makalah alat kontrasepsi huhu fix
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, tepatnya di masa-masa penjajahan belum ada masyarakat kita yang
mengenal istilah ataupun menggunakan alat kontrasepsi, atau yang sering kita kenal
dengan istilah program KB yaitu program keluarga berencana. Dahulu, masyarakat kita
mengistilahkan “ banyak anak banyak juga rejeki yang kita dapat “ untuk itu dahulu tiap
orang pasti mempunyai anak yang banyak, lebih dari satu bahkan mencapai sebelas orang
dalam satu keluarga. Maka tidak heran perumpamaan diatas dipakai oleh masyarakat
dahulu, tapi untuk era globalisasi sekarang tidak berfungsi lagi perumpamaan tersebut.
Sekarang, pemerintah Republik Indonesia mencanangkan program KB dan
penggunaan alat kontrasepsi yang tepat serta aman digunakan oleh masyarakat pada
umumnya. Sedangkan kontrasepsi yaitu upaya pencegahan terhadap kehamilan yang
bersifat sementara ataupun menetap. Adapun kontrsepsi dapat dilakukan menggunakan alat
maupun dengan cara manual/alami yaitu dengan cara KB kalender yang umum dilakukan
oleh masyarakat di daerah pedesaan.
Pemerintah juga mengharapkan kepada masyarakat terutama untuk kaum
perempuan agar mau melakukan program ini, serta peran suami juga sangat dibutuhkan
supaya bekerja sama mencapai program KB dengan dua anak cukup. Tak luput juga
pemakaian alat kontrasepai haruslah steril dan aman digunakan untuk menghindari adanya
efek samping atau bahkan kematian akibat ketidak cocokkan dalam pemakaian kontrasepsi.
Meski alat kontrasepsi begitu banyak macamnya yang terpenting adalah steril tidaknya alat
tersebut,dan pemasangan alat itupun harus sesuai aturan dokter sebagai ahli medis. Jika
sudah tercipta kerja sama diantara pemerintah, masyarakat dan paramedis maka diharapkan
kemajuan pelaksanaan program KB dengan penggunaan alat kontrasepsi yang aman di
Indonesia
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kontrasepsi ?
2. Apa Tujuan Penggunaan Kontrasepsi ?
3. Ada berapa Macam alat kontrasepsi ?
4. Bagaimana Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi ?
5. Bagaimana Prinsip Kerja Alat Kontrasepsi ?
6. Bagaimana Metode Operatif Kontrasepsi Wanita dan Pria ?
7. Apa hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan etika keperawatan?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kontrasepsi.
2. Menjelaskan tujuan dari penggunaan kontrasepsi.
3. Menjelaskan apa saja macam-macam alat kontrasepsi.
4. Menjelaskan cara penggunaan alat kontrasepsi.
5. Menjelaskan prinsip kerja alat kontrasepsi.
6. Menjelaskan tentang metode operatif kontrasepsi wanita dan pria.
7. Menjelaskan hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan etika keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara
ataupun menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan tujuan agar tidak mempunyai
anak lebih dari 2 sesuai dengan program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.
2. Tujuan Penggunaan Kontrasepsi
Kontrsepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan
obat/alat, atau dengan cara operasi. Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan
penggunaan kontrsepsi, yaitu :
1. Menunda kehamilan.
Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilannya. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah reversibilitas yang
tinggi karena akseptor belum mempunyai anak, efektivitas yang relative tinggi,
penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Kontrasepsi yang
sesuai pil, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) mini, cara sederhana. Alasannya
yaitu :
Usia di bawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai
anak terlebih dahulu.
Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena klien masih muda.
Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih
sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai angka
kegagalan yang tinggi
Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat
dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil oral.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan).
Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk
melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang
diperlukan adalah reversibilitas cukup tinggi, efektifitas cukup tinggi kerena
akseptor masih mengharapkan mempunyi anak, dapat dipakai 3-4 tahun, tidak
menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk KB,
kontrasepsi mantap (kontap). Alasannya yaitu:
Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan
melahirkan.
Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai
pilihan utama.
Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidak/kurang
berbahaya karena akseptor bareda pada usia yang baik untuk mengandung
dan melahirkan.
3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi).
Saat usia diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 anak. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah efektifitas sangat tinggi
karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak,
reversibilitas rendah, dapat dipakai untuk jangka panjang, tidak menambah kelainan yang
sudah ada.
Kontrasepsi yang sesuai : kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk KB,
AKDR suntikan, pil dan cara sederhana. Alasannya adalah :
Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya anak
lagi karena alasan medis.
Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relatif baik dibandingkan dengan
susuk KB atau AKDR.
Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan mempunyai kemungkinan
timbulnya efek samping dan komplikasi.
3. Macam-macam kontrasepsi
1. Kontrasepsi Alamiah : Metode lendir serviks, Metode suhu tubuh basal
2. Kontrsepsi Barier : Kondom, diafragma, obat spermatisid
3. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
4. Kontrasepsi Hormonal : Pil, suntik, susuk norplant, susuk implanon
4. Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi
Kontrasepsi Alamiah
a. Pantang berkala
Prinsip system ini ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur. Ovulasi terjadi
14+-2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan
untuk dibuahai dalam 24 jam setelah evulusi. Yang disebut masa subur atau ‘fase ovulasi’
terjadi mulai 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi. Karena itu, jika
konsepsi ingin dicegah, sanggama harus dihindarkan sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam),
yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.
Untuk menetapkan saat ovulasi, metode yang dianjurkan ialah sebagai berikut :
Metode Lendir Serviks
Dalam metode ini dilakukan penilaian lender serviks. Sifat cairan vagina bervariasi
selama siklus haid. Lendir di vagina diperiksa dengan cara memasukkan jari tangan klien
sendiri kedalam vagina dan mencatat bagaimana lender itu dirasakan setiap hari.
Cara kerja :
Dimulai dari hari pertama setelah haid berakhir, klien harus mencatat pola
lendimnya terus menerus sampai 8-10 hari setelah hari terakhir dengan lendir yang licin
dan basa, atau hari puncak (peak day). Hari puncak menunjukkan bahwa ovulasi telah dekat
atau bahkan sering terjadi, dan pencatatan harus diteruskan sampai ia yakin bahwa ia tidak
subur lagi. Ia harus terus mencatatat pola lendimnya setiap siklus sampai ia terbiasa
memeriksa dan menilai pola lendirnya yang dapat memakan waktu beberapa bulan. Setelah
terbiasa dengan hal ini, klien tidak perlu lagi memeriksa lendimnya setiap hari siklus
haidnya ; ia dapat berhenti setelah menjalankan Aturan Hari Puncak (Peak Day Rule)
karena ia telah mencapai masa tidak subur. Karena lendir mungkin berubah sepanjang hari,
yang terbaik adalah mencatatnya pada malah hari dan selalu mencatat lendir yang dirasakan
paling subur pada hari itu.
Metode Suhu Tubuh Basal
Cara kerja :
Hormone progesterone, yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat
termogenik atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05o sampai 0,2oC
(0,4o sampai IoF) dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya.
Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar
dari Metode Suhu Tubuh Basal (STB). Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu
tubuh.
Kontrasepsi Barier
a. Kondom
Kondom adalah selaput karet yang dipasang pada penis selama hubungan seksual.
Kondom terbuat dari karet sintetis tipis, berbentuk silindris, dengan muaranya bepinggir
tebal, bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu. Kondom
juga membantu pencegahan penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk AIDS.
