makalah atk

22
STUDI KASUS ED PSAK 50 dan ED PSAK NO. 60 Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus Disusun Oleh : Yuri Ardanish Akbar (120110080054) Shinta Yanirma (120110080129) Chyntia Maulina (120110080140)

Upload: mufti-muflihun-muhammad

Post on 02-Jul-2015

733 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah atk

STUDI KASUS

ED PSAK 50 dan ED PSAK NO. 60Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus

Disusun Oleh :

Yuri Ardanish Akbar (120110080054)

Shinta Yanirma (120110080129)

Chyntia Maulina (120110080140)

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS EKONOMI

BANDUNG2010

Page 2: makalah atk

DAFTAR ISI

Page 3: makalah atk

Bab IIkhtisar Permasalah

1.1 PendahuluanInstrumen keuangan, yang terdiri dari asset keuangan dan liabilitas keuangan,

merupakan salah satu komponen dalam laporan keuangan yang perlu mendapat perhatian khusus dikarenakan instrument keuangan sangat sensitif terhadap variable yang mempengaruhinya, misalnya supply dan demand, faktor ekonomi secara makro, dll. Dalam ED PSAK 50 dan ED PSAK 60 diatur mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan yang ditekankan kepada nilai wajar. Makalah ini membahas mengenai isu-isu terkait implementasi PSAK 50 dan PSAK 60 di Indonesia, seperti dampaknya secara mikro maupun makro.

1.2 Rumusan PermasalahanBerdasarkan latar belakang di atas, maka kami dapat merumuskan beberapa

pokok permasalahan yang akan dibahas di dalam makalah ini, yaitu:1. Bagaimanakah perlakuan mengenai split accounting untuk hybrid

securities (instrument keuangan majemuk) berdasarkan ED PSAK 50 dan ED PSAK 60?

2. Bagaimanakah dampak penerapan akuntansi nilai wajar ketika diterapkan pada pasar yang bubble?

3. Bagaimanakah perlakuan saling hapus (offsetting) sesuai dengan ED PSAK 50?

4. Bagaimanakah pengungkapan kuantitatif dan kualitatif instrumen keuangan?

1.3 Pembatasan Ruang Lingkup PermasalahanRuang lingkup makalah ini terbatas kepada ED PSAK 50 dan ED PSAK 60

khususnya topic-topik sebgaimana yang telah dirumuskan pada rumusan permasalahan diatas. Hal-hal lain yang diatur dalam PSAK lainnya tidak dibahas dalam makalah ini

Page 4: makalah atk

BAB IIREFERENSI RELEVAN

2.1 PSAK Terkait

2.1.2 Gambaran Umum ED PSAK 50

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang terkait dengan pembahasan dalam karya tulis kami adalah ED PSAK No. 50 (revisi 2010) mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian” dan ED PSAK No. 60 mengenai “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” (revisi 2010). ED PSAK 50 mengatur bagaimana metode penyajian instrumen keuangan pada laporan keuangan entitas. ED PSAK 50 bertujuan menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap kategori instrumen keuangan dari perspektif penerbit; pengategorian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus.

PSAK 50 diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya. Hal yang bukan merupakan ruang lingkup pernyataan ini adalah:

1. Kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi, atau ventura bersama. 2. Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja.3. Kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 28.4. Instrumen keuangan yang termasuk dalam lingkup PSAK 28.5. Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran

berdasarkan PSAK 53.

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 50:1. Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:

Kas Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain Hak kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lain atau untuk

mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan kondisi yang menguntungkan entitas tersebut.

Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan nonderivatif atau derivatif

2. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

3. Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.

4. Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada

Page 5: makalah atk

penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang.

5. Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa: Kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain

atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut.

Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu nonderivatif atau derivatif.

6. Nilai wajar adalah nilai suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengategorikan instrumen tersebut sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas.

Suatu instrumen keuangan dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika kondisi berikut terpenuhi:

1. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain atau mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut.

2. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan derivatif dan nonderivatif.

Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi Jual

Suatu instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali instrumen tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan opsi jual tersebut.

Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur berikut:

1. Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian pro rata aset neto entitas pada saat likuidasi entitas.

2. Instrumen tersebut tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas saat likuidasi dan tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain.

3. Seluruh instrumen keuangan memiliki fitur yang identik4. Instrumen tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas

atau aset keuangan lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam kondisi yag berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut.

5. Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi.

