makalah fitoter liver2

38
FITOTERAPI TERAPAN LIVER Disusun oleh: Evi Lestari 260112120501 Emy Dwi Frismandani 260112120503 Sherla Febriany 260112120505 Fadli Nugraha 260112120507 Nurul Hasanah 260112120509 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI JATINANGOR 2013

Upload: diditz-putera-bangsa

Post on 15-Feb-2015

146 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

makalah berisi tentang obat2 herbal

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fitoter LIVER2

FITOTERAPI TERAPAN

LIVER

Disusun oleh:

Evi Lestari 260112120501

Emy Dwi Frismandani 260112120503

Sherla Febriany 260112120505

Fadli Nugraha 260112120507

Nurul Hasanah 260112120509

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS FARMASI

JATINANGOR

2013

1. PENDAHULUAN

Page 2: Makalah Fitoter LIVER2

Hati merupakan organ intestinal paling besar dalam tubuh manusia. Beratnya

rata-rata 1,2–1,8 kg atau kira-kira 2,5% berat badan orang dewasa. Di dalamnya

terjadi pengaturan metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks dan

juga proses-proses penting lainnya bagi kehidupan, seperti penyimpanan energi,

pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol

dan detoksifikasi racun atau obat yang masuk dalam tubuh.

Gangguan fungsi hati seringkali dihubungkan dengan beberapa penyakit hati

tertentu. Beberapa pendapat membedakan penyakit hati menjadi penyakit hati

akut atau kronis. Dikatakan akut apabila kelainan-kelainan yang terjadi

berlangsung sampai dengan 6 bulan, sedangkan penyakit hati kronis berarti

gangguan yang terjadi sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Ada satu bentuk

penyakit hati akut yang fatal, yakni kegagalan hati fulminan, yang berarti

perkembangan mulai dari timbulnya penyakit hati hingga kegagalan hati yang

berakibat kematian (fatal) terjadi dalam kurang dari 4 minggu. Beberapa

penyebab penyakit hati antara lain:

1. Infeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui selaput mukosa, hubungan

seksual atau darah (parenteral).

2. Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu.

3. Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis.

4. Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun, yang ditimbulkan karena

adanya perlawanan sistem pertahanan tubuh terhadap jaringan tubuhnya

sendiri. Pada hepatitis autoimun, terjadi perlawanan terhadap sel-sel hati

yang berakibat timbulnya peradangan kronis.

5. Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma, dapat disebabkan oleh senyawa

Page 3: Makalah Fitoter LIVER2

karsinogenik antara lain aflatoksin, polivinil klorida (bahan pembuat plastik),

virus, dan lain-lain. Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga dapat

berkembang menjadi kanker hati.

Penyakit hati yang sering ditemukan, yaitu:

A. Hepatitis

Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C, D, E, F dan G.

Hepatitis A, B dan C adalah yang paling banyak ditemukan. Manifestasi penyakit

hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), kronik (hepatitis B dan C) ataupun

kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).

1) Hepatitis A

Hepatitis A pada anak-anak sering tidak menimbulkan gejala,

sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah,

demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan.

Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Berbeda dengan hepatitis B

dan C, infeksi hepatitis A tidak akan berlanjut menjadi kronik. Penularan

terjadi melalui makanan. Faktor risiko lain, meliputi : tempat-tempat

penitipan/perawatan bayi atau batita, bepergian ke negara berkembang,

perilaku seks oral-anal, pemakaian jarum bersama pada IDU (injecting drug

user). Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A yang memberikan kekebalan

selama 4 minggu setelah suntikan pertama. Untuk kekebalan yang lebih

panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali.

2) Hepatitis B

Page 4: Makalah Fitoter LIVER2

Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah,

kadang- kadang timbul gejala flu, faringitis, batuk, fotofobia, kurang nafsu

makan, mata dan kulit kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap.

Manifestasi infeksi Hepatitis B adalah peradangan kronik pada hati. Virus

hepatitis B termasuk yang paling sering ditemui. Sebagian penderita

hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai kekebalan seumur

hidup, tapi sebagian lagi akan berkembang menjadi hepatitis kronik. Orang

tersebut akan terus-menerus membawa virus hepatitis B dan bisa menjadi

sumber penularan. Penularannya melalui darah atau transmisi seksual. Dapat

terjadi lewat jarum suntik, pisau, tato, tindik, akupunktur atau penggunaan

sikat gigi bersama yang terkontaminasi, transfusi darah, penderita

hemodialisis dan gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi

pecandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.

3) Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada

seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan tapi pasti merusak

organ hati. Biasanya orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak

menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada

gejala- gejala khusus. Beberapa orang berpikir bahwa mereka hanya

terserang flu. Gejala yang biasa dirasakan antara lain demam, rasa lelah,

muntah, sakit kepala, sakit perut atau hilangnya selera makan.

B. Sirosis Hati

Page 5: Makalah Fitoter LIVER2

Setelah terjadi peradangan dan bengkak, hati mencoba memperbaiki dengan

membentuk fibrosis yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya. Ketika

kerusakan berjalan, semakin banyak fibrosis terbentuk dan mulai menyatu, dalam

tahap selanjutnya disebut "sirosis". Sirosis merupakan penyakit hati kronis yang

ditandai dengan regenerasi nodular dari hepatoksit dan difusi fibrosis. Hal ini

disebabkan oleh nekrosis parenkimal diikuti dengan proliferasi nodular suatu

hepatosit yang bertahan. Regenerasi nodul dan fibrosis yang menyertainya

menyebabkan hambatan aliran darah yang melewati hati dan menyebabkan

hipertensi portal, penurunan kerja hati, jaundice, dan asites.

