makalah e-business system
DESCRIPTION
makalah e-business system merupakan resume chapter 7 dari buku managing information technology ed.7TRANSCRIPT
E-BUSINESS SYSTEMS
Oleh : Kelompok 3
Farida Ariyani 041414253007 Refivia Audie Calcarina 041414253013
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2015
1
E-business systems adalah aplikasi yang dirancang untuk memperluas cakupan organisasi, melewati batas organisasi sehingga dapat menjangkau pelanggan, pemasok dan rekan bisnis lainnya. E-business systems memungkinkan pengiriman transaksi bisnis atau informasi terkait lainnya antara pembeli dan penjual secara elektronik.
Perusahaan yang mengintegrasikan jaringan bisnis online dan off-line sebagai bagian strategi multichannel disebut perusahaan bricks-and-clicks atau click-and-mortar.
Perkembangan commercial web browser pertengahan tahun 1990an menyebabkan banyaknya pengembangan web sites untuk e-business. Manfaat yang akan diperoleh jika melakukan bisnis via internet misal biaya masuk yang murah, kecepatan pengiriman dokumen, kemampuan komunikasi multimedia serta semakin banyak rekan bisnis dan pelanggan yang dapat dicapai melalui internet, juga mendorong pertumbuhan e-business systems.
BRIEF HISTORY OF THE INTERNET Internet awalnya digunakan oleh organisasi pemerintah AS dan sekelompok
perusahaan R&D di AS. Web browser komersial pertama yaitu Netscape Navigator yang dirilis tahun 1994 sebagai produk gratis mempercepat penyebaran penggunaan web nagivation yang kemudian diikuti oleh Microsoft Internet Explorer browser, meningkatkan peluang bisnis terhubung ke internet dimanapun serta mencapai pelanggan dan pemasok secara online. Web (World wide web) adalah bagian dari internet, dengan kemampuan multimedia. Tidak ada satu organisasipun yang memiliki internet. Tiap organisasi atau pengguna harus membayar software dan hardware (untuk client dan server) serta akses jaringan. Teknologi web awalnya dibuat untuk bertukar dokumen.
E-Business Technologies
Awalnya bisnis hanya memiliki alat untuk menciptakan ‘tampilan web’. Dokumen teks dengan hyperlink dimuat dalam web server untuk berkomunikasi dengan berbagai stakeholder. Lalu dikembangkan teknologi web untuk mendukung interaktivitas dengan pengguna, diikuti dengan desain menarik pengunjung.
Penerapan cara yang aman untuk mengirimkan transaksi dan standar pemrosesan kartu kredit meningkatkan pengembangan web site dengan kemampuan penjualan. Bank, dua pemain utama kartu kredit (Visa dan mastercard) serta pemain utama di industri (Microsoft dan Netscape) mengembangkan standar baru untuk mendukung transaksi business to consumer (B2C) melalui web dan Secure Electronic Transaction (SET) versi pertama diperkenalkan pada Juni 1997.
Penerapan kemampuan tanda tangan digital juga mendorong transaksi business to business yang aman via internet tahun 2000. Istilah web portal muncul yaitu situs yang dirancang untuk menjadi titik akses awal atau gateway ke web site lainnya.
2
Internet portal saat ini tidak hanya mencakup mesin pencari tetapi juga berita, harga saham dan sumber informasi lain dan hiburan. Banyak bisnis juga memiliki portal yang dirancang bagi karyawan untuk memberikan akses terhadap web melalui intranet perusahaan, yang memfasilitasi pengumpulan data karyawan untuk sistem penggajian dan personalia.
Beberapa bisnis juga menetapkan portal bagi rekan bisnis, yang diakses menggunakan URL terpisah dari web site perusahaan, untuk memberikan akses terhadap informasi tertentu (disebut extranet). Bersama dengan pengenalan web site publik dan extranet, perusahaan juga perlu menyediakan jaringan online layanan pelanggan dan memastikan kehandalan dan keamanan web site hosting.
Internet : jaringan yang meliputi seluruh dunia, sehingga dapat diakses oleh publik, yang menggunakan TCP/IP protocol
Intranet : jaringan privat yang beroperasi dalam sebuah organisasi dan menerapkan TCP/IP protocol untuk menyediakan informasi, aplikasi dan alat lain yang digunakan oleh karyawan organisasi
Extranet : bagian dari intranet privat perusahaan yang dapat diakses via internet oleh organisasi yang telah disetujui misal pelanggan atau pemasok.
Web browser juga terus meningkatkan fungsinya dan kemudahan penggunaan telah menjadi standard interface untuk mengakses tidak hanya teks dan gambar melainkan multimedia (suara, gambar bergerak, video) dan tidak perlu melatih pengguna secara khusus. Batasan terhadap pertumbuhan aplikasi B2C adalah kapasitas ‘pipa saluran’ yang diakses pengguna untuk jenis file dan media yang berbeda. Peningkatan penggunaan broadband internet menyebabkan perusahaan mengubah isi web sitenya karena memungkinkan ‘pipa saluran’ komunikasi yang lebih besar dan download yang lebih cepat.
Meningkatnya penggunaan smartphone dengan koneksi wireless telah mendorong perkembangan aplikasi e-business yang dirancang untuk smartphone yang disebut m-commerce. Perusahaan memanfaatkan perkembangan ini dengan menyesuaikan isi yang ditampilkan pada pelanggan berdasarkan lokasi geografis dan data demografis.
Standar teknologi untuk B2B e-business adalah XML (eXtensible Markup Language), bahasa yang memfasilitasi pengiriman elemen data bisnis berkat kemampuan menambahkan yang tepat. Sebelum komersialisasi internet, sebagian besar yang termasuk Fortune 1000 telah menerapkan aplikasi electronic data interchange (EDI) menggunakan jaringan telekomunikasi privat dari leased line atau value-added network (VAN) yang disediakan pihak ketiga. XML memungkinkan EDI yang lebih fleksibel dan murah karena memanfaatkan internet sebagai jaringan komunikasi publik. Kurangnya keamanan online merupakan satu batasan terbesar penyebaran sistem e-business berbasis internet.
3
Legal and Regulatory Environment
Beberapa isu terkait e-business adalah bagaimana pengenaan pajak penjualan produk dan jasa yang dijual dengan web site; perlindungan data konsumen yang diperoleh dengan web site. Banyak pihak mempertimbangkan perlunya kesepakatan internasional mengenai hal ini namun terhambat oleh perbedaan kebijakan masing-masing negara terkait hak individu dan perlindungan intellectual property.
