makalah dhf

45
1 MAKALAH SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI “GANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI PADA PENDERITA DHF” Ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Imun dan Hematologi Dosen Tutor : Sri Hartati , S.Kep., Ners.,M.Kep Tutor : 1 (Satu) Ketua : Annisa Bella Diena 220110120084 Notulen : Eva Fauziyah 220110120132 Scriber : Riris Purwita W. 220110120048 Lusi Sri Solihah 220110120012 Fauziah Dyan Ayu K.W. 2201101200 24 Septiani Puspa Dewi 220110120036 Agni Auliya F. 220110120072 Firda Halifah R. 220110120060 Entri Aprilia 220110120096 Nurul Azmi Nabilah 220110120108 Tantri Novianti 220110120120 Putri Septina 220110120144 Wita Lestari 220110120168

Upload: tritannovian

Post on 21-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

MAKALAH SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGIGANGGUAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI PADA PENDERITA DHFDitujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Imun dan Hematologi

Dosen Tutor: Sri Hartati , S.Kep., Ners.,M.KepTutor: 1 (Satu)Ketua: Annisa Bella Diena220110120084Notulen: Eva Fauziyah220110120132Scriber: Riris Purwita W.220110120048 Lusi Sri Solihah220110120012 Fauziah Dyan Ayu K.W.2201101200 24Septiani Puspa Dewi220110120036 Agni Auliya F.220110120072 Firda Halifah R.220110120060 Entri Aprilia220110120096 Nurul Azmi Nabilah220110120108 Tantri Novianti220110120120 Putri Septina220110120144 Wita Lestari220110120168

Fakultas Keperawatan Angkatan 2012Universitas Padjadjaran

MIND MAP

Pencegahan

Faktor yang MemengaruhiPrognosisPemeriksaan FisikPemeriksaan DiagnostikPenatalaksanaan, intervensi keperawatan dan kolaborasiDiagnosa keperawatanManfesPatomekanismeKondisi lingkungan, cara penularanEtiologiDHF/ DBDGangguan Imun Dewasa

A. Definisi Hipertensi 1. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengueterutama menyerang anakanak dengan ciriciri demam nggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan/syok dan kema an (DEPKES. RI, 1992).2. DHF (Dengue Haemoragic fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie Effendy, 1995).3. Demam berdarah(DB) adalahpenyakitdemam akut yang disebabkan olehvirusdengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genusAedes, misalnyaAedes aegyptiatau Aedes albopictus.Virus dengue merupakan virus dari genusFlavivirus, familiFlaviviridae.Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 jutakasus infeksi virus dengue di seluruh dunia. B. EtiologiVirus dengue tergolong dalam famili/suku/grup flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe. Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke-III, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953 1954.Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 700 C. Dengue merupakan serotipe yang paling banyak beredar.C. Profil Nyamuk Aedes1. AedesNyamuk aedes

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Insecta

Ordo:Diptera

Famili:Culicidae

Genus:Aedes

Spesies:A. aegypti,A. albopoctus

Nama binomial

Aedes aegypti,Aedes albopictus

Nyamuk Aedesmerupakan sejenisnyamukyang biasanya ditemui di kawasan tropis. Namanya diperoleh dari perkataanYunaniads, yang berarti "tidak menyenangkan", karena nyamukinimenyebarkan beberapa penyakit berbahaya sepertidemam berdarahdandemam kuning.Ae. Albopictus merupakan spesies yang sering ditemui diAsia. Kakinya berbelang hitam putih.Ae. aegyptijuga terkenal sebagai penyebar dengue dan demam kuning.Siklus hidup nyamuk aedes bermula dari telur hingga dewasa dan terjadi kira-kira satu minggu.Ciri-ciri nyamuk aedes Aedes biasa dikenal dengan belang hitam putih pada badan dan kakinya Aedes biasanya menggigit pada awal pagi dan waktu senja Aedes berkembang biak dalamairjernih yang ditampung, baik di dalam atau diluarrumah

Tempat pembiakan nyamuk aedes

3 Dalam Rumah Akuarium Vas Bunga Timba Bakmandi

Luar Rumah Tempurung kelapa Botol/gelas pecah yang mengandung air Saluran air hujan Pohon Pisang Parit yang tersekat

