makalah bronkietaksis

8/19/2019 Makalah Bronkietaksis

1/26

1

MAKALAH KEPERAWATAN KLINIK IIB

BRONKIETAKSIS

Oleh

Diana Risqiyawati NIM 142310101070

Hanita Diani Rast!i NIM 1423101010

Dina! Ma"#ia NIM 1423101010

K#intia D$a NIM 1423101010

PRO%RAM ST&DI ILM& KEPERAWATAN

&NI'ERSITAS (EMBER

201)

KATA PEN%ANTAR

1


2/26

2

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah

Keperaatan Klinik !!" tentang "r#nkietaksis$. Makalah ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperaatan Klinik !!".

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap sem#ga karya

tulis ilmiah ini dapat berman%aat.

&ember' Okt#ber ()*+

Penulis

DA*TAR ISI

KATA PEN%ANTAR ……………………….

………………………………………………………………i

DA*TAR

ISI…………………………………………………………………………………

………..…………*

BAB 1+

PENDAH&L&AN…………………………………………………………………

………………,

*.* atar

"elakang…………………………………………………………………………

………………..,

*.( Tujuan……………………………………..

……………………………………….……………………….,


3/26

2

*. !mplikasi Keperaatan…………...………………..

………………………………………………,

BAB 2+ TIN(A&AN

TEORI.................................................................................+

(.*

Pengertian………………………………………………………………………

……………………….…+

(.( /pidemi#l#gi……………………………………………………………..

………………………………0

(. /ti#l#gi………………………………………………..

………………………………………….………..1

(., Tanda dan

2ejala……………………………………………………………………………

…….……3

(.+ Pat#%isi#l#gi………………………………………………....

…………………………………………*)

(.4 K#mplikasi dan Pr#gn#sis………………………….…….

………………………………….…*(

(.0 Peng#batan…………………....…………..……………………………….

….………………………*(

(.1 Pen5egahan…………………..............……………………….

…………….………………………*,

BAB 3+

PATHWA,S………………………………………………………………………

………………*+

BAB 4+ AS&HAN KEPERAWATAN..................................................................*1

,.* Asuhan Keperaatan "r#nkietaksis................................................*1

,.*.*

Pengkajian……………………………………………………………………


4/26

3

……………………*1 ,.*.(

6iagn#sa………………………………………………………………………

……………………*1 ,.*.

Peren5anaan……………………………………………………………………

…………………*3 ,.*.,

Penatalaksanaan………………………………………………………………

………………..() ,.*.+

/7aluasi………………………………………………………………………

…………………….(*

BAB )+

PEN&T&P…………………………………………………………………………

………………*+

+.*

Kesimpulan………………………………………………………………………

……………………..*+

+.( Saran…………………………………….

…………………………………………………………………25

DA*TAR

P&STAKA…………………………………………………………………………

………….(4

BAB 1. PENDAHULUAN

1 Lata! B$#a-an.

Sebagai makhluk hidup' bera%as merupakan sebuah kebutuhan yang harus di

penuhi #leh manusia. Akti%itas berna%as yang dilakukan #leh manusia tidak akan

bisa lepas dari peran paru-paru. Paru-paru merupakan salah satu #rgan penting

dalam tubuh manusia yang terlekak pada r#ngga dada. Paru-paru merupakan salah

satu #rgan yang penting bagi manusia karena paru-paru memiliki %ungsi utama

yaitu sebagai tempat berlangsungnya pertukaran #ksigen dengan karb#ndi#ksida.

Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan 8pulm# dekster9 yang

terdiri dari tiga l#bus dan paru-paru kiri 8pulm# sinister9 yang terdiri atas dua


5/26

4

l#bus. Paru-paru dibungkus #leh dua selaput yang tipis yang disebut pleura.

Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura

7is5eralis dan selaput yang menyelaputi r#ngga dada yang bersebelahan dengan

tulang rusuk disebut pleura panietalis. Paru-paru tersusun #leh br#nki#lus'

al7e#lus' jaringan elastik' dan pembuluh darah.

