makalah bioekonomi

26

Click here to load reader

Upload: agunk-pm

Post on 22-Jun-2015

236 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Tugas Bioekonomi Perikanan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Bioekonomi

1

I. PENDAHULUAN

Indonesia sebagai Negara kepulauan (Archipelagic State) memiliki potensi

sumberdaya ikan yang sangat besar dan memiliki keankearagaman hayati yang tinggi,

nesia dimana perairan Indonesia memiliki 27,2 % dari seluruh spesies flora dan fauna

yang terdapat di dunia yang meliputi 12,0 % mammalia 23,8 % amphibian, 31,8

reptilia, 44,7 ikan, 40,0 molluska dan 8,6 rumput laut. Potensi sumberdaya ikan

meliputi : SDI pelagis besar, SDI pelagis kecil, sumberdaya udang peneid dan

krustasea lainnya, SDI demersal, sumberdaya moluska dan teripang, sumberdaya

cumi-cumi, sumberdaya benih alam komersial, sumberdaya karang, sumberdaya ikan

konsumsi perairan karang, sumberdaya ikan hias, sumberdaya penyu laut,

sumberdaya mammalia dan sumberdaya laut.

Menurut data tahun 2004, kondisi sumebrdaya ikan untuk perairan laut adalah

sebagai berikut : potensi lestari (MSY) sebesar 6,4 juta ton/tahun, jumlah tangkapan

yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12 ton/tahun atau 80 % dari MSY, dan produksi

tahunan sebesar 4,7 juta ton atau 73,4 % dari MSY, sedang untuk perairan umum

yang berupa danau, waduk, sungai dan genangan air lainnya seluas 54 juta ha

memiliki potesni perikraan 800-900 ribu ton/tahun dan produksi tahunan saat ini

sebesar 325 ton atau 35 % dari potensi. Untuk memanfaatkan sumberdaya ikan

Indonesia pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan mencanangkan

kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan dalam rangka pengelolaan perikanan yang

bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Page 2: Makalah Bioekonomi

2

Sumberdaya ikan (fin fish dan shell fish) diharapkan menjadi salah satu

tumpuan ekonomi nasional di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan Ikan telah

menjadi salah satu komoditi pangan penting tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga

oleh masyarakat dunia. Para ahli memperkirakanbahwa konsumsi ikan masyarakat

global akan semakin meningkat, yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

(a) meningkatnya jumlahpenduduk disertai meningkatnya pendapatan masyarakat

dunia, (b)meningkatnya apresiasi terhadap makanan sehat (healthy food)

sehinggamendorong konsumsi daging dari pola red meat ke white meat, (c) adanya

globalisasi menuntut adanya makanan yang bersifat universal (d)berjangkitnya

penyakit hewan sumber protein hewani selain ikan sehingga produk perikanan

menjadi pilihan alternatif terbaik.

Sektor Perikanan dan Kelautan adalah salah satu sektor andalan yang

dijadikanpemerintah sebagai salah satu potensi untukmeningkatkan pertumbuhan

ekonomi baik dalam skala lokal, regional maupun negara. Sektor ini merupakan

sektor yang selama ini belum dieksploitasi secara maksimal dan seringkali dianggap

bagian dari sektor pertanian, padahal sebagai suatu Negara maritim Indonesia

memiliki gugusan ribuan pulau yang lebih dari 70 % wilayahnyterdiri dari lautan,

belum lagi potensi akanperairan tawar (sungai) yang sangat banyak khususnya

dibeberapa pulau besar seperti Sumatera dan Kalimantan. Secara umum, persoalan

yang dihadapi masyarakat yang bergerak di sector perikanan dan kelautan berkisar

pada hal-hal yang berhubungan dengan isue-isue: (1) kemiskinan dan kesenjangan

sosial, (2) keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar, (3) kualitas SDM yang

Page 3: Makalah Bioekonomi

3

rendah, (4) degradasi sumber daya lingkungan, dan (5) kebijakan pembangunan yang

belum berpihak secara optimal pada sektor ini. Bergulirnya era reformasi telah

mengubah cara pandang Pemerintah akan upaya untuk memaksimalkan sektor

perikanan dan kelautan, hal ini dapat dilihat dari terbentuknya Departemen Kelautan

dan Perikanan yang diikuti oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dengan pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan atau