Nyamuk Ini Merupakan Vektor Penyebab PenyakitPenularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain dengan perantara nyamuk Aedes. Penyakit ini tidak akan menular tanpa ada gigitan nyamuk. Nyamuk pembawa virus dengue yang paling utama adalah jenis aedes aegypti, sedangkanaedes albopictus relatif jarang.Aedes aegypti umumnya berkembang biak di rumah penduduk, aedes albopictus lebih suka di cekungan dahan pohon yang menampung air. Makanya nyamuk jenis ini lebih sering ditemukan di kebun-kebun. Ditemukan hal yang ganjil, terdapat angka penderita cukup tinggi meskipun jumlah penduduknya jarang di daerah tertentu.Setelah ditelusuri, ternyata penyebabnya banyak nyamuk albopictus terdapat di kebun-kebun warga. Persamaannya, kedua jenis nyamuk ini sama-sama menyukai air bersih dan nyaris terdapat di seluruh Indonesia. Kecuali di daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan air laut.Nyamuk Aedes Aegypty mulanya berasal dari Mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, melalui kapal laut atau udara. Nyamuk hidup dengan baik di belahan dunia yang beriklim tropis dan subtropis seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika.Secara fisik bentuk nyamuk aedes adalah hitam putih pada kaki dan badannya, `pontianak' kecil berukuran lebih kurang limamilimeter. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan.Umur nyamuk betina berkisar antara 2 minggu sampai 3 bulan atau rata-rata 11/2 bulan dan tergantung suhu kelembaban udara sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan.Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang mempunyai sifat yang khas, menggigit pada waktu siang yaitu pada pagi dan sore hari, hinggap antara lain di gantungan baju, dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempayan, tempat minum burung dan barang-barang bekas yang dibuang sembarangan yang pada waktu hujan terisi air.Untuk berkembang biak, nyamuk dewasa bertelur di air, hari pertama langsung menjadi jentik sampai hari ke-4, lalu menjadi pupa (kepompong), kemudian akan meninggalkan rumah pupa-nya menjadi nyamuk dewasa.Hanya bertelur di tempat genangan air jernih dan tidak bersarang di air got dan semacamnya.Nyamuk aedes dapat berkembang di dalam air bersih yang menggenang lebih dari lima hari. Dapat berkembangbiak di air dengan volume minimal kira-kira 0.5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh saja. Siklus perkembangbiakan nyamuk berkisar antara 10-12 hari. Kemampuan terbangnya antara 40 hingga 100 m.Kajian ilmiah terkini mendapatkan bahwa nyamuk aedes dewasa yang bertelur akan menurunkan virusnya secara langsung kepada keturunannya. Apabila dewasa kelak, ia tidak perlu menggigit manusia yang ada terinfeksi virus untuk menjadi pembawa virus dengue.Masalah lain yang mengkawatirkan bahwa telur aedes dapat bertahan hingga enam bulan lamanya sekalipun berada di tempat yang kering dan bukannya di dalam air. Apabila telur tersebut terkena air dalam waktu tertentu, ia tetap akan membiak menjadi jentik-jentik.

Kemampuan Adaptasi Nyamuk Aedes Aegypti Dan Aedes Albopictus Dalam Berkembang Biak Berdasarkan Jenis AirHasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan adaptasi berkembang biak jenis Aedes aegypti sp. pada air hujan larva sebesar 13.12% dan pupa sebesar 16.66%, pada air sumur gali larva sebesar 16.54% dan pupa sebesar 33.32%, pada air selokan larva sebesar 35.35% dan pupa sebesar 23.66% dan kemampuan adaptasi berkembang biak jenis Aedes albopictus sp., pada air hujan larva sebesar 13.88% dan pupa sebesar 31.03%, pada air sumur gali larva sebesar 9.33% dan pupa sebesar 16.16% dan pada air selokan larva sebesar 43.28% dan pupa sebesar 21.44%. Penelitian ini menyarankan pada pemukiman yang berada di pinggir selokan dan memilki sumur gali di rumah sebaiknya dapat dilakukan pencegahan terlebih dahulu seperti menutup, menguras dan membersihkan air tersebut minimal satu kali dalam seminggu. Kata Kunci : Aedes aegypti, Aedes albopictus, air hujan, air sumur gali dan air selokan.a. Aedes aegyptiAedes aegypti

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:Animalia

Filum:Arthropoda

Kelas:Insecta

Ordo:Diptera

Famili:Culicidae

Genus:Aedes

Upagenus:Stegomyia

Spesies:Ae. aegypti

Nama binomial

Aedes aegypti(Linnaeus, 1762)

