makalah f.silaban

Upload: faizah-tri-rakhmawati

Post on 09-Oct-2015

123 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    1/16

    F.SILABAN DAN

    KARYA-KARYANYA

    U N I V E R S I T A S B R A W I J A Y A

    F A K U L T A S T E K N I K

    J U R U S A N A R S I T E K T U R

    T A H U N A K A D E M I K 2 0 1 1 / 2 0 1 2

    Kelompok 4

    Edwin Abdullah 115060500111010

    Shabrina Ghaisani 115060500111033

    Adelia Ayu Astrini 115060500111041

    Brilian Hardiyanto 115060501111016

    Faizah Tri R 115060502111001

    Ramzi 115060505111005

    Annisa Vrisna A 115060507111023

    Komang Ayu Laksmi 115060507111032

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    2/16

    2

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Daftar Isi ii

    PEMBAHASAN

    A.

    Biografi 3

    1. Perjalanan Hidup 3

    2. Riwayat Pendidikan 4

    3.

    Riwayat Pekerjaan 4

    4. Perjalanan ke Luar Negeri 5

    5. Pandangan Arsitektural 5

    B. Karya-Karya F.Silaban 6

    1. Diakronik Karya Bangunan Umum 7

    2. Diakronik Karya Rumah Tinggal 8

    3.

    Diakronik Karya Monumen 94. Rumah Tinggal F.Silaban 10

    5. Masjid Istiqlal 11

    6. Monumen Nasional 13

    7. Ekspresi Karya-Karya F.Silaban

    C. Kesimpulan

    REFERENSI

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    3/16

    3

    PEMBAHASAN

    A. Biografi

    1.

    Perjalanan HidupFriedrich Silaban Ompu ni Maya lahir

    pada tanggal 16 Desember 1912 di

    Bonandolok, Tapanuli, Sumatera Utara.

    Mayoritas masa hidup beliau dihabiskan

    di kota Bogor, kampung halaman kedua

    dan kota Jakarta. Masa kecil F.Silaban

    di Tapanuli hanya dilalui sebentar,

    setelah lulus dari Sekolah Dasar Belanda

    /HIS (Holland Inlandshe School) di

    Narumonda tahun 1927, beliau

    melanjutkan ke Sekolah Tekniknya

    /KWS (Koninginlijke Wilhelmina School) di Jakarta dan lulus pada tahun 1931.

    Mayoritas masa hidup beliau dihabiskan di kota Bogor, kampung halaman kedua dan

    kota Jakarta.

    F.Silaban bekerja di Jakarta yang waktu itu masih disebut Batavia sebagai juru

    gambar bangunan Kotapraja Batavia (bouwkundig tekenaar Stadsgemeente Batavia),

    dan pada sore harinya memanfaatkan waktunya untuk bekerja pada salah satu biro

    Arsitek Belanda. Saat itu, beliau sering ikut serta di pameran gambar di Pasar Gambir

    Jakarta.

    Pada tanggal 18 Oktober 1946, F.Silaban menikah dengan seorang gadis keturunan

    Indo-Belanda, Kievits boru Simamora dan dikaruniai 10 orang anak. Seorang

    diantaranya, yaitu Ir. Panogu Silaban mewarisi bakat beliau di bidang arsitektur.

    Bakat menonjol dalam diri pemuda Silaban memang sudah nampak sejak dulu,

    meskipun belum sempat mengikuti pendidikan arsitektur secara formal. Beliau selalu

    berkeinginan untuk mengikuti pendidikan arsitektur secara formal, yang nantinyaakan tercapai setelah tahun 1950. F.Silaban dan keluarganyanya pergi berlibur ke

    Amsterdam selama 7 bulan, kesempatan di malam hari beliau gunakan untuk kuliah

    malam di Academic voor Bouwkunst Amsterdam.

