makalah bedah mulut

Upload: dedeh-reskasari

Post on 10-Oct-2015

347 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

sdfsfsfvfvfvd

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    1/18

    MAKALAH BEDAH MULUT

    ANASTESI LOKAL, TEKNIK ANASTESI MAKSILA DAN MANDIBULA,

    DAN SARAF-SARAF PADA RONGGA MULUT

    Disusun Oleh:

    Dedeh Reskasari

    04121004014

    Dosen Pembimbing:

    Drg. Galuh Anggraini A

    PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2014

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    2/18

    Anestesi Lokal

    Anestesi lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan

    secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja pada tiapbagian susunan saraf.

    1. Pembagian Anestesi Lokal

    Pembagian anestesi lokal berdasarkan area yang teranestesi :

    a. Nerve block, merupakan metode aplikasi anestesi lokal dengan penyuntikan

    cairan anestesi pada atau sekitar batang saraf utama sehingga mencegah

    impuls saraf afferent disekitar titik tersebut.

    b. Field block, merupakan metode anestesi lokal yang dilakukan dengan

    memasukkan cairan didaerah cabang saraf terminal yang besar sehingga area

    yang teranestesi memblokir semua saraf afferent pada daerah tersebut.

    c. Local infiltration, larutan anestesi lokal disuntikkan disekitar ujung saraf

    terminal sehingga cairan anestesi terkumpul pada daerah tersebut sehingga

    mencegah terjadinya stimulasi dan terbentuknya rasa sakit.

    d. Anestesi topikal, dengan cara mengoleskan larutan anestesi lokal secara

    langsung pada bagian permukaan (membrane mukosa, kulit terluka atau

    mata) untuk mencegah stimulasi pada ujung ujung saraf bebas pada daerah

    tersebut (free nerve endings).

    Macam-macam teknik yang digunakan dalam penatalaksanaan anestesi

    lokal:

    a. Infiltrasi

    Anestesi dilakukan dengan mendeponirkan cairan anestesi disekitar apeks

    gigi yang akan dicabut di sisi bukal pada sulkus, adanya porositas pada

    tulang alveolar menyebabkan cairan anestesi berdifusi menuju saraf pada

    apeks gigi. Biasanya menggunakan jarum yang agak pendek.

    b. Anestesi blok

    Merupakan anestesi dengan cara menginjeksikan cairan anestesi pada batang

    saraf yang biasa digunakan untuk tindakan bedah di rongga mulut. Anestesi

    blok yang digunakan biasa dilakukan adalah inferior dental blok, mental

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    3/18

    blok, posterior superior dental blok, dan infra orbital blok. Biasanya anestesi

    menggunakan jarum lebih panjang 3,5 cm.

    c. Teknik-teknik lain

    Ada teknik-teknik lain yang digunakan untuk anestesi seperti periodontal

    ligament injection, intraosseous injection, dan intrapulpal injection.

    2. Teknik

    a. Anastesi Lokal pada Rahang Atas

    Anastesi lokal dapat dilakukan pada N. maksilaris dan cabangnya.

    1) Lokal infiltrasi (sering digunakan)

    - Saraf : cabang terminal/ free nerve ending

    - Area teranastesi : terbatas dimana larutan anestesi lokal dilakukan

    - Pedoman anatomis : tidak ada pedoman khusus

    - Indikasi : bila hanya sebatas mukosa dan jaringan ikat

    dibawahnya

    - Teknik : jarum diinsersikan dibawah mukosa ke dalam

    jaringan ikat

    - Symptom : tidak ada simptom subyektif

    2) Field block

    - Saraf : cabang saraf terminal besar

    - Area teranastesi : semua area yg diinervasi

    - Pedoman anatomi : tergantung area yg diinginkan, pedoman umum :

    letak gigi dan akarnya serta periosteum tulang alveolar yg bersangkutan.

