makalah bahasa indonesia.doc

25
MAKALAH BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Disusun Oleh : ARMANDHO ATMA P L2L 006 005 DINI ANDRIANI L2L 006 010 DITTA GRIFTHIANA R L2L 006 011 HADI SYUHARA L2L 006 020 HIDAYAT SYAH PUTRA L2L 006 024 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK

Upload: renaldo

Post on 14-Jul-2016

51 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

MAKALAH BAHASA INDONESIABAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU

BANGSA

Disusun Oleh :

ARMANDHO ATMA P L2L 006 005DINI ANDRIANI L2L 006 010DITTA GRIFTHIANA R L2L 006 011HADI SYUHARA L2L 006 020HIDAYAT SYAH PUTRA L2L 006 024

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2007

Page 2: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

BAB ILATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia adalah kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas

13.667 pulau. Penduduknya memiliki bahasa dan dialek lisan dan tertulis

sekitar 250 jenis. Sebelum Indonesia merdeka bahasa Indonesia perperan

sebagai bahasa pemersatu antar etnis di Nusantara, dan secara historis

bahasa Indonesia merupakan bagian dari bahasa Austronesia. Keluarga

bahasa Austronesia, terdiri atas: (1) Bahasa Indonesia, (2) Bahasa

Melanesia, (3) Bahasa Polinesia, dan (4) Bahasa Mikronesia. Bahasa

Indonesia dipakai di segenap Wilayah Nusantara, termasuk daerah-

daerah di luarnya seperti Philipina, Campa, Kamboja, Madagasakan, dan

Fiji (Asmito, 1988: 48).

Terdapat suatu mata rantai aktivitas masyarakat Nusantara yang

mengantarkannya untuk mengadopsi bahasa Indonesia sebagai bahasa

pengantar di dunia bisnis, pendidikan, politik, dan agama. Perkembangan

bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia diawali dengan bahasa

perdagangan di daerah-daerah pelabuhan Nusantara, kemudian

dipergunakan pula dalam penyebaran agama Islam. Pertentangan-

pertentangan setempat yang timbul sehubungan dengan kedatangan

kaum kolonialis Eropa dan berakhir dengan perjanjian dagang maupun

politik juga menggunakan bahasa Melayu di samping bahasa Belanda

(Poesponegoro, 1984: 279). Di bidang pendidikan, setelah didirikannya

sekolah bumiputra oleh Pemerintah Hindi Belanda pada mulanya

menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, tetapi sejak

abad XX, untuk kepentingan daerah jajahan yang memerlukan tenaga

rendahan yang mengerti bahasa Belanda, akhirnya mengeser bahasa

Melayu. Meskipun terjadi persaingan dalam merebut pengaruh, tetapi

karena sesuai dengan jiwa dan semangat nasionalisme dan patriotisme,

Page 3: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

justru bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan, artinya

pemanfaatan bahasa Indonesia menunjukkan suatu perjuangan untuk

melawan kaum penjajah yang memaksakan kehendaknya melalui

penyebaran bahasa Belanda. Dalam persaingan tersebut, bahasa

Indonesia berhasil menarik simpati masyarakat Indonesia, dan

menempatkannya sebagai alat pemersatu untuk berjuang secara politik,

ideologi, dan budaya.

Bahasa Indonesia yang semula terbatas pada Etnis Melayu,

kemudian berkembang menjadi bahasa golongan masyarakat yang silih

berganti muncul dan berkembang sepanjang sejarah Indonesia. Dari

bahasa pergaulan kemudian menjadi bahasa perdagangan, bahasa untuk

menyebarkan agama, bahasa perjanjian dagang dan politik, bahasa pers,

sastra dan politik. Selanjutnya atas dorongan pemuda dan elit Indonesia

baru menjadi bahasa persatuan nasional Indonesia. Pernyataan bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional itu telah

menempatkan bahasa Indonesia pada posisi yang amat strategis pada

kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dalam kedudukannya itu

bahasa Indonesia berfungsi, antara lain, sebagai lambang kebanggaan

dan identitas nasional serta sebagai alat pemersatu berbagai kelompok

etnik yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasa ke dalam

satu kesatuan bangsa.