    Bakat F.Silaban teruji telah teruji lewat prestasinya memenangkan berbagai

    sayembara arsitektur, antara lain pemenang ke-3 sebanyak 2 kali dalam sayembara

    arsitektur yang dikenal dengan sebutan studieprijsvraag dan pemenang pertama

    perancangan Masjid Istiqlal.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    4/16

    4

    F.Silaban mempunyai hobi catur dan melukis dengan cat air yang tentunya sangat

    bermanfaat dalam menunjang kegiatan perancangan. Hal tersebut terbukti dengan

    banyaknya lukisan-lukisan cat air tentang interior maupun eksterior bangunan yang

    tergantung di dinding ruang kerjanya.

    Sekitar tahun 1982, F.Silaban merancang karya terakhirnya yaitu Universitas

    Nommosen di Medan. Tanggal 14 Mei 1984, beliau akhirnya menghadap Sang Maha

    Pencipta dalam usia 71 tahun, karena sakit.

    2.

    Riwayat Pendidikan

    Pendidikan Formal

    - 1927 : Tamat HIS (Holland Inlandshe School) Narumonda, Tapanuli,

    Sumatera Utara

    - 1931 : Tamat KWS (Koninginlijke Wilhelmina School), Jakarta

    - 1950 : mengikuti kuliah di kelas akhir Academic voor Bouwkunst,

    Amsterdam. Untuk menguji kemampuan dalam bidang arsitektur

    3. Riwayat Pekerjaan

    - 1931 (Mei-Juli) : Juru Gambar Bangunan Kotapraja Jakarta

    - 19311937 : Pengawas Bagian Teknik Kotapraja Jakarta

    - 19371939 : Geniechef Pontianak (Kepala Teknik Pontianak) untuk

    daerah Kalimantan Barat

    - 19391942 : Pengawas Juru Gambar Kotapraja Bogor

    - 19421949 : Direktur Burgerlijk Openbare Werken (BOW) Bogor(Kepala DPU Bogor)

    - 1949(akhir)Mei 1965 : Kepala DPU Kota Bogor, sambil 5 tahun menjadi

    Ketua Panitia Keindahan Kota DKI Jakarta.

    - 19591962 : Anggota Dewan Perancang Nasional (DEPERNAS)

    - 1965 (Mei) : Pensiun Kotamadya Bogor

    - 19671984 : Wakil Kepala Proyek Masjid Istiqlal Jakarta

    - 19721976 : Dosen mata kuliah Kode Etik & Tata Laku Profesi

    pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia Jakarta.

    Kritik Ir. Hasan Poerbo Hadiwidjojo MCD sebagai Expert Critism :

    Beliau (Pak Silaban) orang yang punya kemampuan untuk mengangkat

    diri, mempelajari sendiri lebih dari yang didapatkannya di sekolah. Dari

    pendirian-pendirian beliau terlihat bacaannya cukup banyak. Dari

    kesempatan-kesempatan saya bertemu dengan beliau, mendengarkan

    percakapan atau ceramah beliau pada seminar-seminar, diskusi-diskusi

    nampak bahwa buku-buku itu pasti dibacanya betul.

    ..........................

    Rencana-rencana beliau adalah rencana-rencana yang cukup mempunyai

    kekuatan yang berasal dari keyakinan.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    5/16

    5

    4. Perjalanan ke Luar Negeri

    F.Silaban banyak melakukan perjalanan ke luar negeri. Ada diantaranya bertujuan

    untuk berlibur bersama keluarga, sekaligus dimanfaatkan untuk mengikuti kuliah

    malam. Beberapa perjalanan yang lain sebagian besar adalah perjalanan dalam

    rangka mengikuti dan mempelajari perkembangan arsitektur di negara-negara yangbersangkutan secara nyata.