    - Indikasi : untuk lokal anestesi satu/dua gigi RA dansekitarnya

    - Teknik : Paraperiosteal/ supraperiosteal. tehnik ini sering

    digunakan karena porositas tulang RA; jarum diinsersikan menembus

    membran mukosa dan jaringan ikat dibawahnya sampai menyentuh

    periosteum lalu larutan dideponer

    3)

    Blok N. alveolaris superior anterior dan medius (blok N. infra orbital)

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    4/18

    - Saraf : cabang saraf terminal besar; n. infra orbitalis, n.

    alveolaris superior anterior dan medius, n. palpebra inferior

    - Area teranatesi : gigi insisive, caninus, premolar dan akar mesio

    bukal gigi molar pertama bibir atas , pelupuk mata bawah dan sebagian

    hidung

    - Pedoman anatomi : infraorbital ridge, infraorbital depression,

    supraorbital notch, gigi anterior dan pupil mata

    - Indikasi : untuk bedah yg melibatkan gigi insisive, caninus,

    premolar dan akar mesio bukal molar pertama RA

    - Teknik : pasien diminta melihat lurus kedepan lalu

    dipalpasi bagian supraorbital dan infraorbital notch, ditarik garis khayal

    dari orbita pupil mata, foramen infraorbitalis, gigi premolar ke-2 dan

    foramen mentalis. Jarum diinsersikan di mukolabial fold 1,9 mm

    - Simptom : Kebas pada bibir atas, kelopak mata bawah dan

    sebagian hidung pada satu sisi

    4) Blok N. alveolaris superior posterior

    - Saraf : N. Alveolar Superior Posterior

    - Area : Gigi molar RA kecuali akar mesiobukal molar

    pertama, periosteum jaringan ikat dan mukosa bukal

    - Pedoman anatomi : mukobukal fold, batas anterior dan proc.

    Coronoideus mandibula, tuberositas maksila

    - Indikasi : operasi gigi molar RA dan jaringan penyangga

    - Teknik : Jari telunjuk meraba mukobukal fold sampai

    mencapai proc. Zygomaticus hingga mendapatkan cekungan, jari telunjukdiputar hingga kuku jari menghadap mukosa dan jari digeser kelateral

    membentuk sudut 45o dengan bidang sagital pasien dan pasien diminta

    menutup sedikit mulutnya. Jarum diinsersikan ditengah ujung jari paralel

    dengan ujung jari lalu dideponir

    - Symptom : Tidak ada symptom subyektif

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    5/18

    5) Blok N. nasopalatina

    - Saraf : Nervus palatinus yg keluar dari foramen insisivus

    - Area : bagian anterior palatum durum dan mukosa yg

    menutupi sampai daerah premolar

    - Pedoman anatomi : gigi insisive pertama RA dan papila insisiva

    - Indikasi : operasi bagian palatal

    - Teknik : jarum diinsersikan pada foramen insisivus

    - Simptom : kebas pada mukosa palatum

    6) Blok N. palatina mayor

    - Saraf : N. palatinus mayor

    - Area : bag. Posterior palatum durum dan mukosa yg

    menutupi sampai daerah premolar pertama RA

    - Pedoman anatomi : molar kedua & ketiga RA, margin gingiva gigi

    molar, garis median palatum, garis berjarak 1 cm dari marginal gingiva

    kegaris median palatum

    - Tekhnik : Jarum diinsersikan pada foramen yg terletak di

    antara gigi molar ke-2 dan ke-3 RA sejauh 1 cm dari marginal gingiva

    bagian palatal.

    - Symptom : kebas pada gingiva palatum posterior

    b. Teknik Anastesi Lokal pada Rahang Bawah

    1) Blok N. Alveolaris Inferior

    - Saraf : N.alveolaris inferior dan subdivisi; n. mentalis &

    n. insisivus- Area : corpus mandibula dan bagian inferior ramus

    seluruh RB, seluruh gigi RB, mukosa dan jaringan di bawahnya anterior

    dari molar pertama RB

    - Pedoman anatomi : lipatan mukobukal fold, batas anterior ramus

    mandibula, linea obliqua interna, trigonum retromolar, linea obliqua

    eksterna, ligamen pterygomandibula.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    6/18

    Ada beberapa teknik anestesi blok mandibula yang dapat dilakukan yaitu dengan

    teknik Fisher, teknik Gow-gates atau teknik Akinosi. Pada dasarnya tujuan ketiga

    teknik ini sama yaitu menganestesi setengah mandibula pada sisi yang dianestesi,

    perbedaannya pada prinsip adalah pada langkah-langkah tekniknya serta daerah

    saraf yang teranestesi.