STRATEGIC E-BUSINESS OPPORTUNITIES (AND THREATS) Kerangka untuk menilai peluang dan ancaman bagi suatu perusahaan adalah
competitive forces model yang disampaikan Michael E. Porter dimana terdapat 5 competitive forces yaitu pemasok, pelanggan, masuknya pendatang baru, produk pengganti dan pesaing. Porter menggunakan model ini untuk memprediksi peluang dan ancaman industri dari perspektif perusahaan brick-and-mortar tradisional. Tiga peluang utama e-business bagi perusahaan tradisional yaitu:
1. Pembelian pasokan melalui internet dapat meningkatkan kekuatan perusahaan atas pemasoknya
2. Ukuran pasar potensial akan meningkat (karena internet menjangkau nasional dan global)
3. Jaringan distribusi antara perusahaan tradisional dan pelanggan dapat dihapus
Perantara antara produsen dan konsumen dapat dihapus. Misal maskapai
penerbangan sebelumnya bergantung pada agen travel untuk menjual dan mencetak tiket namun kini maskapai dapat menghapus perantara dengan menjual tiket secara langsung pada pelanggan melalui web dan menghemat biaya transaksi yang dibayar ke agen travel.
Porter juga menyebutkan ancaman bagi e-business dibanding perusahaan tradisional.
1. Semakin ketatnya persaingan berdasarkan harga karena internet membuat penawaran produk lebih sulit.
2. Perluasan pasar geografis menyebabkan peningkatan jumlah pesaing
4
3. Internet mengurangi atau menghapus hambatan tradisional seperti perlunya tenaga penjualan
4. Pelanggan memiliki lebih banyak daya tawar karena mereka dapat melihat harga produk yang sama atau serupa dari web site dan dapat dengan mudah beralih ke pesaing
Ancaman (1) dan (4) menunjukkan bahwa perusahaan lebih sulit untuk bersaing berdasarkan diferensiasi produk misal kualitas, layanan pelanggan atau manfaat yang dirasakan konsumen karena informasi tsb tersedia di internet.
Keunggulan bersaing karena menjadi yang pertama (first mover) juga mulai dipertanyakan. Menjadi yang pertama tidak menjadi jaminan akan dapat bertahan misal Netscape, commercial browser pertama kehilangan keuntungan menjadi yang pertama karena munculnya Internet Explorer. Oleh karena itu, menjadi yang pertama dengan pendekatan yang tepat sangat penting.
Inovasi web site terbaru disebut kemampuan web 2.0, mencakup software jejaring sosial untuk berbagi informasi antar pengguna web dan komunitas virtual. Bisnis juga memanfaatkan media sosial (facebook, youtube) sebagai jaringan pelanggan baru.
B2B APPLICATIONS Sebelum ada internet, banyak perusahaan besar memiliki sistem EDI untuk
mengirimkan dokumen secara elektronik dengan jaringan privat. Hampir 10 tahun bagi perusahaan besar tsb untuk mengandalkan internet sebagai jaringan komunikasi yang aman. Penerapan B2B menggunakan internet sama dengan yang sebelumnya dicapai oleh perusahaan besar dengan EDI. Penerapan B2B melalui internet dapat:
Mengurangi siklus waktu untuk melakukan bisnis dengan pemasok dan pelanggan
Mengurangi biaya untuk melakukan bisnis dengan penanganan transaksi otomatis dan menghapus penggunaan dokumen kertas
Meningkatan koordinasi dengan rekan bisnis Transaksi utama B2B adalah pembelian produk dari pemasok, memeuhi pesanan
dari pelanggan dan pelacakan pesanan secara online. Contoh perusahaan yang menyediakan software pembelian dan layanan bagi pelanggan adalah FreeMarkets dimana ia menyelenggarakan lelang online dimana pemasok dapat memberi penawaran harga bagi kliennya. Biasanya produk yang digunakan sebagai input proses produksi memiliki spesifikasi kompleks sehingga FreeMarkets juga menyediakan ahli untuk membantu manajer pembelian perusahaan klien untuk menyusun persyaratan pengajuan penawaran. Selama lelang, pemasok dapat melihat harga tawaran dari pemasok.
Contoh lain adalah Alibaba, perantara B2B perdagangan global serta domestik di China, yang berfokus pada pemasok dan pelanggan kecil. Pesaing juga berusaha untuk bekerja sama dalam mengembangkan jual beli online. Misal Covisint dibentuk oleh
5
produsen mobil terbesar di AS sebagai pertukaran online untuk lelang, sourcing dan kolaborasi lain.
Figure 7.7 menggambarkan jika hanya ada sedikit pembeli dalam satu industri, pembeli akan memiliki daya tawar tinggi sehingga produsen mobil cenderung berinvestasi untuk membangun bursa produsen mobil dibanding membayar perantara independen yang memberikan layanan online bagi perusahaannya.
Jika hanya ada sedikit penjual, penjual cenderung lebih banyak mengandalkan
kekuatan bersaingnya sebagai seorang pemasok dibanding membayar perantara untuk memberi layanan online. Jika pembeli dan penjual sama banyaknya, perusahaan yang berperan sebagai perantara online cenderung memiliki bisnis yang berkelanjutan. Pembelian secara online komoditas MRO (materials, repair and operations) dapat menghemat cukup besar bagi klien meskipun produk komoditas memiliki profit margin sangat kecil.
Misal tim pembelian Nestle wilayah Amerika Utara memastikan bahwa solusi sourcing online dapat menghasilkan lebih banyak penghematan biaya dibanding off-line sourcing. Tim pertama aan berfokus pada pembelian bahan baku dan kemasan menggunakan lelang online, yang memerlukan perubahan proses sourcing. Setelah merasakan manfaatnya, ia memperluas online sourcing untuk produk MRO dan layanan tambahan.
Manfaat lain dari sistem B2B melalui internet adalah peningkatan berbagi informasi dengan pemasok dan pelanggan mengenai transaksi supply-chain melalui
6
internet. Banyak aplikasi supply chain dirancang untuk mempengaruhi investasi sistem perusahaan sebelumnya misal inisiatif melakukan e-sourcing Nestle AS dipengaruhi oleh penerapan sistem ERP global yang dibangun oleh kantor pusat Nestle di Switzerland.
Perusahaan lain menggunakan database terpusat dengan informasi produk dan persediaan untuk mengembangkan aplikasi B2B bagi vendor managed inventory (VMI) partnership dimana klien mempercayakan manajemen persediaan pada pemasok. VMI partnership bergantung pada ketepatan waktu penyampaian informasi penjualan secara elektronik dengan pemasoknya. Rendahnya biaya komunikasi B2B melalui internet menyebabkan aplikasi B2B dapat digunakan bagi perusahaan kecil dan menengah.
