makalah antelmintik

34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit cacing usus tersebut terjadi akibat masuknya cacing ke dalam tubuh secara peroral maupun subkutan karena sanitasi lingkungan yang jelek.Penyakit cacingan dapat terjadi pada manusia dan hewan. Penyakit cacingan pada manusia dapat menyebabkan muka pucat, diare, cepat lelah, gatal – gatal dan tampak kurus. Hewan yang paling sering menderita cacingan adalah ayam, baik parasit dari dalam maupun luar. Tetapi penyakit cacingan yang terjadi pada hewan bisa juga terjadi pada kucing, sapi, kambing dan anjing. Penyakit cacingan pada ayam dapat menyebabkan ayam tampak kurus, bulu kusam, muka atau jenggernya pucat, diare, cepat lelah dan sayapterkulai.2 Cacing gelang yang paling banyak menyerang ayam adalah Ascaridia galli Schrank. Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga pemerintah perlu Antelmintika Page 1

Upload: rizka-pratiwi

Post on 29-May-2017

1.064 views

Category:

Documents


211 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah antelmintik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

di Indonesia. Penyakit cacing usus tersebut terjadi akibat masuknya cacing ke

dalam tubuh secara peroral maupun subkutan karena sanitasi lingkungan yang

jelek.Penyakit cacingan dapat terjadi pada manusia dan hewan. Penyakit cacingan

pada manusia dapat menyebabkan muka pucat, diare, cepat lelah, gatal – gatal dan

tampak kurus. Hewan yang paling sering menderita cacingan adalah ayam, baik

parasit dari dalam maupun luar. Tetapi penyakit cacingan yang terjadi pada hewan

bisa juga terjadi pada kucing, sapi, kambing dan anjing. Penyakit cacingan pada

ayam dapat menyebabkan ayam tampak kurus, bulu kusam, muka atau jenggernya

pucat, diare, cepat lelah dan sayapterkulai.2 Cacing gelang yang paling banyak

menyerang ayam adalah Ascaridia galli Schrank.

Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum

tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai

saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita

infeksi cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing

secara masal dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar

pada momen-momen tertentu.

1.2 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia

dan menyebabkan penyakit.

2) Untuk mengetahui jenis-jenis obat yang dapat diberikan pada saat terapi

untuk menyembuhkan pasien.

Antelmintika Page 1

Page 2: makalah antelmintik

BAB 2

ISI

2.1 Antelmintik

Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk

memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.

Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing,

sehingga diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu.

Diagnosis dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam

tinja, urin, sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing

diberikan secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa

obat cacing perlu diberikan bersama pencahar.

Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada

juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas

tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat

hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan

gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan

pucat (anemia) dan lain – lain. Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu :

Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan.

Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging,

ikan).

Mencuci tangan sebelum makanan.

Antelmintika Page 2

Page 3: makalah antelmintik

2.2 Penyakit Cacing

Di negara berkembang seperti Indonesia, penyakit cacing merupakan

penyakit rakyat umum. Infeksinya pun dapat terjadi secara simultan oleh beberapa

cacing sekaligus. Infeksi cacing umumnya terjadi melalui mulut, kadang langsung

melalui luka di kulit (cacing tambang, dan benang) atau lewat telur (kista) atau

larva cacing, yang ada dimana-dimana di atas tanah. Infeksi yang disebabkan oleh

cacing kelas nematode usus khususnya yang penularan melalui tanah, diantaranya

Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang (Ancylostoma

duodenale dan Necator americanus) dan Strongyloides stercorali.

Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2

kelompok, yakni cacing pipih dan cacing bundar.

1. Platyhelminthes.

Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki rongga tubuh dan berkelamin ganda

(hemafrodit). Cacing yang termasuk golongan ini adalah cacing pita (Cestoda) dan

cacing pipih (Trematoda).

2. Nematoda (roundworms).

Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak bersegmen, memiliki rongga tubuh dengan

saluran cerna dan kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut ancylostomiasis

(cacing tambang), trongyloidiasis, oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis (cacing

gelang) dan trichuriasis (cacing cambuk).

