makalah ekoteres faktor pembatas

27
Indrianita Wardhani ( ) Agus Setyo ( ) Gayut Widya P. ( ) Dia Qori Yaswinda ( ) Apakah pengertian faktor pembatas ? Faktor pembatas merupakan faktor-faktor alam yang berada pada atau melampaui titik minimum atau maksimum daya toleransi suatu organisme, faktor pembatas dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem (Soeraatmadja, 1987). Bagaimana hukum dan toleransi organisme, materi dan produktivitas? Hukum minimum Liebig Untuk dapat bertahan dan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting yang diperlakukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak. Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan keadaan. Di bawah keadaan- keadaan mantap bahan yang penting tersedia dalam jumlah paling dekat mendekati minimum yang diperlukan adalah merupakan pembatas. Hukum ini dikembangkan oleh Justus van Liebig.

Upload: indrianita-wardani

Post on 11-Feb-2015

87 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ekologi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Indrianita Wardhani ( )

Agus Setyo ( )

Gayut Widya P. ( )

Dia Qori Yaswinda ( )

Apakah pengertian faktor pembatas ?

Faktor pembatas merupakan  faktor-faktor alam yang berada pada atau

melampaui titik minimum atau maksimum daya toleransi suatu organisme, faktor

pembatas dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem

(Soeraatmadja, 1987).

Bagaimana hukum dan toleransi organisme, materi dan produktivitas?

Hukum minimum Liebig

Untuk dapat bertahan dan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme

harus memiliki bahan-bahan yang penting yang diperlakukan untuk pertumbuhan

dan berkembang biak. Keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan

keadaan. Di bawah keadaan-keadaan mantap bahan yang penting tersedia dalam

jumlah paling dekat mendekati minimum yang diperlukan adalah merupakan

pembatas. Hukum ini dikembangkan oleh Justus van Liebig.

Hukum Toleransi Shelford

“ Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang

merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu

terhadap kondisi faktor lingkungan”

Apabila organisme terdedah pada suatu kondisi faktor lingkungan yang

mendekati batas kisaran toleransinya, maka organisme tersebut akan mengalami

cekaman (stress). Fisiologis. Organisme berada dalam kondisi kritis. Contohnya,

hewan yang didedahkan pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi

Page 2: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

kritis Hipotermia dan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala 

Hipertemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah

maka hewan akan mati.

Dalam menentukan batas-batas kisaran toleransi suatu hewan tidaklah

mudah. Setiap organisme terdedah sekaligus pada sejumlah faktor lingkungan,

oleh adanya suatu interaksi faktor maka suatu faktor lingkungan dapat mengubah

efek faktor lingkungan lainnya. Misalnya suatu individu hewan akan merusak

efek suhu tinggi yang lebih keras apabila kelembaban udara yang relative rendah.

Dengan demikian hewan akan lebih tahan terhadap suhu tinggi apabila udara

kering dibanding dengan pada kondisi udara yang lembab.

Dalam laboratorium juga sangat sulit untuk menentukan batas-batas

kisaran toleransi hewan terhadap sesuatu faktor lingkungan. Penyebabnya ialah

sulit untuk menentukan secara tepat kapan hewan tersebut akan mati. Cara yang

biasa dilakukan ialah dengan memperhitungkan adanya variasi individual batas-

batas kisaran toleransi itu ditentukan atas dasar terjadinya kematian pada 50% dari

jumlah individu setelah dideadahkan pada suatu kondisi faktor lingkungan selama

rentang waktu tertentu. Untuk kondisi suhu, misalnya ditentukan LT50 – 24 jam

atau LT50 – 48 jam (LT= Lethal Temperatur). Untuk konsentrasi suatu zat dalam

lingkungan biasanya ditentukan dengan LC 50 – X jam ( LC= Lethal

Concentration; X dapat 24, 48, 72 atau 96 jam) dan untuk sesuatu dosis

ditentukan LD50 – X Jam.

Mengapa ada faktor pembatas dalam organisme?

Kisaran toleransi terhadap suatu faktor lingkungan tertentu pada berbagai

jenis hewan berbeda-beda. Ada hewan yang kisarannya lebar (euri) dan ada

hewan yang sempit (steno). Kisaran toleransi ditentukan secara herediter, namun

demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi (di

alam) atau aklimasi (di lab).