Pada sirosis, area hati yang rusak dapat menjadi permanen sehingga darah

tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak dan hati

mulai menciut dan menjadi keras. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis

B dan C yang berkelanjutan, alkohol, perlemakan hati atau penyakit lain yang

menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan,

pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi seperti muntah

dan keluar darah pada feses, mata kuning serta koma hepatikum. Pemeriksaan

yang dilakukan untuk mendeteksi adanya sirosis hati adalah pemeriksaan enzim

SGOT-SGPT, waktu protrombin dan protein (Albumin–Globulin) Elektroforesis

(rasio Albumin-Globulin terbalik)

C. Kanker Hati

Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC).

HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama

sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.

Page 6: Makalah Fitoter LIVER2

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kanker hati adalah AFP

dan PIVKA II.

D. Perlemakan Hati

Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hati

atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering

berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat

timbul karena mengkonsumsi alcohol berlebih, disebut ASH (Alcoholic

Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol, disebut NASH (Non Alcoholic

Steatohepatitis). Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus perlemakan hati adalah

terhadap enzim SGOT, SGPT dan Alkali Fosfatase.

E. Kolestasis dan Jaundice

Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau pengeluaran

empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak

dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan

kolesterol di hati.

Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen

empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata (pada lapisan sklera) disebut

jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi

lebih gelap, sedangkan feses lebih terang. Biasanya gejala tersebut timbul bila

kadar bilirubin total dalam darah melebihi 3 mg/dl. Pemeriksaan yang

dilakukan untuk kolestasis dan jaundice yaitu terhadap Alkali Fosfatase,

Gamma GT, Bilirubin Total dan Bilirubin Direk.

F. Hemokromatosis

Page 7: Makalah Fitoter LIVER2

Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai

dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit

ini bersifat genetik atau keturunan. Pemeriksaan laboratorium untuk

mendeteksi terjadinya hemochromatosis adalah pemeriksaan terhadap Transferin

dan Ferritin.

G. Abses Hati

Abses hati dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba. Kondisi ini

disebabkan karena bakteri berkembang biak dengan cepat, menimbulkan gejala

demam dan menggigil. Abses yang diakibatkan karena amubiasis prosesnya

berkembang lebih lambat. Abses hati, khususnya yang disebabkan karena bakteri,

sering kali berakibat fatal.

2. GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSA

Adapun gejala yang menandai adanya penyakit hati adalah sebagai berikut:

a. Kulit atau sklera mata berwarna kuning (ikterus).

b. Badan terasa lelah atau lemah.

c. Gejala-gejala menyerupai flu, misalnya demam, rasa nyeri pada seluruh

tubuh. Kehilangan nafsu makan, atau tidak dapat makan atau minum.

d. Mual dan muntah.

e. Nyeri abdomen, yang dapat disertai dengan perdarahan usus. Tungkai

dan abdomen membengkak.

f. Di bawah permukaan kulit tampak pembuluh-pembuluh darah kecil,

merah dan membentuk formasi laba-laba (spider navy), telapak tangan

memerah (palmar erythema) dan kulit mudah memar. Tanda-tanda

Page 8: Makalah Fitoter LIVER2

tersebut adalah tanda mungkin adanya sirosis hati.

g. Darah keluar melalui muntah dan rektum (hematemesis-melena).

h. Gangguan mental, biasanya pada stadium lanjut (encephalopathy

hepatic).

i. Demam yang persisten, menggigil dan berat badan menurun (gejala ini

mungkin menandakan adanya abses hati).

Untuk mendeteksi adanya kelainan patologis pada hati dapat dilakukan

dengan evaluasi berikut ini:

a. Evaluasi laboratorium, meliputi beberapa pemeriksaan biokimiawi yang

mencakup enzim-enzim serum termasuk aminotransferase, alkaline

phosphatase dan 5’-nukleotidase.

b. Evaluasi radiographic, meliputi Ultrasonography (USG), Computed

Tomography Scanning (CT-Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI),

Scintigraphy hati-limpa, Percutaneous Transhepatic Cholangiography

(PTC) dan Endoscopic Retrogade Cholangio-pancreatography (ERCP).