Perkembangan aplikasi e-business juga meningkatkan kebutuhan auditor dengan keterampilan baru yaitu mampu mengaudit sistem dan memahami teknologi e-business.
B2C APPLICATIONS Pertumbuhan B2C e-business bergantung pada jumlah calon konsumen yang
memiliki akses internet. Jumlah pengguna internet di dunia terus-menerus mengalami pertumbuhan. Selain melakukan pembelian secara online, konsumen menggunakan web untuk mencari ide hadiah dan membandingkan harga. Berikut beberapa manfaat aplikasi B2C bagi penjual.
Akses terhadap pelanggan 24 jam dalam 7 hari Biaya yang lebih murah dari jaringan online Peluang pemasaran multimedia Cara baru untuk meneliti pasar potensial Cara baru mendistribusikan (jika produk dalam bentuk digital) Menjangkau pembeli secara global.
Manfaat yang diperoleh penjual bergantung pada pasar dimana ia bersaing (dari segi industri dan negara), apakah perusahaan menjual secara langsung ke konsumen akhir (atau dari katalog atau toko ritel) serta karakteristik produk atau jasa. Contoh produk yang dapat dibentuk menjadi digital (misal musik dan film) dapat dihantarkan langsung ke konsumen menggunakan jaringan online.
Pasar internasional kini juga populer untuk melakukan penjualan B2C karena rendahnya biaya masuk dan jika nilai mata uang melemah. Berikut kita bahas bagaimana 6 perusahaan menggunakan internet untuk aplikasi B2C dimana :
2 dot-com retailer yang telah lebih unggul dibanding toko penjualan terbaik (Amazon.com, Netflix)
2 retailer katalog tradisional yang pertama menggunakan B2C dengan web site yang memungkinkan pengguna memesan produk yang sesuai dengan pembeli (Dell, Lands’ End)
7
2 retailer toko tradisional yang sukses mengintegrasikan toko dan sistem online untuk melayani pelanggan dengan pembelian berulang yang menggunakan keduanya (Staples, Tesco)
Two Dot-Com Retailers
1. Amazon.com
Amazon.com merupakan pelopor toko buku online sejak tahun 1995 dan ia dapat memanfaatkan keuntungan sebagai first mover dan memberi pengalaman belanja online yang ramah terhadap konsumen. Amazon merupakan ancaman bagi toko buku tradisional. Kesuksesan amazon menjual buku menyebabkan ia mempeluas pada produk konsumen lainnya (elektronik atau furniture outdoor). Ketika memperluas produk yang ditawarkan, Amazon juga berinvestasi pada fasilitas distribusi tambahan untuk menangani produk yang harus disimpan sendiri (misal elektronik).
Kini amazon menjadi department store online dan situs belanja online terpopuler di dunia. Amazon mematenkan metode ‘one-click’ untuk belanja online dan kemampuan personalisasi dengan memberikan rekomendasi pembelian berdasarkan histori pembelian dan pembelian yang sering dilakukan konsumen lain. Tahun 2001 Amazon menerima penghargaan dengan kepuasan konsumen paling besar.
Amazon terus melakukan inovasi misal dengan memperkenalkan e-book reader pertama (Kindle) pada tahun 2007 dan mensponsori produk sebagai buku teks di beberapa universitas. Sebagai respon diperkenalkannya iPad, Amazon menciptakan aplikasi e-reader yang dapat digunakan di OS Apple, Android dan Blackberry.
2. Netflix
Netflix didirikan tahun 1998 segera setelah format DVD menjadi standar baru untuk rental dan penjualan video. Perusahaan dimulai dengan menerapkan flat-rate bagi bisnis rental film online. Website berisi informasi film yang dilengkapi dengan gambar dan tulisan. Websiter dirancang untuk mudah digunakan namun dilengkapi kemampuan pencarian dan penyaringan canggih. Pelanggan mengisi daftar pesanan DVD yang disewa. Pelanggan dapat memilih dari beberapa rencana langganan bulanan bergantung pada jumlah film.
DVD dikirim melalui surat pada pelanggan dan video dikembalikan ke Netflix menggunakan amplop yang sebelumnya dikirim pada penyewa dan tidak dikenakan biaya tambahan. Pelanggan dapat membuat friend list dan memberikan movie rating yang dapat dilihat oleh anggota friend listnya karena Netflix melihat 60% pelanggan memilih film berdasarkan rekomendasi yang tercantum di web site. Anggota juga dapat menerima notifikasi via email jika ada video baru.
Dibanding beberapa dot-coms sejak 1990an, Netflix kurang memiliki modal ventura untuk mendukung perkembangannya namun ia diuntungkan karena menjadi perusahaan baru dalam ceruk rental film. Di Januari 2007, Netflix mulai meluncurkan
8
layanan distribusi film digital melalui internet menggunakan video streaming ke TV atau PC. Visi perusahaan adalah menghantarkan film baik yang baru maupun lama ke layar yang terkoneksi internet.
Two Traditional Catalog Retailers
Dell
Dell merupakan satu diantara industri PC yang menetapkan kemampuan konfigurasi PC berdasarkan konsumen. Dell membuat model berdasarkan pesanan dari jaringan ritelnya yang secara langsung berhadapan dengan pelanggan. Diperkenalkan pada Juli 1996, website Dell menggunakan aplikasi software dan tampilan layanan pelanggan untuk menciptakan web ‘self service’ dimana konsumen dapat membuat pesanan PC nya sendiri. Website mampu menunjukkan perbedaan harga jika konsumen memilih komponen yang berbeda dan menghitung total biaya. Pesanan PC dimasukkan melalui web site dan data pesanan diterjemahkan menjadi desain, komponen dipesan dan memperoleh sumber daya untuk memenuhi pesanan.
Di akhir 2002, Dell merupakan no.1 di pasar dekstop PC dan no.1 di retailer komputer online namun pertengahan 2006, Dell kehilangan posisinya karena dikalahkan Hewlett-Packard. Model supply chain yang sangat efisien dan pendekatan penjualan ritel tetap dilakukan tetapi pesaing mampu bersaing online serta melalui jaringan distribusi tradisional.
