makalah ilmu negara
DESCRIPTION
ilmu negaraTRANSCRIPT
MAKALAH ILMU NEGARA
MAKALAH INI DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DALAM MENEMPUH MATA
KULIAH ILMU NEGARA
DISUSUN OLEH :
1. GUSANDA SOSIA NAGOYA (15.02.51.0046)
2. NASIHATUL KHOIRIYAH (15.02.51.0054)
3. ANNISA AYU ANGGRAINI (15.02.51.0045)
4. DEWI RATNASARI (15.02.51.0006)
5. THOMAS SEBASTIAN SELANO (15.02.51.0015)
6. LUKITO (15.02.51.0056)
UNISBANK ( UNIVERSITAS STIKUBANK ) FAKULTAS HUKUM
SEPTEMBER 2015 ,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ilmu negara
dengann baik. Makalah ilmu negara di Indonesia disusun berdasarkan hasil analisa di berbagai
situs di internet dan berbagai literature. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi sempurna nya penyusunan laporan ini. Penulis berharap
semoga dengan adanya makalah ilmu Negara ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
Penyusun
( KELOMPOK 1 )
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I : PEMBUKAAN ................................................................................................... 1
BAB II PERMASALAHAN: ........................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN :............................................................................................... 4
1. Teori asal mula negara........................................................................................4
1.1....Teori theokrasi........................................................................................... 4
1.2.Teori hukum alam /perjanjian masyarakat.................................................4
1.2.1. Menurut thomas hobbes....................................................................4
1.2.2. Menurut john locke............................................................................6
1.2.3. Menurut jakcues rouseau..................................................................8
2. Teori sifat dan hakikat
2.1.........Socrates ....................................................................................................
.............. 11
2.2............ Plato ......................................................................................................
.............. 11
2.3.......Aristoteles ............................................................................................. 11
2.4.. . F. oppenheimer......................................................................................... 12
2.5...... Leon duguit............................................................................................ 12
2.6.... R. kranneburg......................................................................................... 12
2.7......... Logeman.............................................................................................. 12
3. Teori terjadinya negara.................................................................................... 13
3.1.Terjadiya negara secara primer................................................................ 13
3.2.Terjadinya negara secara sekkunder........................................................ 14
4. Teori ide negara................................................................................................. 15
BAB IV PENUTUP : ...................................................................................................... 16
iii
SIMPULAN : ................................................................................................................. 17
iv
BAB I
PEMBUKAAN
Teori tentang kenegaaan sudah dikenal sejak jamann bangunnya peradaba manusia.
Dapat dijelaskan pada jaman purba atau kuno sudah mengenal sistem negara dimana raja atau
kepala suku berperan menjadi pemimpin , seiring perkembangan jaman munculah teori – teori
dan sistem kenegaraan yang makin berkembang hal ini ditujukan untuk menghargai hak dari
masing – masing warganya agar terpenuhi .
1
BAB II
PERMASALAHAN
1. BATASAN MASALAH
Untuk menghindari kesimpangan siuran penulisa dalam membuat makalah ini , maka
penulis membatasi masalah yang akan dibahas dimakalah ini adalah :
1. Teori asal mula negaara.
1.1 Teori Theokrasi.
1.2 Teori hukum alam / perjanjian antar manusia.
1.2.1. Thomas hobbes.
1.2.2. John locke.
1.2.3. Jean jakceus rouseau.
2. Teori sifat dan hakekat negara.
2.1. Socrates.
2.2. Plato.
2.3. Aristoteles.
2.4. F. oppenheimmer.
2.5. Leon duguit.
2.6. R. kranneburg.
2.7. Logeman.
3. Teori terjadinya negara.
3.1. Terjadinya negara secara primer.
3.2. Terjadinya negara secara sekunder.
4. Teori ide negara.
5. Teori tujuan negara
6. Fungsi negara
6.1. Fungsi negara abad ke XVII di perancis
6.2. Fungsi negara menurut john locke
6.3. Fungsi negara menurut montesquieu
6.4. Fungsi negara menurut van vollenhoven
2
6.5. Fungsi negara menurut goodnaw
7. Teori legitimasi
8. Teori lenyapnya negara
2. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang teori asal mula negara.
