makalah fobia spesifik.docx
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
FOBIA SPESIFIK
Nama : Christine Nora
NIM : 080100216
Pembimbing : dr. M. Surya Husada, Sp.KJ
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmatNya, sehingga Penulis telah selesai
menyusun makalah ini guna memenuhi persyaratan mengakhiri Kepaniteraan Klinik
Senior di Bagian Ilmu Penyakit Jiwa, dengan judul “Fobia Spesifik”.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
pembimbing, dr. Surya Husada, Sp.KJ atas bimbingan dan arahannya selama
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Jiwa Rumah dalam
penyusunan makalah ini.
Bahwasannya hasil usaha penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya, tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada
pada penulis. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan,
guna perbaikan penyusunan paper lain di kemudian hari.
Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan Ilmu Penyakit
Jiwa dalam klinik.
Medan, 12 April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………..…………………………………………………1
BAB II ISI………………………..…………………………………………………..2
2.1 Definisi………………………………………………………………..2
2.2 Epidemiologi………………………………………………………….3
2.3 Etiologi………………………………………………………………..3
2.4 Gambaran Klinis………………………………………………………4
2.5 Kriteria Diagnosis Menurut DSM-IV-TR…………………………….4
2.6 Diagnosis Banding………..………………………………..…………5
2.7 Tatalaksana……………………………………………………………5
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Fobia adalah suatu ketakutan irasional yang jelas, menetap dan berlebihan
terhadap suatu objek spesifik, keadaan atau situasi. Berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Fobos yang berarti ketakutan. ¹
Adanya atau diperkirakan akan adanya situasi fobik menimbulkan ketegangan
parah pada orang yang terkena, yang mengetahui bahwa reaksi adalah berlebihan.
Namun demikian, reaksi fobik menyebabkan suatu gangguan pada kemampuan
seseorang untuk berfungsi di dalam kehidupannya.²
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang merupakan salah satu tipe dari
gangguan ansietas, dan dibedakan kedalam tiga jenis berdasarkan jenis objek atau
situasi ketakutan yaitu : Agorafobia, Fobia Spesifik dan Fobia Sosial.¹
Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu
objek atau situasi. Orang dengan fobia spesifik dapat mengantisipasi bahaya, seperti
digigit anjing, atau dapat menjadi panic saat berpikir akan hilang kendali; contohnya
jika mereka takut berada di dalam lift, mereka juga dapat khawatir akan pingsan
setelah pintu ditutup.³
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Fobia Spesifik
Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu objek atau
situasi.³
Penyakit Ketakutan (Fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan
tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu. 4
Beberapa subtipe fobia spesifik:5
a. Animal Type. Subtipe ini ditandai dengan adanya ketakutan terhadap
binatang atau serangga. Subtipe ini umumnya mempunyai onset masa kecil.
b. Natural Environment Type. Subtipe ini ditandai dengan adanya ketakutan
terhadap objek – objek dalam lingkungan alami, seperti : badai, ketinggian,
atau air. Subtipe ini mempunyai onset masa kecil.
c. Blood-Injection-Injury Type. Subtipe ini ditandai dengan adanya ketakutan
melihat darah, cedera, menerima injeksi ataupun segala prosedur medis.
Subtipe ini sering dijumpai dan karakteristiknya adalah adanya respon
vasovagal.
d. Situational Type. subtype ini ditandai dengan adanya ketakutan terhadap
situasi tertentu seperti: transportasi umum, lorong, jembatan, elevator,
pesawat terbang, berkendara, atau tempat tertutup. Subtipe ini mempunyai dua
onset, onset pertama pada waktu kecil dan yang kedua pada pertengahan umur
20-an.
e. Other Type. Subtipe ini ditandai dengan ketakutan terhadap stimulasi yang
lain. Stimulus dapat berupa ketakutan ketika tersedak, muntah, menderita
penyakit, “space” fobia ( seseorang yang takut jatuh ketika berada jauh dari
dinding atau sesuatu yang mempertahankan dirinya), anak – anak takut
terhadap suara yang keras atau karakter berkostum.