Page 3: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap

kondisi faktor lingkungan di habitat buatan yang baru. Aklimasiadalah usaha yang

dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor

lingkungan tertentu dalam laboratorium.

Konsep kisaran toleransi, faktor pembatas maupun preferendum

diterapkan di bidang-bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan

lain-lain. Hal ini dilakukan dengan harapan kinerja biologi hewan, pertumbuhan

dan reproduksi dapat maksimum dan untuk kondisi hewan yang merugikan

kondisi lingkungan biasanya dibuat yang sebaliknya.

Setiap hewan memiliki kisaran toleransi yang bervariasi, maka kehadiran

di suatu habitat sangat ditentukan oleh kondisi dari faktor lingkungan di tempat

tersebut. Kehadiran dan kinerja populasi hewan di suatu tempat menggambarkan

tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut. Oleh karena itu ada

istilah spesies indicator ekologi, baik kajian ekologi hewan maupun ekologi

tumbuhan. Species indikatoe ekologi adalah suatu species organisme yang

kehadirannya ataupun kelimpahannya dapat memberi petunjuk mengenai

bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko – kimia di suatu tempat.

Beberapa species hewan sebagai spcies indicator antara lain

adalah Capitella capitata(Polychaeta) sebagai indicator untuk pencemaran bahan

organic. Cacing Tubifex(Olygochaeta) dan lain-lain.

Apa saja kriteria species indicator?

Komunitas disebut juga Biocenuse, adalah beberapa jenis organisme yang

merupakan bagian dari suatu jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit.

Ekologis yang dimaksud adalah suatu satuan lingkungan hidup yang di dalamnya

terdapat bermacam macam makhluk hidup (tumbuhan dan hewan). Antar

sesamanya dan lingkungan sekitarnya membentuk hubungan timbal balik yang

saling mempengaruhi. Komunitas berupa hewan yang terdiri dari berbagai macam

Page 4: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

hewan, komunitas tumbuhan dalam satu ekosistem atau seluruh hewan dan

tumbuhan yang disebut komunitas biotic.

Komunitas suatu ekosistem tertentu mempunyai ciri-ciri tertentu. Salah

satu karakternya adalah keragaman jenis organisme penyusunnya. Keragaman

komunitas biasanya ditentukan dengan menghitung indeks keragaman.

Apa yang dimaksud dengan cekaman pada makhluk hidup?

Setiap makhluk hidup memerlukan kondisi lingkungan sesuai untuk

pertumbuhan dan perkembangannya dalam kehidupan. Pada kenyataanya, kondisi

lingkungan di mana makhluk hidup berada selalu mengalami perubahan.

Perubahan yang terjadi mungkin saja masih berada dalam area toleransi makhluk

hidup, namun seringkali perubahan lingkungan menyebabkan menurunnya

produktivitas bahkan kematian pada makhluk hidup. Hal ini menguatkan bahwa

setiap makhluk hidup memiliki faktor pembatas dan daya toleransi terhadap

lingkungan.

Bila kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga makhluk hidup tanggap

secara maksimal terhadap suatu faktor lingkungan maka makhluk hidup itu tidak

tercekam oleh faktor tersebut. Segala perubahan kondisi lingkungan yang

mengakibatkan tanggapan makhluk hidup menjadi lebih rendah dari pada

tanggapan optimum dapat dikatakan sebagai cekaman. Penelitian Seyle tentang

respon cekaman pada hewan sebagaimana dilaporkan oleh Salisbury (1995)

menyatakan, bahwa ketika makhluk hidup mulai mendapatkan faktor cekaman

kemungkinan reaksi yang terjadi terdiri atas empat tahapan, yaitu:

Tahap I, saat fungsi yang berkepentingan menyimpang dari biasanya maka

terjadi reaksi tanda bahaya.

Tahap II : saat organisme beradaptasi pada faktor cekaman dan fungsi

seringkali menuju keadaan normal (tapi mungkin tidak benar-benar

mencapainya) maka akan terjadi resistensi atau fase pemulihan.

