makalah invasi mongol

Upload: sandy709

Post on 17-Jul-2015

1.758 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangInvansi pasukan Mongol terhadap wilayah-wilayah Islam adalah tragedi besar yang tidak ada tandingannya sebelum ini dan sesudahnya. Kendati sebelumnya didahului dengan perang salib, akan tetapi perang salib tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan invansi pasukan Mongol. Betapapun banyaknya jumlah korban perang dari kaum muslimin pada keseluruhan perang salib, masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah korban perang dari kalangan kaum muslimin pada satu perang diantara sekian banyaknya perang yang dilancarkan pasukan Mongol secara brutal dan sadis tersebut. Kaum muslimin mengalami kerugian yang tidak terhitung akibat kolonialisme modern, namun penghancuran oleh para penjajah di seluruh negeri tidak sebanding dengan penghancuran oleh pasukan Mongol terhadap kota-kota Islam.

Itulah yang melatarbelakangi penyusun untuk menyusun makalah yang diberi Judul Invasi Mongol: Tragedi Mengerikan Umat Islam.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana latar belakang Bangsa Mongol? 2. Bagaimana perkembangan Bangsa Mongol? 3. Bagaimana serangan-serangan Mongol terhadap Umat Islam? 4. Apa dampak dari kekuasaan Bangsa Mongol bagi Umat Islam?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui latar belakang Bangsa Mongol; b. mengetahui perkembangan Bangsa Mongol; c. mengetahui peristiwa-peristiwa penyerangan Mongol terhadap Umat Islam; d. mengetahui dampak dari kekuasaan Bangsa Mongol bagi Umat Islam. 1

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Bangsa Mongol Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia, yang

membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia utara, Tibet Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.1 Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik diantara sesama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka.2 Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.3Pemimpin atau Khan bangsa Mongol yang pertama diketahui dalam sejarah adalah Yesugei (w. 1175). Ia adalah ayah Chinggis (Chingis atau Jenghis). Jenghis aslinya bernama Temijin, seorang pandai besi yang mencuat namanya karena perselisihan yang dimenangkannya melawan Ong Khan atau Togril, seorang kepala suku Kereyt. Jenghis sebenarnya adalah gelar bagi Temujin yang diberikan kepadanya oleh sidang kepala-kepala suku Mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun 1206, atau juga disebut Jenghis Khan/Raja yang Agung, ketika ia

1

Ahmad Syalabi, Mausuah al-Tarikh al-Islami wa al Hadharah al-Islamiyah, Juz VII, (Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyah, 1979), hlm. 745. 2 Hasan Ibrahim Hassan, Tarikh al-Islami, Juz IV, (Kairo: Maktabah Al-Nahdhad alMishriyah, 1979), hlm. 132. 3 Ibid.

2

3

berumur 44 tahun. Perlu diketahui juga, bahwasannya bangsa Mongol adalah bangsa yang pemberani dan tegar dalam berperang.4 Bangsa Mongol tidak memeluk salah satu agama samawi dari ketiga agama samawi. Padahal mereka hidup dan berinteraksi dengan pengikut agama Yahudi, Kristen dan Islam. Jenghis Khan juga menyempurnakan moral masyarakatnya dengan undangundang yang dibuatnya, yaitu Ilyasa atau Yasaq. Disamping itu juga, Jenghis Khan juga mengatur kehidupan beragama dengan tidak boleh merugikan antara satu pemeluk

agama dengan yang lainnya. Sebagai konsekwensinya, rakyat Mongol harus menghormati rajanya, tentara yang mau berperang harus diinspeksi terlebih dahulu dan perempuan harus siap membayar pajak jika lelakinya pergi berperang, ia juga mendirikan pos untuk mengetahui berita tentang kerajaanya, ia melarang penyerbuan terhadap agama, sekte agama dan mencegah terjadinya perbedaan dalam agama. Ternyata Jenghis Khan ingin mengambil hati kaum muslimin dengan tidak mengusik kelompoknya, dan menghormati Nabi SAW, yang ketika itu Islam sudah meluas hingga ke wilayahnya, guna menghadapi tantangan dan meluaskan wilyah ke luar negeri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri Islam.5 Karisma, kehebatan dan keberanian Jenghis Khan terkenal kemana-mana. Ia pun berhasil mengalahkan suku Merkit dan Tartar. Seiring dengan reputasinya yang meningkat, semakin banyak kelompok yang bergabung dan meminta perlindungan kepadanya.62.2 Perkembangan Bangsa Mongol