    # Teknik Gow-Gates

    Saraf yang dituju pada anestesi blok teknik Gow-Gates adalah N. Mandibularis

    sedangkan pada

    Dengan teknik Gow-Gates daerah yang teranestesi adalah : Gigi mandibula

    setengah quadran, mukoperiosteum bukal dan membrane mukosa pada daerah

    penyuntikan , dua pertiga anterior lidah dan dasar mulut, jaringan lunak lingual

    dan periosteum, korpus mandibula dan bagian bawah ramus serta kulit diatas

    zigoma , bagian posterior pipi dan region temporal.

    Prosedur :

    1. Posisi duduk pasien terlentang atau setengah terlentang.

    2. Pasien diminta untuk membuka mulut lebar dan ekstensi leher

    3. Posisi operator :

    a. Untuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam 8

    menghadap pasien.

    b. Untuk mandibula sebelah kiri , operator berdiri pada posisi jam 10

    menghadap dalam arah yang sama dengan pasien.

    4. Tentukan patokan ekstra oral : intertragic notch dan sudut mulut. Daerah

    sasaran: daerah medial leher kondilus, sedikit dibawah insersi otot

    pterygoideus eksternus.5. Operator membayangkan garis khayal yang dibentuk dari intertragic notch ke

    Sudut mulut pada sisi penyuntikan untuk membantu melihat ketinggian

    penyuntikan secara ekstra oral dengan meletakkan tutup jarum atau jari

    telunjuk.

    6. Jari telunjuk diletakkan pada coronoid notch untuk membantu meregangkan jari

    tangan.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    7/18

    7. Operator menentukan ketinggian penyuntikan dengan patokan intra oral

    berdasarkan sudut mulut pada sisi berlawanan dan tonjolan mesiopalatinal M2

    maksila.

    8. Daerah insersi jarum diberi topical antiseptik.

    9. Spuit diarahkan ke sisi penyuntikan melalui sudut mulut pada sisi berlawanan,

    dibawah tonjolan mesiopalatinal M2 maksila, jarum diinsersikan kedalam

    jaringan sedikit sebelah distal M2 maksila .

    10. Jarum diluruskan kebidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke

    intertragic notch pada sisi penyuntikan kemudian disejajarkan dengan sudut

    telinga kewajah sehingga arah spuit bergeser ke gigi P pada sisi yang

    berlawanan, posisi tersebut dapat berubah dari M sampai I bergantung pada

    derajat divergensi ramus mandibula dari telingan ke sisi wajah.

    11. Jarum ditusukkan perlahan-lahan sampai berkontak dengan tulang leher

    kondilus, sampai kedalamam kira-kira 25 mm. Jika jarum belum berkontak

    dengan tulang, maka jarum ditarik kembali per-lahan2 dan arahnya diulangi

    sampai berkontak dengan tulang. Anestetikum tidak boleh dikeluarkan jika

    jarum tidak kontak dengan tulang.

    12. Jarum ditarik 1 mm , kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum

    sebanyak 1,82 ml perlahan-lahan.

    13. Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut selama 1 2 menit.

    14. Setelah 3 5 menit pasen akan merasa baal dan perawatan boleh dilakukan.

    # Teknik Akinosi

    Saraf yang dutuju adalah N. Alveolaris inferior dan N. Lingualis. Sedangkan

    daerah yang teranestesi pada teknik Akinosi dan Teknik Fisher adalah: gigi gigimandibula setengah quadran, badan mandibula dan ramus bagian bawah,

    mukoperiosteum bukal dan membrane mukosa didepan foramen mentalis, dasar

    mulut dan dua pertiga anterior lidah, jaringan lunak dan periosteum bagian lingual

    mandibula. Karena N. Bukalis tidak teranestesi maka apabila diperlukan , harus

    dilakukan penyuntikan tambahan sehingga pasen menerima beban rasa sakit.

