skripsi efektivitas susu ekstrak buah naga

123
EFEKTIVITAS SUSU EKSTRAK BUAH NAGA ( Hylocereus undatus) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN PERFORMANCE URIN PADATIKUS PUTIH ( Rattus novergicus ) PASCA INDUKSI ALOKSAN SKRIPSI OLEH ALFONSIUS ALBINUS MEHAN NPM.11820016 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA i

Upload: hartotok-vipnet

Post on 15-Jul-2016

47 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

FKH

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

EFEKTIVITAS SUSU EKSTRAK BUAH NAGA ( Hylocereus undatus) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN

PERFORMANCE URIN PADATIKUS PUTIH ( Rattus novergicus ) PASCA INDUKSI ALOKSAN

SKRIPSI

OLEH

ALFONSIUS ALBINUS MEHAN

NPM.11820016

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

SURABAYA

2015

i

Page 2: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

EFEKTIVITAS SUSU EKSTRAK BUAH NAGA ( Hylocereus undatus) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN

PERFORMANCE URIN PADATIKUS PUTIH ( Rattus novergicus ) PASCA INDUKSI ALOKSAN

Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedoteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Oleh:

ALFONSIUS ALBINUS MEHANNPM. 11820016

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

SURABAYA 2015

ii

Page 3: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIVITAS SUSU EKSTRAK BUAH NAGA

( Hylocereus undatus) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN PERFORMANCE URIN PADATIKUS PUTIH ( Rattus

novergicus ) PASCA INDUKSI ALOKSAN

Oleh: ALFONSIUS ALBINUS MEHAN

NPM. 11820016

Skripsi ini telah memenuhi syarat ujian guna memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya dan telah disetujui oleh Komisi Pembimbingyang tertera di bawah ini.

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Prof.Dr.H.Soehartojo H.M.Sc.,drh Miranti Candrarisna,drh.,M.Si

Mengetahui,Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

H. Agus Sjafarjanto, drh., M.Kes.Tanggal : 07 Agustus 2015

iii

Page 4: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan, bahwa :

Nama : ALFONSIUS ALBINUS MEHANNPM : 11820016

Telah melakukan perbaikan terhadap naskah skripsi yang berjudul : EFEKTIVITAS SUSU EKSTRAK BUAH NAGA (Hylocereus Undatus) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN PERFORMANCE URIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) PASCA INDUKSI ALOKSAN. sebagaimana yang disarankan oleh tim penguji pada tanggal 07 Agustus 2015.

Tim Penguji

Ketua,

Prof.Dr.H.Soehartojo H.M.Sc.,drh

Anggota,

Miranti Candrarisna,drh.,M.Si Moch.Juddy Widjaja,drh.,M.Pd

iv

Page 5: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma Surabaya:

Nama : ALFONSIUS ALBINUS MEHAN

NPM : 11820016

Fakultas / Jurusan : Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya karya ilmiah saya yang berjudul : EFEKTIVITAS SUSU EKSTRAK BUAH NAGA (Hylocereus Undatus) TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN PERFORMANCE URIN PADA TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) PASCA INDUKSI ALOKSANBeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya hak untuk menyimpan, mengalikan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasihkannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perluuntuk meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Surabaya. Pada tanggal : 07 Agustus 2015.Yang menyatakan,

( Alfonsius A.Mehan )

v

Page 6: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan

kekuasaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga (Hylocereus Undatus) Terhadap Glukosa

Darah Dan Performance Urin Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Pasca Induksi

Aloksan’’.

Maksud dan tujuan penulisan ini adalah memenihi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

Terseleseikan dan terwujudnya penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan

terima kasih dengan tulus dan hormat kepada:

1. Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. H. Sri Harmadji.,dr. Sp.

THT-KL (K), yang ttelah memberikan ijin dan menerima saya sebagai

mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma Surabaya,

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, H. Agus

Sjafarjanto, drh., M.Kes. yang telah membantu dalam proses kelancaran

pelaksanaan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya,

3. Freshinta Jellia Wibisono, drh., M.Vet selaku Ketua Program Studi

Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya,

4. Prof.Dr.H.Soehartojo H.M.Sc.,drh selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing, memberikan petunjuk dan saran-saran, serta melakukan

perbaikan atas skripsi ini hingga selesei, dengan penuh perhatian dan

kesabaran.

5. Miranti Candrarisna,drh.,M. Pd., selaku Pembimbing Pendamping yang telah

membimbing, mengarahkan, memberi saran, member dorongan semangat dan

mengoreksi skripsi ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

vi

Page 7: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

6. Moch.Juddy Widjaja,drh.,M. Pd., selaku penguji yang telah meluangkan

waktu dan pikiran dalam memberikan kritik serta saran demi

menyempurnakan skripsi,

7. Paulus Robertus dan Maria Sukartiam, selaku Orang tua penulis yang terus

memberikan dorongan, doa, kasih sayang dan motivasi kepada penulis,

8. Kakak Netus, Kakak Yanti, Kakak Oli, Kakak Lina, Kakak Yuven, Kakak

Renol adik Lia wati, sahabat El, Roy, Eko, Thibor, Kandi, Bobby, Ennel,

Vian, Nurul, Epang,Dhede, Oris, Aris yang senantiasa memberikan

dukungan tenaga serta semangat bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan

skripsi.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan

rahmat serta karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dengan tulus iklas dalam menyelesaikan pendidikan ini. Amin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi masyarakat dan semua pihak yang membaca. Amin.

Surabaya, 07 Agustus 2015

Penulis,

vii

Page 8: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAM………………………………………... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENG………………………………… iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN……………………... iv

ABSTRAK ………………………………………………………… v

ABSTRACT ……………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR …………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ……………………………………………......... xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………… xiii

I PENDAHULUAN ………..………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………… 3

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………… 4

1.4 Hipotesis ……………………………………………. 4

1.5 Manfaat Penelitian …………………………………. 5

II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………… 6

2.1 Buah Naga …………………………………………… 6

2.1.2 Klasifikasi Buah …………………………… 6

2.1.3 Morfologi ………………………………… 7

2.1.3.1 Akar …………………………….. 8

2.1.3.2 Batang Dan Cabang ……………….. 8

2.1.3.3 Bunga ……………………………. 8

2.1.3.4 Buah ……………………………… 9

2.1.3.5 Biji……………………………… 10

2.14 Manfaat Buah Naga ………………………… 10

2.2.Diabetes Mellitus ……………………………………… 11

viii

Page 9: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

2.2.1 Penyebab Diabetes ………………………… 12

2.2.2 Gejala Klinis ……………………………… 12

2.2.3 Faktor Faktor Mempengaruhi Diabetes …… 13

2.3.4 Diagnosis Dan Prognosa …………………… 14

2.3 Susu Sapi ……………………………………………… 14

2.4 Aloksan ……………………………………………… 14

2.5 Tikus Putih …………………………………………… 15

2.5.1 Makanan ……………………………………` 17

2.5.2 Kandang …………………………………… 17

2.5.3 Habitat ……………………………………… 17

2.6 Urin Tikus …………………………………………. 18

2.6.1 Pembentukan Urin ………………………….. 18

2.6.2 Warna Urin …………………………………. 18

III MATERI DAN METODE …………………………………………19

3.1 Lokasi Dan Wartu Penelitian ………………………… 19

3.2 Materi Penelitian …………………………………… 19

3.2.1 Alat Dan Bahan ………………………………19

3.2.2 Subjeck Penelitian ……………………………19

3.2.3 Sampel Penelitian ………………………… 20

3.3 Metode Penelitian ………………………………….. 20

3.3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian …………… 20

3.3.2 Variabel Penelitian ………….. ………………20

3.3.3 Definisi Operasional ………………………… 21

3..3.4 Teknik Pembuatan Ekstrak Buah Naga………21

3.3.4.1 Ekstrak Bauh Naga ……………….. 21

3.3.4.2 Maserasi Bergerak ……………….. 21

3.3.4.3Pembuatan Susu Ekstrak Buah Naga..22

3.3.5 Persiapan Tikus …………………………………… 22

3.3.6 Perlakuan …………………………………………… 23

3.3.7 Diagram Alur Penelitian …………………………… 24

ix

Page 10: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

3.3.8 Analisa Data ……………………………………… 25

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 26

4.1 HASIL PENELITIAN …………………………….. 26

4.2 PEMBAHASAN …………………………………… 34

V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 46

5.1 KESIMPULAN ……………………………………. 46

5.2 SARAN …………………………………………….. 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 11: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

4.1 Hasil rerata Glukosa Darah Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus)…. 26

4.2 Hasil Rerata Bau dan Warna Urin Pada Tikus Putih

(Rattus Novergicus)….,………………………………………………… 26

4.3 Hasil Rerata Konsistensi dan Kekeruhan Urin Pada Tikus Putih

(Rattus Novergicus )………………………….……………………… 27.

4.4 Hasil Rerata Pengeluaran Urin Pada Tikus Putih

(Rattus Novergicus )…………………………………………………… 27

xi

Page 12: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

4.1 Grafik rerata skoring penurunan glukosa darah pada tikus putih

( rattus novergicus ) ……… …………………………… 59

4.2 Grafik rerata scoring bau dan warna urin pada tikus putih

( rattus novergicus )…………………………………………………. 59

4.3 Grafik rerata scoring konsistensi dan kekeruhan urin pada tikus putih

( rattus novergicus )……………………………………………… 60

4.4 Grafik rerata scoring pengeluaran urin pada tikus putih

( rattus novergicus )………………………………………………… 60

xii

Page 13: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

I.PENDAHULUAN

I.1 LatarBelakang

Negara Indonesia adalah negara plasma nuftah ke 3 di dunia, yaitru negara

yang memiliki kekayaan lebih dari 1000 jenis tanaman yang dapat dijadikan

tanaman obat( herbal medicinal) ke- 3 di dunia setelah Negara Brasil dan Cina.

Herbal medicine adalah jenis pengobatan dengan harga yang relatif lebih murah,

mudah di dapatkan, dan aman jika digunakan (Aronson, 2009). Buah naga

merupakan salah satu herbal medisinal khas Negara Indonesia yang banyak

ditanam di wilayah negara Indoonesia khususnya di daerah Sumatra dan Jawa

Barat. (Kristanto, 2005, Lazuardi.,2012)

Buah naga (Hylocereus undatus) merupakan salah satu jenis tanaman yang

tumbuh di Indonesia. Buah naga (Hylocereus undatus) sangat bermanfaat di

bidang kesehatan, yaitu untuk mencegah kanker usus, diabetes dan menurunkan

kolesterol (Jaafaret.al., 2009). Selain itu, buah naga merah memiliki banyak

manfaat untuk membantu mengatasi dan membantu menyembuhkan berbagai

penyakit. Bagian-bagian buah naga yang terdiri dari daging buah, kulit buah dan

daun buah naga juga memiliki banyak manfaat. Dalam setiap bagian dari buah

naga memiliki kandungan vitamin dan zat aktif senyawa obat yang sangat

bermanfaat untuk di pergunakan dalam treatment penyembuhan berbagai

penyakit (Kristanto, 2005).

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang

penduduk dunia terutama penduduk di Indonesia. Diabetes mellitus merupakan

1

Page 14: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

salah satu penyakit metebolisme yang mempunyai gejala klinis yang khas, yaitu

Hyperglycemia. Hyperglycemia terjadi akibat dari kelainan sekresi insulin,kerja

insulin atau keduanya (Purnamasari, 2009). Hyperglycemia pada diabetes yang

berkepanjangan akan mengakibatkan disfungsi dan kegagalan kerja dari berbagai

macam organ terutama mata, ginjal, saraf dan jaringan darah. Selain itu diabetes

merupakan kondisi pada tubuh yang dapat dengan cepat menggunakan energi dari

makanan yang telah dimakan. Pada saat ini belum banyak ditemukan pengobatan

yang efektif untuk menyembuhkan penyakit tersebut (Adewale et.al., 2007).