3. TERAPI PENGOBATAN

a. Terapi Non Farmakologis

Terapi non farmakologis bagi penderita penyakit hati adalah dengan diet

seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan, berat

badan, dan aktivitas. Pada keadaan tertentu, diperlukan diet rendah protein,

banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan

untuk mencegah sembelit, menjalankan pola hidup yang teratur dan berkonsultasi

dengan petugas kesehatan. Tujuan terapi diet pada pasien penderita penyakit hati

Page 9: Makalah Fitoter LIVER2

adalah menghindari kerusakan hati yang permanen, meningkatkan kemampuan

regenerasi jaringan hati, mengurangi ketidaknyamanan (komplikasi ascites,

varises esofagus dan ensefalopati hepatik yang berlanjut ke komplikasi hepatik

hebat. Diet yang seimbang sangatlah penting. Kalori berlebih dalam bentuk

karbohidrat dapat menambah disfungsi hati dan menyebabkan terjadinya

penimbunan lemak pada hati. Selain itu penderita penyakit hati disarankan segera

beristirahat bila merasa lelah dan menghindari minuman beralkohol.

b. Terapi Farmakologis

Golongan obat yang digunakan antara lain adalah aminoglikosida (digunakan

pada kasus abses hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri), antiamuba untuk

abses hati (seperti dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate,

emetine, etofamide, metronidazole), antimalaria untuk abses hati (klorokuin),

antivirus (lamivudine, efektif untuk hepatitis B), diuretik (Spironolactone, dapat

membantu mengatasi edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa

asites), kolagogum, koletitolitik dan hepatik protektor untuk melindungi hati dari

kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain, serta multivitamin

dengan mineral. Selain pengobatan, adapula terapi dengan vaksinasi untuk

pencegahan dan terapi dengan transplantasi liver untuk kegagalan hati yang tak

dapat pulih dan untuk komplikasi- komplikasi penyakit hati kronis tahap akhir.

4. TERAPI DENGAN PENGOBATAN HERBAL

Page 10: Makalah Fitoter LIVER2

Obat hepato-protektor herbal

Nama Umum Nama Latin Bagian

Tumbuhan

Konstituen Dosis Harian

Black catnip Phyllanthus amarus Aerial Tannin,

flavonoid,

lignan

A

Liquorice Glycyrrhiza glabra Akar Triterpen

saponin,

flavonoid

5-15 g

Milk thistle* Silybum marianum Biji Flavonolignan

(silymarin),

flavonoid,

minyak lemak

2-4 g

Picrorhiza Picrorhiza kurroa Rimpang Iridoid 0.4-1.5 g

Schizandra Schizandra

chinensis

Buah Minyak atsiri,

asam askorbat,

lignan

1.5-6 g

Soy Glycine max Lecithin dari

kacang

kedelai

Fosfolipid,

minyak lemak,

fitosterol

B

Turmeric Curcuma domestica Rimpang Minyak atsiri,

curcuminoid

1.5-3 g

* disetujui oleh Komisi E Jerman untuk dyspeptic dan keluhan hati

A. Belum ada informasi yang dapat dipercaya

B. Dosis rata-rata dari fosfolipid adalah 3,5 g

Milk thistle

Milk thistle merupakan buah tanaman Silybum marianum (L.) Gaertner (Fam.

Asteraceae), tanaman herbal yang berbentuk tabung berwarna ungu pada bunga

dan daun dengan bintik-bintik putih. Tanaman ini berasal dari Eropa dan

dibudidayakan di Afrika Utara dan Amarika Selatan. Diberi nama marianum

Page 11: Makalah Fitoter LIVER2

karena ada cerita bahwa bintik-bintik putih pada daun tanaman tersebut berasal

dari tetesan coklat Virgin Mary. Milk thistle mengandung silymarin, yang tersusun

atas flavanolignan silybinin, silydianin, dan silychristin. Silybin merupakan

kandungan kimia yang paling aktif dan melimpah (60-70% silymarin). Silymarin

ditemukan pula pada daun dan biji, akan tetapi kandungan tertinggi silymarin

terdapat pada buah. Konstituen lainnya yang terkandung adalah taxifolin dan

flavonoid.

Efek hepatoprotektor dari milk thistle dicapai melalui beberapa mekanisme

kerja. Mekanismenya antara lain meningkatkan sintesis protein dalam hepatosit

dan menstimulasi regenerasi hati, efek antioksidan, dan efek anti-inflamasi.

Sintesis protein dapat terjadi karena silymarin memicu aktivitas RNA polymerase

I dengan cara aktivasi promotor pada DNA yang digunakan sebagai cetakan untuk

sintesis RNA ribosom. Kenaikan jumlah RNA ribosom menghasilkan stimulasi

kapasitas regenerasi hati. Silymarin berfungsi sebagai antioksidan karena

merupakan pengikat radikal bebas, dapat meningkatkan kadar glutation dalam

hepar yang dapat mendetoksifikasi berbagai zat dalam hati, lambung, dan usus,

dan dapat meningkatkan enzim superoxide dismutase (10 kali lebih poten

dibandingkan vitamin E). Silymarin juga berfungsi sebagai anti-inflamasi karena

dapat menstabilkan mast cell, menginhibisi migrasi neutrofil, menginhibisi

sintesis leukotrien dan prostaglandin.

Milk thistle telah diujikan terhadap beberapa penyakit hati termasuk penyakit

hati alkoholik kronis, viral hepatitis, sirosis alkoholik dan non-alkoholik, dan

penyakit hati kronis non-spesifik (Box 22.1). Secara umum, efikasi klinis dari

Page 12: Makalah Fitoter LIVER2

milk thistle belum diketahui secara jelas. Manfaatnya terhadap hati telah

ditunjukkan (tetapi tidak konsisten), dengan adanya perbaikan jumlah

aminotransferase, indicator kerusakan hati. Kelangsungan hidup dan hasil klinis

lainnya telah dipelajari paling sering, dengan temuan baik positif dan negatif.

