makalah blok4

Upload: carlos-johnson

Post on 11-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 4

TRANSCRIPT

Tinjauan PustakaReseptor Sel TargetRicky Johnatan (102010174)Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakkarta, [email protected]

PendahuluanReseptor merupakan bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan dan sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Pada hormon insulin terdapat reseptor yang berfunngsi untuk mengikat insulin dan transduksi sinyal. Diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang dipengaruhi oleh kerja insulin dan berbagai faktor lainnya. Ikatan Kovalen (Non logam-non loogam)Ikatan kovalen adalah ikatan antar atom yang sejenis atau berbeda didasarkan pada pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom memiliki susunan elektron stabil seperti gas mulia. Pada umumnya ikatan kovalen terbentuk dari unsur-unsur yang keelektronegatifannya sama atau hampir sama( perbedaan keelekronegatifannya rendah). Ikatan kovalen terjadi pada atom-atom non logam. Berdasarkan jenis ikatannya, ikatan kovalen dibagi menjadi kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap tiga, dan kovalen koordinat(semipolar). Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terbentuk melalui sepasang elektron. Sedangkan, ikatan kovalen rangkap dua terbentuk melalui dua pasang elektron dan selanjutnya ikatan kovalen rangkap tiga. Contoh ikatan kovalen tunggal adalah CCl4, H2O, dan Cl2. Contoh ikatan kovalen rangkap dua adalah O2. Contoh kovalen rangkap tiga adalah N2. Ikatan rangkap tiga pada nitrogen menyebabkan nitrogen bersifat lamban pada suhu kamar. Ikatan kovalen koordinat terjadi bila pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Dalam rumus struktur, ikatan kovalen koordinat digambarkan dengan anak panah kecil yang diarahkan kepada atom yang meminjam elektron. Contoh ikatan kovalen koordinat adalah pada molekul NH3 BF3. Berdasarkan kepolarannya Ikatan kovalen ada yang bersifat polar dan nonpolar. Sifat polar dan non-polar dari senyawa kovalen berdasarkan pada perbedaan kelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa kovalen serta memperhatikan bentuk molekul senyawa kovalen yang terjadi.1,2,3 Ikatan kovalen polar terjadi jika elektron-elektron yang digunakan cenderung lebih tertarik ke salah satu atom(polarisasi). Contoh dari kovalen polar adalah molekul asam klorida (HCl). Ikatan kovalen non-polar terjadi jika elektron-elektron yang digunakannya tersebar merata ke setiap atom yang berikatan atau daya tarik atom untuk menarik elektron sama kuat. Biasanya, ikatan kovalen non-polar terjadi antara atom-atom sejenis. Molekul dengan ikatan kovalen non-polar pasti bersifat non-polar. Sedangkan Molekul dengan ikatan kovalen polar dapat bersifat polar ataupun non-polar bergantung pada bentuk molekulnya. Jika ikatan kovalen polar, tetapi membentuk molekul simetris maka secara keseluruhan molekul itu akan bersifat non-polar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu ikatan kovalen polar bersifat polar jika bentuk molekulnya asimetris. Asam AminoProtein tersusun atas asam-asam amino yang terhubung membentuk sekuens linear melalui ikatan peptida antara gugus amino dari salah satu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino sebelumnya.4 Sifat-sifat dari asam amino, yaitu:1. Padat2. Kristal3. Titik didih tinggi 4. Sangat larut dalam air, polar dan membentuk ion-ion5. Gugus amino(NH2) : merupakan basa kuat dan dapat mengikat H+ dan H2O membentuk NH3+Fungsi asam amino adalah, sebagai berikut:1. Sebagai penghantar saraf (Neurotransmitter)2. Biosintesis3. Peptida: Sebagai hormon hormone realising factor, neuro-modulator atau neurotransmitter4. Bahan pembentuk antibiotikaSebagian besar protein mengandung 20 buah L asam amino yang sama dalam berbagai porsi yang beragam. Gugus samping(R) pada asam amino sangat berpengaruh dalam sifat dan bentuk asam amino tersebut. Jika gugus samping pada asam amino terdapat COOH- lebih, maka asam amino tersebut bersifat asam. Contoh asam amino yang bersifat asam adalah Asam aspartat, glutamin, asparagin dan asam glutamat. Jika gugus samping pada asam amino terdapat NH2 lebih, maka asam amino bersidat basa. Contoh asam amino yang bersifat basa adalah Arginin, Lisin, Histidin.4,5