    Secara singkat dapat digambarkan perjalanan beliau ke luar negeri :

    - 1949 (akhir) : Cuti di Nederland, hampir 1 tahun. Sempat mengikuti kuliah

    di Academic van Bouwkunst di Amsterdam

    - 1954 : Perjalanan ke Jepang, Philipina, Burma, dan India

    - 1957 : Perjalanan ke Amerika Serikat dan mengunjungi hampir tiap

    kota besar (selama 4 bulan)

    - 1961 : Keliling dunia

    - 1962 : Perjalanan ke Jepang

    - 1964 : Keliling dunia

    - 1965 : Bekerja di Wiena selama 2 minggu

    - 1971 : Perjalanan ke Jerman Barat, Italia, Yunani, Jepang

    - 1973 : Perjalanan ke Iran, Libanon, Mesir, Jerman Barat, Malaysia

    - 1975 : Perjalanan ke Nederland, Jerman Barat, dan Canada

    - 1981 : Perjalanan ke Nederland dan Jerman Barat

    5.

    Pandangan Arsitektural

    Bagi Silaban arsitektur yang baik adalah arsitektur yang sesederhana mungkin,seringkas mungkin dan sejelas mungkin. Tentang ornamen, beliau berpendapat :

    bahwa adakalanya suatu perhiasan tidak dapat dihindarkan, dalam hal ini perhiasan

    itu sebaiknya mnggaris bawahi fungsi gedung yang bersangkutan. Menurut beliau,

    penggunaan terlalu banyak elemen pada suatu gedung akhirnya tidak

    menguntungkan, karena mengurangi kejelasan gedung itu.

    Rumah-rumah yang ideal bagi Silaban, adalah yang :

    - Dikelilingi emper peneduh dan mempunyai plafon setinggi minimal 4 meter

    - Mempunyai bentuk atap yang ringkas dan penutup atapnya terdiri dari

    material yang tahan lama, sehingga tidak akan terjadi kebocoran- Menurut beliau pemlihan material berkualitas tinggi dengan harga yang tinggi

    pula akan lebih menguntungkan daripada penggunaan material berkualitas

    rendah dengan harga yang rendah.

    - Kualitas lantai yang bagus adalah lantai yang tetap awet meskipun di cuci

    setiap hari.

    - Bentuk arsitektur Indonesia tidak perlu dicari, sebab bangsa Indonesia itu

    sendiri masih dalam proses pembentukan. Namun, arsitektur Indonesia itu

    harus modern dan bersifat tropis. Tentang sikap kita terhadap arsitektur

    tradisional, kita sebaiknya jangan mengambil bentuknya, melainkan jiwanya.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    6/16

    6

    B. Karya-Karya F.Silaban

    Karya-karya F. Silaban yang terlaksana adalah:

    - 1951 : Gedung SPMA ( Sekolah Pertanian Menengah Atas ) Bogor

    - 19511953 : Gedung Kantor Perikanan, Bogor

    - 1953 : Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata- 1954 1978 : Masjid Istiqlal, Jakarta

