makalah embriologi, fisiologi, histologi, anatomi esofagus

Upload: dimasahadianto

Post on 09-Oct-2015

183 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

EMBRIOLOGI ESOFAGUSRongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral usus depan, di perbatasan dengan faring. Divertikulum ini atau berangsur-angsur terpisah dari bagian dorsal usus depan melalui sebuah pembatas, yang dikenal dengan septum esofagotrakealis. Dengan cara ini, usus depan terbagi menjadi bagian ventral, yaitu primordium pernapasan, dan bagian dorsal, yaitu esophagus.Pada mulanya esophagus tersebut pendek, tetapi karena jantung dan paru-paru bergerak turun, bagian ini memanjang dengan cepat. Lapisan otot, yang dibentuk oleh mesenkim di sekitarnya, bercorak serat lintang pada dua pertiga bagian atasnya dan dipersarafi oleh nervus vagus; lapisan otot sepertiga bawah adalah otot polos dan dipersarafi oleh pleksus splangnikus. Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

ANATOMI ESOFAGUSMerupakan tuba muskular dengan panjang 9- 10 inci ( 25 cm) dan diameter 1 inci (2,54 cm). Esofagus berasal dari area laringofaringeal melewati diagfragma (hiatus esofagus) pada area sekitar vetebreae thoraks 10 dan membuka kearah lambung.

Esofagus adalah saluran berotot yang lurus dan memanjang diantara faring dan lambung.Esofagus dijaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalh struktur berotot berbentuk seperti cincin jika tertutup mencegah lewatnya benda melalui saluran yang dijaganya. Sfingter dibagi menjadi dua yaitu sfingter faringoesofagus (atas) dan sfingter bawah adalah sfingter gastroesofagus. Sfingter farioesofagus menjaga pintu masuk esofagus agar tetap tertutup untuk mencegah masuknya udara ke esofagus dan lambung saat bernapas. Malahan udara akan diarahkan ke saluran pernapasan Batas oesofagus :Anterior : facia posterior lobus hepatis sinisterPosterior : crus sinistrum diafragma Perdarahan1/3 atas : arteri dan vena tyroidea inferior1/3 tengah : aorta thoracica dan vena azygos1/3 bawah : arteri dan vena gastrica sinistra PersarafanNervus vagus ( n. Gastrica anterior dan posterior)Pars thoracalis truncus symphaticusHISTOLOGI ESOFAGUSDinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :1.MukosaTerbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring bagian atas, dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam2.Sub MukosaMengandung sel-sel sekretoris yang menghasilkan mukus yang dapat mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.3.muskularisotot bagian esofagus, merupakan otot rangka. Sedangkan otot pada separuh bagian bawah merupakan otot polos, bagian yang diantaranya terdiri dari campuran antara otot rangka dan otot polos.

4.lapisan bagian luar (Serosa)Terdiri dari jaringan ikat yang jarang menghubungkan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan, tidak adanya serosa mengakibatkan penyebaran sel-sel tumor lebih cepat (bila ada kanker esofagus) dan kemungkinan bocor setelah operasi lebih besar.

Persarafan utama esofagus dilakukan oleh serabut-serabut simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom. Serabut-serabut parasimpatis dibawa oleh nervus vagus yang dianggap merupakan saraf motorik. Selain persarafan ekstrinsik tersebut, terdapat juga jala-jala longitudinal (Pleksus Allerbach) dan berperan untuk mengatur peristaltik esofagus normal.Distribusi darah esofagus mengikuti pola segmental, bagian atas disuplai oleh cabang-cabang arteria tiroide inferior dan subklavia. Bagian tengah disuplai oleh cabang-cabang segmental aorta dan artetia bronkiales, sedangkan bagian sub diafragmatika disuplai oleh arteria gastrika sinistra dan frenika inferior.

FISIOLOGI ESOFAGUSMenelan: refleks all-or-none yang terprogram secara sekuenstal.Motilitas faring dan esofagus : menelan atau deglatition keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut melalui esofagus ke dalam lambung.Menelan Bolus (bola makanan) secara sengaja di dorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula pusat menelan (refeks) mengaktifkan serangkaian otot.Menelan dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dihentikan.Ada 2 tahap dalam menelan :1. Tahap orofaring Berlangsung sekitar satu detik Perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan masuk ke esofagus Makanan harus dicegah untuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidun dan masuk ke trakea melalui aktivitas : Posisi lidah menekan langit-langit keras cegah makanan kembali ke mulut Uvula terangkat dan tersangkut dibagian belakang tenggorokan saluran hidung menutup cegah makanan masuk ke hidung Elevasi laring dan penutupan erat pita suara melintasi lubang laring, glotis cegah makanan masuk ke trakea Kontraksi otot-otot laring pita suara merapat erat satu sama lain pintu masuk glotis tertutup Bolus menyebabkan suatu lembaran kecil jaringan ikat, epiglotis, tertekan ke belakang menutup glotis cegah makanan ke saluran pernafasan laring dan trakea tertutup otot faring kontraksi mendorong bolus ke esofagusEsofagus: saluran berotot yang relatif lurus dan berjalan memanjang di antara faring dan lambunng (dijaga oleh sfingter).Sfingter: struktur berotot berbentuk seperti cincin yang jika ditutup, mencegah lewatnya bendamelalui saluran yang dijaga.Sfingter esofagus: atas: sfingter faringoesofagus bawah: sfingter gastroesofagusesogfagus terpajan ke tekanan intrapleura subatmosfer, terdapat gradien tekanan atmosfer dan esofagus.Apabila tidak ada sfingter faringoesofagus saluran pencernaan menerima banyak gas sendawa (eruction) berlebihan.

2. Tahap esofagus Pusat menelan memulai gelambang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus didepannya melewati esofsgus ke lambung.Peristaltik: kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Kemajuan gelombang tresebut dikontrol oleh pusat menelan, melalui persarafan vagus Sfingter gasttroesofagus tetap kontraksi saat menelan mempertahankan sawar antara esofagus dan lambung mengurangi kemungkinan refluk isi lambung yang asam ke esofagus Sfingter gastroesofagus melemas secara refleks saat gelombang peristaltik menapai bagian bawah esofagus bolus masuk ke lambung sfingter gastroesofagus kembali kontraksi Sekresi esofagus seluruhnya adalah mukusContoh Kasus : Apabila isi lambung mengalir kembali ke esofagus walaupun terdapat sfingter keasaman lambung mengiritasi esofagus rasa tidak nyaman di esofagus (heartburn)

Bolus dilepaskan dan digerakkan ke depanMeningkatkan sekresi air liurMenimbulkan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat dan diperatarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat pereganganGelombang peristaltik sekunder tidak melibatkan pusat menelan, dan orang tersebut tidak menyadarinyaMeregangkan esofagus dan memicu reseptor tekanan di dalam dinding lambungBolulus tertahanBolus berukuran besar/lengket tertelan tidak dapat terdorong ke lambung oleh gelombang peristaltik primer