makalah cva fix

Upload: sielvia-eka-wijayanti-hasan

Post on 10-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dfg

TRANSCRIPT

MAKALAH KEGAWATDARURATAN IKEGAWATDARURATAN PADA KLIEN DENGAN KASUSCVA ( CEREBRO VASCULAR ACCIDENT )DIBIMBING OLEH:

KUKUH HERU SUBAGYO, Skep, Ners

DISUSUN OLEH:

1. ANASTASIA AMBARWATI(01.12.003)2. RETNO ANDRIANI(01.12.039)3. RIFATUS SOLIKHAH(01.12.041)4. WENDA SWAN F.T(01.10.045)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATANHUTAMA ABDI HUSADATULUNGAGUNGTAHUN AJARAN 2012-2013

MAKALAH KEGAWATDARURATAN IKEGAWATDARURATAN PADA KLIEN DENGAN KASUSCVA ( CEREBRO VASCULAR ACCIDENT )DIBIMBING OLEH:

KUKUH HERU SUBAGYO, Skep, Ners

DISUSUN OLEH:

5. ANASTASIA AMBARWATI(01.12.003)6. RETNO ANDRIANI(01.12.039)7. RIFATUS SOLIKHAH(01.12.041)8. WENDA SWAN F.T(01.10.045)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATANHUTAMA ABDI HUSADATULUNGAGUNGTAHUN AJARAN 2012-2013

iKATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan karuniaNya kami telah dapat menyusun makalah ini yang berjudul Kegawat Daruratan dengan Kasus CVAPenyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan mahasiswi yang lainnya.

Tulungagung, 2 Mei 2013

Penyusun

iiLEMBAR PENGESAHANAnggota kelompok: 1. Anastasia Ambarwati 2. Retno Andriani 3. Rifatus Solikhah 4. Wenda Swan F.TPrody/Tingkat: S1 Keperawatan/ Tingkat III-ATelah selesai menyusun Makalah Kegawat Daruratan I dengan judul CVA (Cerebro Vaskular Accident pada 18 Mei 2015 dan telah mendapat ijin dari:

MengetahuiKetua KetuaSTIKes Hutama Abdi HusadaProgram Study S1 Keperawata

SUKAMTO, Skep. Ners, M. KepFARIDA, SKM, M. Kep

Dosen Kegawatdaruratan I

KUKUH HERU SUBAGYO, Skep, Ners

iii

DAFTAR PUSTAKAHALAMAN JUDUL.iKATA PENGANTAR..iiLEMBAR PENGESAHAN.iiiDAFTAR ISI....ivBAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG..1B. TUJUAN UMUM. 2C. TUJUAN KHUSUS.. 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA1. DEFINISI..32. ANATOMI FISIOLOGI...43. ETIOLOGI....74. PATOFISIOLOGI.95. MANIFESTASI KLINIS.106. FAKTOR RESIKO STROK.... 117. PEMERIKSAAN PENUNJANG.... 128. PENATALAKSAAN UMUM STROKE.... 139. ASUHAN KEPERAWATAN STOKE....1410. PATHWAY...................................... 15BAB III PENUTUP1. KESIMPULAN.... 182. SARAN.18DAFTAR PUSTAKA.. 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGCerebro vascular accident (CVA) atau stroke adalah gangguan suplai oksigen ke sel-sel syaraf yang dapat disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya satu atau lebih pembuluh darah yang memperdarahi otak, dan terjadi dengan tiba-tiba. Dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: trombosis, emboli, dan perdarahan serebral (Keperawatan P.K. Sint Carolus, 1994). Stroke adalah masalah neurologik primer di Amerika Serikat dan di dunia. Meskipun upaya pencegahan telah menimbulkan penurunan pada insiden dalam beberapa tahun terakhir, stroke adalah peringkat ketiga penyebab kematian, dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira 2 juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai beberapa kecacatan, dan dari angka ini 40% memerlukan bantuan dalam aktivitas hidup sehari-hari.Sedangkan di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) talah menjadi penyebab kematian nomer satu. Sering kali penyakit ini mengakibatkan kematian mendadak ketika karier korban mulai menanjak dan mencapai puncaknya, stroke terjadi secara tiba-tiba dan dramatis, sehingga penderita benar-benar bagaikan terpukul jatuh. Penyebab utama stroke diurutkan dari yang paling penting adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur aneurisma sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes melitus, atau penyakit vaskular perifer.Keparahan suatu stroke berbeda-beda. Sebagian infark ditemukan pada waktu otopsi penderita yang penyebab kematiannya tidak berhubungan dengan infark tersebut. (Dari semua orang dewasa yang diperiksa postmortem, 80-90% memiliki penyakit ateromatosa yang bermakna).1B. TUJUAN UMUM1. Memberikan informasi tenteng proses terjadinya CVA atau stroke dan faktor-faktor yang menjadi penyebab serta pengobatan yang dapat dipahami.2. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami CVA atau stroke.3. Memberikan dukungan terhadap proses koping dan mengintegrasikan perubahan dalam konsep diri pasien.