3. Ivermectin

Cacing golongan nematoda tersebut menyebabkan infeksi cacing usus (soil-

transmitted helminthasis). Hidupnya berkaitan dengan perilaku bersih dan kondisi

sanitasi lingkungan. Bila terdapat anemia, penderita harus diobati dengan sediaan

yang mengandung besi. Selain itu, wanita hamil tidak boleh minum obat cacing

karena memiliki sifat teratogen (merusak janin) yang potensial.

Antelmintika Page 3

Page 4: makalah antelmintik

2.3 Penggolongan Cacing

Penggolongan obat cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya terhadap

jenis cacing yang menginfeksi.

a) Cacing kremi (Oxyuris vermicularis)

Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih dari 6

minggu. Cacing betina menempatkan telurnya disekitar anus pada malam hari

sehingga menyebabkan rasa gatal. Dengan garukan, telur cacing akan pindah ke

tangan dan dapat tertelan kembali .Cara penularan yang demikian disebut reauto

infeksi. Obat yang sesuai adalah mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien di

atas 2 tahun) dan piperazin.

Gejala :

Gatal-gatal disekeliling dubur.

Hilangnya nafsu makan.

Berkurangnya berat badan.

Mengompol, suka tidur.

Mudah tersinggung, perasaan mual, dan muntah-muntah.

Antelmintika Page 4

Page 5: makalah antelmintik

Pencegahan :

Biasakan mencuci tangan dengan sabunsehabis buang air besar.

Mandilah setiap hari.

Gunting kuku untuk mencegah infeksi selanjutnya.

b) Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

Termasuk cacing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan cukup

berbahaya karena dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-organ lain bila tidak

diobat dengan tepat. Obat pilihan yang paling efectif adalah levamisol.

Gejala :

Perut terlihat buncit.

Nafsu makan berkurang.

Tinja kadang-kadang nampak cair dan berlendir atau berdarah.

Penderita selalu dalam keadaan lesu tidak bergairah.

Kadangkala cacing tampak keluar dalam tinja.

Antelmintika Page 5

Page 6: makalah antelmintik

Pencegahan :

Jagalah kebersihan.

Cucilah tangan sebelum memegang makanan dan makan.

Lindungi makanan dari lalat.

Jangan membuang tinja di sembarang tempat.

c) Cacing pita (Taenia saginata/ Taenia solium/ Taenia lata)

Merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya lewat daging yang

mengandung telur cacing pita karena kurang lama dimasak.Taenia saginata

terdapat dalam daging sapi, Taenia solium terdapat dalam daging babi, Taenia lata

terdapat dalam daging ikan.Taenia sulit dibasmi karena kepala cacing yang

memiliki semacam alat hisap terhunjam dalam selaput lendir usus sehingga sulit

kontak dengan obat dan segmen – segmen (bagian tubuh cacing) yang telah rusak

karena obat, dapat dilepaskan dan cacing kemudian membuat segmen-segmen

baru. Gejala yang tampak disamping gangguan lambung usus adalah anemia .Obat

yang paling banyak digunakan untuk cacing pita adalah niklosamid dan

prazikuantel.

Gambar Taenia saginata

Antelmintika Page 6

Page 7: makalah antelmintik

Penyebab :

Mengonsumsi daging dan ikan yang mengandung cacing ini, dan dimasak

kurang sempurna.

Gejala :

Penderita mengeluh karena merasa nyeri seperti lapar yang tajam dan

menusuk-nusuk, tetapi cepat sekali hilang sesudah makan.

Pencegahan :

Semua daging dan ikan harus dimasak dengan sempurna.

Melindungi makanan terhadap kotoran manusia atau tikus.

d) Cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator americanus)

Adalah dua macam cacing tambang yang menginfeksi manusia, penularannya

melalui Larva yang masuk ke dalam kulit kaki yang terluka cacing tambang hidup

pada usus halus bagian atas dan menghisap darah pada tempat dia menempelkan

dirinya di mukosa usus. Seperti cacing pita, cacing ini menyebabkan anemia

karena defisiensi besi. Pengobatan: mencakup pembasmian cacing sekaligus

pengobatan anemia. Mebendazol merupakan pilihan karena memiliki spectrum

luas dan efektif terhadap cacing tambang.

Antelmintika Page 7

Page 8: makalah antelmintik

Penyebab :

Sering berjangkit terutama pada tanah yang gembur dan berpasir.

Tidak adanya fasilitas tempat buang air yang memadai.