"r#nki#lus adalah 5abang dari br#nkus yang memiliki dinding lebih tipis'

pada ujung br#nki#lus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung ke5il yang

dinamakan al7e#lus. :ungsi utama dari br#nki#lus adalah menyalurkan udara dari

br#nkus ke al7e#li dan untuk meng#ntr#l jumlah udara yang didistribusikan

melalui paru-paru dengan k#nstriksi dan dilatasi. Keadaan dimana br#nki#lus atau

br#nkus menggalami dilatasi abn#rmal disebut dengan br#nkietaksis.

"r#nkietaksis terjadi pada #bstruksi paru kr#nis di saluran napas bagian

baah karena tum#r' in%eksi kr#nis' akumulasi mukus seperti yang terjadi pada

%ibr#sis kistik' dan pakanan terhadap t#ksin. "r#nkus terjasi mukus sehingga

terjadi atelektasis dan pembentukan hubungan abn#rmal antara br#nkus.

"r#nkietaksis mengakibatkan 7entilasi al7e#lus terganggu.

2 T"/"an

* ;ntuk mengetahui pengertian "r#nkietaksis

( ;ntuk mengetahui epidem#l#gi "r#nkietaksis

;ntuk mengetahui penyebab "r#nkietaksis

, ;ntuk mengetahui tanda dan gejala "r#nkietaksis

+ ;ntuk mengetahui pat#%isi#l#gi "r#nkietaksis

4 ;ntuk mengetahui k#mplikasi dan pr#gn#sis "r#nkietaksis

0 ;ntuk mengetahui peng#batan dan pen5egahan "r#nkietaksis

1 ;ntuk mengaplikasikan asuhan keperaatan "r#nkietaksis

3 I#i-asi K$$!awatan

1 Peraat dapat memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai

br#nkietaksis sehingga nantinya dapat melakukan asuhan keperaatan

se5ara pr#%esi#nal

2 Peraat diharapkan dapat menjadi pedamping yang 5ermat untuk klien

dalam memberikan asuhan keperaatan pada anak dengan penyakit

br#nkietaksis


6/26

5

3 Peraat dapat memberikan edukasi pada klien sehingga klien dapat

memahami tentang penyakit br#nkietaksis

BAB 2+ TIN(A&AN TEORI

1 P$n.$!tian

"r#nkiektasis adalah penyakit yang ditandai dengan dilatasi 8ektasis9 br#nkus

l#kal pat#l#gis dan kr#nik disebabakan elemen-elemen elastis dan #t#t-#t#t p#l#s

br#nkus. ;mumnya pada br#nkus ke5il 8


7/26

6

"r#nkiektaisis adalah dilatasi br#nkus dan br#nki#lus kr#nis permanen

8S#emantri' !rman' ())19.

2 Ei$i#.i

"r#nkiektasis merupakan penyebab kematian yang amat sangat penting pada

negara-negara berkembang. 6i negara-negara maju seperti AS'br#nkiektasis

mengalami penurunan sering dengan kemajuan peng#bbatan. Pre7alensi

br#nkiektasis lebih tinggi pada penduduk dengan g#l#ngan s#si# ek#n#mi yang

renddah. *'+ data terakhir yang diper#leh dari


8/26

7

akhirnya dapat menyumbat br#nki dinding br#n5hial menjadi teregang se5ara

permanen akibat batuk hebat.

!n%eksi meluas kejaringan peribr#nkial sehingga dalam kasus br#nkiaktasis

sakular' setiap tuba yang berdilatasi sebenarnya adalah abses paru' yang

eksudatnya mengalir bebas melalui br#nkus. "r#nkiektasis biasanya setempat'

menyerang l#bus atau segmen paru. #bus yang paling baah lebih sering

terkena. Penumpukan se5ret dan timbulnya #bstruksi pada akhirnya menyebabkan

al7e#li distal menjadi ter#bstruksi dan k#laps 8atelektasis9. &aringan parut akibat

peradangan atau %ibr#sis akan menggantikan %ungsi dari jaringan paru-paru.

