faktor pembatas, bentuk pertumbh, produktivitas

Upload: nofa-darmawan-putranto

Post on 02-Mar-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

faktor faktor

TRANSCRIPT

  • FAKTOR PEMBATAS KEHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN KARANG1. Suhu; perkembangan terumbu yang optimal terjadi pada perairan dengan rata-rata suhu tahunannya antara 23 25 C, dan dapat mentoleransi sampai 36 40 C.2. Kedalaman; Kebanyakan terumbu tumbuh pada kedalaman 25 m atau kurang. Terumbu karang tidak dapat berkembang di perairan dengan kedalaman lebih dari 50 70 m. hal ini berhubungan dengan kebutuhan karang (hermatipik) akan cahaya. Cahaya yang cukup harus tersedia agar proses fotosintesis oleh Zooxanthelllae dapat berlangsung dengan sempurna, agar ia memiliki kemampuan untuk menghasilkan kalsium karbonat membentuk terumbu.3. Salinitas; karang hermatipik adalah organisame lautan sejati dan tidak dapat ber- tahan hidup pada salinitas air laut yang normal (32-35 o/oo). Namun, terumbu karang dapat mentoleransi pada salinitas tinggi sampai 42 o/oo seperti yang diketemukan di Teluk Persia.4. Sedimen atau Pengendapan; terumbu karang tidak dapat bertahan hidup pada perairan yang mengalami pengendapan baik di dalam air maupun di atas karang. Perairan yang keruh, dekat sungai dapat menyebabkan terumbu mati,karena umumnya sungai-sungai berpotensi memiliki laju pengendapan tinggi. Walupun ada bebarapa spesies yang dapat tahan terhadap laju pengendapan yg tinggi, yg biasanya ditemukan sebagai koloni yg terisolasi.5. Kecerahan; terumbu karang hanya dapat hidup dan berkembang pada perairan yang relatif jernih dan efektif hingga sampai ke kedalam 10 meter.

  • Bentuk Pertumbuhan Karang Dikenal beberapa macam bentuk umum pertumbuhan karang, diantaranya yaitu : Globose, Ramose, Branching, Digitate Plate, Compound Plate, Fragile Branching, Encrusting, Plate, Foliate, dan Mikcro Atoll. Bentuk-bentuk karang ini menurut beberapa peneliti dipengaruhi oleh faktor alam, terutama cahaya dan tekanan gelombang.

    Ada 3 faktor lingkungan yang mempengaruhi bentuk pertumbuhan karang, yaitu :1) Cahaya; semakin banyak cahaya, maka rasio luas permukaan dengan volume karang akan semakin turun. Kenaikan level cahaya akan merubah kelompok karang dari yang berbentuk Globase ke bentuk Piring (Plate).

    2) Hydrodinamis; tekanan hydrodinamis seperti gelombang dan arus akan memberikan pengaruh terhadap bentuk pertumbuhan karang. Ada kecenderungan bahwa semakin besar tekanan hydrodinamis, bentuk karang akan lebih mengarah ke bentuk encrusting. Peristiwa ini dapat dilihat dari perbandingan bentuk karang massive, Porites lutea, yang tumbuh di Pantura Jawa, seperti di perairan Jepara dengan yang berasal dari teluk Penyu, Cilacap. Karang yang tumbuh di perairan Cilacap cenderung berbentuk Encrusting, sedangkan di perairan Jepara berbentuk Globase.3) Sedimen; Sedimen selain dapat mempengaruhi pertumbuhan karang, juga dapat menentukan pertumbuhan karang. Ada kecenderungan bahwa karang yang tumbuh di perairan yang sedimentasinya tinggi berbentuk Foliate, Barnching, dan Ramose. Sedangkan di perairan yang jernih atau sedimentasinya rendah lebih banyak dihuni oleh karang yang berbentuk piring (plate dan digitate plate).

  • 4) Sub-areal Exposure; yang dimaksud di sini adalah daerah-daerah karang yang pada saat tertentu seperti ketika pasang surut rendah, airnya surut sekali, sehingga banyak diantara karang yang mencuat (muncul) ke permukaan air. Kondisi ini bisa berjam-jam tergantung lama waktu pasang. Karenanya banyak diantara karang yang tidak bisa bertahan lama pada kondisi semacam ini. Berkaitan dengan level Exposure, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi level Exposure semakin tinggi banyak jenis karang yang berbentuk Globase dan Encrusting. Di samping itu, satu tanda spesifik adanya sub-areal exposure adalah banyaknya karang yang berbentuk micro atoll. Berikut digambarkan tipe-tipe pertumbuhan karang berdasarkan tekanan lingkungan:

    123456789101 = Globase; 2 = Ramose; 3 = Branching; 4 = Digitate Plate; 5 = Compound Plate;6 = Fragile Branching; 7 = Encrusting; 8 = Plate; 9 = Foliate; 10= Micro Atoll

  • PRODUKTIVITAS PRIMER EKOSISTEM TERUMBU KARANG

    Ekosistem Terumbu Karang mempunyai produktivitas organik tinggi, mengapa ? Karena :

    - kemampuan terumbu untuk menahan nutrien dalam sistem, dan berperan sebagai kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Hal ini memungkinkan makanan berputar dalam sistem terumbu dan tidak hilang ke perairan lepas pantai yang lebih dalam. Hal ini juga berarti bahwa setiap plankton dari perairan lepas pantai (lautan terbuka) yang menerpa terumbu akan tetap di situ, seperti juga nutrien yang ikut terbawa olehnya.

