makalah alislam thaharah
TRANSCRIPT
-
Al Islam
Memahami Thaharah dan Hal Hal
Yang Berkaitan dengan Thaharah
Disusun Oleh :
Yudi Harianto
2011430087
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
2011/2012
-
1. Pengertian Thaharah
Secara bahasa thaharah berarti bersuci atau membersihkan. Namun secara istilah dapat
diartikan sebagai membersihkan atau mensucikan dari hadas, baik kecil maupun besar
serta bersuci dari najis yang berada di badan, pakaian, dan benda benda yang terbawa
(melekat) pada badan. Dalam percakapan sehari hari thaharah sering disinonimkan
dengan bersuci.
Secara umum thaharah terbagi atas dua macam :
a. Thaharah Jasmani ( lahir )
Thaharah jasmani adalah membersihkan diri dari segala hadas, najis yang melekat
pada badan.
b. Thaharah Rohani ( batin )
Thaharah Rohani adalah membersihkan segala pemikiran atau jiwa dari segala
dosa dan maksiat serta penyakit hari seperti iri, dengki, dan lainnya.
Pengertian ini diperkuat dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 222
[:]
Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai
orang-orang yang suci lagi bersih. (QS Al Baqarah:222)
Selain itu Nabi Muhammad SAW juga bersabda dengan menganjurkan hidup dalam
kebersihan.
Artinya : Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.(HR.Muslim)
-
2. Media atau alat yang dipergunakan dalam berthaharah
1. Air Mutlak
Air mutlak adalah air asli yang tidak terkontaminasi oleh najis. Seperti air sumur, air
air sungai, air salju, air hujan, dan air laut.
Seperti dalil firman Allah SWT dalm surat alfurqon ayat 48 yang berarti Dan Kami
turunkan dari langit air yang amat suci." (Al-Furqan: 48).
Nabi Muhammad SAW juga bersabda yang artinya Air itu suci, kecuali bila sudah
berubah aromanya, rasanya, atau warnanya karena kotoran yang masuk padanya."
(HR Al-Baihaqi).
2. Tanah yang suci, pasir, batu, debu, atau tanah yang bersih
Bahan bahan ini digunakan jika tidak ada air yang bisa digunakan untuk bersuci,
atau sakit yang tidak boleh menggunakan air. Mengenai hal ini Allah berfirman
dalam surat annisa ayat 43 yaitu artinya"kemudian kalian tidak mendapatkan air,
maka bertayammumlah kalian dengan tanah yang suci." (An-Nisa: 43).
Selain firman Allah SWT, sabda rasulullah juga menguatkan tentang hal ini yaitu:
"Sesungguhnya tanah yang baik (bersih) adalah alat bersuci seorang muslim, kendati
ia tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun. Jika ia mendapatkan air, maka
hendaklah ia menyentuhkannya ke kulitnya." (HR Tirmizi, dan ia menghasankannya).
"Rasulullah saw. mengizinkan Amr bin Ash r.a. bertayammum dari jinabat pada
malam yang sangat dingin, karena ia menghawatirkan keselamatan dirinya jika ia
mandi dengan air yang dingin." (HR Bukhari).
-
3. Najis dan hadas
Hadas menurut bahasa artinya berlaku atau terjadi. Menurut istilah, hadas adalah sesuatu
yang terjadi atau berlaku yang mengharuskan bersuci atau membersihkan diri sehingga
sah untuk melaksanakan ibadah. Berkaitan dengan hal ini Nabi Muhammad saw,
bersabda :
Artinya : Rasulullah saw, telah bersabda : Allah tidak akan menerima salat seseorang
dari kamu jika berhadas sehingga lebih dahulu berwudu. (HR Mutafaq Alaih)
5. . .
Artinya : Dan jika kamu junub, maka mandilah kamu. (QS Al Maidah :6)
Ayat dan hadist diatas menjelaskan bahwa bersuci untuk menghilangkan hadas dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu berwudu dan mandi.