Gambar 1. L asam amino http://cnx.org/content/m11614/latest/Asam amino terbagi atas asam amino polar dan non polar. Asam amino Polar memiliki gugus samping yang tidak bermuatan. Asam amino polar cenderung berada di bagian luar protein dan bersifat hidrofilik(mudah larut dalam air). Contoh dari asam amino polar adalah Serin, theorin, sistein, metionin, asparagin dan glutamin. Asam amino Non polar memiliki gugus samping alifatik. Asam amino non polar umumnya terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid dan bersifat hidrofobik.4,5 Jenis-jenis asam amino dapat dikategorikan sebagai berikut:1. Asam amino alifatik2. Asam amino bersifat asam atau amidanya3. Asam amino Hidroksil (OH)4. Asam amino mengandung sulfur (S)5. Asam amino aromatik (mengandung cincin benzena)6. Asam amino bersifat basaTabel 1. Jenis-jenis Asam aminoSIFATAsam AminoSingkatan

AlifatikGlisinAlaninValinLeusinIsoleusinGly (G)Ala (A)Val (V)Leu (L)Ile (I)

Asam atau AmidanyaAsam aspartatAsparaginAsam glutamatGlutaminAsp (D)Asn (N)Glu (E)Gln (Q)

BasaArgininLisinHistidinArg (R)Lys (K)His (H)

AromatikHistidinFenilaninTirosinTriptofanHis (H)Phe (F)Tyr (Y)Trp (W)

Gugus HidroksilSerinTreoninTirosinSer (S)Thr (T)Tyr (Y)

SulfurSisteinMetioninCys (C)Met (M)

DNAKromosom pada sel eukariotik berbentuk satu helix ganda DNA linear tunggal, yang biasa pada manusia biasanya memiliki 2 X 108 nukleotida DNA merupakan molekul yang membawa informasi genetik yang terletak di dalam sel. Gen merupakan sekuens dari molekul DNA yang mengandung informasi genetik. Fungsi DNA adalah sebagai sumber informasi untuk sintesis protein dan penyedia informasi yang diturunkan ke sel generasi selanjutnya dengan melakukan replikasi.4,6 Pada DNA eukariotik terdapat beberapa macam sequence, yaitu:1. Unique sequence / non repetitiveTerdapat pada 64% DNA pada sel eukariotik. Terdapat 1 atau beberapa kopi dalam genom. Unique sequence berfungsi mentranskrip mRNA yang kemudian ditranslasi untuk menghasilkan protein.2. Repetitive sequenceTerdapat pada 20-30% pada DNA sel Eukariotik. Sequence DNA dapat berulang-ulang. Repetitive sequence dibagi lagi ke dalam 2 macam, yaitu : a. Highly repetitive sequence terulangnya ratusan ribu jutaan kopi. Bagian ini tidak ditranskripb. Moderately repetitive sequence ditranskrip menjadi tRNA, dan rRNA3. Intervening sequence (intron)Terdapat di sela-sela bagian DNA yang memberi kode(ekson). Sequence ini tidak memberi kode, tetapi ditranskrip lalu disingkirkan(dibuang). Ekson merupakan bagian yang mengkode asam-asam amino. Unit monomer DNA adalah nukleotida yang terdiri dari basa purin/pirimidin, gula pentosa yaitu deoksiribosa, dan fosfat. Basa purin terdiri dari adenin(A) dan guanine(G), sedangkan basa pirimidin terdiri dari timin(T) dan sitosin(C). Dalam rantai DNA adenin selalu berpasangan dengan timin dan guanin berpasangan dengan sitosin. Menurut Chargaff pada molekul DNA jumlah Adenin sama dengan Timin dan Guanin sama dengan sitosin. Basa nukleotida ditambah dengan basa nukleotida lainnya akan membentuk ikatan hidrogen.4,6