Gejala :

Penderita kelihatan pucat dan lemah.

Perasaan pusing, telinga mendengung, sakit kepala, dan cepat lelah.

Rambut kering, air muka suram, dan lesu.

Perasaan mual dan muntah-muntah.

Pencegahan :

Sediakan fasilitas tempat pembuangan air besar yang sempurna.

Jangan menggunakan kotoran manusia sebagai pupuk.

Pakai sepatu bila bekerja dikebun.

Antelmintika Page 8

Page 9: makalah antelmintik

e) Cacing cambuk (Trichuris trichiura)

Adalah cacing dewasa yang tinggal di usus bagian bawah dan melepaskan

telurnya ke luar tubuh manusia bersama kotoran. Telur yang tertelan selanjutnya

akan menetas di dalam usus halus dan hidup sampai dewasa disana.

Telur cacing cambuk berukuran 50-54 mikron. Pada anak-anak, cacing-

cacing cambuk dapat ditemukan di seluruh permukaan usus besar dan rectum.

Cacing ini juga yang menyebabkan seseorang terkena disentri dan anemia. Gejala

yang timbul pada penderita cacing cambuk antara lain nyeri abdomen, diare dan

usus buntu.

Penyebab :

Fasilitas pembuangan kotoran tidak memenuhi syarat.

Menaruh jari kotor di mulut sewaktu bekerja di tanah.

Memakan makanan kotor.

Gejala :

Perasaan mual dan muntah-muntah.

Terjadi sembelit dan perut kembung.

Demam ringan dan sakit kepala.

Nyeri yang mirip dengan radang umbai-umbai usus buntu.

Antelmintika Page 9

Page 10: makalah antelmintik

Mencret dan keluar sedikit.

Pencegahan :

Lakukan pembuangan tinja secara teratur.

Pakailah sepatu pada waktu bekerja.

f) Cacing Pipih (Schistosoma)

Adalah sebangsa cacing halus yang ditularkan oleh larva yang disebut

myracidium melalui kulit atau siput yang dimakan manusia. Schistosoma

hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih sedangkan Schistosoma

mansonii hidup di vena kolon. Schistosoma japonicum tersebar lebih luas dalam

saluran cerna dan sistem porta. Gejala penyakit tergantung pada tempat yang

terinfeksi , bisa gatal – gatal, kulit kemerahan, diare berlendir, hematuria dan lain

– lain. Obat pilihan prazikuantel efektif terhadap semua jenis schistosoma.

Gejala :

Oedema dan kurus tetapi pada beberapa kejadian tidak ada gejala klinis

Serosis pada permukaan liver dan duktus empedu

Adanya anemia

Terjadinya proliferasi glandula epitel pada duktus biliverus

Antelmintika Page 10

Page 11: makalah antelmintik

g) Cacing benang (Strongiloides stercularis)

Ditularkan melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan hidup dalam

usus. Larva yang dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup ke

jaringan, menimbulkan siklus auto infeksi. Obat pilihan : Tiabendazol, obat

alternatif : albendazol. Invermectin merupakan obat alternatif yang paling efektif

untuk infeksi kronis.

Gejalanya berupa gatal-gatal di anus, gangguan perut, iritasi saluran pernapasan

2.4 Filiarisis (Kaki Gajah)

Filariasis (penyakit kaki gajah)

atau juga dikenal dengan

elephantiasis adalah penyakit

menular dan menahun yang

disebabkan oleh infeksi cacing

filaria yang ditularkan melalui

gigitan berbagai spesies

nyamuk. Filariasis merupakan

jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada,

kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali.

Kasus penderita filariasis khas ditemukan di wilayah dengan iklim sub

tropis dan tropis (Abercrombie et al, 1997) seperti di Indonesia. Filariasis pertama

kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah itu tidak muncul dan

Antelmintika Page 11

Page 12: makalah antelmintik

sekarang belum diketahui bagaimana perkembangannya. Filariasis tersebar luas

hampir di seluruh Propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari hasil survei

pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar

di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus

kronis 6233 orang.

Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari

anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum

Nemathelminthes. Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka

disebut filarial. Cacing filaria penyebab penyakit kaki gajah  berasal

dari genus wuchereria dan brugia. Di Indonesia cacing yang dikenal sebagai

penyebab penyakit tersebut adalah wuchereria bancrofti,  brugia

malayi, dan brugia timori .