2.2 Epidemiologi
Studi epidemiologis menunjukkan bahwa fobia adalah salah satu gangguan jiwa yang
paling lazim di Amerika Serikat. Sekitar 5 hingga 10 persen populasi diperkirakan
terkena gangguan yang menyulitkan dan kadang - kadang membuat ketidakmampuan
ini. Perkiraan yang lebih modern memperkirakan kisaran tinggi 25 persen pada
populasi. Prevalensi seumur hidup fobia spesifik dilaporkan sekitar 3 hingga 13
persen.³
Fobia spesifik lebih lazim ditemukan daripada fobia sosial. Fobia spesifik adalah
gangguan jiwa yang lazim pada perempuan dan paling lazim kedua pada laki - laki.
Usia puncak awitan untuk jenis lingkungan alami dan jenis cedera-darah-suntikan
adalah kisaran 5 sampai 9 tahun, walaupun awitan juga terjadi pada usia yang lebih
tua. Objek dan situasi yang ditakuti pada fobia spesifik adalah hewan, badai,
ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.³
2.3 Etiologi
Fobia Spesifik dapat timbul akibat pemasangan objek atau situasi spesifik dengan
rasa takut dan panik. Umumnya, kecenderungan nonspesifik untuk mengalami rasa
takut atau ansietas membentuk latar belakang; ketika suatu peristiwa khusus
( contohnya menyetir) digabungkan dengan pengalaman emosional (contohnya
kecelakaan), orang tersebut rentan mengasosiasikan secara emosional permanen
antara mengendarai mobil dan rasa takut atau ansietas.³
Pengalaman emosional itu sendiri dapat bersifat responsive terhadap kejadian
eksternal, seperti kecelakaan lalu lintas atau kejadian internal, yang paling lazim
adalah serangan panic.³
Mekanisme hubungan lain antara objek fobik dan emosi fobik adalah meniru model,
di sini seseorang mengamati reaksi pada orang lain (contohnya orang tua) dan
transfer informasi, di sini seseorang diajari atau diperingatkan akan bahaya objek
spesifik ( contohnya ular berbisa).³
Factor Genetik.
Fobia spesifik cenderung diturunkan di dalam keluarga. Jenis cedera-darah-suntikan
terutama memiliki kecenderungan familial yang tinggi. Studi melaporkan bahwa dua
pertiga sampai tiga perempat proband yang terkena sedikitnya memiliki kerabat
derajat pertama yang memiliki fobia spesifik dengan tipe sama, tetapi studi kembar
dan adopsi yang penting belum dilakukan untuk menyingkirkan peranan transmisi
nongenetik yang bermakna pada fobia spesifik.³
2.4 Gambaran Klinis
Temuan utama pada pemeriksaan status mental adalah adanya rasa takut yang tidak
rasional dan ego-distonik akan suatu situasi, aktivitas, atau objek spesifik; pasien
mampu menggambarkan cara mereka menghindari kontak dengan fobia. Depresi
lazim ditemukan pada pemeriksaan status mental dan dapat ditemukan pada hingga
sepertiga pasien fobik.³
2.5 Kriteria diagnosis Gangguan Waham menurut DSM-IV-TR:5
A. Rasa takut berlebihan yang nyata, menetap dan tidak beralasan, dicetuskan
oleh adanya atau antisipasi terhadap suatu objek atau situasi spesifik ( cth :
terbang, ketinggian, hewan , disuntik, melihat darah).
B. Pajanan terhadap stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respons ansietas
segera, dapat berupa serangan panic terikat secara situasional atau serangan
panic dengan predisposisi situasional.
C. Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan atau tidak beralasan
D. Situasi fobik dihindari atau dihadapi dengan ansietas maupun penderitaan
yang intens
E. Penghindaran, antisipasi ansietas atau distress pada situasi yang ditakuti
mengganggu fungsi rutin normal, pekerjaan (atau akademik) atau aktivitas
maupun hubungan social secara bermakna, atau terdapat distress yang nyata
karena memiliki fobia ini.
F. Pada seseorang berusia dibawah 18 tahun, durasinya sedikitnya 6 bulan.
G. Ansietas, serangan panic, atau penghindaran fobik yang berkaitan dengan
objek atau situasi spesifik tidak disebabkan gangguan jiwa lain, seperti
gangguan obsesif kompulsif, gangguan stress pascatrauma, atau gangguan
ansietas perpisahan, fobia social, gangguan panic dengan agoraphobia, atau
agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic.
2.6 Diagnosis Banding³
Hipokondriasis
Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan kepribadian paranoid
2.7 Tatalaksana.
Secara umum terapi fobia meliputi:¹
Terapi Psikologik:
a. Terapi perilaku merupakan terapi yang paling efektif dan sering diteliti.
Seperti desensitisasi sistematik yang sering dilakukan; terapi pemaparan
(exposure), imaginal exposure, participant modeling, guided mastery,
imaginal flooding.
b. Psikoterapi berorientasi tilikan
c. Terapi lain : hypnotherapy, psikoterapi suportif, terapi keluarga bila
diperlukan.
Di antara psikoterapi , terapi yang sering digunakan untuk fobia spesifik adalah terapi
pajanan. Metode , terapis mendesensitisasi pasien dengan menggunakan serangkaian
pajanan bertingkat yang ditingkatkan sendiri oleh pasien terhadap stimulus fobik, dan
terapis mengajarkan pasien teknik mengatasi ansietas termasuk relaksasi, kendali
pernafasan, dan pendekatan kognitif.³
Pendekatan kognitif mencakup memperkuat penyadaran bahwa situasi fobik, pada
kenyataannya, aman. Kunci keberhasilan terapi perilaku adalah komitmen pasien
terhadap terapi, masalah dan tujuan yang terindentifikasi dengan jelas, strategi
alternative yang tersedia untuk menghadapi perasaan pasien.³
Terapi Farmakologis
Obat – obat yang efektif adalah SSRI (serotonin selective re-uptake inhibitor),
khususnya untuk fobia social umum merupakan pilihan pertama.¹
Benzodiazepine, venlafaxine, buspirone, MAOI, antagonis β-adrenergik dapat juga
digunakan dalam terapi fobia spesifik, terutama fobia disertai serangan panik.³
Terapi terhadap fobia spesifik yang terutama adalah terapi perilaku yaitu terapi
pemaparan (exposure therapy). Penggunaan anti ansietas yaitu untuk terapi jangka
pendek.¹
BAB III
KESIMPULAN
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang merupakan salah satu tipe dari
gangguan ansietas, dan dibedakan kedalam tiga jenis berdasarkan jenis objek atau
situasi ketakutan yaitu : Agorafobia, Fobia Spesifik dan Fobia Sosial.
Fobia spesifik adalah adanya rasa takut yang kuat dan menetap akan suatu
objek atau situasi. Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering
terjadi. Sekitar 7% wanita dan 4,3% pria mengalami fobia spesifik setiap periode 6
bulan.
Terapi terhadap fobia spesifik yang terutama adalah terapi perilaku yaitu
terapi pemaparan (exposure therapy). Penggunaan anti ansietas yaitu untuk terapi
jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, SD.; Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta:2010. 242-249.
2. Kaplan HI, Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II.Binarupa
Aksara. Tangerang : 2010. 47-56.
3. Sadock BJ; Sadock VA. Buku Ajar Psikiatri Klinis, 2nd ed.EGC, Jakarta:
2004. 241 - 247
4. http://medicastore.com/penyakit/253/Penyakit_Ketakutan_Fobia.html
5. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders (DSM-IV-TR). Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR).
Washington, DC: American Psychiatric; 2000 : 443-450