Page 6: makalah atk

Instrumen yang Mensyaratkan suatu Kewajiban kepada Entitas untuk Menyerahkan Bagian Aset Neto Entitas secara Pro Rata pada saat Likuidasi

Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan bagian pro rata aset neto pada saat likuidasi. Kewajiban timbul karena likuidasi baik pasti terjadi ataupun berada di luar kendali entitas atau tidak pasti terjadi tetapi berdasarkan opsi dari pemegang instrumen. Instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban kepada entitas untuk menyerahkan bagian aset neto entitas secara pro rata pada saat likuidasi dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur yang serupa dengan fitur pada instrumen yang mempunya fitur opsi jual di atas.

Reklasifikasi Instrumen Keuangan

Entitas mengklasifikasikan intrumen keuangan sebagai instrumen ekuitas sejak tanggal ketika instrumen memiliki seluruh fitur dan memenuhi kondisi yang telah diatur. Entitas mereklasifikasikan instrumen sebagai berikut:

1. Entitas mereklasifikasikan instrumen ekuitas sebagai liabilitas keuangan sejak tanggal ketika instrumen tersebut tidak lagi memenuhi kondisi yang telah ditetapkan. Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar instrumen tersebut pada tanggal reklasifikasi.

2. Entitas mereklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai instrumen ekuitas sejak tanggal ketika instrumen memenuhi kondisi yang telah ditetapkan. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah tercatat liabilitas keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Fitur penting dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas adalah adanya kewajiban kontraktual penerbit instrumen keuangan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan pihak penerbit. Substansi dari instrumen keuangan, bukan bentuk hukumnya, merupakan dasar bagi pengklasifikasiannya dalam laporan posisi keuangan. Beberapa instrumen keuangan memliki bentuk hukum berupa ekuitas namun secara substansi merupakan liabilitas, misalnya saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali saham tersebut dengan harga yang telah ditetapkan.

Ketentuan Penyelesaian Kontijensi

Instrumen keuangan dapat mewajibkan entitas untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain, atau menyelesaikan liabilitas keuangan, dalam situasi terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di masa depan yang berada di luar kendali penerbit maupun pemegang instrumen tersebut. Instrumen keuangan adalah liabilitas bagi penerbit, kecuali jika:

1. Bagian dari ketentuan penyelesaian kontijensi yang mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui aset keuangan lain adalah tidak sah.

Page 7: makalah atk

2. Penerbit dapat diwajibkan untuk menyelesaikan kewajibannya secara kas atau melalui aset keuangan lain hanya dalam kondisi penerbit dilikuidasi

3. Instrumen yang memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14 PSAK 50.

Pilihan Penyelesaian

Ketika instrumen keuangan derivatif memberi kepada satu pihak pilihan cara penyelesaian, maka instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.

Instrumen Keuangan Majemuk

Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen keuangannya untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen ekuitas dan liabilitas. Komponen-komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11 PSAK 50.

Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen instrumen keuangan yang:1. Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas2. Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen

keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan liabilitas, maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah jumlah residu dari nilai wajar instrumen keuangan dikurangi dengan nilai komponen liabilitas yang ditetapkan secara terpisah.

Saham Treasuri

Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, instrumen-instrumen tersebut dikurangkan dari entitas. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Jumlah yang dibayarkan diakui secara langsung di ekuitas.

Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan

Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan instrumen keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas secar langsung ke ekuitas, setelah dikurangi pajak penghasilan. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi dengan pajak penghasilan.

Pembayaran dividen atas saham yang sepenuhnya diakui sebagai liabilitas, diakui sebagai beban. Keuntungan dan kerugian dari penebusan atau pembiayaan kembali liabilitas keuangan diakui dalam laporan laba rugi, sedangkan penebusan atau

Page 8: makalah atk

pembiayaan kembali instrumen ekuitas diakui sebagai perubahan ekuitas. Perubahan nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan keuangan. Biaya transaksi penerbitan instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen liabilas dan ekuitas dari instrumen secara proporsional dengan alokasi hasil yang diperoleh.

Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilainya disajikan dalam laporan posisi keuangan secara neto jika entitas:

1. Saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut.

2. Berniat untuk menyelesaikan secara atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Dalam akuntansi untuk transfer aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan (sesuai dengan PSAK 55), maka entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan dan liabilitas terkait. Saling hapus tidak menimbulkan pengakuan keuntungan atau kerugian, penghentian pengakuan tidak hanya menyebabkan dikeluarkannya item dari laporan posisi keuangan, tetapi juga menimbulkan pengakuan keuntungan atau kerugian.