2. Menjelaskan tentang sifat dan hakekat negara.
3. Menjelaskan tentang teori terjadinya negara
4. Menjelaskan tentang teori ide negara.
5. Menjelaskan tentang fungsi negara.
6. Menjelaskan tentang teori legitimasi kekuasaan.
7. Menjelaskan tentang teori lenyapnya negara.
3
BAB III
PEMBAHASAN
1. TEORI ASAL MULA NEGARA
Ada bebrapa teori yang menjelaskan tentang asal mula dari suatu negara , yaitu :
1.1. Teori theokrasi
Teori asal mula negara yang agak tua (Teori Ketuhanan), tidak mengadakan
pemisahan antara penguasa dengan negara. Dimana teori ini pada dasarnya
membicarakan tentang darimana asalnya kekuasaan atau gezag itu dan kepada siapa
gezag itu diturunkan atau di tangan siapa gezag itu berada. Menurut Teori Theokrasi
bahwa gezag atau kekuasaan /kewibawaan itu berasal dari Tuhan atau dari kekuatan
gaib diluar kemampuan manusia atau kekuatan super natural. Kemudian gezag itu
atau kekuasaan itu dianugerahkan kepada seseorang yang memegang pemerintahan
atau yang memerintah. Teori Theokrasi ada 2 (dua) macam yaitu: Teori Theokrasi
Primitif (Langsung) dan Teori Theokrasi modern.
Menurut Teori Theokrasi primitif, gezag atau kekuasaan yang berasal dari Tuhan
itu diturunkan secara langsung kepada seseorang pemerintah yang dianggap sebagai
keturunan atau anak Tuhan, seperti misalnya Iskandar Zulkarnain dinyatakan sebagai
putra Zeus Amon. Firaun Mesir dinyatakan keturunan Dewa Ra (Dewa Matahari).
Menurut Teori Theokrasi Modern, gezag atau kekuasaan yang berasal dari Tuhan
itu diturunkan atau dianugerahkan kepada seseorang yang memerintah karena suatu
kejadian atau peristiwa tertentu.
1.2. TEORI HUKUM ALAM / PERJANJIAN MASYARAKAT.
1.2.1. Teori hukum alam menurut thomas hobbes.
Dalam teori hukum alam Thomas Hobbes menerangkan dan menguraikan
ajarannya itu bertitik tolak pada keadaan manusia sebelum adanya negara, jadi
dalam keadaan alamiah dimana manusia itu hidup dalam keadaan alam bebas
tanpa ikatan apapun. Dalam keadaan demikian mereka disebut manusia in
abstrakto. Dalam keadaan demikian ini manusia selalu saling bermusuhan, saling
4
mengangap lawan, dan masih merasa takut kalau manusia yang lain itu akan
mendahului dan akan mendapatkan lebih banyak pujian daripada dirinya sendiri.
Maka selalu terjadi perlawanan atau peperangan seorang melawan seorang,
seorang melawan beberapa orang, seorang melawan semua orang. Keadaan inilah
yang disebut Bellum omnium contra omnes, dimana setiap orang selalu
memperlihatkan keinginannya yang egoistis. Jadi dalam keadaan itu tidak ada
pengertian adil dan tidak adil sama sekali namun yang berlaku hanyalah nafsu-
nafsu manusia saja. Untuk adanya sebuah keadilan harus ada peraturan yang
mengatur serta mengukur perbuatan manusia. Ini berarti harus ada pembuat
peraturan atau undang-undang dan juga harus ada negara. Keadaan Bellum
omnium contra omnes disebabkan karena manusia dalam keadaan in
abstrakto yaitu memiliki sifat-sifat Competitio (persaingan), Defentio
(mempertahankan atau membela diri), Gloria ( keinginan dihormati,
disegani, dan dipuji). Ketiga sifat ini dimiliki manusia sejak lahir dan terus
menerus membayangi manusia untuk mengobarkan hawa nafsu dan inilah yang
menimbulkan ketengangan-ketengangan. Dan jika ketengangan ini telah
memuncak meletuslah peperangan dan perlawanan. Namun manusia masih
memiliki sifat-sifat lain yang menyebabkan tidak terlaksananya sifat tadi. Tiga
sifat itu ialah takut mati, ingin memiliki sesuatu, dan ingin mempunyai
kesempatan bekerja agar memiliki sesuatu tadi. Tiga sifat ini hanya dapat
terlaksana dalam keadaan damai. Untuk terlaksananya perdamaian ini menurut
Thomas Hobbes, manusia-manusia itu lalu mengadakan suatu perjanjian yang
disebut kontrak sosial untuk membentuk masyarakat dan selanjutnya disebut
negara. Kontrak tadi sifatnya mengikat berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum
alam. Tujuan utama dari kontrak sosial itu adalah menyelenggarakan perdamaian.