Bangsa yang dipimpinnya itu meluaskan wilyah ke Tibet (Cina barat laut), dan Cina, 1213, serta dapat menaklukkan Beijing tahun 1215. ia menundukkan Turkestan tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khawarazm Syah. Invasi Gubernur Khawarazm membunuh para utusan Jenghis yang disertai oleh para saudagar Islam. Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu4

Badri Yatim, DR., MA., Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 111. 5 Ali Mufrodi, Dr., Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 128. 6 Zazuli, Muhammad, 60 Tokoh Dunia Sepanjang Masa, (Yogyakarta: Penerbit Narasi, 2009), hlm. 39.

3

4

wilayah Islam, dan dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarazm 1219-1220, padahal sebelummnya, mereka justru hidup berdampingan secara damai satu sama lain. Kota Bukhara di Samarkand yang di dalamnya terdapat makam Imam Bukhari, salah seorang perawi Hadits yang termasyhur, dihancurkan, Balk, dan kota-kota lain yang mempunyai peradapan Islam yang tinggi, di Asia Tengah juga tidak luput dari penghancuran. Jalaluddin, penguasa Khawarazm yang berusaha meminta bantuan kepada khalifah Abbasiyah di Baghdad, menghindarkan diri dari serbuan Mongol, ia diburu oleh lawannya hingga ke India 1221, yang akhirnya ia lari ke Barat. Toluy, salah seorang anak Jenghis, diutus ke Khurrasan sementara anaknya yang lain, yakni Jochi dan Chaghatay bergerak untuk merebut wilayah sungai Sir Darya Bawah dan Khawarazm. Wilayah kekuasaan Jengis Khan yang luas dibagi untuk empat orang putranya sebelum ia meninggal dunia tahun 624/1227. Pertama ialah Jochi, anaknya yang sulung mendapat wilayah Siberia bagaian Barat dan Stepa Qipchaq yang membentang hingga Rusia selatan, di dalamnya terdapat Khawarazm. Namun ia meninggal dunia sebelum wafat ayahnya Jengis, dan wilayah warisannya itu diberikan kepada anak Jochi yang bernama Batu atau Orda. Batu mendirikan Horde (kelompok) Biru di Rusia Selatan sebagai pilar dasar berkembangnya Horde putih di Siberia Barat. Kedua kelompok itu bergabung dalam abad ke 14 yang kemudian muncul sebagai ke khanan yang bermacam ragamnya di Rusia, Siberia dan Turkistan, termasuk di Crimea, Astrakhan, Qazan, Qasimov, Tiumen, Bukhara, dan Khiva. Syaibaniyah atau Ozbeg, salah satu cabang keturunan Jochi berkuasa di Khawarazm dan Transoxania dalam abad ke 15 dan 16.7 Kedua adalah Chaghatay, mendapat wilayah berbentang ke Timur, sejak dari Transocania hingga Turkistan Timur atau Turkistan Cina. Cabang barat dari keturunan Chaghatai yang bermukim di Tranxosania segera masuk ke dalam lingkungan pengaruh Islam, namun akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan Timur Lenk. Sedangkan cabang timur dari keturunan Chaghatay berkembang di Semirechye, Ili, Tien Syan di Tamrin. Mereka lebih tahan terhadap pengaruh Islam, tetapi akhirnya

7

Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societies (USA : Cambridge University Press, 1988), 428.