Kondisi entitas untuk melakukan saling hapus biasanya tidak dapat dipenuhi jika:1. Instrumen keuangan yang berbeda digunakan untuk meniru fitur-fitur yang

terdapat dalam instrumen keuangan tunggal (instrumen sintetis).2. Aset keuangan dan liabilitas keuangan berasal dari instrumen keuangan dengan

eksposur resiko utama yang sama tetapi melibatkan pihak lawan yang berbeda.3. Aset entitas digadaikan sebagai agunan untuk liabilitas keuangan yang bersifat

non recourse.4. Aset keuangan ditempatkan dalam perwalian oleh debitur untuk keperluan

pelunasan kewajiban tanpa aset tersebut diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban.

5. Kewajiban yang timbul akibat kejadian yang menyebabkan kerugian diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan klaim asuransi.

2.1.2 Gambaran Umum ED PSAK 60

ED PSAK 60 secara umum mengatur mengenai pengelompokkan instrumen keuangan menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Adapun pengungkapan atas instrumen keuangan dalam laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan ED PSAK 60 adalah sebagai berikut:

1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, menunjukkan secara terpisah asset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal dan asset keuangan yang dikatagorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan

2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo.3. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

Page 9: makalah atk

4. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi menunjukkan secara terpisah liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, liabilitas keuangan yang dikategorikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan serta liabilitas yang diukur dengan menggunakan biaya amortisasi.

Instrumen keuangan pada umumnya harus dicatat berdasarkan nilai wajar menurut ED PSAK 50 & 60. Tetapi. aset dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan nilai wajar tersebut tetap harus diungkapkan teknik penilaian serta asumsi yang melandasinya pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Pengungkapan pada CALK harus mencakup hierarki nilai wajar instrument yang terdiri atas tiga tingkat, yaitu: (1) harga kuotasian dalam pasar aktif instrument yang identik, (2) input selain pada poin (1) baik secara langsung maupun tidak langsung, (3) input bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi.

Akan tetapi pengungkapan nilai wajar tidak disyaratkan apabila terdapat kondisi sebagai berikut:

1. Ketika jumlah tercatat adalah suatu perkiraan yang wajar atas nilai wajar, misalnya untuk instrumen keuangan seperti instrument keuangan piutang dagang dan utang dagang jangka pendek.

2. Investasi dalam instrument ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar dalam pasar aktif atau derivative yang terkait.

3. Kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat.

Selain pengungkapan atas nilai wajar, entitas pun wajib mengungkapkan risiko terkait mengenai instrument keuangan (eksposur risiko). Adapun risiko yang timbul atas instrument keuangan terbagi menjadi risiko kuantitatif dan risiko kualitatif.

Pengungkapan resiko kualitatif:Eksposur atas resiko kualitatif merupakan eksposur entitas terhadap resiko

bedasarkan informasi yang disajikan secara internal oleh staff manajemen kunci tersebut di mana dalam pelaporannya disyaratkan mengenai konsentrasi resiko. Konsentrasi resiko sendiri merupakan resiko yang timbul akibat perubahan kondisi ekonom. Pengungkapaannya meliputi uraian mengenai bagaimana manajemen menentukan konsentrasi, karakteristik serupa yang mengidentifikasi setiap konsentrasi dan jumlah eksposur terkait atas instrumen keuangan.

Pengungkapan resiko kuantitatifEksposur atas resiko kuantitatif dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Resiko KreditResiko kredit adalah resiko di mana suatu pihak atas instrumen keuangan akan

menyebabkan kerugian keuangan terhadap pihak lain diakibatkan kegagalannya dalam memenuhi suatu kewajiban. Adapun aktivitas yang menimbulkan resiko kredit dan eksposur maksimum yang terkait resiko kredit meliputi, namun tidak terbatas pada:

a. Menyalurkan pinjaman dan piutang kepada pelanggan dan penempatan deposit kepada entitas lain.

Page 10: makalah atk

b. Menyepakati kontrak derivativ, misalnya kontrak mata uang asing, swap, suku bunga dan derivative kredit.

c. Memberikan jaminan keuangan.d. Membuat komitmen pinjaman yang tidak dapat dibatalkan sepanjang umur

fasilitas atau dapat dibatalkan hanya sebagai respon atas perubahan tidak menguntungkan yang bersifat material.