Bukti yang tersedia tidak cukup untuk menunjukkan apakah milk thistle lebih

efektif untuk penyakit hati daripada penyakit lainnya. Efektivitas mungkin terkait

dengan durasi terapi atau kronisitas dan tingkat keparahan penyakit hati. Silybinin

efektif sebagai racun dalam jamur Amanita phalloides.

Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa milk thistle menghasilkan sedikit/

minor efek yang merugikan. Efek samping dari penggunaan milk thistle secara

oral adalah masalah pada gastrointestinal (mual, diare, dyspepsia, perut kembung,

sakit perut, anoreksia, dan perubahan aktivitas usus), sakit kepala, reaksi pada

kulit (pruritus, ruam/kemerahan, urtikaria, dan eksim), penyakit neurofisiologis

(lemas, malaise, dan insomnia), arthralgia, rhinokonjuntivitis, impotensi dan

anafilaksis. Kejadian tersebut sangat jarang. Pada dosis yang lebih tinggi (>1500

mg/hari) silymarin menghasilkan efek pencahar karena meningkatkan aliran

empedu dan sekresi. Milk thistle dapat meningkatkan fungsi hati sehingga dapat

mempengaruhi metabolism obat.

Picrorhiza.

Berasal dari rimpang Picrorhiza kurroa (Fam. Scrophulariaceae), tanaman

kecil yang tumbuh di utara-timur India di lereng Gunung Himalaya. Konstituen

penting dari picrorhiza adalah iridoid glikosida picrosides I, II, dan kutkoside,

yang terkumpul sebagai kutkin. Mekanisme proteksi picrorhiza terhadap hati

Page 13: Makalah Fitoter LIVER2

belum diketahui secara jelas, akan tetapi beberapa kemungkinan telah diutarakan.

Seperti milk thistle, picrorhiza memiliki aktivitas antioksidan, menstimulasi

regenerasi hati dan memiliki aktivitas anti-inflamasi. Picrorhiza memiliki aktivitas

yang lebih poten sebagai koleretik dan sebagai antikolestatik dibanding silymarin.

Picrorhiza merupakan obat tradisional Ayurveda yang berasal dari India, tetapi

belum ada data mengenai khasiatnya terhadap penyakit hati. Picrorhiza bersifat

kurang larut dalam air dan larut dalam etanol. Oleh karena itu, picrorhiza sering

diolah menjadi tincture dengan rasa yang sangat pahit. Untuk mengatasinya,

picrorhiza dibuat dalam bentuk ekstrak enkapsulasi (4% kutkin, Picrovir). Dosis

lazim untuk dewasa adalah 400-1500 mg/ hari. Berdasarkan Ayurveda, picrorhiza

tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Black catnip.

Berasal dari bagian aerial (bagian yang tumbuh di atas tanah) tanaman

Phyllanthus amarus, sebuah tanaman Indan yang juga tumbuh di Afrika, Amerika,

dan beberapa wilayah Asia. Konstituen penting dari tanaman ini adalah tannin,

flavonoid, lignan, termasuk senyawa phyllanthin (0,8%) dan hypophyllanthin

yang rasanya sangat pahit. Senyawa phyllanthin dan hypophyllanthin memiliki

aktivitas antivirus. Ekstrak air Phyllanthus amarus dapat menghambat DNA

polymerase dan ekspresi antigen permukaan dari virus hepatitis. Efek tersebut

telah diuji pada 22 uji klinis terhadap 1947 pasien yang mengidap penyakit

hepatitis B kronis. Hasil dari perngujian tersebut menunjukkan bahwa spesies

Phyllanthus (P. amarus, P. urinaria, P. niruri) positif meningkatkan klirens serum

HbsAg jika dibandingkan dengan placebo atau tanpa perlakuan. Tidak ada

Page 14: Makalah Fitoter LIVER2

perbedaan signifikan dari klirens serum hepatitis B surface antigen (HbsAg),

antigen hepatitis Be (HBeAg) dan virus hepatitis B (HBV) DNA antara spesies

Phyllanthus dengan obat standar (interferon). Phyllanthus memiliki efek klirens

serum HbsAg, HBeAg, HBV DNA dan normalisasi enzim hati yang lebih baik

daripada obat herbal lainnya. Namun, bukti tersebut tidak kuat karena kualitas

metodologi umum dan variasi obat herbal yang rendah. Obat dapat diberikan

dalam bentuk dekok (10 tanaman untuk 1 liter air). Dosisnya belum diketahui

secara tepat.

Schizandra (Wu-Wei-Zi).

Schizandra chinensis (Turcz) Baillon (Fam. Schizandraceae) adalah tanaman

merambat yang dapat ditemukan di Cina dan Korea. Konstituen penting dari

tanaman ini adalah minyak atsiri, vitamin C, dan lignan (schizandrine A-C,

schizandrol A dan B). Beberapa studi menunjukkan bahwa buah dari tanaman ini

memiliki efek hepatoprotektor. Komponen lignan berperan menghambat

peroksidasi lipid. Ekstrak etanol schizandrine dan schizandrol telah melalui uji

klinis dan digunakan pada pengobatan hepatitis. Dosis harian: 1,5 – 6 gram

simplisia utuh. Tidak ada efek samping dari ekstrak tanaman ini.

Liquorice.

Berasal dari akar dan rimpang tanaman Glycyrrhiza glabra L. (Fam.