    Sebagai contoh, daur yang dapat mencegah kehilangan nutrien ini adalah Zooxanthellae dalam jaringan karang. Setiap nutrien yang dihasilkan oleh karang (sebagai hasil metabolisme) dapat digunakan langsung oleh tumbuhan tanpa mengedarkannya lebih dahulu ke dalam perairan.

    - Berdasarkan beberapa penelitian, produktivitas primer ekosistem terumbu karang diperkirakan antara 1500 3500 gram C/m2/th, dan bahkan bisa mencapai di atas 10.000 gram C/m2/th. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan produktivitas di lautan terbuka di daerah tropik 18 50 gram C/m2/th, atau antara 50 100 gram C/m2/th.

  • Di samping Zooxanthellae yang hidup di Polyp Karang Hidup, ada beberapa tipe algae lainnya yang menyokong tingginya produktivitas primer (karbon C) di perairan terumbu karang, walau tidak sebesar yang dihasilkan oleh Zooxanthellae, yaitu :

    a) Algae filamen yang hidup di dalam karang hidupb) Encrusting dan Cacarious Algae yang tumbuh di substrat dasar perairan atau di atas permukaan karang atau pecahan karang yang telah mati.c) Zooxanthellae yang hidup di hewan lainnya, seperti sea anemon dan giant clams.d) Plantonik algae (fitoplankton)e) Tanaman dasar, meliputi makro algae dan lamun

    Beberapa komunitas tanaman yang menyumbang produktivitas primer :

    1) Makro algae dasar : 0,1 4 gram C/m2/hari2) Turf algae : 1 6 gram C/m2/hari3) Zooxanthellae (yg hidup: 0,6 gram C/m2/hari sembiose di hewan lain).4) Sand algae : 0,1 0,5 gram C/m2/hari5) Fitoplankton : 0,1 0,5 gram C/m2/hari6) Lamun (seagrass) : 1 7 gram C/m2/hari

  • PRODUKTIVITAS PERIKANAN EKOSISTEM TERUMBU

    Tingginya produktivitas primer di perairan terumbu karang memungkinkan perairan ini berfungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground, pengasuhan (nursery ground), dan tempat untuk mencari makan (feeding ground) dari kebanyakan ikan. Sehingga secara otomatis produktivitas sekunder atau produksi ikan, termasuk hewan-hewan laut lainnya seperti ikan, udang-udangan (lobster), octupus, kerang-kerangan (Ioyster) di daerah terumbu juga tinggi.

    Beberapa ikan karang & organisme lain yang hidup & sering dijumpai di terumbu :- Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)- Ikan kerapu bebek (Epinephelus lanceolatus)- Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)- Ikan kerapu Kembang (Epinephelus sp)- Ikan lodi merah (Plectropoma sp)- Ikan lodi kuning (Plectropoma sp)- Ikan lodi hitam (Plectropoma sp)- Lobster super I (ukuran 3 ons)- Lobster super II (ukuran 2 - < 3 ons)- Udang barong (spiny lobster)

  • Berbagai organisme yang membentuk sistem terumbu adalah :- Kelompok besar yaitu beraneka ragam jenis ikan- Alga koralin (biasanya jenis alga hijau genus Halimeda)- Berbagai tiram raksasa (kimah), (Tridacna, Hippopus)- Ekinodermata : bulu babi, teripang, bintang laut, lili laut (krinoid) - Berbagai krustacea dan cacing polichaeta terdapat dalam jumlah besar- Berbagai genus bivalvia (kerang)- Penyu- Rumput laut seperti Euchema, Gracillaria, Caulerpa, dan Codium- Berbagai jenis bakteri juga banyak terdapat di terumbu dan bertanggung jawab atas penguraian dan kecepatan siklus bahan organik.

    Terumbu Karang kaya akan keragaman spesies penghuninya. Salah satu penyebab tingginya keragaman spesies ini adalah krn variasi habitat yang terdapat di terumbu.

    Ikan merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak yang dapat dijumpai di sebuah terumbu karang. Banyak dari karnivora ini tidak mengkhususkan makanannya pada suatu sumber makanan tertentu, tapi sebaliknya mengambil apa saja yang berguna bagi mereka. Terumbu karang menempati areal yang cukup luas dan terdiri dari asosiasi yang kompleks yang mempunyai sejumlah tipe habitat yang berbeda-beda, dan semuanya berada dalam sistem yang sama. Namun kesemuanya terjalin dalam hubungan fungsional yang harmonis. Disamping itu, terumbu karang dapat melindungi komponen ekosistem pesisir dan laut lainnya dari tekanan gelombang dan badai.