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Animalia

Classis : Secernentea

Ordo : Spirurida

Upordo : Spirurina

Family : Onchocercidae

Genus : Wuchereria

Species : Wuchereria bancrofti

Antelmintika Page 12

Page 13: makalah antelmintik

Ciri-ciri cacing Filaria :

Cacing dewasa (makrofilaria), bentuknya seperti benang berwarna putih

kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria (mikrofilaria) berbentuk seperti

benang berwarna putih susu.

Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65 – 100 mm,

ekornya berujung tumpul, untuk makrofilarial yang jantan memiliki panjang

kurang lebih 40 mm, ekor melingkar. Sedangkan mikrofilaria berukuran

panjang kurang lebih 250 mikron, bersarung pucat.

Tempat hidup Makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe dan kelenjar

limfe. Sedangkan pada malam hari mikrofilaria terdapat di dalam pembuluh

darah tepi, dan pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat dalam,

misalnya: paru-paru, jantung, dan hati.

Daur Hidup Cacing Filaria ( Wuchereria bancrofti)

Siklus hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:

Tahap pertama, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh nyamuk sebagai

vector yang masa pertumbuhannya kurang lebih 2 minggu.

Tahap kedua, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh manusia (hospes)

kurang lebih 7 bulan.

Antelmintika Page 13

Page 14: makalah antelmintik

Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila

nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis,

sehingga mikrofilaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh

nyamuk. Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh

nyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot

dada (toraks). Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I.

Dalam waktu kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi

lebih gemuk dan panjang yang disebut larva stadium II.

Pada hari ke sepuluh dan seterusnya larva berganti kulit untuk kedua

kalinya, sehingga tumbuh menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva

stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai

bermigrasi mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan

Antelmintika Page 14

Page 15: makalah antelmintik

alat tusuk nyamuk. Apabila nyamuk yang mengandung mikrofilaria ini menggigit

manusia. Maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium

III) secara aktif ikut masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Bersama-sama

dengan aliran darah dalam tubuh manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan

masuk ke pembuluh limfe. Didalam pembuluh limfe larva mengalami dua kali

pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva

stadium IV dan larva stadium V.

Cacing filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga

akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan. Siklus hidup

pada tubuh nyamuk terjadi apabila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap

darah orang yang terkena filariasais, sehingga mikrofilaria yang terdapat di tubuh

penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk. Cacing yang diisap nyamuk tidak

begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk.

Makhluk mini itu berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar 3 minggu, pada

stadium 3, larva mulai bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk.

Nyamuk pembawa mikrofilaria itu lalu gentayangan menggigit manusia dan

”memindahkan” larva infektif tersebut. Bersama aliran darah, larva keluar dari

pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe.

Apabila seseorang terserang filariasis, maka gejala yang tampak antara lain :

1) Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, demam dapat hilang bila si

penderita istirahat dan muncul lagi setelah si penderita bekerja berat.

2) Pembengkakan kelenjar limfe (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak

(lymphadenitis) yang tampak kemerahan. Diikuti dengan radang saluran

kelenjar limfe yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki

atau pangkal lengan ke arah ujung (Retrograde lymphangitis) yang dapat

pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.

3) Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak

kemerahan dan merasa panas (Early lymphodema).

Antelmintika Page 15

Page 16: makalah antelmintik

2.5 Penggolongan Obat Antelmintik

Banyak obat cacing memiliki khasiat yang efektif terhadap satu atau dua

jenis cacing saja. Hanya beberapa obat saja yang memiliki khasiat terhadap lebih

banyak jenis cacing (broad spectrum) seperti mebendazol.

Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses penerusan

impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme lainnya dengan

menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan (glikogen) pada

cacing.

MEBENDAZOL

Komposisi :

Tiap tablet mengandung Mebendazol 100 mg

Tiap 5 ml sirup mengandung Mebendazol 100 mg

Cara kerja obat :

Melalui perintangan pemasukan karbohidrat dan mempercepat penggunaan

gula pada cacing.

Menyebabkan kerusakan struktur subseluler dan menghambat sekresi

asetikolin esterase

Antelmintika Page 16

Page 17: makalah antelmintik

Absorpsinya di usus kecil, kurang dari 1 %, efek sampingnya terhadap

gangguan usus-lambung jarang terjadi.