    Prosedur :

    1. Pasien duduk terlentang atau setengah terlentang

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    8/18

    2. Posisi operator untuk rahang kanan atau kiri adalah posisi jam delapan

    berhadapan dengan pasien.

    3. Letakkan jari telunjuk atau ibu jari pada tonjolan koronoid, menunjukkan

    jaringan pada bagian medial dari pinggiran ramus. Hal ini membantu

    menunjukkan sisi injeksi dan mengurangi trauma selama injeksi jarum.

    4. Gambaran anatomi :

    -Mucogingival junction dari molar kedua dan molar ketiga maksila

    - Tuberositas maksila

    5. Daerah insersi jarum diberi antiseptic kalau perlu beri topikal anestesi.

    6. Pasien diminta mengoklusikan rahang, otot pipi dan pengunyahan rileks.

    7. Jarum suntik diletakkan sejajar dengan bidang oklusal maksila, jarum

    diinsersikan posterior dan sedikit lateral dari mucogingival junction molar

    kedua dan ketiga maksila.

    8. Arahkan ujung jarum menjauhi ramus mandibula dan jarum dibelokkan

    mendekati ramus dan jarum akan tetap didekat N. Alveolaris inferior.

    9. Kedalaman jarum sekitar 25 mm diukur dari tuberositas maksila.

    10. Aspirasi, bila negatif depositkan anestetikum sebanyak 1,5 1,8 ml secara

    perlahan-lahan. Setelah selesai , spuit tarik kembali. Kelumpuhan saraf motoris

    akan terjadi lebih cepat daripada saraf sensoris. Pasien dengan trismus mulai

    meningkat kemampuannya untuk membuka mulut.

    # Teknik Fisher

    Prosedur :

    Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic didaerah

    trigonum retromolar. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi terakhir mandibula,geser kelateral untuk meraba linea oblique eksterna. Kemudian telunjuk digeser

    kemedian untuk mencari linea oblique interna, ujung lengkung kuku berada di

    linea oblique interna dan permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi

    rahang bawah.

    Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi

    rahang yang tidak dianestesi yaitu regio premolar.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    9/18

    Posisi II : Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang

    oklusal dan jarum ditusukkan sedalam 5 mm, lakukan aspirasi

    bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk

    menganestesi N. Lingualis.

    Posisi III : Spuit digeser kearah posisi I tapi tidak penuh lalu jarum

    ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15

    mm. Aspirasi dan bila negative keluarkan anestetikum sebanyak 1

    ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior. Setelah selesai

    spuit ditarik kembali.

    3. Bahan dan dosis

    Beberapa anastetik lokal yang sering digunakan:

    1. Kokain

    Hanya dijumpai dalam bentuk topikal semprot 4% untuk mukosa jalan

    napas atas. Lama kerja 2-30 menit.

    2. Prokain (novokain)

    Untuk infiltrasi: larutan 0.25-0.5%

    Blok Saraf: 1-2%

    Dosis 15 mg/ kg BB dan lama kerja 30-60 menit.

    3. Kloroprokain (nesakain)

    Derivat prokain dengan masa kerja lebih pendek.

    4. Lidokain (lignocaine, xylocain, lidonest)Konsentrasi efektif minimal 0.25%

    Infiltrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik.

    Kerja sekitar 1-1.5 jam tergantung konsentrasi larutan.