    - 1958 : Bank Indonesia, Jakarta

    - 19581960 : Gedung BLLD, Bank Indonesia, Jakarta

    Gedung FLAT BLLD, Jakarta

    - 1960 : Bank BNI 1946, Jakarta

    - 19601962 : Bank BNI 1946, Medan

    Bank Indonesia, Surabaya

    - 1962 : Markas besar TNI Angkatan Udara, Jakarta

    Gedung Pola/ Perintis Kemerdekaan, Jakarta

    Basement Hotel Banteng ( Kini Hotel Borobudur ), Jakarta

    - 1963 : Monumen Pembebasan Irian Barat, Jakarta

    - 1968 : Rumah tinggal Tuan A Lie Hong , Bogor

    - 1982 : Universitas Nommensen, Kolonial Medan

    Sedangkan karya-karya yang tak terlaksana diantaranya

    1. Menara Bung Karno

    2. Gedung Baru Dewan Pengawas Keuangan, Bogor

    3. Gedung Nasional, Bogor

    4. Pemusatan Jawatan/Instansi Kementrian Keuangan, Jakarta5. Gedung Kompleks Departement Umum dan Tenaga, Jakarta

    6. Perluasan Kompleks Bank Indonesia, Jakarta

    7. Hotel Lapangan Banteng, Jakarta

    8. Gedung Teater Nasional, Jakarta

    9. Pemusatan Jawatan/Instansi Kementrian Keuangan, Medan

    10. Kantor Departemen Kejaksaan

    11. Dan lain-lain

    Setelah diamati selama kurun waktu 1950 - 1978, dapat dikatakan bahwa bangunan-

    bangunan tersebut memiliki perkembangan ciri khas. Hal ini terlihat jelas padatipologi bangunan umum dan monumen, namun kurang menonjol pada tipologi rumah

    tinggal.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    7/16

    7

    1. Diakronik Karya Bangunan Umum

    Secara umum, karya bangunan umum Silaban mempunyai beberapa persamaan

    dari segi kesederhanaan, keringkasan, dan kejelasan dari segi bentuk, segi

    teknologi pembuatan, dan segi bahan konstruksi. Namun terdapat perbedaan pada

    bahan kerangka atap, yakni perubahan atap limasan dengan atap kuda-kuda,penutup atap genting menjadi atap datar beton bertulang.

    Kurun Waktu Tahun Bangunan Latar Belakang Makna Proyek

    1951-1960:

    Atap Limas

    Genting

    1951 SPMA, Bogor Poleksosbud:

    Nasionalisasi

    perusahaan asing

    dan perekonomian

    yang rendah.

    Arsitektur:

    Tahanpembentukan atau

    generasi awal

    arsitek Indonesia

    Karya Awal Arsitek

    Indonesia

    1958 Bank Indonesia,

    Jakarta

    1960-1978:

    Atap Pelat

    Datar Beton

    1960 Bank BNI 1946

    Pusat, Jakarta

    Bank BNI 1946,

    Medan

    Bank Indonesia,

    Surabaya

    Poleksosbud:

    Pembangunan

    Semesta dan Nation

    & Character

    Building, Awal Orde

    Baru, Pembangunan

    lima tahun.

    Arsitektur:Proyek Mercusuar

    dalam kaitan Nation

    & Character

    Building.

    Karena sebagian

    besar karya Silaban

    dalam kurun ini

    untuk mendukung

    politik mercusuar,

    maka dapat

    dikatakan makna

    proyek ini adalahkarya Mercusuar

    1962 Markas Besar TNI

    Angkatan Udara,Jakarta

    Gedung Pola,

    Jakarta

    Gedung SPMA, Bogor (kiri) dan Universitas Nommensen, Kolonial Medan (kanan)

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    8/16

    8

    2. Diakronik Karya Rumah Tinggal

    Secara umum karya-karya rumah tinggal ini mempunyai kesamaan dalam

    menampilkan jiwa tropis. Karena minimnya data yg diperoleh, perbedaan yang

    dapat ditemukan adalah penggunaan bentuk atap pelana (pada kurun waktu awal)

    dan bentuk atap limasan (pada kurun waktu akhir).

    Kurun Waktu Tahun Bangunan Latar Belakang Makna Karya

    1951-1968:

    Atap Pelana

    1958 Rumah Abdullah

    Alwahab

    (Jl. Cisadane 19,

    Bogor)

    Rumah F.Silaban

    (Jl. Gedong Sawah

    II/19, Bogor)

    Poleksosbud :

    Nasionalisasi perusahaan

    asing, transisi sisa-sisa

    budaya Belanda ke

    budaya Indonesia

    Arsitektur :

    Tahap pembentukan /

    generasi awal arsitek

    Indonesia. Dapat

    dikatakan masyarakat

    Indonesia kurang

    bercukupan, maka atap

    pelana yang relatif murah

    disambut masyarakat.

    Karya rumah tinggal

    awal arsitek

    Indonesia.