Gambar 2. Basa purin dan pirimidinGambar 3. Nukleotida2.http://www.sparknotes.com/biology/molecular/structureofnucleicacids/section2.rhtml 3.http://utamieka.wordpress.com/2010/02/12/asam-nukleat/Watson & Crick merupakan orang pertama yang menyatakan bahwa bentuk DNA sel eukariotik adalah double helix secara antiparalel(arah berlawanan). Arah berkas pertama adalah dari rantai 3 sampai 5. Sebaliknya arah berkas kedua dari rantai 5 sampai 3. Maksud dari arah berkas 5-3 adalah terhadap suatu deoksiribosa berikatan dengan fosfat pada C5 dan satu lagi pada C3. Pada dasarnya ikatan G-C memiliki ikatan yang lebih kuat (50%) dibandingkan A-T . Suatu DNA dapat terjadi Denaturasi jika pH berbeda, terjadi pemanasan, kadar garam rendah, senyawa perusak.4,6

Gambar 4. Rantai DNA dan RNA http://www.biology.arizona.edu/biochemistry/problem_sets/large_molecules/06t.htmlDalam Kromosom, DNA berinteraksi dengan protein basa yang disebut Histon(banyak mengandung arginin dan lisin) terdapat 5 kelas histon, yaitu: H1, H2A, H2B, H3, dan H4. H1 merupakan senyawa yang memiliki ikatan paling longgar dengan kromatin sehingga mudah dikeluarkan menggunakan larutan garam, setelah dikeluuarkan kromatin menjadi dapat larut. Nukleosum merupakan DNA yang terpilin disekeliling kumpulan molekul histon.7 Replikasi DNASintesis DNA terjadi melalui proses replikasi di dalam inti sel. Watson & Crick memberi kesan bahwa replikasi DNA terjadi secara semikonservatif.4 Jika masing-masing untai pada molekul induk DNA untai ganda terpisah dari komplementernya saat replikasi, setiap bagian tersebut akan berfungsi sebagai cetakan lalu disintesis menjadi sebuah untai komplementer baru. Masing-masing 2 rantai pada DNA asli berperan sebagai template. Hasil dari proses replikasi terdiri dari 1 rantai polinukleotida asli dan 1 rantai polinukleotida baru. Pada tahap awal replikasi, DNA dipisah sehingga membentuk semacam garpu replikasi(replication fork). Proses pemisahan ini dilakukan oleh protein helikase dengan disertai hidrolisis 2ATP dan protein Topoisomerase yang berfungsi mengurangi tegangan torsional yang terjadi akibat pembukaan lilitan yang diinduksi helikase. Sedangkan protein pengikat bekerja mengikat rantai polinukleotida yang sudah terpisah dan menghambat penyatuan kembali. Rantai 35 lama membentuk rantai 53 baru yang mengarah ke garpu disebut leading strand. Rantai 53 lama membentuk rantai 35 baru yang menjauh dari garpu dan terjadi secara sepotong-sepotong disebut lagging strand. Potongan-potongan ini disebut fragmen okazaki yang akan disambung menjadi satu utas utuh oleh enzim DNA ligase. Sintesis polinukleotida diawali dengan pembentukan suatu primer di pangkal garpu yaitu primer RNA dengan gugus OH 3 yang bebas. Primer RNA pendek(10 nukleotida) yang merupakan pasangan komplementer dari template DNA. Enzim DNA polimerase tidak dapat memulai sintesis secara de novo, maka enzim DNA primase yang melakukan proses priming untuk memulai sintesis. Replikasi DNA diperankan oleh DNA polimerase yang mengkatalis penambahan unit deoksiribonukleotida satu demi satu pada ujung OH3 dari primer RNA. DNA polimerase memerlukan template DNA, rantai primer RNA dengan gugus OH3 bebas, dATP, dGTP, dCTP dan Mg++ sehingga proses yang terjadi adalah sebagai berikut:4,6(DNA)n + dNTP (DNA)n+1 +PpiLagging strand disintesis oleh DNA polimerase dan leading strand disintesis oleh DNA polimerase . DNA polimerase pada sel eukariot tidak hanya , dan tetapi juga ada yang berfungsi memperbaiki DNA, berfungsi mensintesis DNA mitokondria, dan proof reading dan perbaikan DNA. Pada sel eukariot proses replikasi menghasilkan gelembung replikasi yang akan membesar dan akhirnya menyatu. Pada proses