Prevalensi jumlah penderita diabetes mellitus pada manusia setiap tahun

semakin meningkat.Sedangkan prevalensi jumlah penderita diabetes mellitus pada

hewan sebesar (shaw et al, 2009).

Pada umumnya hewan yang rentan terhadap penyakit diabetes adalah

anjing umur 6-9 bulan, kucing, dan tikus putih. Pada anjing, mengalami

gangguan pada sekresi hormon insulin sehingga menyebabkan kadar glukosa

darah tinggi di dalam darah anjing tersebut. Kasus pada anjing ras jenis Golden

Retriever di Amerika serikat. Anjing ini mengalami kelebihan berat badan pada

usia tua dengan gejala poliuria, polidipsia, polifagi dan astenia (kurang energi).

Kasus serupa pernah di laporkan pada anjing ras jenis St. Bernard di Cleveland

Ohio (El-Soudet. al.,2007; Murray et. al., 2003).

Di Amerika, kejadian diabetes mellitus pada anjing dan kucing bervariasi

pada anjing mulai dari rasio satu di banding dua ratus dan pada kucing satu di

banding delapan ratus. Sedangkan di Indonesia kejadian penyakit diabetes

mellitus pada hewan belum mendapat banyak perhatian. Hal ini di dukung dengan

2

Page 15: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

minimnya sumber data mengenai kejadian penyakit ini dan kurangnya kesadaran

masyarakat tentang pentingnya kesehatan hewan (Wardhana, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang

aktifitas susu ekstrak buah naga untuk menurunkan gula darah (glukosa darah)

sebagai upaya pencegahan maupun pengobatan terhadap penyakit Diabetes

Mellitus. Adapun hewan coba yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tikus

putih. Tikus putih adalah salah satu hewan coba yang sering di gunakan di dalam

laboratorium untuk pengujian suatu obat. Selain itu, tikus putih merupakan

golongan mamalia yang memiliki kelengkapan organ,kebutuhan nutrisi,sistem

reproduksi, pernapasan, peredaran darah yang hampir mirip dengan manusia,

sehingga sensitivitas terhadap suatu obat mirip dengan manusia (Lazuardi, 2012).

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah :

1. Bagaimanakah efektivitas susu ekstrak buah naga (Hylocereus

undatus) terhadap kadar gula darah (glukosa darah) pada tikus putih

Rattus norvergicus) pasca induksi Aloksan?

2. Bagaimanakah efektivitas susu ekstrak buah naga (Hylocereus

undatus) terhadap performance urine pada tikus putih (Rattus

norvergicus) pasca induksi Aloksan?

3

Page 16: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektifitas dosis susu ekstrak buah naga yang

efektif digunakan untuk menurunkan kadar gula darah (glukosa

darah) pada tikus putih (Rattus norvergicus) pasca induksi

Aloksan.

2. Untuk mengetahui efektifitas dosis susu ekstrak buah naga yang

efektif digunakan untuk mengetahui perubahan warna, bau,

kekeruhan, konsistensi dan pengeluaran urin(urinasi) pada tikus

putih (Rattus norvergicus) pasca induksi Aloksan.

3. Untuk mengetahui potensi terapi herbal untuk glukosa darah pada

tikus putih (rattus novergicus)

1.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah

1. Pemberian susu ekstrak buah naga efektif menurunkan kadar gula

darah (glukosa darah) pada tikus putih (Rattus norvergicus) pasca

induksi Aloksan.

2. Pemberian susu ekstrak buah naga efektif merubah warna, bau,

kekeruhan, konsistensi dan pengeluaran urin(urinasi) pada tikus

putih (Rattus norvergicus) pasca induksi Aloksan.

4

Page 17: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memberkan informasi bahwa ekstrak buah naga merupakan

salah satu bahan herbal untuk menurunkan kadar gula darah (anti

diabetes).

2. Memberikan informasi tentang hasil pemberian ekstrak buah naga

sebagai penurun glukosa darah (anti diabetes) aman,murah dan mudah

didapat.

5

Page 18: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Naga (Hylocereus undatus)

2.1.1 Definisi

Buah naga (Hylocereus undatus) merupakan salah satu jenis tanaman yang

dapat tumbuh baik di Negara Indonesia. Setiap 100 gram buah naga mengandung

82,5-83,0 g air, 0,21-0,61 g lemak, 0,15-0,22 g protein, 0,7-0,9 g serat, 0,005-0,01

mg karoten, 6,3-8,8 mg kalsium, 30,2-31,6 mg posfor, 0,55-0,65 mg besi dan

vitamin B1, B2 serta C (Media Indonesia, 2007). Buah ini berkhasiat sebagai

penyeimbang kadar gula dalam darah, pelindung kesehatan mulut, penurun

kolesterol, pencegah pendarahan dan kanker usus serta memperlancar buang air

besar (Kristanto, 2005; Chevny, 2005). Selain itu buah naga (Hylocereus undatus)

merupakan salah satu herbal medicine yang banyak mengandung senyawa kimia

aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat yang memiliki efektifitas

kerja setara dengan antibiotika. Senyawa kimia aktif di dalam buah naga tersebut

adalah tannin, fenol, flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid (Siswandono, 2014)

2.1.2 Klasifikasi

Menurut Kristanto (2009), klasifikasi atau taksonomi buah

naga adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)

6

Page 19: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Ordo : Cactales

Famili : Cactaceae

Subfamily : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Species : - Hylocereus undatus (daging putih)

- Hylocereus polyrhizus (daging merah)

- Hylocereus costaricensis (daging merah super)

- Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik)

Gambar 2.1 Buah Naga (Kristanto, 2009)

2.1.3 Morfologi Buah Naga

Tanaman ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah

dan Amerika Selatan bagian utara. Buahnya sudah lama

dimanfaatkan sebagai konsumsi segar yang sehat. Jenis

dari tanaman ini merupakan tanaman memanjat. Secara

morfologi, tanaman ini termasuk dalam tanaman yang

tidak lengkap karena tidak memiliki daun dan hanya

memiliki akar, batang dan cabang, bunga, buah serta biji

(Kristanto, 2009).

7

Page 20: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

2.1.3.1 Akar

Akar tumbuhan buah naga tidak hanya tumbuh di pangkal

batang di dalam tanah tetapi juga pada celah-celah batang, yang

berfungsi sebagai alat pelekat sehingga tumbuhan dapat

melekat atau memanjat tumbuhan lain atau pada tiang

penyangga. Akar pelekat ini dapat juga disebut akar udara atau

akar gantung yang memungkinkan tumbuhan tetap dapat hidup

tanpa tanah atau hidup sebagai epifit (Winarsih, 2007).

Kandungan bahan aktif yang terdapat di dalam akar adalah

flavonoid dan antosianin (Siswandono, 2014).

2.1.3.2 Batang dan Cabang

Batang tanaman buah naga mengandung air dalam

bentuk lendir dan berlapiskan lilin bila sudah dewasa.

Warnanya hijau kebiru-biruan atau ungu. Batang tersebut

berukuran panjang dan bentuknya siku atau segitiga.

Batang dan cabang ini juga berfungsi sebagai daun dalam

proses asimilasi. Itulah sebabnya batang dan cabangnya

berwarna hijau. Batang dan cabang mengandung kambium

yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman (Kristanto,

8

Page 21: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

2009). Kandungan bahan aktif yang terdapat di dalam

batang adalah flavonoid dan fenol (Siswandono, 2014).

2.1.3.3 Bunga

Bunga tanaman buah naga berbentuk seperti

terompet, mahkota bunga bagian luar berwarna krem dan

mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih

sehingga pada saat bunga mekar tampak mahkota bunga

berwarna krem bercampur putih.Bunga memiliki sejumlah

benang sari (sel kelamin jantan) yang berwarna kuning.

Bunga buah naga tergolong bunga hermaprodit, yaitu

dalam satu bunga terdapat benangsari (sel kelamin jantan)

dan putik (sel kelamin betina). Bunga muncul atau tumbuh

di sepanjang batang di bagian punggung sirip yang berduri

dan pada satu ruas batang tumbuh bunga yang berjumlah

banyak dan tangkai bunga yang sangat pendek (Cahyono,

2009). . Kandungan bahan aktif yang terdapat di dalam

bunga adalah flavonoid, tanin dan venol (Siswandono,

2014).

2.1.3.4 Buah

Buah naga tergolong buah batu yang berdaging dan

berair. Bentuk buah bulat agak memanjang atua bulat

9

Page 22: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

agak lonjong. Kulit buah ada yang berwarna merah

menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung dari

jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 mm – 4 mm.

Di sekujur kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai

menyerupai sisik-sisik ular naga. Oleh karena itu, buahnya

disebut buah naga. Berat buah beragam berkisar antara 80

– 500 gram, tergantung dari jenisnya. Daging buah

berserat sangat halus dan di dalam daging buah

bertebaran biji-biji hitam yang sangat banyak dan

berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna

merah, putih, dan hitam, tergantung dari jenisnya. Daging

buah bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit masam

(Cahyono, 2009). Kandungan bahan aktif yang terdapat di

dalam buah adalah flavonoid, vitamin dan mineral

(Siswandono, 2014).

2.1.3.5 Biji

Biji buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam

daging buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah

naga dapat langsung dimakan tanpa mengganggu

kesehatan. Biji buah naga dapat dikecambahkan untuk

dijadikan bibit (Winarsih, 2007). Kandungan bahan aktif

10

Page 23: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

yang terdapat di dalam biji adalah flavonoid, alkaloid,

tripenoid dan steroid (Siswandono, 2014).

Dalam 100 g buah naga merah, kandungan airnya cukup tinggi

yaitu 82,5-83 g, serat 0,7-0,9 g, betakaroten 0,005-0,012 g, kalsium 6,3-8,8

mg, zat besi 0,55-0,65 mg, fosfor 30,2-36,1 mg, protein 0,16-0,23 g, lemak

0,21-0,61 g, beragam vitamin seperti B1 sebanyak 0,28-0,30 mg, vitamin

B2 0,043-0,045 mg, vitamin C 8-9 mg dan kandungan niasin sebanyak

1,297-1,300 mg. Sedangkan dalam 100 g buah naga putih mengandung air

89,4 g, serat 0,3 g, kalsium 6 mg, zat besi 0,4 mg, fosfor 19 mg, protein

0,5 g, lemak 0,1 g, niasin 0,2 mg dan vitamin C 25 mg (Gunasena dan

Pushpakumara, 2006).

2.1.4 Manfaat buah naga

Buah naga merah sebagai salah satu buah yang memiliki banyak manfaat

untuk membantu mengatasi dan membantu menyembuhkan berbagai penyakit.

Mulai dari batang buah naga, daging buah naga, sampai dengan kulit buah naga

juga memiliki banyak kandungan vitamin dan zat yang sangat bermanfaat.

Beberapa manfaat dari buah naga, yaitu kandungan vitamin yang

kompleks di dalam daging buah naga merah, dapat dipergunakan untuk terapi

penyembuhan kanker. Kandungan vitamin C yang tinggi di dalam buah naga

merah dapat membantu menjaga kesehatan kulit, bahkan buah dan kulit buahnya

dapat juga digunakan sebagai bahan lulur. Rasa manis yang terdapat pada buah

naga merah bukan berasal dari glukosa, tetapi asli berasal dari daging buahnya.