    1968-1979:

    Atap Limas

    1968 Rumah A Lie Hong Poleksosbud:

    Awal orde baru,

    pembangunan 5 tahun I

    III

    Arsitektur:

    Tahap pembangunan baru

    arsitektur rumah tinggal

    disebabkan lebih

    banyaknya informasi

    arsitektur.

    Perkembangan

    lanjutan mode rumah

    tinggal.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    9/16

    9

    3. Diakronik Karya Monumen

    Kurun Waktu Tahun Ciri Pokok Karya Latar Belakang Makna Karya

    1953-1954:

    Non-monumen

    1953 Berkesan hening,

    Bentuk seperticandi

    Gerbang Taman

    Makam PahlawanKalibata

    Poleksosbud:

    Nasionalisasi,penghormatan

    pahlawan.

    Arsitektur:

    Indonesia

    belum

    mengenal

    istilah karya

    monumental

    kontemporer.

    Bangunan

    pengantar rasahormat untuk

    pahlawan

    1954-1960:

    Monumen

    1954 Bentuk Konkret

    seperti bamburuncing dan lilin

    raksaasa

    Tugu Nasional ke-1 Poleksosbud:

    Nasionalisasi,butuh simbol

    persatuan

    nasionalisme.

    Arsitektur:

    Belum

    mengenal

    istilah

    monumen

    kontemporer

    di Indonesia.

    Melambangkan

    persatuanIndonesia dan

    kekokohan

    bangsa

    Indonesia.

    1963-1966:Monumen

    1963 Bentuk-bentukmodern dari

    Indonesia

    MonumenPembebasan Irian

    Barat

    Poleksosbud:kemenangan

    atas

    kembalinya

    Irian Barat.

    Peringatan ataskejayaan

    bangsa dan

    pemimpin

    Indonesia

    Monumen Khatulistiwa Gerbang TMP Kalibata

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    10/16

    10

    Tugu Pembebasan Irian Barat Monumen Nasional

    4. Rumah Tinggal F.Silaban

    Rancangan rumah tinggal F.Silaban

    merupakan antitesis dari tipologi rumah

    gedong, rumah-rumah mewah yang

    lazim dibangun pada masa penjajahan.

    Secara skala dan isi, rumah tersebut

    termasuk rumah yang mewah pada

    masanya; menempati dua kavling,

    memiliki banyak kamar tidur dan ruang-

    ruang komunal yang luas, berlantai dua,

    dan dibangun dengan bahan-bahan paling

    baik pada masanya. namun di luar ukuran

    kemewahan tadi, bangunan ini tidak

    tampil dengan fasad yang bersolek seperti

    rumah tinggal mewah pada umumnya.

    Massa bangunan dipasang memanjang sejajar dan jauh dari garis jalan dengan

    orientasi menghadap selatan. Perletakkan massa hanya menyisakan tempat

    terbuka secukupnya di belakang untuk taman dan kegiatan sehari-hari rumah

    tangga, sehingga tampilan depan bangunan lebih didominasi oleh lapangan

    rumput yang besar dibanding bangunannya. Arti lain dari rancangan rumah ini

    adalah memiliki ruang yang dapat diakses secara visual oleh publik lebih banyak

    dibanding dengan rancangan terdahulu.

    F.Silaban menggunakan atap pelana yang besar namun tidak menyolok seperti

    atap perisai curam yang umum dijumpai pada masa itu. Sedangkan dinding luardidominasi oleh bidang-bidang yang dibungkus dengan mosaik potongan-

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    11/16

    11

    potongan batu kali (slate stone) ala mondrian. pada bagian tertentu potongan batu

    kali dikombinasikan dengan teliti dengan potongan batu andesit dan cetakan

    terazzo poles sehingga menciptakan sudut-sudut detail yang rapi dan total.

    Ruang-ruang dalam rata-rata bervolume dan memiliki void besar. Peran sentralfigur Silaban sebagai otoritas rumah tangga diwujudkan dalam posisi-posisi ruang.