replikasi jika terdapat salah pasang pada pasangan basa maka akan segera diganti dengan pasangan basa yang benar melalui proses Proof reading. Proof reading dilakukan oleh enzim eksonuklease untuk mengkatalisis hidrolisis polinukleotida pada ujung ratai 35. Sedangkan proses untuk mengganti basa salah pasangyang terlewat pada waktu proof reading dilakukan proses meng-edit oleh enzim eksonuklease rantai 53. Reparasi eksisi merupakan proses perbaikan rantai DNA yang rusak. Enzim endonuklease akkan memutuskan rantai yang rusak lalu dibuang oleh enzim eksonuklease dan bagian yang kosong tersebut diisi oleh DNA polimerase dan disambung oleh DNA ligase. Bila terjadi kerusakan kecil yang disebabkan oleh kerusakan 1-2 basa nukleotida maka DNA glikosilase akan memutuskan ikatan N-glikosidik yang akan melepas basa nukleotida.4,6 Gambar 5.Replikasi DNAhttp://thecahyo.wordpress.com/2008/10/04/kun-fayakun/Transkripsi DNATranskripsi di sebut juga proses sintesis RNA. DNA yang double helix di transkrip menjadi RNA oleh enzim RNA polimerase. Pada proses transkripsi rantai DNA 5-3 berperan sebagai coding strand, sedangkan rantai DNA 3-5 berperan sebagai template strand. Reaksi transkripsi terjadi dengan cara sebagai berikut :4,6,8DNA template + n(NTP) pppN(pN)n-1 + (n-1)Ppi + DNA templateTahap-tahap proses transkripsi adalah sebagai berikut:1. Inisiasi2. Elongasi 3. Terminasi Sintesis mRNAProses sintesis menjadi mRNA dilakukan dalam nukleus. Sintesis mRNA Pada proses inisiasi Promotor memberikan sinyal pada RNA polimerase II agar dapat memulai proses transkrip. Pada sel eukariot promotor ini dikenal sebagai kotak TATA(TBP), CAAT(C/EBP,N-FY), dan GC(Sp1,MioD) banyak. Setelah itu protein yang disebut faktor transkripsi atau faktor basal terikat pada promotor dan membantu pengikatan RNA polimerase II. Setelah RNA polimerase terikat pada DNA memulai proses transkrip, RNA polimerase dibantu oleh suatu enzim pembuka lilitan dan topoisomerase yang berfungsi untuk mencegah pembentukan kompleks superheliks. Proses transkripsi juga diatur kecepatannya oleh bagian DNA yang disebut enhancer(mempercepat) dan silencer(memperlambat). Selama transkripsi terbentuk cap yang berfungsi mengikat mRNA matang pada ribosom selama sintesis protein. Cap tersusun atas Guanosin Tripospat(yang termetilasi) yang terikat pada gugus OH 5 dari ribosa ujung 5 mRNA. RNA polimerase II terus mentranskrip sampai pada sinyal poliadenilasi(AAU-AAA) yang merupakan sinyal terminasi. Transkripsi diteruskan sampai 10-20 nukleotida kemudian di putus. Setelah pemutusan ekor poli A ditambahkan satu persatu tanpa ada template DNA. Transkrip mengandung ekson dan intron. Hasil transkrip yang masih meiliki ekson dan intron disebut hn RNA(heterogen RNA). Lalu intron dibuang dan ekson disambung membentuk mRNA matang. Batas dari ekson dan intron sendiri adalah AGGU(semua intron mulai dengan 5GU berakhir dengan 3AG).4,6,7,8,9Sintesis rRNA rRNA terdiri atas 4 macam yaitu 18S, 28S, 5S, dan 5,8S. Sintesis rRNA 18S, 5,8S, dan 28S dikatalisis oleh RNA polimerase I di nukleolus dari template DNA. Sedangkan sintesis rRNA 5S dikatalisis oleh RNA polimerase III. 1000 gen rRNA terdapat dalam genom yang berderet dengan diselingi oleh bagian pemisah, yang mengandung sinyal stop/terminasi untuk satu gen dan promotor untuk gen selanjutnya. Banyak molekul RNA polimerase yang terikat pada 1 gen pada waktu yang sama. Sewaktu enzim-enzim ini berjalan dari arah 5-3, transkrip makin panjang. Transkrip rRNA yang mula-mula terbentuk ialah sebagai perkursor rRNA 45S. Lalu 1-2% nukleotida mengalami metilasi, terutama pada gugus OH 2 ribosa(modifikasi post transkripsi oleh RNA metilase). rRNA mengandung beberapa