Hal hal yang termasuk najis adalah setiap yang keluar dari dua lubang manusia, berupa
tinja dan air kencing, atau mazi (lendir yang keluar dari kemaluan karena syahwat), atau
wadi (cairan putih yang keluar selepas kencing), atau mani, air kencing, dan kotoran
hewan yang dagingnya tidak boleh dimakan, darah, nanah, air muntahan yang telah
berubah, bangkai dan organ tubuhnya kecuali kulitnya, karena jika disamak kulitnya
menjadi suci.
Dalam ajaran islam sangat dianurkan secara bahkan diwajibkan dalam bersuci. Karena
bersuci adalah tanda sempurna kebersihan seseorang. Oleh karena itu mari kita seantiasa
selalu membersihkan diri dari segala macam kotoran, selain merupakan ibadah insan
yang bersih juga dicintai oleh Allah SWT.
-
Secara umum perbedaan hadas dan najis adalah sebagai berikut :
No. Hadas No. Najis
1. Terjadinya sesuatu yang
mengharuskan seseorang bersuci
atau membersihkan diri sehingga
sah untuk melaksanakan ibadah
1. Segala kotoran yang menjijikan
dan mengharuskan untuk
disucikan ketika akan
melaksanakan suatu ibadah
2. Cara mensucikannya dengan
mandi, tayamum, atau wudu
2. Cara menyucikannya dengan
membuang atau membersihkan
benda najis itu dari tempatnya.
3. Dimulai dengan niat 3. Tidak perlu niat
4. Orang yang berhadas tidak boleh
memegang Al Quran.
4. Orang yang terkena najis boleh.
Berikut adalah bahasan kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI yang menggambarkan
pentingnya bersuci dan ganjaran serta hukuman bagi mereka yang menyepekan hal hal
dalam bersuci.
1. Kitab ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : Bukti najisnya kencing dan harus
menyelesaikannya hingga tuntas.
167. Ibn Abbas r.a. berkata: Nabi saw. berjalan melalui dua kubur, lalu beliau
bersabda: Sesungguhnya kedua orang dalam kubur inii sedang disiksa, dan keduanya
tidak disiksa karena suatu dosa yang besar. Adapun yang satu maka tidak
menyelesaikan (tuntas) jika kencing. Sedang yang kedua, dia biasa mengadu domba
(namimah). Kemudian Nabi saw. mengambil dahan pohon yang masih basah dan
-
membelah dua lalu menancapkan pada tiap kubur satu potongan dahan itu. Sahabat
bertanya: Mengapa engkau berbuat itu? Jawab Nabi saw.: Semoga Allah
meringankan keduanya selama dahan itu belum kering. (Bukhari, Muslim).
2. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : Najisnya darah dan cara membasuhnya
166. Asma r.a. berkata: Seorang wanita datang kepada Nabi saw. dan bertanya:
Bagaimana pendapatmu jika pakaian kami terkena darah haid, bagaimana kami harus
berbuat? Jawab Nabi saw: Dikorek lalu dibilas dengan air, lalu disiram, kemudian
dapat dipakai untuk shalat. (Bukhari, Muslim).
3. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : Mencuci mani yang lekat di baju
atau mengoreknya
165. Aisyah ketika ditanya tentang mani yang lekat di baju. Jawabnya: Biasa aku
mencucinya dari baju Rasulullah saw. lalu dipakai untuk shalat sedang bekas air
siramannya masih tampak di bagian kain bajunya itu. (Bukhari, Muslim).
4. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : Hukum kencing bayi laki dan
cara menyucikannya
163. Aisyah r.a. berkata: Biasa orang-orang membawa bayinya kepada Nabi saw. lalu
didoakannya, maka diberikan padanya bayi, tiba-tiba kencing di baju Nabi saw. Maka
Nabi saw. minta air dan disiramkan di atas kencing dan tidak dibasuh. (Bukhari,
Muslim).