Fabaceae) yang dikeringkan. Kelompok saponin seperti glycyrrizhin dan lectin

dari liquorice telah digunakan selama lebih dari 20 tahun untuk pengobatan viral

hepatitis kronis di Jepang. Ekstrak cairnya (lebih kuat dibanding Neo-Minophagen

C), diberikan secara parenteral selama dua minggu dengan dosis harian 80 mg,

dapat menormalkan aspartat transaminase dan alanin transaminase pada lebih dari

Page 15: Makalah Fitoter LIVER2

60% pasien hepatitis kronik. Analisis lainnya dilakukan terhadap 84 pasien

hepatitis C kronis yang diberikan glycyrrizhin secara intravena 2-7 kali seminggu.

Hasilnya, senyawa tersebut mampu menurunkan resiko hepatocellular carcinoma.

Menurut Komisi E Jerman, dosis maksimum untuk glycyrrizhin yang dianjurkan

adalah 100 mg/ hari karena memiliki aktivitas yang menyerupai aldosteron

sehingga harus dipantau pemakaiannya pada penderita hipertansi, hiperkalemia,

dan worsening ascites.

5. GANGGUAN EMPEDU DAN OBAT CHOLAGOGUE/KOLERETIK

Empedu disekresikan oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu.

Empedu mengandung kurang lebih 65-90% garam empedu, 5-25% kolesterol dan

2-25% fosfolipid, bilirubin, asam lemak, elektrolit dan air. Empedu memiliki

aktivitas sebagai surfaktan dalam mengemulsikan lemak dalam makanan,

membuat lemak menjadi lebih sensitif terhadap enzim pankreatin lipase, juga

memfasilitasi digesti dan absorpsi. Ketika empedu tidak dapat dihasilkan hati atau

mengalami kesulitan untuk mencapai lumen usus (karena adanya batu empedu,

inflamasi kolesistitis, atonia saluran empedu) menyebabkan kemungkinan rasa

sakit pada bagian atas perut dan keluhan dispeptik. Jadi, dapat dikatakan bahwa

gangguan empedu erat kaitannya dengan penyakit liver sehingga terdapat obat

cholagogue/koleretik yang juga dapat berfungsi dalam pengobatan liver.

Cholagogue adalah senyawa-senyawa atau obat yang dapat menstimulasi aliran

dari empedu yang sudah terbentuk, khususnya dengan cara memicu kontraksi

kantung empedu. Koleretik adalah senyawa atau obat yang memicu sekresi

empedu oleh hepatosit.

Page 16: Makalah Fitoter LIVER2

Adapun obat cholagogue/koleretik herbal yang juga dapat berfungsi dalam

pengobatan liver yaitu:

Nama

umum

Nama latin Bagian

tumbuhan

Konstituen Dosis harian

Artichoke

**

Cynara

scolymus

Daun Derivate asam kafeat,

flavonoid,

sesquiterpen lakton

6 g

Boldo* Peumus boldus Daun Boldine, flavonoid,

minyak atsiri

2-3 g

Celandine

*

Chelidonium

majus

Aerial Coptisine, berberine,

chelidonine, protopin

2-4 g

Curcuma*

*

Curcuma

xanthorrhizia

Rimpang Minyak atsiri,

curcuminoid

2 g

Dandelion

*/**

Taraxacum

officinale

Akar, daun Sesquiterpen lakton,

triterpen dan steroid,

flavonoid

3-5 g

Devil’s

claw*

Harpagophytum

procumbens

Akar

sekunder

Iridoid, triterpen,

fenol

4.5 g

Fumitory* Fumaria

officinalis

Aerial Flavonoid, alkaloid

isokinolin, asam

fumarat

6 g

Horehoun

d*

Marrubium

vulgare

Aerial Marrubin, derivate

asam kafeat,

flavonoid

4.5 g

Immortell

e*

Helichrysum

arenarium

Bunga Flavonoid, phtalides,

pyrone, derivate

asam kafeat

3 g

Japanese

mint*/**

Mentha arvensis

var.piperascens

Minyak

dari

bagian

aerial

Mentol, menthone,

limonene, α- dan β-

pinene

3-6 tetes

minyak

Peppermi Mentha piperita Daun, Minyak atsiri 3-6 g (0.6

Page 17: Makalah Fitoter LIVER2

nt*/** minyak

dari daun

(mentol, menthone,

limonene, α- dan β-

pinene), flavonoid,

asam kafeat

ml minyak)

Milk

thistle*

Silybum

marianum

Buah Flavonolignan

(silymarin),

flavonoid, minyak

lemak

12-15 g

Turmeric Curcuma

domestica

Rimpang Minyak atsiri,

curcuminoid

1.5-3 g

Wormwoo

d*/**

Artemisia

absinthium

Aerial Minyak atsiri,

sesquiterpen pahit

(absinthine)

3-5 g

Yarrow*/

**

Achillea

millefolium

Aerial Minyak atsiri,

sesquiterpen lakton,

polyymes, flavonoid

3-4.5 g

*didukung oleh Komisi E Jerman untuk keluhan dyspepsia

**dianjurkan oleh Komisi E Jerman untuk keluhan hati dan kantung empedu

Artichoke.

