makalah alat kontrasepsi huhu fix

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, tepatnya di masa-masa penjajahan belum ada masyarakat kita yang mengenal istilah ataupun menggunakan alat kontrasepsi, atau yang sering kita kenal dengan istilah program KB yaitu program keluarga berencana. Dahulu, masyarakat kita mengistilahkan “ banyak anak banyak juga rejeki yang kita dapat “ untuk itu dahulu tiap orang pasti mempunyai anak yang banyak, lebih dari satu bahkan mencapai sebelas orang dalam satu keluarga. Maka tidak heran perumpamaan diatas dipakai oleh masyarakat dahulu, tapi untuk era globalisasi sekarang tidak berfungsi lagi perumpamaan tersebut. Sekarang, pemerintah Republik Indonesia mencanangkan program KB dan penggunaan alat kontrasepsi yang tepat serta aman digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Sedangkan kontrasepsi yaitu upaya pencegahan terhadap kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap. Adapun kontrsepsi dapat dilakukan menggunakan alat maupun dengan cara manual/alami

Upload: anisafahsa

Post on 20-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, tepatnya di masa-masa penjajahan belum ada masyarakat kita yang

mengenal istilah ataupun menggunakan alat kontrasepsi, atau yang sering kita kenal

dengan istilah program KB yaitu program keluarga berencana. Dahulu, masyarakat kita

mengistilahkan “ banyak anak banyak juga rejeki yang kita dapat “ untuk itu dahulu tiap

orang pasti mempunyai anak yang banyak, lebih dari satu bahkan mencapai sebelas orang

dalam satu keluarga. Maka tidak heran perumpamaan diatas dipakai oleh masyarakat

dahulu, tapi untuk era globalisasi sekarang tidak berfungsi lagi perumpamaan tersebut.

Sekarang, pemerintah Republik Indonesia mencanangkan program KB dan

penggunaan alat kontrasepsi yang tepat serta aman digunakan oleh masyarakat pada

umumnya. Sedangkan kontrasepsi yaitu upaya pencegahan terhadap kehamilan yang

bersifat sementara ataupun menetap. Adapun kontrsepsi dapat dilakukan menggunakan alat

maupun dengan cara manual/alami yaitu dengan cara KB kalender yang umum dilakukan

oleh masyarakat di daerah pedesaan.

Pemerintah juga mengharapkan kepada masyarakat terutama untuk kaum

perempuan agar mau melakukan program ini, serta peran suami juga sangat dibutuhkan

supaya bekerja sama mencapai program KB dengan dua anak cukup. Tak luput juga

pemakaian alat kontrasepai haruslah steril dan aman digunakan untuk menghindari adanya

efek samping atau bahkan kematian akibat ketidak cocokkan dalam pemakaian kontrasepsi.

Meski alat kontrasepsi begitu banyak macamnya yang terpenting adalah steril tidaknya alat

tersebut,dan pemasangan alat itupun harus sesuai aturan dokter sebagai ahli medis. Jika

sudah tercipta kerja sama diantara pemerintah, masyarakat dan paramedis maka diharapkan

kemajuan pelaksanaan program KB dengan penggunaan alat kontrasepsi yang aman di

Indonesia

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kontrasepsi ?

2. Apa Tujuan Penggunaan Kontrasepsi ?

3. Ada berapa Macam alat kontrasepsi ?

4. Bagaimana Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi ?

5. Bagaimana Prinsip Kerja Alat Kontrasepsi ?

6. Bagaimana Metode Operatif Kontrasepsi Wanita dan Pria ?

7. Apa hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan etika keperawatan?

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan kontrasepsi.

2. Menjelaskan tujuan dari penggunaan kontrasepsi.

3. Menjelaskan apa saja macam-macam alat kontrasepsi.

4. Menjelaskan cara penggunaan alat kontrasepsi.

5. Menjelaskan prinsip kerja alat kontrasepsi.

6. Menjelaskan tentang metode operatif kontrasepsi wanita dan pria.

7. Menjelaskan hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan etika keperawatan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara

ataupun menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan tujuan agar tidak mempunyai

anak lebih dari 2 sesuai dengan program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.