    Ruang tidur utama dan ruang kerja diposisikan di bagian depan dan memiliki

    akses langsung ke berbagai ruang lainnya, termasuk akses visual ke 4 kamar

    anaknya. Fungsi ruang juga dikelompokkan tegas dengan memisahkan aktivitas

    rumah tangga (yang banyak dilakukan kaum perempuan) pada bagian belakang

    dan aktivitas yang didominasi oleh kaum laki-laki pada bagian depan. dalam

    peruntukkan ruang yang demikian kaum laki-laki dipahami berperan dalam

    kegiatan-kegiatan formal seperti menerima tamu atau tampil sebagai representasi

    keluarga.

    5. Masjid Istiqlal

    Presiden Soekarno ditunjuk sebagai

    Ketua Dewan Juri dalam Sayembara

    maket Masjid Istiqlal yang diumumkan

    melalui surat kabar dan media lainnya

    pada tanggal 22 Februari 1955.

    Sayembara berlangsung mulai tanggal 22

    Februari 1955 sampai dengan 30 Mei1955. Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan

    Juri menetapkan F. Silaban sebagai

    pemenang pertama.

    Arsitektur

    Masjid dirancang agar udara dapat bebas bersirkulasi sehingga ruangan tetap

    sejuk, sementara jemaah terbebas dari panas matahari dan hujan. Ruangan shalat

    yang berada di lantai utama dan terbuka sekelilingnya diapit oleh plaza atau

    pelataran terbuka di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang dengan

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    12/16

    12

    bukaan lowong yang lebar di antaranya, dimaksudkan untuk memudahkan

    sirkulasi udara dan penerangan yang alami.

    Gaya arsitektur

    Masjid ini bergaya arsitektur Islam modern internasional, yaitu menerapkanbentuk-bentuk geometri sederhana seperti kubus, persegi, dan kubah bola, dalam

    ukuran raksasa untuk menimbulkan kesan agung dan monumental. Bahannya pun

    dipilih yang besifat kokoh, netral, sederhana, dan minimalis, yaitu marmer putih

    dan baja antikarat (stainless steel). Ragam hias ornamen masjid pun bersifat

    sederhana namun elegan, yaitu pola geometris berupa ornamen logam krawangan

    (kerangka logam berlubang) berpola lingkaran, kubus, atau persegi. Ornamen-

    ornamen ini selain berfungsi sabagai penyekat, jendela, atau lubang udara, juga

    berfungsi sebagai unsur estetik dari bangunan ini. Krawangan dari baja ini

    ditempatkan sebagai jendela, lubang angin, atau ornamen koridor masjid. Pagar

    langkan di tepi balkon setiap lantainya serta pagar tangga pun terbuat dari baja

    antikarat. Langit-langit masjid dan bagian dalam kubah pun dilapisi kerangka baja

    antikarat. Dua belas pilar utama penyangga kubah pun dilapisi lempengan baja

    antikarat.

    Arsitektur Indonesia nampak pada bangunan yang bersifat terbuka dengan

    memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis serta letak masjid

    yang berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Kemudian pada bagian

    dalam kubah masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi arsitektur

    Timur Tengah. Masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Barat, sebagaimanaterlihat dari bentuk tiang dan dinding yang kokoh.

    Simbolisme

    Terdapat tujuh gerbang untuk memasuki ruangan dalam Istiqlal yang masing-

    masing dinamai berdasarkan Al-Asmaul-Husna, nama-nama Allah yang mulia dan

    terpuji. Angka tujuh melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam

    semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu. Tempat wudhu terletak di lantai

    dasar, sementara ruangan utama dan pelataran utama terletak di lantai satu yang

    ditinggikan. Bangunan masjid terdiri atas dua bangunan; bangunan utama danbangunan pendamping yang lebih kecil. Bangunan pendamping berfungsi sebagai

    tangga sekaligus tempat tambahan untuk beribadah. Bangunan utama ini

    dimahkotai kubah dengan bentang diameter sebesar 45 meter, angka "45"

    melambangkan tahun 1945, tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

    Kemuncak atau mastaka kubah utama dimahkotai ornamen baja antikarat

    berbentuk Bulan sabit dan bintang, simbol Islam.