Aedes aegyptimerupakan jenis nyamuk yang dapat membawavirusdenguepenyebab penyakitdemam berdarah. Selaindengue,A. aegyptijuga merupakan pembawa virusdemam kuning(yellow fever) danchikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virusdengue,A.aegyptimerupakan pembawa utama (primaryvector) dan bersamaAedes albopictusmenciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakitdemam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakitdemam berdarah.Ciri morfologi NyamukAedes aegyptidewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.Perilaku dan siklus hidupAedes aegyptibersifatdiurnalatau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupanproteinyang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah.Demam berdarahkerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatankompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkanproboscisnya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.Di Indonesia, nyamukA. aegyptiumumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifaturban, bertolak belakang denganA. albopictusyang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvanareas).NyamukA. aegypti, seperti halnyaculicineslain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebutinstar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.TelurAedes aegyptitahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Pengendalian vektorCara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaranvektor.Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi. Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur. Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.Sebuah penelitian melepas Aedes aegypti yang terinfeksi bakteri lalat buah disebut Wolbachia. Bakteri membuat nyamuk kurang mampu membawa virus demam berdarah sehingga membatasi penularan demam berdarah jika meluas dalam populasi nyamuk. Pada prinsipnya Wolbachia dapat menyebar secepat nyamuk jantan yang terinfeksi menghasilkan keturunan dengan Wolbachia menginfeksi wanita.Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.b. Aedes albopictus

Aedes albopictus merupakan nyamuk yang dalam beberapa hal secara garis besar sangat mirip dengan Ae. aegypti.Ae. albopictus merupakan nyamuk asli daerah timur (Asia dan sekitarnya) yang menyebar ke daerah barat seperti Madagaskar dan pulau-pulau di Afrika Timur kecuali daratan benua Afrika sedangkan Ae. aegypti sebaliknya berasal dari benua Afrika yang menyebar ke Timur mendominasi daerah Asia Tenggara.2,3 Menurut Mac donald dalam penyebarannya Ae. albopictus di Asia Tenggara meliputi Pulau Kalimantan (+ Brunei Darusalam). Burma, Kamboja, Laos, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan pulau-pulau di seluruh Indonesia. Di luar daerah Asia Tenggara penyebarannya meliputi daerah oriental (India), Australia, daerah Somalia Perancis, pulau-pulau Bonin, Chagas dan Hawai, Jepang, Korea, Madagaskar, Pulau Mariana, Mauritus, Nepal, New Guinea dan Pulau Ryukyu. Pada letusan penyakit Demam Berdarah Degue, Ae. albopictus ikut berperan dalam penyebaran penyakit tersebut selain Ae. aegypti. Pada percobaan - percobaan telah dibuktikan bahwa Ae. albopictus merupakan vektor yang efektif bagi virus Degue. Di Indonesia tepatnya di daerah Bantul Jateng Ae. albopic- 1. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Badan Litbangkes 117 tus diduga merupakan vektor utama wabah DHF pada tahun 1976 (akhir) dan 1977 awal.5,6 Ae. albopictus juga telah dibuktikan dalam percobaan laboratorium dapat menularkan beberapa penyakitpenyakit seperti Dilofilaria immitis, Plasmodium lophurae, P. gallinaceum, P. fallax, dan beberapa virus penyebab Western dan Eastern Encephalitis, Chikunguya dan Japanese Betha Encephalitis. 1,7 Dalam beberapa penelitian laboratorium menunjukkan bahwa Ae. Albopictus mampu mengadakan perkawinan silang dengan Ae. aegypti dan menghasilkan generasi yang fertile.8 Di Indonesia penelitian terhadap Ae. Albopictus sebagai vektor penyakit belum dilakukan secara luas.Proses PenularanCara penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes yang mengigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang sehat. Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8 hingga 10 dan sore hari dari pukul 3 hingga 5.Nyamuk aedes aegypti lebih suka berkelana mencari mangsanya di siang hari dibanding nyamuk lain yang cenderung menyerang manusia pada malam hari. Setelah menggigit tubuh manusia sengan cepat perutnya menjadi buncit dipenuhi kira-kira dua hingga empat miligram darah atau sekitar 1.5 kali berat badannya.Berbeda dengan spesies sejenis lainnya, lazimnya sudah cukup puas menggigit satu mangsa pada periode setelah bertelur hingga akhir hidupnya, aedes mempunyai kebiasaan menggigit beberapa orang secara berganti-ganti dalam jangka waktu yang singkat.

Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagikeperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan hingga 100 butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi.Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang menagalami infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Diperlukan waktu sembilan hari oleh virus dengue untuk hidup dan membiak di dalam air liur nyamuk.Apabila nyamuk yang terjangkit menggigit manusia, ia akan memasukkan virus dengue yang berada di dalam air liurnya ke dalam sistem aliran darah manusia. Setelah empat hingga enam hari atau yang disebut sebagai periode inkubasi, penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi.Penularan mekanik juga dapat terjadi apabila nyamuk aedes betina sedang menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue diganggu, dan nyamuk itu segera akan menggigit orang lain pula. Hal ini menyebabkan virus yang terdapat di dalam belalai nyamuk tersebut akan masuk ke dalam peredaran darah orang kedua tanpa memerlukan masa inkubasi. Seekor nyamuk yang sudah terjangkit akan membawa virus itu di dalam badannya sampai berakhir kehidupannya.Pencegahan utamaSejak dulu tidak ada yang berubah dengan bionomik atau perilaku hidup nyamuk Aedes aegypti sehingga teknologi pemberantasannya pun dari dulu tidak berubah. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD peran masyarakat sangat besar, sehingga boleh dikatakan persentasenya lebih dari 90% dari keseluruhan upaya pemberantasan penyakit DBD. Dan upaya tersebut sangat berkaitan dengan faktor perilaku dan faktor lingkungan.Masyarakat juga dapat berperan dalam upaya pemberantasan vektor yang merupakan upaya paling penting untuk memutuskan rantai penularan dalam rangka mencegah dan memberantas penyakit DBD muncul di masa yang akan datang.Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut antara lain masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).PSN secara umum adalah melakukan gerakan 3M yaitu menguras bak air, menutup tempat yang mungkin menjadi sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya harus diulang setiap periode waktu tertentu.Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang bekas seperti ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan.Pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika upaya PSN dengan 3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-menerus berupa gerakan serentak, sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti.Berbagai gerakan yang pernah ada di masyarakat seperti Gerakan Disiplin Nasional (GDN), Gerakan Jumat Bersih (GJB), Adipura, Kota Sehat dan gerakan-gerakan lain serupa dapat dihidupkan kembali untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Keberhasilan Jenderal WC Gorgas memberantas nyamuk Aedes aegypti untuk memberantas demam kuning (Yellow Fever) lebih dari 100 tahun yang lalu di Kuba dapat kita ulangi di Indonesia. Teknologi yang digunakan oleh Jenderal Gorgas adalah gerakan PSN yang dilaksanakan serentak dan secara besar-besaran di seluruh negeri.Agar gerakan yang dilakukan oleh Jenderal Gorgas bisa dilakukan di Indonesia diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran struktur pemerintahan bersama-sama masyarakat dan swasta. Berbagai negara yang mempunyai masalah yang sama dengan Indonesia menggunakan berbagai macam pendekatan dalam melakukan PSN antara lain Singapura dan Malaysia menggunakan pendekatan hukum yaitu masyarakat yang rumahnya kedapatan ada jentik Aedes aegypti dihukum dengan membayar denda.Sri Lanka menggunakan gerakan Green Home Movement untuk tujuan yang sama yaitu menempelkan stiker hijau bagi rumah yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan termasuk bebas dari jentik Aedes aegypti dan menempelkan stiker hitam pada rumah yang tidak memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan.Bagi pemilik rumah yang ditempeli stiker hitam diberi peringatan 3 kali untuk membersihkan rumah dan lingkungannya dan jika tidak dilakukan maka orang tersebut dipanggil dan didenda.Dalam era otonomi dan desentralisasi saat ini Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengatur rumah tangganya sendiri dapat melakukan gerakan-gerakan inovatif seperti yang disebutkan di atas yang didukung dengan berbagai Peraturan Daerah.Sedangkan pencegahan dengan pengasapan sebenarnya hanya dengan cara ini saja kurang efektif. Pengasapan hanya dapat menghalau atau membunuh nyamuk betina dewasa tetapi tidak dapat membunuh larvanya. Pengasapan menggunakan insektisida Malathion 4 persen dicampur solar, hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa pada wilayah radius 100-200 meter di sekitarnya dan efektif hanya untuk satu-dua hari.Sementara, siklus pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu 10 hari. Sehingga tidak cukup dilakukan satu kali penyemprotan saja. Tetapi pengasapan yang dilakukan secara berulang-ulang bisa mengganggu keseimbangan ekologi, termasuk peningkatan kekebalan nyamuk tersebut. Para ahli lebih menekankan pembasmian nyamuk demam berdarah pada tingkat larva dibandingkan pembasmian nyamuk betina dewasa.Pencegahan alternatifUpaya pencegahan lain meskipun tidak terlalu efektif dibandingkan 3 M tetap harus diupayakan. Salah satunya dengan dapat juga melakukan upaya mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat gosok antinyamuk, tidur dengan kelambu, menyemprot rumah dengan obat nyamuk yang tersedia luas di pasaran. Hal sederhana lainnya yang dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat adalah menata gantungan baju dengan baik agar tidak menjadi tempat hinggap dan istirahat nyamuk Aedes aegypti.Pencegahan alternatif yang mulai dilakukan adalah penggunaan tanaman pengusir nyamuk. Meskipun belum terbukti secara ilmiah hal ini sudah banyak dilakukan masyarakat sejak lama. Beberapa tanaman tersebut di antaranya adalah zodia, geranium, lavender, dan serai wangi.Zodia lebih banyak ditanam di dalam pot, maka geranium lazim ditanam outdoor, meskipun cara penggunaannya sama, yakni dengan menggoyang-goyang helaian daun, atau tertiup oleh angin maupun kipas angin, lalu keluar bau wangi yang khas (agak langu). Bau tersebut berasal dari kandungan yang dimiliki geranium, yakni zat citronella.Tanaman geranium (Pelargonium citrosa) tumbuh merumpun, daunnya hijau, berbentuk menyerupai jangkar, tepi daun bergerigi dan batangnya banyak mengandung air. Tanaman geranium setidaknya memiliki tiga varian, yakni Citrosa mosquito fighter, Cirosa queen of lemon, dan Citrosa lady diana. Citrosa mosquito fighter dulunya cukup mudah ditemukan di kawasan sekitar Bandung dan Sukabumi. Tumbuh liar di seputar sawah dan digunakan oleh orang-orang kampung. Daunnya diambil lalu diselipkan di antara pakaian dalam almari. Khasiatnya mampu mengusir nyamuk dan ngengat, juga memberikan aroma khas.Sedangkan bunga lavender atau Lavandula angustifolia berwarna ungu kecil-kecil dan tampak menarik. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosok-gosok ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Perbanyakan tanaman lavender biasanya dengan menggunakan bijinya. Biji-biji yang tua dan sehat disemaikan. Bila sudah tumbuh, dipindahkan ke polybag. Ketika tingginya mencapai 15 - 20 cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau ditanam di halaman rumah.Tanaman lain adalah serai wangi atau Cymbopogon nardus dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Tanaman serai wangi mengandung zat-zat seperti geraniol, metilheptenon, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah sitronelal.Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan.Tanaman serai wangi tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 50 - 100 cm. Daun tunggal berjumbai, panjang sampai 1 meter, lebar 1,5 cm, bagian bawahnya agak kasar, tulang daun sejajar. Batang tidak berkayu, berusuk-rusuk pendek, dan berwarna putih.Tanaman Zodia atau Evodia suaveolens biasa digunakan orang Papua dengan cara menggosok kulitnya sebelum masuk ke hutan untuk melindungi dari serangan nyamuk. Tanaman ini mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine.Meskipun saat ini banyak sekali ditawarkan berbagai tehnologi pembasmian nyamuk demam berdarah yang modern, namun PSN tetap yang masih harus diutamakan