Dinas Perikanan dan Kelautan, tergantung potensi unggulan utama di daerah masing-

masing. Hal ini juga membentuk pola dan pengertian baru akan kawasan sektor

perikanan dan kelautan akan tetapi pola pengelolaan sektor ini masih dianggap

sebagai sumberdaya milik umum dimana fungsi pengawasan serta regulasi guna

pemanfaatan oleh Pemerintah sebagai regulator masih belum optimal. Pengertian

dasar atas sumberdaya alam sebagai segala sesuatu yang berada di bawah maupun di

atas bumi, termasuk tanah itu sendiri seringkali menimbulkan pendapat bahwa “Milik

semua orang yang berarti bukan milik siapa-siapa”, karena itu sumberdaya alam itu

selagi masih dalam keadaan baik tidak perlu dihemat penggunaannya yang pada

akhirnya menyebabkan penggunaannya dilakukan secara berlebihan. Dengan

perkataan lain pernyataan diatas cenderung menyebabkan deplisi yang berlebihan.

Satu istilah yang berlaku bagi sumberdaya alam milik umum seperti telah disebut

diatas adalah “Everyone’s property is no one’s property” and “No one’s property is

everyone’s property” yang artinya bahwa karena sumberdaya alam itu milik semua

orang maka sumberdaya alam yang lain mempunyai sifat kepemilikan pribadi.

Page 4: Makalah Bioekonomi

4

II. ISI

2.1. Pengertian Eksternalitas

Perikanan secara umum adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan

dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,

produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu

sistem bisnis perikanan. Identifikasi Eksternalitas perikanan secara umum yang

dilakukan adalah identifikasi jenis-jenis eksternalitas yang timbul baik positif maupun

negatif yang merupakan dampak langsung maupun tidak langsung.

Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping

dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang

menguntungkan/ positif maupun yang merugikan/ negatif tanpa adanya kompensasi

apapun terhadap efek tersebut sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor

produksi.

Eksternalitas ialah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok

yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya tetapi menimbulkan

dampak positif dan negatif bagi orang atau kelompok lain. Adapula seperti ini,

keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan lain yang tidak melalui mekanisme pasar

adalah apa yang disebut dengan eksternalitas juga. Dalam literatur asing, efek

samping mempunyai istilah seperti : external effects, externalities, neighboorhood

effects, side effects, spillover effects (Sudgen and williams, 1990, Mishan 1990,

Zilberman and marra, 1993). Efek samping dari suatu kegiatan atau transaksi

Page 5: Makalah Bioekonomi

5

ekonomi bisa positif (positive external effects, external economic) maupun negatif

(negative external effects, external diseconomic). Dalam kenyataannya, baik dampak

negatif maupun efek positif bisa terjadi secara bersamaan dan simultan.

Maksud dari pernyataan diatas merupakan suatu fenomena bahwa tindakan

seseorang dapat mempengaruhi orang lain tidaklah berarti adanya kegagalan pasar

selama pengaruh tersebut tercermin dalam harga-harga sehingga tidak terjadi ketidak

efisienan dalam perekonomian. Adapula maksud dengan eksternalitas hanyalah

apabila tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain atau kelompok

orang lain tanpa adanya kompensasi apapun juga sehingga timbul inefisiensi dalam

alokasi faktor produksi. Jadi, yang dimaksud dengan eksternalitas hanyalah apabila

tindakan seseorang mempunyai dampak terhadap orang lain atau segolongan orang

lain tanpa adanya kompensasi apapun sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi

faktor produksi.

2.2. Jenis Eksternalitas

2.2.1.Eksternalitas Perikanan Umum

Efisiensi alokasi sumberdaya dan distribusi konsumsi dalam ekonomi pasar dengan

kompetisi bebas dan sempurna bisa terganggu, jika aktivitas dan tindakan individu

pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen mempunyai dampak (externality)

baik terhadap mereka sendiri maupun terhadap pihak lain. Eksternalitas itu dapat

terjadi dari empat interaksi ekonomi, seperti ini :

1. Eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap produsen lain, Suatu kegiatan

produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika

Page 6: Makalah Bioekonomi

6

kegiatannya itu mengakibatkan terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi

produksi dari produsen lain.