2. Tujuan Penggunaan Kontrasepsi

Kontrsepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan

obat/alat, atau dengan cara operasi. Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan

penggunaan kontrsepsi, yaitu :

1. Menunda kehamilan.

Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda

kehamilannya. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah reversibilitas yang

tinggi karena akseptor belum mempunyai anak, efektivitas yang relative tinggi,

penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Kontrasepsi yang

sesuai pil, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) mini, cara sederhana. Alasannya

yaitu :

Usia di bawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai

anak terlebih dahulu.

Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena klien masih muda.

Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih

sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai angka

kegagalan yang tinggi

Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat

dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil oral.

2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan).

Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk

melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang

diperlukan adalah reversibilitas cukup tinggi, efektifitas cukup tinggi kerena

akseptor masih mengharapkan mempunyi anak, dapat dipakai 3-4 tahun, tidak

menghambat produksi air susu ibu (ASI).

Kontrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk KB,

kontrasepsi mantap (kontap). Alasannya yaitu:

Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan

melahirkan.

Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai

pilihan utama.

Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidak/kurang

berbahaya karena akseptor bareda pada usia yang baik untuk mengandung

dan melahirkan.

3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi).

Saat usia diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah

mempunyai 2 anak. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah efektifitas sangat tinggi

karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak,

reversibilitas rendah, dapat dipakai untuk jangka panjang, tidak menambah kelainan yang

sudah ada.

Kontrasepsi yang sesuai : kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk KB,

AKDR suntikan, pil dan cara sederhana. Alasannya adalah :

Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya anak

lagi karena alasan medis.

Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relatif baik dibandingkan dengan

susuk KB atau AKDR.

Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relatif tua dan mempunyai kemungkinan

timbulnya efek samping dan komplikasi.

3. Macam-macam kontrasepsi

1. Kontrasepsi Alamiah : Metode lendir serviks, Metode suhu tubuh basal

2. Kontrsepsi Barier : Kondom, diafragma, obat spermatisid

3. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

4. Kontrasepsi Hormonal : Pil, suntik, susuk norplant, susuk implanon

4. Cara Penggunaan Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi Alamiah

a. Pantang berkala

Prinsip system ini ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur. Ovulasi terjadi

14+-2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Ovum mempunyai kemampuan

untuk dibuahai dalam 24 jam setelah evulusi. Yang disebut masa subur atau ‘fase ovulasi’

terjadi mulai 48 jam sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi. Karena itu, jika

konsepsi ingin dicegah, sanggama harus dihindarkan sekurang-kurangnya 3 hari (72 jam),

yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.

Untuk menetapkan saat ovulasi, metode yang dianjurkan ialah sebagai berikut :

Metode Lendir Serviks

Dalam metode ini dilakukan penilaian lender serviks. Sifat cairan vagina bervariasi

selama siklus haid. Lendir di vagina diperiksa dengan cara memasukkan jari tangan klien

sendiri kedalam vagina dan mencatat bagaimana lender itu dirasakan setiap hari.

Cara kerja :

Dimulai dari hari pertama setelah haid berakhir, klien harus mencatat pola

lendimnya terus menerus sampai 8-10 hari setelah hari terakhir dengan lendir yang licin

dan basa, atau hari puncak (peak day). Hari puncak menunjukkan bahwa ovulasi telah dekat

atau bahkan sering terjadi, dan pencatatan harus diteruskan sampai ia yakin bahwa ia tidak

subur lagi. Ia harus terus mencatatat pola lendimnya setiap siklus sampai ia terbiasa

memeriksa dan menilai pola lendirnya yang dapat memakan waktu beberapa bulan. Setelah

terbiasa dengan hal ini, klien tidak perlu lagi memeriksa lendimnya setiap hari siklus

haidnya ; ia dapat berhenti setelah menjalankan Aturan Hari Puncak (Peak Day Rule)

karena ia telah mencapai masa tidak subur. Karena lendir mungkin berubah sepanjang hari,

yang terbaik adalah mencatatnya pada malah hari dan selalu mencatat lendir yang dirasakan

paling subur pada hari itu.