Berasal dari tumbuhan Cynara scolymus L. (Fam. Asteraceae) segar atau

yang telah dikeringkan, tumbuhan yang merupakan salah satu sayuran tertua di

dunia, banyak tumbuh pada kekuasaan Yunani dan Romawi. Tanaman ini

mengandung derivate asam kafeat, flavonoid dan lakton sesquiterpen. Uji klinis

menunjukkan bahwa ekstrak daun artichoke menyebabkan peningkatan sekresi

empedu ke duodenum pada sukarelawan sehat. Aksi ini dapat menyebabkan

meningkatnya produksi asam empedu. Pada pengamatan terhadap 553 pasien

penderita sindrom dyspepsia, pengobatan menggunakan ekstrak artichoke secara

signifikan mampu mengurangi beberapa gejala (muntah, mual, nyeri perut,

Page 18: Makalah Fitoter LIVER2

sembelit, perut kembung, meteorism, intoleransi lemak). Komisi E Jerman

menganjurkan dosis harian yang digunakan adalah 6 gram simplisia utuh. Obat ini

memberikan sedikit efek samping seperti, perut kembung, lemas, dan lapar.

Artichoke juga memiliki aktivitas hepatoprotektor. Menurut Komisi E Jerman,

artichoke merupakan senyawa yang kontraindikasi dengan pasien yang mengidap

cholelithiasis dan oklusi saluran empedu. Kolik dapat terjadi pada pasien yang

menderita batu empedu. Pasien yang alergi terhadap Asteraceae berpotensi tinggi

mengalami reaksi alergi terhadap artichoke.

Boldo.

Berasal dari daun Peumus boldus Mol. (Fam. Monimiaceae) yang

dikeringkan, merupakan tanaman kecil (semak cemara) yang terdapat di Chili.

Mengandung sekitar 2% minyak atsiri yang tersusun atas flavonoid

monoterpenoid dan alkaloid (0,2-0,5%) termasuk boldine. Boldine adalah

komponen dari boldo yang memiliki aktivitas koleretik, dengan cara

meningkatkan sekresi empedu pada tikus yang telah diberi anestesi. Ekstrak boldo

juga mampu menghambat peroksidasi lipid pada kultur hepatosit tikus dan

melindungi kerusakan hepatosit oleh xenobiotik. Boldo merupakan komponen

obat yang sering digunakan untuk dyspepsia, combretum, kram perut, konstipasi,

dan penyakit hepatic. Secara umum, boldo sering dikombinasikan dengan

cholagogue dan laksatif. Suatu uji klinis dilakukan (terhadap 359 subjek dengan

gangguan saluran pencernaan ringan sampai berat) dengan kombinasi empat obat

herbal (boldo, cascara, gentian dan rhubarb) menunjukkan perbaikan dari nafsu

makan, dyspepsia dan konstipasi, bila menggunakan boldo secara tunggal maka

Page 19: Makalah Fitoter LIVER2

gejala yang mampu diatasi hanyalah konstipasi. Boldo tidak boleh diberikan pada

penderita batu empedu. Baik minyak boldo maupun boldo harus didestilasi karena

masih mengandung ascaridole yang bersifat toksik.

Turmeric.

Berasal dari rimpang Curcuma longa L. = Curcuma domestica Val. (Fam.

Zingeberaceae) yang dikeringkan, merupakan tanaman yang dibudidayakan di

India, Pakistan, Cina, dan Malaya. Rimpang primer dan sekundernya digali,

direbus, kemudian dikeringkan. Turmeric memiliki bau yang khas dan rasa yang

hangat dan sedikit pahit, merupakan komponen utama dari bubuk kari. Turmeric

mengandung 5% curcuminoid (terutama curcumin), 4,2-14% minyak atsiri yang

mengandung sesquiterpen (zingiberin), keton, monoterpen, gula (fruktosa 12%,

glukosa 2%, dll). Turmeric banyak digunakan untuk obat pada berbagai kondisi

penyakit hati. Beberapa percobaan menunjukkan bahwa turmeric meningkatkan

sekresi empedu dan alirannya. Efek seperti ini disebabkan oleh kandungan minyak

atsiri di dalamnya, efek kolekinetik disebabkan oleh adanya curcumin. Curcumin

merupakan senyawa poten anti-inflamasi, mekanismenya antara lain: (i) aksi tak

langsung melalui korteks adrenal, (ii) inhibisi metabolism kortison pada hati

sehingga meningkatkan sirkulasi kortison (iii) inhibisi produksi interleukin dan

tumor necrosis factor (TNF). Curcumin aktif pada konsentrasi yang relative kecil,

tetapi kurang baik diabsorbsi bila diberikan secara oral. Rendahnya absorpsi

curcumin dan curcuminoid lainnya menunjukkan bahwa senyawa yang memiliki

aktivitas paling kuat pada turmeric adalah minyak atsiri. Obat ini bisa digunakan

Page 20: Makalah Fitoter LIVER2

untuk membantu pencernaan. Uji klinis dilakukan terhadap 116 pasien dyspepsia

(acid dyspepsia, flatulent dyspepsia, atau atonic dyspepsia) yang diberi kapsul

turmeric (2 g/ hari) atau placebo selama 7 hari. Hasilnya, pasien mengalami

perbaikan yang lebih baik pada gejala-gejala yang timbul pada pemberian

turmeric dibandingkan pada pemberian placebo. Karena baik minyak atsiri

maupun curcuminoid larut dalam air, maka tanaman ini dapat dikonsumsi dengan

cara diseduh oleh air seperti teh (jarang). Bentuk sediaannya yang lazim adalah

tincture, ekstrak cair hidroalkohol, atau serbuk enkapsulasi. Dosisnya adalah 1,5-3

gram per hari. Turmeric tidak menimbulkan efek samping. Penggunaan jangka

panjang dapat menimbulkan gangguan lambung. Individu dengan batu empedu

atau penyumbatan saluran empedu harus menghindari konsumsi turmeric (atau

bubuk kari yang mengandung 28% turmeric).