Indikasi :

Mebendazole obat pilihan untuk enterobius vermicularis (cacing kremi)

pada anak sebagai dosis tunggal; jika infeksi ulangan sangat mungkin terjadi maka

dosis kedua dapat diberikan setelah 2 minggu.

Mebendazol juga digunakan untuk pengobatan penyakit kecacingan seperti

di bawah ini :

Ascariasis (penyakit cacing gelang)

Trichuriasis (penyakit cacing cambuk)

Ancylostomiasis (penyakit cacing tambang)

Necatoriasis (penyakit cacing tambang)

Infeksi cacing campuran

Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada anak-anak usia balita dan wanita

hamil.

Dosis :

Ascariasis : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari

Trichuriasis : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari

Enterobiasis : 100 mg dalam dosis tunggal

Ancylostomiasis/Necatoriasis : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari

Infeksi campuran : 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari atau 500 mg

dalam dosis tunggal untuk semua jenis infeksi.

Peringatan dan Perhatian :

Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Ibu yang menyusui agar

menghentikan pemberian ASI selama menggunakan obat ini.

Antelmintika Page 17

Page 18: makalah antelmintik

Mebendazol kadang-kadang dapat meningkatkan sekresi insulin dalam

tubuh, sehingga pada penderita diabetes melitus harus hati-hati apabila diberikan

bersama-sama dengan insulin atau obat anti diabetik oral lain.

Pada pemakaian jangka panjang dan dosis besar kemungkinan dapat terjadi

neutropenia (penurunan salah satu jenis sel-sel darah putih) yang akan kembali

normal bila pengobatan dihentikan (reversible).

Efek Samping :

Sangat jarang : nyeri perut, diare; dilaporkan kejang (pada bayi), ruam

(termasuk sindrom steven johnsosn dan epidermal nekrolisis toksik)

T IABENDAZOL

Anthementik derivat benzimidazol berspektrum lebar dan efektif untuk mengobati

infestasi berbagai nematode pada manusia.

Efek anthemintik : mempunyai daya anthemintik yang luas, efektifitasnya tinggi

terhadap strongiloidiasis, askariasis, oksiuriasis dan larva migrans kulit.

Farmakokinetik : cepat diserap melalui usus dan kadar puncak obat ini dalam

darah dicapai dalam waktu 1-2 jam.

Cara Kerja :

Kerjanya menghambat enzim fumarat reduktase cacing dan enzim

asetilkolinesterase cacing cacing mati.

Absorpsi lewat usus, 90% obat diekskresi bersama urine.

Efek samping : anoreksia, mual, muntah dan pusing. Dalam frekuensi rendah

juga terjadi diare, nyeri epigastrium, sakit kepala, pusing, lelah, gatal dan kantuk.

Indikasi : merupakan obat terpilih untuk S.stercolaris dan cutraneous dan larva

migrans. Obat ini sebaiknya tidak digunakan lagi untuk mengobati askaris,

trikuris, cacing tambang dan cacing kremi bila obat lain lebih aman sudah ada.

Antelmintika Page 18

Page 19: makalah antelmintik

Dosis : Pada cacing benang dan cambuk 2 kali sehari 0,5 g, anak-anak: 50mg/kg

bobot badan sehari.

ALBENDAZOL

Obat cacing derovat benzimidazol berspektrum lebar yang dapat diberikan per

oral. Dosis tunggal efektif untuk cacing kremi, cacing trikuris, cacing

S.strercoralis, dan cacing tambang.

Farmakokinetik : pada pemberian oral obat ini diserap secara tidak teratur oleh

usus. Obat ini cepat dimetabolisme. Kadar puncak metabolit aktif plasma dicapai

dalam 3 jam.

Farmakodinamik : bekerja dengan cara berikatan dengan beta tubulin parasit

sehingga menghambat polimerase mikrotubulus.

Indikasi : untuk infeksi cacing kremi, cacing tambang, cacing askatis atau cacing

trikuris.

Efek samping : untuk pengggunaan 1-3 hari aman. Berupa nyeri ulu hati, diare,

sakit kepala, mual, lemah, pusing, insomnia, frekuensinya sebanyak 6%.

Kontraindikasi : anak umur kurang dari 2 tahun, wanita hamil dan sirosis hati.

