makalah hama dan penyakit buah naga

Upload: brahmasahda

Post on 11-Oct-2015

133 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

HAMA DAN PENYAKIT BUAH NAGA

HAMA DAN PENYAKIT BUAH NAGAD

I

S

U

S

U

N

Oleh :

DAHLIA, SP

NIP.

BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

KABUPATEN REJANG LEBONG

2009A. Pendahuluan

Sebenarnya dapat dikatakan bahwa hama dan penyakit pada tanaman buah naga tidak selalu harus dikhawatirkan. Walaupun demikian, bila dijumpai beberapa hal yang mengkhawatirkan bagi tanaman dan kualitas buah maka hal ini perlu diperhatikan.

B. Hama

1. Tungau

Tungau (Tetranychus sp.) menyerang kulit cabang hingga jaringan klorofil pada permukaan kulit cabang berubah warna menjadi coklat. Pengendaliannya dengan menyemprotkan Omite berkonsentrasi 1-2 g/liter air. Penyemprotan Omite dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang.2. Kutu putihKutu putih atau mealybug menyerang tanaman buah naga sehingga permukaan kulit cabang berselaput kehitanaman atau tampak kotor. Mengendalikan hama ini cukup dengan menyemprotkan Kanon berkonsentrasi 1-2 cc/liter air.

Penyemprotan Omite dilakukan tujuh hari sekali dengan memperhatikan jumlah tanaman yang terserang, umumnya hanya dua kali pengulangan. Penyemprotannya dilakukan terutama di sela-sela tanaman yang ternaungi cabang lainnya.

3. Kutu batokKutu batok (Aspidiotus sp.) menyebabkan cabang tanaman buah naga berubah warna dari hijau menjadi kuning akibat cairan tanaman diisap. Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida sistemik (Kanon) tujuh hari sekali. Dengan melihat keadaan tanaman yang terserang, penyemprotan Kanon umumnya dilakukan dua kali pada seluruh permukaan cabang secara merata.

4. Kuru sisik

Keberadaan kutu sisik (Pseudococcus sp.) pada tanaman dapat diperhatikan melalui percabangan tanaman yang tidak terkena sinar matahari langsung. Pada bagian tanaman terebut sering dijumpai hama ini. Selain itu, di tempat ini pula sering terdapat semut dan permukaan cabang menjadi kusam. Bagian tanaman yang terserang hama disemprot dengan Kanon 1-2 cc/liter air tujuh hari sekali. Penyemprotan dilakukan dua kali secra merata pada bagian dalam dan di sela-sela tanaman.5. BekecotKeberadaan hama bekicot di kebun buah naga sangat merugikan. Ini disebabkan tunas tanaman menjadi rusak karena digerogoti. Bahkan, terkadang tunas tersebut membusuk. Mengendalikan hama ini dengan sanitasi kebun. Kebersihan kebun harus diperhatikan, terutama keberadaan gulma harus disingkirkan. Gulma di kebun menjadi sarang hama ini untuk berkembang baik.

6. Semut

Keberadaan semut pada saat tanaman buah naga mulai muncul kuntum bunga mengakibatkan kulit buah menjadi berbintik-bintik. Bintik kasar berwarna cokelat. Jika serangan parah maka pentil buah akan menjadi kerdil dan mudah rontok. Namun, hal ini sangat sedikit dan jarang terjadi. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan penyemprotan Gusadrin 2 cc per 1 liter.

7. Burung

Burung biasanya menyerang buah yang telah berwarna merah dan terletak di bagian atas. Serangan hama ini biasanya tidak menimbulkan kerusakan yang parah, sehingga dapat diabaikan.

C. PenyakitPada buah naga memang tidak banyak jenis penyakit yang sering menyerang tanaman. Walaupun demikian, bila tanaman menampakkan gejala terinfeksi penyakit, segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman lain.

1. Busuk pangkal batang

Di awal penanaman tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecoklatan dan terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut umumnya diakibatkan oleh kelembapan tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur penyebab penyakit ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc. Penyakit ini sering terjadi terutama pada bibit setek yang tidak bertangkai atau bentuk potongan maupun setek yang belum berakar.