Contohnya pengaruh pada bidang perikanan, suatu wilayah pertanian

menyemprotkan pupuk atau pembasmi hama yang menghasilkan limbah zat

kimia yg masuk ke perairan seoerti ke aliran sungai, danau dan lainnya, sehingga

perairan tempat produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan produsen lain

yakni para pembudidaya atau penangkap ikan (nelayan). Dalam hal ini, kegiatan

pertanian tersebut mempunyai dampak negatif terhadap produksi lain

pembudidaya ikan atau nelayan.

Contoh lain misalnya nelayan dengan kapal-kapal besar akan mampu menjaring

ikan dengan jumlah yang sangat banyak, akan tetapi produsen yang lain (dalam

hal ini nelayan-nelayan kecil) akan mengalami kesulitan mendapatkan ikan

karena telah habis dijaring oleh nelayan besar.

2. Eksternalitas dari kegiatan produsen terhadap konsumen, Suatu produsen

dikatakan mempunyai eksternal efek terhadap konsumen, jika aktivitasnya

merubah atau menggeser fungsi utilitas rumah tangga (konsumen). Dampak atau

efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah

pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya

fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari

stasiun pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi

kenyamanan konsumen atau masyarakat luas. Dalam hal ini, suatu agen ekonomi

(perusahaan/produsen) yang menghasilkan limbah (waste products) ke udara atau

Page 7: Makalah Bioekonomi

7

ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber

daya alam tersebut dalam berbagai bentuk.

Sebagai contoh, kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah rekreasi

pemancingan di daerah Jakarta Timur (kali Banjir Kanal Timur) akan berkurang

karena adanya polusi air sungai (airnya berwarna hitam dan menyebarkan bau tak

sedap, ikan pun tak bisa hidup di air limbah industri).

3. Eksternalitas dari suatu konsumen terhadap konsumen lain, Dampak konsumen

terhadap yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu

mempengaruhi atau menggangu fungsi utilitas konsumen yang lain. Konsumen

seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan

produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain. Dampak atau efek

dari kegiatan suatu konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk.

Misalnya, para nelayan modern yang memiliki kapal dan alat tangkap ikan yang

canggih akan menimbulkan keresahan bagi para nelayan tradisional karena

nelayan yang modern akan menguasai daerah fishing ground lebih cepat.

4. Eksternalitas dari suatu konsumen terhadap produsen, Dampak konsumen

terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi

suatu produsen atau kelompok produsen tertentu. Dampak jenis ini misalnya

terjadi ketika limbah rumah tangga (sampah) terbuang ke aliran sungai dan

mencemarinya sehingga mengganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan

air, seperti pembudidaya ikan (karamba jaring apung di sekitar sungai citarum).

Eksternalitas ini timbul karena adanya aktivitas manusia yang tidak mengikuti

prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan

Page 8: Makalah Bioekonomi

8

ekonomi, eksternalitas dan ketidak efisienan timbul karena salah satu atau lebih

dari prinsip-prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi.

2.2.2.Eksternalitas Perikanan Tangkap

a. eksternalitas ruang

Untuk meminimumkan biaya penangkapan, pelaku perikanan kebanyakan ingin

menangkap ikan di sekitar wilayah yang dekat dengan pelabuhan (wilayah pantai)

namun jika ini dilakukan oleh hampir sebagian besar nelayan maka akan

menimbulkan crowding effect di sekitar pantai yang kemudian akan menghabiskan

stok di sekitar wilayah pantai. Konsekuensi dari crowding effect ini kemudian akan

membuat nelayan untuk semakin pergi menangkap jauh dari pelabuhan dan pantai

untuk mengintersepsi stok ikan sebelum ditangkap oleh nelayan laiinya.