11

Page 24: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Kandungan zat antioksidan yang berasal dari vitamin-vitamin yang terdapat .di

dalam daging buah naga dapat dipergunakan untuk menjaga kesehatan dan

stamina tubuh melawan agen penyebab infeksi penyakit. Kalsium organik yang

terdapat di dalam daging buah naga merah dapat digunakan untuk mencegah

penyakit osteoporosis atau pengapuran tulang. Kandungan vitamin B3 yang

terdapat di dalam daging buah naga berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol

dan untuk menyembuhkan penyakit batuk dan asma hingga dapat mengatasi

tekanan darah tinggi. Beta karoten yang terkandung dalam buah naga bermanfaat

untuk menjaga kesehatan mata. Kandungan vitamin C, B1, B2, dan B3 yang

terkandung dalam buah naga dapat menjaga kesehatan jantung (Zain, 2006).

2.2 Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit metebolisme

yang mempunyai gejala klinis yang khas, yaitu Hyperglycemia.

Hyperglycemia terjadi akibat dari kelainan sekresi insulin, kerja insulin

atau keduanya (Purnamasari, 2009).

Prevalensi DM di dunia diperkirakan sebesar 0,19%. Penyakit DM

sering ditemukan pada orang dewasa dengan usia < 20 tahun dan 8,6%

pada orang dewasa dengan usia > 20 tahun. Pada orang usia > 65 tahun

prevalensi diabetes melitus sebesar 20,1%. Di tahun 2004 sekitar 3,4 juta

orang meninggal akibat dari tingginya kadar gula darah pada orang yang

menderita DM. Kematian akibat penyakit DM lebih dari 80% tersebut

terjadi di negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah (Arrazi,

12

Page 25: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

2014). Pada tahun 2030 prevalensi diabetes melitus (DM) di Negara

Indonesia diperkirakan mencapai 21,3 juta orang. (Panggabean, 2012). Di

Amerika, kejadian diabetes mellitus pada anjing dan kucing bervariasi

pada anjing mulai dari rasio satu dibanding dua ratus dan pada kucing satu

dibanding delapan ratus. Sedangkan di Indonesia kejadian penyakit

diabetes mellitus pada hewan belum mendapat banyak perhatian. Hal ini

didukung dengan minimnya sumber data mengenai kejadian penyakit ini

dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan hewan

(Wardhana, 2010).

2.2.1 Penyebab Diabetes Mellitus

Penyebab diabetes mellitus adalah kekurangan hormon insulin

yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan

mensintesis lemak. Diabetes mellitus telah menjadi penyebab kematian

terbesar keempat didunia dan jumlah kasus Diabetes mellitus dari tahun ke

tahun makin bertambah (Saputro, dkk., 2012).

2.2.2 Gejala Klinis Diabetes Mellitus

Secara klinik diabetes mellitus adalah sindrom yang merupakan

gabungan kumpulan gejala-gejala klinik yang meliputi aspek metabolik

dan vascular. Gejala klinik yang ditemukan pada penyakit Diabetes

Mellitus adalah hiperglikemi puasa dan post prandial, arterosklerotik dan

penyakit vasculer mikroangiopati, serta hampir seluruh organ tubuh akan

13

Page 26: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

mengalami perubahan akibat terkena dampak patogenitas penyakit tersebut

(Waspadji, 2002).

Terdapat 2 gejala klinis yang terjadi pada anjing yang mengalami

Diabetes Mellitus yaitu :

1. Mengalami peningkatan dalam mengkonsumsi air minum dan sering

mengalami buang air kecil. Selera makannya baik namun mengalami

penurunan berat badan.

2. Terjadi peningkatan dalam gula darah (hiperglikemia) dan gula dalam urin

(glukosuria). Pada anjing normal, kadar gula darahnya adalah 80-120.

Gejala klinis Diabetes Mellitus pada kucing adalah muntah, diare,

kehilangan nafsu makan, kesulitan pernafasan, kelemahan dan sulit buang

air kecil (Anonim, 2010).

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Diabetes Mellitus

Pada manusia beberapa faktor yang mempengaruhi Diabetes

Mellitus antara lain faktor keturunan, kegemukan, faktor usia di atas 40

tahun, faktor ketegangan mental, faktor infeksi, faktor obat-obatan

tertentu, faktor kehamilan, faktor pecandu alkohol / alkoholisme.

Sedangkan pada hewan faktor yang mempengaruhi Diabetes Mellitus

adalah karena hewan mengalami kekurangan insulin. Kadar gula dalam

darah naik, sedangkan sel – sel tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa.

Dalam keadaan ini glukosa akan dibuang melalui ginjal (kencing manis).

14

Page 27: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Jika ini berlangsung lama, hewan akan menjadi lemah dan menimbulkan

kematian karena kekurangan zat – zat makanan (Wardhana, 2010).

2.2.4 Diagnosis dan Prognosa Diabetes Mellitus

Diagnosis DM harus berdasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa

darah. Dalam menegakkan diagnosis Diabetes Mellitus harus

memperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang

dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan

bahan darah plasma vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole blood),

vena ataupun kapiler tetap dapat digunakan dengan memperhatikan angka-

angka kriteria diagnostik yang berbeda sesuai pembakuan oleh WHO,

sedangkan untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan

dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler (Gustaviani,

2007). Prognosa dari Diabetes Mellitus dapat meningkatkan produksi sel

beta pankreas untuk menghasilkan hormon insulin secara alami dalam

tubuh.

2.3 Susu sapi

Susu sapi juga juga merupakan salah satu bahan yang baik

digunakan sebagai suplemen diet yang sangat diperlukan oleh penderita

diabetes mellitus oleh karna susu sapi tidak terlalu banyak mengandung

karbohidrat tetapi mampu menghasilkan energi yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh penderita diabetes.

15

Page 28: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

2.4 Aloksan

Aloksan merupakan senyawa diabetagonik yang bersifat sitotoksik

tarhadap sel islet pankreas melalui pembentukan radikal bebas dan stress

oksidatif (Nugroho, 2006) dengan rumus kimianya adalah C4H2N2O4.

Pemberian obat Aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan

kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemia) pada binatang cobaan

(Albet ,2013).

Indikasi dari obat Aloksan adalah untuk menginduksi hewan

percobaan seperti mencit, tikus putih, ataupun kelinci untuk merusak

jaringan pankreas sehingga hormon insulin mengalami penurunan atau

tidak terproduksi dan terjadi peningkatan kadar glukosa darah sehingga

menyebabkan Diabetes Mellitus (Yuriska, 2009).

Dosis aloksan yang sering digunakan secara intravena untuk

menginduksi diabetes pada tikus adalah dosis 65 mg/kg BB/hari. Jika

aloksan diberikan secara intraperitonial atau subkutan maka dosis yang

diberikan 120 - 150 mg/kg BB/hari selama 3-4 hari (Katsumata, et.al.,

1992 dalam Yana, dkk., 2014).

2.5 Tikus Putih (Rattus norvergitus)

Menurut Lazuardi (2012), klasifikasi tikus putih (Rattus

norvegicus) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animal

Filum : Chordata

16

Page 29: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Subfilum : Vertebrata (Craniata)

Class : Mamalia

Subkelas : Theria

Infrakelas : Eutharia

Ordo : Rodentia

Subordo : Myomorpha

Superfamili : Muroidea

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus nrvergicus

Gambar 2.2 Tikus putih (Rattus novergicus) (Lazuardi, 2012).

Tikus merupakan hewan laboratorium yang banyak digunakan

dalam penelitian dan percobaan antara lain untuk mempelajari pengaruh

obat-obatan, toksisitas, metabolisme, embriologi maupun dalam

mempelajari tingkah laku. Tikus putih (Rattus norvegicus) berasal dari

Asia Tengah dan penggunaannya telah menyebar luas di seluruh dunia

17

Page 30: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

(Lazuardi, 2012). Tikus memiliki beberapa sifat yang menguntungkan

sebagai hewan uji penelitian diantaranya perkembangbiakan cepat

mempunyai ukuran yang besar dari mencit,mudah dipelihara dalam jumlah

yang banyak Tikus putih juga memiliki ciri-ciri morfologis seperti albino,

kepala kecil dan ekor lebih panjang di bandingkan

badannya,pertumbuhannya cepat,temperameternya baik,kemampuan

laktasi tinggi dan tahan terhadap arsenic tiroksid (Akbar, 2013).

2.5.1 Makanan

Pakan tikus berupa pellet komersial tikus atau pakan kelinci. Tikus

diberikan diet yang bergizi lengkap dan tidak memerlukan suplemen.

Makanan asupan sekitar 15g/100gBB/hari (Anonim, 2010).

2.5.2 Kandang

Kandang tikus berbentuk kotak, berbahan tembus pandang, semisal

plastic, logam, kaca atau fiber. Temperatur normal tikus sebesar 18 sampai

26°C (64 sampai 80°F), sehingga tikus butuh ruangan cukup luas, minimal

3x panjang tubuhnya. Kandang dilengkapi tempat makan dan minum.

Botol minum vertical lebih bagus karena tidak bocor karena dilapisi karet

anti bocor. Bahannya kuat, tidak mudah pecah atau tergores. Kandang

perlu dilengkapi tempat minum “sistem jilat” (Hubrecht dan Kirkwood,

2010).

2.5.3 Habitat

18

Page 31: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti

menempati adalah tempat suatu spesies tinggal dan berkembang. Habitat

tikus umumnya di permukaan tanah, persawahan, padang rumput,

perkebunan dan semak belukar. Daerah penyebarannya di kawasan Asia,

meliputi Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa,

Filipina, dan termasuk Papua Nugini (Anita, 2003).

2.6 Urin tikus

2.6.1 Pembentukan Urin

Pembentukan urin dimulai dengan mengalirnya darah ke glomerulus yang

bekerja sebagai saringan halus, kemudian hasil filtrasi berupa sejumlah besar

cairan yang melewati glomerulus (ultrafiltrat) akan ditampung di kapsula

Bowman, yang komposisinya serupa dengan cairan plasma kecuali jika tidak

ditemukan zat-zat yang mempunyai berat molekul (BM) lebih besar dari 68.000

seperti sel darah merah dan protein plasma. Ultrafiltrat akan diteruskan dari

kapsula Bowman ke tubulus. Di sepanjang tubulus beberapa zat direabsorbsi

kembali secara selektif dari tubulus dan kembali ke dalam darah, sedang yang lain

disekresikan dari darah ke dalam lumen tubulus. Zat-zat yang tidak berguna

seperti ureum tidak diserap kembali, sehingga urin yang terbentuk dan semua zat

di dalam urin akan menggambarkan penjumlahan dari 3 proses dasar ginjal, yaitu

filtrasi oleh glomerulus, reabsorbsi dan sekresi oleh tubulus (Bistani, 2006).

19

Page 32: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

2.6.2 Warna Urin

Warna urin terutama disebabkan oleh pigmen yang terlarut di

dalamnya dan zat warna normal urin sendiri berasal dari metabolisme

endogen yang berasal dari pemecahan zat warna empedu. Dapat dikatakan

secara umum bahwa warna urin tergantung kadar zat yang terlarut di

dalamnya. Warna normal urin biasanya berkisar antara kuning muda dan

kuning tua (Suratman, dkk., 2003).

20

Page 33: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba dan

Laboratorium Farmakologi & farmasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya pada bulan Mei 2015.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Alat Dan Bahan.

3.2.1.1 Alat

Pada penelitian ini, alat yang digunakan adalah

kandang tikus, timbangan electrical scale untuk ketelitian,

spuit 1 cc insulin, kertas saring & kertas puyer, sonde, gluko meter

untuk mengukur gula darah tikus.