Dandelion.

Berasal dari akar (dan daun) Taraxacum officinale G.H. Weber (Fam.

Asteracea) yang dikeringkan, merupakan tanaman yang berasal dari Eropa.

Dandelion mengandung triterpenoid (taraxacin dan taraxerol), chlorogenic dan

asam kafeat, inulin, vitamin, mineral, fitosterol, flavonoid, glikosida. Akarnya

paling baik diambil pada bulan Juni hingga Agustus dimana rasanya lebih pahit

dibanding bulan-bulan lainnya. Dandelion telah digunakan pada perawatan hati,

gangguan pencernaan, penambah nafsu makan, dan daunnya digunakan sebagai

diuretic pada kasus edema. Dandelion juga berfungsi sebagai cholagogue dan

koleretik. Percobaan-percobaan telah dilakukan untuk mendukung hal tersebut.

Obat yang mengandung dandelion dan senyawa lainnya telah digunakan untuk

Page 21: Makalah Fitoter LIVER2

pengobatan hepatitis. Obat dibuat dalam bentuk infuse atau dekok (3-5 gram akar

kering dalam 150 ml air) tiga kali sehari dan tincture (3-4 mg dari simplisia utuh)

tiga kali sehari. Penggunaan dandelion pada pasien oklusi saluran empedu,

empiema dan ileus paralitik harus diawasi. Obat dapat menyebabkan keluhan

lambung dan memiliki potensi yang lemah untuk menimbulkan reaksi sensitisasi.

Celandine

Celandine (Greater celandine) terdapat pada bagian aerial tanaman

Chelidonium majus L. (Fam. Papaveraceae), tanaman dengan tinggi sekitar 30-

120 cm ditemukan di seluruh Eropa dan wilayah beriklim sedang dan subarctic

dari Asia. Akar dan rimpang segar secara tradisional digunakan untuk

meringankan sakit gigi. Komponen pentingnya adalah alkaloid isokinolin

[coptisine (paling banyak), berberine, chelidonine, sanguinarine, chelerythrine]

dan derivate asam kafeat (coffeoyl-malic acid). Percobaan terhadap hewan telah

dilakukan, hasilnya memberikan efek antispasmolitik pada otot halus dan

menstimulasi aliran empedu sehingga mempengaruhi efikasi celandine dalam

pengobatan dyspepsia. Uji klinis dilakukan terhadap 60 pasien dengan keluhan

epigastrium dan kram pada daeah saluran cerna dan empedu. Setelah pengobatan

selama 6 minggu, pasien yang diberi celandine memberikan gejala penyakit lebih

sedikit dibandingkan dengan placebo. Gejala yang hilang antara lain sakit perut,

perut kembung, mual, sensasi kenyang. Celandine disetujui oleh komisi E Jerman

untuk pengobatan hati dan kantung empedu. Namun, kemungkinan hepatitis akut

setelah pengobatan dengan celandine telah diamati. Dosis harian untuk celandine

Page 22: Makalah Fitoter LIVER2

adalah 2-4 gram simplisia utuh dalam ekstrak cair atau kental, setara dengan 12-

30 alkaloid total (chelidonine).

6. PRODUK HERBAL YANG ADA DI PASARAN

a. Hepakur

Hepakur merupakan obat herbal sebagai hepatoprotektor yang

melindungi hati dari racun akibat merokok, alcohol, dan lemak berlebihan.

Obat herbal ini mengandung berbagai ekstrak seperti : Silymarin,

Andrographis paniculata, Curcuma domestica dan Volatile oil Curcuma

xanthorrhiza yang telah melalui proses teknologi modern yang

terstandarisasi.

Komposisi:

Silymarin 62.5 mg

Andrographis paniculata 62.5 mg

Curcuminoid 30 mg

Oleum Curcumae 30 mg

Sonjae semen 100 mg

Page 23: Makalah Fitoter LIVER2

Ekstrak Andrographidis paniculata terbukti secara klinis kandungan

andrographolide –nya sebagai hepatotoksik. Aktifitasnya ditunjukkan dengan

menstimulasi fungsi empedu dan mencegah pembentukan batu empedu.

Andrographolide membantu mencerna sel lemak dan menjaga liver dari

radikal bebas dan racun yang berbahaya.

Silymarin memiliki zat aktif Sylibin. Zat ini berfungsi sebagai

antioksidan dan hepatoprotektor yang memecah lemak dan peroksidasi.

Curcuminoid merupakan zat aktif hasil ekstraksi Curcuma domestica

rhizome. Zat ini berfungsi sebagai hepatoprotektor, antioksidan, menjaga

liver dari radikal bebas. Oleum curcumae dari Curcuma xanthorrhiza

berfunsi sebagai antibakteri yang melindungi liver.