Pengendaliannya cukup dengan penyemprotan Benlate 2 g/liter air atau Ridomil 2 g/liter 14 hari sekali selama sebulan atau hanya dua kali penyemprotan. Bila ada gejala kekuningan pada pangkal batang muka bagian yang disemprot adalah seluruh cabang atau batang, diutamakan pada bagian pangkal batang. Selain dengan penyemprotan, pemberian Benlate atau Ridomil ini dilakukan dengan cara kocoran pada pangkal batang sebanyak 100-150 cc.

Akan lebih baik dilakukan tindakan pencegahan dibanding pengobatan atau pengendalian. Untuk itu, sebaiknya pada awal penanaman hingga tanaman berumur 30 hari dilakukan pengairan yang disertai dengan penyemprotan fingisida dan atonik di daerah pangkal batang hingga setinggi 40 cm. konsentrasi larutan atonik adalah 10 cc/15 liter air, sedangkan fungisida berupa Dhitane 30 g/ 15 liter air. Selain itu, lahan harus selalu dalam keadaan bersih.2. Busuk bakteriPenyakit busuk bakteri ini disebabkan oleh jamur Pseudomonas sp. Gejala yang tampak dari serangan jamur ini adalah tanaman tampak layu, kusam dan terdapat lendir putih kekuningan di batang yang berwarna cokelat atau batang pokok. Pengendaliannya cukup dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu lubang bekas tanaman tersebut diberi Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut ditanami bibit baru.

3. Fusarium

Penyakit inidisebabkan oleh Fusarium oxysporium Schl. Gejala serangannya antara lain cabang tanaman berkerut, layu dan berwarna busuk cokelat. Bila ada tanaman yang menampakkan gejala tersebut, segera disemprot dengan Benlate berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali hingga tiga kali penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada bagian cabang atau batang.DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Hasilkan Buah Naga Kualitas Prima, Trubus, Bonus, Mei 2003.

Paimin, Fendt R., Sistem Kontrol Atmosfir Mempertahankan Kondisi Segar Buah-buahan, Trubus, Juli 1994.

Rukmana, Rahmat, Ir. Dan Hj. Yuyun Yuniarsih Oesman, B.Sc., Kaktus, Cet.5 (Yogyakarta: Kanisium, 2003).

Sutejo, Mul Mulyani, Ir. Dan A.G. Kartasaspoetra, Ir., Pupuk dan Cara Pemupukan (Jakarta: Bina Aksara, 1988).

I. CARA MEMBUAT SEMANGKA TANPA BIJI

Secara genetik, pengertian semangka tanpa biji adalah semangka yang mempunyai tiga set kromosom (triploid atau 3n) atau sering disebut repto.

Mungkin timbul pertanyaan, bukankah semangka 3n itu tidak berbiji? Bagaimana cara memperolehnya? Di negara produsen, benih semangka tanpa biji atau semangka 3n ternyata diperoleh dengan benyilangkan semangka berkromosom 4 Set (4n) dengan semangka biasa yang berkromosom 2 set (2n).

Ada beberapa tahap dalam membuatan semangka tak berbiji tersebut. Tahap awal adalah memperlakukan biji semangka biasa yang semula bersifat diploid menjadi tetraploid. Selanjutnya upaya mengawinkan induk tetraploid dan diploid supaya mendapatkan keturunan tripoid. Terakhir adalah menanam semangka triploid agar bisa berbuah tanpa menghasilkan biji. Jadi, benih semangka tanpa biji selalu diperoleh dari hasil persilangan dua induk semangka 2n dan 4n.

1. Pembuatan biji tetraploid

Untuk mendapatkan semangka tetraploid, biji semangka biasa diperlakukan dengan zat yang bisa menggandakan jumlah kromosom. Dalam hal ini dipakai kolkisin, suatu senyawa kimia yang sangat beracun.

Mula-mula kolkisin ditemukan pada biji atau umbi lapis tanaman Colchium automnale, famili Lilianceae. Zat ini biasanya digunakan dalam lingkup kedokteran sebagai obat radang rematik dan pencegah demam laut tengah. Kolkisin bisa diperoelh di toko bahan kimia. Pengaruhnya pada saat pembelahan sel tumbuhan ialah dapat mencegah terbentuknya dinding sel baru. Akibatnya sel yang semula terdiri dari 2 set kromosom setelah pembelahan akan memiliki 4 set kromosom.

