makalah agroklimatologi.docx
TRANSCRIPT
Makalah kelompok agroklimatologi
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP KESEHATAN
Oleh:
KELOMPOK 3
ALMUNA RAHMADANI
FITRIANI
FITRI HERAWATY
MUHAMMAD FURQAN
TARY MUTIA
ARISWANDI PUTRA
MUHAMMAD ISKANDAR
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011
PENDAHULUAN
Latar belakang
Iklim dunia secara menyeluruh sedang mengalami kerusakan sebagai
konsekuensin dari aktivitas manusia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
konsentrasi gas-gas yang menghalangi pantulan energi sinar matahari dari bumi
yang menyebabkan peningkatan efek rumah kaca dan mengakibatkan bumi, planet
yang kita huni menjadi lebih panas. Hubungan antara perubahan iklim dengan
kesehatan manusia adalah sangat kompleks. Terdapat dampak langsung seperti
penyakit atau kematian yang berhubungan dengan suhu yang ekstrim dan efek
pencemaran udara oleh spora dan jamur. Selebihnya adalah dampak yang tidak
langsung dan mengakibatkan penyakit yang ditularkan melalui air atau makanan,
penyakit yang ditularkan melalui vektor serangga dan rodent, atau penyakit karena
kekurangan air dan makanan.
Walaupun efek perubahan iklim dan konsekuensi pemanasan global tidak
dimengerti secara pasti, beberapa efek langsung terhadap panjangnya peningkatan
temperatur dapat diukur, seperti peningkatan kejadian penyakit yang berhubungan
dengan kenaikan temperatur, peningkatan angka kematian karena gelombang
udara panas seperti yang terjadi di Perancis tahun 2003. Kondisi iklim yang tidak
stabil dapat menyebabkan peningkatan kejadian bencana alam, seperti badai,
angin siklon puting beliung, kekeringan dan kebakaran hutan, yang berdampak
terhadap kesehatan fisik dan mental masyarakat yang terserang. Penggunaan
teknologi pengindraan jarak jauh Geographical Information System (GIS)
memungkinkan peningkatan pemetaan risiko (geographical risk mapping)
beberapa penyakit non-wabah yang berhubungan dengan perubahan iklim, misal
penyakit cacing perut, schistizomiasis dan filariasis (WHO, 2004).
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui bagaimana
efek pemanasan global terhadap kesehatan dan kehidupan manusia di permukaan
bumi.
PEMBAHASAN
Para ilmuwan memprediksi akan banyak kematian dan penyakit akibat
gelombang panas, bencana alam, dan menyebarnya penyakit tropis seperti
malaria. Ancaman terhadap kesehatan manusia akan timbul akibat dari perubahan
suhu lingkungan air laut dan air tawar pada dekade mendatang. Demikian
dikatakan oleh para ahli pada pertemuan "American Association for the
Advancement of Science" Februari lalu di Washington, DC. Beberapa di
antaranya adalah :
1. Ganggang beracun akan mencemari ikan laut. Spesies ganggang “Catenella
Alexandrium” akan menghasilkan racun yang dapat terakumulasi dalam ikan
yang akan menyebabkan gangguan pada manusia mulai dari hanya sekedar
muntah-muntah, kelumpuhan otot atau bahkan kematian.
2. Bakteri laut berbahaya “Vibro” akan meningkat pertumbuhannya akibat
meningkatnya pembentukan padang pasir baru yang mengakibatkan jumlah
debu yang memasuki atmosfer akan menjadi lebih banyak. Sehingga
menyebabkan debu yang mengandung zat besi akan jatuh ke laut. Maka akan
memicu pertumbuhan bakteri berbahaya “vibro” yang lambat laut akan
terkumpul pada tubuh ikan laut.
3. Pencemaran limbah berbahaya pada sumber air minum akan meningkat.
Peningkatan curah hujan menyebabkan limbah berbahaya dari sistem
pembuangan air limbah masuk lebih banyak kedalam sumber-sumber air
seperti sungai atau danau.
4. Perubahan cuaca dan lautan dapat berupa peningkatan temperatur secara global
(panas) yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian, terutama pada orang
tua, anak-anak dan penyakit kronis. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit
kulit, dan lain-lain.
5. Degradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease.
Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak
terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran
pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru
kronis, dan lain-lain.