Namun, perjuangan-perjuangan yang menjadikan bahasa

Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa, nampaknya mulai memudar

keberadaannya. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya penggunaan

bahasa asing di Indonesia, contohnya dapat dilihat pada sekolah-sekolah

di Indonesia yang bertaraf Internasional yang menggunakan bahasa asing

sebagai bahasa pengantar dalam pembelajarannya. Selain itu, sebagai

alat pengungkap rasa dan ilmu yang tumbuh dan terus berkembang,

bahasa Indonesia tentu saja tidak terhindar dari sentuhan dan pengaruh

masyarakat yang memahaminya, baik berupa perubahan nilai dan struktur

maupun berupa tingkah laku sosial lainnya. Sehingga hal ini dapat

Page 4: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

menyebabkan persentuhan yang menimbulkan keanekaragaman. Tanpa

pembinaan yang hati-hati dan saksama, tidak mustahil sebagian ragam-

ragam itu menyimpang terlalu jauh dari poros inti bahasa kita. Selaras

dengan ragam yang menyimpang itu, terdapatlah cukup banyak pemakai

bahasa Indonesia yang belum dapat mempergunakan bahasa itu dengan

baik dan benar. Termasuk di antara mereka adalah para mahasiswa dan

pengajar di perguruan tinggi, para cendekiawan, dan para pemimpin yang

menduduki jabatan yang penting.

Page 5: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

BAB IIPERMASALAHAN

II.1 Demam Beringgris

Kurang cintanya bangsa Indonesia dengan bahasa sendiri,

tercermin dari kata-kata seperti bus way, three in one, in, out, dan

stop, yang terpajang dimana-mana. Demam beringgris-inggris ria,

yang dengan tepat disebut nginggris oleh Remy Silado dalam

bukunya Bahasa Menunjukkan Bangsa, memang sudah telanjur

dianggap tren.

Sebuah sanksi, biasanya dapat mempan membuat orang

jera. Bagi media yang tetap bersikeras tidak menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar, sanksinya bisa berupa penyulitan

mendapatkan surat izin terbit atau surat izin tayang. Bahasa dalam

novel, buku, majalah, film, atau acara TV produk lokal yang

menggunakan bahasa Inggris atau bahasa lain selain bahasa

Indonesia akan diganti dengan bahasa Indonesia.

Jadi, tayangan Metro Sport baru bisa ditayangkan bila

diganti Olahraga Metro, dan judul film yang kita temukan tidak lagi

Jakarta Under Cover, Beauty Case, Me Vs High Heels atau Eiffel,

I’m in Love.

Selain para pembuat film, novel, buku, dan acara TV yang

kebagian tugas mencari alternatif untuk judul produk mereka, tugas

serupa juga diemban oleh pemilik bangunan untuk menghapus

nama depan The pada The Plaza Semanggi.

Page 6: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

II.2 Bangsa Indonesia Tidak Pernah Berbangga dan Mencintai Bahasanya Sendiri

Bangsa Indonesia, sebagai pemakai bahasa Indonesia,

seharusnya bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat

komunikasi. Dengan bahasa Indonesia, mereka bisa

menyampaikan perasaan dan pikirannya dengan sempurna dan

lengkap kepada orang lain. Mereka semestinya bangga memiliki

bahasa yang demikian itu. Namun, berbagai kenyataan yang

terjadi, tidaklah demikian. Rasa bangga berbahasa Indonesia

belum lagi tertanam pada setiap orang Indonesia. Rasa

menghargai bahasa asing (dahulu bahasa Belanda, sekarang

bahasa Inggris) masih terus menampak pada sebagian besar

bangsa Indonesia. Mereka menganggap bahwa bahasa asing lebih

tinggi derajatnya daripada bahasa Indonesia. Bahkan, mereka

seolah tidak mau tahu perkembangan bahasa Indonesia.

II.3 Keanekaragaman Bahasa yang Menimbulkan Penyimpangan

Tanpa pembinaan yang hati-hati dan saksama, tidak

mustahil sebagian ragam-ragam itu menyimpang terlalu jauh dari

poros inti bahasa kita. Selaras dengan ragam yang menyimpang

itu, terdapatlah cukup banyak pemakai bahasa Indonesia yang

belum dapat mempergunakan bahasa itu dengan baik dan benar.