Setiap orang tanpa pengecualian harus melepaskan kemerdekaan yang
berdasarkan alam itu karena dengan begitu dianggaplah semua adil dan
selanjutnya menaati perjanjian. Dalam kontrak sosial itu mereka menunjuk
seorang penguasa yang diserahi tugas untuk menyelenggarakan perdamaian
tersebut. Penguasa itu adalah Raja yang memiliki kekuasaan absolut, Raja itu tadi
langsung menerima kekuasaan dari orang-orang yang mengadakan kontrak
5
tersebut. Raja didalam kontrak sosial itu bukanlah sebuah partai melainkan berada
diluar kontrak. Menurut Thomas Hobbes kontrak sosial sifatnya langsung, artinya
orang-orang yang menyelenggarakan kontrak itu langsung menyerahkan atau
melepaskan haknya dan kemerdekaannya kepada raja. Jadi tanpa melalui
masyarakat, Raja berada diluar kontrak dan bukan merupakan pihak dalam
perjanjian itu. Dengan demikian Raja tidak terikat oleh perjanjian sehingga
menjadikan raja memiliki kekuasaan yang absolut. Raja dapat melakukan apa saja
bahkan diperbolehkan membunuh sekalipun asal untuk perdamaian yang menjadi
tujuan utama dalam kontrak sosial. Kalau raja melawan hukum, melanggar hak
orang lain, atau melanggar kontrak sosial itu sendiri, raja tidak dapat dikatakan
bersalah sebab Raja tidak bertanggung jawab kepada siapa-siapa. Mungkin hanya
dianggap bersalah kepada Tuhan.Hal ini dipengaruhi karena Raja berada diluar
pihak-pihak yang mengadakan kontrak. Berdasarkan hal ini maka Thomas
Hobbes mengungkapkan bahwa tidaklah benar kalau kekuasaan penguasa atau
Raja iu dibatasi. Sebab kalau kekuasaaan itu dibatasi maka akan selalu
menimbulkan persoalan tentang batas itu sendiri.
1.2.2. Teori hukum alam menurut john locke
Mengenai pendapatnya tentang hukum alam, John locke menyatakan
bahwa hukum alam tetap mempunyai dasar rasional dari kontrak sosial yang
timbul dari hak-hak alamiah. Tetapi cara berpikir yang bersifat logis-deduktif-
matematis telah diganti dengan suatu cara berpikir yang realistis (memperlihatkan
sungguh-sungguh praktek kenegaraan dan hukum). Dan inilah yang akhirnya
menimbulkan teori-teori baru mengenai kesabaran, pembagian kekuasaan, ajaran
tentang hak-hak asasi manusia dan kekuasaan perundang-undangan yang
dilakukan oleh suatu dewan perwakilan rakyat. Ajaran-ajaran John Locke itu
nanti semua akan mempengaruhi pemikiran tentang negara dan hukum pada abad
XVIII juga pada prakteknya. Ajaran John Locke tentang negara dan hukum ditulis
dalam bukunya yang terkenal yaitu Two treatises on Civil Goverment. Pokok
ajaran dari John Locke adalah pemikiran konstruksi pemerintahan yang bersifat
terbatas.John Locke sebagai ahli pemikir hukum alam lainnya mendasarkan
6
teorinya pada keadaan manusia dalam alam bebas. Keadaan alam bebas atau
keadaaan alamiah itu mendahului adanya negara dan dalam keadaan itupun telah
ada perdamaian juga akal pikiran sebagai halnya negara. Dalam keadaan alam
bebas atau alamiah itu manusia telah mempunyai hak-hak alamiah yaitu hak-hak
manusia yang bersifat pribadi. Hak-hak alamiah itu adalah :