Konsentrasi penggunaan kolkisin yang efektif berkisar 0,2-0,5%, tergantung varietas semangka yang ditanam. Oleh karena harganya cukup mahal, lebih baik digunakan konsentrasi 0,2% saja. Untuk membuat larutan 0,2% dibutuhkan 20 mg kolkisin ditambahkan 3 tetes alkohol sebagai pelarut dan kemudian dilarutkan dalam 10 cc disemai.

Media semai dipilih yang porous, misalnya kompos. Taruh media dalam polibag berdiameter 5 cm atau bak semai. Sebelum biji disemai, media disiram dulu dengan air secukupnya. Benih ditanam dengan kedalaman 3-5 cm. Selanjutnya polibag ditempatkan dalam rumah kaca untuk mencegah terjadi kontaminasi.

Perlakuan kolkisin tidak cukup hanya dengan perendaman biji. Perlakuan dilanjutkan saat biji berkecambah dan mulai tumbuh daun pertama. Zat pengganda kromosom itu diteteskan tepat pada titik tumbuh bibit dengan konsentrasi yang sama seperti saat perendaman. Larutan diteteskan selama 4 hari berturut-turut. Hari pertama pada pukul 17.00. hari kedua dan ketiga penetesan dilakukan dua kali, yaitu pukul 07.00 dan pukul 17.00. pada hari terakhir penetesan dilakukan pada pukul 17.00.

Akibat perlakuan tersebut, pertumbuhan awal kecambah biasanya terhambat. Jika sudah mencapai umur 2 minggu maka bibit boleh dipendahkan ke lahan.

Dari sejumlah biji yang diperlakukan dengan kolkisin hanya 10-20% yang berhasil menjadi 4n. semangka 4n selanjutnya dipisahkan dan digunakan sebagai induk betina dalam pembuatan semangka 3n.

Untuk memisahkan semangka 4n hasil mutasi itu, harus diketahui lebih dahulu ciri-cirinya. Umumnya bagian tanaman semangka cenderung serba besar dan tebal, bentuk daun membulat dan lebih tebal, ukuran bunga dan bagian-bagiannya lebih besar, buah yang dihasilkan pun lebih besar daripada buah semangka 2n.

Untuk memastikan terjadinya tanaman 4n, akar atau bunga semangka yang akan mekar diperiksa jumlah kromosomnya dengan mikroskop.

2. Menghasilkan semangka triploid

Semangka 4n hasil perlakuan kolkisin selanjutnya dikawinkan lagi dengan semangka biasa agar dihasilkan semangka triploid. Cara praktis melakukan penyilangan ialah dengan menanam keduanya secara berselang-seling. Perbandingan jumlah tanaman 4n dengan 2n adalah 2 : 1. jarak tanamnya 1,5 m.

Penyerbukan bisa dilakukan dengan bantuan lebah madu. Oleh karena itu, dalam areal tanaman semangka sebaiknya juga dipelihara lebah madu, dalam areal tanaman semangka sebaiknya juga dipelihara lebah madu. Apabila penyerbukan telah dianggap cukup, tanaman semangka 2n dibongkar sehingga hanya tinggal semangka 4n dilahan. Namun, kalau masih ingin memproduksi benih 3n, bisa disisikan tanaman semangka 2n yang terletak di bagian tepi.

Tanaman 4n dibiarkan tumbuh sampai berbuah. Penanaman semangka 2n dan 4n itu akan menghasilkan buah 3n dari penyerbukan silang dan buah 4n hasil penyerbukan sendiri dengan perbandingan 1 : 1. buah 3n bisa dibedakan dengan melihat bentuk ujung buahnya yang tidak begitu bulat. Buah yang memiliki ciri tersebut dipisahkan. Biji buah inilah yang akan ditanam untuk menghasilkan semangka tanpa biji. Utnuk mencegah terbentuknya buah yang 4n, bunga jantan (tepung sarinya) dibuang pada saat bunga mekar.

3. Menyemai benih triploid

Benih 3n membutuhkan kondisi agak khusus untuk perkecambahannya. Suhu tanah yang diperlukan lebih tinggi dari pada benih biasa, yakni sekitar 300C. kondisi uanh dibutuhkan itu dapat dibuat dengan cara menutup permukaan tanah dengan lembaran plastik.

Selain suhu khusus, masalah lain yang sering terjadi pada kecambah 3n ialah umumnya kulit biji melekat pada kotiledon. Hal ini mengakibatkan distorsi dan kematian bibit. Pencegahannya, benih ditanam membentuk sudut 450 atau 900 terhadap permukaan tanah. Dapat pula dengan merendam benih sebelum semai dalam air satu malam.