Januari 2007, Dell mengumumkan kerja sama dengan Walmart di Amerika Utara untuk mengembangkan jaringan penjualan lainnya. Ia menyadari bahwa model build-to-order merupakan kelemahan untuk bersaing dengan jaringan distribusi toko untuk menjual model PC murah ke konsumen individu. Tahun 2010, perusahaan menyatakan lebih berfokus pada penjualan terhadap konsumen bisnis serta menyediakan layanan bagi sektor kesehatan karena baru mengakuisisi Perot Systems.
DOT-COM INTERMEDIARIES Internet menyebabkan perantara antara perusahaan yang menghasilkan produk
dan pembeli tidak lagi ada. Produsen atau perusahaan jasa akan menerapkan strategi penjualan secara langsung ke konsumen contohnya pada agen travel yang menjadi perantara maskapai penerbangan untuk menjalankan pencetakan tiket dan layanan pelanggan.
E-business juga menimbulkan munculnya dot-com intermediaries. Satu isu yang dihadapi jenis perantara ini adalah sejauh mana transparansi informasi produk dan harga. Perantara yang sukses harus mampu menarik pengguna sehingga mereka mau membayar layanan unik yang diberikan pada pembeli. Model perantara yang sukses mencakup:
Lelang produk dimana pembeli dan atau penjual membayar upah karena perantara dapat menarik target.
9
Situs yang mengumpulkan informasi mengenai produk serupa dari berbagai penjual dimana pembeli dan atau penjual membayar upah untuk mengurangi biaya pencarian informasi atau biaya pemasaran.
Dot-com intermediaries dapat berperan sebagai portal yang membantu pengguna menemukan web site dan menawarkan layanan khusus misal pengguna memerlukan web site membantu menghubungkan mereka ke web site lain dimana mereka tidak mengetahui URL nya atau tidak mengetahui bahwa web site tsb ada.
Web site lain memberikan platform untuk mendukung komunitas online dimana individu, pekerja dan bisnis dapat berbagi informasi dan menciptakan jaringan virtual. Munculnya aplikasi ini (yang disebut web 2.0) telah melahirkan perusahaan dot-com yang memberikan layanan inovatif contohnya.
eBay, pelopor e-business C2C dimana ia memperoleh upah berdasarkan lelang dan penjualan. Kini eBay juga menjangkau banyak negara dan menjadi perantara B2C dan B2B.
Google, mesin pencari yang kini juga merambah ke bisnis terkait TI misal layanan pemetaan, operating system untuk mobile phone dan penyimpanan data untuk catatan kesehatan individu.
Facebook, jejaring sosial dot-com yang dikembangkan dari software yang semula digunakan untuk menghubungkan mahasiswa kini menjadi situs dengan milyaran pengguna di dunia.
SPECIAL ISSUE: WHAT MAKES A GOOD WEB SITE FOR CONSUMERS Desain web site merupakan faktor penting bagi pengalaman pengguna. Web site
merupakan wujud perusahaan. Selain operasi yang handal dan layanan pelanggan yang berkualitas, karakteristik fungsional dan keindahan web site juga merupakan faktor penting.
Kerangka untuk memikirkan desain web site dari segi perspektif human-computer interface yang dikembangkan oleh Rayport dan Jaworski dan disebut model 7C. 1. Context ; desain dan susunan web site, mencakup penampilan fungsional dan
keindahan 2. Content ; penggunaan teks, gambar, suara dan video yang sesuai dengan bisnis 3. Commerce ; kemampuan situs untuk melakukan transaksi komersial 4. Customization ; kemampuan situs untuk menyesuaikan dengan pengguna tertentu
atau kemampuan yang memungkinkan pengguna mempersonalisasikan situs sesuai preferensinya
5. Community ; cara situs memungkinkan keanggotaan dan berbagi hal menarik dengan pengguna lainnya
6. Communication ; ketersediaan komunikasi dari situs ke pengguna dan pengguna ke situs
7. Connection ; menghubungkan situs ke situs lain dengan jendela terpisah
10
Atribut kunci lain dari Web site yang baik terkait dengan karakteristik lingkungan operasi baik dari sisi klien dan web server- serta jaringan yang diakses. Masalah teknis yang harus diantisipasi adalah download yang tertunda, masalah pencarian dan kelemahan keamanan. Meningkatnya jaringan wireless dan perangkat genggam yang dapat mengakses internet menyebabkan pengembang mempertimbangkan tampilan web site yang baik tidak hanya di layar komputer tetapi juga perangkat yang lebih kecil seperti smartphone. Selain itu, juga harus mempertimbangkan perbedaan target dari segi bangsa dan budaya.
SPECIAL ISSUE: WHAT MAKES A GOOD B2C SOCIAL MEDIA PLATFORM Di awal timbulnya fenomena social media dot-com, fokusnya adalah jaringan
interpersonal, berbagi berita, foto dan informasi atau pengalaman pribadi serta mendukung komunikasi tepat waktu antar orang secara virtual. Bisnis berukuran besar dan kecil telah menggunakan media sosial sebagai jaringan baru untuk menarik pelanggan saat ini maupun calon pelanggan. Facebook dan twitter telah menjadi platform paling populer untuk berhubungan dengan pelanggan.
Web site perusahaan dihubungkan ke halaman media sosial. Beberapa perusahaan memiliki web site yang dijalankan oleh fans. Pesan yang dikirim ke situs facebook atau twitter harus dipantau oleh personel perusahaan dan isinya harus dijaga agar tetap terkini. Tombol like di facebook membantu pengguna mempromosikan produknya. Penggunaan media sosial merupakan perluasan dari model bisnis off-line. Starbucks dan Dell merupakan pelopor yang menggunakan komunitas online untuk menghasilkan ide produk dan inovasi layanan. Pengguna menyampaikan ide, mengomentari ide pengguna lain dan menelusuri respon perusahaan terhadap ide yang disampaikan pengguna.
Beberapa kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi situs media sosial juga penting dipertimbangkan bisnis yang menggunakan jejaring sosial.
Memberikan pengguna kendali atas pengaturan privasi sehingga mereka dapat mengendalikan siapa yang dapat melihat data pribadi
Transparansi bisnis Bisnis yang memilih untuk menggunakan konten gratis atau membayar pemilik
platform atas pemasaran pada pengguna perlu mempertimbangkan nilai dan ekspektasi anggota komunitas online. Perusahaan juga perlu mencari blog/ ungkapan pelanggan atau stakeholder yang tidak senang serta publikasi dari pihak yang sengaja menjelekkan image perusahaan.