3.2.1.2 Bahan

Pada penelitian ini, bahan yang digunakan adalah

tikus putih jantan dari galur Wistar, makanan tikus, alcohol

70%, ethanol absolut, formalin, buah naga, susu skim dan

obat Aloksan

3.2.2 Subyek Penelitian

Subjek penilitian adalah tikus putih(Rattus novergicus). 16 ekor tikus putih

berjenis kelamin jantan umur 3 bulan dengan berat badan 150-300 g yang

diperoleh dengan cara pemberian di Pasar Bratang Surabaya. Tikus dalam

19

Page 34: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

keadaan sehat atau normal, ditandai dengan gerakan-gerakan tikus, seperti makan,

minum, tidak terdapat luka atau cacat tubuh.

3.2.3 Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah darah yang berasal dari hewan

percobaan (tikus)untuk melihat kadar glukosa darahnya. Pengambilan darah

dilakukan melalui vena pada bagian ekornya sebanyak 1-2 tetes. Pemeriksaan

dilakukan dengan menggunakan gluko meter yang akan dilakukan pada hari ke

3,5,7,9,dan 11 untuk melihat mengetahui terjadinya penurunan glukosa darah

(Gustaviani, 2007).

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan/Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental.Penelitian ini

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan teknik pengambilan

sambel secara random atau acak dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan untuk masing-

masing perlakuan.

3.3.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dari 3 buah variabel, yaitu variabel bebas,

variabel terikat dan variabel kendali.

1. Variable bebas adalah susu ekstrak buah naga

2. Variabel terikat adalah kadar glukosa darah.

3. Variabel kendali adalah cara pemberian obat,berat badan,jenis

kelamin, dan jenis tikus,tipe diabetes mellitus.

20

Page 35: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

3.3.3 Definisi Operasional

a. Hewan Sehat adalah kondisi hewan sesuai hasil pemeriksaan yang

diperbandingkan dengan kriteria normal tanpa disertai gejala klinis dari

suatu penyakityang terdapat di dalam tubuh hewan. Pemeriksaan hewan di

bidang ilmu diagnosa klinik kedokteran hewan yang disertai hasil

pemeriksaan dengan cara inspeksi, palpasi, dan auskultasi (Widiyono,

2004).

b. Tingkat Kesembuhan Penyakit. Penurun kadar gula darah (glukosa darah)

yang akan dilihat menggunakan gluko meter.

c. Kriteria penilaian penurunan kadar glukosa darah di dalam darah

a. > 200 Kadar glukosa darah tinggi disebut Hiperglikemi.

b. 150-200 Kadar glukosa darah batas normal.

c. < 150 Kadar glukosa darah rendah disebut hipoglikimi.

(Gustaviani, 2007).

3.3.4 Teknik Pembuatan Ekstrak Buah Naga

3.3.4.1 Ekstrak Buah Naga

3.3.4.2 Maserasi Bergerak

Ekstrak buah naga dibuat dengan cara maserasi,sebanyak 50 gram

buah naga segar dihancurkan dengan menggunakan mortal, kemudian

ditambahkan pelarut etanol absolut. Dimasukan ke dalam wadah, ditutup

21

Page 36: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

dan dibiarkan selama dua hari terlindung dari cahaya sambil diaduk,

disaring sehingga didapat maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol

absolut menggunakan prosedur yang sama, maserasi dilakukan sampai

diperoleh maserat yang jernih. Semua maserat etanol digabungkan dan

diuapkan dengan menggunakan alat penguap vakum putar pada

temperature + 400oC sampai diperoleh ekstrak etanol kental kemudian

dikeringkan menggunakan freeze dryer maka akan diperoleh ekstrak

buah naga (Maksum, 2008).

3.3.4.3 Prosedur Pembuatan Susu Ekstrak Buah Naga

Susu sapi skim sebanyak 100mg dicampurkan dengan ekstrak

buah naga yang sudah benar-benar dikeringkan (vacum dried) dengan

sesuai dosis 10 mg, 20 mg, 30 mg kemudian diaduk sampai rata. Setelah

susu sapi dan ekstrak buah naga tercampur, maka dilarutkan ke dalam

100 ml air dan diberikan pada tikus menggunakan sonde sesuai waktu

pemberian dan berat badan.

3.3.5 Persiapan Tikus

Penelitian ini menggunakan tikus putih (Rarrus novergicus) jantan galur

wistar dengan berat badan 150-300 gram.Tikus yang digunakan sebanyak 16 ekor

pengambilan secara acak yang diperoleh dari Pasar Beratang Surabaya.Kemudian

dilakukan adaptasi selama 1 minggu di Laboratorium Hewan Coba Fakultas

Kedokteran Hewan Universitan Wijaya Kusuma Surabaya

22

Page 37: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

3.3.6 Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 16 ekor tikus yang dibagi secara acak menjadi

4 kelompok perlakuan dengan 4 ulangan.

P0 : Sebagai kelompok kontrol.

P1 : Perlakuan dengan pemberian susu ekstrak buah naga dosis 10% BB

P2 : Perlakuan dengan pemberian susu ekstrak buah naga dosis 20% BB

P3 : Perlakuan dengan pemberian susu ekstrak buah naga dosis 30% BB

Sebelum di berikan perlakua tikus putih (Rattus novergicus)

diadaptasikan selama 1 minggu. Tikus putih (Rattus novergicus) diinduksi dengan

Aloksan.Setelah 3 hari pemberian aloksan di lakukan pemeriksaan darah dengan

cara pengambilan darah dari vena ekor (vena coccy gialis) sebanyak 1-2 tetes

pada hari ke 3,5,7,9 dan 11 pemeriksaan darah menggunakan Gliko meter untuk

mengetahui perubahan kadar glukosa darah.

23

Page 38: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

3.3.7 Diagram Alur Penelitian

Diinduksi aloksan

PO

(Kontrol)

Tanpa perlakuan

P1

Diberi susu ekstrak

buah naga 10%

(dosis 10mg/kg BB

& 100ml susu cair )

P2

Diberi susu ekstrak

buah naga 20%

(dosis 20mg/kg BB

& 100ml susu cair)

P3

Diberi susu ekstrak

buah naga 30%

(dosis 30mg/kg BB

& 100ml susu cair)

Hasil pengamatan cara pemberian yang efektif untuk

menurunkan kadar glukosa darah/gula darah dan performace

urin pada tikus putih (Rattus norvergitus).

Di amati hari

3,5,7,9,11

Tikus putih jantan 16 ekor

Adaptasi 1 minggu

24

Page 39: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

3.3.8 Analisa Data

Analisa data yang digunakan untuk mengetahui dosis yang efektif

terhadap respon kesembuhan penyakit Diabetes Mellitus menggunakan uji

Analysis Of Varian (ANOVA) One Way pada derajat kepercayaan 0,01 . Data

pemeriksaan hasil performace urin dengan parameter bau, warna,konsistensi,

kekeruhan dan pengeluaran urin di sajikan dalam bentuk indicator nilai scoring

yang kemudian dianalisis menggunakan uji Analysis Of Varian (ANOVA) two

ways pada derajat kepercayaan 0,01. Seluruh data hasil pemeriksaan glukosa

darah dan performance urin yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan

menggunakan computer program SPSS versi 21 (Kuntoro, 2012).

25

Page 40: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Rata-rata hasil penelitian mengenai kadar gula darah, bau dan warna urin,

konsistensi dan kekeruhan urin serta pengeluaran urin disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 4.1. Hasil Rerata Glukosa darah Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus)

Hari ke Kontrol

PO

Eks.buah naga

10mg/BBP1

Eks.buah naga 20mg/kg BB

P2

Eks.buah naga 30mg/kgBB

P33 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,0005 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,25 ± 0,500 1,50 ± 0,5777 1,50 ± 0,577 1,75 ± 0,500 2,00 ± 0,000 2,25 ± 0,5009 1,75 ± 0,500 3,00 ± 0,000 3,25 ± 0,500 3,00 ± 0,00011 2,00 ± 0,000 3,00 ± 0,000 3,25 ± 0,500 4,00 ± 0,000

Tabel 4.2 Hasil Rerata bau dan Warna Urin Pada Tikus Putih (Rattus

Novergicus)

Hari ke Kontrol

PO

Eks.buah naga

10mg/BBP1

Eks.buah naga 20mg/kg BB

P2

Eks.buah naga 30mg/kgBB

P33 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,0005 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,75 ± 0,5007 1,50 ± 0,577 1,75 ± 0,500 2,00 ± 0,000 2,25 ± 0,5009 1,75 ± 0,500 3,25 ± 0,500 3,25 ± 0,500 3,25 ± 0,50011 1,50 ± 0,577 3,25 ± 0,500 3,50 ± 0,577 4,00 ± 0,000

26

Page 41: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Tabel 4.3 Hasil Rerata Konsistensi dan Kekeruhan Urin Pada Tikus Putih

(Rattus Novergicus)

Hari ke Kontrol

PO

Eks.buah naga

10mg/BBP1

Eks.buah naga 20mg/kg BB

P2

Eks.buah naga 30mg/kgBB

P33 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,005 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,25 ± 0,500 1,50 ± 0,5777 1,25 ± 0,500 1,50 ± 0,577 1,50 ± 0,577 2,25 ± 0,5009 1,50 ± 0,577 3,50 ± 0,577 3,75 ± 0,500 4,00 ± 0,00011 1,50 ± 0,577 3,50 ± 0,577 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000

Tabel 4.4 Hasil Rerata Pengeluaran Urin Pada Tikus Putih

(Rattus Novergicus)

Hari ke Kontrol

PO

Eks.buah naga

10mg/BBP1

Eks.buah naga 20mg/kg BB

P2

Eks.buah naga 30mg/kgBB

P33 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,005 100 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,25 ± 0,500 2,00 ± 0,8167 1,75 ± 0,97 2,00 ± 0,816 250 ± 0,577 3,00 ± 0,8169 2,25 ± 0,957 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,00011 2,24 ± 0,500 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan

pemberian susu ekstrak buah naga ( Hylocereus undatus ) dengan dosis

10mg/kgBB, 20mg/kgBB,30mg/kgBB terhadap kadar glukosa darah dan

performance urin pada tikus putih (Rattus novergicus ) ,di tunjukan dalam scoring

. Beberapa parameter performa urin meliputi bau, warna,konsistensi, kekeruhan,

pengeluaran urin yang dapat dilihat dilampiran. Adapun hasil rerata scoring nilai

kadar glukosa darah, bau, warna, konsisitas, kekeruhan, pengeluaran urin

27

Page 42: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

PENGAMATAN MAKROSKOPIS TERHADAP KADAR GLUKOSA

DARAH DAN URINASI PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)

Hari ke-3

Hasil skoring kadar glukosa darah

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1111

1111

Mean 1,00 1,00 1,00 1,00Mean ± SD 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000

Hasil skoring bau dan warna urin

Ulangan kontrol Eks .Buah naga

10mg/kgBB

Eks .Buah naga

20mg/kgBB

Eks .Buah naga

30mg/kgBB1234

1111

1111

1111

1111

Mean 1,00 1,00 1,00 1,00Mean ± SD 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000

Hasil skoring konsistensi dan kekeruhan urin

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1111

1111

Mean 1,00 1,00 1,00 1,00Mean ± SD 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00

28

Page 43: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hasil skoring pengeluaran urin

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1111

1111

Mean 1,00 1,00 1,00 1,00Mean ± SD 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00

Hari ke-5

Hasil skoring kadar glukosa darah

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1211

2211

Mean 1,00 1,00 1,25 1,50Mean ± SD 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,25 ± 0,500 1,50 ± 0,577

Hasil skoring baud an warna urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1111

1221

Mean 1,00 1,00 1,00 1,75Mean ± SD 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,75 ± 0,500

29

Page 44: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hasil skoring konsistensi dan kekeruhan urin

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1111

1211

Mean 1,00 1,00 1,00 1,25Mean ± SD 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,25 ± 0,500

Hasil skoring pengeluaran urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1111