4

5

mereka ikut membantu menyebarkan Islam di wilayah Turkistan Cina dan bertahan disana hingga abad ke XVII. Ketiga bernama Ogedey, adalah putra Jengis Khan yang terpilih oleh dewan Pimpinan Mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yang mempunyai wilayah di Pamirs dan Tien Syan. Tetapi dua generasi Khan tertinggi jatuh ke tangan keturunan Toluy. Walaupun demikian, cucu Ogedey yang bernama Qaydu dapat mempertahankan wilayahnya di Pamirs dan Tien Syan, mereka berperang melawan anak turun Chaghatay dan Qubilay Khan, hingga ia meninggal dunia tahun 1301. Keempat adalah Tuli, si bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak-anaknya, yakni Mongke dan Qubilay menggantikan Ogedey sebagai Khan Agung. Mongke bertahan di Mongolia yang ber ibu kota di Qaraqarum. Sedangkan Qubilay Khan menaklukan Cina dan berkuasa disana yang dikenal sebagai dinasti Yuan yang memerintah hingga abad ke-XIV, yang kemudian digantikan dinasti Ming. Mereka memeluk agama Budha yang berpusat di Beijing, dan mereka akhirnya bertikai melawan saudara-saudaranya dari Khan-Khan Mongol yang beragama Islam di Asia Barat dan Rusia. Adalah Hulagu Khan,8 saudara Mongke Khan dan Qubilay Khan, yang menyerang wilayah-wilayah Islam sampai ke Baghdad.

2.3 Serangan-serangan Mongol terhadap Umat Islam Setelah berhasil menaklukan wilayah Cina dan sekitarnya, Jenghis Khan kemudian menjadikan negeri-negeri Islam sebagai sasaran selanjutnya. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian ke Samarkand. Pada mulanya, mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala Al-Din di Turkistan. Pertempuran8

Hulagu Khan dilahirkan semasa hidup Jengis Khan tepatnya sepuluh tahun sebelum meninggalnya Jengis Khan tahun 614 H / 1217 M. Nasab keturunannya sebagaimana dikatakan oleh sejarawan adalah Hulagu Khan bin Tuli Khan bin Jengis Khan. Ibnu Katsir mengatakan : Hulagu Khan adalah Raja Mongol bin raja Mongol. Ia adalah anak dari raja-raja mereka, orang awam menyebutnya Hulawun, Ibnu Katsir menambahkan bahwa Hulagu adalah seorang raja yang dictator, sadis dan tidak bermoral. Ia bantai kaum muslimin di Timur dan di Barat dalam jumlah yang besar dan hanya Allah yang tahu berapa jumlahnya, dan dia tidak menganut agama apapun. Lihat : Al-Bidayah wa an-Nihayah, Jilid XIII, 248

5

6

berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian, mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala Al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm. Sultan Ala-Aldin tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. Ia digantikan oleh putranya, Jalal Al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran dekat Attock tahun 1224 M.9 Pasukan Mongol terus melakukan pembunuhan dan pembantaian besar-besar di setiap wilayah yang dilaluinya. Pernah Jenghis Khan bertanya kepada seorang penjaga menara mesjid, apakah mimbar itu adalah singgasana Sultan dan diberitahu bahwa mimbar adalah untuk berkhotbah, sedangkan singgasananya ada di dalam benteng. Jadi Jenghis pergi menuju benteng, memerintahkan pengawal untuk menyerah, membunuh beberapa orang saat mereka melawan, kembali ke mesjid, membunuh 200 syeikh, melempar kepala mereka ke dalam sumur mesjid, kemudian ia menaiki mimbar.10 Warga kota yang masih hidup dikumpulkan ke dalam dinas militer, wanita dan anak-anak mereka dijadikan budak. Sedangkan para pandai besi, tukang kayu dan pengrajin emas direkrut untuk bergabung dengan pekerja terampil bangsa Mongol.11 Wilayah Baghdad pada tahun 1208 M ditaklukkan oleh Hulagu Khan, salah satu keturunan Jenghis Khan. Ia membentuk kerajaan II Khaniyah yang berpusat di Tabris dan Maragha. Ia dipercaya oleh saudaranya, Mongke Khan untuk mengembalikan wilayah-wilayah Mongol di Asia Barat yang telah lepas dari kekuasan Mongol setelah kematian Jenghis. Ia berangkat dengan disertai pasukan yang besar untuk menunaikan tugas itu tahun 1253 dari Mongolia. Atas kepercayaan saudaranya tersebut, Hulagu Khan dapat menguasai wilayah yang luas seperti Persia,