11
Jurnal:
International Journal of Organizational Innovation Vol 5 Num 3 January 2013
THE URGENCY OF COMMUNICATION MEDIA (E-COMMERCE) IN INDONESIA'S
CREATIVE INDUSTRY AS AN EFFORT TO INCREASE INTERNATIONAL BUSINESS
COMPETITION: A CASE STUDY OF THE FASHION INDUSTRY
Yuliandre Darwis
The Communications Department
Faculty of Social and Political Sciences,
Andalas University, West Sumatra, Indonesia
Introduction
The creative industry, as an economic activity that truly reflects the potential and
productivity of local resources, plays an important role in creating added values
through the existence of creative products or services. There is no doubt that the
creative industry potential is currently highly promising, with its foreign exchange
contribution to the national economy. Indonesia's creative industry has become one of
the most successful and promising industries since 2002, (the Ministry of Commerce of
the Republic of Indonesia started to recognize the existence of this industry, resulting in
the mapping of its contribution to the economy since 2002). During the period 2009 -
2015, the annual contribution of the creative industry to export was predicted to reach
12 percent and provide jobs for 7% of the workforce (Ministry of Commerce, 2005).
However, apart from all this, the local creative industry still faces competition
constraints, specifically in respect of global market access. Information Technology
serving as the supporting factor in creating an effective business communication has not
been optimally utilized. This rests on the assumption that by means of information
technology, it may automatically create corporate competitive advantage in
international business.
One of the utilizations of information technology is the existence of e-commerce
being a form of technology implementation to increase competitive business
competition. With it, various corporate needs in relation to business communication
activities such as the transfer of information and resources may be satisfied. Indeed, the
subsequent impact is the capability of improving services to customers and increasing
12
corporate competitiveness. This vital thing becomes the benchmark of domestic
industries, specifically the industry creative, as we know that it has extraordinary
potential. If the local creative industry may optimally apply this form of technology, i.e.
e-commerce in carrying out its business strategies, certainly the competitiveness
challenge of the global industry may be addressed.
Electronic Commerce (e-commerce) greatly supports corporate improvement and
development that may provide feasibility for the management to process various
resources used. E-commerce supports the management in the marketing process in
order to achieve objectives, as ecommerce may alter the form of services from originally
one must come in person to the intended agency or by phone, but now the services
become online anytime and anywhere, making it easier to handle each transaction.
Literatur Review
The Roles of Information Technology in the Global Business World
One of the significant changes in Indonesia in terms of internet usage, everyone
can run their business via internet network, specifically the market place and trading.
For example, how we make payments online, sell and purchase airplane tickets and
particular events online, purchase computers, printers, books online and many more.
E-commerce facility in the internet is highly useful, particularly for
businesspersons whose business is export-based. Businesspersons no longer need to
bring sample goods to their clients abroad. For prospective buyers desiring to conduct
transactions, they may purchase the goods as sample goods via internet. If they feel
satisfied with the appearance of the goods, they may contact the e-commerce site.
Global business activities will bring in more people of diverse cultures, creating
relationships that may be established through face-to-face interactions or virtual
relationships via electronic devices. Technology will enhance the capability of everyone
around the world to stay connected. There is no limit to communication. Regardless of
the time and space that enable human beings to interact with others.
Information Technology (IT) is defined as a collection of technological
components commonly regulated in an information-system-based computer. Computer
is an effective tool to gather, manipulate, and distribute information. Information
Technology has become a necessity for personal and professional growth, is capable of
changing lives, and will continue to play a greater role in daily lives. Companies must
13
focus on their strategies and overcome the business pressures. Given the huge
competitive markets, organizations continue to find breakthroughs that will put them at
an advantage over their competitors. IT helps organizations in many things such as
strategic decisions, punctuality, and reliability. IT systems enable the management to
increase the speed of decision-making, swift implementation of strategies, which change
the relationship between customers and suppliers that may drastically increase
production and the rating market (Novie Wirawan Arief, 2011).
Information Technology involves the use of information to create products and
services. Information Technology includes the use of computer to transfer
interdepartmental information within a company and the use of internet to provide
information to customers.
Information Technology booming has become a great encouragement for business
persons. When computer technology and communication technology unites,
accompanied with seemingly lower costs, businesspersons acquire tools that may aid
them to compete with large companies.
Information Technology aids businesspersons to work in a fast and efficient
manner, provide attentive consumer services, increase sales and project a professional
image. Advancements in information technology have also created demands for new
products, and businesspersons have risen to face the challenge Boone and Kurtz, 2006).
Information Technology greatly helps human beings to identify and solve problems. The
main usage of information technology is helping to solve problems with high creativity
and to make human beings more effective in its utilization. A series of domestic and
foreign events also slows down the recovery of national economy, business certainty
and business climate erode, and business risks are increasingly higher. Eventually in
several years later, there will be increasing cases of company closures and bankruptcies
(Novie Wirawan Arief. 2011).
One of other technology-related services is e-business, also known as ecommerce,
which is the use of electronic communication to create or sell products and services. E-
business includes business transactions such as sale via internet or interactions
between a company and its suppliers via internet. In fact, many people use the term
information technology and ecommerce interchangeably (Jeff Madura. 2007).
14
E-Commerce Business Communication Media
Electronic commerce (EC) is a new concept that may be described as the process
of selling and purchasing goods or services on the World Wide Web or the sale &
purchase or exchange of products, services, and information through the information
network, including the internet. Thus, some perspectives may be defined as follows:
• From the communication perspective, EC is a delivery of information,
products/services, or payment through the phone line, computer network or by
other electronic means.
• From the business process perspective, EC is a technology application towards
automation of transactions and corporate workflow. A number of people regard the
term commerce as a transaction conducted amongst collaborating companies. Many
people prefer the term e-business, which refers to the broader definition of
ecommerce, not only selling and purchasing, but also serving customers and
collaborating with business partners, and implementing electronic transactions in
an organization.
According to Suyanto (2003), the benefits that may be obtained from ecommerce
for organizations are:
1. Expanding the market place to national and international markets
2. Reducing the costs of paper-based information production, processing, distribution,
storage and search
3. Enabling the reduction of inventory and overhead by simplifying the supply chain
and the "pull" type management
4. Reducing the time between capital outlay and receipt of products and services
5. Supporting reengineering process business efforts
6. Minimizing the internet telecommunication cost that is less expensive than that of
VAN
7. Faster access to information
As for the benefits perceived by companies, specifically in favor of customers, it
has been shown that e-commerce may give the following benefits:
1. Gaining new customers. The use of e-commerce allows companies to gain new
customers from either the domestic market or the foreign market.
2. Attracting customers to retain them. E-commerce may create customers loyal to
particular products / services.