Metode Suhu Tubuh Basal

Cara kerja :

Hormone progesterone, yang disekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat

termogenik atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05o sampai 0,2oC

(0,4o sampai IoF) dan mempertahankannya pada tingkat ini sampai saat haid berikutnya.

Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai peningkatan termal dan ini merupakan dasar

dari Metode Suhu Tubuh Basal (STB). Siklus ovulasi dapat dikenali dari catatan suhu

tubuh.

Kontrasepsi Barier

a. Kondom

Kondom adalah selaput karet yang dipasang pada penis selama hubungan seksual.

Kondom terbuat dari karet sintetis tipis, berbentuk silindris, dengan muaranya bepinggir

tebal, bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu. Kondom

juga membantu pencegahan penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), termasuk AIDS.

Intruksi pemakaian :

o Kondom digunakan pada penis yang ereksi sebelum penis masuk ke vagina.

o Jika kondom tak ada penampung di ujungnya, sisakan 1-2 cm di ujung

kondom untuk menampung ejakulat.

o Lepaskan kondom sebelum penis selesai ereksi, pegang kondom pada

pangkalnya dengan jari untuk mencegah sperma tumpah atau merembes.

o Tiap kondom hanya sekali pakai dan langsung dibuang

o Jangan menyimpan kondom di tempat panas, serta jangan memakan minyak

goreng, baby oil atau jelly minyak untuk pelicin kondom, karena akan

menyebabkan kerusakan kondom.

Jenis – Jenis/tipe kondom :

1. kondom pria

a. Kondom lateks

Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat,

umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 0-3,5 cm,

dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi

bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar atau lebih kecil

dari standar.

b. Kondom berpelumas

Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi

kondom yang berpelumas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan

beraroma.

c. Kondom anti alergi

Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak

dipralubrikasi.

d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan terutama untuk hubungan

intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap

penularan HIV/AIDS (USU, 2009).

2. Kondom Wanita

Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan panjang 15 cm dan

garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke suatu cincin polyurethane lentur.

Cincin polyurethane ini berfungsi sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di

vagina. Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak

memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari penggunaan

kondom ini menunjukkan sama dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU,

2009).

Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan kondom

lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih kuat dari kondom lateks)

tetapi tipis sehingga sensasi yang ditimbulkan tetap dapat dipertahankan. Kondom wanita

ini dapat mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV apabila

digunakan dengan benar (Lubis, 2008).

Fungsi kondom sebenarnya bukan sekadar sebagai alat KB atau pengaman saja.

Kondom juga bisa digunakan sebagai bagian dari foreplay agar suasana bercinta menjadi

berbeda. Apalagi saat ini kondom tersedia dalam beragam tekstur dan aroma.

Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran (Yuniico, 2009) :

1. Kondom dengan aroma dan rasa: Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat,

stroberi, durian, pisang dan mint.

2. Kondom berulir (Ribbed Condom): Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di

bentuknya yang berulir untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.

3. Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom) : Tipe satu ini berbahan karet dengan

ukuran yang sangat tipis. Pada saat melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama

tanpa menggunakan kondom.

4. Kondom bintik (Dotted Condom) : Tipe ini disertai dengan bintik-bintik di sekitarnya

yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.

5. Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom): Jenis ini memiliki tambahan

lubrikan, serta mengandung perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.