Intruksi pemakaian :
o Kondom digunakan pada penis yang ereksi sebelum penis masuk ke vagina.
o Jika kondom tak ada penampung di ujungnya, sisakan 1-2 cm di ujung
kondom untuk menampung ejakulat.
o Lepaskan kondom sebelum penis selesai ereksi, pegang kondom pada
pangkalnya dengan jari untuk mencegah sperma tumpah atau merembes.
o Tiap kondom hanya sekali pakai dan langsung dibuang
o Jangan menyimpan kondom di tempat panas, serta jangan memakan minyak
goreng, baby oil atau jelly minyak untuk pelicin kondom, karena akan
menyebabkan kerusakan kondom.
Jenis – Jenis/tipe kondom :
1. kondom pria
a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat,
umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 0-3,5 cm,
dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi
bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil
dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi
kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan
beraroma.
c. Kondom anti alergi
Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak
dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk hubungan
intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap
penularan HIV/AIDS (USU, 2009).
2. Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan
garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur.
Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di
vagina. Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak
memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan
kondom ini menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU,
2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan kondom
lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat dari kondom lateks)
tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat dipertahankan. Kondom wanita
ini dapat mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila
digunakan dengan benar (Lubis, 2008).
Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman saja.
Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi
berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma.
Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran (Yuniico, 2009) :
1. Kondom dengan aroma dan rasa: Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat,
stroberi, durian, pisang dan mint.
2. Kondom berulir (Ribbed Condom): Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di
bentuknya yang berulir untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
3. Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom) : Tipe satu ini berbahan karet dengan
ukuran yang sangat tipis. Pada saat melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama
tanpa menggunakan kondom.
4. Kondom bintik (Dotted Condom) : Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya
yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.
5. Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom): Jenis ini memiliki tambahan
lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.
6. Kondom wanita (Female Condom) : Kondom berbahan lateks atau polyurethan,
sehingga bersifat elastis dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau
rangsangan. Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.
7. Kondom twist : Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada
saat bersenggama.
8. Kondom getar (Vibrating Condom) : Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di
bagian ujungnya Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin
getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.
9. Kondom baggy : Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir
di bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.
10. Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong medicine) :
Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung obat
kuat(Yuniico, 2009).
Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), Intra Uterine Device (IUD)
Mekanisme kerja : Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti.
Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang endometrium dengan
sebutan leukosit yang dapat menghancurkan blastoksita atau sperma. AKDR yang
mengandung tembaga (Cu) juga menghambat kasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali,
memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
falopii, dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan
lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.
Kontasepsi Hormonal
a. Pil
Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil
pascasanggama (morning after pill). Yang umum digunakan ialah pil kombinasi antara
estrogen dan progesterone. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah
biasanya diberikan pada ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan),
Cara menggunakan pil kombinasi : Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari
ke-5 haid tiap hari 1 pil terus menerus atau sesuai hari di dalam bungkus. Sebaiknya pil
diminum dalam waktu yang kurang lebih sama tiap harinya, misalnya malam sebelum tidur.
Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding, lalu pil
bungkus ke-2 diminum mulai hari ke-5 perdarahan tersebut. Jika tidak terjadi withdrawal
bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 hari setelah pil bungkus pertama habis.
Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus tiap malam. Tujuh pil terakhir
mengandung zat besi atau gula.
b. Suntik
Saat ini terdapat 2 macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progestin dan
golongan progestin dengan campuran estrogen propionate. Suntikan diberikan mulai hari
ke-3 sampai ke-5 pascapersalinan, segera setelah keguguran, atau pada interval lima hari
pertama haid. Hormone disuntikkan secara intramuskuler dalam didaerah gluterus
maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap
2 bulan, dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.
c. Susuk KB/Implan
Tujuan penggunaanya adalah menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nedasi/menerima pembuahan,
mempertebal lendir serviks/rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir.
d. Susuk norplan
Cara kerja :
o Klien diminta mencuci lengan kirinya secara bersih dengan sabun sementara
peralatan dipersiapkan.
