makalah biola adaptasi estauria

4
Adaptasi Estuaria MAKALAH BIOLOGI LAUT PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULIH NOPEMBER SURABAYA 2014 KELOMPOK 2 NAMA ANGGOTA : - NIKI YULIANSARI (1512100005) - HENGKI SETIAWAN (1512100049) - FARIDAH TSURAYA (1512100051)

Upload: faridah-tsuraya

Post on 23-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

biota

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Biola Adaptasi Estauria

Adaptasi EstuariaMAKALAH BIOLOGI LAUT

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULIH NOPEMBER

SURABAYA

2014

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA :

- NIKI YULIANSARI (1512100005)- HENGKI SETIAWAN (1512100049)- FARIDAH TSURAYA (1512100051)- NIKITA DANNISWARA (151210000 )

DOSEN : FARID KAMAL MUZZAKI,S.Si. M.Si

Page 2: Makalah Biola Adaptasi Estauria

I. PENDAHULUANI.1 Latar Belakang

Estuaria adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan daerah percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuaria merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang surut, tetapi terlindung dari pengaruh gelombang laut (Kasim, 2005).

Ekologi estuaria mempunyai air yang bersalinitas lebih rendah daripada lautan terbuka. Proses percampuran air pada estuaria merupakan pencampuran yang kompleks dimana air tawar yang mempunyai densitas lebih kecil dari air laut akan cenderung mengembang diatasnya. Pada daerah estuaria ini juga terdapat fluktuasi perubahan salinitas yang berlangsung sacara tetap yang berhubungan dengan gerakan air pasang. Sebagian besar jenis biota yang hidup di daerah estuaria adalah biota yang telah beradaptasi dengan kondisi yang terbatas di daerah tersebut. Respon dari tingkah laku biota dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam dan memiliki ciri khas tersendiri. Biota yang mampu bertahan pada kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan tinggal nyaman di habitatnya, tetapi bagi biota yang tidak mampu bertahan pada ambang toleransinya akan menjadi biota pengunjung transisi, dimana pada saat sesuai dengan batas ambangnya biota ini akan masuk ke habitat di estuaria, tetapi jika tidak maka biota ini akan meninggalkan estuaria. Komponen biota dan adaptasinya yang terdapat di dalam estuaria sangat beraneka ragam sehingga sangat penting untuk dipelajari dan dilindungi keberadaannya.

I.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan makalah Biologi Laut tentang adaptasi biota estuaria ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman dan adaptasi biota yang terdapat dalam daerah estuaria terhadap lingkungannya. Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat memanfaatkan pengetahuan tentang adaptasi biota estuaria dengan dapat melindungi keanekaragaman biota estuaria.

I.3 Rumusan MasalahPermasalahan di dalam pembuatan makalah ini adalah bagaimana pola adaptasi biota di

habitat estuaria.

II. PEMBAHASANII.1 Adaptasi Morfologi Fisiologi, Tingkah Laku Organisme Estuaria

Perubahan morfologis pada organisme estuaria, yaitu ukuran badan yang lebih kecil daripada kerabatnya, jumlah ruas tulang penggung ikan juga berkurang, hewan yang hidup di daerah berlumpur mempunyai rumbai-rumbai halus untuk menjaga jalan masuk ke ruangan pernapasan agar tidak tersumbat partikel lumpur. Hewan estuaria yang berasal dari laut mempunyai kecepatan perkembangbiakan yang lebih rendah dan penurunan kesuburan. Sedangkan untuk hewan yang berasal dari air tawar biasanya steril. Binatang estuaria pada umumnya termasuk organisme osmoregulator karena mampu hidup pada keadaan dengan konsentrasi garam internal yang berfluktuasi. Di daerah tropis yang suhu airnya lebih tinggi dengan perbedaan suhu air tawar dan air

Page 3: Makalah Biola Adaptasi Estauria

laut tidak terlalu berbeda, banyak ditemukan spesies estuaria yang banyak. Binatang estuaria selain melakukan adaptasi morfologi dan fisiologi, juga melakukan adaptasi tingkah laku. Binatang estuaria berada di dalam lumpur untuk mengurangi perubahan salinitas dan suhu, serta untuk melindungi diri dari predator yang hidup di permukaan substrat atau di air. Adaptasi tingkah laku yang biasanya juga dilakukan oleh organisme estuaria adalah bergerak ke hulu atau ke hilir estuaria agar organisme tetap berada pada daerah yang mengalami perubahan salinitas rendah. Salah satu contoh adaptasi tingkah laku adalah kepiting estuaria yang migrasi ke laut saat melakukan pemijahan (Nybakken, 1988).

II.2 SalinitasDi perairan estuaria terdapat 3 komponen fauna yaitu: fauna laut, fauna air tawar dan fauna

payau. Komponen fauna yang terbesar adalah fauna air laut yaitu hewan stenohaline yang terbatas kemampuannya dalam mentolelir perubahan salinitas (umumnya >= 30) dan hewan euryhaline yang mempunyai kemampuan untuk mentolerir berbagai perubahan atau penurunan salinitas di bawah 30. Fauna lautan yang tidak mampu mentolerir perubahan-perubahan salinitas yang ekstrem biasanya hanya dijumpai terbatas di sekitar perbatasan dengan laut terbuka, di mana salinitas airnya masih berkisar di atas 30. Sebagian fauna lautan yang toleran (eurihalin) mampu masuk lebih jauh ke dalam estuaria, di mana salinitas mungkin turun hingga 15? atau kurang.Sebaliknya fauna perairan tawar umumnya tidak mampu mentolerir salinitas di atas 5?, sehingga penyebarannya terbatas berada di bagian hulu dari estuaria.Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garamantara 5-30?, namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berairtawar atau berair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea,Scrobicularia), siput kecil Hydrobia, udang Palaemonetes, dan cacing polikaeta Nereis.Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong peralihan, yangberada di estuaria untuk sementara waktu saja. Beberapa jenis udang Penaeus,misalnya, menghabiskan masa juvenilnya di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi kelaut ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan salem (Salmo,Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam perjalanannya dari hulusungai ke laut, atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis hewan lain, darigolongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk mencarimakanan (Nybakken, 1988). Akan tetapi sesungguhnya, dari segi jumlah spesies,fauna khas estuaria adalah sangat sedikit apabila dibandingkan dengan keragaman fauna pada ekosistem-ekosistem lain yang berdekatan. Umpamanya dengan faunakhas sungai, hutan bakau atau padang lamun, yang mungkin berdampingan letaknyadengan estuaria. Para ahli menduga bahwa fluktuasi kondisi lingkungan, terutamasalinitas, dan sedikitnya keragaman topografi yang hanya menyediakan sedikit relung (niche), yang bertanggung jawab terhadap terbatasnya fauna khas setempat sehingga jumlah spesies organisme yang mendiami estuari jauh lebih sedikit jika dibandingkandengan organisme yang hidup di perairan tawar dan laut.Hal ini karena ketidakmampuan organisme air tawar mentolerir kenaikan salinitas dan organisme air laut mentolerir penurunan salinitas estuaria.Akibatnya hanya spesies yang memiliki kekhususan fisiologi yang mampu bertahan hidup di estuari.