    Larutan standar 1 atau 1.5% untuk blok perifer

    0.25-0.5% + adrenalin 200.000 untuk infiltrasi

    0.5% untuk blok sensorik tanpa blok motorik

    1.0% untuk blok motorik dan sensorik

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    10/18

    2.0% untuk blok motorik pasien berotot (muskular)

    4.0% atau 10% untuk topikal semprot faring-laring (pump spray)

    5.0% bentuk jeli untuk dioleskan di pipa trakhea

    5.0% lidokain dicampur 5.0% prilokain untuk topikal kulit

    5.0% hiperbarik untuk analgesia intratekal (subaraknoid, subdural).

    5. Bupivacain (marcain)

    Konsentrasi efektif minimal 0.125%.

    Mula kerja lebih lambat dibanding lidokain, tetapi lama kerja sampai 8

    jam.

    Setelah suntikan kaudal, epidural atau infiltrasi, kadar plasma puncak

    dicapai dalam 45 menit. Kemudian menurun perlahan-lahan dalam 3-8

    jam.

    Untuk anastesia spinal 0.5% volum antara 2-4 ml iso atau hiperbarik.

    Untuk blok sensorik epidural 0.375% dan pembedahan 0.75%.

    6. EMLA (eutetic mixture of local anesthetic)

    Campuran emulsi minyak dalam air (krem) antara lidokain dan prilokain

    masing-masing 2.5% atau masing-masing 5%. EMLA dioleskan dikulit

    intak 1-2 jam sebelum tindakan untuk mengurangi nyeri akibat kanulasi

    pada vena atau arteri atau untuk miringotomi pada anak, mencabut bulu

    halus atau buang tato. Tidak dianjurkan untuk mukosa atau kulit terluka.

    7. Ropivakain (naropin) dan levobupivakain (chirokain)

    Penggunaannya seperti bupivakain, karena kedua obat tersebutmerupakan isomer bagian kiri dari bupivakain yang dampak sampingnya

    lebih ringan dibandingkan bupivakain. Bagian isomer kanan dari

    bupivakain dampak sampingnya lebih besar.

    Konsentrasi efektif minimal 0.25%.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    11/18

    Obat Onset

    (menit)

    Durasi

    (menit)

    Dosis maksimum

    (mg/kg)

    Lidokain 5 30-60 4,5

    Bupivakain 10-15 200 3

    Prokain 15-20 40 7

    Tetrakain 15 200 1,5

    Obat anestesi regional/lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila

    dikenakan secara lokal. Anestesi lokal ideal adalah yang :

    1. Tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen

    2.

    Batas keamanan lebar

    3.

    Mula kerja singkat

    4. Masa kerja cukup lama

    5. Larut dalam air

    6. Stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan

    7. Poten dan bersifat sementara (efeknya reversible)

    8. Harganya murah

    NERVUS TRIGEMINUS

    Merupakan nervus cranialis yang paling besar, yang merupakan syaraf sensorik

    utama yang akan menyalurkan rasa nyeri, suhu, rasa raba dan proprioseptif

    daerah-daerah dangkal dan dalam wajah. Daerah yang dipersyarafi meliputi :

    1. Kulit scalp bagian depan dan wajah.

    2. Membrana mucosa mulut, termasuk gusi dan lidah.

    3.

    Cavum nasi.

    4. Sinus paranasalis.

    5. Gigi.

    6.

    Meningens.

    Selain itu syaraf motoriknya juga mempersyarafi otot-otot yang

    berhubungan dengan:

    1.

    Masticatio (mengunyah).

    2.

    Menelan.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    12/18

    3. Gerakan palatum molle dan tuba auditiva Eustachii.

    4. Gerakan membrana tympani dan ossicula auditoriae.

    N. trigeminus berasal dari permukaan anterolateral pertengahan pons

    varoli sebagai 2 akar (radices) yaitu :

    1. Portio major N. Trigeminus (radix sensoria) yang terdiri atas komponen-

    komponen sensorik.

    2. Portio minor N. Trigeminus (radix motoria) yang terdiri atas komponen-

    komponen motoria.

    Serabut-serabut portio major N. Trigeminus muncul dari sisi lateral

    permukaan ventral pons varoli sedangkan portio minor dari permukaan pons kira-

    kira 2 mm

    5 mm di sebelah medioanterior portio major.