o Klien diminta berbaring dan dilakukan konseling intuk memantapkan dan
menjelaskan apa yang akan dilakukan, juaga apakah menderita alergi.
o Cari daerah dilengan kiri yang tidak ada vena dan lembut 8 cm dari lipat
siku, dan titik sesuai/seperti kipas atau sesuai model mack dengan spidol.
o Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
handuk bersih dan kering. Kenakan sarung tangan steril, bila diberi bedak
maka hapus bedak dengan kasa yang telah dicelup dalam air steril.
o Lakukan antisepsis dengan kasa yang dibasahi betadin dengan gerakan
melingkar ke arah luar 2-3 kali seluas 8-13 cm. pasang duk steril
o Suntikan anestesi infiltrasi 0,4 ml tepat dibawa kulit pada tempat insisi yang
telah ditentukan sampai insisi sedikit menggelembung. Teruskan suntikan ke
lapisan dibawa kulit kurang lebih 4 cm dan masukkan anestesi antara garis
1-2, 3-4, 5-6 masing-masing 1 ml sambil ditarik keluar, kemudian di-
massase, uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi dengan skapel.
o Buat insisi dangkal dengan skapel selebar 2 mm. Masukkan trokar dan
pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut 45o sambil mengungkit
kulit, sampai garis batas pertama trokar tepat berada di luka insisi.
o Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat tabung
dengan jari telunjuk kanan.
o Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah dengan rapat.
Masukkan kapsul implant pertama dalam trokar.masukkan pendorong dan
dorong sampai terasa ada tahanan.
o Lepaskan kedua tangan , periksa kelurusan posisi trokar dan periksa tahanan
pada pendorong dengan mendorong dari luar.
o Tahan pendorong di tenpatnya dengan satu tangan, dan tarik keluar trokar
sampai mencapai pegangan pendorong, dorong 3 kali.
o Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas tanda ke dua
(pada ujung trokar ) terlihat pada luka insisi.jangan sampai trokar keluar dari
luka insisi
o Tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan masukkan kembali
trokar serta pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke tujuan berikutnya.
o Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan bawah
(ingat-ingat, karena akan digambar dalam status ). Pastikan tidak berada
didekat luka insisi. Keluarkan trokar dengan hati-hati.
o Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk. Bersihkan
coretan spidol dan sekitar dengan kapas alcohol. Tarik kulit sekitar insisi
agar luka tertutup dengan rapi kemudian tutup dengan plester. Tutup dengan
kasa diatasnya lalu balut sekitar lengan dengan perban.
o Setelah selesai, pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk tidak
terkena air sampai perban dilepas (3 hari kemudian), bila ada keluhan
diminta secepatnya datang kembali, jangan berhubungan dengan suami dulu
selama 3 hari, control seminggu lagi, dan diminta menunggu dulu 10-15
menit diruang tunggu. Bila tidak ada keluhan, pasien boleh pulang.
e. Susuk implanon
Cara insersi implanon :
o Bersihkan daerah suntikan dengan antiseptik. Lepaskan inserter steril sekali
pakai dari pembungkus aluminium, lalu lepaskan penutup jarum.
o Masukkan jarum di bawah kulit di bagian dalam dan lengan atas (yang tidak
dominan sampai dengan batas sempit).
o Lepaskan pengikat topangan pendorong suntikan dengan semprit sambil
mempertahankan inserter dengan tangan yang lain.
o Putar pendorong suntikan 1800. Pertahankan pendorong suntikan di tempat
dengan menekannya pada lengan dan tarik semprit dengan tangan yang lain
untuk melepaskan susuk.
o Aplikasikan kasa steril dan balut tekan yang dipertahankan selama 3 hari.