b. eksternalitas waktu

Akibat ketiadaan hak pemilikan maka setiap nelayan berusaha untuk mengambil

ikan sebanyak – banyaknya dan ini bisa dilakukan jika mereka melakukan

penangkapan ikan lebih awal dari pihak lain. Inilah yang disebut sebagai intersepsi

waktu . intersepsi waktu juga bisa terjadi terhadap stok ikan itu sendiri, sebagai

contohnya pada kasus perikanan udang dengan siklus hidup yang relatif pendek maka

sebenarnya tidak menguntungkan untuk menangkap udang dengan ukuran yang kecil,

namun jika mereka menunggu sampai mencapai ukuran besar, pihak lain akan

melakukan penangkapan udang lebih dahulu, sehingga untuk menghindari hal

tersebut, nelayan melakukanintersepsi waktu terhadap siklus hidup udang.

Page 9: Makalah Bioekonomi

9

c. intersespsi mobilitas

Intersepsi ini sering juga disubut sebagai intersepsi alat (gear interseption)

dimana mobilitas suatu alat tangkap harus bersaing dengan mobilitas alat tangkap

lain. Jika yang dihadapi adalah jenis ikan bergerombol dengan pergerakan yang

relatif lebih mudah dideteksi (misalnya sardin), maka alat tangkap yang memiliki

kekuatan dan kecepatan lebih justru tidak diuntungkan oleh alat yang mobilitasnya

dirancang untuk menangkap ikan bergerombol. Konsekuensi dari ekternalitas ini

menimbulkan terbuangknya sumberdaya ekonomi.

d. eksternalitas informasi

Memiliki informasi mengenai keberadaan ikan sangatlah bermanfaat bagi

nelayan, dan salah satu cara hidup seorang nelayan adalah bagaimana memperoleh

pengetahuan ini beik lewat pengalaman maupun lewat intuisinya sebagi seorang

nelayan. Namun jika informasi ini diberikan pula kepada pihak lain maka setiap

nelayan akan berada di lokasi yang diketahui tersebut. Dan jika ini terjadi maka

keuntungan nelayan akan berkurang. Konsekuensi dari eksternalitas ini akan

menimbulkan insentif bagi para pelaku perikanan (nelayan0 untuk menyembunyikan

informasi tersebut. Sehingga dalam situasi common property resource, akibat

eksternalitas informasi ini setiap individu berusaha untuk memperooleh yang terbaik

untuk dirinya sendiri bukan untuk masyarakat luas.

e. eksternalitas antarspesies

Eksternalitas ini berhubungan dengan hubungan mangsa pemangsa , dimana satu

spesies bisa menjadi bahan makanan untuk spesies lainnya.

Page 10: Makalah Bioekonomi

10

f. eksternalitas stok

Eksternalitas ini dimana masuknya armada baru mengurangi ketersediaan stok

sehingga meningkatkan biaya penangkpan bagi yang lain.

g. eksternalitas teknologi

Eksternalitas teknologi terjadi manakala teknologi penangkapan suatu alat

mengubah struktur dinamika populasi dari spesies target dan by catch yang kemudian

menimbulkan dampak negatif bagi alat lain. Eksternalitas teknologi ini dapat

dogolongkan ke dalam dua tiper yakni eksternalitas sekuensial dan eksternalitas

eccdental. Eksternalitas sekuensial terjadi ketika nelayan skala kecil dan nelayan

skala besar mengeksploitasi stok ikan pada siklus hidup yang berbeda. Jadi ketika

nelayan skala kecil menangkap ikan pada umur yang masih juvenil, hal ini akan

menimbulkan dampak eksternalitas pada nelayan industri yang mengkap ikan pada

siklus hidup ikan dewasa. Eksternalitas accidental terjadi ketika secara teknologi ada

ketergantungan antara dua alat tangkap dalam menangkap ikan. Misalnya dalam

perikanan udang, by catch ikan demersal yang dihasilkan dari perikanan demersal.