Page 5: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Tahap III : jika faktor cekaman meningkat atau terus berlangsung dalam

waktu lama, maka akan terjadi kelelahan.

Tahap IV : saat fungsi sekali lagi sangat menyimpang dari normal, maka

akan terjadi kematian.

Setiap makhluk hidup dapat saja mengalami faktor cekaman, baik

dilingkungan aslinya maupun di lingkungan barunya. Menurut Salisbury (1995),

tanaman pada lapang paling produktif pun mengalami cekaman. Namun kita dapat

menciptakan lingkungan yang baik bagi tanaman agar hasilnya lebih banyak.

Demikian halnya pada hewan, berbagai upaya intervensi terhadap lingkungan atau

rekayasa genetic dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanannya terhadap

berbagai faktor cekaman.

A.      Cekaman abiotik

Cekaman Cahaya

Cahaya merupakan salah satu kunci penentu dalam proses metabolisme

dan fotosintesis tanaman. Cahaya dibutuhkan oleh tanaman mulai dari proses

perkecambahan biji sampai tanaman dewasa. Respon tanaman terhadap cahaya

berbeda-beda antara jenis satu dengan jenis lainnya. Ada tanaman yang tahan

(mampu tumbuh) dalam kondisi cahaya yang terbatas atau sering disebut tanaman

toleran dan ada tanaman yang tidak mampu tumbuh dalam kondisi cahaya terbatas

atau tanaman intoleran.

Kedua kondisi cahaya tersebut memberikan respon yang berbeda-beda

terhadap tanaman, baik secara anatomis maupun secara morfologis. Tanaman

yang tahan dalam kondisi cahaya terbatas secara umum mempunyai ciri

morfologis yaitu daun lebar dan tipis, sedangkan pada tanaman yang intoleran

akan mempunyai ciri morfologis daun kecil dan tebal.

Kekurangan cahaya pada tumbuhan berakibat pada terganggunya proses

metabolisme yang berimplikasi pada tereduksinya laju fotosintesis dan turunnya

Page 6: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

sintesis karbohidrat. Faktor  ini secara langsung mempengaruhi tingkat

produktivitas tumbuhan dan ekosistem. Hale dan Orcutt (1987) dalam Supijatno

(2003) berpendapat, bahwa adaptasi terhadap naungan dapat melalui 2 cara: (a)

meningkatkan luas daun sebagai upaya mengurangi penggunaan metabolit;

contohnya perluasan daun ini menggunakan metabolit yang dialokasikan untuk

pertumbuhan akar, (b) mengurangi jumlah cahaya yang ditransmisikan dan

direfleksikan. 

Cekaman air

Air merupakan komponen fisik yang sangat vital makhluk hidup. Lebih

dari 70% bobot segar tubuh makhluk hidup adalah air. Air memiliki fungsi

penting bagi tubuh organisme sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma,

senyawa pelarut mineral dan nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke

bagian sel lain, media terjadinya reaksi-reaksi metabolik, rektan pada sejumlah

reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat, penghasil hidrogen pada

proses fotosintesis tumbuhan, menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga

mekanik dalam pembesaran sel, mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti

membuka dan menutupnya stomata, membuka dan menutupnya bunga serta

melipatnya daun-daun tanaman tertentu, berperan dalam pembelahan dan

pemanjangan sel, bahan metabolisme dan produk akhir respirasi, serta digunakan

dalam proses respirasi (Noggle dan frizt, 1983 dalam Sinaga, 2007).

Menurut Sasli (2004), cekaman kekeringan pada tumbuhan dapat

disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu kekurangan suplai air di daerah perakaran

atau laju kehilangan air (evapotranspirasi) lebih besar dari absorbsi air meskipun

kadar air tanahnya cukup. Namun, cekaman air dapat saja terjadi dalam kondisi

air yang berlebihan sehingga dapat merugikan tumbuhan. Munns (2002) dalam

Sasli (2004) mengklasifikasikan, bahwa respon tumbuhan terhadap cekaman

kekeringan dalam menit terjadi penyusustan seketika laju pemanjangan daun dan

akar, dalam jam laju pemanjangan kembali normal tapi lebih rendah, dalam hari

laju mekarnya daun berkurang, dalam minggu jumlah pucuk lateral berkurang,

Page 7: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

dalam bulan mengubah saat pembungaan dan penyusutan produksi biji. Dan

ketika air dalam kondisi berlebihan, sel akan mengalami turgor berlebihan yang

pada akhirnya akan menyebabkan sel pecah dan organ tumbuhan menjadi

rusak/mati.