6. Kondom wanita (Female Condom) : Kondom berbahan lateks atau polyurethan,

sehingga bersifat elastis dan fleksibel, kondom ini lebih menimbulkan sensasi atau

rangsangan. Terutama bagi pria yang kurang suka memakai kondom.

7. Kondom twist : Tipe ini didesain secara khusus untuk menstimulasi area sensitif pada

saat bersenggama.

8. Kondom getar (Vibrating Condom) : Kondom ini dilengkapi dengan cincin getar di

bagian ujungnya Kondom yang menggunakan baterai khusus untuk menggerakkan cincin

getarnya ini bisa bertahan hingga 30 menit.

9. Kondom baggy : Tipe ini bentuknya agak membesar di bagian ujung serta memiliki ulir

di bagian badannya, untuk memaksimalkan gerakan saat bersenggama.

10. Kondom dengan tambahan obat kuat (Condoms with extra strong medicine) :

Jenis kondom yang satu ini dilengkapi dengan lubrikan yang mengandung obat

kuat(Yuniico, 2009).

Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), Intra Uterine Device (IUD)

Mekanisme kerja : Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti.

Pendapat terbanyak mengatakan AKDR menimbulkan reaksi radang endometrium dengan

sebutan leukosit yang dapat menghancurkan blastoksita atau sperma. AKDR yang

mengandung tembaga (Cu) juga menghambat kasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali,

memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba

falopii, dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan

lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.

Kontasepsi Hormonal

a. Pil

Ada tiga macam pil kontrasepsi, yaitu minipil, pil kombinasi, dan pil

pascasanggama (morning after pill). Yang umum digunakan ialah pil kombinasi antara

estrogen dan progesterone. Minipil yang hanya mengandung progestin dosis rendah

biasanya diberikan pada ibu yang menyusui (hingga kira-kira 9 bulan setelah melahirkan),

Cara menggunakan pil kombinasi : Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari

ke-5 haid tiap hari 1 pil terus menerus atau sesuai hari di dalam bungkus. Sebaiknya pil

diminum dalam waktu yang kurang lebih sama tiap harinya, misalnya malam sebelum tidur.

Beberapa hari setelah minum pil dihentikan, biasanya terjadi withdrawal bleeding, lalu pil

bungkus ke-2 diminum mulai hari ke-5 perdarahan tersebut. Jika tidak terjadi withdrawal

bleeding, pil bungkus ke-2 diminum mulai 7 hari setelah pil bungkus pertama habis.

Sedangkan pil yang berjumlah 28 diminum terus menerus tiap malam. Tujuh pil terakhir

mengandung zat besi atau gula.

b. Suntik

Saat ini terdapat 2 macam kontrasepsi suntikan, yaitu golongan progestin dan

golongan progestin dengan campuran estrogen propionate. Suntikan diberikan mulai hari

ke-3 sampai ke-5 pascapersalinan, segera setelah keguguran, atau pada interval lima hari

pertama haid. Hormone disuntikkan secara intramuskuler dalam didaerah gluterus

maksimus atau deltoid. Selanjutnya suntikan Cyclofem diberikan tiap bulan, Noristerat tiap

2 bulan, dan Depo Provera tiap 3 bulan sekali.

c. Susuk KB/Implan

Tujuan penggunaanya adalah menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan

endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nedasi/menerima pembuahan,

mempertebal lendir serviks/rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir.

d. Susuk norplan

Cara kerja :

o Klien diminta mencuci lengan kirinya secara bersih dengan sabun sementara

peralatan dipersiapkan.

o Klien diminta berbaring dan dilakukan konseling intuk memantapkan dan

menjelaskan apa yang akan dilakukan, juaga apakah menderita alergi.

o Cari daerah dilengan kiri yang tidak ada vena dan lembut 8 cm dari lipat

siku, dan titik sesuai/seperti kipas atau sesuai model mack dengan spidol.

o Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan

handuk bersih dan kering. Kenakan sarung tangan steril, bila diberi bedak

maka hapus bedak dengan kasa yang telah dicelup dalam air steril.