2.3. Faktor-faktor Penyebab Eksternalitas

Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti

prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi,

eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-

prinsip alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau

sumberdaya publik, ketidaksempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan

keadaan-keadaan dimana unsur hak pemikiran atau pengusahaan sumber daya

Page 11: Makalah Bioekonomi

11

(property rights) tidak terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan

baik, maka eksternalitas dan ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini

dibiarkan, maka ini akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap

ekonomi terutama dalam jangka panjang.

2.4. Identifikasi Eksternalitas Terhadap Perikanan Tangkap Secara Khusus

Identifikasi Eksternalitas perikanan tangkap secara khusus yang dilakukan

adalah identifikasi jenis-jenis eksternalitas yang timbul baik positif maupun negatif

yang merupakan dampak langsung maupun tidak langsung.

2.4.1. Eksternalitas Negatif

1. Potensi perikanan tangkap selalu menurun

Karena di beberapa daerah di Indoensia penangkapan sudah tergolong over

fishing sehingga potensinya sudah menurun. Sehingga tidak dapat meningkatkan

perikanan tangkap karena harus dilakukannya pemulihan dulu yang

membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

2. Kerusakan dan pencemaran perairan

Pada perikanan tangkap kerusakan lingkungan dapat menurunkan perikanan

Indonesia. Karena tidak ada lagi tempat yang baik untuk ikan makan, tumbuh, dan

berkembang biak sehingga jumlah ikan akan terus menurun.

3. Lemahnya kerangka hukum dalam hal pengaturan dan perangkat hukum

penegaknya

Akibat lemahnya hukum dapat membuat ilegal fishing semakin merajalela.

Sehingga perikan Indonesia akan semakin jatuh dan tertinggal.

Page 12: Makalah Bioekonomi

12

4. Alat tangkap yang semakin produktif

Alat tangkap yang terlalu produktif menjadi efek negatif bagi perikanan tangkap

karena biasanya mengesampingkan ramah lingkungan. Sehingga alat itu dapat

menangkap banyak ikan tapi merusak ekosistem tempat ikan itu berkembang.

2.5. Kebijakan Untuk Mengatasi Eksternalitas

1. Solusi dalam mengatasi polusi

Tentunya dalam melakukan proses produksi , dihasilkan pula sisa pembuangan

yang berbentuk cair, padat gas. Perusahaan dapat membayar pajak polusi sebesar

polusi yang dikeluarkan . pengenaan pajak tersebut dapat dikatakan mampu

menciptatakan internalisasi esternalitas.

2. Tradeobel Emmisions permit

Dapat dilakukan perusahaan terkait dengan mengurangi jumlah polusi yang

ditimbulkan dari pada harus membayar pajak yang mahal.

3. Dilakukan Proverty Right

Dalam Coase theorem menyatakan bahwa penerapan property right akan

mengarahkan pada solusi optimal, memperhatikan siapa yang menerimanya, jika

transaction cost kecil dan jumlah yang bernegosiasi terbatas.Contohnya,

masyarakat disekitar pabrik atau daerah pertambangan, berhak mendapat udara

bersih, ketenangan, air bersih.oleh karena itu perusahaan harus membayar biaya

untuk masyarakat yang terkena dampak polusi.

4. Dibangunnya sarana dan prasarana

Misalnya berupa jembatan penyebrangan, jalan raya, rel kereta api, dan

Page 13: Makalah Bioekonomi

13

sarana publik lainya.Sehingga keberadaan perusahaan dirasakan manfaat bagi

warga sekitarnya.ini juga merupakan salah satu tanggung jawab

perusahaan dan limpahan manaat dari adanya teknologi yang dibuat.