Termasuk di antara mereka adalah para mahasiswa dan pengajar

di perguruan tinggi, para cendekiawan, dan para pemimpin yang

menduduki jabatan yang berpengaruh. Hal ini tampak, antara lain,

pada:

1. pemakaian kalimat, tanda baca, dan pengelompokan wacana

yang tidak mengungkapkan jalan pikiran yang jernih, logis, dan

sistematik;

Page 7: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

2. pemakaian istilah asing untuk menggantikan kosa kata yang

telah ada, yang memiliki ciri-ciri semantik yang sama, dan yang

telah urnum dipakai;

3. pemakaian istilah teknis yang tidak seragam dalam ilmu

pengetahuan;

4. pengucapan kata yang meny impang dari kaidah yang dianggap

baku;

5. pengejaan kata atau frase yang tidak taat asas.

II.4 Bahasa Indonesia Tidak Lagi sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Penilaian yang rendah terhadap bahasa Indonesia masih

kelihatan pada bangsa Indonesia. Kegemaran bangsa Indonesia

memakai istilah asing dan tidak mencoba menggali kosa kata

bahasa Indonesia merupakan indikasi ke arah ini. Bahkan, bahasa

Indonesia tidak lagi sebagai alat pemersatu, tetapi sebagai alat

pemecah belah bangsa. Kelompok penguasa menggunakan

bahasa sebagai alat untuk kepentingan kekuasaannya. Penguasa

memanfaatkan 'tenaga bahasa' secara besar-besaran untuk

mempengaruhi khalayak agar mendukung kekuasaannya.

Pendekatan kebahasaan dalam politik menjadi penting bagi

kelanggengan sebuah kekuasaan. Bahasa menjadi strategi dan

ekspresi kekuasaan untuk memberikan pemahaman kepada rakyat

bahwa mereka adalah penguasa yang terbaik. Pola pemikiran

masyarakat didikte melalui bahasa. Bahasa pun tidak lebih hanya

sebagai sebuah ruang bagi pergelaran kekuasaan.

Page 8: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

BAB IIIMANFAAT

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa, bahasa

Indonesia telah terbukti menyatukan berbagai golongan dan etnis ke

dalam satu kesatuan bangsa Indonesia, sebagaimana tercetus dalam

pernyataan sikap politik pemuda Indonesia pada Sumpah Pemuda 28

Oktober 1928, 79 tahun yang lalu. Kata Indonesia menjadi identitas suatu

wilayah, bangsa, dan bahasa, yaitu

(1) tanah air Indonesia,

(2) bangsa Indonesia, dan

(3) bahasa Indonesia.

Pernyataan "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"

merupakan pengakuan terhadap banyak bahasa di Indonesia (746

bahasa). Pernyataan itu adalah :

(1) menempatkan keutamaan bahasa Indonesia di atas bahasa-

bahasa lain dalam konteks kenasionalan,

(2) bahasa- syarakat pbahasa daerah tetap memiliki hak hidup di

tengah-tengah maendukungnya,

(3) masyarakat penutur bahasa-bahasa daerah itu merupakan

rakyat yang mendiami wilayah kepulauan dalam satu kesatuan

tanah air Indonesia.

Pernyataan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau

bahasa nasional itu telah menempatkan bahasa Indonesia pada posisi

yang amat strategis pada kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

Dalam kedudukannya itu bahasa Indonesia berfungsi, antara lain, sebagai

lambang kebanggaan dan identitas nasional serta sebagai alat pemersatu

berbagai kelompok etnik yang berbeda latar belakang sosial budaya dan

Page 9: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

bahasa ke dalam satu kesatuan bangsa. Bahasa Indonesia memiliki

potensi dalam mengatasi permasalahan kesiapan memasuki tatanan

kehidupan global, seperti perdagangan bebas ataupun teknologi

informasi. Perdagangan bebas ataupun teknologi informasi menggunakan

sarana komunikasi. Di situlah bahasa Indonesia dapat memainkan peran,

yaitu sebagai bahasa pengantar dalam perdagangan bebas di Indonesia,

bahkan di kawasan Asia Tenggara.

Untuk memenuhi peran itu, perlu dilakukan peningkatan mutu daya

ungkap dan pemantapan sistem tata bahasa ataupun sistem tulis (ejaan).

Peningkatan mutu daya ungkap dilakukan melalui pemekaran kosakata.

Baik kata maupun istilah harus dipacu pengembangannya sejalan dengan

perkembangan yang terjadi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

serta perkembangan masyarakat penuturnya.

Sementara itu, sistem pembentukan kata ataupun kalimat perlu

dimantapkan agar tahan terhadap berbagai perubahan. Demikian juga

sistem tulis atau ejaan perlu dimantapkan demi menampung berbagai

perkembangan kosakata/istilah ataupun sistem tata bahasa.