9

Badri Yatim, DR., MA., op. cit., hlm. 113. Man, John, Jenghis Khan: Legenda Sang Penakluk dari Mongolia, (Tangerang: Pustaka Alvabet, 2008), hlm. 247. 11 Man, John, op. cit., hlm. 248.10

6

7

Irak, Caucasus dan Asia Kecil sebelum menundukkan Baghdad, ia telah menguasai pusat gerakan Syiah Ismailiyah di Persia Utara, tahun 1256. Jatuhnya ibu kota Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah kedua, al-Mansur itu, berkaitan erat sekali dengan seseorang yang bernama Ibnu al-Qami, ia berhasil merayu pasukan Mongol untuk menyerang Baghdad. Pada awal tahun 656 H / 1258 M, Hulagu Khan mengirimkan pasukan ke Baghdad di bawah pimpinan dua amirnya sebagai pasukan awal sebelum kedatangannya, kemudian pada tanggal 12 Muharram pada tahun yang sama, pasukan yang berkekuatan dua ratus ribu personel dan dipimpin langsung oleh Hulagu Khan tiba di Baghdad.12 Mereka mengepung Baghdad dari dua arah, barat dan timur, pada akhirnya diadakan perjanjian antara Hulagu dan Mutashim. Mutashim dikawal tujuh ratus dari kalangan hakim, fuqoha, orang-orang sufi dan pejabat Negara. Pada akhirnya mereka semua dibunuh oleh Hulagu Khan tidak tersisa sama sekali, hal ini atas permintaan Ibnu al-Qami dan Nashiruddin at-Thutsi. Demikian juga membunuh sebagian besar keluarga khalifah dan penduduk yang tak berdosa. Akibat pembunuhan dan kerusakan kota itu timbullah wabah penyakit, lantaran mayatmayat yang bergelimpangan belum sempat dikebumikan. Hulagu mengenakan gelar II Khan dan menguasai wilayah yang lebih luas lagi hingga ke Syiria Utara, seperti kota Aleppo, Hama, dan Harim. Selanjutnya ia ingin merebut Mesir, tetapi malang, pasukan Mamluk rupanya lebih kuat dan lebih cerdik sehingga pasukan Mongol dapat dipukul di Ain Jalut, Palestina, thun 1260 sehingga mengurungkan niatnya melangkahi Mesir. Ia sangat tertarik pada bangunan dan arsitektur yang indah dan filsafat. Atas saran Nasiruddin at-Tusi, seorang Filosof Muslim besar. Ia membangun ovservatorium di Maragha tahun 1259.13 Hulagu yang memerintah hingga tahun 1265 digantikan oleh anaknya, Abaqa, 1265-1282. ia sangat menaruh perhatian kepada umat Kristen karena pengaruh janda ayahnya yang beragama Kristen Nestorian, yakni Doqus Khatun. Orang-orang Mongol II Khaniyah ini bersekutu dengan orang-orang Salib, penguasa Kristen Eropa, Armenia Cilicia untuk melawan Mamluk dan keturunan saudara-saudaranya12

http://tonyoke.wordpress.com/category/dunia-islam/hulagu-khan-si-barbar-penghancurbaghdad/ (Sabtu, 21 Mei 2011 pukul 08.25 WIB) 13 Ibid

