagnetik berperilaku seakan-akan terdiri dari berkas partikel. Bersama-sama dengan
relativitas khusus, dualitas partikel gelombang merupakan pengertian sentral dalam fisika
modern. Makalah ini menguraikan tentang gelombang elektromagnetik dan sifat-sifatnya
sebagai obyek yang dibahas, manivestasi yang meliputinya antara lain peristia efek
fotolistrik, efek Compton, produksi pasangan dan sinar-X
B. Tujuan permasalahan
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan fenomena tentang sifat partikel dan gelombang
2. Menjelaskan mekanisme terjadinya efek fotol;istrik, sinar-X, efek Compton, Produksi
Pasangan.
3. Menjelaskan teori kuantum cahaya dan sifat-sifatnya.
4. Memahami tentang lubang hitam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dasar Teori
Sifat Dualisme Gelombang Partikel
Pada tahun 1924, Louis de Broglie, seorang ahli fisika dari prancis mengemukakan
hipotesis tentang gelombang partikel. Gagasan ini adalah timbal balik daripada gagasan
partikel cahaya yang dikemukakan Max Planck. Louis de Broglie meneliti keberadaan
gelombang melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah
diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal dengan
prinsip dualitas.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak
jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta
dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat
gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu
terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir
menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
2. Gelombang Partikel
Hipotesis tentang gelombang partikel berasal dari gagasan foton Einstein. Kemudian
diterapkan Louis de Broglie pada 1922, sebelum Compton membuktikannya, untuk
menurunkan Hukum Wien (1896). Ini menyatakan bahwa "bagian tenaga elektromagnet yang
paling banyak dipancarkan benda (hitam) panas adalah yang frekuensinya sekitar 100 milyar
kali suhu mutlak (273 + suhu Celsius) benda itu". Pekerjaan ini ternyata memberi dampak
yang berkesan bagi de Broglie.
Pada musim panas 1923, de Broglie menyatakan, "secara tiba-tiba muncul gagasan
untuk memperluas perilaku rangkap (dual) cahaya mencangkup pula alam partikel". Ia
kemudian memberanikan diri dengan mengemukakan bahwa "partikel, seperti elektron juga
berperilaku sebagai gelombang". Gagasannya ini ia tuangkan dalam tiga makalah ringkas
yang diterbitkan pada 1924; salah satunya dalam jurnal vak fisika Perancis, Comptes Rendus.
Penyajiannya secara terinci dan lebih luas kemudian menjadi bahan tesis doktoralnya
yang ia pertahankan pada November 1924 di Sorbonne, Paris. Tesis ini berangkat dari dua
persamaan yang telah dirumuskan Einstein untuk foton, E=hf dan p=h/. Dalam kedua
persamaan ini, perilaku yang "berkaitan" dengan partikel (energi E dan momentum p) muncul
di ruas kiri, sedangkan ruas kanan dengan gelombang (frekuensi f dan panjang gelombang ,
baca: lambda). Besaran h adalah tetapan alam yang ditemukan Planck, tetapan Planck.
Secara tegas, de Broglie mengatakan bahwa hubungan di atas juga berlaku untuk
partikel. Ini merupakan maklumat teori yang melahirkan gelombang partikel atau de Broglie.
Untuk partikel, seperti elektron, momentum p adalah hasilkali massa (sebanding dengan
berat) dan lajunya. Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan
massa dan laju partikel. Sebagai contoh, elektron dengan laju 100 cm per detik, panjang
gelombangnya sekitar 0,7 mm.
Menurut de Broglie, partikel yang bergerak sangat cepat, mempunyai cirri-ciri
gelombang. Sifat-sifat gelombang dari partikel dinyatakan dalam persamaan:
λ = h/mv
dimana: λ = panjang gelombang
m = massa partikel
v = kecepatan
h = tetapan Planck
persamaan diatas dikenal dengan nama persamaan de Broglie dimana persamaan ini
dapat dipergunakan untuk menghitung besarnya panjang gelombang dari suatu partikel yang
bergerak dengan kecepatan v.