    Selain portio major dan portio minor sebetulnya masih ada berkas lain

    yang dinamakan radix intermedius yang terdiri atas 1-2 berkas yang berjalan di

    antara radices motorik et sensorik N. trigeminus. Hanya saja hubungan, fungsi dan

    kepentingan radix intermedius hingga kini masih belum jelas.

    Dari ganglion semilunare Gasseri serabut-serabut N. trigeminus akan

    membentuk 3 buah cabang yaitu :

    1.

    N. ophthalmicus (N. V1

    )

    2. N. maxillaris (N. V2)

    3. N. mandibularis (N. V3)

    N. ophthalmicus terletak di sebelah kaudal, N. mandibularis terletak rostral

    dan N. maxillaris di antara keduanya.

    N. ophthalmicus dan N. maxillaris tetap bersifat sensorik sedangkan N.

    mandibularis merupakan syaraf campuran (sensorik dan motorik). Syaraf-syaraf

    tersebut berhubungan dengan 4 buah ganglia yaitu :1.

    Ganglion ciliare yang berhubungan dengan N. ophthalmicus.

    2. Ganglion pterygopalatinus yang berhubungan dengan N. maxillaris.

    3. dan 4 : Ganglion oticum dan ganglion submandibularis yang berhubungan

    dengan N. mandibularis.

    Ganglia tersebut bukan merupakan bagian dari N. trigeminus tetapi

    merupakan ganglia parasymphaticae.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    13/18

    N. ophthalmicus

    Merupakan cabang utama dan terkecil dari N. trigeminus yang keluar dari

    pars anterosuperior ggl. trigeminus lalu memasuki orbita melalui fissura orbitalis

    superior. N. ophthalmicus akan mengurus persyarafan dari :

    1. Duramater.

    2.

    Bulbus aculi.

    3. Conjunctiva.

    4. Cornea.

    5.

    Ggl. lacrimalis.

    6. Palpebra.

    7. Kulit hidung.

    8.

    Kening (regio frontalis).

    9. Mucosa frontalis (mukosa sinis frontalis).

    10.Scalp (kulit kepala).

    11.

    Sinus paranasalis (sinus frontalis, sinus sphenoidalis, dan sinus ethmoidalis).

    Cabang-cabangnya adalah :

    1. N. lacrimalis :

    Memasuki orbita melalui bagian lateral fissura orbitalis superior lalu

    terletak di sepanjang tepi atas m. Rectus lateralis.

    2.

    N. frontalis :

    Memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior di atas otot-otot bola

    mata. Cabang-cabangnya adalah :

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    14/18

    2.1.N. supratrochlearis

    2.2.N. supraorbitalis

    N. supratrochlearis pergi ke anteromedial sedangkan N. supraorbitalis

    berjalan ke depan di antara m. Levator palpebra superior dan atap orbita.

    3. N. nasociliaris :

    Terletak lebih dalam dan menyilang N. opticus menuju medial dimana dia

    selanjutnya akan dinamakan N. ethmoidalis anterior. Cabang-cabangnya

    adalah:

    3.1.

    N. ciliaris longus untuk m. Dilatator pupillae.

    3.2.N. infratrochlearis.

    3.3.

    N. ethmoidalis posterior (tidak terdapat pada 30% cadaver).

    N. maxillaris

    Keluar dari bagian medial ggl. semilunare Gasseri lalu meninggalkan

    cavum cranii melalui foramen rotundum menuju fossa pterygopalatina N.

    maxillaris akan berhubungan dengan ggl. pterygopalatina (syaraf parasymphatis

    yang menerima serabut-serabut preganglioner dari N. facialis). Selanjutnya N.

    maxillaris akan memasuki orbita melalui fissura orbitalis inferior dan

    meninggalkan orbita melalui foramen infraorbitale sebagai N. infraorbitale. N.

    maxillaris akan mengurus persyarafan dari :

    1. Palpebrae inferior.

    2. Kulit pelipis.

    3. Pipi bagian atas.

    4. Sisi hidung yang berdekatan.

    5.