5. Prinsip Kerja Alat Kontrasepsi
a. Pil KB : Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita
dari indung telur, mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma
tidak dapat masuk kedalam rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir
di vagina.
b. Suntikan KB : Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita,
mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani/sperma tidak dapat masuk
kedalam rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap
untuk kehamilan.
c. Susuk KB/ Implant: Menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium,
mempertebal lendir serviks, menipiskan selaput lender.
d. Iud/ AKDR : Mencegah masuknya spermatozoa, lilitan logam menyebabkan
reaksi anti fertilitas.
e. Kondom : Dipasang pada penis selama berhubungan seksual untuk mencegah
sperma memasuki vagina, karena cairan sperma tertampung dalam kondom.
6. Metode Operatif Kontrasepsi Wanita dan Pria
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Tubektomi merupakan alat
kontrasepsi yang paling efektif dengan angka kegagalan kurang dari 1%. Tubektomi dapat
dilakukan pascakeguguran, pascapersalinan, atau pada masa interval. Tubektomi
pascakeguguran sebaiknya dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit
dengan edema tuba, infeksi, dan alat genital belum menciut. Sedangkan dalam tubektomi
dikenal 2 tipe pelayanan yaitu minilaparotomi dan laparoskopi. Teknik minilaparotomi
pascapersalinan dengan tubektomi cara modifikasi Pomeroy :
o Calon akseptor yang sudah dipuasakan 6-8 jam sebelum tindakan
diminta berbaring.
o Anestesi umum dengan ketalar atau anesti lokal dengan lidokain.
o Dengan posisi operator di kiri calon akseptor dan asisten dikanannya,
buat insisi kecil sepanjang 2cm setinggi fundus.
o Jika fundus terletak dibawah pusat pada 3-5 hari pascapersalinan,
lakukan insisi mediana setinggi 2 kaki dibawah fundus uteri sepanjang
1-2 cm.
o Tampilkan tuba dengan menarik retraktor kearah tuba yang akan
dicapai, atau dengan mendorong uterus dan tuba dengan cara jari
lewat lubang sayatan.
o Jepit 1/3 bagian proksimal tuba dengan klem Babcock dan tarik
perlahan-lahan keluar lubang.
o Tutup peritoneum dengan jahitan jelujur catgut no.00 dan kulit
dengan 1-2 jahitan sutera atau catgut no.00 subkutis.
Metode Operatif Wanita : Menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat
dibuahi oleh sperma
Metode Operatif Pria : Menghalangi transport spermatozoa/ jalannya sel mani pria
sehingga tidak dapat membuahi sel telur.
7. Hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan etika keperawatan
Perawat berusaha melibatkan klien dalam perencanaan keperawatan dan
pengambilan keputusan perihal kesehatan pasien/klien .
Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan lainnya atau warga
masyarakat lainnya untuk meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional memenuhi kebutuhan kesehatan publik.
Contoh : perawat bekerjasama dengan dokter atau bidan dan masyarakat
dalam upaya memenuhi program KB .
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
manusia dan keunikan klien yang tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan
status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah kesehatan.
Contoh : perawat menginformasikan terlebih dahulu kepada klien terhadap
jenis alat kontrasepsi yg cocok digunakan oleh klien berdasarkan status
sosial dan ekonominya .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara
ataupun menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan tujuan agar tidak mempunyai
anak lebih dari 2 sesuai dengan program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.
Tujuan penggunaan kontrsepsi, yaitu :
1. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan
menunda kehamilannya.
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30 tahun
adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.
3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia diatas 30 tahun, dianjurkan
untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
Macam-macam kontrasepsi yaitu Kontrasepsi Alamiah, kontrsepsi Barier , Alat
Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), Kontrasepsi Hormonal. Erat kaitannya hubungan
antara penggunaan alat kontrasepsi dengan etika karena terdapat peran kolaboratif antara
perawat dengan individu lainnya dalam hal ini khususnya dengan masyarakat .
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan ,untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin AB. 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta :
Bina Pustaka- Jakarta
2. http : //www.bkkbn-pusat/_alat kontrsepsi/@google.com