o Lakukan antisepsis dengan kasa yang dibasahi betadin dengan gerakan

melingkar ke arah luar 2-3 kali seluas 8-13 cm. pasang duk steril

o Suntikan anestesi infiltrasi 0,4 ml tepat dibawa kulit pada tempat insisi yang

telah ditentukan sampai insisi sedikit menggelembung. Teruskan suntikan ke

lapisan dibawa kulit kurang lebih 4 cm dan masukkan anestesi antara garis

1-2, 3-4, 5-6 masing-masing 1 ml sambil ditarik keluar, kemudian di-

massase, uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi dengan skapel.

o Buat insisi dangkal dengan skapel selebar 2 mm. Masukkan trokar dan

pendorongnya melalui tempat insisi dengan sudut 45o sambil mengungkit

kulit, sampai garis batas pertama trokar tepat berada di luka insisi.

o Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat tabung

dengan jari telunjuk kanan.

o Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah dengan rapat.

Masukkan kapsul implant pertama dalam trokar.masukkan pendorong dan

dorong sampai terasa ada tahanan.

o Lepaskan kedua tangan , periksa kelurusan posisi trokar dan periksa tahanan

pada pendorong dengan mendorong dari luar.

o Tahan pendorong di tenpatnya dengan satu tangan, dan tarik keluar trokar

sampai mencapai pegangan pendorong, dorong 3 kali.

o Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas tanda ke dua

(pada ujung trokar ) terlihat pada luka insisi.jangan sampai trokar keluar dari

luka insisi

o Tahan kapsul yang telah terpasang dengan 1 jari dan masukkan kembali

trokar serta pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke tujuan berikutnya.

o Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan bawah

(ingat-ingat, karena akan digambar dalam status ). Pastikan tidak berada

didekat luka insisi. Keluarkan trokar dengan hati-hati.

o Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk. Bersihkan

coretan spidol dan sekitar dengan kapas alcohol. Tarik kulit sekitar insisi

agar luka tertutup dengan rapi kemudian tutup dengan plester. Tutup dengan

kasa diatasnya lalu balut sekitar lengan dengan perban.

o Setelah selesai, pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk tidak

terkena air sampai perban dilepas (3 hari kemudian), bila ada keluhan

diminta secepatnya datang kembali, jangan berhubungan dengan suami dulu

selama 3 hari, control seminggu lagi, dan diminta menunggu dulu 10-15

menit diruang tunggu. Bila tidak ada keluhan, pasien boleh pulang.

e. Susuk implanon

Cara insersi implanon :

o Bersihkan daerah suntikan dengan antiseptik. Lepaskan inserter steril sekali

pakai dari pembungkus aluminium, lalu lepaskan penutup jarum.

o Masukkan jarum di bawah kulit di bagian dalam dan lengan atas (yang tidak

dominan sampai dengan batas sempit).

o Lepaskan pengikat topangan pendorong suntikan dengan semprit sambil

mempertahankan inserter dengan tangan yang lain.

o Putar pendorong suntikan 1800. Pertahankan pendorong suntikan di tempat

dengan menekannya pada lengan dan tarik semprit dengan tangan yang lain

untuk melepaskan susuk.

o Aplikasikan kasa steril dan balut tekan yang dipertahankan selama 3 hari.

5. Prinsip Kerja Alat Kontrasepsi

a. Pil KB : Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita

dari indung telur, mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma

tidak dapat masuk kedalam rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir

di vagina.

b. Suntikan KB : Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita,

mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani/sperma tidak dapat masuk

kedalam rahim, menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap

untuk kehamilan.

c. Susuk KB/ Implant: Menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium,

mempertebal lendir serviks, menipiskan selaput lender.

d. Iud/ AKDR : Mencegah masuknya spermatozoa, lilitan logam menyebabkan

reaksi anti fertilitas.

e. Kondom : Dipasang pada penis selama berhubungan seksual untuk mencegah

sperma memasuki vagina, karena cairan sperma tertampung dalam kondom.