Pada saat ini k#ndisi pasien berkembang kea rah insu%isensi pernapasan

dengan tanda menurunya kapasitas 7ital' penururnan 7entilasi' dan peningkatan

rasi#residual 7#lume terhadap kapasitas t#tal paru-paru. Adanya kerusakan akan

menyebabkan ber5ampurnya gas inspirasi 87entilasi-per%usi imbalan5e9 dan terjadi

hip#ksemia.

K#i-asi an P!.nsis

* "r#nkithis kr#nis

( Pneum#nia dengan atau tanpa artelektasis

Pleuritis

, /%usi pleura

+ Abses metstasi di#tak

4 >emaptisis

0 Sinusitis

1 K#r pulm#nal kr#nik 8KPK9

3 Kegagalan perna%asan

*) Amil#id#sis

7 P$n.5atan

( Pemberian antibi#ti5 dengan spekrum luas 8Ampisilin' K#trim#ksas#l atau

am#ksilin9 selama +-0 hari pemberian.

6rainage p#stural dan latihan %isi#terapi untuk perna%asan serta batuk yang

e%ekti% untuk mengeluarkan se5ret se5ara maksimal. daerah paru-paru yang

mengalami sekresi berlebihan.

, Meningkatkan drainase br#nkial untuk membersihkan bagian paru

+ "r#nk#dilat#r dapat diberikan bagi pasien yg mengalami #bstruksi jalan

na%as. Pasien dengan br#nkiektasis selalu berkaitan dengan br#n5hitis.

4


9/26

8

2+6 P$n$.a8an

!munisasi 5ampak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu

menurunkan angka kejadian br#nkiektasis. ?aksin in%luen@a berkala membantu

men5egah kerusakan br#nkus #leh 7irus %lu. ?aksin pneum#k#k membantu

men5egah k#mplikasi berat dari pneum#nia pneum#k#k.

Minum antibi#tik dini saat terjadi in%eksi juga men5egah br#nkiektasis atau

memburuknya penyakit. Peng#batan dengan immun#gl#bulin pada sindr#ma

kekurangan imun#gl#bulin men5egah in%eksi berulang yang telah mengalami

k#mplikasi.

Penggunaan anti peradangan yang tepat 8k#rtik#ster#id9 terutama pada

penderita br#nk#pneum#nia alergika aspergil#sis' bisa men5egah

kerusakanbr#nkus yang akan menyebabkan terjadinya br#nkiektasis. Menghindari

udara bera5un'asap r#k#k' dan serbuk yang berbahaya' seperti bedak atau siika

dapat men5egah br#nkiektasis.

Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat di5egah dengan 5ara

Memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya.

Menghindari kelebihan d#sis #bat dan alk#h#l.

Men5ari peng#batan medis untuk gejala neur#l#gis 8seperti penurunan

kesadaran9 atau gejala saluran pen5ernaan seperti regurgitasiBbatuk setelah

makan. Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan

menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.

"r#nk#sk#pi dapat digunakan untuk menemukan dan meng#bati

penyumbatan br#nkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.


10/26

9

BAB 3+ PATHWA,S


11/26

10


12/26

11

BAB 4+ AS&HAN KEPERAWATAN

1 P$n.-a/ian

1 Anan$s$

"atuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama *-( minggu atau tidak

ada gejala sama sekali 8br#nkhiektasis ringan9. "atuk yang terus-menerus dengan

sputum yang banyaknya C ())-)) 55' disertai demam' tidak ada na%su makan'

penurunan berat badan' anemia' nyeri pleura' dan lemah badan kadang-kadang

sesak napas dan sian#sis. Selain itu' sputum juga sering mengandung ber5ak darah

dan batuk darah. Pada pemeriksaan tangan klien dengan br#nkhiektasis sering

ditemukan jari-jari tabuh 85lubbing %inger9 pada hampir sekitar )-+)= kasus.