3. Partikel dan sifat gelombang
Berdasarkan ide yang dikemukakan oleh Einstein, sebuah foton dengan energi hv
(frekuensi v dan panjang gelombang λ) memiliki momentum linear searah dengan arah
pergerakannya dan dengan besarannya p yang dinyatakan sebagai berikut:
Pada tahun 1923, A. H. Compton membenarkan ide ini dengan menggunakan
eksperimen hamburan sinar-X dan elektron. Sehingga, perilaku sebuah foton yang memiliki
momentum sebesar h/λ dan energi hv dapat diketahui. Pada tahun 1923, de Broglie
mempostulasikan bahwa sebuah partikel dapat memiliki panjang gelombang yang berkaitan
dengan momentum yang ia miliki melalui persamaan (1.25) di mana momentum dan panjang
gelombang adalah saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan sebaliknya. Sifat
gelombang dari sebuah elektron disebut sebagai gelombang elektron dan secara umum sifat
gelombang dari materi disebut sebagai gelombang materi atau gelombang de Broglie.
Panjang gelombang λ untuk gelombang materi diberikan oleh persamaan berikut, di mana
juga ekivalen dengan persamaan.
Hubungan ini dikenal sebagai hubungan de Broglie
4. Efek Fotolistrik
Cahaya merupakan radiasi elektromagnetik. Ada sifat unik dari gelombang
elektromagnetik, seperti cahaya yaitu sifat kembarnya. Di satu pihak ia bertingkah laku
seperti gelombang pada peristiwa difraksi lenturan, interferensi/ perpaduan dan polarisasi/
pengutuban, tetapi di pihak lain ia bertingkah laku sebagai partikel yaitu pada peristiwa
fotolistrik, gejala Compton. Partikel-partikel cahaya itu membentuk partikel-partikel/
kelompok-kelompok energi yang disebut foton.
Jika cahaya yang frekuensinya cukup tinggi jatuh pada permukaan logam (cahaya
ultra ungu), maka logam tersebut akan memancarkan elektron. Gejala ini dosebut efek
fotolistrik. Elektron dapat terlepas dari logam karena menyerap energi dari gelombang
elektromagnetik.
Untuk lebih memahami tentang efek fotolistrik, berikut ini adalah gambar ilustrasi jenis alat
yang digunakan pada percobaan efek fotolistrik.
Gambar 7.a. Pengamatan Eksperimental Efek Fotolistrik
Gambar diatas merupakan peralatan untuk mengamati efek fotolistrik. Cahaya yang
menyinari permukaan logam (katoda) menyebabkan electron terpental keluar. Ketika
elekyron bergerak menuju anoda, pada rangkaian luar terjadi arus elektrik yang diukur
dengan Ammeter A. Laju pancaran electron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar
dengan menggunakan sebuah Ammeter, sedangkan energi kinetiknya ditentukan dengan
mengenakan suatu potensial perlambat (retarding potential) pada anoda sehingga electron
tidak mempunyai energi yang cukup untuk “memanjati” bukit potensial yang terpasang.
Secara eksperimen tegangan perlambat terus diperbesar hingga pembacaan arus pada
ammeter menurun ke nol.
Berdasarkan hasil pengamatan :