C. TUJUAN KHUSUS1. Mampu memahami pengertian dan klasifikasi Stroke2. Mampu memahami penyebab Stroke3. Mampu memahami tanda dan gejala dari Stroke4. Mengetahui macam-macam pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan Stroke5. Mengetahui diagnosa dan intervensi keperawatan kepada klien dengan Stroke

2BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISICerebro vascular accident (CVA) atau stroke adalah gangguan suplai oksigen ke sel-sel syaraf yang dapat disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya satu atau lebih pembuluh darah yang memperdarahi otak, dan terjadi dengan tiba-tiba. Dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: trombosis, emboli, dan perdarahan serebral (Keperawatan P.K. Sint Carolus, 1994). Sedangkan menurut Lynda Juall Carpenito (1995) cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap aterosklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap ruptur arteri (aneurisma).Menurut WHO (1989) stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.Menurut patologi anatomi stroke dapat dibagi menjadi dua yaitu:1. Stroke HaemorhagiMerupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadianya saat melakukan aktifitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.2. Stroke Non HaemorhagiDapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. Kesadaran umumnya baik.3Sedangkan menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya stroke terdiri dari:1. TIA (trans iskemik attack) gangguan neurologis stempat yang terjadi selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.2. RIND stroke yang proses terjadinya 24-72 jam.3. Stroke involusi, yaitu stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk dengan gejala yang belum menetap, proses dapat berjalan lebih dari 72 jam atau beberapa hari.4. Stroke komplit dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen, sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh serangan TIA berulang.B. ANATOMI FISIOLOGIa. Otak Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus 4dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)b. Sirkulasi darah otakOtak menerima 17% curah jantung dan menggunakan 20% konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.(Satyanegara, 1998)Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula5 interna, korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris.Ini memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A. Price, 1995)Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem: kelompok vena interna yang mengumpulkan darah ke vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak yang mencurahkan darah ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke jantung. (Harsono, 2000)Sirkulasi Willisi adalah area dimana percabangan arteri basilar dan karotis internal bersatu. Sirkulus Willisi terdiri atas dua arteri serebral, arteri komunikans anterior, kedua arteri serebral posterior dan kedua arteri komunikans anterior. Jaringan sirkulasi ini memungkinkan darah bersirkulasi dari satu hemisfer ke hemisfer yang lain dan dari bagain anterior ke posterior otak. Ini merupakan sistem yang memungkinkan sirkulasi kolateral jika satu pembuluh mengalami penyumbatan. (Hudak & Gallo, 1996: 254)

6C. ETIOLOGIBeberapa keadaan di bawah ini yang dapat menyebabkan stroke antara lain:1. Trombosis CerebralTrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya. Trombisis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini akibat penurunan aktifitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis. Keadaan yang dapat menyebabkan trombosis otak antara lain:

a. ArteriosklerosisArteriosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis arteriosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut: Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis. Merupakan tempat terbentuknya trombus, kemudian melepaskan kepingan trombus (embolus). Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan.b. Hypercoagulasi pada polysitemiaDarah bertambah kental, peningkatan viskositas , hematokrit meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.c. Arteritis (Radang pada arteri)

72. EmboliAbnormalitas pada jantung kiri, seperti endokarditis inefektif, penyakit jantung reumatik, dan infark miokard, serta infeksi pulmunal adalah tempat-tempat di asal emboli. Mungkin saja bahwa pemasangan katup jantung prostetik dapat mencetuskan stroke, karena terdapat peningkatan insiden embolisme setelah prosedur ini. Resiko stroke setelah pemasangan katup jantung dapat dikurangi dengan terapi antikoagulan pascaoperatif. Kegagalan pacu jantung, fibrilasi atrium, dan kardioversi untuk fibrilasi atrium adalah kemungkinan penyebab lain dari emboli serebral dan stroke. Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral.3. HaemoragiKebanyakan perdarahan serebral disebabkab oleh pecahnya arteriosklerosis dan hipertensi pembuluh darah. Pecahnya menyebabkan jumlah perdarahan yang banyak, sementara pecahnya vena atau kapiler menyebabkan perdarahan yang lebih sedikit. Tergantung pada lokasi dan luasnya perdarahan dapat terjadi gangguan fungsi yang pemulihanya lambat, atau otak dapat mengalami hernia yang dapat mengakibatkan kematian dalam tiga hari pardarahan pertama. Lokasi perdarahan bisa terjadi di serebral, ekstradural, subdural, subarachnoid, dan intraserebral.4. Hipoksia Sistemika. Hipertensi yang parahb. Cardiac pulmonary arrestc. Cardiac output turun akibat aritmmia.5. Hipoksia Setempata. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.b. Vasokonstriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