D. Manifestasi klinisPenyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang memiliki manifestasi sebagai berikut :1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (380C- 400C)2. Manifestasi perdarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif (puspura )perdarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.3. Hepatomegali (pembesaran hati).4. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.5. Trombositopenia, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000/mm3.6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit diatas 20%.7. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.8. Perdarahan pada hidung dan gusi.9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.E. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Tanda- Tanda Vital yaitu temperatur, denyut nadi, respirasi, tekanan darah dan berat badan serta tinggi badan pasien. Pemeriksaan Head to toe pada pasien DBD lebih ditekankan pada pemeriksaan apakah terdapat hepatomegali dengan palpasi, inspeksi adanya ruam-ruam pada kulit, mata dan tenggorokan memerah dan adanya pembengkakan kelenjar. 1. Pemeriksaan Hb dn Ht Nilai Hb normal pada laki-laki 14-18 g/dl, wanita 12-16 g/dl, anak-anak 11,3-14,1. Nilai Ht normal laki-laki 42-52 %, wanita 37-47 %. Nilai Ht biasanya 3 kali dari nilai Hb. Pada pasien DBD nilai hematokrit mengalami peningkatan sampai angka 20 %. 2. Uji Tourniquet / Rumple Leede Untuk melihat tanda-tanda terjadinya perdarahan. Uji dikatakan (+ ) jika terdapat 10/lebih ptekie pada seluas 2,5 cm x 2,5 cm di lengan bawah bagian depan dekat lipatan siku. Uji dikatakan (-) jika pada saat kulit diregangkan ptekie hilang.3. Enzim SGOT (Glutamic Okasaloasetat Transaminase) atau AST (Aspartat Aminotransferase) nilai normalnya adalah 5-40 unit /liter serum darah. Enzim ini terdapat di organ-organ tubuh manusia seperti jantung dan hati. Enzim SGPT (Glutamic Piruvat Transaminase) atau ALT (Alanin Aminotransferase) nilai normalnya adalah 7-56 unit /liter serum darah. Enzim ini terdapat di hati. Jika konsentrasi kedua enzim ini meningkat di aliran darah maka bisa menjadi salah satu tanda adanya kerusakan dari organ- organ yang disebutkan di atas tadi.4. Pemeriksaan IgM dan IgG. Pasien DBD dibagi menjadi 2 kategori yaitu DBD primer (pasien yang baru pertama kali terpapar virus dengue) dan DBD sekunder (pasien yang telah terpapar virus dengue kedua kalinya). Jika nilai IgG (+) dan IgM (-) atau nilai IgG (+) dan IgM (+) maka pasien termasuk DBD sekunder jika nilai IgG (-) dan IgM (+) maka pasien termasuk DBD primer. Karena Pada saat pasien terpapar virus dengue pertama kalinya anytibodi yang keluar adalah IgM sedangkan IgG muncul setelah ada virus dengue yang masuk sebelumnya.5. Tes antigen dengue Pemeriksaan dengan bahan serum secara Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) yaitu mendeteksi secara langsung antigen virus dengue.6. Pemeriksaan trombositNilai normal trombosit adalah 150.000 - 400.000 sel/mm3 pada dewasa dan 150.000 - 450.000 sel/mm3. Pada pasien DBD nilai trombosit sangan menurun yaitu bisa mencapai 100.000 sel/mm3 bahkan kurang. Nilai kritis trombosit pasien DBD di angka 30.000 sel/mm3.7. Pemeriksaan analisa gas darah sebagai pemerikasaan untuk melihat adanya tanda syok. 8. Studi serologiF. KlasifikasiKlasifiksi DHF menurut WHO 1. Derajat IDemam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif) 2. Derajat IIDerajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. 3. Derajat IIIKegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi) 4. Derajat IVNadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