1. Intensitas cahaya tidak mempengaruhi pergerakan electron
2. Intensitas cahaya mempengaruhi jumlah elektron yang lepas dari permukaan logam
3. Energi kinetik hanya bergantung pada panjang gelombang cahaya atau frekuensinya.
Untuk lebih jelas hubungan antara potensial perintang terhadap arus fotolistrik dan kelajuan
perhatikan gambar berikut :
Gambar 7.b. hubungan antara potensial perintang terhadap arus fotolistrik
Beberapa fungsi kerja fotolistrik terlihat dalam tabel 3.1. Untuk melepaskan elektron
dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi yang diperlukan untuk
melepaskan electron dari atom bebas dari logam bersangkutan sebagai contoh, energi ionisasi
5. Aplikasi peran partikel dalam gelombang
5.1 Solar Cell
Solar Cell Monday, September 3rd 2012. | Sensor / Tranducer Solar Cell adalah salah
satu jenis sensor cahaya photovoltaic, yaitu sensor yang dapat mengubah intensitas cahaya
menjadi perubahan tegangan pada outputnya. Apabila “solar cell” menerima pancaran cahaya
maka pada kedua terminal outputnya akan keluar tegangan DC sebesar 0,5 volt hingga 0,5
volt. Dalam aplikasinya solar cell lebih sering digunakan sebagai pembangkit listrik DC
tenaga surya (matahari). Dalam skala kecil solar cell sering kita jumpai sebagai sumber
tegangan DC pada peralatan elektronika seperti kalkulator atau jam. Prinsip Kerja Solar Cell
Efek sel photovoltaik terjadi akibat lepasnya elektron yang disebabkan adanya cahaya yang
mengenai logam. Logam-logam yang tergolong golongan 1 pada sistem periodik unsur-unsur
seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah melepaskan elektron
valensinya. Selain karena reaksi redoks, elektron valensilogamlogam tersebut juga mudah
lepas olehadanya cahaya yang mengenai permukaan logam tersebut. Diantara logam-logam
diatas Cessium adalah logam yang paling mudah melepaskan elektronnya, sehingga lazim
digunakan sebagai foto detektor. Proses Pembangkitan Tegangan Pada Solar Cell Solar
Cell,harga Solar Cell,teori Solar Cell,prinsip kerja Solar Cell,definisi Solar Cell,pengertian
Solar Cell,menggunakan Solar Cell,aplikasi Solar Cell,manfaat Solar Cell,karakteristikSolar
Cell,jual Solar Cell,modul Solar Cell,tegangan output Solar Cell,rangkaian Solar
Cell,pembangkit listrik,sumber tegangan Solar Cell,bahan Solar Cell,sistem kerja Solar
Cell,kegunaan Solar Cell,harga beli Solar Cell,daya output Solar Cell,keluaran Solar
Cell,sensitivitas Solar Cell Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah
sebanding dengan frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin
kearah warna cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik
akan berpengaruh terhadap arus listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik dapat
dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor. Berikut karakteristik dari foto voltaik berdasarkan hubungan antara intensitas
cahaya dengan arus dan tegangan yang dihasilkan
5.2. Laser
Cara Kerja Laser
Cahaya Laser
Jika elektron yang berada di tingkat energi dasar menyerap energi dari foton, maka elektron
akan melakukan transisi ke tingkat yang lebih atas. Kita katakan bahwa foton mengalami
penyerapan terangsang (stimulated absorption). Atom tidak dapat dengan sendirinya secara
spontan menaikkan tingkat energinya.
Kita bisa berharap bahwa atom-atom dengan tingkat energi yang tinggi akan
memancarakan foton secara spontan. Proses ini disebut emisi spontan. Pada tahun 1917
Einstein menemukan bahwa atom-atom dengan tingkat energi tinggi dapat dipaksa untuk
memancarkan foton oleh ransangan foton. Emisi foton seperti ini disebut emisi terangsang.
Foton hasil emisi terangsang selalu sefase dengan foton yang menstimulasinya.
Ide emisi terangsang ini membawa manusia pada penemuan laser (light amplifiration
by stimulated emission of radiation). Suatu campuran gas helium- neon dimasukkan ke dalam
tabung yang pada ujung-ujungnya telah dipasang cermin.
