makalah fisiologi

Upload: luthfan-dio-satria-bachri

Post on 08-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nnnn

TRANSCRIPT

A. PENDAHULUAN

Pendengaran adalah suatu organ yang menakjubkan,sebab reseptornya dapat melakukan transduksi getaran suara dengan amplitudo yang sangat kecil (sekecil diameter atom emas (0,3nm)) menjadi signal listrik dengan kecepatan 1000 kalilebih cepat dari fotoreseptor merespons cahaya. Organ pendengaran dapat membedakan berbagai nada,intensitas suara dengan kisaran yang lebar,serta mengenali warna suara.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah mengikuti praktikum,mahasiswa dapat :1. Mengukur ketajaman pendengaran dengan menggunakan audiometer,2. Melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran menurut cara : Rinne,Webber,dan Swabach,3. Mengukur tingkat kebisingan sumber suara.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Audiometer,2. Garputala berfrekuensi 256 Hz,3. Sound level meter

D. PERSIAPAN DAN KEGIATAN PRAKTIKUM

1. AUDIOMETRI

a. Minta op membelakangi audiometri dan beritahukan bahwa jika ia mendengar bunyi,segeralah menekan tombol audiometer,b. Pasanglah headset pada op,c. Aturlah audiometer untuk pemeriksaan ketajaman pendengaran telinga kirid. Pilihlah frekuensi audiometer terendah,kemudian mulailah membunyikan audiometer dengan tingkat kekerasan suara (amplitudo) yang terendah,e. Jika op tidak merespon,tambahlah tingkat kekerasan suara hingga ia dapat merespons . tandailah pada kertas audiogram yang disediakan,f. Lanjutkan pemeriksaan untuk semua frequensi yang ada di audiometer,seperti posedur butir d dan e,g. Periksa pula ketajaman telinga kananh. Buatlah kesimpulan hasil pemeriksaan

Kesimpulan :

Nama op :

Db 2505001000150020003000400060008000

L 65

R 55

2. PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN GARPUTALA

CARA RINNE :a. Getarkanlah penala dengan cara memukul salah satu ujung jarinya ke telapak tangan. Jangan sekali-kali memukulnya dengan benda keras!b. Tekanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga op,c. Tanyakanlah kepada op apakah ia mendengar bunyi penala mendengung ditelinga yang diperiksa,bila demikian op harus segera memberi tanda bila dengungan bunyi itu menghilang,d. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari proc mastoideus op dan kemudian ujung jari penala di tempatkan sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa itu,e. Catatlah hasil pemeriksaan rinne sebagai berikut :Positif: bila op masih mendengar dengungan secara hantaran aerotimpal.Negatif : bila op tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpal,

CARA WEBER :a. Getarkanlah penala ( freq 256 Hz) seperti cara rinne,b. Tekanlah ujung tangkai penala pada dahi op di garis medium,c. Tanyakan kepada op apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat dikedua telinganya ataukah terjadi lateralisasid. Bila op tidak terdapat lateralisasi maka untuk menimbulkan lateralisasi secara buatan,tutuplah salah satu telinganya dengan kapas dan ulangilah pemeriksaannyae. Kesimpulan

CARA SWABACH :a. Getarkanlah penala ( freq 256 Hz ) seperti pada tes weber dan rinne,b. Tekanlah ujung tangkai penala pada processus mastoideus salah satu telinga op,c. Suruhlah op mengacungkan tangannya pada saat dengungan bunyi menghilang,d. Pada saat itu dengan segera pemeriksa memindahkan penala dari processus mastoideus op ke proc. Mastoideus sendiri. Pada pemeriksaan ini telinga pemeriksa dianggap normal. bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh op masih didengar oleh pemeriksa,maka hasil pemeriksa ialah swabach memendek,e. Bila dengungan penala setelah dinyatakan berhenti oleh op juga tidak dapat didengar oleh pemeriksa,maka hasil pemeriksaan mungkin swabach nomal atau swabach memanjang. Untuk memastikan hal ini maka dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : penala digetarkan,ujung tangkai penala mula-mula ditekankan ke processus mastoideus pemeriksa sampai tidak terdengar lagi,kemudian ujung tungkai penala segera ditekankan ke proc. Mastoideus op. Bila dengungan (setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa) masih dapat didengar oleh op,hasil pemeriksaan ialah swabach memanjang. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan ialah swabach normal.

3. MENGUKUR TINGKAT KEBISINGAN SUARAa. Nyalakan sound level meter,b. Arahkan kesumber suara,misalnya kerumunan orang yang sedang bercakap-cakap dan knalpot sepeda motor,c. Lihatlah jarum petunjuk pada sound level meter,catatlah angkanya !