Dalam penyemaian benih 3n, media semai yang digunakan sama dengan media semai semangka biasa. Penyemaian dapat dilakukan pada bedeng pesemaian atau dalam polibag kecil (satu polibag satu benih).

Selama penyemaian, pengairan tidak boleh terlambat. Namun, air juga tidak sampai tergenang, kecambah yang kulitnya tetap melekat pada kotiledon selama masa semai sebaiknya disingkirkan dengan tangan. Bila bibit telah berumur 2 minggu atau telah muncul 4-5 helai daun maka tanaman boleh dipindahkan ke lahan.II. PENANAMAN SEMANGKA TANPA BIJI1. Syarat tumbuh

Semangka sangat sesuai ditanam di daerah tropis dan dapat ditanam sepanjang tahun. Tanaman ini toleran di daerah panas dan untuk pertumbuhan yang baik membutuhkan cuaca kering dan banyak cahaya matahari. Suhu ideal untuk pertumbuhannya berkisar antara 250C sampai 300C dan untuk kematangan buah dibutuhkan suhu 300C. jadi, semangka dapat ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.

Daerah yang banyak hujan dan sedikit cahaya matahari kurang cocok untuk bertanam semangka. Selain akan memperlambat pertumbuhannya, kondisi demikian juga mengurangi pembuangan dan produksinya. Bila hujan banyak turun saat semangka bebuah maka kandungan gulanya akan berkurang sehingga rasa manisnya berkurang pula.

Tanah yang paling bagus untuk pertumbuhannya adalah tanah berpasir atau lempung berpasir, gembur dan banyak mengandung unsur organik, pH 5,6-8. pada musim hujan, tanaman mudah terserang penyakit embun upas dan antraknosa.

2. Persiapan lahan

Sementara penyemaian berlangsung, dilakukan penyiapan lahan. Tanah diolah dua kali sampai gembur. Setelah itu, dibuat guludan dengan lebar 1,5-2 atau 3-4 m, tinggi 20-25 cm. jarak antar guludan kira-kira 20 cm.

Saat pengolahan, pupuk kandang dicampurkan sebagai pupuk dasar. Dosisnya 12-20 ton per ha. Setelah itu, dibuat lubang tanam secukupnya. Jarak antarlubang sesuai dengan jarak tanam, yaitu 100 cm dan 25-50 cm dari tepi guludan. Selain itu, ditambahkan pupuk buatan berupa Urea 20 kg, TSP 140 kg dan KCL 230 kg per hektar yang dibenamkan pada jarak 5-8 cm dari posisi bibit pada lubang tanam.

3. Penanaman

Tanaman triploid memiliki bunga jantan dan betina, tetapi tepung sarinya steril alias mandul. Agar dapat menghasilkan buah, bunga betina semangka 3n diserbuk silang dengan tepung sari dari semangka lain yang fertil (subur). Oleh sebab itu, semangka 3n harus ditanam bersama dengan semangka 2n yang dapat memberikan tepung sari untuk pembuahannya. Adakalanya tepung sari tanaman 4n masih ada yang fertil yang mampu membuahi. Biasanya dua tanaman semangka 3n cukup didampingi satu tanaman semangka 2n. penanaman bisa dilakukan berselang-seling. Satu semangka 2n ditanam di antara dua semangka 3n. dapat pula satu larikan semangka 2n ditanam di antara dua larikan semangka 3n, begitu seterusnya.

4. Perawatan

Sebenarnya perawatan semangka tanpa biji tidak jauh berbeda dengan perawatan semangka pada umumnya. Perawatan ini harus dilakukan agar hasilnya memuaskan. Perawatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pemberian mulsa

Pemberian mulsa sangat dianjurkan untuk penanaman semangka di daerah tropis. Fungsinya tidak hanya untuk mencegah atau mengurangi tumbuhnya gulma, tetapi juga untuk mempertahankan air tanah, mencegah hilangnya nutrisi-nutrisi tanah, memperbaiki aerasi tanah dan menjadi penopang bagi sulur-sulur tanaman dan buah, terutama yang dijalarkan diatas tanah. Dengan adanya mulsa maka buah semangka tidak langsung kontak dengan tanah. Buah yang terkena tanah mudah busuk terinfeksi penyakit.