Suatu sumber frekuensi radio yang kuat diberikan pada tabung tersebut agar terjadi
pelucutan gas sehingga atom-atom helium tereksitasi. Akibat tumbukan, atom-atom neon
juga tereksitasi sehingga jumlah atom yang berada di tingkat eksitasi lebih banyak
dibandingkan dengan di tingkat dasar. Keadaan ini disebut inversi populasi. Jika ada foton
yang memasuki keadaan ini maka akan foton menstimulasi atom-atom tersebut, sehingga
terjadi emisi terangsang. Kejadian ini diperbesar dengan adanya cermin yang
melipatgandakan jumlah foton. Akhirnya, diperoleh suatu cahaya yang memiliki energi
sangat tinggi, yang kemudian kita kenal sebagai laser. Sifat-sifat sinar laser adalah
monokromatis, koheren, sefase, dan berintensitas tinggi.
Sinar laser banyak dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, industri dan militer.
Dalam dunia kedokteran, laser digunakan sebagai pisau operasi karena intensitasnya tinggi.
Di samping itu, laser digunakan untuk mematikan tumor, dan mengobati cacat mata. Dalam
bidang industri, laser digunakan sebagai pembaca barcode pada produk-produk industri,
pemotong logam, dan dalam komunikasi . Dalam bidang militer, laser digunakan sebagai
senjata.
5.3. Kamera
Kamera atau tustel adalah alat untuk memperoleh gambar suatu objek atau benda
dengan bantuan cahaya dan lensa cembung. Bayangan benda atau gambar yang dihasilkan
oleh lensa dibentuk pada film. Kamera yang pertama digunakan adalah kamera jenis obskura.
Kamera ini berbentuk sebuah kotak tertutup yang salah satu sisinya diberi lubang kecil.
Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang
menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Kamera yang dipakai wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video
dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan film. Kamera
elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah
ada kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses pencetakan melainkan
dapat dilihat atau diolah melalui komputer.
Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut kegunaan fisis :
lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto
diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur luasnya
aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya
shutter pembuka/penutup “dengan cepat” jalan cahaya yang menuju ke pelat film
pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam bayangan. Setiap benda yang
di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa kamera,
sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil.
Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada jarak yang berbeda-beda,
lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau ke belakang.
Bagian utama dari sebuah kamera antara lain lensa cembung yang dilapisi diafragma dan
film. Diafragma dapat mengubah besar kecilnya lubang masuk cahaya. Jika cahaya terlalu
kuat diafragma dikecilkan. Jika cahaya kurang kuat maka diafragma diperbesar. Bayangan
oleh lensa terbentuk di film. Agar bayangan tepat di film, lensa dapat diatur mendekat atau
menjauh dari film. Film dilapisi dengan zat kimia tertentu, jika terkena cahaya maka akan
terjadi proses perubahan pada lapisan tersebut sehingga bayangan akan tercetak di lapisan
kimia pada film tersebut. Setelah film dikeluarkan dan dicuci menggunakan zat kimia tertentu
maka gambar akan segera terbentuk.
Saat ini banyak macam kamera dengan teknologi elektronika yang sudah canggih yaitu
kamera digital, yang dapat diakses dengan mudah ke dalam komputer. Jika kamu ingin
mengetahui perkembangan teknologi kamera lebih jauh kamu dapat mencari informasinya
dari dunia seni dan fotografi.
5.4. Teknologi OLED
OLED merupakan piranti penting dalam teknologi elektroluminensi. Teknologi tersebut
memiliki dasar konsep pancaran cahaya yang dihasilkan oleh piranti akibat adanya medan
listrik yang diberikan. Teknologi OLED dikembangkan untuk memperoleh tampilan yang
luas, fleksibel, murah dan dapat digunakan sebagai layar yang efisien untuk berbagai
keperluan layar tampilan.
Jumlah warna dari cahaya yang dipancarkan oleh piranti OLED berkembang dari satu warna
menjadi multi-warna. Fenomena ini diperoleh dengan membuat variasi tegangan listrik yang
diberikan kepada piranti OLED sehingga piranti tersebut memiliki prospek untuk menjadi
piranti alternatif seperti teknologi tampilan layar datar berdasarkan kristal cair.
