makalah : iman
TRANSCRIPT
IMAN
Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Tauhid Ilmu Kalam
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
RIA WIDIANTI (14119214)
ZULVA YU’TIKA (14119854)
KELOMPOK
KELAS E
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
IMAN, CABANG-CABANG IMAN dan
YANG MEMBATALKAN IMAN
1. PENGERTIAN IMAN
Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan secara terminologi atau
dalam istilah syar’i para ulama mempunyai pendapat yang beragam tentang pengertian
iman, antara lain:
a. Al-Imam Malik, al-Syafi’i, Ahmad, al-Auza‘i, Ishaq ibn Rahawaih, dan segenap
ulama ahli hadis serta ulama Madinah demikian juga para pengikut mazhab Zahiriyyah dan
sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah : pembenaran
dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Para ulama
salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan
berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang.1
b. Al-Imam Isma’il ibn Muh}ammad al-Taimi berkata :
2اإليمان في الشرع عبارة عن جميع الطاعات الباطنة والظاهرة
Artinya:
“Iman dalam pengertian syar’i adalah satu perkataan yang mencakup makna semua
ketaatan lahir dan batin”.
Al-Nawawi menukil perkataannya :
3اإليمان في لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل باألركان
Artinya:
“Iman dalam istilah syar’i adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan
anggota tubuh”.
c. Imam Ibnu ‘Abd al-Barr berkata :
4الفقه والحديث على أن اإليمان قول وعمل، وال عمل إال بنيةأجمع أهل
Artinya:
“Para ahli fiqih dan hadis telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan
perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat”.
1 Ahmad ibn Halim ibn Taimiyyah al -Harani Abu al-‘Abbas, Syarh al-‘Aqidah al-Wasitiyyah, Juz II (Cet. I,
Mekkah: Matba‘ah al -Hukumah, 1392 H), hlm. 163 2 Isma‘il ibn Muhammad ibn al -Fadl al-Asbahani, al-Hujjah fi Bayan al-Mahajjah wa Syarh ‘Aqidah Ahl
al-Sunnah Juz I (Cet. I; Beirut: al -Maktabah al -Islami, 1970), h. 143. 3 Muhy al-Din Yahya ibn Syaraf al -Nawawi, Syarh Sahih Muslim, Juz I (Saudi ‘Arabiyyah: Wizarah al -
Syu‘un al-Islamiyyah, 1420 H), h. 146. 4 Yusuf ibn ‘Abd Allah ibn Muhammad ibn ‘Abd al -Barr al-Namri al-Andalusi Abu ‘Umar, al-Tamhid, Juz
IX (Saudi ‘Arabiyyah: al -Ra’asah al-‘Ammah li Idarat al -Buhus\ al-‘Ilmiyyah, 1405 H), h. 238.
d. Al-Imam Ibn al-Qayyim al-Jauzi berkata :
اإليمان مركبة من قول وعمل. والقول قسمان : قول القلب، وهو االعتقاد، وقول اللسان، وهو التكلّم بكلمة اإلسالم. حقيقة
والعمل قسمان : عمل القلب، وهو نيته وإخالصه، وعمل الجوارح. فإذا زالت هذه األربعة، زال اإليمان بكماله، وإذا زال تصديق
5القلب، لم تنفع بقية األجزاء
Artinya:
“Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan
hati, yaitu i‘tiqad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang kalimat Islam (mengikrarkan
syahadat – Abu al-Jauza’). Perbuatan juga ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan
keikhlasannya; dan perbuatan anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan
hilang iman dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tas}diq) dalam
hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian iman adalah pembenaran dengan segala
keyakinan tanpa keraguan sedikitpun mengenai yang datang dari Allah swt. dan rasul-Nya.
2. CIRI-CIRI ORANG BERIMAN
Ciri-ciri orang yang beriman :
a. Surah Al-Ashr: 1-3
1) Mengerjakan amal sholeh.
2) Saling menasehati supaya menaati kebenaran.
b. Surah Al-Anfal: 2-3
1) Bila disebut nama Allah bergetar hatinya.
2) Bila dibacakan ayat Allah bertambah imannya.
3) Menyerahkan segala persoalannya hanya pada Allah (bertawakal).
4) Orang-orang yang mengerjakan sholat.
5) Orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah.
3. CABANG-CABANG IMAN
Ibarat sebuah pohon, iman itu memiliki cabang-cabang. Dalam salah satu haditsnya,
Rasulullah saw bersabda: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang.
Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'La ilaha illallah' (tauhid), dan yang paling
rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu
cabang iman." [HR. Bukhari, Muslim].
5 Muhammad ibn Abi Bakr ibn Ayyub ibn al -Qayyim al-Jauziyyah Abu ‘Abd Allah, al-Salah wa Hukmu Tarikiha (Saudi ‘Arabiyyah: Wizarah al -Syu‘un al-Islamiyyah, 1420 H), hlm. 35.
Cabang-cabang iman tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rukun Iman
2. Mencintai Allah
3. Mencintai Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa Sallam
4. Mencari ilmu
5. Menunaikan salat fardlu pada waktunya dengan sempurna
6. Murabathah
7. Memerdekakan budak yang mukmin
8. Menunaikan amanat kepada yang berhak
9. Menghindari pakaian, perhiasan, dan bejana yang diharamkan
10. Meninggalkan dendam dan hasud
11. Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jamaah
12. Malu pada Allah
13. Berbuat baik kepada budak belian
14. Menjaga hak isteri dan anak-anak
15. Mencintai ahli agama
16. Membaca tasymit bagi orang yang bersin
17. Memuliakan tetangga
18. Sabar dalam ketaatan hingga selesai melaksanakannya
19. Menghormat orang tua dan menyayangi anak muda
20. Mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri6
4. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN IMAN
Pembatal iman atau “nawaqidhul iman” adalah sesuatu yang dapat menghapuskan
iman sesudah iman, masuk di dalamnya yakni :
1. Syirik
2. Kufur
3. Nifaq
4. Sihir
5. Khurafat (takhayul)
6. Riddah
6 Kitab Qami’u ath-Thughyaan karya Syaikh Muhammad Nawawi bin ‘Umar al -Bantani al-Jawi yang
disadur oleh K.H. Drs. Achmad Masduqi Machfudh