Sedangkan cekaman air pada hewan dapat mengakibatkan terjadinya

dehidrasi pada sel, sehingga metabolisme terhambat dan berujung pada kematian.

Proses adaptasi dapat dilakukan dengan memperbanyak konsumsi makanan yang

berair, mengurangi aktivitas yang membutuhkan metabolisme tinggi.

Cekaman suhu

Cekaman suhu terhadap makhluk hidup bersifat spesifik. Menurut

Salisbury (1995), tidak ada batas suhu terendah bagi kelangsungan hidup spora,

biji dan bahkan lumut kerak dan lumut daun tertentu pada kondisi kering. Batas

suhu terendah untuk bertahan hidup pada keadaan yang lebih normal sangat

tergantung pada spesies  dan sejauh mana jaringan telah diadaptasikan terhadap

embun es. Tumbuhan yang sedang tumbuh aktif sering dapat bertahan hidup

hanya pada beberapa derajat di bawah 0oC, sedangkan banyak yang dapat

bertahan pada sekita -. 40oC. Beberapa tumbuhan tinggi dapat tumbuh dan

berbunga di bawah  salju.

Parker (1963) dalam Salisbury (1995) mengemukakan, bahwa walaupun

produktivitas ekosistem dunia mungkin lebih dibatasi oleh air ketimbang oleh

faktor lain, suhu rendah mungkin faktor pembatas  terpenting bagi persebaran

tumbuhan. Tumbuhan mengalami penciutan pada saat pembekuan karena Kristal

es memasuki ruang udara di luar sel dan di dalam sel hidup dapat terjadi

pembekuan es secara alami. Selain itu, aktivitas enzim pada suhu rendah

terganggu sehingga terjadi ketidakseimbangan metabolisme dalam sel. Problem

yang sama dihadapi oleh hewan, sehingga pada suhu rendah banyak hewan yang

melakukan hibernasi.

Page 8: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Pada kondisi suhu tinggi yang ekstrem, enzim dapat mengalami denaturasi

dan pemutusan asam nukleat pada sebagian besar organisme. Sifat merusak pada

tumbuhan terutama pada fungsi fotosintesis yang tidak terjadi karena fotosistem

yang peka terhadap panas. Dengan demikian, faktor suhu sangat menentukan

penyebaran tumbuhan dan hewan dalam biosfer.

Cekaman Zat Hara dalam Tanah

Di dalam ekosistem, hubungan tanah, tumbuhan, hara dan air merupakan

bagian yang paling dinamis. Tanaman menyerap hara dan air dari dalam tanah

untuk dipengaruhi dalam proses-proses metabolisme dalam tubuhnya. Sebaliknya

tanaman memberikan masukan bahan organik melalui seresah yang tertimbun di

permukaan tanah berupa daun, ranting serta cabang yang rontok. Bagian akar

tanaman memberikan masukan bahan organik melalui akar-akar dan tudung akar

yang mati serta dari eksudasi akar.

Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan

oleh tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual

dapat dilihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala

kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang

terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada berbagai organ tumbuhan.

Gejala yang ditampakkan tanaman karena kurang suatu unsur hara dapat menjadi

petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Suatu tumbuhan

dikatakan kekurangan (defisiensi) unsur hara tertentu apabila pertumbuhan

terhambat yakni hanya mencapai 80% dari pertumbuhan maksimum walaupun

semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan. Defisiensi unsur hara

terjadi jika unsur hara ada tapi yang diperlukan tanaman tidak cukup untuk

kebutuhan. Fenomene lain yang akhir-akhir ini menjadi faktor pembatas

pertumbuhan pada tapak rusa yaitu kekurangan hara karena dalam areal

tumbuhnya unsur hara yang diperlukan tidak ada (malnutrisi). Permasalahan hara

Page 9: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

yang lebih komplek lagi adalah adanya kekacauan unsur hara (nutrient disorder).