    Labium oris superior.6.

    Membrana mucosae nasopharynx.

    7. Sinus maxillaris.

    8. Sinus ethmoidalis.

    9.

    Sinus sphenoidalis.

    10.Palatun molle.

    11.Tonsilla palatina.

    12.

    Rahang atas.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    15/18

    Cabang-cabangnya adalah :

    1.

    N. zygomaticus.

    Memasuki orbita melalui fisurra orbitalis inferior lalu berjalan di

    sepanjang dinding lateral orbita.

    2.

    N. alveolares superiores; yang terdiri atas :

    2.1.R. alveolaris superior anterior.

    2.2.R. alveolaris superior medius.

    2.3.

    R. alveolaris superior posterior.

    3. N. pterygopalatinus (N. sphenopalatina).

    N. mandibularis

    Merupakan cabang terbesar dari N. trigeminus dan keluar fossa

    infratemporalis. N. mandibularis merupakan syaraf campuran yang dibentuk oleh :

    1.

    Radix sensorik yang besar yang berasal dari angulus inferior ganglion

    semilunare Gasseri.

    2. Radix motorik yang merupakan seluruh radix motorik N. trigeminus.

    Serabut-serabut sensorik N. mandibularis akan mengurus persyarafan dari :

    1. Kulit regio temporalis.

    2. Auricula.

    3. Meatus acusticus externus.

    4. Pipi.

    5. Lidah (lingua).

    6.

    Cellulae mastoidea.7.

    Rahang bawah.

    8. Artic. Temporomandibularis.

    9. Sebagian dari duramater dan tengkorak.

    Serabut-serabut motorik N. mandibularis akan mengurus persyarafan dari :

    1. Mm. Masticatoris (otot-otot pengunyah) yang terdiri atas mm. masseter,

    temporalis et pterygoidea.

    2.

    M. Mylohyoideus.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    16/18

    3. Venter anterior m. Digastricus.

    4. Mm. tensor tympany et tensor veli palatini.

    Kedua radices sensorik et motorik baru bersatu membentuk N.

    mandibularis setelah di luar tengkorak. Cabang-cabangnya adalah :

    1.

    R. meningeus (N. spinosus, R. recurrens) :

    Memasuki cavum cranii kembali melalui foramen spinosum bersama-sama

    dengan A. Meningea media. N. spinosus ini akan mempersyarafi duramater.

    2.

    N. pterygoideus medialis (N. pterygoideus internus) :

    Merupakan cabang kecil yang menembus ggl. oticum untuk

    mempersyarafi m. Pterygoideus internus. Dari N. pterygoideus medialis akan

    dipercabangkan:

    2.1.N. tensor veli palatini untuk m. Tensor veli palatini.

    2.2.N. tensor tympani untuk mengurus m. Tensor tympani.

    3.

    N. massetericus :

    Berjalan ke lateral di atas m. Pterygoideus lateralis melalui incisura

    mandibularis untuk mempersyarafi m. Masseter.

    4.

    Nn. Temporales profundi :

    Biasanya ada 2 (anterior dan posterior). N. temporalis profunda anterior

    seringkali dipercabangkan dari N. buccalis.

    5. N. pterygoideus lateralis (N. pterygoideus externus) :

    Mengurus persyarafan m. Pterygoideus lateralis dan seringkali

    dipercabangkan bersama-sama dengan N. buccalis.

    6. N. buccalis (N. buccinatorius, N. buccalis longus) :

    Berjalan ke depan di antara kedua caput m. Pterygoideus externus untukmempersyarafi m. Buccinatorius, dimana dia akan mengadakan hubungan

    dengan N. facialis.

    7. N. auriculotemporalis :

    Berhubungan dengan N. facialis dan ggl. oticum.

    8. N. lingualis :

    Merupakan syaraf sensorik untuk 2/3 anterior lidah, dasar mulut dan

    ginggiva mandibularis.