intron yang dapat dibuang sendiri oleh rRNA : ribozim. rRNA 45S memecah diri menghasilkan rRNA 18S, 5,8S, 28S yang kemudian bergabung dengan protein disitoplasma sebagai ribosom 80S.4,6,7,9 Sintesis tRNA Sintesis tRNA dikatalisis oleh RNA polimerase III yang memiliki promotor terpecah di dalam daerah coding strand. Mula-mula dibentuk perkursor tRNA yang mengandung intron (biasanya terdapat pada daerah antikodon), yang selanjutnya dibuang. Perkursor tRNA kemudian membentuk struktur daun semanggi dan diputus pada ujung 5 dan 3 yang dikatalisis oleh ribonuklease P(mengandung RNA kecil yang mempunyai aktivitas katalitik sebagai endonuklease). Intron disingkirkan oleh enzim endonuklease dan disambung oleh RNA ligase. Setelah itu, terjadi modifikasi post transkripsi, menghasilkan Ribotimidin(T), dihidrouridin(D), pseudouridin(), Inosin(I) dan metil guanosin (M-G). Kemudian pada ujung 3 ditambah dengan 3 basa nukleotida dengan urutan CCA satu persatu oleh nukleotidil transferase.4,6,7,9 Gambar 6. tRNAhttp://web.virginia.edu/Heidi/chapter12/chp12frameset.htmTranslasi RNATranslasi RNA disebut juga Proses sintesis Protein. Proses translasi suatu protein sama dengan transkripsi yaitu melalui 3 tahap: Inisiasi, Elongasi, dan Terminasi. Sintesis terjadi pada ribosom yang dituntun oleh mRNA/kodon mRNA 5-3. Pada mRNA terdapat bagian yang memberi kode untuk jenis asam amino yang dinyatakan sebagai urutan 3 basa nukleotida per asam amino yang disebut kode genetik. Nirenberg menetapkan 64 kodon yang diantaranya UGA,UAG,UAA sebagai kodon stop/non sense dan AUG untuk Metionin, UGG untuk triptofan. tRNA berperan sebagai adapter yang mengandung antikodon yang dapat berinteraksi secara komplementer dengan kodon pada mRNA. tRNA yang mengikat asam amino secara kovalen pada ujung 3 disebut aminosil-tRNA. tRNA ttt hanya mengenal kodon AUG(Met) yang dipakai untuk tahap inisiasi yang disebut Met-tRNAI(Met). Pembentukan aminoasil-tRNA dikatalisis oleh aminoasil-tRNA sintease yang sangat spesifik. Terdapat 20 macam enzim yang masing-masing untuk 1 asam amino. Reaksi terdiri dari 2 tahap:4,6,9 1. Asam amino diaktifkan dengan memerlukan ATP menjadi E-aminosil-AMP dan menghasilkan PPi yang oleh pirofosfatase menjadi 2Pi + energi yang mendorong tahap 2.2. Asam amino aktif diikatkan pada ujung 3 tRNA(CCA) dan AMP dilepaskan. InisiasiInisiasi pada sel eukariot memerlukan eIF(eukariotik initiation factor), ATP, GTP dan asam amino. Proses inisiasi terbagi dalam 4 tahap yaitu disosiasi ribosom, pembentukan komplek prainisiasi, pembentukan kompleks inisiasi 43S dan terakhir pembentukan kompleks inisiasi 80S. Proses disosiasi dipengaruhi oleh 2 faktor inisiasi yaitu eIF-3 dan eIF-2 mengikat pada subunit ribosom 40s yang baru berdisosiasi. Pada tahap selanjutnya GTP diikat oleh Eif-2. Kompleks biner ini kemudian akan berikatan ke met-tRNAi, lalu menjadi kompleks terner. Kompleks terner ini mengikat pada subunit ribosom 40S untuk membentuk kompleks prainisiasi 43S yang akan distabilkan oleh penggabungan eIF-3 dan eIF-1A. eIF-2 terdiri atas subunit , , dan . Tahap selanjutnya Kompleks protein pengikat tudung, Eif-4F(4F), yang terdiri atas Eif-4E dan kompleks eIF-4G . Eif-4A akan berikatan ke tudung tersebuut melalui protein 4E. Kemudian, eIF-4A serta Eif-4B berikatan dan mreduksi struktur sekunder ujung 5 mRNA yang rumit melalui kerja ATP-ase dan heliksase. Penggabungan mRNA dengan kompleks prainisiasi 43S membutuhkan hidrolisis untuk membentuk kompleks 48S. Tahap terakhir yaitu pembentukan kompleks inisiasi 80S melalui pengikatan subunit ribosom 60S ke kompleks inisiasi 48S melibatkan hidrolisis GTP yang berikatan pada Eif-2 melalui eIF-5. Reaksi ini