7

8

sendiri dari dinasti Horde keemasan (Golden Horde) yang telah bersekutu dengan Mamluk, penguasa Muslim yang berpusat di Mesir. Dinasti II Khaniyyah lama kelamaan renggang hubungannya dengan saudara-saudaranya yang berada di Timur, terutama setelah meninggalnya Qubilay Khan tahun 1294. bahkan mereka yang menguasai barat sampai Baghdad itu karena tekanan kultur Persia yang Islam, berbondong-bondong memeluk agama Islam seperti Ghazan Khan dan keturunannya. Penguasa II Khaniyyah terakhir ialah Abu Said. Ia berdamai dengan Mamluk tahun 1323, yang mengakhiri permusuhan antara kedua kekuasan itu untuk merebut Syiria. Perselisihan dalam tubuh II Khaniyyah sendiri menyebabkan terpecahnya kerajaan menjadi dinasti kecil-kecil yang bersifat lokal. Mereka hanya dapat dipersatukan kembali pada masa Timur Lenk yang berbentuk dinasti Timuriyyah yang berpusat di Samarkand.14 Sebagian wilayah II Khaniyyah yang berada di kawasan kebudayaan Arab seperti Iraq, Kurdistan dan Azebaijan, diwarisi oleh dinasti Jalayiriyah. Jalayir adalah suku Mongol yang mengikuti Hulagu ketika menaklukkan negeri-negeri Islam. Dinasti ini didirikan oleh Hasan Buzurg (Agung), yang dibedakan dengan Hasan Kuchuk (kecil) dari dinasti Chupaniya, musuh bubuyutannya yang memerintah sebagai Gubernur di Anatolia di bawah sultan Abu Said, penguasa terakhir dinasti II Khaniyyah. Hasan Buzurg akhirnya menundukkan Chupaniyah, walaupun ia masih harus mengakui kekuasaan II Khaniyah, dan memusatkan kekuasaanya di Baghdad. Dimasa Uways, pengganti Hasan Agung, Jalayiriyyah baru memiliki kedaulatan secara penuh. Ia dapat menundukkan Azerbaizan, namun mendapat perlawan dari dinasti Muzaffariyah dn Khan-Khan Horde keemasan. Mereka akhirnya dikalahkan oleh Qara Qoyunlu.15 Dari sini dapat dilihat, bahwa kultur Islam yang ada dikawasan budaya Arab seperti Iraq dan Syiria serta sebagian Persia sebelah barat, walaupun secara politis dapat ditaklukkan oleh Mongol, tetapi akhirnya Mongol sendiri terserap ke dalam budaya Islam. Dapatlah kiranya disimpulkan bahwa akar budaya Islam dikawasan budaya Arab dipemerintahan bukan hanya dynasti berbangsa Arab saja tetapi siapa14 15

Ibid. Ibid.

8

9

yang kuat akan memerintah wilayah tersebut. Dinasti-dinasti silih berganti menguasai wilayah itu dan yang langgeng ialah kekuasaan dari bangsa Arab sendiri, baik pada masa klasik maupun masa modern ini.16 2.4 Dampak Kekuasaan Mongol bagi Umat Islam17 2.4.1 Dampak Negatif Kehancuran tampak jelas dimana-mana dari serangan Mongol sejak dari wilayah timur hingga ke barat. Kehancuran kota-kota dengan bangunan yang indah-indah dan perpustakaan-perpustakaan yang mengoleksi banyak buku memperburuk situasi ummat Islam. Pembunuhan terhadap umat Islam terjadi, bukan hanya pada masa Hulagu saja yang membunuh khalifah Abbasiyyah dan keluarganya, tetapi pembunuhan dilakukan juga terhadap umat Islam yang tidak berdosa. Seperti yang dilakukan oleh Argun Khan ke empat pada dinasti II Khaniyyah terhadap Takudar sebagai Khan ketiga yang dihukum bunuh karena masuk Islam, Argun Syamsuddin, seorang administrator dari keluarga Juwaini yang tersohor dihukum mati tahun 1284, Syihabuddin penggantinya juga dibunuh tahun 1289, dan Said ad-Daulah yang orang Yahudi itu dihukum mati pula pada tahun 1289. Bangsa Mongol yang asal mulanya memeluk agama nenek moyang mereka, lalu beralih memeluk agama Budha, rupanya bersimpati kepada orangorang Kristen yang bangkit kembali pada masa itu dan menghalang-halangi dakwah Islam di kalangan Mongol, yang lebih fatal lagi ialah hancurnya Baghdad sebagai pusat dinasti Abbasiyyah yang di dalamnya terdapat berbagai macam tempat belajar dengan fasilits perpustakaan, hilang lenyap dibakar oleh Hulagu. Suatu kerugian besar bagi khazanah ilmu pengetahuan yang dampaknya masih dirasakan hingga kini. 2.4.2 Dampak Positif Adapun dampak positif dengan berkuasanya dinasti Mongol ini setelah para pemimpinnya memeluk agama Islam. Mengapa mereka dapat menerima16 17