2. Resiko LikuiditasResiko likuiditas adalah resiko dimana suatu entitas menghadapi kesulitan dalam

memenuhi kewajiban terkait dengan liabilitas keuangannya yang diselesaikan dengan penyerahan kas atau asset keuangan lainnya.

3. Resiko PasarResiko pasar merupakan resiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan suatu instrument keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Jenis resiko pasar diantaranya:

a. Resiko suku bungab. Resiko mata uang asingc. Resiko harga lainnya

Dalam menyusun risiko pasar, entitas dapat menggunakan analisis sensitivitas seperti Value at Risk (VaR) dan menggunakannya untuk mengelola risiko keuangan. Dalam menyusun analisis sensitivitas, entitas mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

Jenis risiko pasar di mana entitas terekspos Metode dan asumsi yang digunakan; dan, Perubahan metode dan asumsi

Page 11: makalah atk

BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH

3.1. Penerapan Split Accounting untuk Hybrid Securities

Pada beberapa kasus, suatu instrumen keuangan dapat memiliki fitur-fitur yang memenuhi kriteria liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas sekaligus, misalnya: obligasi yang dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan. Instrumen keuangan semacam ini disebut dengan instrumen keuangan majemuk atau hybrid securities. Timbul dua masalah pokok atas instrumen majemuk tersebut: (1) pengklasifikasian instrumen majemuk tersebut; apakah sebagai liabilitas keuangan atau sebagai instrumen ekuitas, dan (2) pengukuran atas komponen ekuitas dan liabilitas dalam instrumen keuangan majemuk.

Khusus bagi instrumen keuangan majemuk, entitas menyajikan komponen liabilitas keuangan dan instrumen keuangan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan. Ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen liabilitas dan ekuitas, maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah jumlah residu dari nilai wajar instrumen keuangan dikurangi dengan nilai komponen liabilitas yang ditetapkan. Perlakuan akuntansi yang demikian dikenal dengan split accounting.

3.2. Dampak Penerapan Akuntansi Nilai Wajar

Dalam PSAK 50, nilai wajar didefinisikan sebagai nilai suatu aset untuk dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction), bukan atas transaksi paksaan, likuidasi paksaan, atau penjualan paksaaan (distressed sale). Pengungkapan atas nilai wajar itu sendiri diatur dalam PSAK 60, dimana dalam PSAK 60 pengukuran atas nilai wajar dibagi menjadi 3 hirarki, yaitu(1) harga kuotasian dalam pasar aktif instrument yang identik,(2) input selain pada poin (1) baik secara langsung maupun tidak langsung, (3) input bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi.Di satu sisi, penerapan akuntansi nilai wajar bertujuan untuk menyajikan unformasi yang lebih fair dan relevance, akan tetapi di satu sisi penerapan akuntansi nilai wajar dituding dapat menyebabkan berkurangnya komparabilitas antar entitas bisnis, hal ini dikarenakan adanya subjektivitas manajemen dalam melakukan penilaian asset maupun liabilitas, selain itu penggunaan metode yang berbeda dalam melakukan penilaian secara wajar akan mengakibatkan nilai wajar yang berbeda pula. Disamping itu, penerapan akuntansi nilai wajar juga dapat mengakibatkan volatilitas atas laba rugi perusahan serta kurang menggambarkan kinerja riil suatu entitas.

Secara makro, penerapan akuntansi nilai wajar dituding dpat menyebabkan timbulnya krisis financial global, hal ini dikarenakan penerapan akuntansi nilai wajar dituding dapat menyebabkan efek procyclical yang akan memperparah suatu krisis karena akan mengakibatkan nilai aset keuangan yang diukur dengan nilai wajar akan terus menurun karena kondisi pasar yang buruk. Pada akhirnya nilai aset keuangan yang terus menurun ini akan menghilangkan kepercayaan investor akibat kondisi keuangan

Page 12: makalah atk

perusahaan yang melemah dan memperparah krisis. Satu hal yang perlu diingat disini adalah bahwa nilai pasar yang terus menurun ini tidak bisa mencerminkan nilai wajar dari aset yang sesungguhnya.