Ada banyak bahan mulsa yang dapat digunakan, tetapi yang paling bagus hanyalah jerami atau daun-daun tebu. Mulsa ini diberikan setelah atau sebelum bibit ditanam, dengan catatan tidak menutup bibit atau lubang tanamnya. Jerami ditebarkan secukupnya di atas guludan atau bedengan.

b. Penyerbukan silang

Seperti telah disebutkan, semangka 3n memiliki tepung sari yang steril. Untuk pembuahannya, tanaman harus disilangkan dengan tepung sari dari semangka 2n. penyerbukan silang dengan tenaga manusia jelas tidak efisien. Oleh karena itu, untuk membantu penyerbukan silang pada lahan penanaman sebaiknya juga dipelihara lebah madu.

Penempatan lebah madu sebagai polinator harus tepat untuk jumlah maupun waktunya. Yang umum digunakan, dalam satu hektar lahan semangka cukup ditempatkan satu sarang lebah. Dalam hal ini pun seekor lebah efektif menyerbuki 100 bunga.

Selain jumlah polinator, penentuan waktu polinasi juga dapat mempengaruhi terbentuknya biji dalam bua. Bila polinator kurang, banyak biji yang terbentuk sehingga buah tidak normal. Utnuk mengatasi hal itu sebaiknya sarang lebah ditempatkan di lahan selama semangka 3n mulai berbunga, tepatnya ketika tajuk bunga triploid mulai mekar (terbuka).

c. Pemupukan dan pengendalian gulma

Untuk pertumbuhan yang baik tanaman tidak cukup hanya diberi pupuk dasar, tetapi sebaiknya juga diberi pupuk lanjutan. Pemupukan susulan dianjurkan tiga kali selama masa tanam.

Pupuk susulan pertama diberikan bila sulur tanaman mulai menanjang. Dosisnya 32 kg Urea per hektar yang ditempatkan 30 cm dari tanaman. Pada waktu panjang sulurnya sekitar 60 cm, diberikan pupuk susulan kedua berupa 108 kg Urea, 43 kg TSP dan 135 kg KCL per hektar. Cara pemberiannya dengan dibenamkan sedalam 6-8 cm di sekeliling tanaman, pemberian pupuk terakhir terdiri dari 173 kg Urea dan 192 KCL per hektar yang diberikan ketika tanaman mulai berbuah sebesar telur ayam.

Pemupukan suslan ini sebaiknya dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Meskipun diberi mulsa, ada juga rumput yang muncul di sana-sini sehingga perlu dibersihkan secara manual. Umumnya semangka yang bermutu tinggi sangat peka terhadap gulma. Kandungan gula dalam buah bisa turun akibat tanaman ternaungi atau bersaing dengan gulma. Semangka juga sangat peka terhadap beberapa herbisida. Oleh sebab itu, pemberian mulsa dan pemberantasan gulma secara manual perlu dilakukan.

d. Pengairan

Selama masa pertumbuhannya tanaman semangka tetap membutuhkan air. Bahkan, saat tanaman masih muda air harus selalu tercukupi dan tanaman tidak boleh dibiarkan kekeringan. Bila bung-bunga sudah mulai bermunculan maka pemberian air dikurangi untuk memperbaiki pembentukan buah.

Pada saat buah-buah muda mulai membesar, air harus lebih banyak diberikan. Namun, air jangan diberikan berlebihan agar ukuran buah sempurna. Selanjutnya bila ukuran buah sudah maksimal, pemberian air kembali dikurangi sampai buah matang. Meskipun air hanya diberikan sedikit, tetapi diusahakan tanah tidak sampai kering. Pengurangan air pada masa pematangan ini penting supaya kandungan gula dalam buah tinggi, hingga rasanya manis dan beraroma serta buah tidak mudah retak (cracking).

e. Perawatan buah

Biasanya sebulan setalah ditanam, bunga-bunga semangka mulai bermunculan. Satu tanaman bisa menghasilkan banyak bunga. Bunga pertama sampai ketiga umumnya jantan, selanjutnya baru bunga betina. Pembentukan bunga betina dapat dirangsang dengan pemontesan. Bila dibiarkan, bunga-bunga itu akan menjadi buah sehingga satu tanaman dapat berisi banyak buah. Pada saat buah mulai terbentuk sebaiknya buah pertama dibuang sedini mungkin. Selain terlalu dekat letaknya dengan tanah dan tidak dapat berkembang dengan baik, buah ini juga dapat mempengaruhi perkembangan buah selanjutnya.