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar

perdagangan bebas ataupun pengantar teknologi informasi akan

menunjukkan lambang jati diri bangsa. Oleh karena itu, pemakaian

bahasa pengantar dalam media internet, misalnya, akan memperlihatkan

identitas kebangsaan Indonesia yang sekaligus menjadi kebanggaan

nasional. Untuk meningkatkan peran ke arah itu, perlu dilakukan upaya

peningkatan sikap positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia melalui

peningkatan mutu penggunaannya.

Peningkatan mutu SDM generasi pelapis perlu disiapkan sebagai

pelaku dalam tatanan kehidupan global tahun 2020. Upaya itu dilakukan

lewat berbagai kegiatan bahasa dan sastra melalui jalur pendidikan dasar,

menengah, dan pendidikan tinggi. Jalur itu amat penting ditempuh demi

penanaman dan peningkatan sikap positif generasi pelapis terhadap

lambang jati diri bangsa.

Page 10: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

Di sisi lain, peningkatan sikap positif masyarakat luas dilakukan

melalui pemasyarakatan penggunaan bahasa Indonesia. Upaya itu dapat

dilakukan melalui penyediaan berbagai buku panduan yang dapat

memberi petunjuk penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar

serta melalui penyuluhan langsung kepada aparatur pemerintah, tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh politik, penulis, penerjemah, insan pers,

guru, dan sebagainya.

Melalui berbagi upaya itu diharapkan masyarakat merasa ikut

memiliki lambang jati diri bangsa Indonesia. Rasa ikut memiliki itu akan

mengukuhkan rasa persatuan terhadap satu tanah air, satu negara

kesatuan, satu bangsa, satu bahasa persatuan, satu bendera, satu

lambang negara, dan satu lagu kebangsaan. Pada gilirannya rasa

persatuan itu akan menjauhkan perpecahan bangsa sekalipun berada

dalam era reformasi dan globalisasi.

Page 11: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

BAB IVPEMBAHASAN MASALAH

IV.1 Bahasa Inggriskah sebagai Bahasa Ibu Bangsa Indonesia?

Apakah gerangan yang menyebabkan kita tidak bangga berbahasa Indonesia? Mengapa kita tidak seperti Jepang dan Prancis, yang bangga dengan bahasa yang merupakan ciri khas bangsa mereka? Di mana letak kekurangan bahasa Indoensia yang telah kita sepakati akan dijunjung? Padahal kosakata yang tersedia sudah banyak, sehingga kita tidak perlu lagi menggunakan bahasa orang lain. Itulah penyakit Bangsa Indonesia yang sangat sulit melestarikan bahasanya sendiri. Berbagai tulisan dengan Bahasa Inggris sering sekali kita jumpai di banyak tempat, seharusnya pemerintah tidak hanya tinggal diam mengenai masalah ini. Walaupun masalah ini dianggap tidak penting, tetapi dapat mengakibatkan dampak yang besar bagi bangsa Indonesia. Sudah saatnya kita menyadari akan pentingnya bahasa Indonesia yang merupakan alat pemersatu bangsa. Seharusnya pemerinah dapat mengambil langkah yang tepat seperti penggunaan nama sarana umum dengan menggunakan bahasa Indonesia, seperti bus way. Alangkah baiknya jika nama tersebut diganti dengan nama yang menggunakan bahasa Indonesia.

IV.2 Bahasa Indonesia Sebagai Identitas dan Jatidiri Bangsa Indonesia

Page 12: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

Bahasa Indonesia yang sering dianggap remeh oleh siswa

atau mahasiswa di Indonesia, ternyata sudah diajarkan di 50

negara di dunia dengan jumlah tenaga pengajar asing yang

semakin bertambah banyak. Sudah saatnya bahasa Indonesia

dikelola secara seksama yang tentunya mengikuti perkembangan

ilmu dan teknologi, sehingga mampu menjembatani sistem nilai

yang mengalami pertumbuhan dalam pergaulan antar bangsa,

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif antar

bangsa karena lewat bahasa dapat ditumbuhkan saling

pemahaman antar budaya dan adat istiadat, yang pada gilirannya

mampu menambah pengertian dan kerjasama antar bangsa.

Sayangnya, bangsa kita tidak pernah berbangga dan mencintai

bahasa sendiri, malah bangsa internasional yang lebih banyak

memberikan apresiasi. Warga Indonesia sebagai bangsa sudah

saatnya secara jujur merenungkan mengapa setelah 61 tahun

merdeka tidak dapat maju, bahkan bangsa-bangsa lain yang

tadinya belajar dari Indonesia bisa lebih maju daripada Indonesia.