164. Ummi Qais binti Mihshan r.a. membawa bayinya kepada Nabi saw. sedang bayi
itu belum makan kecuali susu, maka diletakkan di pangkuan Nabi saw. tiba-tiba
kencing di baju Nabi saw. Maka Nabi saw. minta air dan disiramkan di atas bekas
kencing itu dan tidak dibasuh. (Bukhari, Muslim).
-
5. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : Wajib menyucikan masjid dari segala
najis dan menyucikan tanah cukup dengan disiram
162. Anas bin Malik r.a. berkata: Seorang Badui kencing di dalam masjid maka
sahabat bangun untuk memukulnya. Maka Nabi saw. bersabda: Jangan kalian ganggu
(hentikan kencingnya), kemudian menyuruh membawakan setimba air dan
dituangkan di atas tempat yang dikencingi itu. (Bukhari, Muslim).
6. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : larangan kencing dalam air yang
menggenang tidak mengalir
161. Abu Hurairah ra. telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jangan kencing
salah satu kamu dalam air yang diam tidak mengalir kemudian mandi di dalamnya.
(Bukhari, Muslim).
7. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : Hukum jilatan anjing
160. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika anjing minum dalam
bejanamu, maka harus dibasuh tujuh kali. (Bukhari, Muslim). Dalam riwayat Muslim:
Jika anjing telah menjilat bejanamu maka harus dibasuh tujuh kali salah satunya
dengan tanah pertamanya atau akhirnya.
8. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : Mengusap sepatu (khuf)
155. Jarir bin Abdullah r.a. kencing kemudian a berwudhu dan mengusap dua
sepatunya, kemudian berdiri shalat, dan ketika ditanya ia berkata: Aku telah melihat
Nabi saw. berbuat seperti itu. (Bukhari, Muslim).
156. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika aku berjalan bersama Nabi saw. lalu beliau pergi
ke tempat sampah di belakang rumah (dinding pagar) lalu berdiri dan kencing, maka
aku menjauh daripadanya tetapi dipanggil oleh Nabi saw. lalu aku mendekatinya dan
berdiri di belakangnya sehingga selesai. (Bukhari, Muslim).
-
157. Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. keluar untuk
berhajat (buang air) maka diikutinya dengan membawa tempat air, dansesudah
Rasulullah selesai Al-Mughirah menuangkan air untuknya, maka ,berwudhu dan
mengusap dua sepatu bot (khuf). (Bukhari, Muslim).
158. Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata: Ketika aku bersama Nabi saw. dalam
bepergian, lalu Nabi saw. berkata: Hai Mughirah bawakan tempat air, maka aku bawa
dan Nabi saw. pergi sehingga sembunyi daripadaku untuk buang air, sedang memakai
jubah syamiyah, kemudian ketika akan mengeluarkan lengan tangan tidak dapat
karena sempit lengan bajunya, sehingga dikeluarkan dan dalam, maka aku tuangkan
air untuknya untuk wudhu dan mengusap kedua sepatu botnya (khufnya). (Bukhari,
Muslim).
159. Al-Mughirah bin Syubah r.a. berkata: Pada suatu malam aku bersama Nabi saw.
dalam bepergian, lalu bertanya: Apakah ada air? Jawabku: Ya. Lalu Nabi saw. turun
dari kendaraannya dan berjalan terus hingga tersembunyi di dalam gelap malam,
kemudian kembali, maka aku tuangkan air padanya, maka ia membasuh muka dan
kedua tangannya, tetapi ia memakai jubah kain shuf yang sempit lengannya sehingga
terpaksa mengeluarkan tangan dari dalam, lalu membasuh kedua tangannya,
kemudian mengusap kepalanya, kemudian aku jongkok untuk membuka sepatunya,
maka Nabi saw. bersabda: Biarkan keduanya karena aku memakai keduanya ketika
kedua kakiku suci, lalu diusap atas kedua sepatu bot itu. (Bukhari, Muslim).
9. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : Beristinja dengan air
153. Anas r.a. berkata: Adalah Nabi saw. masuk WC maka aku dan kawanku
membawakan tempat air untuk beristinja, juga membawakan tongkatnya. (Bukhari,
Muslim).
-
154. Anas bin Malik r.a. berkata: Adalah Nabi saw., jika keluar untuk buang air
maka aku bawakn tempat air untuk bersuci dengannya. (Bukhari, Muslim).
10. Kitap ATH-THAHARAH / BERSUCI ; bab : Sunah mendahulukan kanan
dalam bersuci
152. Aisyah r.a. berkata: Nabi saw. suka mendahulukan kanan ketika bersandal,
menyisir rambut, bersuci, dalam semua keadaannya. (Bukhari, Muslim)
6. Hal-hal yang termasuk dalam thaharah atau bersuci
Ada tiga hal besar yang digolongkan termasuk kedalam thaharah yaitu sebagai berikut.
1. Wudu
2. Tayamum
3. Mandi wajib
Mari kita lihat satu persatu maksud serta tata cara berikut syarat-syarat dari ketiga point
tersebut
1. Wudu
Secara bahasa wudu dapat diartikan sebagai bersih. Sedangkan menurut syara berarti
membersihkan bagian tubuh tertentu dengan air muthlak dengan tujuan
membersihkan hads kecil sesuai rukun dan syaratnya.
Seperti firman Allah SWT dalam surat Almaidah ayat 6.
-
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat,
maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan
basuhlah kakimu sampai mata kaki.(QS Al Maidah :6).
a. Syarat wudu
Yang termasuk syarat dari berwudu adalah :
1. Beragama Islam
2. Sudah mumayiz
3. Tidak berhadas besar dan kecil
4. memakai air suci lagi mensucikan
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi samp[ainya air ke anggota wudu, seperti
cat, getah dsb.
b. Rukun wudu
Yang termasuk dalam rukun berwudu adalah :
1. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal
niat:
Artinya:Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena
Allah SWT.
2. Membasuh seluruh muka
3. Membasuh kedua tangan sampai siku
4. Mengusap atau menyapu sebagian kepala.
5. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan
6. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir
-
c. Sunnah wudu
Hal hal yang disunnahkan dalam berwudu adalah sebagai berikut.
1. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudu
2. Membaca taawuz dan basmalah
3. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa
4. Membasuh dan membersihkan lubang hidung
5. Menyapu seluruh kepala
6. membasuh sela-sela jari tangan dan kaki
7. Mendahulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri.
8. Membasuh anggota wudu tiga kali.
9. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
10. Membaca doa sesudah wudu.
Doa sesudah wudu.
Artinya : Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa,
yang tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-
Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-
orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang
yang bersuci.
d. Yang membatalkan wudu
Ada beberapa hal yang bisa membatalkan adab berwudu kita. Berikut adalah hal
hal yang bisa membatalkan wudu.
-
1. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau
dubur(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, darah,
nanah, mazi, mani dan sebagainya)
Firman Allah SWT dalam Al Quran Surah An Nisa:43.
.... ....
Artinya : atau kembali dari tempat buang air .... (QS.An-Nisa :43)
2. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas.
Firman Allah SWT dalam Al Quran surah An Nisa :43.
.... ....
Artinya : atau kamu telah menyentuh perempuan.
3. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas.
Sabda Nabi Muhammad SAW.
Artinya : Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar Rosulullah
SAW bersabda :Barang siapa menyentuh kemaluannya hendaklah
berwudu.(HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad)
4. Tidur dengan nyenyak
5. Hilang akal.
-
2. Tayamum
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mendefinisikan tayamum
sebagai berikut. Secara bahasa tayamum berarti bermaksud atau menyengaja.