    Kubah utama ini ditopang oleh 12 tiang ruang ibadah utama disusun melingkar

    tepi dasar kubah, dikelilingi empat tingkat balkon. Angka "12" yang

    dilambangkan oleh 12 tiang melambangkan hari kelahiran nabi Muhammad yaitu

    tanggal 12 Rabiul Awwal, juga melambangkan 12 bulan dalam penanggalan Islam

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    13/16

    13

    (juga penanggalan Masehi) dalam satu tahun. Empat tingkat balkon dan satu lantai

    utama melambangkan angka "5" yang melambangkan lima Rukun Islam sekaligus

    melambangkan Pancasila, falsafah kebangsaan Indonesia. Tangga terletak di

    keempat sudut ruangan menjangkau semua lantai. Pada bangunan pendamping

    dimahkotai kubah yang lebih kecil berdiameter 8 meter.

    Rancangan interior masjid ini sederhana, minimalis, dengan hiasan minimal

    berupa ornamen geometrik dari bahan baja antikarat. Sifat gaya arsitektur dan

    ragam hias geometris yang sederhana, bersih dan minimalis ini mengandung

    makna bahwa dalam kesederhanaan terkandung keindahan. Pada dinding utama

    yang menghadap kiblat terdapat mihrab dan mimbar di tengahnya. Pada dinding

    utama terdapat ornamen logam bertuliskan aksara Arab Allah di sebelah kanan

    dan nama Muhammad di sebelah kiri, di tengahnya terdapat kaligrafi Arab Surah

    Thaha ayat ke-14. Semua ornamen logam baja antikarat didatangkan dari Jerman.

    Koridor di sekeliling teras pelataran menghubungkan bangunan utama dengan

    menara masjid. Tidak seperti masjid dalam arsitektur Islam Arab, Persia, Turki,

    dan India yang memiliki banyak menara, Istiqlal hanya memiliki satu menara

    yang melambangkan Keesaan Allah.

    6. Monumen Nasional

    Teknologi yang digunakan pada

    monumen Silaban mempunyai

    kesamaan pada penggunaan bahan

    beton, yang memberikan keluesan

    pada bentuknya. Adanya beberapa

    bentuk keseluruhan yang berbeda

    karena adanya ulangan sayembara

    Tugu Nasional ke2 kalinya, dimana

    presiden Soekarno tetap menunjuk

    Silaban untuk mengembangkan ide-idenya.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    14/16

    14

    Pengaruh bambu runcing, tugu lilin, karena masih belum ada inovasi lain untuk

    karya monumental, sedangkan masa-masa perjuangan fisik Bangsa Indonesia

    yang masa-masa itu masih terasa dan disambung dengan pemberontakan, maka

    tampil bentuk frame dan envelope mendukung bentuk bambu runcing, dan lilinraksasa.

    Pengaruh Rusia didapatkan diduga sewaktu hubungan Indonesia-Rusia masih baik

    sebelum meletus G30 S. Apalagi Silaban sering keliling dunia, sedangkan arus

    informasi/buku-buku luar sudah banyak beredar dan disuga dimiliki Silaban. Pada

    dasarnya teknologi dan bahan untuk monumen Tugu Nasional sama, hanya bentuk

    dan ekspresinya yang berbeda.

    Peta Kawasan Monumen Nasional

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    15/16

    15

    C. Kesimpulan

    Untuk bangunan rumah tinggal, Silaban menggunakan teknologi dan material yang

    awet dan tahan lama, sehingga terkesan mewah. Pengaruh bentuk atap pelana

    memperlihatkan esensi kemakmuran dan kesederhanaan dalam arsitektur modern.