Struktur lapisan
Struktur OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi
sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik dengan ketebalan
750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa metal kompleks misalnya 8-
hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda negatif atau katoda terbuat dari campuran
logam magnesium dan perak dengan perbandingan atom 10:1. Konstruksi keseluruhan
lapisan tidak lebih dari 500 nm, artinya OLED sama tipis dengan selembar kertas.
Desain piranti
Bagian penting dari piranti OLED adalah lapisan elektroda dan lapisan tipis yang terdiri dari
molekul-molekul organik sebagai pemancar cahaya dimana keduanya disusun bertumpuk.
Lapisan organik dapat dimendapkan dengan teknik yang relatif sederhana yaitu pelapisan
memutar (spin coating) sedangkan lapisan elektroda dimendapkan menggunakan teknik
penguapan (evaporation). Lapisan elektroda dibuat dari bahan logam transparan atau semi-
transparan seperti Indium Tin Oxide (ITO) atau aluminium (Al). Sifat transparan
memungkinkan cahaya yang terpancar dari struktur piranti keluar secara optimal.
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja OLED yaitu jika pada elektroda diberikan medan listrik, fungsi kerja
katoda akan turun dan membuat elektron-elektron bergerak dari katoda menuju pita konduksi
di lapisan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnya lubang (hole) di pita valensi.
Anoda akan mendorong lubang untuk bergerak menuju pita valensi bahan organik. Keadaan
ini mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi elektron dan lubang di dalam lapisan
organik dimana elektron akan turun dan bersatu dengan lubang lalu memberikan kelebihan
energi dalam bentuk foton cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Pada akhirnya akan
diperoleh satu jenis pancaran cahaya dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada
jenis bahan pemancar cahaya yang digunakan.
BAB III
PENUTUP
Peristiwa keluarnya elektron dari permukaan logam karena disinari dengan cahaya
atau foton disebut efek fotolistrik, elektron yang terlepas disebut elektron foto. Besarnya
energi kinetik maksimum electron foto tidak tergantung pada intensitas cahaya yang
dijatuhkan tetapi tergantung pada frekuensi foton (cahaya).
Partikel dan gelombang sejak lama dikenal sebagai dua kuantitas yang berbeda dan
sama sekali tidak berhubungan elektron dikenal sebagai partikel bermuatan negatif dan
menjadi penghantar listrik dalam logam cahaya dikenal sebagai radiasi gelombang EM dari
benda yang dipanaskan Berdasarkan keyakinan akan adanya simetri di alam, Louis de
Broglie (1924) mengusulkan suatu hipotesis bahwa partikel dan gelombang EM saling
berinteraksi gelombang EM memiliki beberapa sifat yang mirip partikel.kumpulan partikel
juga menunjukkan perilaku sebagai gelombang EM dengan momentum partikel p = mv
sebagai:• De Broglie mengusulkan suatu hubungan antara panjang gelombang = h/p
dengan h adalah konstanta Planck = 6.626 x 10-34 J se
Foton dapat berkelakuan sebagai partikel. Ciri sebagai partikel yaitu mempunyai
momentum untuk membuktikan foton berkelakuan sebagai partikel, maka Afthur Compton
melakukan percobaan yang lebih dikenal dengan sebutan efek Compton.
DAFTAR PUSTAKA
Unnamed.2011. Dualitas Gelombang Partikel. http://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelom
bang-partikel.html
Unnamed.2011. Sifat Gelombang Pada Partikel.
http://wennyphysics.blogspot.com/2012/02 /siifat-gelombang-pada-partikel.html
Unnamed.2011. Dualisme Gelombang Partikel .www.slideshare.net/purnomodrs/dualisme-
gelombang-partikel.html
Unnamed.2010. komponen sensor tranducer solar-cell.http://elektronika dasar.web.id/kompo
nen/sensor-tranducer/solar-cell/Copyright © Elektronika Dasar