1111

1211

2321

mean 1,00 1,00 1,25 2,00Mean ± SD 100 ± 0,000 1,00 ± 0,000 1,25 ± 0,500 2,00 ± 0,816

Hari ke-7

Hasil skoring kadar glukosa darah

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2211

2212

2222

3222

Mean 1,50 1,75 2,00 2,25Mean ± SD 1,50 ± 0,577 1,75 ± 0,500 2,00 ± 0,000 2,25 ± 0,500

30

Page 45: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hasil skoring baud an warna urin

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1211

2212

2222

3222

Mean 1,25 1,75 2,00 2,25Mean ± SD 1,25 ± 0,500 1,75 ± 0,500 2,00 ± 0,000 2,25 ± 0,500

Hasil skoring konsistensi dan kekeruhan urin

Ulangan kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1211

2112

2211

3222

Mean 1,25 1,50 1,50 2,25Mean ± SD 1,25 ± 0,500 1,50 ± 0,577 1,50 ± 0,577 2,25 ± 0,500

Hasil skoring pengeluaran urin

Ulangan kontrol Buah naga10mg/kgBB

Buah naga20mg/kgBB

Buah naga30mg/kgBB

1234

2311

2213

3322

4332

Mean 1,75 2,00 2,50 3,00Mean ± SD 1,75 ± 0,97 2,00 ± 0,816 250 ± 0,577 3,00 ± 0,816

31

Page 46: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hari ke-9

Hasil skoring kadar glukosa darah

Ulangan Control Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2122

3333

3343

3333

Mean 1,75 3,00 3,25 3,00Mean ± SD 1,75 ± 0,500 3,00 ± 0,000 3,25 ± 0,500 3,00 ± 0,000

Hasil skoring baud an warna urin

Ulangan Control Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2122

3334

3343

3343

Mean 1,75 3,25 3,25 3,25Mean ± SD 1,75 ± 0,500 3,25 ± 0,500 3,25 ± 0,500 3,25 ± 0,500

Hasil skoring konsistensi urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

1122

3344

4443

4444

Mean 1,50 3,50 3,75 4,00Mean ± SD 1,50 ± 0,577 3,50 ± 0,577 3,75 ± 0,500 4,00 ± 0,000

32

Page 47: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hasil skoring pengeluaran urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2133

4444

4444

4444

Mean 2,25 4,00 4,00 4,00Mean ± SD 2,25 ± 0,957 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000

Hari ke-11

Hasil skoring kadar glukosa darah

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2222

3333

4333

4444

Mean 2,00 3,00 3,25 4,00Mean ± SD 2,00 ± 0,000 3,00 ± 0,000 3,25 ± 0,500 4,00 ± 0,000

Hasil skoring baud an warna urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2211

4333

4434

4444

Mean 1,50 3,25 3,50 4,00Mean ± SD 1,50± 0,577 3,25 ± 0,500 3,50 ± 0,577 4,00 ± 0,000

33

Page 48: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hasil skoring konsistensi dan kekeruhan urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

2211

4433

4444

4444

Mean 1,50 3,50 4,00 4,00Mean ± SD 1,50 ± 0,577 3,50 ± 0,577 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000

Hasil skoring pengeluaran urin

Ulangan Kontrol Eks.Buah naga10mg/kgBB

Eks.Buah naga20mg/kgBB

Eks.Buah naga30mg/kgBB

1234

3222

4444

4444

4444

mean 2,25 4,00 4,00 4,00Mean ± SD 2,25 ± 0,500 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000 4,00 ± 0,000

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan table 4,5,6,7,8 dan 9 hasl pengamatan makroskopis pada hari

ke 3 menunjukan kadar glukosa darah PO (1,00 ± 0,000) , P1 (1,00 ± 0,000), P2

(1,00 ± 0,000) dan P3 (1,00 ± 0,000).Perubahan bau urin menunjukan PO (1,00

± 0,000) , P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan P3 (1,00 ± 0,000).Warna

urin menunjukan PO (1,00 ± 0,000) , P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan

P3 (1,00 ± 0,000). Konsistensi urin menunjukan PO (1,00 ± 0,000) , P1 (1,00 ±

0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan P3 (1,00 ± 0,000). Kekeruhan PO (1,00 ± 0,000) ,

P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan P3 (1,00 ± 0,000). Pengeluaran urin

menunjukan PO (1,00 ± 0,000) , P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan P3

(1,00 ± 0,000).

34

Page 49: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Data pemeriksaan hari ke 5 menunjukan kadar glukosa darah PO (1,00 ±

0,000) , P1 (1,00 ± 0,000), P2 ( 1,25 ± 0,500 ) dan P3 ( 1,50 ± 0,577 ).Perubahan

bau urin menunjukan PO (1,00 ± 0,000) , P1 ( 1,00 ± 0,000 ) , P2 ( 1,00 ±

0,000 ) dan P3 ( 1,75 ± 0,500 ).Warna urin menunjukan PO ( 1,00 ± 0,000 ) , P1

(1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan P3 ( 1,75 ± 0,500 ). Konsistensi urin

menunjukan PO (1,00 ± 0,000) , P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000 ) dan P3

(1,25 ± 0,500). Kekeruhan PO (1,00 ± 0,000) , P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ±

0,000) dan P3 (1,25 ± 0,500). Pengeluaran urin menunjukan PO ( 1,00 ± 0,000 ) ,

P1 ( 1,00 ± 0,000 ) , P2 ( 1,25 ± 0,500 ) dan P3 (2,00 ± 0,816).

Data pemeriksaan hari ke 7 menunjukan kadar glukosa darah PO ( 1,50 ±

0,577 ) , P1 ( 1,75 ± 0,500 ), P2 ( 2,00 ± 0,000 ) dan P3 ( 2,25 ± 0,500 ).Perubahan

bau urin menunjukan PO ( 1,50 ± 0,577 ) , P1 ( 1,75 ± 0,500 ) , P2 ( 2,00 ± 0,000 )

dan P3 ( 2,25 ± 0,500 ).Warna urin menunjukan PO ( 1,50 ± 0,577 ) , P1 ( 1,75 ±

0,500 ) , P2 ( 2,00 ± 0,000 ) dan P3 ( 2,25 ± 0,500 ). Kekeruhan PO (1,25 ±

0,500) , P1 (1,00 ± 0,000) , P2 (1,00 ± 0,000) dan P3 (1,00 ± 0,000).

Konsistensi urin menunjukan PO ( 1,25 ± 0,500 ) , P1 ( 1,50 ± 0,577 ) , P2 ( 1,50

± 0,577 ) dan P3 ( 2,25 ± 0,500 ). Pengeluaran urin menunjukan PO (1,75 ± 0,97)

, P1 (2,00 ± 0,816) , P2 ( 250 ± 0,577 ) dan P3 (2,00 ± 0,816).

Data pemeriksaan hari ke 9 menunjukan kadar glukosa darah PO (1,75 ±

0,500) , P1 (3,00 ± 0,000), P2 (3,25 ± 0,500) dan P3 (3,00 ± 0,000 ).Perubahan

bau urin menunjukan PO (1,75 ± 0,500) , P1 (3,25 ± 0,500 ) , P2 (3,25 ± 0,500)

dan P3 (3,25 ± 0,500).Warna urin menunjukan PO (1,75 ± 0,500) , P1 (3,25 ±

0,500) , P2 (3,25 ± 0,500) dan P3 ( 3,25 ± 0,500 ). Konsistensi urin menunjukan

35

Page 50: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

PO (1,50 ± 0,577) , P1 (3,50 ± 0,577) , P2 3,75 ± 0,500) dan P3 (4,00 ± 0,000).

Kekeruhan PO (1,50 ± 0,577) , P1 (3,50 ± 0,577) , P2 (3,75 ± 0,500) dan P3 (4,00

± 0,000). Pengeluaran urin menunjukan PO (2,25 ± 0,957 ) , P1 (4,00 ± 0,000) ,

P2 (4,00 ± 0,000) dan P3 (4,00 ± 0,000).

Data pemeriksaan hari ke 11 menunjukan kadar glukosa darah PO (2,00 ±

0,000) , P1 (3,00 ± 0,000), P2 (3,25 ± 0,500) dan P3 (3,25 ± 0,500).Perubahan bau

urin menunjukan PO (1,50 ± 0,577),P1 (3,25 ± 0,500) , P2 (3,50 ± 0,577) dan P3

(4,00 ± 0,000).Warna urin menunjukan PO (1,50± 0,577) , P1 ( 3,25 ± 0,500 ) , P2

( 3,50 ± 0,577 ) dan P3 (4,00 ± 0,000). Konsistensi urin menunjukan PO (1,50 ±

0,577) , P1 (3,50 ± 0,577) , P2 (4,00 ± 0,000) dan P3 (4,00 ± 0,000). Kekeruhan

PO (1,50 ± 0,577) , P1 (3,50 ± 0,577) , P2 (4,00 ± 0,000) dan P3 (4,00 ± 0,000).

Pengeluaran urin menunjukan PO (2,24 ± 0,500) , P1 (4,00 ± 0,000) , P2 (4,00 ±

0,000) dan P3 (4,00 ± 0,000).

Adapun gambaran perubahan performance urin pada hari ke 11 dapat dilihat

pada

gambar 4.1

36

Page 51: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Keterangan gambar

P0:Tanpa di beri perlakuan (kontrol)

P1:Pemberian dosis susu ekstrak buah naga 10mg/kgBB

P2: Pemberian dosis susu ekstrak buah naga 20mg/kgBB

P3: Pemberian dosis susu ekstrak buah naga 30mg/kgBB

Berdasarkan data pemeriksaan pemberian pengobatan dengan susu ekstrak

buah naga sangat efektif menurunkan kadar gula darah dan dapat merubah

performance urin menjadi lebih baik .Adapun semakin besar dosis ekstrak buah

naga yang diberikan maka semakin besar pula kandungan bahan aktif yang berupa

alkaloid, tannin, fenol dan steroid yang terhadap di dalam buah naga tersebut.

Adapun fungsi alkaloid mampu menghambat proses oksidasi dan reduksi dalam

metabolisme karbohidrat.

a. Alkaloid ini mampu merombak dan memecah gula-gula dalam proses

metabolism tersebut sehingga tidak terjadi penimbunan gula-gula

(glukosa, fruktosa, manosa )

b. Flafonoid berfungsi memaktifasi ensim matrix metali proteinase yang

mampu memecah proses sintesis asam lemak jenuh jadi tak jenuh yang

dapat mempengaruhi sintesis hormon insulin sehingga insulinnya di

harapkan dapat bekerja secara normal seperti kondisi normal

c. Fenol atau tannin berfungsi untuk mampu mempercepat hidrosilasi dan

reduksi asam karbosilat dalam metabolism karbohidrat sehingga proses

metabolism karbohidrat lebih cepat yang pada akhirnya mempercepat

proses prombakan gula-gula yang mengakibatkan penimbunan gula darah

37

Page 52: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

tersebut merupakan pemicu utama terjadinya diabetes mellitus tipe 1. Oleh

karna itu dengan adanya fenol yang berasal dari tanaman menyebabkan

metabolism karbohidrat dapat di percepat dan tidak terjadi penumpukan

sehingga diabetes mellitus tipe 1 dapat di cegah.

d. Steroid merupakan bagian tanaman mengontrol hormone pertumbuhan

yang berperan mempengaruhi kebutuhan karbohidrat yang di perlukan di

dalam tubuh suatu individu, oleh karena itu hormone pertumbuhan di

control atau di atur oleh steroid yang berasal dari tanaman maka

pertumbahan juga yang meningkatkan terkontrol dalam kebutuhannya

terdapat karbohidrat menjadi tidak berlebihan yang menimbulkan

peningkatan kadar gula di dalam tubuh.