Di Indonesia sendiri, penerapan akuntansi nilai wajar sendiri dianggap dapat memberikan transparansi dan pelaporan keuangan yang lebih relevan, akan tetapi sebenarnya penerapan akuntansi nilai wajar sendiri bergantung kepada dua hal, yaitu jenis industri entitas bisnis dan komponen aset dan liabilitas yang dimiliki dan subjektivitas manajemen (estimasi dan asumsi yang digunakan) dan penilaian profesional auditor dalam melakukan proses pelaporan keuangan. Mungkin pada awalnya, implementasi nilai wajar akan mengakibatkan kinerja suatu entitas terlihat buruk, akan tetapi hal ini tidak menggambarkan kinerja keuangan yang sebenarnya, dan perlu dicatat bahwa PSAK 60 sendiri mengatur bahwa implementasi akuntansi nilai wajr sendiri tidak dapat diterapkan di bawah beberapa kondisi tertentu, salah satunya adalah kondisi dimana kinerja pasar keuangan memburuk

3.3. Perlakuan Saling Hapus (Offsetting)

Perlakuan saling hapus antara aset keuangan dan liabilitas keuangan diperbolehkan ketika entitas: (1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut., dan (2) berniat untuk menyelesaikan secara atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pada awalnya, perlakuan penyajian secara neto antara aset keuangan dan liabilitas keuangan menuai kontroversi dari beberapa pihak. Analis berpendapat bahwa penyajian secara neto akan menurunkan kualitas eksposur risiko kredit entitas serta mengaburkan investor dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas. Namun, DSAK berpendapat apabila perlakuan saling hapus tersebut dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang dicantumkan, perlakuan tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap analisis likuiditas dan solvabilitas entitas.

Adapun persyaratan utama agar entitas dapat menyajikan aset keuangan dan liabilitas keuangan secara neto adalah: (1) aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut muncul dari transaksi-transaksi dengan pihak yang sama, dan (2) aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut memiliki fitur yang identik.

3.4. Pengungkapan Kuantitatif dan Kualitatif

ED PSAK 60 mengatur mengenai pengungkapan risiko baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Adapun pembahasan mengenai pengungkapan risiko kuantitatif dan kualitatif hádala sebagai berikut.

Pengungkapan KualitatifSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam mengungkapkan risiko

kualitatif jenis informasi kualitatif yang diuraikan tidak terbatas pada penjelasan atas hal-hal sebagai berikut

Page 13: makalah atk

1. eksposur tentang bagaimana risiko tersebut muncul serta dampak atas transfer risiko tersebut serta bagaimana cara atau metode yang digunakan entitas untuk mentransfer risiko tersebut.

2. kebijakan entitas untuk menerima, mengukur, memonitor, dan mengendalikan risiko yang mencakup atas hal-hal seperti; struktur dan organisasi fungsi manajemen, ruang lingkup dan jenis risiko, serta kebijakan dan proses untuk memitigasi risiko.Dalam pengungkapan risiko kualitatif, entitas menyampaikan informasi mengenai

hubungan antara instruyen keuangan yang dapat memengaruhi jumlah, waktu atau ketidakpastian statu arus kas masa depan entitas serta perubahan informasi kualitatif dari periode sebelumnya.

Pengungkapan Kuantitatif

Pengungkapan risiko kuantitatif mensyaratkan adanya konsentrasi risiko terkait, diantaranyarisiko kredit, konsentrasi risiko kredit secara umum dapat timbul atas berbagai macam faktor, diantaranya

1. Analisa sector industri2. Kualitas kredit, dimana dalam pengungkapannya entitas mengungkapkan hal-

hal seperti analisa eksposur kredit, competitor, informasi historis, serta informasi lain yang relevan

3. distribusi geografis4. identifikasi risiko lain yang relevan, seperti risiko likuiditas atau risiko pasar

risiko pasar, dalam mengungkapkan risiko pasar disyaratkan untuk melakukan analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar seperti risiko tingkat bunga, risiko mata uang asing, dan risiko harga lain.

1. Risiko tingkat bunga, dalam mengungkapkan risiko tingkat bunga, analisa sensitivitas menunjukkan dampak secara terpisah perubahan suku bunga pasar pada beban dan penghasilan bunga, keuntungan dan kerugian perdagangan, dan ekuitas. (hal yang serupa juga berlaku untuk implementasi risiko terhadap mata uang asing)

2. Risiko pasar lain, dalam mengungkapkan risiko pasar lain pengungkapan informasi tambahan apabila analisa sensitivitas yang dilakukan dianggap tidak mewakili risiko yang melekat dalam instrumen keuangan, adapun pengungkapan tambahan mewakili hal-hal sebagai berikut

persyaratan dan ketentuan instrumen keuangan dampak pada laporan laba rugi penjelasan bagaimana risiko lindung nilai

Page 14: makalah atk
Page 15: makalah atk

DAFTAR PUSTAKA