makalah bioetik.docx

Upload: naylus-saadah

Post on 09-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH BIOETIK

JAGUNG BT TRANSGENIK DITINJAU DARI SEGI ETIK

Dosen Pengampu :Eko Budi Minarno, M.Si.

Oleh :Nama: Nailus SaadahNIM: 11620013

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG2014BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangRekayasa genetika merupakan salah satu inovasi teknologi dalam bidang bioteknologi. Salah satu produk rekayasa genetik yang terkenal saat ini adalah tanaman transgenik. Transgenik adalah rekayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA dari binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Tanaman transgenik merupakan suatu produk rekayasa genetika melalui transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman sebelumnya.Salah satu contoh aplikasi bioteknologi di bidang pertanian adalah mengembangkan tanaman transgenik yang memiliki sifat:1. Toleran terhadap zat kimia tertentu (tahan herbisida)2. Tahan terhadap hama dan penyakit tertentu3. Mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya: tomat yang matangnya lama, padi yang memproduksi betakaroten dan Vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh rendah, strawberry yang rasanya manis, kentang dan pisang yang berkhasiat obat)4. Dapat mengambil nitrogen sendiri dari udara (gen dari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara sendiri)5. Dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan tanah bergaram tinggi)Dengan transfer gen kita dapat menemukan varietas baru yang kita inginkan pada tanaman yang akan kita biakkan sama halnya dengan tanaman jagung yang merupakan salah satu tanaman pangan yang berarti di dunia dan perlu teknik yang lebih intensif lagi untuk menemukan varietas-varietas unggul yang diharapkan. Pada makalah ini kami akan melakukan transfer gen yang secara horizontal pada tanaman jagung pulut (waxy corn). Jagung pulut merupakan tanaman yang toleran terhadap kekeringan tetapi menpunyai potensi hasil yang rendah karena ukuran tongkolnya yang kecil. Pada kasus ini kelompok kami akan menransfer gen dari bakteri Bacillus thuringiensis.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini:1. Bagaimana sejarah dan perkembangan rekayasa genetika?2. Bagaimana pengertian contoh rekayasa genetika (jagung BT transgenik)?3. Bagaimana contoh rekayasa genetika ditinjau dari segi etik?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian dan sejarah perkembangan Rekayasa GenetikaGenetika adalah kata yang dipinjam dari bahasa Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani , genno, yang berarti "melahirkan". Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Maka, dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Sedangkan bidang kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi.Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, ataupun pengalaman dari trial dan error. Dan rekayasa juga mengalami perkembangan layaknya lomba lari estapet yang meneruskan teknologi generasi sebelumnya. Rekayasa genetika dalam arti luas adalah teknologi dalam penerapan genetika untuk membantu masalah dan kepentingan apapun dari manusia. Dengan segala pengetahuan dan pengalaman dari trial dan error tersebut manusia dapat mengembangkan produk-produk yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.Perkembangan genetika terus terjadi baik itu dalam bidang genetika murni ataupun genetika terapan. Dan perkembangan dilakukan pertama kali oleh Gregor Mendel dengan menyilangkan tanaman pada 1985 yang biasa dikenal dengan "hukum pewarisan Mendel". Sebuah hukum yang mengenalkan konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor') sebagai pembawa sifat. Yang menyatakan bahwa setiap gen memiliki alel yang menjadi ekspresi alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Setelah penemuan karya Mendel tersebut, genetika berkembang sangat pesat. Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains. Dan perkembangan tersebut terjadi dalam bidang genetika murni maupun terapan.Perkembangan rekayasa genetika yang juga mewakili perkembangan teknologi ini pun tidak akan dapat dihentikan. Sebab, di samping perkembangan sains juga begitu pesat, teknologi itu sendiri menjadi kebutuhan manusia karena hasil-hasil yang dicapai sangat bermanfaat bagi peningkatan mutu hidup manusia. 2.2 Contoh hasil rekayasa genetikaSalah satu contoh tanaman hasil rekayasa genetika dankeunggulannya dibandingkan dengan tanaman biasa yang sejenis yaitu Jagung Transgenik. Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetikamelalui teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillusthuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yangdisebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida yangmembunuh larva corn borer tersebut Berdasarkan kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwapengembangan usaha tani jagung transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar Rp. 6,8 triliun. Keuntungan itu berasal dari mulaipeningkatan produksi jagung, penghematan usaha tani hingga penghematandevisa negara dengan berkurangnya ketergantungan akan impor jagung .Dalam jangka pendek pengembangan jagung transgenik akanmeningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar 145.170 ton dankonsumsi langsung 225.555 ton. Sementara dalam jangka panjang, penurunanharga jagung akan merangsang kenaikan permintaan jagung baik oleh industripakan maupun konsumsi langsung. Bukan hanya itu, dengan meningkatkanproduksi jagung Indonesia juga menekan impor jagung yang kini jumlahnyamasih cukup besar. Pada tahun 2006, impor jagung masih mencapai 1,76 juta ton.Secara tidak langsung, penggunaan tanaman transgenik juga meningkatkankesejahteraan masyarakat.2.3 Rekayasa Genetik Ditinjau Segi Nilai dan Etika Berbicara tentang nilai maka berhubungan pula dengan tanggung jawab dari para ilmuwan mengenai rekayasa genetika. Nilai-nilai sosial, budaya, dan agama yang berlaku di suatu masyarakat akan selalu mempengaruhi kemanfaatan suatu teknologi oleh masyarakat tersebut. Sebaliknya, teknologi tersebut juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pandangan dan nilai, serta sampai batas tertentu juga budaya masyarakat pemakainya. Saling keterpengaruhan itu akan selalu terjadi. Adakalanya saling menunjang dan adakalanya saling berbenturan. Apalagi jika sudah menyangkut masalah diri manusia itu sendiri. Dalam kasus transgenik misalnya, individu yang ditransgenik mungkin saja tidak mengerti bagaimana gen alamiah yang terdapat dalam tubuhnya digunakan sebagai uji coba. Padahal dia sudah terikat dengan nilai bahwa dia menjadi sarana penguasaan teknologi yang dilakukan oleh tangan ilmuwan. Ilmuwan sendiri menyadari bahwa tindakan yang dilakukannya akan mempunyai dampak besar terutama berkaitan dengan nilai agama, sosial, ekonomi, lingkungan, dan budaya.Dalam kajian lain yaitu pada kajian etika. Rekayasa genetika dapat dianggap sebagai hasil kerja keras para ilmuwan tetapi titik etisnya adalah sejauh mana kuasa itu dapat digunakan oleh ilmuwan. Oleh sebab itu terdapatlah beberapa kriteria sebagai batasan ilmuwan dalam pekerjaannya yaitu batasan dari segi tingkah laku, sosial, medis, politis, dan ekonomis. Hal ini berkaitan dengan nilai yaitu intervensi semacam ini apakah mengisyaratkan apa yang dianggap penting oleh suatu masyarakat dan apa yang ingin mereka lakukan untuk mencapai suatu tujuan juga berkaitan dengan standar etis manusia yaitu strategi-strategi apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Yang menentukan kriteria-kriteria standar itu tentu bukanlah dari kalangan ilmuwan saja tetapi di sini dibutuhkan pula peranan beberapa ahli seperti politisi, dokter, warga negara, pasien, atau komisi tertentu. Dengan keterlibatan mereka maka dalam mengambil keputusan akan terlihat jelas. Resiko dari intervensi ini dapat dilihat pada skala individual dan sosial, maupun lingkungan. Yang pasti rekayasa genetik tetap memiliki manfaat bagi kehidupan hanya saja perlu ditinjau lebih dalam lagi terutama terkait dengan etika rekayasa genetik supaya manfaat bagi satu orang tidak menjadi beban bagi orang lain.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah:1. rekayasa genetika menimbulkan kekhawatiran tehadap adanya biodiversity (gangguan keragaman hayati) yang kuat dan mengakibatkan terganggunya perkembangan organisme yang berkaitan dengan lingkungan. 2. rekayasa genetik tetap memiliki manfaat bagi kehidupan hanya saja perlu ditinjau lebih dalam lagi terutama terkait dengan etika rekayasa genetik supaya manfaat bagi satu orang tidak menjadi beban bagi orang lain. Akan tetapi perubahan yang terjadi pada tekstur dan struktur jagung transgenik menghasilkan perkembangbiakan generasi yang singkat serta mudah mengalami mutasi, akan muncul tumbuhan liar (polusi gen) karena adanya gen yang dipindahkan dari satu organisme dan ditempatkan pada gen organisme lainnya yang kemudian menghasilkan gen baru bagi organisme resipien, selain itu akan berdampak munculnya organisme yang resisten terhadap virus, munculnya tanaman transgenik yang rentan penyakit, dan muncul tanaman yang resisten terhadap insektisida.DAFTAR PUSTAKAKusmaryanto, C.B. 2001. Problem Etis Kloning Manusia. Jakarta: GrasindoMohamad, Kartono. 1992. Teknologi Kedokteran dan Tantangannya terhadap Bioetika. Jakarta: GramediaShannon, Thomas A. 1995. Pengantar Bioetika. Jakarta: GramediaSitepoe, Mangku. 2001. Rekayasa Genetika. Jakarta: GrasindoReferensi Internet: Adhyzalkandar. Rekayasa Genetika. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1999578-rekayasa-genetika/. Diakses tanggal 1/11/2014