1. Hak akan hidup
2. Hak akan kebebasan atau kemerdekaan
3. Hak akan memiliki sesuatu.
Namun dalam keadaan alam bebas itu hak-hak asasi manusia tidak dapat
dilaksanakan dengan baik karena manusia selalu diliputi oleh keinginan untuk
membela kepentingan diri sendiri. Sehingga dalam keadaan alam bebas itu tidak
ada kepastian hukum sehingga ketertiban hukum tidak dapat dilaksanakan.Ini
memang sudah menjadi sifat dan watak manusia dan tidak seorangpun dapat
melepaskan diri dari hal-hal tersebut. Hanya bedanya ada orang yang hendak
membela kepentingannya itu dengan kasar sedang orang lain secara halus dan
tidak langsung. Maka untuk menjamin terlaksanakannya hak-hak asasi manusia
tadi, manusia lalu membuat kontrak sosial untuk membentuk masyarakat dan
selanjutnya negara. Dalam kontrak ini orang-orang menyerahkan hak-hak
alamiahnya kepada masyarakat tetapi tidak semuanya. Masyarakat lalu menunjuk
seorang penguasa dan kepada penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk
menjaga dan menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia tadi. Tetapi dalam
menjalankan tugasnya ini kekuasaan penguasa adalah terbatas, artinya didalam
menjalankan kekuasaannyaitu penguasa tidak boleh melanggar hak-hak asasi.
Tugas negara menurut John Locke adalah menetapkan dan melaksanakan hukum
alam. Negara tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja tetapi
dalam membuat undang-undang negara harus berpedoman pada hukum alam. Ciri
dari hukum alam ini adalah berlakunya hukum adalah umum dan sesuai rasio.
Jadi dengan demikian tugas negara adalah:
1. Membuat atau menetapkan peraturan. (Legislatif)
2. Melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. (Eksekutif)
7
3. Kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain. (Federatif)
Selanjutnya sehubungan dengan teori pembagian kekuasaan negara tadi John
Locke membicarakan tentang bentuk-bentuk negara. Dalam hal ini yang
dipergunakan sebagai kriteria adalah pada siapa kekuatan perundang-undangan itu
diserahkan. Ini digunakan sebagai kriteria karena kekuasaan perundang-undangan
adalah kekuasaan yang tertinggi dalam negara. Jadi kekuasaan tertinggi itu tidak
mungkin terletak di tangan rakyat. Tidak pernah orang melihat suatu
permusyawaratan rakyat umum mengangkat seorang raja, mungkin hanya
golongan tertentu. Orang harus membedakan antara pengertian menobatkan dan
memilih. Tuhanlah yang memilih sedangkan rakyat hanya menobatkan. Dan
monarki adalah bentuk negara yang paling baik. Karena didalam monarki ada
kepastian dari rakyat. Sehingga mempermudah untuk mencapai tujuan negara.
1.2.3. Teori hukum alam meurut jean jakcus rouseau.
Dari ajaran Rousseau ini nanti yang terpenting adalah idenya tentang
kedaulatan rakyat. Dalam hal ini yang dipersoalkan adalah bagaimanakah cara
mendapatkan suatu keterangan yang masuk akal dan rasional tentang
keseimbangan antara adanya kontrak sosial yang mengikat dengan kebebasan dari
orang-orang yang menyelenggarakan kontrak sosial tersebut. Jadi terjadi
kesenjangan antar kekuasaan dengan kebebasan. Yang merupakan hal pokok dari
kontrak sosial ini adalah menemukan suatu bentuk kesatuan yang membela dan
melindungi kekuasaan bersama disamping kekuasaan pribadi dan milik dari setiap
orang sehingga karena itu semuanya dapat bersatu, akan tetapi meskipun
demikian masing-masing orang tetap mematuhi dirinya sendiri sehingga orang
tetap merdeka dan bebas seperti sedia kala. Pikiran inilah yang menjadi dasar dari
semua pendapat dan ajaran-ajarannya. Roussseau tidak mengenal adanya hak-hak
alamiah atau hak-hak asasi. Dengan diselenggarakannya kontrak sosial itu, berarti
bahwa tiap-tiap orang melepaskan dan menyerahkan semua haknya kepada
masyarakat. Jadi ini menimbulkan akibat :
8
1. Terciptanya kemauan umum, yaitu kesatuan dari kemauan orang-orang yang
melakukan kontrak sosial, inilah yang merupakan kesatuan tertinggi atau
kedaulatan.