Menurut Supijatno (2003), penyerapan hara yang efisien sangat ditentukan oleh

morfologi akar dan genotipe yang efisien umumnya mempunyai nisbah akar tajuk

yang besar.

B.      Cekaman biotik

Komponen biotik yang dapat menjadi cemakan bagi kehidupan makhluk

hidup dapat berupa herbivor, parasit/patogen, dan predator. McNaughton dan

Wolf (1998) mengemukakan, bahwa akibat yang ditimbulkan oleh herbivore pada

produktivitas primer sangat sedikit sekali diketahui. Bahkan hubungan antar

herbivore dan produktivitas primer bersih kemungkinan bersifat kompleks, di

mana konsumsi sering menstimulasi produktivitas tumbuhan sehingga meningkat

mencapai tingkat tertentu yang kemudian dapat menurun jika intensitasnya

optimum.  Namun demikian, herbivore yang berupa hewan-hewan kecil yang

bersifat hama seperti serangga dapat menjadi masalah besar bagi tumbuhan.

Aktivitas hama yang menyerang titik tumbuh terminal dapat menyebabkan

kematian tumbuhan. Banyak pohon mengembangkan alat pelindung terhadap

herbivora melalui produksi bahan kimia tertentu yang jika dikonsumsi oleh

herbivora memberi efek yang kurang baik bagi herbivora.

Organisme yang bersifat parasit dapat menjadi cekaman bagi tumbuhan

maupun hewan, oleh karena keberadaannya dapat mengambil alih secara dominan

hasil metabolisme tubuh yang dibutuhkan oleh inang. Tumbuhan atau hewan

dapat mengalami kekurangan nutrisi yang dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan. Pada kondisi yang lain, banyak parasit yang dapat menyebabkan

terjadinya penyakit pada organisme inang sehingga pada tahap tertentu dapat

menyebabkan kematian.

Tuntutan kebutuhan makanan sebagai sumber energi bagi kehidupan

menjadikan interaksi organisme menjadi sangat bervariasi. Bagi hewan yang

notabene bersifat heterotrof, mutlak memerlukan makanan dengan memakan

Page 10: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

organisme lain sebagai predator. Populasi predator yang berada di atas daya

reproduksi mangsa menyebabkan terjadinya penurunan populasi mangsa. Pada

tahap kritis, populasi organisme mangsa yang tidak dapat menghindar atau

melindungi diri pada akhirnya akan mati dan habis dalam ekosistem. Namun

demikian, interaksi predasi secara alami dalam ekosistem bersifat terkontrol, di

mana populasi predator dikontrol oleh propulasi mangsa dan sebaliknya populasi

mangsa dikontrol oleh populasi predator.

Guna meningkatkan ketahanan tumbuhan dan hewan terhadap faktor

cekaman lingkungan tertentu, saat ini telah banyak dikembangkan metode melalui

teknologi rekayasa genetik. Rekayasa genetik memungkinkan dilakukannya

pemilahan kebutuhan gen yang dapat mentolerir cekaman tertentu. Selain itu,

pada hewan juga telah dikembangkan melalui teknik vaksinasi untuk

meningkatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.

Apakah yang dimaksud dengan adaptasi?

Adaptasi adalah cara organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya

untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup,

sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau

kelangkaan jenis. Banyak factor lingkungan yang menyebabkan terjadinya

adaptasi pada organism seperti cahaya, suhu, kelembaban, salinitas, pH dan lain-

lain (Odum, 1993).

Apa saja jenis-jenis adaptasi organisme?

1)  Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk tubuh. Struktur tubuh. atau

alat-alat tubuh organisme terhadap lingkungannya. Adaptasi morfologi lebih

mudah diamati karena perubahan terjadi pada struktur luar tubuh.

Page 11: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

2) Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh organisme

terhadap lingkungannya. Berikut ini contoh-contoh adaptasi fisiologis:

Adaptasi fisiologi pada manusia

a) Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak

jika dibandingkan dengan orang yang tinggal di pantai/dataran rendah.

b) Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung

orangkebanyakan.

c) Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine

(air seni).