Sebagaimana ungkapan orang Arab tayyamamtu asy-syaia yang maknanya
qashadtuhu (saya menginginkannya). Adapun dalam terminologi syariat, yang
dimaksud dengan tayamum yaitu: membasuh wajah dan kedua telapak tangan
dengan menggunakan ash-shaid yang suci sebagai pengganti bersuci dengan air
yaitu ketika terhalangi memakai air. Bahkan syariat tayamum ini merupakan salah
satu keistimewaan yang dimiliki oleh umat ini. Allah mensyariatkannya demi
menyempurnakan agama mereka, dan juga sebagai tanda bukti kasih sayang dan cinta
kasih-Nya kepada mereka (lihat Tanbiihul Afhaam wa Taisirul Allaam, jilid 1 hal.
112).
a. Syarat Tayamum
Syarat tayamum adalah sebagai berikut :
1. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan
tayamum.
2. Sudah masuk waktu salat
3. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukan
4. Menghilangkan najis yang melekat di tubuh
5. Menggunakan tanah atau debu yang suci.
b. Rukun Tayamum
1. Niat
2. Mengusap debu ke muka
3. Mengusap debu ke dua tangan sampai siku
4. Tertib
-
c. Sunah Tayamum
Dalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan sunah-
sunah tayamum sebagai berikut.
1. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamum
2. Membaca taawuz dan basmalah
3. Menepiskan debu yang ada di telapak tangan
4. Merenggangkan jari-jari tangan
5. Menghadap kiblat
6. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri
7. Membaca doa (seperti doa sesudah wudu)
d. Hal yang membatalkan Tayamum
Tayamum seseorang menjadi batal karena sebab berikut :
1. Semua yang membatalkan wudu juga membatalkan tayamum
2. Keadaan seseorang melihat air yang suci yang mensucikan(sebelum
salat)
3. Murtad (keluar dari agama Islam)
e. Praktik Tayamum
Ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam melakukan tayamum. Hal
tersebut perlu diperhatikan karena suatu saat kamu pasti akan melakukannya,
seperti ketika kamu dalam perjalanan, berada di daerah yang tidak ada air, atau
sedang sakit yang tidak memperbolehkan terkena air.
1. Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci.
-
2. Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu tersebut
disertai niat dalam hati. Lafal niat tayamum.
Artinya : Aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan salat fardu karena
Allah Taala.
3. Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan mendahulukan
tangan kanan. Usahakan mencari debu pada tempat yang berbeda.
4. Membaca doa sesudah tayamum, seperti doa sesudah wudu.
3. Mandi wajib
Mandi wajib disebut juga mandi besar, mandi junub, atau mandi janabat. Mandi wajib
adalah menyiram air ke seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan disertai niat mandi wajib di dalam hati. Firman Allah SWT :
. .
Artinya : .dan jika kamu junub maka mandilah. (QS Al Maidah)
a. Rukun mandi wajib
Ada beberapa hal yang menjadi rukun dalam melaksanakan mandi wajib, diantaranya
sebagai berikut :
1. Niat mandi wajib
2. Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata.
3. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air ke
badan.
-
b. Sunah Mandi Wajib
Pada waktu mandi wajib disunahkan melakukan beberapa hal, antara lain :
1 Menghadap kiblat
2 Membaca basmalah
3 Berwudu sebelum mandi
4 Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dan
5 Menggosok badan dengan tangan.
c. Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab diwajibkannya mandi wajib:
1 Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur
maupun dalam keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak disertai
keluarnya mani, maka ia tidak wajib mandi.
2 Selesainya haid bagi perempuan.
3 Selesai melahirkan.
4 Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan.
5 Meninggalnya seseorang (jenazah).
-
d. Praktek Mandi Wajib
Bagi perempuan yang sudah beranjak dewasa (mengalami haid) dan anak laki-laki
dewasa yang sudah mengalami mimpi basah, wajib melakukan mandi waji.
Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam melakukan mandi wajib
berikut :
1. Pastikan bahwa kamu benar-benar telah mengalami hadas besar.
2. Lakukan sesuai dengan rukun mandi wajib yang telah kamu pelajari.
3. Sempurnakan dengan sunah-sunah mandi wajib.