Kenyataan-kenyataan dan akibat-akibat tersebut kalau tidak

diperbaiki akan berakibat perkembangan bahasa Indonesia

terhambat. Sebagai warga negara Indonesia yang baik,

sepantasnyalah bahasa Indonesia itu dicintai dan dijaga. Bahasa

Indonesia harus dibina dan dikembangkan dengan baik karena

bahasa Indonesia itu merupakan salah satu identitas atau jati diri

bangsa Indonesia. Setiap orang Indonesia patutlah bersikap positif

terhadap bahasa Indonesia, janganlah menganggap remeh dan

bersikap negatif. Setiap orang Indonesia mestilah berusaha agar

selalu cermat dan teratur menggunakan bahasa Indonesia.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mestilah

dikembangkan budaya malu apabila meraka tidak

memperguanakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Page 13: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

Anggapan bahwa penggunaan bahasa Indonesia yang dipenuhi

oleh kata, istilah, dan ungkapan asing merupakan bahasa

Indonesia yang “canggih” adalah anggapan yang keliru. Begitu

juga, penggunaan kalimat yang berpanjang-panjang dan berbelit-

belit, sudah tentu memperlihatkan kekacauan cara berpikir orang

yang menggunakan kalimat itu. Apabila seseorang menggunakan

bahasa dengan kacau-balau, sudah tentu hal itu menggambarkan

jalan pikiran yang kacau-balau pula. Sebaliknya, apabila seseorang

menggunakan bahasa dengan teratur, jelas, dan bersistem, cara

berpikir orang itu teratur dan jelas pula. Oleh sebab itu, sudah

seharusnyalah setiap orang Indonesia menggunakan bahasa

Indonesia yang teratur, jelas, bersistem, dan benar agar jalan

pikiran orang Indonesia (sebagai pemilik bahasa Indonesia) juga

teratur dan mudah dipahami orang lain.

IV.3 Perlu Standardisasi Bahasa Indonesia yang Baik & Benar

Pengaruh struktur bahasa daerah sering kita jumpai dalam

bahasa Indonesia dewasa ini. Pengaruh bahasa daerah (bahasa

ibu) pada seseorang sangat besar, dapat kita pahami. Kadang-

kadang itu terjadi pada seseorang dengan tidak disadari. Struktur

bahasa ibu yang mempengaruhi bahasa seseorang yang bilingual

(dwibahasawan) tidak dapat diabaikan. Apalagi bagi pengguna

bahasa daerah yang bahasanya serumpun dengan bahasa

Indonesia, kemungkinan terjadinya interferensi antara bahasa-

bahasa itu sangat besar. Misalnya, seseorang menggunakan kata-

kata bahasa Indonesia dengan menggunakan struktur bahasa

daerah, seperti pada kalimat, a) Mobilnya kakak saya sudah dijual

(pengaruh bahasa Jawa), b) Cerpen itu ditulis oleh saya (pengaruh

bahasa Sunda).

Page 14: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

Oleh karena itu, perlu standardisasi bahasa Indonesia yang baik

dan benar. Yang dimaksud standardisasi bahasa adalah penetapan

norma-norma atau aturan dalam bahasa. Standardisasi bahasa

juga berarti pemilihan salah satu variasi bahasa. Selama variasi-

variasi yang timbul karena perkembangan bahasa itu tidak

distandarkan, selama itu pula kita tidak dapat melepaskan diri dari

pertentangan salah dan benar. Yang berpegang pada norma lama

akan tetap mengatakan bentukan baru yang menyimpang itu salah,

sedangkan golongan modern yang melihatnya dari segi

sosiolinguistik akan mengatakan bahwa tumbuhnya variasi bahasa

itu adalah sesuatu yang wajar.

IV.4 Bahasa Indonesia tidak lagi dapat mempersatukan bangsa

Dewasa ini bahasa Indonesia sering dipakai tidak lagi sesuai

dengan tujuan awalnya sebagai pemersatu bangsa melainkan

hanya digunakan sebagai alat untuk kepentingan kekuasaannya.