Jika dengan dosis susu ekstrak buah naga yang semakin besar di berikan

maka menyebabkan penurunan kadar gula darah yang ditandai dengan

perubahan performance urin berupa warna kuning pucat, bau tidak

menyengat, berbuih, volume urin jarang, konstitensi urin ecer. Hal ini di

sebabkan karna sudah tidak terdapat penimbunan gula di dalam tubuh

sehingga performance urin tampak normal.

Selanjutnya data pemeriksaan dianalisa menggunakan soft ware komputer

program SPSS, yaitu dengan uji ANOVA (two ways ANOVA) dan taraf

signifikasi 0.01 dengan parameter kadar glukosa darah,bau urin, warna urun,

konsistensi, kekeruhan, pengeluaran urin pada tikus putih (rattus novergicus).

Analisis yang pertama adalah kadar glukosa darah. Hasil uji levene’s test

0,000 menunjukkan nilai p-value = 0,000 (f 9.158 ), berarti penelitian berasal dari

38

Page 53: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

sample yang homogen (memenuhi asumsi homogenitas). Berdasarkan hasil uji

ANOVA (two ways ANOVA), pada variabel hari pengamatan diperoleh nilai

Fhitung = 124.212 dan p = 0,000 (p < 0,01), pada variabel perlakuan diperoleh nilai

Fhitung = 27.538 dan p = 0,000 (p < 0,01). Harga F tabel dengan taraf signifikansi 0,01

dengan df pembilang = 19 dan df penyebut = 60 adalah 1,58 Hal ini menunjukkan

bahwa nilai Fhitung > Ftabel, sehingga H0 ditolak, berarti ada perbedaan yang sangat

signifikan pada kadar glukosa darah berdasarkan perlakuan perbedaan dosis pada

tikus putih (Rattus norvegicus) dan hari pengamatan (hari ke-3, hari ke-5, hari ke-

7, hari ke-9, dan hari ke-11). Nilai R Squered sebesar 0,887 berarti bahwa

variabilitas perlakuan pada tikus putih (Rattus norvegicus) dan hari pengamatan

menjelaskan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) sebesar

88,7%. Selanjutnya, untuk melihat hubungan antar perlakuan terhadap tehadap

kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus norvegicus), maka dianalisa

menggunakan Post Hoc Tests metode Turkey HSD menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus)

yang diobati menggunakan susu ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan

dosis 20 mg/kg berat badan, dan 30 mg/kg berat badan tampak pada hari ke-5.

Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol yang tidak diobati

dan kelompok yang diobati menggunakan susu ekstrak buah naga(Hylocereus

undatus) dengan dosis 10 mg/kg berat badan ( p = 0,000).Pada pengamatan hari

ke 11 juga menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan dosis 30 mg/kg berat

badan ( p = 0,000), tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok yang

tidak diobati dengan menggunakan ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dan

39

Page 54: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

kelompok yang diobati dengan ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan

dosis 10 mg/kg berat.

Hasil analisis Post Hoc Tests metode LSD menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak diobati, kelompok yang

diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan 30mg/kgBB pada hari ke- 9

dan hari ke- 11. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak

diobati, kelompok yang diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan

30mg/kgBB pada hari ke- 3, ke-5 dan hari ke- 7.

Analisa yang kedua dan ketiga adalah bau dan warna urin menunjukan

hasil uji levene’s test 0,000 menunjukkan nilai p-value = 0,000 (f 6.053 ), berarti

penelitian berasal dari sample yang homogen (memenuhi asumsi homogenitas).

Berdasarkan hasil uji ANOVA (two ways ANOVA), pada variabel hari

pengamatan diperoleh nilai Fhitung = 98.443 dan p = 0,000 (p < 0,01), pada

variabel perlakuan diperoleh nilai Fhitung = 32.771 dan p = 0,000 (p < 0,01). Harga

Ftabel dengan taraf signifikansi 0,01 dengan df pembilang = 19 dan df penyebut =

60 adalah 1,58 Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, sehingga H0 ditolak,

berarti ada perbedaan yang sangat signifikan pada bau dan warna urin berdasarkan

perlakuan perbedaan dosis pada tikus putih (Rattus norvegicus) dan hari

pengamatan (hari ke-3, hari ke-5, hari ke-7, hari ke-9, dan hari ke-11). Nilai R

Squered sebesar 0,873 berarti bahwa variabilitas perlakuan pada tikus putih

(Rattus norvegicus) dan hari pengamatan menjelaskan baud an warna urin pada

tikus putih (Rattus norvegicus) sebesar 87,3%. Selanjutnya, untuk melihat

hubungan antar perlakuan terhadap baud an warna urin pada tikus putih (Rattus

40

Page 55: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

norvegicus), maka dianalisa menggunakan Post Hoc Tests metode Turkey HSD

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan baud an warna urin tikus

putih (Rattus norvegicus) yang diobati menggunakan susu ekstrak buah

naga(Hylocereus undatus) dengan dosis 20 mg/kg berat badan, dan 30 mg/kg

berat badan tampak pada hari ke-9. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada

kelompok kontrol yang tidak diobati dan kelompok yang diobati menggunakan

susu ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan dosis 10 mg/kg berat badan

(p = 0,000). Pada pengamatan hari ke 11 juga menunjukkan perbedaan yang

signifikan dengan dosis 30 mg/kg berat badan ( p = 0,000), tidak ada perbedaan

yang signifikan pada kelompok yang tidak diobati dengan menggunakan ekstrak

buah naga(Hylocereus undatus) dan kelompok yang diobati dengan ekstrak buah

naga(Hylocereus undatus) dengan dosis 10 mg/kg berat.

Hasil analisis Post Hoc Tests metode LSD menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak diobati, kelompok yang

diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan 30mg/kgBB pada hari ke- 9

dan hari ke- 11. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak

diobati, kelompok yang diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan

30mg/kgBB pada hari ke- 3, ke-5 dan hari ke- 7.

Analisa yang keempat dan kelima adalah bau dan warna urin menunjukan

hasil uji levene’s test 0,000 menunjukkan nilai p-value = 0,000 (f 17.684 ), berarti

penelitian berasal dari sample yang homogen (memenuhi asumsi homogenitas).

Berdasarkan hasil uji ANOVA (two ways ANOVA), pada variabel hari

pengamatan diperoleh nilai Fhitung = 133.042 dan p = 0,000 (p < 0,01), pada

41

Page 56: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

variabel perlakuan diperoleh nilai Fhitung = 39.222 dan p = 0,000 (p < 0,01). Harga

Ftabel dengan taraf signifikansi 0,01 dengan df pembilang = 19 dan df penyebut =

60 adalah 1,58 Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, sehingga H0 ditolak,

berarti ada perbedaan yang sangat signifikan pada konsistensi dan kekeruhan

berdasarkan perlakuan perbedaan dosis pada tikus putih (Rattus norvegicus) dan

hari pengamatan (hari ke-3, hari ke-5, hari ke-7, hari ke-9, dan hari ke-11). Nilai

R Squered sebesar 0,904 berarti bahwa variabilitas perlakuan pada tikus putih

(Rattus norvegicus) dan hari pengamatan menjelaskan konsistensi dan kekeruhan

urin pada tikus putih (Rattus norvegicus) sebesar 90,4%. Selanjutnya, untuk

melihat hubungan antar perlakuan terhadap konsistensi dan kekeruhan urin pada

tikus putih (Rattus norvegicus), maka dianalisa menggunakan Post Hoc Tests

metode Turkey HSD menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan bau dan

warna urin tikus putih (Rattus norvegicus) yang diobati menggunakan susu

ekstrak buah naga (Hylocereus undatus) dengan dosis 20 mg/kg berat badan, dan

30 mg/kg berat badan tampak pada hari ke-9. Tidak ada perbedaan yang

signifikan pada kelompok kontrol yang tidak diobati dan kelompok yang diobati

menggunakan susu ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan dosis 10

mg/kg berat badan (p = 0,000). Pada pengamatan hari ke 11 juga menunjukkan

perbedaan yang signifikan dengan dosis 30 mg/kg berat badan ( p = 0,000), tidak

ada perbedaan yang signifikan pada kelompok yang tidak diobati dengan

menggunakan ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dan kelompok yang

diobati dengan ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan dosis 10 mg/kg

berat.

42

Page 57: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Hasil analisis Post Hoc Tests metode LSD menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak diobati, kelompok yang

diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan 30mg/kgBB pada hari ke- 9

dan hari ke- 11. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak

diobati, kelompok yang diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan

30mg/kgBB pada hari ke- 3, ke-5 dan hari ke- 7.

Analisa yang ke enam adalah pengeluaran urin menunjukan hasil uji

levene’s test 0,000 menunjukkan nilai p-value = 0,000 (f 4.340 ), berarti penelitian

berasal dari sample yang homogen (memenuhi asumsi homogenitas). Berdasarkan

hasil uji ANOVA (two ways ANOVA), pada variabel hari pengamatan diperoleh

nilai Fhitung = 100.125dan p = 0,000 (p < 0,01), pada variabel perlakuan diperoleh

nilai Fhitung = 21.000 dan p = 0,000 (p < 0,01). Harga F tabel dengan taraf signifikansi

0,01 dengan df pembilang = 19 dan df penyebut = 60 adalah 1,58 Hal ini

menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, sehingga H0 ditolak, berarti ada perbedaan

yang sangat signifikan pada pengeluaran urin berdasarkan perlakuan perbedaan

dosis pada tikus putih (Rattus norvegicus) dan hari pengamatan (hari ke-3, hari

ke-5, hari ke-7, hari ke-9, dan hari ke-11). Nilai R Squered sebesar 0,861 berarti

bahwa variabilitas perlakuan pada tikus putih (Rattus norvegicus) dan hari

pengamatan menjelaskan pengeluaran urin pada tikus putih (Rattus norvegicus)

sebesar 86,1%. Selanjutnya, untuk melihat hubungan antar perlakuan terhadap

pengeluaran urin pada tikus putih (Rattus norvegicus), maka dianalisa

menggunakan Post Hoc Tests metode Turkey HSD menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan baud an warna urin tikus putih (Rattus norvegicus)

43

Page 58: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

yang diobati menggunakan susu ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan

dosis 20 mg/kg berat badan, dan 30 mg/kg berat badan tampak pada hari ke-9.

Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol yang tidak diobati

dan kelompok yang diobati menggunakan susu ekstrak buah naga(Hylocereus

undatus) dengan dosis 10 mg/kg berat badan (p = 0,000). Pada pengamatan hari

ke 11 juga menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan dosis 30 mg/kg berat

badan ( p = 0,000), tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok yang

tidak diobati dengan menggunakan ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dan

kelompok yang diobati dengan ekstrak buah naga(Hylocereus undatus) dengan

dosis 10 mg/kg berat.

Hasil analisis Post Hoc Tests metode LSD menunjukkan bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak diobati, kelompok yang

diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan 30mg/kgBB pada hari ke- 9

dan hari ke- 11. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang tidak

diobati, kelompok yang diobati dengan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB dan

30mg/kgBB pada hari ke- 3, ke-5 dan hari ke- 7.

Berdasarkan hasil analisis statistic denagn Anova data pemeriksaan kadar

glukosa darah dan performance urin yang meliputi bau, warna

kekeruhan,konsistensi dan pengeluaran urin menunjukan penurunana kadar

glukosa darah dan perubahan pada performance urin menjadi lebih baik. Hal ini

berarti bahwa ekstrak buah naga yang diberikan dengan dosis yang semakin tinggi

sangat efektif digunakan untuk terapi pengobatan diabetes tipe 1. Oleh karena

kandungan bahan aktif yang terdapat didalam ekstrak buah naga mampu bekerja

44

Page 59: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

secara maksimal mempengaruhi hormol insulin yang berperan dalam mengatur

kadar glukosa dalam darah. Selain itu beberapa kandungan bahan aktif berupa

alkaloid dan fenol mampu bekerja secara efektif langsung mempengaruhi proses

metabolism karbohidrat didalam tubuh tikus putih (Siswandono 2014, Vermmis

and Nicolson 2014).