!dentitas klien meliputi nama' umur 8kebanyakan terjadi pada bayi dan

ne#natus9' jeni#s kelamin' pendidikan' alamat' pekerjaan' agama' suku

bangsa' tanggal dan jam masuk


13/26

12

Klien dengan bronkhiektasis terlihat mengalami batk!

batk dengan sptm "ang ban"ak tertama pada pagi hari

serta setelah tidran dan berbaring. #ada inspeksi$ bentk

dada biasan"a normal.

%dan"a batk darah sering di&mpai pada sekitar 50' dari

klien dengan bronkhiektasis. (atk darah pada klien dengan

bronkhiektasis biasan"a bersi)at masi) karena sering

melibatkan pe*ahn"a pemblh darah arteri "ang meregang

pada dinding bronkhs dan melemahn"a dinding bronkhs

akibat stimls batk lama dapat men"ebabkan batk darah

masi).

• #alpasi

#ada palpasi$ ekspansi meningkat dan taktil )remits

biasan"a menrn.

• #erksi#ada perksi$ didapatkan sara normal sampai hipersonor.

• %skltasi

+ering didapatkan adan"a bn"i napas ronkhi dan,hee-ing sesai tingkat keparahan obstrkti) pada

bronkhiols.

3 Pemeriksaan Diagnostik

#emeriksaan sptm melipti olme sptm$ ,arna

sptm$ sel!sel dan bakteri dalam sptm. (ila terdapat in)eksi

/olme sptm akan meningkat$ dan men&adi prlen dan

mengandng lebih ban"ak lekosit dan bakteri. (iakan sptmdapat menghasilkan ora normal dari naso)aring$ streptokoks

pnemoniae$ hemols inen-a$ stapilokoks aeres$klebsiela$

aerobakter$ protes$ psedomonas aeroginosa. %pabila

ditemkan sptm berba bsk menn&kkan adan"a in)eksi

kman anaerob.

4 Pemeriksaan darah tepi


14/26

13

(iasan"a ditemkan dalam batas normal.Kadang

ditemkan adan"a lekositosis menn&kkan adan"a sprasi

"ang akti) dan anemia menn&kkan adan"a in)eksi "ang

menahn.

Pemeriksaan urine

itemkan dalam batas normal$ kadang ditemkan adan"a

proteinria "ang bermakna "ang disebabkan oleh amiloidosis.

amn Imnogloblin serm biasan"a dalam batas normal

Kadan bisa meningkat ata menrn.

! Pemeriksaan E"#

K biasa dalam batas normal ke*ali pada kass lan&t

"ang sdah ada komplikasi korplmonal ata tanda pendorongan

&antng. +pirometri pada kass ringan mngkin normal tetapi

pada kass berat ada kelainan obstrksi dengan penrnan

/olme ekspirasi paksa 1 menit ata penrnan kapasitas /ital$

biasan"a disertai inssiensi perna)asan "ang dapat

mengakibatkan

o Ketidakseimbangan /entilasi dan per)sio Kenaikan perbedaan tekanan #2 al/eoli!arterio ipoksemia

o iperkapnia$ Pemeriksaan tam%ahan

ntk mengetahi )aktor predisposisi dilakkan

pemeriksaan

o #emeriksaan imnologio #emeriksaan spermato-oao (iopsi bronks dan mkosa nasal: bronkoplmonal

berlang;.& Foto dada PA dan Latera'

(iasan"a ditemkan *orakan par men&adi lebih kasar dan

batas!batas *orakan men&adi kabr$ mengelompok$kadang!

kadang ada gambaran sarang ta,on serta gambaran kistik dan

batas!batas permkaan dara *airan. #aling ban"ak mengenai


15/26

14

lobs par kiri$ karena mempn"ai diameter "ang lebih ke*il

kanan dan letakn"a men"ilang mediastinm$ segmen lingal

lobs atas kiri dan lobs medis par kanan.

#ada klien dengan


16/26

15

2 anggan pertkaran gas berhbngan dengan

peningkatan ker&a pernapasan dan hipoksemia se*ara

re/ersible ata menetap.