Dosis : Albendazole memiliki efek terapetik yang sama dengan mebendazole,

yang memiliki dosis tunggal 400mg oral untuk orang dewasa dan anak-anak lebih

dari 2 tahun.

PIPERAZIN

Pengalaman klinik menunjukkan bahwa piperazin efektif sekali terhadap

A.lumbricoides dan E. vermicularis.

Efek anthelmintic : cacing biasanya keluar 1-3 hari setelah pengobatan dan tidak

perlu pencahar untuk itu, bekerja sebagai agonis GABA pada otot cacing dengan

mengganggu permeabilitas membran sel terhadap ion-ion menyebabkan

hiperpolarisasi.

Antelmintika Page 19

Page 20: makalah antelmintik

Farmakokinetik : penyerapan piperazin melalui saluran cerna baik. Kadar

puncak plasma dicapai dalam 2-4 jam, ekskresi melalui urin selama 2-6 jam

diekskresi utuh.

Efek samping dan kontraindikasi : memiliki batas keamanan yang lebar. Pada

dosis terapi umumnya tidak menyebabkan efek samping kecuali kadang-kadang

mual, muntah, diare, nyeri perut, sakit kepala, pusing dan alergi. Pada pasien

malnutrisi dan anemia perlu pengawasan ekstra dan wanita hamil kalau hanya

benar-benar perlu.

Sediaan dan posologi : bentuk sirop 1 g/5 ml. dosis dewasa 3,5 g sekali sehari.

Dosis anak 75 mg/kgBB. Obat diberikan 2 hari berturu-turut.

DIETILKARBAMAZIN

Merupakan obat pilihan pertama untuk filariasis, dipasarkan sebagai garam sitrat

berbentuk kristal tidak berwarna rasanya tidak enak dan mudah larut dalam air.

Efek anthelmintic : menyebabkan hilangnya mikrofilaria W.bancrofti, B.malayi

dan Loa

Farmakokinetik : cepat daibsorpsi dari usus dan didistribusikan keseluruh cairan

tubuh.

Efek samping : relatif aman pada dosis terapi. Efek samping seperti pusing,

malaise, nyeri sendi, anareksia, dan muntah hilang bila pengobatan dihentikan.

Sediaan dan posology : bentuk tablet 50 mg.

PRAZIKUANTEL

Merupakan derivate pirazinoisokuinolon. Obat ini merupakan anthelmintik

berspektrum lebar dan efektif pada cestoda dan trematoda pada hewan dan

manusia.

Efek anthelmintic : diambil secara cepat dam reversible oleh cacing tetapi tidak

dimetabolisme.

Antelmintika Page 20

Page 21: makalah antelmintik

Farmakokinetik : pada pemberian oral absorpsinya baik. Kadar maksimal dalam

drah tercapai dalam waktu 1-3 jam. Metabolisme obat berlangsung cepat dihati.

Efek samping : timbul dalam beberapa jam setelah pemberian obat, yang paling

sering adalah sakit kepala, pusing, mengantuk dan lelah. Yang lainnya adalah

mual, muntah, nyeri perut.

Kontraindikasi : sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil dan menyusui,

demikian pula pekerja yang memerlukan koordiansi fisik dan kewaspadaan dan

pasien gangguan fungsi hati.

Posologi : dosis dewasa dan anak diatas umur 4 tahun. Untuk investasi

S.haematobium dan S.mansoni diberikan dosis tunggal 40 mg/kgBB.

LEVAMISOL

Dahulu levamisol digunakan untuk cacing ascaris, trichostrongyius, dan A.

duodenale. Kini diguanakan sebagai imunostimulan pada manusia, sebagai terapi

ajuvan penyakit imunologik termasuk keganasan. Dalam hal ini nampakanya

levamisol bekerja dengan memperbaiki mekanisme pertahanan seluler dan

memacu pematangan limfosit T.

IVERMEKTIN

Obat ini sekarang digunakan untuk pengobatan masal dan individual terhadap

onchocerciasis dan strongyloidiasis.

Farmakokinetik : dihasilkan lewat proses fermentasi dari Streptomyces

avermitilis. Pemberian per oral pada manusia diabsorpsi baik dan memiliki waktu

paruh 10-12 jam.