15
3. Enhancing the quality of services. The existence of e-commerce allows companies to
enhance the quality of services by having more personalized interactions, thus
capable of providing information as desired by consumers.
4. Serving consumers with no time limit. Customers may conduct transactions and
utilize the services of a company without having to be bound by time limit.
Creative Industry
The creative industry is projected to become a dominant economic sector
following banking and processing industry. In resource-poor developed countries, the
creative industry is prioritized, even over banking activities. The creative industry is an
industry heavily relying on high creative power with a touch of innovation to create
new and quality products. Some of the small groups possessing skills and innovative
ideas became pioneers of the creative industry. The creative industry produces works
through ideas by creating added values through the works produced with a high level of
effectiveness and efficiency. Through quality, unique products, and approaches that are
more acceptable to consumers, these will boost increased revenues and the turnover of
national economy. In view of the fact that the creative industry is a reflection of small
and medium enterprises, which give real contribution to the regional economy, i.e. the
creation of jobs, decline in unemployment rate, and growth of the locals' economy
(.Eddy Soeryanto Soegoto. 2009).
Not only viewed from the economic perspective, the creative industry is also
capable of giving positive contribution to and have impact on several other aspects of
life, such as improved national image and identity, growing innovation and creativity of
national subjects, being an industry that uses renewable resources, and positive social
impacts. For the reasons above, the creative industry should appropriately become an
appealing industrial sector to be developed with a mature development concept
Indonesia Division (Ministry of Commerce of the Republic of Indonesia, 2008).
Discussion
Domestic Creative Industry and Business Competition
The creative industry has a fairly large potential and contribution, i.e. capable of
giving significant contributions in terms of GDP, workforce absorption, exports and the
number of companies involved. This creates the optimism that the creative industry
16
may be made into one of the strategic industries to address shortterm and medium-
term basic economic problems: 1) relatively low economic growth in the aftermath of
the crisis (averaging 4.5% per year); 2) high unemployment rate (9-10%), 3) high
poverty rate (16-17%), and 4) low competitiveness of industries in Indonesia Ministry
of Commerce, 2005).
Looking at such conditions, the motion of creative economy should appropriately
be developed and empowered. The support of various relevant entities, i.e. the
government and the society themselves may truly be optimized, particularly in
managing local resources and definitely with the support of clear infrastructure. As
previously mentioned, the industrial competition becomes one of the issues hitting the
national creative industry. The government has made efforts to design a foreign
promotion and commercialization service system in order to support competition in the
global arena. The objectives thereof are the creation of a clear mechanism for business
actors when promoting and selling their products (commercialization) abroad, as well
as better efficiency and effectiveness of the promotion and commercialization.
In the blueprint of policy on creative industry development, the National Ministry
of Commerce states that there are some competition commercialization activities in the
global market, inter alia: 1) Studying the strengths and weaknesses of the promotion
and commercialization system mechanism; 2) Designing a measureable and easily-
evaluated promotion and commercialization service system; 3) Socializing the
promotion and commercialization service system to business actors and the
government; 4) Evaluating continuous improvements to the designed promotion and
commercialization service system (Ministry of Commerce of the Republic of Indonesia
2008).
Here we may see that the global industry competitiveness has directly encouraged
the local industries to move and maximize the available potentials. Despite being
acknowledged as having great potentials, the local industries, particularly our creative
industry is judged as incapable of aggressively promoting the products created.
Improvement of the competition climate remains inseparable from the support and role
of the government, such as fostering and maintaining an open and efficient environment
in both the domestic market and the global market.
17
E-Commerce as Global Communication Business Support
Each company definitely expects successful business by gaining sales and profits
in significant amount. In this case, companies definitely need an effective pattern of
business communication in order to support their business strategies or expansions,
specifically for reaching the access to global market. Communication media becomes a
decisive tool in the successful sale of a product. E-commerce as a tool that may be used
in the business communication process has significant benefits to face the competitive
business world. One of the benefits is marketing a wide variety of products or services,
either physical or digital. In addition, no less important is the creation of a more
integrated communication process in which various parties related to companies such
as investors, consumers, and the government will take part.
Entrepreneurs with sizable investments (Small and Medium Enterprises) may
start up their business easier by accessing the internet to reach customers around the
world. Some Indonesian companies, for example, became members of ProNetLink to
promote their products in ecommerce services. E-Commerce in the sense of internet
business is how to use internet to establish a closer relationship with customers and
business partners.
Through the utilization of information technology, it may be seen as well that the
hindrance of distance and constraint is no longer an issue. In media, which in this
regard may be made into a form of support for the development of a more quality and
highly competitive creative industry? As stated in his book "The World is Flat",
Friedman says that information technology constitutes an important part as an
indicator that determines the operation of international business (Thomas L. Friedman.
2005). The concept of business is no longer restricted to local companies but also the
development of international network into the realized trade distribution.
Another opinion that also strengthen the importance of technology application, i.e.
in Manardo (2007) where via internet network, a new concept of consumer and market
unrestricted by space and time is created, consumers gain the ability to conduct
transactions transcending geography, time and space . The results are business
opportunities that create a very different consumer relationship. If we observe and
compare the patterns or strategies of the creative industry in several countries, the
utilization of information technology is truly formulated such that the channelization of
creative ideas is truly accommodated. Similarly, the technology is also used for building
18
an effective business network to expand the market capture. For example, the flooding
products made in China take the local market by storm; the key to success of the rapid
development of the Chinese industries is technology-based support. It is in line with the
research conducted by Nurrahim (2006), which states that companies applying global
strategies and using flexibility undertaken by their international network will increase
their competitive advantage. Likewise, the result of study conducted by Rosenbloom
(2003) states that “internet based e-commerce would replace all of people-centered
communication process”. This means that the efforts to be able to expand network, i.e.
the use of e-commerce into something crucial and worthy to be developed, specifically
our domestic creative industry.
Given the statement above, as well as looking at the euphoria of the fashion
industry both local and international, there is nothing wrong if we try to compare the
application of online business media already carried out by the fashion industry factors.
Christian Louboutin, for example, one of the fashion designers who, via his online site, is
able to demonstrate his position as the designer of shoes for world celebrities. Another
interesting point to make is that the site has a sense of humor that makes its visitors
stand viewing it for a long duration, thus it is no wonder that his online site is one of the
10 most visited websites in the world. (http://www.christianlouboutin.com/.
Furthermore, who does not know Alexander McQueen, a designer with unquestionable
works. Via internet media, he makes use of it by creating a truly informative website for
fashion lovers, and the website is also one of 10 most informative fashion websites.