3 =esiko tinggi in)eksi pernapasan :pnemonia; berhbngan

dengan akmlasi se*ret &alan napas.4 anggan pemenhan kebthan ntrisi krang dari

kebthan tbh berhbngan dengan penrnan na)s

makan.5 anggan %> berhbngan dengan keletihan dan

kelemahan sik mm.6 Krang pengetahan tentang prosedr pera,atan diri

berhbngan dengan krang terpa&ann"a in)ormasi.

"etidake+ekti+an %ersihan ,a'an napas %erhu%ungan

peningkatan produksi mu-us dan penurunan kemampuan

%atuk e+ekti+.

u,uan / alam ,akt 3?24 &am setelah diberikan inter/ensi$

&alan napas kembali e)ekti)$ menghilangkan kantitas dari

/iskositas sptm ntk memperbaiki /entilasi par danpertkaran gas.

"riteria Hasi' / Klien dapat mendemonstrasikan batk e)ekti)$

klien dapat men"ebtkan *ara!*ara menrnkan kekentalan

sekresi$ tidak ada sara napas tambahan$ dan pernapasan kien

normal :16!20 ?@menit; tanpa ada penggnaan otot bant napas.

0nterensi asiona'Ka&i ,arna$ kekentalan$ dan

&mlah sptm.

%tr posisi semi)o,ler.

%&arkan *ara batk e)ekti).

Karakteristik sptm dapat

menn&kkan berat ringann"a

obstrksi.

Aeningkatkan ekspansi dada.

(atk "ang terkontrol dan

e)ekti) dapat memdahkan

pengelaran se*ret "ang


17/26

16

(ant klien latihan napas

dalam.

#ertahankan intake *airan

sedikitn"a 2500 ml@hari

ke*ali tidak diindikasikan.

>akkan sioterapi dada

dengan teknik postral

drainase$ perksi$ dan brasi

dada.

melekatkan &alan napas.

entilasi maksimal membka

lmen &alan napas dan

meningkatkan gerakan se*ret

ke dalam &alan napas besar

ntk dikelarkan.

idrasi "ang adekat

membant mengen*erkan

se*ret dan menge)ekti)kan

bersihan &alan napas.

+elain it$ ntk

memeperban"ak intake *airan

adalah ke*endrngan klien

ntk bernapas melali mlt

"ang meningkatkan

kehilangan air. Aenghirp air

"ang diapkan &ga

membant karena ap ini

dapat melembabkan

per*abangan bron*hial.

#ostral drainase dengan

perksi dan brasi

menggnakan bantan ga"a

gra/itasi ntk membant

menaikkan sekresi sehingga

dapat dikelarkan ata dihisap

dengan mdah.


18/26

17

Kolaborasi pemberian

bronkodilator

ebli-er :/ia inhalasi; dengan

golongan terbtaline 0$25 mg$

)enoterol (r 0$1 ' soltion$

or*iprenaline sl)r 0$75 mg.

Kolaborasi pemberian agen

mkolitik dan ekspektoran.

Kolaborasi pemberian

kortikosteroid

ata tindakan pernapasan

tekanan positi) intermitten

:I##(;$ hars diberikan

sebelm postral drainase

karena sekresi akan mengalir

lebih mdah setelah

per*abangan trakeobronkhial

berdilatasi. Klien

diinstrksikan bernapas dan

batk e)ekti) ntk membant

mengelarkan sekresi.

#ostral drainase biasan"a

dilakkan ketika klien bangn$

ntk membang sekresi "ang

telah terkmpl sepan&ang

malam$ dan sebelm istirahat$

ntk meningkatkan kalitas

dan kantitas tidr.

#emberian bronkodilator /ia

inhalasi akan langsng men&

area bron*hs "ang

mengalami spasme sehingga

lebih *epat berdilatasi.

%gen mkolitik menrnkan

kekentalan dan perlengketan

se*ret par ntk

memdahkan pembersihan.

%gen ekspektoran akan

memdahkan se*ret lepas dari


19/26

18

perlengketan &alan napas.