    Pengaruh bentuk atap limas berasal dari rumah-rumah Belanda yang bersudut curam.Bentuk atap sangat berperan dalam menanggulangi permasalahan iklim tropis di

    negara Indonesia.

    Teknologi yang digunakan pada bangunan umum hampir sama dengan rumah tinggal.

    Silaban memakai bentang modul 3meter untuk kolom, hal ini disebabkan prinsip

    beliau yang memandang deretan kolom disekeliling ruang terbuka mempunyai sugesti

    yang baik, seperti pada Masjid Istiqlal. Bahan-bahan yang digunakan mengesankan

    mahal, terutama lantai dari marmer dan pengawetan beton eksposenya. Perbedaan

    bangunan umum dengan rumah tinggal terletak pada atapnya, yang pada kurun waktu

    awal menggunakan atap limas, kemudian diganti atap datar beton pada kurun waktu

    kedua.

    Teknologi sama juga dipakai untuk bangunan monumen, dengan frame beton

    bertulang dan finishing dari bahan keramik atau marmer. Perbedaan bentuk tidak

    mempengaruhi teknologi dan bahan.

    Secara Keseluruhan teknologi dan bahan yang digunakan pada karya-karya Silaban

    tidak memiliki perbedaan. Hal ini menyebabkan arsitektur F.Silaban pada masa itu

    mempunyai ciri khas tersendiri.

  • 5/19/2018 Makalah F.silaban

    16/16

    16

    REFERENSI

    Odang, Astuti SA. 1992. Arsitek dan Karyanya : F.Silaban dalam Konsep dan Karya.

    Bandung : NOVA.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal

    http://ruang17.wordpress.com/2010/04/04/rumah-silaban/

    Sumber Gambar :

    http://www.silaban.net/2006/06/03/silaban-sang-arsitek-kesayangan-bung-karno/

    http://muhammad-sadji.blogspot.com/2012/08/nasib-monumen-pembebasan-irian-barat.html

    http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional

    http://geowu18.blogspot.com/2010/10/tugu-khatulistiwa-pontianak.html

    http://mastonie-go2blog.blogspot.com/2011/04/pak-pardjo-wafat.html

    http://artvisualizer.blogspot.com/2009/04/frederich-silaban.html

    http://jbpsitinjak.blogspot.com/

    http://foto.spmabogor.net/Bogor%20Jadul%201/

    http://ruang17.wordpress.com/2010/04/04/rumah-silaban/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlalhttp://ruang17.wordpress.com/2010/04/04/rumah-silaban/http://www.silaban.net/2006/06/03/silaban-sang-arsitek-kesayangan-bung-karno/http://muhammad-sadji.blogspot.com/2012/08/nasib-monumen-pembebasan-irian-barat.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasionalhttp://geowu18.blogspot.com/2010/10/tugu-khatulistiwa-pontianak.htmlhttp://mastonie-go2blog.blogspot.com/2011/04/pak-pardjo-wafat.htmlhttp://artvisualizer.blogspot.com/2009/04/frederich-silaban.htmlhttp://jbpsitinjak.blogspot.com/http://foto.spmabogor.net/Bogor%20Jadul%201/http://ruang17.wordpress.com/2010/04/04/rumah-silaban/http://ruang17.wordpress.com/2010/04/04/rumah-silaban/http://foto.spmabogor.net/Bogor%20Jadul%201/http://jbpsitinjak.blogspot.com/http://artvisualizer.blogspot.com/2009/04/frederich-silaban.htmlhttp://mastonie-go2blog.blogspot.com/2011/04/pak-pardjo-wafat.htmlhttp://geowu18.blogspot.com/2010/10/tugu-khatulistiwa-pontianak.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasionalhttp://muhammad-sadji.blogspot.com/2012/08/nasib-monumen-pembebasan-irian-barat.htmlhttp://www.silaban.net/2006/06/03/silaban-sang-arsitek-kesayangan-bung-karno/http://ruang17.wordpress.com/2010/04/04/rumah-silaban/http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Istiqlal