2.6. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Indonesia

2.6.1. Landasan Hukum Pengelolaan SDI

Undang-undang dan peraturan peraturan yang menjadi landasan hokum dalam

melakukan pengelolaan sumberdaya ikan antara lain :

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 yang

menyatakan bahwa tanah, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya

digunakan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat,

b. Konvensi Hukum Laut (United Nation Convention of Law of The Sea,

UNCLOS) tahun 1982 pasal 61 yaitu Negara pantai berkewajiban diantaranya :

memastikan tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya

perikanan; menjamin MSY; menjaga agar jangan terjadi akibat negative dari cara

penangkapan tertentu terhadap jenis-jenis kehidupan laut lainnya, dan

sebagainya.

c. United Nation Fish Stock Agreement oleh FAO tahun 1995 yang

mengamanahkan Negara pantai dan Negara penangkap ikan jarak jauh di laut

lepas (Distant Water Fishing State, DWFS) wajib : menerapkan pendekatan

kehati-hatian, mempelajari akibat dari penangkapan ikan, menggunakan upaya-

upaya konservasi dan managemen, melindungi kategori stok target, melindungi

keanekaragaman organisme, menghindari penangkapan ikan dan kapasitas

penangkapan ikan yang berlebih, memperhatikan kepentingan nelayan kecil,

Page 14: Makalah Bioekonomi

14

melaksanakan upaya konservasi dan managemen melalui observasi, control dan

pemantauan yang efektif dan lain-lain.

d. Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) oleh FAO tahun 1995

tentang pengelolaan perikanan bertanggung jawab mengamanahkan antara lain :

Negara pengguna SDI harus menjaga SDI dan lingkungannya, hak menangkap

ikan harus disertai dengan kewajiban menangkap dengan cara yang bertanggung

jawab, Negara harus mencegah terjadinya penangkapan yang berlebih, kebijakan

pengelolaan SDI harus berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang tersedia,

pelaksanaan pengelolaan SDI harus menerapkan pendekatan kehati-hatian

(precautionary approach), pengembangan dan penerapan alat penangkapan ikan

yang selektif dan ramah lingkungan, perlu dilakukan perlindungan terhadap

habitat perikanan yang kritis, Negara harus menjamin terlaksananya pengawasan

dan kepatuhan dalam pelaksanaan pengelolaan.

e. Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan antara lain Bab I pasal

1 ayat 7 dan Bab IV pasal 6 ayat 1.

f. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, “hubungan

antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah

dengan pemerintah daerah lainnya dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam, dan

sumberdaya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras”.

Page 15: Makalah Bioekonomi

15

III. PENUTUP

Potensi sumberdaya ikan di Indonesia cukup tinggi hanya saja

pemanfaatannya tidak merata baik antara baik antara kelompok SDI yang berbeda

dalam satu wilayah pengelolaan perikanan, maupun antar kelompok SDI yang sama

dalam wilayah pengelolaan perikanan yang berbeda sehingga perlu dilakukan upaya-

upaya pengelolaan yang sungguh- sungguh sesuai yang diperintahkan oleh undang-

undang nasional dan peraturan internasional.

Problematika yang masih sampai saat ini terhadap perikanan dan kelautan di

Indonesia antara pemanfaatan sumberdaya secara berlebihan sehingga mengganggu

keberlangsungan stok, armada penangkapan yang semakin banyak dan semakin

produktif serta investasi atau penangkapan perikanan dari negara asing yang termasuk

dalam eksternalitas negatif.

Upaya yang sedang dicanangkan dari pemerintah khususnya Kementerian

Kelautan dan Perikanan antara lain membuat kebijakan sesuai keadaan lapangan serta

implementasi dan aplikasi dari peraturan-peraturan sebelumnya dan pengawasan serta

strategi pengelolaan sumberdaya dalam rangka optimalisasi pembangunan pada

sektor perikanan dan kelautan Indonesia.

Page 16: Makalah Bioekonomi

16

DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D.G. 2005. Merajut Keterpaduan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut

Kawasan Timur Indonesia Bagi Pembangunan Kelautan Berkelanjutan.

Disajikan pada Seminar Makassar Maritime Meeting. Makasar.

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap DKP. 2005. Pemacuan Stok Ikan Dalam

Upaya Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap. Makalah Seminar.

Makassar.

Fauzi, A. 2005. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan : Teori dan Aplikasi.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mallawa, A. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Ikan Berkelanjutan dan Berbasis

Masyarakat.

Nikijukuw,V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. P3R. Jakarta.

Suparmoko, Mohd. 2006. EkonomiSumberdaya Alam dan LingkunganYogyakarta:

BPFE.

Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.