Kortikosteroid bergna pada

keterlibatan las dengan

hipoksemia dan menrnkan

reaksi inamasi akibat edema

mkosa dan dinding bron*hs.

#angguan pertukaran gas %erhu%ungan dengan

peningkatan ker,a pernapasan dan hipoksemia se-ara

reersi%'e atau menetap.

u,uan / #ertkaran gas kembali membaik setelah diberikan

tindakan selama 2?24 &am.

"riteria hasi' / Brekensi napas 16!20 ?@menit$ )rekensi nadi

60!80 ?@menit$ ,arna klit normal$ % dalam batas normal.

0nterensi asiona'Ka&i )rekensi$ kedalaman

pernapasan. Catat

penggnaan otot bant

pernapasan$ ketidakmampan

bi*ara@berbi*ara.


20/26

19

%,asi tingkat

kesadaran@stats mental.

+elidiki adan"a perbahan.

%,asi tanda /ital dan irama

&antng.

(erikan oksigen tambahan

sesai indikasi

pada &alan napas ke*il.

#enghisapan dibthkan bila

batk tidak e)ekti).

elisah dan ansietas adalah

mani)estasi mm pada

hipoksia. % membrk

disertai bingng@somnolen

menn&kkan dis)ngsi

serebral "ang berhbngan

dengan hipoksemia.


21/26

20

batuk e%ekti%' perubahan p#sisi sering'

dan masukan 5airan adekuat.

Obser7asi arna' karakter' dan bau

sputum.

Aasi pengunjung' berikan masker

sesuai indikasi.

6#r#ng keseimbangan antara akti7itas

dan istirahat.

6iskusikan kebutuhan masukan nutrisi

adekuat.

"erikan antimikr#bial sesuai indikasi.

emam dapat ter&adi karena

in)eksi@dehidrasi.

%kti/itas ini dapat

meningkatkan mobilisasi dan

pengelaran sekret ntk

menrnkan resiko ter&adin"a

in)eksi par.

+ekret berba$ kning ata

kehi&aan menn&kkan

adan"a in)eksi par.

Aenrnkan

konsmsi@kebthan

keseimbangan oksigen dan

memperbaiki pertahanan

pasien terhadap in)eksi$

meningkatkan pen"embhan.

Aalntrisi dapat

mempengarhi kesehatan

mm dan menrnkan

tahanan terhadap in)eksi.

apat diberikan ntk

organisme khss "ang

teridentikasi dengan kltr

dan sensititas.


22/26

21

#angguan pemenuhan ke%utuhan nutrisi kurang dari

ke%utuhan tu%uh %erhu%ungan dengan penurunan na+su

makan.

u,uan / kebthan ntrisi klien terpenhi setelah diberikan

tindakan kepera,atan

"riteria hasi' / (( kembali normal$ na)s makan klien kembali

meningkat$ tidak ter&adi mal$ anoreksia

0nterensi asiona'Ka&i kebiasaan diet. /alasi

berat badan dan kran

tbh.

(erikan pera,atan oral$ dan

bang sekret.

indari makanan penghasil

gas dan minman

berkarbonat.

#asien distress pernapasan

akt sering anoreksia karena

dispnea$ prodksi sptm$ dan

obat!obatan.

=asa tak enak$ ba$ dan

penampilan adalah pen*egah

tama terhadap na)s makan

dan dapat membat mal dan

mntah dengan peningkatankeslitan napas.

apat menghasilkan distensi

abdmen "ang menggangg

napas abdomen dan gerakan

dia)ragma$ dan dapat

menggerakkan dispnea.

#angguan ADL %erhu%ungan dengan ke'etihan dan

ke'emahan )sik umum.

u,uan / In)eksi dapat dikendalikan ntk menghilangkan edema

inamasi dan ntk memngkinkan pen"embhan aksi siliaris

normal.


23/26

22

"riteria hasi' / Brekensi napas 16!20 ?@menit$ )rekensi nadi

60!80 ?@menit.