Ibid. http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/JengisKhan.html, (Sabtu, 21 Mei 2011, pukul 08.30WIB)

9

10

dan masuk ke agama Islam? Antara lain adalah disebabkan karena mereka berasimilasi dan bergaul dengan masyarakat Muslim dalam jangka panjang, seperti yang dilakukan oleh Gazan Khan (1295-1304) yang menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan, walaupun ia pada mulanya beragama Budha. Rupanya ia telah mempelajari ajaran agama-agama sebelum menetapkan keislamannya, dan yang lebih mendorongnya masuk Islam adalah karena pengaruh seorang menterinya, Rasyiduddin yang terpelajar dan ahli sejarah yang terkemuka yang selalu berdialok dengannya, dan Nawruz, seorang Gubernurnya untuk beberapa propinsi Syiria. Ia menyuruh kaum Kristen dan Yahudi untuk membayar Jizyah, dan memerintahkan mencetak uang yang bercirikan Islam, melarang riba, dan menyuruh para pemimpinnya menggunakan sorban. Ia gemar pada seni dan ilmu pengetahuan, menguasai beberapa bahasa seperti Mongol, Arab, Persia, Cina, Tibet dan Latin. Ia mati muda ketika berumur 32 tahun, karena tekanan batin yang berat sehingga ia sakit yang menyebabkan kematiannya itu ketika pasukannya kalah di Syiria dan munculnya sebuah komplotan yang berusaha untuk menggusurnya dari kekuasaannya. Sepeninggal Gazan digantikanlah oleh Uljaitu Khuda Banda (1305-1316) yang memberlakukan aliran Syiah sebagai hukum resmi kerajaanya. Ia mendirikan ibu kota baru yang bernama Sultaniyyah dekat Qazwain yang dibangun dengan arsitektur khas II Khaniyyah. Banyak koloni dagang Italia terdapat di Tabriz, dan II Khaniyyah menjadi pusat pedagangan yang menghubungkan antara dunia Barat dan India serta Timur Jauh. Namun perselisihan dalam keluarga dinasti II Khaniyyah menyebabkan runtuhnya kekuasaan mereka.

10

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Sesungguhnya invansi pasukan Mongol terhadap Negara-negara Islam adalah tragedi besar yang tidak ada tandingannya sebelum ini dan sesudahnya. Kendati sebelumnya di dahului oleh perang Salib, apalagi melihat peristiwa hancurnya ibu kota Dinasti Abbasiyah yaitu Baghdad. Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa faktor hancurnya wilayah-wilayah Islam yang termasuk didalamnya adalah Baghdad, diantaranya adalah: o Terjadinya perpecahan dan konflik internal kaum muslimin. o Setiap amir atau khalifah hanya perhatian kepada wilayahnya saja, tanpa beban ketika ada suatu wilayah Islam lainya jatuh di tangan musuh. o Kurang professional dalam mengangkat pejabat Negara, terutama dalam bidang politik dan militer. o Kurangnya jiwa revolosioner di kalangan ummat Islam, mereka banyak terjun di dunia sufi, fiqh, dan teologi.

