makalah cedera kepala

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan kita sehari – hari banyak sekali kejadian yang sebenarnya belum diketahui berapa besar bahayanya pada kehidupan kita. Apalagi kasus – kasus yang ada pada kehidupan sekitar, terutama pada kecelakaan. Contohnya saja dalam kasus tingkat pengetahuan serta perawatan terhadap cedera kepala atau trauma kepala. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kelompok kami mengambil sub judul dari keperawatan dewasa II ini yaitu Askep Cedera Kepala. Banyak hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini, diantaranya karena tugas dari mata perkuliahan keperawatan dewasa II, selain itu karena untuk menambah pengetahuan kita dalam asuhan keperawatan cedera kepala atau trauma kepala. 1.2 Tujuan a. Memenuhi tugas Keperawatan Dewasa II b. Memberi informasi untuk para pembaca c. Menambah pengetahuan mengenai perawatan cedera kepala. Asuhan Keperawatan Cedera Kepala | 1

Upload: anggun-ndulrompies

Post on 11-Aug-2015

1.584 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah cedera kepala

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kehidupan kita sehari – hari banyak sekali kejadian yang sebenarnya

belum diketahui berapa besar bahayanya pada kehidupan kita. Apalagi kasus – kasus

yang ada pada kehidupan sekitar, terutama pada kecelakaan. Contohnya saja dalam

kasus tingkat pengetahuan serta perawatan terhadap cedera kepala atau trauma

kepala. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kelompok kami mengambil sub

judul dari keperawatan dewasa II ini yaitu Askep Cedera Kepala.

Banyak hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini, diantaranya

karena tugas dari mata perkuliahan keperawatan dewasa II, selain itu karena untuk

menambah pengetahuan kita dalam asuhan keperawatan cedera kepala atau trauma

kepala.

1.2 Tujuan

a. Memenuhi tugas Keperawatan Dewasa II

b. Memberi informasi untuk para pembaca

c. Menambah pengetahuan mengenai perawatan cedera kepala.

d. Para pembaca mampu atau dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan

pada pasien cedera kepala.

1.3 Metode

Dalam penyusunan makalah ini, kelompok kami menggunakan metode yang

cukup sederhana, yaitu dengan studi kasus dan metode pustaka yaitu menggunakan

fasilitas perpustakaan yang ada dengan mencari sumber – sumber buku yang kami

anggap bias membantu dalam penyusunan makalah ini. Selain itu kami menggunakan

fasilitas internet.

1.4 Sistematika

Kata Pengantar

Asuhan Keperawatan Cedera Kepala | 1

Page 2: makalah cedera kepala

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Makalah

1.3 Metode Makalah

1.4 Sistematika Makalah

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

2.2 Etiologi

2.3 Klasifikasi

2.4 Manifestasi Klinik

2.5 Pengkajian

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

2.7 Patofisiologi

2.8 Diagnosa Keperawatan

2.9 Rencana Keperawatan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 2

Page 3: makalah cedera kepala

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Cedera kepala adalah trauma pada otak yang disebabkan adanya kekuatan

fisik dari luar yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran. Akibatnya

dapat menyebabkan gangguan kognitif, gangguan tingkah laku, atau fungsi

emosional. Gangguan ini dapat bersifat sementara atau permanen, menimbulkan

kecacatan baik partial atau total dan juga gangguan psikososial. (Donna, 1999).

Cedera kepala adalah suatu keadaan traumatik yang mengenai otak dan

menyebabkan perubahan-perubahan fisik, intelektual, emosional, social, dan

vokasional (Joyce, MB, 1997).

Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai

atau tanpa disertai perdarahan interstisial dalam substansi otak tanpa diikuti

terputusnya kontinuitas otak.

2.2 Etiologi

Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.

Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.

Cedera akibat kekerasan.

2.3 Klasifikasi

a. Berdasarkan mekanisme :

Cedera tembus (benda tajam)

Misalnya: pisau, peluru atau berasal dari serpihan atau pecahan dari fraktur

tengkorak. Trauma benda tajam yang masuk kedalam tubuh merupakan trauma

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 3

Page 4: makalah cedera kepala

yang dapat menyebabkan cedera setempat atau kerusakan terjadi terbatas

dimana benda tersebut merobek otak.