mengakibatkan pelepasan faktor inisiasi yang terikat pada kompleks inisiasi 48S dan penggabungan cepat subunit ribosom 40S serta 60S untuk membentuk ribosom 80S. Pada titik ini, met-tRNAi berada pada tapak P ribosom.4,6,9 ElongasiProses elongasi di pengaruhi oleh eEF(elongation factor) dalam 3 tahap yaitu pengikatan aminosil-tRNA ke tapak A, Pembentukan ikatan peptida, dan translokasi. Pada tahap pengikatan aminosil-tRNA ke tapak A diperlukan pengenalan kodon yang tepat. Faktor elongasi Eef-1 membentuk sebuah kompleks GTP dan aminosil-tRNA yang masuk. Kompleks ini memungkinkan aminosil-tRNA masuk tapak A dengan melepas eEF-1 GDP serta fosfat. Pada tahap pembentukan ikatan peptida dikatalisis oleh peptidiltransferase. Reaksi ini menghasilkan pelekatan rantai peptida yang tengah bertumbuh ke tRNA dalam tapak A. Tahap terakhir adalah translokasi dari tapak A kembali ke tapak P dengan bantuan faktor elongasi eEF-2 dan GTP. Proses ini berlangsung cepat karena ribosom eukariotik dapat menginkorporasikan sebanyak enam asam amino per detik.4,6,9 TerminasiTahap elongasi berlangsung sampai pada kodon stop terdapat pada tapak . Faktor pelepas(Relising factor) akan terikat pada ribosom yang mengakibatkan hidrolisisikatan peptida pada tRNA lalu polipeptida terlepas meninggalkan ribosom dan mRNA(oleh peptidil transferase).4,6,9Proses Post TranslasiSewaktu rantai polipeptida sedang mengalami perpanjangan di ribosom kemudian rantai dari ujung N berjalan dalam suatu lorong di ribosom yang dapat menampung 30 urutan asam amino. Bila rantai polipeptida sudah panjang (>30 AA) ujung N mulai keluar dari lorong dan melipat diri(folding) membentuk struktur 3 dimensi. Suatu protein yang disebut chaperonnes terikat pada polipeptida yang sedang disintesis dan berperan pada proses folding. Kemudian metionin pada ujung N dilepas oleh protease.4,6 Mutasi GenDNA dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor kimia/fisika, misalnya: sinar uv, radiasi yang bersifat mengionisasi, senyawa kimia yang reaktif, perubahan pH, dan suhu. Kerusakan DNA dapat berupa distorsi helix DNA, perubahan struktur basa nukleotida, pemutusan rantai polinukleotida, pembentukan ikatan silang, dan lain-lain. Mutagen merupakan faktor yang merusak DNA dan menyebabkan mutasi. Mutagen juga dapat menyebabkan sel normal menjadi sel kanker. Mutasi akibat kerusakan nukleotida DNA atau dari kesalahan yang tidak diperbaiki selama replikasi selama dapat ditranskrip ke mRNA menyebabkan translasi susunan abnormal dari asam amino. Mutasi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:41. Mutasi Titik (Point mutation)Mutasi titik membuat hanya 1 basa nukleotida pada mRNA berubah. Perubahan basa tunggal dapat berupa transisi(AG, UC) atau transversi (AU, AC, GU, GC). Dalam transisi purin tertentu diubah menjadi purin lain atau pirimidin tertentu menjadi pirimidin lain. Sedangkan transversi sebuah purin diubah menjadi salah satu dari dua pirimidin atau sebaliknya. Proses mutasi ini dapat menimbulkan beberapa efek, diantaranya:4a. Mutasi diam (Silent mutation) Mutasi ini tidak mempengaruhi susunan asam amino. Contoh: perubahan CGA menjadi CGG, keduanya jodon untuk arginin.b. Mutasi salah makna(misense mutation)Mutasi salah makan mengakibatkan 1asam amino pada protein diganti dengan asam amino lain. Contoh : CGA dimutasi menjadi CCA, Arginin diganti prolin. Berdasarkan fungsi protein yang dimutasi, mutasi salah makna dibagi menjadi 3, yaitu: Acceptable misense mutation hasil mutasi tidak mengubah fungsi protein. Partially misense mutation hasil mutasi mengakibatkan sebagian fungsi protein terganggu. Unacceptable misense mutation hasil mutasi mengakibatkan protein tidak berfungsi.