(http://alexandermcqueen.com/)
If we observe and take a positive lesson from the examples above, surely it is not
impossible for domestic fashion industry to do the same. Indeed, several national
designers have also utilized online sites to exhibit their works. However, they must
relearn the strategies to attract more fashion lovers to visit their sites. Considering that,
the potential of human resources, more precisely our designers, is no less great than
that of foreign designers. Currently many of our young designers whose works have
gone international and have been able to compete in the global market, e.g. Ardista
Dwiasri or Carmanita whose works have adorned various worldrenowned magazines.
Thereby, marketing and branding strategies via online media should be an important
thing that must be prioritized.
19
Global Competitiveness of National Creative Industry
Given the increasingly mature internet and web technology, this will definitely
increase the corporate capability in respect of business communication and in respect
of information sharing, in addition thereto, there are also various valuable resources.
However, some of the local industries, particularly creative industry actors, have not
applied all of these maximally. National creative industry actors must be more mature
in relation to mastery of technology by remaining aware of the changing trends of such
technology.
The role and support of various parties are also greatly needed, academicians,
business actors, and of course the government in this regard may move in a synergic
manner to create the competitiveness and endurance of national economy.
Seeing also that based on the results of discussion on the creative industry
development through the World Bank's Focus Group Discussion, the obstacle still faced
by the creative industry is the low competition level. This emerges given the minimum
number of distribution channels and the use of technology.
Fashion Industry Potential
When observing the global market value for fashion, the portion of fashion design
is relatively small (0.05%) as compared to that of other sectors. From there, the
opportunity for domestic fashion industry may be seen. With the assumed growth rate
of 5%, then the global market value for fashion was predicted to be around 16.8% in
2006. According to the Minister of Commerce, Mari Elka Pangestu, the growth of
Indonesia's creative economy reached 7.3% in 2006, higher than the growth of national
economy of 5.6%. The amount of contribution to GDP reached IDR 46 trillion (constant
price), with the average percentage of creative industry contribution exceeding 44%.
The seven largest contributors are 1) fashion, with its contribution reaching 29.85%, 2)
Handicrafts, with its contribution reaching 18.38%, and 3) advertising, with
contribution reaching 18.38%, 4) TV and Radio, 5) Architecture, 6) Music and 7)
Publishing and Printing (Togar M. Simatupang).
Based on the potential of domestic fashion industry above, we may definitely
make use of the available global market opportunity, of the whole portion of fashion
market value, it just contributes 16.8% of the entire sector, then the opportunity for our
fashion industry to penetrate the global market remains wide open. If we compare the
20
existing contribution value of the fashion industry to GDP, i.e. 13.7 trillion (29.85%),
then if utilized and undertaken optimally, domestic fashion industry may be able to
dominate more than 80% of the global market. Indonesia's fashion industry is one of the
appealing industries. In addition, the booming factory outlets and distros in Indonesia
also indicate a subsector that has a strong foundation in Indonesia. They have quite
surprising revenues, some even capable of gaining US$75-100 thousand/month.
In consideration of the foregoing, the fashion subsector and the activities relevant
thereto, if they can be developed properly as a creative industrial subsector, they will be
able to demonstrate their potential in the global market. In particular, given the
increasing promotion and commercialization efforts by means of information
technology, such efforts will ease access to the global market significantly.
Thus, it is necessary to accommodate the facilities and infrastructure thereof, from
making explicit rules up to creating conducive situations for the subsector to develop. In
addition, the support of development is definitely followed by socialization to use
domestic products.
Conclution
E-Commerce and the activities relevant thereto via internet may become the
driving force to recover domestic economy by means of liberalization of domestic
services and accelerate integration with global production activities. Since e-Commerce
will integrate domestic trade with world trade, diverse forms of talks or negotiations
will not only be limited to the aspect of world trade but also how domestic policies on
supervision in a country, particularly the fields of telecommunications, financial
services, delivery and distribution.
Information technology in the form of e-commerce is a form of communication
media that plays a strategic role in supporting communication service and convenience
for all parties involved in business activities. The factor then determines whether an
industry is capable of demonstrating its competitiveness in the industry arena. The
national creative industry, particularly, the fashion industrial subsector as one of the
economic sectors, in this regard must also be able to make use of the vital moment of
globalization flow. With the utilization of existing local resources and with the support
of adequate utilization of technology, the creative industry is expected to be able to
demonstrate its existence and dominate the global market, so that the vision of "Quality
21
Indonesian nation with a creative image in the eyes of the world" may be realized in
accordance with the government program in the framework of 2025 creative economy
development.
22
Studi Kasus:
REKAYASA E-COMMERCE UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN JARINGAN
PEMASARAN
(Studi kasus pada Sentra IKM Perhiasan Perak Tempeh Lumajang)
Inggrid Nindia Aprila Palupi 1), Purnomo Budi Santoso 2), Mochamad Choiri 3)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Latar Belakang
Internet merupakan suatu cara untuk menggunakan web sebagai basis untuk
aplikasi bisnis yang lebih luas, yang memperluas cara perusahaan untuk berkomunikasi
dan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk saling berbagi informasi (Nugroho,
2006). Tujuan menggunakan media internet adalah agar dapat membantu dalam
memberikan pengenalan produk secara tepat yang tidak memandang ruang dan waktu.
Sentra IKM Perhiasan Perak Tempeh Lumajang merupakan salah satu sentra
unggulan di Kabupaten Lumajang yang bergerak di bidang produksi pengolahan perak
menjadi perhiasan yang jangkauan pemasarannya sudah mencapai pasar luar negeri
(ekspor). Namun, sampai saat ini, pemasaran yang dilakukan oleh sentra IKM Perhiasan
Perak Tempeh Lumajang adalah sebagian besar dengan mendatangi langsung
showroom kerajinan di Bali dan Yogyakarta untuk memberikan contoh produk dan
gambar produk. Jika masing-masing unit usaha mempunyai produk baru, maka mereka
harus pergi ke Bali atau Yogyakarta untuk memberikan sample produk baru mereka.