45

Page 60: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian susu ekstrak buah

naga mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar gula darah dan

perubahan performans urin tikus putih. Semakin tinggi dosis terapi susu

ekstrak buah naga berpengaruh padasemakin cepatnya penurunan kadar

gula darah(glukosa darah). Penurunan kadar gula darah yang peling cepat

terdapat pada kelompok tikus putih dengan pemberian susu ekstrak buah

naga sebesar 30 mg/kgbb.

Semakin tinggi dosis susu ekstrak buah naga mempunyai pengeruh

pada membaiknya performan urin tikus putih. Perubahan performan tikus

putih di niali dari keadaan organoleptik/makroskopis urin. Perubahan yang

terjadi antara lain adalahwarna kuning muda, bau tidak menyengat,

konsistensi urin encer, urin tidak keruh dan tidak berbuih, serta

pengeluaran urin jarang.

5.2 Saran

Saran penelitian ini adalah :

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pemberian susu ekstrak buah naga

pada hewan lain.

2. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pemberian susu ekstrak buah naga

terhadap penurunan kadar hormone insulin dan glucagon pasca induksi

aloksan.

46

Page 61: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

3. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pemberian susu ekstrak buah naga

untuk kasus penyakit diabetes tipe 2.

47

Page 62: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

DAFTAR PUSTAKA

Adewale S. O., Ayeni R. O., Ajala O. A. dan Adeniran T., 2007. A New

Generalized Mathematical Model for study Diabetes Mellitus.

Akbar, B., 2013. Tikus. http:// portal.kopertis3.or.id/.../1/jurnal%20buku%201. pdf

[28 Maret 2015]

Albet, Romando, 2013. Pengaruh Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Terhadap

Tikus Wisar. http://topskripsiku.blogspot.com/ [27 maret 2015]

Anonim, 2010. Diabetes Pada Anjing. http://indodiabetes.com/diabetes-pada-

anjing.html. [28 Maret 2015]

Anita, CH. 2003. Tikus Sawah & Cara Pengendaliannya. Available at

http://www.leisa.info/index.php?

url=getblob.php&o_id=67233&a_id=211&a_seq=0 [29 Maret 2015]

Arrazi, A., 2014. Bab I. Pendahuluan : 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40423/Chapter

%20I.pdf;jsessionid=4D20AE1DA3C548363D7C55D29D99D908?

sequence=5 [25 Maret 2015]

Aronson, J. K., 2009. Meyler’s Side Effects of Herbal Medicines. Elsevier :

United Kingdom.

Bistani, D. Angelia, 2006. Efek Diuretik Kopi Susu Pada Tikus Putih (Rattus

Norvegicus)Dengan Variasi Jenis Susu. [Skripsi]. Surakarta : Universitas

Sebelas Maret.

47

Page 63: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Cahyono, B., 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Jakarta :

Pustaka Mina.

Chevny, A. A., 2005. Bisnis Buah Naga Kian Merekah. Bisnis Indonesia. Terbit

tanggal 08-02-2005.

El-Soud, N. H. A., Khalil M. Y., Husein J. S., Oraby F. S. H. and Farrag A. R. H.,

2007. Antidiabetic Gffeets of Fenugreek Alkaliod Extract in

Streptozotocin Induced Hypoglicemic Rats. J. of App.

Gunasena, dan Pushpakumara, (2006). Dragon Fruit (Hylocereus undatus Haw.

Britton and Rose). Halaman 118. http://www.worldagroforestry.org. [18

Maret 2015]

Gustaviani, R., 2007 : Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku Ilmu

Penyakit Dalam In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed IV, Jilid III.

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta: 1857-1859.

Hubrecht, R. and Kirkwood J., 2010. The UFAW Handbook on The Care and

Management of Laboratory and Other Research Animals. 8thEd. UFAW :

UK.

Inzucchi S. E., 2005. The Diabetes Mellitus Manual. Ellenberg and Rifkin’s,

United States

Kristanto, Daniel., 2009. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Kuntoro, 2012. Metode Statistik. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Edisi Revisi ke-2. Surabaya : PT Pusaka Melati.

48

Page 64: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Lazuardi, Mochamad, 2012. Managemet Hewan Coba Tikus [3 September 2012]

Maksum, U. (2008). Uji Efek Anti Diabetes Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan

(Thitonia difersifolia (hemsley) A. Gay) Terhadap Tikus yang Diinduksi

Streptozotocin. [Skripsi] Fakultas Farmasi USU. Medan.

Media Indonesia, 2007. Buah Naga Olahan Dikembangkan di Bali.

http://www.mediaindonesiaoonline.com [25 januari 2015]

Murray, K. R., Granner D. K., Mayes P. A. and Rodwell V. W., 2003. Biokimia

Harper. EGC. Penerbit Buku Kedokteran.

Nugroho, A. E., 2006. Hewan Percobaan Diabetes Mellitus : Patologi Dan

Mekanisme Aksi Diabetogenik, Biodiversitas. Vol. 7 No. 4 : 378-382.

Panggabean, L. O., 2012. Bab I. Pendahuluan : 1.1 Latar Belakang. [Skripsi].

Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.

Purnamasari D., 2009. Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam:

Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam jilid 3. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing.

Saparingga, R., 2014. Buku Acara Simposium Nasional Peluang Dan Tantangan

Obat Tradisional Dalam Pelayanan Kesehatan Formal. Tim

Farmakologi dan Terapi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Saputro, B. Cahyo, Rosa Delima dan Joko Purwadi, 2012. Sistem Diagnosa

Penyakit Diabetes Melitus Menggunakan Metode Ceertanty Factor.

http://www.academia.edu/4233136/Sistem_Diagnosa_Penyakit_Diabetes

49

Page 65: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

_Mellitus_Menggunakan_Metode_Ceertainty_Factor_Budi_Cahyo_Saput

ro_1 [25 Maret 2015]

Shaw J. E., Sicree R. A., Zimmet P. Z., 2010. Global Estimates of The Prevalence

of Diabetes for 2010 and 2030. Diabetes Research And Clinical Practice.

87 : 4-14. [28 Maret 2015]

Sidartawan, S., 2001. Pengalaman Klinis Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2

(Volume 51). Jakarta: Majalah Kedokteran Indonesia.

Siswandono, 2014, Hubungan Struktur, Kelarutan dan Aktivitas Biologis Obat.

http://ff.unair.ac.id/emodule/kimiafarmasi/Kelarutan.pdf [10 Februari

2015]

Suratman, Shanti Listyawati, dan Sutarno, 2003. Sifat Fisik Dan Kandungan Nacl

Urin Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Jantan Setelah Pemberian

Ekstrak Rimpang Alangalang (Imperata cylindrica L.) Secara Oral. Uns

Surakarta. Biofarmasi 1 (1): 7-12.

Suyono, 2009. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes, dalam

Sidartawan, S, Pradana, S., & Imam, S, Penatalaksaanaan Diabetes

Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Tandra, H., (2008), Segala sesuatu yang harus Anda ketahui tentang Diabetes,

Penerbit Gramedia, Jakarta.

Vermerris and Nicholson, 2006. Phenolic Compound Biochemistry. Published by

Springer, P.O .Box 17, 3300 AA Dordrecht, The Netherlands.

www.springer.com. A C.I.P. Catalogue record for this book is available from

the Library of Congress.

Wardhana, A., 2010. Pemberian Jintan Hitam (Nigella Sativa) sebagai Tindakan

Prefentif Meningkatnya Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus

50

Page 66: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Norvegicus) yang Diinjeksi Aloksan. Artikel Ilmiah. FKH Universitas

Airlangga : Surabaya.

Waspadji, S., 2002. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. FKUI. Jakarta.

Widiyono I., 2004. Buku Ajar Diagnosa Klinik. Fakultas Kedokteran Hewan

Penerbit Universitas Gadjah Mada press. Yogyakarta.

Winarsih., 2007. Hasilkan Buah Berkwalitas Baik. Trubus Mei 2007.

Yana, E., Kurniawaty E. dan Soleha T., 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak

Etanol Biji Jengkol (Pithecelobium Lobatum Benth.) terhadap Kadar

LDL Darah Tikus Putih (Ratus norvegicus) Jantan Galur Sprague dawley

yang Dinduksi Aloksan. Faculty of Medicine University Lampung. 57 –

66.

Yuriska, F. dan Anindhita, 2009. Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah

Tikus Wistar. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,

Semarang.

Zain, Z., 2006. Buah Naga Merah Banyak Khasiat. [21 Maret 2015]

51

Page 67: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Lampiran 1. Data Mentah Hasil Penelitian

Tabel Data pemeriksaan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus

novergicus)

PO P1 P2 P3

Tanpa perlakuan

5/7/15 Hari ke 3

Pre Post

5/7/15 hari ke 3

Pre Post

5/7/17 hari ke 3

Pre Post

Pemberian aloksan

9510510197

90 100 99 90103 114 92 98

98 11299 10696 9987 92

93 10290 9885 9194 101

Terapi pengobatan

Hari ke 5

11911710198

1011119896

96889290

83728390

52

Page 68: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Terapi pengobatan

Hari ke 7

85759098

80839274

77788183

67777180

Terapi pengobatan

Hari ke 9

82957978

60645554

57594560

56555059

Terapi pengobatan

Hari ke 11

72808786

50556261

46545655

45474649

Lampiran 2. Skoring Organoleptik urin

Indikator atau keadaan masing-masing uji Mikroskopis /Organoleptis urin

yang hasil perlakuan P1,P2,P3

BAU

No Indikator/ keadaan Skor1 Tidak menyengat 42 Agak menyengan 33 Menyengat 24 Sangat menyengat 1

Rata-rata

WARNANo Indikator/ keadaan Skor1 Kuning muda 42 Agak kuning 33 Kuning 24 Kuning tua 1

Rata-rata

KONSISTENSI

53

Page 69: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

No Indikator/ keadaan Skor1 Encer 42 Sedikit encer 33 Kental 24 Sangat kental 1

Rata-rata

KEKERUHANNo Indikator/ keadaan Skor1 Tidak keruh dan tidak berbuih 42 Agak keruh dan sedikit berbuih 33 Keruh dan berbuih 24 Sangat keruh dan sangat berbuih 1

Rata-rata

PENGELUARAN URINNo Indikator/ keadaan Skor1 Jarang 42 Agak sering 33 Sering 24 Sangat sering 1