Apabila diharapkan buah berukuran besar maka jumlah buah akan dibatasi. Pembatasan buah bisa dimulai saat tanaman masih pada fase bunga. Hanya bunga yang muncul dari ruas ke-10 dan seterusnya saja yang dipelihara. Setelah menjadi buah, kembali buah-buah kecil itu dikurangi dan disisakan 2 atau 3 buah saja yang terletak pada ruas ke-10 sampai ke-15. bahkan ada juga yang hanya menyisahkan satu buah pada setiap tanaman, tergantung varietas semangka yang ditanam. Yang dibuang adalah buah-buah yang berada di luar ruas tersebut, rusak, cacat, kurang bagus pertumbuhannya atau letaknya saling berdekatan.

f. Pengendalian hama dan penyakit

Ada banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman semangka, berbiji mapun yang tak berbiji. Yang perlu diwaspadai ialah kumbang daun, tungau, kutu hijau dan nematoda. Pengendaliannya dapat dilakukan bila keberadaannya dapat dikenali sedini mungkin.

Sebenarnya banyak juga penyakit yang menyerang tanaman semangka. Namun, semangka tanpa biji lebih rentan terhadap penyakit hollow heart, yaitu penyakit fisiologis yang mengakibatkan bagian tengah buah berongga. Penyebab timbulnya penyakit ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, penyakit ini diduga muncul akibat lingkungan dan pengelolaan yang tidak memadai.

Faktor-faktor yang diduga mendorong timbulnya penyakit ini antara lain pupuk nitrogen yang berlebihan, khususnya pemupukan terakhir saat pembesaran buah. Demikian pula, air yang terlalu banyak selama pembesaran buah, kondisi tanah yang basah kering bergantian secara mencolok (biasanya terjadi di daerah yang hanya mengandalkan curah hujan sebagai sumber pengairan), dan suhu tanah yang naik-turun secara tajam selama pembesaran buah. Faktor-faktor penyebab itu kadang-kadang tak dapat dihindari. Namun, masih bisa diambil tindakan untuk mengurangi kondisi yang mendorong munculnya penyakit hollow heart, misalnya dengan memperhatikan cara penyiraman dan pemberian pupuk.

5. Panen

Untuk mendapatkan buah yang bagus, waktu dan cara pemetikan juga harus diperhatikan. Jangan sampai buah yang dipetik masih muda atau sudah terlalu matang.

Umumnya semangka tanpa biji sudah dapat dipanen setelah berumur 90-100 hari setelah tanam. Pemetikan yang tepat adalah waktu buah mempunyai kandungan gula maksimum. Hal ini dapat dilakukan bila memperhatikan umur tanaman.

Supaya buah tidak dipetik terlalu matang, sebaiknya diperhatikan juga hal-hal seperti berikut. Buah tidak dibiarkan sampai kulitnya berwarna seperti lumpur dan bergaris-garis seperti jaring. Buah sebaiknya dipetik saat warna ujung buah sudah cokelat kekuningan atau tangkai buah tampak retak-retak. Sebelum dipetik sebaiknya buah juga diperiksa dengan cara mengetuknya dengan tangan. Bila diketuk terasa tegang dan berirama seperti bunyi telapak tangan menepuk dahi, ini berarti buah matang. Bila terdengar seperti menepuk dada (menggema), ini berarti buah sudah matang. Namun, bila terdengar seperti menepuk perut, ini berarti buah sudah terlalu matang.

Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati supaya buah tidak memar atau rusak. Setelah dipetik sebaiknya buah tidak ditumpuk terlalu tinggi agar buah yang berada di bagian bawah tidak memar. Buah juga tidak boleh dibiarkan terlalu lama terjemur matahari karena akan menyebabkan layu dan terasa tidak sagar saat dikonsumsi.

Apabila penanaman dan pemanenan dilakukan dengan baik maka akan diperoleh buah semangka tanpa biji yang segar, manis dan nikmat disantap.

DAFTAR PUSTAKA

Sunarjono, Hendro. 2006. Redaksi Trubus. Membuat Buah Tampa Biji, Penebar Swadaya.

Jakarta.