G. KomplikasiKebanyakan orang yang menderita DBD pulih dalam waktu dua minggu. Namun, untuk orang-orang tertentu dapat berlanjut untuk selama beberapa minggu hinga berbulan-bulan. Gejala klinis yang semakin berat pada penderita DBD dan dengue shock syndromes dapat berkembang menjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan hati. Hal ini tentu dapat mengancam jiwa.2,31. Sindrom Syok Dengue (SSD)4Seluruh kriteria Demam Berdarah Dengue (DBD) disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi: Nadi yang cepat dan lemah Tekanan darah turun ( 20 mmHg) Hipotensi (dibandingkan standar sesuai umur) Kulit dingin dan lembab2. GelisahSindrom syok dengue, menurut sumber lain3: pada penderita DBD yang disertai syok, setelah demam berlangsung selama beberapa hari, keadaan umum penderita tiba-tiba memburuk. Pada sebagian besar penderita ditemukan tanda kegagalan peredaran darah yaitu kulit teraba lembab dan dingin, sianosis sekitar mulut, nadi menjadi cepat dan lemah, kecil sampai tidak dapat diraba. Tekanan darah menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, dan tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau lebih rendah. Penderita kelihatan lesu, gelisah, dan secara cepat masuk dalam fase kritis syok. Penderita seringkali mengeluh nyeri di daerah perut sesaat sebelum syok timbul. Nyeri perut hebat seringkali mendahului perdarahan gastrointestinal, dan nyeri di daerah retrosternal tanpa sebab yang dapat dibuktikan memberikan petunjuk terjadinya perdarahan gastrointestinal yang hebat. Syok yang terjadi selama periode demam biasanya mempunyai prognosis buruk. Tatalaksana sindrom syok dengue sama dengan terapi DBD, yaitu pemberian cairan ganti secara adekuat. Pada sebagian besar penderita, penggantian dini plasma secara efektif dengan memberikan cairan yang mengandung elektrolit, ekspander plasma, atau plasma, memberikan hasil yang baik. Nilai hematokrit dan trombosit harus diperiksa setiap hari mulai hari ke-3 sakit sampai 1-2 hari setelah demam menjadi normal. Pemeriksaan inilah yang menentukan perlu tidaknya penderita dirawat dan atau mendapatkan pemberian cairan intravena.Komplikasi menurut sumber lain1. Ensefalopati Dengue Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan kegagalan hati akut.Pada ensefalopati cenderung terjadi udem otak danalkalosis, maka bila syok telah teratasi cairan diganti dengan cairan yang tidak mengandung HC03- danjumlah cairan harus segera dikurangi. Larutan laktat ringer dektrosa segera ditukar dengan larutan NaCl (0,9%) : glukosa (5%) = 1:3. Untuk mengurangi udem otak diberikan dexametason 0,5 mg/kg BB/kali tiap 8 jam, tetapi bila terdapat perdarahan saluran cerna sebaiknya kortikosteroid tidak diberikan. Bila terdapat disfungsi hati, maka diberikan vitamin K intravena 3-10 mg selama 3 hari, kadar gula darah diusahakan > 80 mg. Mencegah terjadinya peningkatan tekanan intrakranial dengan mengurangi jumlah cairan (bila perlu diberikan diuretik), koreksi asidosis dan elektrolit. Perawatan jalan nafas dengan pemberian oksigen yang adekuat. Untuk mengurangi produksi amoniak dapat diberikan neomisin dan laktulosa. Usahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan (misalnya antasid, anti muntah) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati. Transfusi darah segar atau komponen dapat diberikan atas indikasi yang tepat. Bila perlu dilakukan tranfusi tukar. Pada masa penyembuhan dapat diberikan asam amino rantai pendek.2. Kelainan ginjal Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai acute tubular necrosis, ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.3. Udem paru Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran udem paru pada foto rontgen dada. Komplikasi demam berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin beratnya bentuk demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock syndrome. Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai berikut:dehidrasi Pendarahan Jumlah platelet yang rendah hipotensi Bradikardi Gangguan neurogik (kejang, ensephalopati) Kerusakan hatiPembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba (just palpable) sampai 2-4 cm di bawah lengkung iga kanan, derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Untuk menemukan pembesaran hati ,harus dilakukan perabaan setiap hari. Nyeri tekan di daerah hati sering kali ditemukan dan pada sebagian kecil kasus dapat disertai ikterus. Nyeri tekan di daerah hati tampak jelas pada anak besar dan ini berhubungan dengan adanya perdarahan.5H. PencegahanPencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu: 1. Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modofikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan dengan: a. Menguras bak mandi dan tempat-tempat panampungan air sekurang- kurangnya seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari. b. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut. c. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu sekali. d. Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti sampah keleng, botol pecah, dan ember plastike. Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dangan menggunakan tanah. f. Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun. 2. Biologis Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti memelihara ikan cupang pada kolam.3. Kimiawi Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan: a. Pengasapan/fogging dengan menggunakanmal athion danf enthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti sampai batas tertentu.b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain. Jika Anda yang sudah terlanjur terserang penyakit demam berdarah maka cara pengobatanya antara lain :Banyak orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu. Tindakan pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak istirahat. Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. Bagi pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi.