Adaptasi fisiologi pada hewan

a) Kelenjar bau untuk menghindari musuh

b) Mimikri pada kadal untuk mengelabui mangsa

c) Autotomi pada cicak untuk menghindari musuh

Adaptasi fisiologi pada tumbuhan

a) Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga

yangberbau khas.

b) Tumbuhan tertentu menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat

pertumbuhan tumbuhan lain atau melindungi diri terhadap herbivora.

Misalnya semak azalea di Jepang menghasilkan bahan kimia beracun

sehingga rusa tidak memakan daunnya.

3) Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan

dalambentuk tingkah laku. Kamu dapat dengan mudah mengamati adaptasi ini.

Contoh adaptasitingkah laku adalah sebagai berikut:

- Adaptasi Tingkah Laku pada hewan

a) Pura-pura tidur atau jika ada musuh

Page 12: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

b) Migrasi ikan salem raja di Amerika Utara untuk mencari tempat yang

sesuai untuk bertelur.

- Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan.

a) Pada saat lingkungan dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk

suku jahe- jahean akan mematikan sebagian tubuhnya yang tumbuh di

permukaan tanah.

b) Pada musim kemarau. tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan

randu,menggugurkan daunnya.

Bagaimana karakteristik dari masing-masing ekosistem?

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat,

dan ekosistem buatan.

1. Akuatik (air)

Ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,

penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan

yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir

semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar

pada umumnya telah beradaptasi.

Ekosistem air laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi

dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya

tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan

suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang

panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut

daerah termoklin.

Page 13: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Ekosistem estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari

sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawagaram.

Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa

garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai

cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

Ekosistem pantai

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di

gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap

hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar

dan berdaun tebal.

Ekosistem sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai

dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan

gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi

sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan

seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.

Ekosistem terumbu karang

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi

ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan

organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro

organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti

siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan

karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki

pasir putih.

Ekosistem laut dalam

Page 14: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut

yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang

bersimbiosis dengan karang tertentu.

Ekosistem lamun

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan

berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat

perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka

mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang

efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan

rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga

mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat

hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan.

2. Terestrial (darat)

Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan

curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim

sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada

suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir,

kebakaran, atau aktivitas manusia.

Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya

adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak,

jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak

geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi

dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi

perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar

organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu

Page 15: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan

tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan)

dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi

hutan, harimau, dan burung hantu.

Sabana

Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60

inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.

Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat

sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan

mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.

Padang rumput

Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari

daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang

lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air)

tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan

terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya

antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, 

serangga, tikus dan ular.

Gurun

Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang

rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25

cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan

semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai

pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun

dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.

Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, 

kalajengking dan beberapa hewan nokturnal lain.

Page 16: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Hutan gugur

Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt

musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon

sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur

antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa

luwak).

Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah

tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga

merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan

sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara

lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi

ke selatan pada musim gugur.

Tundra

Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub

utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di

daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum,

liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada

umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Karst (batu gamping /gua)

Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di

wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri

yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untukpertanian, sensitif

terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang

rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori

mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek

biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

3. Ekosistem buatan

Page 17: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk

memenuhi kebutuhannya. Contoh dari ekosistem buatan adalah:

hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus

agroekosistem berupa sawah tadah hujan

sawah irigasi

perkebunan sawit

ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

ekosistem ruang angkasa dan bendungan (Campbell, 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Makalah Ekoteres Faktor Pembatas

Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta : Erlangga.

Odum, eugene,P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi, edisi ketiga, Yogyakarta ;

Universitas. Gajah Mada Press

Odum, howard, T. 1992. Ekologi sistem, Yogyakarta ; Universitas Gajah Mada

Press

Polunin, nicholas. 1997. Teori ekosistem dan penerapannya. Yogyakarta ;

Universitas Gajah Mada Press

Soeraatmadja.1987. Ilmu Lingkungan. ITB; Bandung.

Susatyo, ari. 2003. Petunjuk praktikum ekologi. Semarang ; IKIP PGRI