2. Terbentuknya masyarakat, yaitu kesatuan dari orang-orang yang
menyelenggarakan kontrak sosial tadi.
Jadi dengan kontrak sosial diciptakan negara, ini berarti telah terjadi suatu
peralihan dari keadaan alam bebas ke keadaan bernegara. Karena peralihan ini
naluri manusia telah diganti dengan keadilan dan tindakan yang mengandung
kesusilaan. Dan sebagai gantinya kemerdekaan alamiah serta kebebasan tanpa
batas (kebebasan alamiah) diganti dengan kemerdekaan yang dibatasi oleh
kemauan umum yang dimiliki oleh masyarakat sebagai kekuasaan tertinggi.
Rousseau tidak mempersoalkan bagaimanakah sifat dari kekuasaan itu pada
umumnya hanya saja ia menganggap bahwa kekuasaan yang ada pada penguasa
atau raja itu sebagai kekuasaan yang diwakilkan jadi bukan kekuasaan asli. Raja
bukanlah pemilik kekuasaan. Menurut Rousseau kekuasaan raja itu bersifat
pinjaman, sebab pada waktu individu-individu mengadakan kontrak sosial mereka
itu tidak menyerahkan hak-hak atau kekuasaannya kepada raja. Mereka
menyerahkan kehendaknya atau kemauannya kepada masyarakat yang merupakan
kesatuan tersendiri yang timbul karena kontrak sosial tersebut. Kemauan umum
atau yang disebut Volonte Generale oleh Rousseau inilah yang merupakan
kekuasaan tertinggi dan dinamakan kedaulatan. Menurut Rousseau masyarakat
hanya dapat menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa sedangkan kedaulatan
itu tidak dapat diserahkan kepada penguasa atau siapapun juga. Jadi kedaulatan
tetap berada pada masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu apabila penguasa
melakukan tindakan yang bertentangan atau menyimpang dari kemauan rakyat
maka rakyat dapat mengganti penguasa itu dengan penguasa yang baru.Pendapat
Rousseau ini merupakan akibat dari keadaan di Perancis saat itu dimana raja
mempunyai kekuasaan absolut dan melaksanakan kekuasaannya itu dengan
sewenang-wenang. Hal ini menurut Rousseau tidak sesuai dengan rasio, jadi tidak
sesuai pula dengan hukum alam. Ajaran Rousseau bersifat propagandis,
9
menentang kekuasaan raja, dan ingin menggantikannya dengan sistem
pemerintahan yang dapat diterima oleh rasio. Ini menimbulkan pergolakan yang
besar yaitu berupa revolusi Perancis. Selain itu juga timbul teori-teori baru
tentang kekuasaan raja. Konsekuensi dari adanya ajaran Rousseau ialah adanya
hak dari rakyat untuk mengganti atau menggeser penguasa. Ini berhubungan
dengan boleh tidaknya rakyat itu berevolusi terhadap penguasa. Juga adanya
paham bahwa yang berkuasa itu rakyat atau paham kedaulatan rakyat. Rakyat
disini bukan sebagai suatu gemeinschaft yang sifatnya abstrak.
Dengan suatu kontrak sosial telah diciptakan suatu negara dan orang-orang telah
menyerahkan haknya kepada masyarakat. Tetapi setelah negara terbentuk mereka
masih harus menyatakan kehendaknya untuk bergerak, ini dilakukan dengan
membuat suatu undang-undang. Jadi dengan demikian pembuat undang-undang
itu mesti harus ada dan ia harus bertujuan untuk melaksanakan kepentingan
umum. Meskipun Rousseau tidak menyetujui adanya pemisahan yang tajam
mengenai kekuasaan negara tetapi ia mengadakan pembedaan antara pemerintah
dan perundang-undangan. Kekuasaan perundang-undangan yang memiliki
kedaulatan. Tetapi rakyat tidak dapat menjalankan atau melaksanakan
pemerintahan yaitu menjalankan atau melaksanakan undang-undang. Dalam hal
ini rakyat menyerahkan tugas dan kekuasaan tersebut kepada Raja atau penguasa.