I. Patofisiologi

Nymuk aedes menghisap darah penjamu yang terinfeksius

Masa inkubasi ekstrinsik (8-12 hari)

Virus berkembang menembus usus halus, menginfeksi jaringan tubuh lain

Kelenjar ludah nyamuk terinveksi

Nyamuk aedesmenginjeksikan air ludah kedalam tubuh

Virus dengue masuk ke tubuh melalui proses endositosis dengan pelantara sel dendrit

Masa inkubasi internal 3-14 hari (rata-rata 4-7 hari)

Virus berfusi dengan membrane vaskuler

Nukleokapsid masuk menuju sitoplasma dengan genom

Proses translasi dengan reticulum endoplasma

Terbentuk RNA virus

Pematangan virus di kompartemen golgi

Virus di sekresikan keluar menuju sirkulasi darah

Virus dan antibody berikatan

Limposit T

T helper & T sitotoksik

Menghasilkann limfokin & interveron gamma

Interveron gamma mengaktifasi makrofag

Sekresi mediator inflamasi

Virus mengeluarkan :TNF alfa, IL-1, PAF,IL-6TNF alfa, IL-2, IL1.IL6 , IFN gamma, histaminhistamine, bradikinin, kinin Sel sinovial

protease

kerapuhan sendinyeri sendiresiko kelumpuhan

disfungsi sel endotel merangsang prostaglandin Ekebocoran plasmameningkatkan termoregulasi di hipotalamuspetecie, gusi berdarahdemampengaktifn nefron kedinginan dan menggigil

IL1 & TNFa Hipovelemipenguapan cairan HipotensiResiko defisit cairanMeningkatkan ekspresi leptin oleh sel adiposa

Negative feed bck ke hipotalamus ventromedial

Mual-anoreksi

Intake nutrisi menurun Malaise

Day tahn tubuh menurun intoleransi aktifitas

Resiko infeksi J. Diagnosa Keperawatan3. Defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi defisit voume cairanKriteria : Input dan output seimbang, Vital sign dalam batas normal, Tidak ada tanda pre-syok, Akral hangat, Capilarry refill > 2 detikIntervensi :a. Awasi vital sign tiap 3 jam/sesuai indikasib. Observasi capillary Refillc. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJd. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )e. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenRasional :a. Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskulerb. Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer.c. Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.d. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh peroral.e. Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemik syok.4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.Tujuan : Suhu tubuh klien kembali normal.Kriteria : Suhu tubuh antara 36 37o C dan nyeri otot hilangIntervensi :a. Kaji suhu tubuh pasienb. Beri kompres air hangatc. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)d. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringate. Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam sekali atau sesuai indikasif. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.Rasional :a. mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi.b. mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan hipotermi atau menggigil.c. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.d. Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.e. Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.f. Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.5. Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemikKriteria : Tanda Vital dalam batas normalIntervensi :a. Monitor keadaan umum pasienb. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebihc. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahand. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenae. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombositRasional :a. Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda pre-syok /syok.b. Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi pre-syok / syok.c. Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.d. Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.e. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, Menunjukkan berat badan yang seimbang.Intervensi :a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaib. Observasi dan catat masukan makanan pasienc. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan)d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makane. Berikan dan Bantu oral hygiene.f. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional :a. Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensib. Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makananc. Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.d. Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.e. Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroralf. Menurunkan distensi dan iritasi gaster.5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor faktor pembekuan darah (trombositopeni)Tujuan : Tidak terjadi perdarahanKriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat, Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat.Intervensi :a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )c. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan seperti : hematemesis, melena, epistaksis.d. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.e. Kolaborasi, monitor trombosit setiap hariRasional :a. Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.b. Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.c. Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.d. Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.e. Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.K. PrognosisDengan perawatan cepat dan agresif , kebanyakan pasien sembuh dari DBD. Namun setengah pasien yang terlambat penanganan dan telah mengalami syok kebanyakan tidak dapat bertahan hidup lama.Penyebab kematian penderita DBD adalah :1. Overhidrasi2. Perdarahan pada DBD3. DBD Ensefalopati4. Prolong ShockDan prognosis DBD akan lebih berat apabila disertai penyakit lain seperti diabetes, asma bronkhiale, thallasemia, kehamilan, demam tifoid, bronkopneumonia, kelainan pembekuan darah, DIC dsb.

DAFTAR PUSTAKABuyton & Hall. (1997). Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta; EGC.Doenges, E. Merylin. (2000). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta; EGC.Noer, Syaifullah. (2003). Buku Ajar Ilmu penyakit dalam. Edisi II. Jakarta; EGC.Sylvia, A. (1995). Patofisiologi : Konsep klinis proses penyakit. Edisi 5. Jakarta; EGC.Waspadji, Sarwono. (1998). Ilmu penyakit dalam. Edisi III. Jakarta; Balai penerbit FKUI.Womack, M. 1993. The yellow fever mosquito, Aedes aegypti. Wing Beats, Vol. 5(4):4.World Health Organization (WHO). Demam Berdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Pengendalian. Buku kedokteran EGC : Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegyptihttp://id.wikipedia.org/wiki/Aedeshttp://www.jevuska.comhttp://www.kemhan.com/2012/04/asuhan-keperawatan-dengue-haemoragic.htmlhttp://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5532