11

12

DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, DR. M.A. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Zazuli, Mohammad. 2009. 60 Tokoh Dunia Sepanjang Masa. Yogyakarta : Penerbit Narasi. Man, John. 2008. Jenghis Khan: Legenda Sang Penakluk dari Mongolia. Tangerang: Pustaka Alvabet. Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah: Jengis Khan, diakses dari http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/JengisKhan.html, pada tanggal 21 Mei 2011 pukul 08.25 WIB. Tonyoke, Hulagu Khan, si Barbar Penghancur Baghdad, diakses dari http://tonyoke.wordpress.com/category/dunia-islam/hulagu-khan-si-barbarpenghancur-baghdad/, pada 21 Mei 2011 pukul 08.30 WIB.

12

13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................

i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1.3 Tujuan ................................................................................................. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Latar Belakang Bangsa Mongol ......................................................... 2.2 Perkembangan Bangsa Mongol .......................................................... 2.3 Serangan-serangan Mongol terhadap Umat Islam ............................. 2.4 Dampak Kekuasaan Mongol bagi Umat Islam .................................. 2.4.1 Dampak Negatif ....................................................................... 2.4.2 Dampak Positif ......................................................................... BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12 LAMPIRAN-LAMPIRAN 2 3 5 9 9 9 1 1 1

13 ii

14

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang diberi judul Invasi Mongol: Tragedi Mengerikan Umat Islam. Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak menemukan kesulitan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, kami akhirnya dapat menyelesaikannya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Eulis Sri R.B., S.Pd.I, selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. 2. Orang tua yang telah turut memotivasi terselesaikannya makalah ini. 3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Sebagai manusia biasa kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan besar hati kami bersedia menerima kritikan maupun saran dari berbagai pihak agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat menjadi lebih baik.

Ciamis, Mei 2011

Penyusun

14 i

15

INVASI MONGOL Tragedi Mengerikan Umat Islam MAKALAHDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam Dosen : Eulis Sri R.B., S.Pd.I

Disusun oleh: SANDI NURHIDAYAH 20091026

Tingkat II / Semester IV Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-MAARIFJl. Umar Shaleh Imbanagara Raya Ciamis 2011 15

16

ABSTRAK Penulisan makalah yang diberi judul Invasi Mongol: Tragedi Mengerikan Umat Islam ini dilatarbelakangi oleh biadabnya pembantaian yang dilakukan oleh Mongol terhadap umat Islam. Lebih kejam dari perang salib sekalipun. Penulisan makalah ini bertujuan mengetahui latar belakang bangsa Mongol yang terkenal kejam, untuk mengetahui perkembangan bangsa Mongol, peristiwaperistiwa penyerangan Mongol terhadap umat Islam dan dampak dari kekuasaan Mongol bagi Umat Islam. Argumen-argumen yang disajikan diambil dari pemahaman penyusun, serta fakta-fakta dari literatur-literatur mengenai bahasan ini untuk memperkuat argumen yang disajikan. Invansi pasukan Mongol terhadap wilayah-wilayah Islam adalah tragedi besar yang tidak ada tandingannya sebelum ini dan sesudahnya. Kendati sebelumnya didahului dengan perang salib, akan tetapi perang salib tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan invansi pasukan Mongol. Betapapun banyaknya jumlah korban perang dari kaum muslimin pada keseluruhan perang salib, masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah korban perang dari kalangan kaum muslimin pada satu perang diantara sekian banyaknya perang yang dilancarkan pasukan Mongol secara brutal dan sadis tersebut. Kaum muslimin mengalami kerugian yang tidak terhitung akibat kolonialisme modern, namun penghancuran oleh para penjajah di seluruh negeri tidak sebanding dengan penghancuran oleh pasukan Mongol terhadap kota-kota Islam. Akan tetapi selain dampak negatif, terdapat juga dampak positif dari kekuasaan Mongol di negeri-negeri Islam ini yaitu banyaknya Khan atau raja-raja Mongol yang kemudian masuk Islam dan banyaknya pelajaran yang dapat diambil dari invasi Mongol ini yaitu pentingnya persatuan dan kesatuan diantara negeri-negeri Islam demi kejayaan Islam.

16