Cedera difus (cedera tumpul)

Misalnya : terkena pukulan atau benturan. Trauma oleh benda tumpul dapat

menimbulkan kerusakan menyeluruh (difuse) karena kekuatan benturan. Terjadi

penyerapan kekuatan oleh lapisan pelindung spt : rambut, kulit, kepala,

tengkorak. Pada trauma berat sisa energi diteruskan ke otak dan menyebabkan

kerusakan dan gangguan sepanjang perjalanan pada jaringan otak sehingga

dipandang lebih berat.

b. Berdasarkan berat – ringannya cedera :

Cedera kepala ringan

GCS : 13-15, hilang kesadaran < 30 menit tapi ada yang menyebut < 2 jam,

tidak ada penyerta seperti fraktur tengkorak, kontusio atau hematoma.

Frekuensi 55%.

Cedera kepala sedang

GCS : 9-12, hilang kesadaran atau amnesia antara 30 menit- 24 jam ada juga

yang menyebut antara 2-5 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak, disorentasi

ringan (bingung). Frekuensinya 24%.

Cedera kepala berat

GCS : 3-8, hilang kesadaran > 24 jam, juga meliputi kontusio cerebral, laserasi,

atau hematoma intrakranial. Frekuensi 21%.

c. Tabel 2. Skala Koma Glasgow (Blak, 1997)

1. Membuka Mata

Spontan

Terhadap rangsang suara

4

3

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 4

Page 5: makalah cedera kepala

Terhadap nyeri

Tidak ada

2

12. Respon Verbal

Orientasi baik

orientasi terganggu

Kata-kata tidak jelas

Suara Tidak jelas

Tidak ada respon

5

4

3

2

1

3. Respon Motorik

Mampu bergerak

Melokalisasi nyeri

Fleksi menarik

Fleksi abnormal

Ekstensi

Tidak ada respon

6

5

4

3

2

1

Total 3 – 15

2.4 Manifestasi Klinik

Epidural hematom:

Terdapat pengumpulan darah diantara tulang tengkorak dan duramater akibat

pecahnya pembuluh darah/cabang-cabang arteri meningeal media yang terdapat

di duramater, pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 5

Page 6: makalah cedera kepala

berbahaya. Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Lokasi yang

paling sering yaitu dilobus temporalis dan parietalis.

Tanda dan gejala:

penurunan tingkat kesadaran, nyeri kepala, muntah, hemiparesa. Dilatasi pupil

ipsilateral, pernapasan dalam dan cepat kemudian dangkal, irreguler, penurunan

nadi, peningkatan suhu.

Subdural hematoma

Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan

kronik. Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah vena/jembatan vena yang

biasanya terdapat diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode

akut terjadi dalam 48 jam – 2 hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam

2 minggu atau beberapa bulan.

Tanda dan gejala:

nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri, berfikir lambat, kejang dan

edema pupil.

Perdarahan intraserebral

Perdarahan di jaringan otak

karena pecahnya pembuluh

darah arteri, kapiler, vena.

Tanda dan gejala:

nyeri kepala, penurunan

kesadaran, komplikasi

pernapasan, hemiplegi

kontralateral, dilatasi pupil,

perubahan tanda-tanda

vital.

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 6

Page 7: makalah cedera kepala

Perdarahan subarachnoid:

Perdarahan didalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan

permukaan otak, hampir selalu ada pada cedera kepala yang hebat.

Tanda dan gejala:

nyeri kepala, penurunan kesadaran, hemiparese, dilatasi pupil ipsilateral dan

kaku kuduk.

Tanda Dan Gejala menurut besar kecilnya cedera.

Cedera kepala ringan-sedang

Disorientasi ringan

Amnesia post partum

Hilang memori sesaat

Sakit kepala

Mual dan Muntah

Vertigo dan perubahan posisi

Gangguan pendengaran

Tanda yang potensial berkembang :

Penurunan kesadaran

Perubahan pupil

Mual makin hebat

Sakit kepala semakin hebat

Gangguan pada beberapa saraf cranial

Tanda-tanda meningitis

Apasia

Kelemahan motorik

Cedera kepala sedang-berat

Tidak sadar dalam waktu lama

Fleksi dan ekstensi abnormal

Edema otak

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 7

Page 8: makalah cedera kepala

Tanda herniasi

Hemiparese

Gangguan akibat saraf cranial

Kejang

2.5 Pengkajian

PENGKAJIAN PRIMER

A. AirWay

- Look, listen and feel

B. Breathing

- Look, listen and feel

C. Circulation

- Tanda-tanda vital, perfusi perife

D. Disability

- Tingkat kesadaran, GCS, AVPU

E. Expossure

- Jejas, luka, trauma, fraktur

PENGKAJIAN SEKUNDER

Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, suku bangsa, agama, penghasilan,

pendidikan, alamat

Identitas penanggungjawab : nama, usia, hubungan dg klien, penghasilan,

alamat

Riwayat kesehatan saat ini

Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat psikososial

Riwayat spiritual

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 8

Page 9: makalah cedera kepala

Pengkajian fisik : penampilan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,

sistem respirasi, kardiovaskuler, eliminasi, pencernaan, neurologis,

musculoskeletal

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) : mengidentifikasi luasnya lesi,

perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak.

Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilekukan

pada 24 - 72 jam setelah injuri.

MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras

radioaktif.

Cerebral Angiography: Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti :

perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan

trauma.

Serial EEG: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis

X-Ray: Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan

struktur garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.

BAER: Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil

PET: Mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak

CSF, Lumbal Punksi :Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan

subarachnoid.

ABGs: Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan

(oksigenisasi) jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial

Kadar Elektrolit : Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai

akibat peningkatan tekanan intrkranial

Screen Toxicologi: Untuk mendeteksi pengaruh obat sehingga

menyebabkan penurunan kesadaran.

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 9

Page 10: makalah cedera kepala

2.7 Patofisiologi

Cedera kepala TIK - oedem

- hematom

Respon biologi Hypoxemia

Kelainan metabolisme

Cidera otak primer Cedera otak sekunder

Kontusio

Laserasi Kerusakan Sel otak

Gangguan autoregulasi rangsangan simpatis Stress

Aliran darah keotak tahanan vaskuler katekolamin

Sistemik & TD sekresi asam lambung

O2 ggn metabolisme tek. Pemb.darah Mual, muntah

Pulmonal

Asam laktat tek. Hidrostatik Asupan nutrisi kurang

Asidosis Respiratorik Kebocoran cairan kapiler

Kegagalan pompa natrium Oedema paru cardiac out put

Cairan shift interstisial ke sel Difusi O2 terhambat Ggn perfusi jaringan

Oedem otak Gangguan pola napas hipoksemia, hiperkapnea

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 10

Page 11: makalah cedera kepala

Volume cairan meningkat

TTIK, menekan jar.otak &

pembuluh darah

Ggn perfusi jaringan

otak

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 11

Page 12: makalah cedera kepala

2.8 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah:

1. Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan depresi pada pusat napas

di otak.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum.

3. Gangguan perfusi jaringan otak sehubungan dengan edema otak,

peningkatan TTIK

4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual dan muntah

5. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan ketidakmampuan ADL &

penurunan motorik

6. Resiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan dengan immobilisasi,

tidak adekuatnya sirkulasi perifer.

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 12

Page 13: makalah cedera kepala

2.9 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Tidak efektifnya pola

napas berhubungan dengan

depresi pada pusat napas

di otak.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan, gangguan

oksigenasi (tidak efektifnya

pola napas) klien tidak terjadi

dengan kriteria:

1. RR 16-24 x/m

2. Suara napas

bersih/vesikuler

3. Retraksi interkostal &

sternokleidomastoideus (-)

4. Tidak ada napas cuping

hidung

5. Nilai AGD dalam batas

normal

1. Hitung pernapasan pasien

dalam satu menit.

2. Cek pemasangan tube

3. Observasi ratio inspirasi

dan ekspirasi

4. Perhatikan kelembaban

dan suhu pasien

5. Cek selang ventilator

setiap waktu (15 menit)

6. Siapkan ambu bag tetap

berada di dekat pasien

1. Pernapasan yang cepat dari pasien

dapat menimbulkan alkalosis

respiratori dan pernapasan lambat

meningkatkan tekanan Pa CO2 dan

menyebabkan asidosis respiratorik

2. Memberikan ventilasi yang adekuat

dalam pemberian tidal volume.

3. Pada fase ekspirasi biasanya 2 x

lebih panjang dari inspirasi, tapi

dapat lebih panjang sebagai

kompensasi terperangkapnya udara

terhadap gangguan pertukaran gas

4. Keadaan dehidrasi dapat

mengeringkan sekresi / cairan paru

Asuhan Keperawatan Cedera Kepala | 13

Page 14: makalah cedera kepala

sehingga menjadi kental dan

meningkatkan resiko infeksi.

5. Adanya obstruksi dapat

menimbulkan tidak adekuatnya

pengaliran volume dan

menimbulkan penyebaran udara

yang tidak adekuat.

6. Membantu membarikan ventilasi

yang adekuat bila ada gangguan

pada ventilator.