Sebab apabila rakyat melaksanakan pemerintah sendiri maka akibatnya akan
timbul kekacauan.
10
2. SIFAT DAN HAKEKAT NEGARA
Teori sifat hakekat negara berfungsi untuk mengetahui dan memahami apa
sebenarnya suatu negara itu. Dari sisi sosiologis, maksud suatu negara adalah
memahaminya sebagai anggota masyarakat atau zoon politicon. Negara sebagai wadah
bangsa menggambarkan cita-cita kehidupan bangsanya. Berikut ini adalah pandangan dan
karya-karya pemikiran dari beberapa pakar mengenai hakekat negara:
2.1. Menurut socrates
Menurut socrates, semua masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan
yang tentram, aman, dan lepas dari gangguan yang memusnahkan harkat manusia. Pada
saat itu, orang-orang ini akan berkumpul dan membangun benteng sehingga menjadi satu
kelompok yang dinamakan sebagai Polis oleh Socrates. Dalam pandangannya, Socrates
mengidentikkan polis dengan masyarakat dan masyarakat indentik dengan negara.
2.2. Meurut Plato
Plato merupakan murid dari Socrates sehingga memiliki pandangan yang hampir
serupa. Paham Plato mengenai negara adalah keinginan kerja sama antar manusia
untuk memenuhi keinginan mereka. Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut
masyarakat dan masyarakat merupakan negara. Menurut Plato, antara masyarakat dan
negara memiliki beberapa kesamaan sifat, seperti sifat pemikir manusia identik dengan
golongan penguasa, sifat keberanian manusia identik dengan golongan tentara sedangkan
sifat membutuhkan aneka kebutuhan identik dengan golongan pekerja dalam negara.
2.3. Menurut Aristoteles
Menurut Aristitoles, yang juga merupakan murid dari Plato, negara adalah
gabungan keluarga sehingga membentuk sebuah kelompok besar. Kebahagiaan
dalam negara akan tercapai bila terciptanya kebahagiaan individu. Sebaliknya, bila
manusia ingin bahagia, ia harus bernegara, karena manusia saling membutuhkan satu
sama lain untuk kepentingan hidupnya. Berbeda dengan Plato yang merupakan peletak
dasar ajaran idealisme, Aristoteles merupakan pengembang ajaran realisme.
11
2.4. Meunurut F. Oppenheimer
Dalam bukunya yang berjudul Die Sache, Oppenheimer menyatakan bahwa
negara adalah alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib
masyarakat, golongan yang kuat tadi dilaksanakan pada golongan yang lemah.
Maksudnya untuk menyusun dan membela kakuasaan dari penguasa.
2.5. Menurut Leon Duguit
Dalam bukunya berjudul Traite de Droit Constitutionel, Duguit menyatakan bahwa
negara adalah kekuasaan arang-orang kuat memerintah orang-orang lemah,
bahkan dalam negara moderen, kekuasaan orang-orang yang kuat diperoleh dari
faktor-faktor politik.
2.6. Menurut R. Kranenburg
negara itu pada hakekatnya adalah suatui organisasi kekuasaan, yang diciptakan oleh
sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut Kranenburg, terlebih dahulu
harus ada sekelompok manusia yang memiliki kesadaran untuk medirikan suatu organsasi
dengan tujuan untuk memelihara kepentingan dari kelompok tersebut.
Kranenburg Juga beranggapan bahwa pengelompokkan manusia didasarkan atas 4
macam ukuran, yaitu:
a. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan teratur,
b. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur,
c. Pengelompokkan tidak berada pada suatu tempat tertentu tetepi gteratur, dan
d. Pengelompokkan tidak pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur.
2.7. Menurut Logemann
Dalam pandangannya, Logemann mengatakan bahwa negara itu pada hakekatnya
adalah suatu organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan kelompok manusia
yang disebut bangsa. Jadi, pertama-tama negara iu adalah suatu organisasi kekuasaan,
12
maka organisasi ini memiliki suatu kewibawaan, dalam makna bisa memaksakan
kehendaknya pada semua orang yang diliputi oleh organisasi itu.