Sonjae semen mengandung phospholidycholine yang merupakan

phospholipid untuk regenerasi membrane sel liver dan melindungi liver dari

pengaruh racun.

Dosis:

Dewasa dan anak – anak lebih dari 12 tahun: 1-2 kapsul 3 kali sehari

Anak – anak usia 5 – 12 tahun: 1 kapsul 3 kali sehari.

b. XAMthone plus

XAMthone Plus mengandung ekstrak kulit buah manggis yang diproses

dengan tekhnologi modern. XAMthone Plus diramu berdasarkan standar

Page 24: Makalah Fitoter LIVER2

kualitas yang telah di tentukan , terjamin kemurnian bahan bakunya dengan

kualitas terbaik , melalui serangakaian proses mutahir yang menjamin output

produk XAMthone Plus yang memenuhi standar mutu baku dari permintaan

pasar domestik maupun internasional dalam menyongsong era pasar bebas

dewasa ini. XAMthone Plus telah teruji secara klinis untuk mengobati berbagai

penyakit salah satu di antaranya adalah liver empedu.

Komposisi  XAMthone Plus

Konsentrasi jus buah : keseluruhan bagian buah manggis ( garcinia

mangostana )

Bunga roselle

Apel

Anggur

Bahan pengawet di gunakan madu murni sehingga terbebas dari bahan

kimia

Diproduksi oleh : PT Inti Kiat Alam

Isi : 350 ml – 11.84 fl.oz

POM TR 083691231

Terdaftar di MUI No: 00120051100709

c. Spiruna

Page 25: Makalah Fitoter LIVER2

Nama dagang : Spiruna

Klasifikasi obat : Jamu (tradisional lokal)

No. Registrasi : POM TR: 093 305 861

DEPKES RI: 351/IKOT/JATIM/VIII?2008

Bentuk sediaan : Kapsul

Komposisi : Tiap kapsul 650 mg mengandung spirulina 600mg

Kemasan : Botol

Khasiat : Membantu mengobati penyakit hati

Cara Pemakaian : 3 x sehari, 1-2 kapsul, sebelum makan

Diproduksi oleh : Nurusy Syifa, Jawa timur-Indonesia

Harga : Rp. 75.000/botol

Isi : 50 kapsul @ 650 mg

d. CURSIL dan CURSIL 70

Page 26: Makalah Fitoter LIVER2

No Registrasi:

- Cursil:

Dus 8 blister @ 10 kapsul Depkes Rl No. TL921363681

- Cursil-70:

Dus 4 blister @ 10 kapsul Depkes Rl No. TL952376302

Dus 8 blister @ 10 kapsul Depkes Rl No. TL952376301

Bentuk Sediaan : Kapsul

Kemasan : Blister

Komposisi:

- Setiap kapsul Cursil / Cursil-70 mengandung:

  Cursil Cursil-70

PhytoCur® (Curcumae Extractum sice. More Soluble) 10 mg 20 mg

Oleum Xanthorrhizae  20 mg 30 mg

Silybum Marianum Extractum sice, setara Silymarin 35 mg 70 mg

Indikasi : Penyakit kuning telah dikenal sebagai suatu pertanda adanya

gangguan pada fungsi vital hati. Cursil/Cursil-70 dapat

memperbaiki gangguan fungsi vital hati.

Cursil : Mengobati gejala kuning dan radang hati (Inflamasl).

Cursil-70 : Dalam kasus radang hati kronis dibutuhkan kadar Silymarin &

PhytoCur® yang lebih tinggi Pemberian Cursil-70 dapat

Page 27: Makalah Fitoter LIVER2

memenuhi kebutuhan pasien hepatitis kronis.

Klasifikasi : Obat Tradisional Impor

Produsen : PT. Phyto Kemo Agung Farma, JAKARTA-INDONESIA

Cara Pemakaian/ Dosis:

- Cursil : Jika tidak ada petunjuk lain, Cursil digunakan untuk kasus-kasus

hepatitis akut dan gangguan hati ringan lainnya dengan dosis 3-4

kali sehari 1 kapsul setelah makan.

- Cursil-70 : Dosis permulaan 3-4 kali sehari 1 kapsul. Dosis perawatan 2-3

kali

sehari 1 kapsul, digunakan setelah makan.

Harga : Harga per satuan kecil Rp 5.300,00

e. Gamafit Nurusy-Syifa

Page 28: Makalah Fitoter LIVER2

No Registrasi:

POM TR. 103310371

DEPKES RI. 351/IKOT/VIII/2008

Bentuk Sediaan : Kapsul

Kemasan : Botol isi 120 kapsul

Komposisi : GAMAT 100% 700 mg

Indikasi:

- Osteoporosis

- Peregenerasi sel

- Keluhan tulang dan sendi

- Maag kronis dan Ambeien

- Pasca operasi

- Peninggi badan

- Patah tulang

- Kulit halus dan lentur

Klasifikasi : Obat Tradisional Lokal

Page 29: Makalah Fitoter LIVER2

Produsen : NURUSY-SYIFA Madiun - Jawa Timur.

Cara Pemakaian : 3 x 1-2 kapsul sebelum makan.

Harga : Botol isi 120 kapsul Rp 125.000,00