Rata-rata

54

Page 70: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

OnewayDescriptives

N Mean Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean Minimum M

a

x

i

m

u

m

Lower Bound

Upper Bound

HARI 3

P kontrol 4 99.50 4.435 2.217 92.44 106.56 95

1

0

5

P1 4 100.50 9.983 4.992 84.61 116.39 90

1

1

4P2 4 102.25 8.655 4.32

888.48 116.02 92 1

1

2

55

Page 71: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

P3 4 98.00 4.967 2.483 90.10 105.90 91

1

0

2

Total 16 100.06 6.807 1.702 96.44 103.69 90

1

1

4

HARI 5

P kontrol 4 108.75 10.782 5.391 91.59 125.91 98

1

1

9

P1 4 101.50 6.658 3.329 90.91 112.09 96

1

1

1

P2 4 91.50 3.416 1.708 86.06 96.94 88

9

6

P3 4 82.00 7.439 3.719 70.16 93.84 72

9

0

Total 16 95.94 12.434 3.108 89.31 102.56 72

1

1

9

HARI 7

P kontrol 4 87.00 9.626 4.813 71.68 102.32 75

9

8

P1 4 82.25 7.500 3.750 70.32 94.18 74

9

2

P2 4 79.75 2.754 1.377 75.37 84.13 77

8

3

P3 4 73.75 5.852 2.926 64.44 83.06 67

8

0

Total 16 80.69 7.905 1.976 76.47 84.90 67

9

8

HARI 9

P kontrol 4 83.50 7.853 3.926 71.00 96.00 78

9

5

P1 4 58.25 4.646 2.323 50.86 65.64 54

6

4

P2 4 55.25 6.946 3.473 44.20 66.30 45

6

0

P3 4 55.00 3.742 1.871 49.05 60.95 50

5

9

Total 16 63.00 13.426 3.357 55.85 70.15 45

9

5

56

Page 72: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

HARI 11

P kontrol 4 81.25 6.898 3.449 70.27 92.23 72

8

7

P1 4 57.00 5.598 2.799 48.09 65.91 50

6

2

P2 4 52.75 4.573 2.287 45.47 60.03 46

5

6

P3 4 46.75 1.708 .854 44.03 49.47 454

9

Total 16 59.44 14.278 3.570 51.83 67.05 45

8

7

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

HARI 3 .870 3 12 .483

HARI 5 3.042 3 12 .070

HARI 7 1.188 3 12 .356

HARI 9 .858 3 12 .489

HARI 11 2.235 3 12 .137

ANOVA

Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

HARI 3

Between Groups 38.188 3 12.729 .233 .872

Within Groups 656.750 12 54.729

Total 694.938 15

HARI 5

Between Groups 1636.188 3 545.396 9.586 .002

Within Groups 682.750 12 56.896

Total 2318.938 15

HARI 7 Between Groups 365.188 3 121.729 2.553 .104

57

Page 73: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Within Groups 572.250 12 47.688

Total 937.438 15

HARI 9

Between Groups 2267.500 3 755.833 20.779 .000

Within Groups 436.500 12 36.375

Total 2704.000 15

HARI 11

Between Groups 2749.688 3 916.563 35.681 .000

Within Groups 308.250 12 25.688

Total 3057.938 15

Post Hoc TestsMultiple Comparisons

Tukey HSD

Depende

nt

Variable

(I)

perlakuan

(J)

perlakuan

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper

Bound

HARI 3

P kontrol

P1 -1.000 5.231 .997 -16.53 14.53

P2 -2.750 5.231 .951 -18.28 12.78

P3 1.500 5.231 .991 -14.03 17.03

P1 P kontrol 1.000 5.231 .997 -14.53 16.53

P2 -1.750 5.231 .986 -17.28 13.78

58

Page 74: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

P3 2.500 5.231 .963 -13.03 18.03

P2

P kontrol 2.750 5.231 .951 -12.78 18.28

P1 1.750 5.231 .986 -13.78 17.28

P3 4.250 5.231 .847 -11.28 19.78

P3

P kontrol -1.500 5.231 .991 -17.03 14.03

P1 -2.500 5.231 .963 -18.03 13.03

P2 -4.250 5.231 .847 -19.78 11.28

HARI 5

P kontrol

P1 7.250 5.334 .546 -8.59 23.09

P2 17.250* 5.334 .032 1.41 33.09

P3 26.750* 5.334 .001 10.91 42.59

P1

P kontrol -7.250 5.334 .546 -23.09 8.59

P2 10.000 5.334 .288 -5.84 25.84

P3 19.500* 5.334 .015 3.66 35.34

P2

P kontrol -17.250* 5.334 .032 -33.09 -1.41

P1 -10.000 5.334 .288 -25.84 5.84

P3 9.500 5.334 .328 -6.34 25.34

P3

P kontrol -26.750* 5.334 .001 -42.59 -10.91

P1 -19.500* 5.334 .015 -35.34 -3.66

P2 -9.500 5.334 .328 -25.34 6.34

HARI 7

P kontrol

P1 4.750 4.883 .767 -9.75 19.25

P2 7.250 4.883 .475 -7.25 21.75

P3 13.250 4.883 .077 -1.25 27.75

P1

P kontrol -4.750 4.883 .767 -19.25 9.75

P2 2.500 4.883 .955 -12.00 17.00

P3 8.500 4.883 .346 -6.00 23.00

P2

P kontrol -7.250 4.883 .475 -21.75 7.25

P1 -2.500 4.883 .955 -17.00 12.00

P3 6.000 4.883 .622 -8.50 20.50

P3 P kontrol -13.250 4.883 .077 -27.75 1.25

P1 -8.500 4.883 .346 -23.00 6.00

59

Page 75: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

P2 -6.000 4.883 .622 -20.50 8.50

HARI 9

P kontrol

P1 25.250* 4.265 .000 12.59 37.91

P2 28.250* 4.265 .000 15.59 40.91

P3 28.500* 4.265 .000 15.84 41.16

P1

P kontrol -25.250* 4.265 .000 -37.91 -12.59

P2 3.000 4.265 .894 -9.66 15.66

P3 3.250 4.265 .870 -9.41 15.91

P2

P kontrol -28.250* 4.265 .000 -40.91 -15.59

P1 -3.000 4.265 .894 -15.66 9.66

P3 .250 4.265 1.000 -12.41 12.91

P3

P kontrol -28.500* 4.265 .000 -41.16 -15.84

P1 -3.250 4.265 .870 -15.91 9.41

P2 -.250 4.265 1.000 -12.91 12.41

HARI 11

P kontrol

P1 24.250* 3.584 .000 13.61 34.89

P2 28.500* 3.584 .000 17.86 39.14

P3 34.500* 3.584 .000 23.86 45.14

P1

P kontrol -24.250* 3.584 .000 -34.89 -13.61

P2 4.250 3.584 .647 -6.39 14.89

P3 10.250 3.584 .060 -.39 20.89

P2

P kontrol -28.500* 3.584 .000 -39.14 -17.86

P1 -4.250 3.584 .647 -14.89 6.39

P3 6.000 3.584 .378 -4.64 16.64

P3

P kontrol -34.500* 3.584 .000 -45.14 -23.86

P1 -10.250 3.584 .060 -20.89 .39

P2 -6.000 3.584 .378 -16.64 4.64

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

60

Page 76: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Skoring

Hari N Subset

1 2 3

Tukey HSDa,b

3 16 1.00

5 16 1.19

7 16 1.88

9 16 2.75

11 16 3.06

Sig. .496 1.000 .068

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = .108.a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 16.000.b. Alpha = .01.

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

bau dan warna urin 16 1.00 .000 1 1

konsistensi dan kekeruhan urin 16 1.00 .000 1 1

pengeluaran urin 16 1.00 .000 1 1

HARI 3 16 1.50 1.155 0 3

Kruskal-Wallis TestRanks

HARI 3 N Mean Rank

bau dan warna urin

P kontrol 4 8.50

P1 4 8.50

P2 4 8.50

P3 4 8.50

Total 16

konsistensi dan kekeruhan urin P kontrol 4 8.50

P1 4 8.50

P2 4 8.50

61

Page 77: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

P3 4 8.50

Total 16

pengeluaran urin

P kontrol 4 8.50

P1 4 8.50

P2 4 8.50

P3 4 8.50

Total 16

Test Statisticsa,b

bau dan warna urin konsistensi dan

kekeruhan urin

pengeluaran urin

Chi-Square .000 .000 .000

df 3 3 3

Asymp. Sig. 1.000 1.000 1.000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: HARI 3

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

bau dan warna urin 16 1.19 .403 1 2

konsistensi dan kekeruhan urin 16 1.06 .250 1 2

pengeluaran urin 16 1.25 .577 1 3

hari 5 16 1.50 1.155 0 3

Kruskal-Wallis TestRanks

62

Page 78: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

hari 5 N Mean Rank

bau dan warna urin

P kontrol 4 7.00

P1 4 7.00

P2 4 7.00

P3 4 13.00

Total 16

konsistensi dan kekeruhan urin

P kontrol 4 8.00

P1 4 8.00

P2 4 8.00

P3 4 10.00

Total 16

pengeluaran urin

P kontrol 4 7.00

P1 4 7.00

P2 4 7.00

P3 4 13.00

Total 16

Test Statisticsa,b

bau dan warna urin konsistensi dan

kekeruhan urin

pengeluaran urin

Chi-Square 10.385 3.000 10.286

df 3 3 3

Asymp. Sig. .016 .392 .016

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: hari 5

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

bau dan warna urin 16 1.81 .544 1 3

konsistensi dan kekeruhan urin 16 1.63 .619 1 3

pengeluaran urin 16 2.31 .873 1 4

hari 7 16 1.50 1.155 0 3

Kruskal-Wallis Test

63

Page 79: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Ranks

hari 7 N Mean Rank

bau dan warna urin

P kontrol 4 4.38

P1 4 8.13

P2 4 10.00

P3 4 11.50

Total 16

konsistensi dan kekeruhan urin

P kontrol 4 5.88

P1 4 7.75

P2 4 7.75

P3 4 12.63

Total 16

pengeluaran urin

P kontrol 4 5.75

P1 4 6.88

P2 4 9.50

P3 4 11.88

Total 16

Test Statisticsa,b

bau dan warna urin konsistensi dan

kekeruhan urin

pengeluaran urin

Chi-Square 7.575 5.563 4.474

df 3 3 3

Asymp. Sig. .056 .135 .215

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: hari 7

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std.

Deviation

Minimum Maximum

bau dan warna urin 16 2.69 .793 1 4

konsistensi dan kekeruhan urin 16 3.19 1.109 1 4

pengeluaran urin 16 3.56 .892 1 4

HARI 9 16 1.50 1.155 0 3

Kruskal-Wallis TestRanks

64

Page 80: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

HARI 9 N Mean Rank

bau dan warna urin

P kontrol 4 2.50

P1 4 10.00

P2 4 11.50

P3 4 10.00

Total 16

konsistensi dan kekeruhan urin

P kontrol 4 2.50

P1 4 9.00

P2 4 10.50

P3 4 12.00

Total 16

pengeluaran urin

P kontrol 4 2.50

P1 4 10.50

P2 4 10.50

P3 4 10.50

Total 16

Test Statisticsa,b

bau dan warna urin konsistensi dan

kekeruhan urin

pengeluaran urin

Chi-Square 12.969 11.372 14.656

df 3 3 3

Asymp. Sig. .005 .010 .002

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: HARI 9

NPar TestsDescriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

bau dan warna urin 16 3.13 1.088 1 4

konsistensi dan kekeruhan urin 16 3.25 1.125 1 4

pengeluaran urin 16 3.56 .814 2 4

HARI 11 16 1.50 1.155 0 3

Kruskal-Wallis TestRanks

65

Page 81: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

HARI 11 N Mean Rank

bau dan warna urin

P kontrol 4 2.50

P1 4 8.00

P2 4 11.00

P3 4 12.50

Total 16

konsistensi dan kekeruhan urin

P kontrol 4 2.50

P1 4 8.50

P2 4 11.50

P3 4 11.50

Total 16

pengeluaran urin

P kontrol 4 2.50

P1 4 10.50

P2 4 10.50

P3 4 10.50

Total 16

Test Statisticsa,b

bau dan warna urin konsistensi dan

kekeruhan urin

pengeluaran urin

Chi-Square 12.021 12.656 14.769

df 3 3 3

Asymp. Sig. .007 .005 .002

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: HARI 11

66

Page 82: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

67

Page 83: Skripsi Efektivitas Susu Ekstrak Buah Naga

Grafik Kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus

Grafik Baud an warna urin pada tikus putih (Rattus

novergicus)

novergicus)

Grafik konsistensi dan kekeruhan urin pada tikus putih (Rattus

novergicus) Grafik pengeluaran urin pada tikus putih (Rattus novergicus)

68