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 14

Page 15: makalah cedera kepala

2 Bersihan jalan napas tidak

efektif berhubungan

dengan penumpukan

sputum.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan, gangguan

oksigenasi (bersihan jalan

napas) klien dapat berkurang

dengan kriteria:

1. RR 16-24 x/m

2. Suara napas

bersih/vesikuler

3. Retraksi interkostal &

sternokleidomastoideus (-)

4. Tidak ada napas cuping

hidung

5. Nilai AGD dalam batas

normal

1. Observasi kecepatan,

kedalaman, frekuensi,

irama, dan bunyi napas

2. Atur posisi semi fowler

(head up 30 – 45derajat)

3. Jaga kepatenan Trakeal

Tube

4. Lakukan penghisapan

lender dengan hati-hati

selama 10-15 detik. catat

sifat, warna, dan bau

secret.

5. Berikan O2 sesuai

program

6. Lakukan fisioterapi dada

setiap 2 jam

7. Monitor nilai AGD secara

periodik

1. Perubahan yang terjadi dapat dilihat

dari hasil pengkajian serta berguna

dalam menunjukkan adanya

komplikasi dan luasnya bagian otak

yang terkena

2. Posisi semi fowler akan mengurangi

tahana paruakibat gaya gravitasi

sehingga mempermudah ekspansi

paru

3. Trakeal Tube (TC) digunakan untuk

mencegah obstruksi jalan nafas dan

mempermudah ventilasi udara,

masuknya O2 dari dan ke paru-paru

4. Suction dilakukan agar jalan nafas

tetap bersih. Penghisapan dilakukan

hati-hati untuk mencegah

peningkatan TIK

5. Perubahan posisi dapat nerangsang

mobilisasi secret di saluran nafasAsuhan Keperawatan Cidera Kepala 15

Page 16: makalah cedera kepala

3 Gangguan perfusi jaringan

otak sehubungan dengan

edema otak, peningkatan

TTIK

Perfusi jaringan otak adekuat,

dengan kriteria:

1. kesadaran CM

2. pupil isokor & dilatasi

3. TTV dalam batas

normal

1. Kaji tanda-tanda

peningkatan TIK,

peningkatan TD, nadi

lambat, pernafasan dalam

dan lambat, hipertermi,

pupil dilatasi anisokor, RC

-/-, skesadaran bertambah

buruk (GCS <15)

2. Observasi TTV tiap jam

3. Tinggikan kepala15-45

dalam posisi netral

4. Monitor Intake-output tiap

8 jam sekali

5. Lakukan kompres dingin

bila suhu tinggi

(Hiperemi) dan batasi

penggunaan selimut

6. Berikan terapi sesuai

program

1. Dengan mengetahui kemampuan

berpikir klien. Maka dapat

mempermudah dalam menentukan

rencana latihan yang berhubungan

dengan stimulus.

2. Perubahan tanda-tanda vital

merupakan indikator penambahan

TIK

3. Posisi ini akan meningkatkan aliran

balik dari kepala sehingga

mengurangi kongesti cerebrum

edema dan mencegah terjadinya

peningkatan TIK

4. Tindakan ini mencegah kelebihan

cairan yang dapat menambah dema

sehingga terjadi peningkatan TIK

5. Tindakan ini mengurangi suhu tubuh

dengan cara radiasi dan evaporasi

6. Obat-obatan dapat mempercepat Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 16

Page 17: makalah cedera kepala

4 Gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan

dengan mual dan muntah

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan, kebutuhan nutrisi

terpenuhi, dengan kriteria :

1. BB dipertahankan

2. albumin dalam batas

normal

3. protein total dalam

batas normal

1. Auskultasi bisung usus,

catat adanya penurunan /

hilangnya BU

2. Tinggikan kepala tempat

tidur selama pemberian

makan melalui NGT

3. Berikan makan dalam

jumlah kecil dan dalam

waktu yang sering dan

teratur

4. Kaji feses, cairan

lambung, muntah darah,

dsb

5. Konsultasikan dengan ahli

gizi

1. Fungsi saluran pencernaan biasanya

tetap baik pada kasus cedera kepala,

BU membantu dalam menentukan

respon untuk makan dalam

berkembangnya komplikasi seperti

paralitik ileus

2. Menurunkan resiko regurgitasi /

aspirasi

3. Meningkatkan proses pencernaan

dan intoleransi pasien thd nutrisi

yang diberikan dan dapat

meningkatkan kerjasama pasien saat

makan

4. Perdarahan subakut/ akut dapat

terjadi (ulkus cushing) & perlu

intervensi & perlu metode

alternative pemberian makan

5. Merupakan sumber yang efektif

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 17

Page 18: makalah cedera kepala

untuk mengidentifikasi kebutuhan

kalori/nutrisi tergantung usia, BB,

ukuran tubuh

5 Gangguan pemenuhan

ADL berhubungan dengan

ketidakmampuan ADL &

penurunan motorik

Kebutuhan dasar pasien

dapat terpenuhi secara adekuat.