0nterensi asiona'

Ka&i kemampan klien dalam

melakkan aktitas.

%tr *ara beraktitas klien

sesai kemampan.

%&arkan latihan otot!otot

pernapasan.

Aen&adi data dasar dalam

melakkan inter/ensi

selan&tn"a.

ntk memlihkan kondisi

klien dalam beraktitas.

+etelah klien mempela&ari

pernapasan dia)ragmatik$

sat program pelatihan otot!

otot "ang dignakan dalam

bernapas. #rogram ini

mengharskan klien bernapas

terhadap sat tahanan

selama 10!15 menit setiap

hari.

"urang pengetahuan tentang prosedur pera*atan diri

%erhu%ungan dengan kurang terpa,ann5a in+ormasi.

u,uan / alam 2 ? 24 &am setelahdilakkan inter/ensi

pengetahan klien dan kelarga bertambah

"riteria hasi' / #engetahan kelarga dan klien tentang

prosedr pera,atan diri bertambah. Klien dan kelarga mamp

menglang apa "ang telah dia&arkan.

0nterensi asiona'


24/26

23

indari perbahan sh "ang

ekstreem. Klien diinstrksikan ntk

menghindari panas ata

dingin "ang ekstrim. #anas

meningkatkan sh tbh$

karenan"a dapat

meningkatkan kebthan

oksigen tbbh. ingin

*enderng meningkatkan

bronkospasme.

BAB )+ PEN&T&P

1 K$si"#an

"r#nkiektaksis adalah penyakit yang ditandai dengan dilatasi 8ektasis9

br#nkus l#kal pat#l#gis dan kr#nik disebabakan elemen-elemen elastis dan #t#t-

#t#t p#l#s br#nkus' biasanya pada br#nkus ke5il dan bersi%at kr#nis permanen.

"r#nkiektasis terjadi karna keadaan yang berkaitan dengan kerusakan dinding

br#nkus berulang sehingga terjadi kerusakan pada jaringan penyanggah di dekat

jalan na%as. Penyakit ini sangat mudah sekali berkembang di negara berkembang


25/26

24

daripada negara maju. ;ntuk pen5egahannya biasanya dilakukan imunisasi

5ampak dan pertusis pada masa kanak-kanak' hal ini dapat membantu

menurunkan angka kejadian br#nkiektasis

2 Sa!an

Sebagai se#rang peraat untuk menimimalkan atau men5egah angka kejadian

br#nkiektaksis' peraat bisa berperan sebagai

* /dukat#r Peraat memberikan pengetahuan pada pasien atau kliententang peyakit br#nkiektaksis dan bagaimana 5ara pen5egahannya.

( Ad7#kat 6alam melakukan tindakan seperti penn5egahan penyakit

br#nkiektaksis atau imunisasi 5ampak' peraat harus mendapatkan

persetujuan dahulu dari #rang tua anak tersebut.

K#lab#rat#r Peraat dalam upaya melakukan pen5egahan angka kejadian

br#nkiektaksis' peraat dapat berk#lab#rasi dengan tenaga kesehatan

lainnya.

, K#nsultan Peraat dapat menjadi k#nsultan kepada mereka 8#rang tua9

yang anaknya akan dilakukan imunisasi 5ampak atau pertusis. Atau bisa

juga k#nsultan bagi mereka yang telah terkena penyakit br#nkiektaksis

+ Pemberi asuhan keperaatan Peraat memberikan asuhan keperaatan

pada pasien yang terkena br#nkiektaksis atau kepada pasien yang akan

melakukan pen5egahan seperti imunisasi 5ampakBpertusis.

DA*TAR P&STAKA

4 K#alak' Welsh' dkk. ()**. Patofisiologi. &akarta Penerbit "uku

Ked#kteran /2D.


26/26

25

0 Ari% MutaEin. ())1 Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernafasan. &akarta Salmba Medika.

1 Padila. ()*(. Keperawatan Medikal Bedah 1. &akarta >aikhi.

3

makalah bronkietaksis

Documents