8D. PATOFISIOLOGIInfark serebral adalah berkurangnya suplai fungsi ke area tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering atau cenderung sebagai faktor penting terhadap otak, trombus dapat berasal dari flak arterosklerosis, atau darah beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus dapat mengakibatkan:1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.2. Edema dan kongesti disekitar area.Area edema ini menyababkan disfungsi yang lebih besar dari pada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang beberapa hari. Dengan berkurangnya edema, pasien mulai menunjukkan parbaikan, CVA. Karena trombosis biasanya tidak fatal, jika terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyababkan perdarahan serebral, jika aneurisama pecah dan ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerosis dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intrserebral yang sangat luas akan menyababkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit serebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.9E. MANIFESTASI KLINISStroke dapat menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan aliran jumlah darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor pada salah asatu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor yang paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis, atau kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain.Diawal tahapan stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralisis dan hilang atau menurunya refleks tendon dalam. Apabila refleks tendon dalan ini muncul kembali (biasanya dalam 48 jam), peningkatan tonus disertai dengan spatisitas (peningkatan tonus otot abnormal) pada ekstremitas yang terkena dapat dilihat .Kehilangan komunikasi.Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:1. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.2. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif.3. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya), seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.

10Gangguan persepsi. Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan difungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori.Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada pasien dengan hemiplegia kiri.

Kehilangan sensori karena stroke dapat berubah kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat dengan kehilangan propiosepsi (kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh) serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli visual, taktil, dan auditorius.Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik. Bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori, atau fungsi intelektual, kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan oleh labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, demdam, dan kerang kerjasama.Disfungsi kandung kemih. Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urianarius sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan dan ketidakmampuan menggunakan urinal atau bedpan karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang-kadang setelah stroke kandung kemih menjadi atonik, dengan kerusakan sensasi dalanm respon terhadap pengisian kandung kemih.F. FAKTOR RESIKO STROKEDalam upaya pencegahannya maka diperlukan identifikasi karakteristik epidemiologiknya yang dapat merupakan sebagai faktor resiko stroke. Faktor resiko ini menyebabkan orang menjadi lebih rentan atau mudah mengalami stroke.Faktor-faktor resiko yang selama ini telah diidentifikasi dapat berupa hipertensi, diabetes militus, riwayat stroke sebelumnya, obesitas dan kebiasaan merokok. Selain itu, disebutkan juga beberapa faktor yang dicurigai berkaitan dengan stroke seperti alkohol, kontrasepsi hormonal, trauma dan herpes zoster.11Diantara faktor resiko diatas, dapat disebutkan 4 major risk factors dari stroke: 1. Hipertensi2. Transient Ischemic Attack(TIA)3. Hipercholesterolemia4. Diabetes MilitusG. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik. Seperti perdarahan, atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau ruptur.2. CT Scan: memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark.3. Pungsi lumbal:menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis, emboli serebral, dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subaraknoid atau perdarahan intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.4. MRI: menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi arteriovena (MVA).5. Ultrasonografi Doppler: mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis,arteriosklerotik).6. EEG: mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.7. Sinar X Tengkorak: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari massa yang meluas.

H. PENATALAKSANAAN UMUM STROKE1. Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut

12Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengana. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk berusaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.2. Rehidrasi yang cukup.3. Assessment gangguan menelan dan tata cara pemberian nutrisi bila ada gangguan menelan.4. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.5. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.6. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.7. Perbaikan adanya komplikasi sistemik.8. Penanganan daerah Penumbra (jaringan iskemik yang tanpa dilakukan upaya pengobatan akan menjadi infark). Karena daerah ini akan terjadi rantai reaksi metabolic antara lain masuknya ion kalsium dan laktat kedalam cel sehingga terjadi edema cel dan akhirnya necrosis.Tindakan Upaya perbaikan status umum (TD, gula darah, hydrasi, keseimbangan cairan asam basa, kardio respirasi) Anti trombosis (heparin, wafarin) untuk mencegah perluasan infark bila waktu masih dalam theurapeutik win-down (