Sebagai sebuah strategi, bahasa yang digunakan penguasa untuk

mengekalkan kekuasaannya ada beberapa bentuk yaitu:

1. Kata Kunci, yaitu kata-kata yang digunakan oleh penguasa

dalam mengungkapkan gagasannya. Misalnya kata

pembangunan, Pancasila, persatuan dan kesatuan, G30S/PKI,

stabilitas nasional, kebudayaan nasional, pertumbuhan ekonomi,

adil makmur dan lain-lain untuk memberikan makna kunci bahwa

mereka terbaik dan yang lain tidak baik.

2. Kata Topeng, yaitu bahasa dengan penghalusan semantik

secara berlebihan sehingga semuanya terasa baik, tetapi makna

sesungguhnya tertutup. Misalnya kata 'pembinaan' yang artinya

peningkatan kualitas sesuatu selalu didengungkan sehingga

Page 15: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

opini masyarakat terbentuk dengan kata itu. Dalam

pengejawantahannya pembinaan diartikan menghambat.

3. Monopoli Semantik adalah penguasa menjadi penafsir tunggal

yang memaksakan kehendaknya terhadap suatu teks yang

sebetulnya memiliki banyak penafsiran. Misalnya Pasal 7 UUD

1945 tentang jabatan presiden dan wakil presiden ditafsirkan

rezim orde baru bahwa presiden dan wakil presiden boleh

menjabat sampai batas waktu yang tertentu.

4. Penghalusan (eufemisme), adalah proses penghalusan makna.

Seharusnya eufemisme digunakan dalam pembicaraan agar

orang tidak tersinggung, namun oleh penguasa eufemisme

digunakan untuk menutupi keburukannya dengan cara

menyembunyikan makna. Padahal sebenarnya penguasa itu

kasar, brutal, bombastis dan jelek. Karena eufemisme tidak ada

kesan jelek di sana. Misalnya kata korupsi dihaluskan dengan

kata penyalahgunaan wewenang.

5. Pengasaran (puffery) adalah pengasaran dari suatu konsep.

Penguasa memberi makna yang berlebihan terhadap suatu

konsep. Misalnya dalam pidato Soekarno disebuttkan Indonesia

adalah bangsa yang besar yang dapat mengatasi masalah

kemiskinan. Dengan kalimat itu orang beranggapan bahwa

Indonesia ini tidak melarat. Padahal kalimat ini untuk menutupi

kegagalannya dalam membangun ekonomi.

6. Bahasa baru (newspeak) adalah manipulasi terhadap pengertian

yang lazim atas satu kata atau istilah. Caranya dengan

menjungkirbalikkan pemahaman masyarakat yang lazim dengan

satu kata atau istilah, sihingga yang dipahami oleh mereka

Page 16: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

hanya makna yang salah. Misalnya pemilihan umum digantikan

pesta demokrasi, sehingga orang pun menganggap bahwa

pemilihan umum hanya keramaian laksana pesta dan melupakan

esensi pemilihan umum.

7. Pemilihan (kategorosasi), adalah penggolongan berbagai

tindakan atau keadaan ke dalam suatu konsep tertentu. Misalnya

tindakan unjuk rasa dan pemogokan digolongkan tidak

konstitusional dan tidak Pancasila.

8. Pemberian nama (labelling) adalah pemberian nama terhadap

satu tindakan dengan tujuan menyudutkannya, karena

keberadaannya mengancam pemerintah yang sedang berkuasa.

Misalnya gerakan politik umat Islam diberi label separtisme,

terorisme, dan lain-lain.

Page 17: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

BAB VKESIMPULAN

Berkurangnya kecintaan masyarakat Indonesia terhadap

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena diakibatkan

oleh seringnya penggunaan bahasa asing yang dianggap lebih populer.

Hal itu juga diakibatkan karena pola hidup dan kebudayaan masyarakat

Indonesia yang sudah mulai meniru kebudayaan dari barat. Selain itu

hampir sudah tidak ada lagi orang Indonesia yang merasa bangga dan

mencintai bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia tidak dapat lagi

dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa.

Oleh karena itu sebagai awal dari upaya untuk kembali

melestarikan dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu

bangsa, kita sebagai orang Indonesia hendaknya selalu menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam setiap kesempatan yang

ada.

Page 18: MAKALAH BAHASA INDONESIA.doc

DAFTAR PUSTAKA

Muslich, Mansur. 2006. Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi. Malang :

Universitas Negeri Malang.

http://www.waspada.co.id

http://balaikajian.melayuonline.com/

http://www.Republika.co.id

http://www.wikimu.com/News

http://www.pikiran-rakyat.com

http://www.suaramerdeka.com