Dengan melakukan kegiatan tersebut, tidak dipungkiri akan menambah beban
biaya operasional dan juga memakan waktu yang cukup lama. Hal ini terjadi
dikarenakan mereka belum mengetahui tentang teknologi internet yang dapat
membantu dan memudahkan dalam proses pemasaran mereka.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu penelitian mengenai
perancangan sistem informasi manajemen pemasaran, yaitu dengan menggunakan
ecommerce yang dapat mendukung pemasaran dan pengenalan produk kepada
masyarakat di dalam maupun luar negeri. E-Commerce merupakan suatu proses jual
beli barang dan/atau jasa menggunakan web pada media internet (Shim, Qureshi,
Siegel, 2000). Adapun software yang digunakan adalah CMS (Content Management
System) Prestashop yang merupakan software e-commerce yang bersifatfree open
source yang dibuat dengan menggunakan PHP dan MySQL. Prestashop mempunyai
23
fitur-fitur yang cukup lengkap, mudah dipahami, sederhana, siap pakai, bisa diinstall
dengan mudah dalam web hosting, dan gratis (Pujohastomo, 2011).
Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk rancangan sistem database agar data dapat tersimpan dengan
baik?
2. Bagaimana model website e-commerce untuk mengembangkan jaringan pemasaran
produk perhiasan perak?
Pembahasan
Analisis Kelemahan Sistem Lama
Sistem informasi lama yang saat ini sudah ada di sentra IKM Perhiasan Perak
Tempeh Lumajang masih memiliki beberapa kelemahan.
Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem dilakukan untuk membantu menjabarkan kebutuhan
pengguna menjadi desain sistem yang baru yang kemudian akan dibuat menjadi suatu
program aplikasi. Tujuan utama dari tahap analisis adalah untuk memahami dan
mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem yang baru.
24
1. Analisis Kebutuhan Fungsional. Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang
berhubungan langsung dengan sebuah proses yang harus dilakukan oleh sistem
atau informasi yang harus ada di dalam sistem tersebut. Kebutuhan fungsional
sistem ini disajikan pada Tabel 2.
2. Analisis Kebutuhan Non-Fungsional. Kebutuhan non-fungsional merupakan
kebutuhan yang mengacu pada atribut perilaku yang harus dimiliki oleh sebuah
sistem yang meliputi kebutuhan operasional, kinerja, dan keamanan. Berikut ini
adalah kebutuhan nonfungsional dari sistem website e-commerce sentra IKM
Perhiasan Perak:
Operasional
Berikut ini adalah kebutuhan operasional dari website e-commerce:
25
Spesifikasi software yang digunakan dalam perancangan sistem
disajikan pada Tabel 3. Sedangkan Spesifikasi hardware yang digunakan
dalam perancangan sistem disajikan pada Tabel 4.
Kinerja
Berikut ini adalah kebutuhan kinerja dari website e-commerce: (a)
Sistem dapat diakses siapapun, dimanapun, dan kapanpun selama 24 jam
non-stop, karena menggunakan fasilitas internet. (b) Sistem mudah
dipahami oleh user karena menggunakan bantuan visual yang baik. Visual ini
dapat membantu user dalam pencarian, pemesanan, dan pembelian produk
perhiasan perak.
Keamanan
Keamanan data dalam database system diatur dengan menggunakan
password, sehingga hanya orang-orang tertentu yang mempunyai hak akses
terhadap data-data yang disimpan.
Desain Fisik
Pada pembuatan website e-commerce ini, pembuatan database dilakukan sebelum
penginstalan Prestashop. Pembuatan database ini adalah dengan menggunakan
software XAMPP.
Setelah membuat database, kemudian dilanjutkan dengan membuat user interface.
Pembuatan user interface pada prestashop ditujukan agar user dapat mengakses
website ecommerce dengan mudah. Pembuatan user interface website e-commerce
Sentra IKM Perhiasan Perak Tempeh Lumajang adalah sebagai berikut:
26
1. Halaman pengaturan kategori produk oleh admin. Pada halaman ini, admin dapat
menambahkan kategori produk yang akan ditampilkan pada website.
2. Halaman penambahan produk oleh admin. Pada halaman ini, admin dapat
menambahkan produk yang akan ditampilkan pada website.
3. Halaman pengaturan customer oleh admin. Pada halaman ini, admin dapat
mengetahui customer yang melakukan transaksi pembelian produk.
4. Halaman pengaturan order oleh admin. Pada halaman ini, admin dapat mengetahui
order dari customer
5. Halaman pemrosesan order oleh admin. Pada halaman ini, admin dapat melakukan
proses konfirmasi order produk dari customer.
6. Halaman customer. Halaman ini menunjukkan halaman awal dari website e-
commerce yang dapat diakses oleh customer. Halaman ini berisi tentang isi website
secara umum, yaitu gambar produk, deskripsi produk, dan informasi umum
perusahaan.
27
7. Halaman registrasi customer. Pada halaman ini, customer dapat melakukan
registrasi dengan mengisi biodata customer.
8. Halaman login customer. Pada halaman ini, customer melakukan login dengan
memasukkan alamat e-mail dan password.
9. Halaman menu pemilihan kategori produk. Pada halaman ini, customer dapat
melihat item produk berdasarkan kategori produk yang dipilih.
10. Halaman pemesanan produk. Pada halaman ini, customer dapat melakukan
pemesanan produk berdasarkan item produk yang dipilih
11. Halaman konfirmasi pemesanan produk. Setelah melakukan pemesanan produk per
item, customer dapat melakukan konfirmasi pemesanan keseluruhan produk pada
halaman ini
28
12. Halaman menu pemilihan pemasok produk. Halaman ini menunjukkan item produk
berdasarkan pemasok.
Sisi Pengguna Sistem
Dari sisi pengguna sistem, program yang dihasilkan harus mampu menyelesaikan
masalah yang ada dan sistem baru harus mudah dijalankan dan dipahami oleh
pengguna akhir. Pada pengujian tahap ini adalah akan dijelaskan tentang kelebihan
sistem baru dibandingkan dengan sistem lama. Tabel 5 berikut adalah hasil uji dari sisi
pengguna sistem.
29
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa website e-commerce yang dibuat telah
dapat memberikan kemudahan kepada user dalam mengakses informasi tentang
produk perhiasan perak secara cepat dan admin sebagai pengelola sistem. Dengan
adanya kelebihan yang terdapat pada sistem baru, diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan pengguna dan sistem baru dapat dijalankan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perancangan website e-commerce sentra
Perhiasan Perak Tempeh Lumajang, yaitu:
1. Dari hasil analisis dan perancangan sistem, telah dirancang suatu sistem database
yang digunakan untuk menyimpan data secara terorganisasi. Semua data yang
terkait dengan proses dalam website e-commerce dapat terdokumentasi dengan
baik dan terorganisir dalam sistem database.
2. Website e-commerce yang dibuat menyediakan informasi mengenai data sentra
IKM Perhiasan Perak Lumajang dan produknya dengan tujuan untuk
mengembangkan jaringan pemasaran produk perhiasan perak.