c. Mutasi tanpa makna (Nonsense mutation)Mutasi tanpa makna mengakibatkan terminasi premature / dini dari suatu sintesis protein. Contoh: CGA UGA(kodon stop) yang menyebabkan sintesis berhenti sebelum waktunya. 2.Mutasi frame shiftMutasi yang terjadi akibat insersi atau delesi nukelotida pada gen yang menyebabkan perubahan urutan nukleotida pada mRNA. Contoh kelainan klinik: Hemoglobinopati terbentuk Hb abnormal dengan gangguan fungsi minimal-maksimal tergantung hasil translasi.4

Reseptor sel target dan FungsiReseptor merupakan bagian dari sistem syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan dan sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Impuls sensoris ini yang akan dikirimkan ke Sistem Syaraf Pusat. Sedangkan stimulasi pada suatu reseptor merupakan informasi mengenai terjadinya perubahan dari lingkungan eksternal dan internal tubuh terhadap Sistem Syaraf Pusat. Selanjutnya, Sistem Syaraf Pusat akan mengolahnya dan memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai sehingga kelestarian hidup tetap terjamin dan terpelihara kelangsungannya. Stimulus sendiri merupakan suatu bentuk energi yang banyak jenisnya. Masing-masing reseptor disesuaikan untuk memberikan respon pada suatu bentuk energi tertentu. Bentuk energi khusus yang memberikan respons reseptor paling peka disebut rangsangan adekwat. Reseptor juga terdapat dalam hormon, yang terbentuk dari senyawa protein. Hormon berikatan secara rreversible dengan reseptornya. Kerja yang ditimbulkan hormon akan terhenti ketika effektor itu terlepas dari reseptornya. Reseptor insulin adalah suatu protein kinase yang merupakan glikoprotein-glikoprotein. Reseptor insulin merupakan suatu tetramer yang terdiri dari 2 sub-unit dan 2 sub-unit dalam konfigurasi 22. Sub-unit bertugas untuk mengikat insulin dan sub-unit merupakan efektor dalam melaksanakan fungsi sekunder yaitu transduksi sinyal. Reseptor insulin secara konstan disintesis dan diuraikan dengan usia paruh 7-12 jam. Gen reseptor insulin terdapat pada kromosom 19. Kelainan reseptor insulin dapat berpengaruh terhadap kerja insulin. Down regulation adalah suatu fenomena dimana jumlah reseptor insulin berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, agaknya karena meningkatnya proses degradasi insulin interaseluler. Sebaliknya jika reseptor mengalami peningkatan disebut sebagai Up Regulation.10 KesimpulanDiabetes melitus dapat disebabkan oleh perubahan fungsi reseptor hormon insulin pada sel target. Pada orang dalam keadaan obesitas dapat menimbulkan kelainan reseptor yang disebut Down Stream. Kelainan fungsi reseptor ini menyebabkan diabetes melitus.Daftar Pustaka 1. Sastrohamidjojo H. Kimia dasar. Yogyakarta. Gajah Mada University Press, 2005: 67-952. Maria TK, Rahayu SN, Ratih, Sofyatiningrum E, Kartini N. Sains kimia. Jakarta. Bumi Aksara, 2004: 107-1213. Sutresna N. Kimia untuk kelas X semester I SMA. Bandung. Grafindo, 2006: 51-624. Murray KR, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper.ed 25. Jakarta. EGC, 2003. 5. Kuchel P, Ralston GB. Schaums easy outlines biokimia. Jakarta. Erlangga, 2006. 6. Delvin TM. Textbook of biochemistry with clinical correlation. Ed 6. USA. Wisley-liss, 2006.7. Yuwono T. Biologi molekular. Jakarta. Erlangga, 2006.8. Sadler TW. Langman embriologi kedokteran. Ed 10. Jakarta. EGC, 2006.9. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta. EGC, 2000.10. Sari MI. Reseptor insulin. Sumatera. Universitas Sumatera Utara, 2007.

14