3. TEORI TERJADINYA NEGARA
3.1. Terjadinya negara secara primer.
Terjadinya Negara Secara Primer (Primaires Wording) dimulai dari masyarakat
hukum yang paling sederhana kemudian berkembang secara bertahab ke tingkat yang
lebih maju. Dibawah ini adalah fase-fase pertumbuhan negara secara primer:
1. Fase kelompok/suku ( Genootschaf )
Awal kehidupan manusia dimulai dari keluarga, kemudian terus berkembang menjadi
kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu/suku.
2. Fase Kerajaan ( Rijk )
Kepala suku yang semula berkuasa dimasyarakat hukumnya kemudian mengadakan
ekspansi ( Perluasan Kekuasaan ) dengan menaklukan negara lain. Hal ini
mengakibatkan berubahnya fungsi kepala suku dari primus interparest menjadi
seorang raja.
3. Fase Negara Nasional ( Staat )
Pada fase ini kesadaran bernegara masyarakat telah muncul. Akan tetapi, raja yang
memerintah menjalankan kekuasaannya secara absolute dengan sistem pemerintahan
terpusat ditangan raja.
4. Fase Demokrasi ( Democratishe Natie )
Fase ini terbentuk atas dasar kesadaran akan adanya kedaulatan ditangan rakyat.
5. Fase Diktator ( Dictatuur )
Pada fase ini, pemerintahan yang dipilih oleh rakyat secara demokratis berubah
menjadi pemerintahan yang diktator.
13
3.2. TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER.
Terjadinya negara secara sekunder sangat erat kaitannya dengan fakta
sejarah. Berdasarkan fakta sejarah ada 8 sebab terjadinya negara, yaitu:
1. Pendudukan ( occupatie )
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai
kemudian diduduki dan dikuasai oleh kelompok tertentu.
2. Peleburan ( Fusi )
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil mendiami suatu wilayah dan
mengadakan perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru.
3. Penyerahan ( Cessie )
Hal ini terjadi pada suatu wilayah yang diserahkan kepada negara lain
berdasarkan wilayah tertentu.
4. Penaikan ( Acessie )
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai atau
timbul dari dasar laut ( Delta ).
5. Pencaplokan ( Enexatie )
Hal ini terjadi ketika suatu negara berdiri dengan menguasai atau mencaplok
wilayah yang dikuasai negara lain.
6. Proklamasi ( Proclamation )
Hal ini terjadi ketika penduduk pribumi suatu wilayah yang diduduki negara lain
melakukan perlawanan sehingga berhasil merebut kembali wilayahnya dan
menyatakan kemerdekaannya.
7. Pembentukan Baru ( Innovation )
Munculnya suatu negara baru yang diatas wilayah suatu negara yang pecah
karena suatu hal dan kemudian lenyap.
8. Pemisahan ( Sparatise )
Terjadinya negara baru karena memisahkan diri dari negara yang menguasainya.
14
4. Teori ide negara
negara adalah kesatuan masyarakat yang organis dan tersusun secara integral. Di
dalamnya, segala golongan, segala bagian, semua individu berhubungan erat satu sama
lain. Pemikiran ini didasarkan pada prinsip persatuan antara pimpinan dan rakyat dan
prinsip persatuan dalam negara seluruhnya. Bagi Soepomo, konsep negara seperti ini
cocok dengan alam pikiran ketimuran.Lagi menurutnya, pemikiran ini juga didasarkan
pada struktur sosial masyarakat Indonesia yang asli yang terdapat di desa-desa di
Indonesia. Bagi Soepomo, hal itu tidak lain merupakan ciptaan kebudayaan Indonesia
sendiri.
15
BAB IV
PENUTUP
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa sangat penting
bagi mahasiswa untuk mengerti dan mendapatkan pendidikan kewarganegaraan dan pancasila,
dan agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkannya di masyarakat. Selain dari pada
itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang
membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat. Terima
kasih.
16
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari proses penyusunan makalah mengenai teori negara
dan dimensi sosiologis adalah ilmu negara telah ada dari jaman purbakala dulu dan semakin lama
berkembang sehingga mulai banyak muncul pandangan – pandangan serta teori dari para ahli .
17