Kriteria hasil :

Kebersihan terjaga,

kebersihan lingkungan terjaga,

nutrisi terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan, oksigen adekuat.

Rencana Tindakan :

.

.

1. Berikan penjelasan tiap

kali melakukan tindakan

pada pasien

2. Beri bantuan untuk

memenuhi kebersihan diri.

Berikan bantuan untuk

memenuhi kebutuhan

nutrisi dan cairan Jelaskan

pada keluarga tindakan

yang dapat dilakukan

untuk menjaga lingkungan

yang aman dan bersih.

3. Berikan bantuan untuk

memenuhi kebersihan dan

keamanan lingkungan.

1. Penjelasan dapat mengurangi

kecemasan dan meningkatkan kerja

sama yang dilakukan pada pasien

dengan kesadaran penuh atau

menurun.

2. Kebersihan perorangan, eliminasi,

berpakaian, mandi, membersihkan

mata dan kuku, mulut, telinga,

merupakan kebutuhan dasar akan

kenyamanan yang harus dijaga oleh

perawat untuk meningkatkan rasa

nyaman, mencegah infeksi dan

keindahan.

3. Makanan dan minuman merupakan

kebutuhan sehari-hari yang harus

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 18

Page 19: makalah cedera kepala

dipenuhi untuk menjaga

kelangsungan perolehan energi.

Diberikan sesuai dengan kebutuhan

pasien baik jumlah, kalori, dan

waktu.

4. Keikutsertaan keluarga diperlukan

untuk menjaga hubungan klien -

keluarga. Penjelasan perlu agar

keluarga dapat memahami peraturan

yang ada di ruangan.

5. Lingkungan yang bersih dapat

mencegah infeksi dan kecelakaan.

6 Resiko tinggi gangguan

integritas kulit sehubungan

dengan immobilisasi, tidak

adekuatnya sirkulasi

perifer.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan, tidak terjadi

gangguan integritas kulit

dengan kriteria :

Tidak ada tanda-tanda lesi,

1. Inspeksi seluruh area kulit,

lihat pengisian kapiler

adanya kemerahan atau

pembengkakan

2. Lakukan masase &

1. Kulit biasanya cenderung rusak

karena perubahan sirkulasi perifer.

Ketidakmampuan untuk merasakan

tekanan imobilisasi, gangguan

pengaturan suhu

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 19

Page 20: makalah cedera kepala

kemerahan, kerusakan kulit

terutama di bagian-bagian yang

sering mengalami penekanan

lubrikasi pada kulit

dengan lotion

3. Ganti posisi miring

kanan/miring kiri setiap 2

jam 1x

4. Bersihkan dan keringkan

kulit bila kulit lembab

seperti di perineum

5. Jagalah alat tenun tetap

kering dan bebas dari

lipatan dan kotoran-

kotoran

2. Meningkatkan sirkulasi &

melindungi kulit mengurangi

terjadinya ulserasi

3. Meningkatkan sirkulasi pada kulit

dengan mengurangi tekanan pada

daerah tulang yang menonjol

4. Kulit yang bersih dan kering tidak

akan cenderung mengalami

kerusakan

5. Mencegah adanya iritasi kulit

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 20

Page 21: makalah cedera kepala

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahsan yang sudah dijelaskan, bias disimpulakan bahwa Cedera

kepala adalah trauma pada otak yang disebabkan adanya kekuatan fisik dari luar yang

dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran. Akibatnya dapat menyebabkan

gangguan kognitif, gangguan tingkah laku, atau fungsi emosional. Gangguan ini

dapat bersifat sementara atau permanen, menimbulkan kecacatan baik partial atau

total dan juga gangguan psikososial. (Donna, 1999). Menurut etiologi cedera kepala

adalah Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil,

kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan, cedera akibat

kekerasan.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini kelompok kami akui bahwa makalah ini

masih dari sempurna, maka dari itu untuk para pembaca apabila akan mengangkat

atau membahas masalah yang sama atau hal yang lainnya, diharapkan bias lebih

detail dan sumber – sumbernya diperbanyak dan lebih update lagi yang baru.

Asuhan Keperawatan Cedera Kepala | 21

Page 22: makalah cedera kepala

Asuhan Keperawatan Cidera Kepala 22