6. Metode Operatif Kontrasepsi Wanita dan Pria

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan

wanita bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Tubektomi merupakan alat

kontrasepsi yang paling efektif dengan angka kegagalan kurang dari 1%. Tubektomi dapat

dilakukan pascakeguguran, pascapersalinan, atau pada masa interval. Tubektomi

pascakeguguran sebaiknya dilakukan 48 jam setelah melahirkan karena belum dipersulit

dengan edema tuba, infeksi, dan alat genital belum menciut. Sedangkan dalam tubektomi

dikenal 2 tipe pelayanan yaitu minilaparotomi dan laparoskopi. Teknik minilaparotomi

pascapersalinan dengan tubektomi cara modifikasi Pomeroy :

o Calon akseptor yang sudah dipuasakan 6-8 jam sebelum tindakan

diminta berbaring.

o Anestesi umum dengan ketalar atau anesti lokal dengan lidokain.

o Dengan posisi operator di kiri calon akseptor dan asisten dikanannya,

buat insisi kecil sepanjang 2cm setinggi fundus.

o Jika fundus terletak dibawah pusat pada 3-5 hari pascapersalinan,

lakukan insisi mediana setinggi 2 kaki dibawah fundus uteri sepanjang

1-2 cm.

o Tampilkan tuba dengan menarik retraktor kearah tuba yang akan

dicapai, atau dengan mendorong uterus dan tuba dengan cara jari

lewat lubang sayatan.

o Jepit 1/3 bagian proksimal tuba dengan klem Babcock dan tarik

perlahan-lahan keluar lubang.

o Tutup peritoneum dengan jahitan jelujur catgut no.00 dan kulit

dengan 1-2 jahitan sutera atau catgut no.00 subkutis.

Metode Operatif Wanita : Menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat

dibuahi oleh sperma

Metode Operatif Pria : Menghalangi transport spermatozoa/ jalannya sel mani pria

sehingga tidak dapat membuahi sel telur.

7. Hubungan penggunaan alat kontrasepsi dengan etika keperawatan

Perawat berusaha melibatkan klien dalam perencanaan keperawatan dan

pengambilan keputusan perihal kesehatan pasien/klien .

Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan lainnya atau warga

masyarakat lainnya untuk meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan

nasional memenuhi kebutuhan kesehatan publik.

Contoh : perawat bekerjasama dengan dokter atau bidan dan masyarakat

dalam upaya memenuhi program KB .

Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat

manusia dan keunikan klien yang tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan

status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah kesehatan.

Contoh : perawat menginformasikan terlebih dahulu kepada klien terhadap

jenis alat kontrasepsi yg cocok digunakan oleh klien berdasarkan status

sosial dan ekonominya .

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara

ataupun menetap.Kontasepsi ditujukan untuk wanita dengan tujuan agar tidak mempunyai

anak lebih dari 2 sesuai dengan program KB yang dicanangkan oleh pemerintah.

Tujuan penggunaan kontrsepsi, yaitu :

1. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan

menunda kehamilannya.

2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30 tahun

adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.

3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia diatas 30 tahun, dianjurkan

untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.

Macam-macam kontrasepsi yaitu Kontrasepsi Alamiah, kontrsepsi Barier , Alat

Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), Kontrasepsi Hormonal. Erat kaitannya hubungan

antara penggunaan alat kontrasepsi dengan etika karena terdapat peran kolaboratif antara

perawat dengan individu lainnya dalam hal ini khususnya dengan masyarakat .

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan ,untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin AB. 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta :

Bina Pustaka- Jakarta

2. http : //www.bkkbn-pusat/_alat kontrsepsi/@google.com

ETIKAPENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI

Nama :

Tingkat : I-B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

2013