Farmakodinamik : memperkuat peranan GABA pada proses transmisi disaraf

tepi, sehingga cacingan mati pada keadaan paralisis.

Indikasi : digunakan pada onkoserkiasis. Dosis tunggal sebesar 150

mikrogram/kgBB.

Antelmintika Page 21

Page 22: makalah antelmintik

Efek samping : pada dosis tunggal 50-200 mikrogram/kgBB efek samping yang

timbul umunya ringan, sebentar dan dapat ditoleransi. Berupa demam, pruritus

dan sakit otot.

Kontraindikasi : pada wanita hamil, obat ini jangan diberikan bersama-sama

barbiturat.

METRIFONAT

Senyawa organofosfat yang merupakan obat ntarative untuk S.haematobium, tidak

efektif terhadap S.mansoni dan S.japonicum.

Efek sampingnya : berupa gejala kolinergik yang sifatnya ringan dan selintas.

Dapat timbul mual, muntah, diare, nyeri perut, bronkospasme, sakit kepala,

berkeringat, lelah.

Kontraindikasi : jangan diberikan pada orang yang baru terpapar dengan

insektisida, pasien yang baru menggunakan obat ini juga jangan diberikan dan

juga pada wanita hamil.

Dosis : 7,5-10 mg/kgBB diberikan sebanyak 3 kali dengan interval 14 hari.

NIKLOSAMID

Untuk mengobati cacing pita pada manusia dan hewan. Cacing yang depengaruhi

akan dirusak sehingga sebagian skoleks dan segmen diserna dan tidak dapat

ditemukan lagi dalam tinja.

Efek samping : sedikit sekali diserap dan hampir bebas dari efek samping,

kecuali sedikit keluhan sakit perut. Bahkan cukup aman untuk pasien hami.

Sediaan : bentuk tablet kunyah 500 mg yang harus dimakan dalam keadaan perut

kosong. Untuk orang dewasa diperlukan dosis tunggal 2 gram, sedangkan untuk

anak dengan berat badan lebih dari 34 kg: 1,5 gram dan anak berat badan ntara

11-34 kg: 1 gram.

Antelmintika Page 22

Page 23: makalah antelmintik

UPIXON

Komposisi : pyrantel pamoat

Indikasi : untuk pengobatan infeksi oleh cacing enterobius vermicularis, ascaris

lumbricoides, ancylostoma duodenale.

Dosis : anak > 12 tahun 3-4 sdt, 6-12 tahun 2-3 sdt, 2-6 tahun 1-2 sdt.

Pemberian obat : diberikan bersama atau tanpa makanan.

Kontraindikasi: anak dengan kecendrungan kejang dan pasien dengan

insufusiensi ginjal, gangguan fungsi hati dan ginjal, tukak lambung dan wanita

hamil.

Efek samping : muntah, mengantuk, inkoordinasi otot, dan gangguan akomodasi

mata.

Sediaan : susp 25 mg/5 ml.

Antelmintika Page 23

Page 24: makalah antelmintik

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk

memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan

tubuh.

Obat-obat penyakit cacing :

Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol

Piperazin, Dietilkarbamazin

Pirantel, Oksantel

Levamisol

Praziquantel

Niklosamida

Ivermectin

Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat proses

penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan.

Mekanisme lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan

mempercepat penggunaan (glikogen) pada cacing.

Antelmintika Page 24

Page 25: makalah antelmintik

DAFTAR PUSTAKA

Ganiswarna SG, editor. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2003: 529-30.

Tjay, Tan Hoan, Rahardja, Kirana, 2002, Obat – Obat Penting, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta

Kasim, Fauzi, dkk.,2009, ISO Indonesia, volume 44, Ikatan Sarjana Farmasi

Indonesia, Jakarta

Levine ND. Parasitologi veteriner. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press,

1992.

Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Buku 3. Edisi VIII. Jakarta: Salemba

Medika, 2002: 280-1

Depkes RI. Farmakope Indonesia Jilid IV. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, 1995

Dorland W.A. Newman. Kamus kedokteran Dorland. Huriawati Hartanto, dkk,

editor. Edisi XXIX. Jakarta: EGC, 2002: 669.

Levine R Ruth. Pharmacology: drug reaction. Edisi II. Boston: Little, Brown and

Company, 1978: 450-1.

Antelmintika Page 25