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    17/18

    9. N. alveolaris inferior (N. dentalis inferior) :

    Memasuki canalis mandibularis melalui foramen mandibulare dan berjalan

    di bawah gigi geligi. Cabang-cabangnya adalah :

    9.1.

    N. mylohyoidea, yang dipercabangkan tepat sebelum memasuki foramen

    mandibulare.

    9.2.

    Rr. Dentales inferiores.

    9.3.N. incisivum, yang dipercabangkan di foramen mentale.

    9.4.N. mentalis, sekaligus merupakan lanjutan dari N.alveolaris inferior

    setelah meninggalkan foramen mentale.

    Nervus trigeminus memiliki fungsi sensorik umum yang terbesar dari

    seluruh nervus Kranialis dan satu-satunya saraf kranial yang termasuk dalam

    inervasisensory cutaneus. Seluruh saraf cutaneus lainnya berasal dari saraf spinal.

    Trigeminal berarti kembar tiga dan distribusi ketiga cabang nervus ini di wajah

    dibagi atas tiga area. Ketiga cabang tersebut adalah Ophtahlmicus, Maxillaries,

    dan Mandibularis yang berasal langsung dari ganglion trigeminus. Cabang

    Ophtahlmicus menghantarkan impuls eksteroseptif dari kulit dahi, pelipis, kepala

    sampai verteks, kelopak mata atas, hidung bagian anterior, bola mata, konjungtiva

    atas, kornea, korpus siliaris, iris dan juga selaput lendir dinding sinus frontalis,

    sebagian dari sinus etmoidalis, rongga hidung bagian atas. Cabang Maksilaris

    yaitu menghantarkan impuls eksteroseptif dari kulit hidung bagian posterior, kulit

    kelopak mata bawah, pipi atas, bagian depan pelipis, bibir atas, kelopak mata

  • 5/20/2018 MAKALAH BEDAH MULUT

    18/18

    bawah, dan selaput lendir sinus maksilaris, sebagian dari sinus sfenoidalis, sinus

    etmoidalis, rongga hidung bawah, rongga mulut bagian atas, berikut palatum

    mole. Cabang Mandibularis terdiri dari serabut motorik dan sensorik. Serabut-

    serabut aferen tersebut berasal dari kulit wajah dibawah kawasan cabang

    maksilaris nervus trigeminus dan selaput lendir bibir bawah, bagian bawah rongga

    mulut berikut selaput lendir lidah, gingiva bawah dan geligi bawah.

    Serabut motoriknya mempersarafi muskulus maseter, temporalis,

    pterigoideus internus dan eksternus, tensor timpani, omohyoideus, dan bagian

    anterior dari muskulus digastrikus. Intinya terletak di pons. Serabut- serabut

    motoriknya bergabung dengan serabut-serabut sensorik nervus trigeminus yang

    berasal dari ganglion Gasseri.

    Serabut sensoriknya menghantarkan impuls nyeri, suhu, raba, dan perasaan

    propioseptif. Kawasannya ialah wajah, dan selaput lendir lidah dan rongga mulut

    serta gusi, dan rongga hidung.

    Impuls propioseptif, terutama yang berasal dari otot-otot yang di sarafi

    oleh cabang mandibular, dihantarkan oleh serabut sensorik cabang mandibular

    sampai ganglion Gasseri.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Latief, Said A. dkk. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Jakarta : FKUI

    2. Muhiman, Muhardi dkk. 2004. Anestesiologi. Jakarta : CV. Infomedika

    3. www.digilib.litbang.depkes.go.id

    4. Buku Neurologi Klinis Dasar. Prof. DR. Mahar Mardjono, Prof.DR.

    Priguna Sidharta5.

    http://www.wikipedia.com

    6. Buku Basic Neuroanatomical Pathways. Dr. Gregory Budiman. Faculty Of

    Medicine University Of Indonesia.

    7.

    Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1

    8. Diagnosis Topik Neurologi DUSS edisi 4. M. Baehr & M. Frotscher.

    http://www.digilib.litbang.depkes.go.id/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.digilib.litbang.depkes.go.id/