6. Penyakit Diare, dua juta anak-anak meninggal setiap tahunnya di negara-
negara berpenghasilan menengah kebawah walaupun sudah ada peningkatan
penggunaan oralit untuk terapinya. Kesakitan dan kematian tersebut
berhubungan dengan pemakaian air tidak memenuhi syarat kesehatan serta
higiene dan sanitasi lingkungan yang tidak memadai. Walaupun demikian,
diare juga masih menjadi masalah di negara-negara dengan penduduk
berpenghasilan menengah keatas, karena diare tidak hanya berhubungan
dengan higiene dan sanitasi lingkungan, tetapi juga berhubungan dengan
praktek higiene dan keamanan pangan.Terdapat variasi musiman dalam
penyakit diare, dimana pada peningkatan temperatur berhubungan dengan
peningkatan jumlah penderita diare yang masuk rumah sakit. Studi terhadap
orang Peru menunjukkan bahwa penderita diare yang masuk rumah sakit
meningkat sebanyak 4 % untuk setiap peningkatan temperatur 1 0C di musim
kemarau, dan meningkat 12 % untuk setiap peningkatan temperatur 1 0C di
musim penghujan (Singh et al., 2001).
7. Dampak Terhadap Penyakit Typhus, Cholera dan Disentri, perubahan iklim
diprediksi berdampak terhadap penyakit diare seperti kholera, karena
perubahan curah hujan menyebabkan banjir di musim penghujan yang
berakibat epidemi dan sebaliknya terjadi kekeringan di musim kemarau.
Perubahan ini juga berdampak terhadap penyediaan air bersih dan sanitasi yang
baik, serta juga tersedianya makanan yang higienis dan kemampuan
menerapkan praktek higinis yang baik.
8. Keracunan Makanan oleh Salmonella, Salmonella adalah penyebab kedua
terbanyak pada kasus keracunan makanan di England dan Wales dimusim
panas dengan jumlah 30-40.000 kasus/tahun yg telah dikonfirmasi dengan
pemeriksaan laboratorium. Bakteria Salmonella tumbuh pada makanan pada
temperatur ambien dan menunjukkan hubungan linier sampai temperatur diatas
7-8 0C . Penyimpanan makanan yang sempurna meliputi pendinginan yang
adekuat akan memperlambat dan bahkan menghentikan pertumbuhan bakteri
Salmonella.
9. Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Aedes sebagai vektor penyakit
DBD hanya berkembang biak pada daerah tropis yang suhunya > 16 oC dan
pada ketinggian < 1.000 m dpl. Sekarang nyamuk tersebut banyak ditemukan
pada ketinggian 1.000 - 2.195 m dpl. Pemanasan global menyebabkan suhu
beberapa wilayah cocok untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes, dimana
nyamuk ini dapat hidup optimal pada suhu antara 24-28 oC. Mudah dipahami
bahwa perubahan iklim karena pemanasan global memperluas ruang gerak
nyamuk Aedes sehingga persebaran daerahnya menjadi lebih luas. Perluasan
persebaran daerah ini akan meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit DBD di
suatu daerah yang sebelumnya belum pernah terjangkit. Secara umum dapat
dikatakan bahwa perubahan iklim meningkatkan curah hujan yang
meningkatkan habitat larva nyamuk sehingga meningkatkan kepadatan
populasi nyamuk. Peningkatan kelembaban juga meningkatkan agresivitas dan
kemampuan nyamuk menghisap darah dan berkembang biak lebih cepat.
Penelitian laboratoris menyebutkan bahwa tingkat replikasi virus Dengue
berhubungan dgn kenaikan temperatur. Dalam penelitian ini ditunjukkan
dengan model pengaruh perubahan temperatur secara relatif akan memberikan
virus kesempatan untuk memasuki populasi manusia yang rentan terhadap
risiko terjangkit.
10. Penyakit Malaria, nyamuk Anopheles betina sebagai vektor penyakit Malaria
menyebarkan Plasmodium dari satu orang ke orang lainnya menyebabkan
demam akut yang dapat berulang.Terdapat 1,1 juta kematian karena malaria
setiap tahun terutama pada anak dan bertanggung jawab terhadap 40 juta
kecacatan (disability adjusted life years = DALYs) setiap tahunnya.Telah
terdapat munculnya kembali malaria di sejumlah area karena resistensi
terhadap obat dan insektis. Terhadap Malaria, perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap penyebaran
penyakit malaria dengan cara :
(1) peningkatan distribusi penyakit malaria, dimana saat ini epidemi
malaria dibatasi oleh temperatur, sekarang mungkin terjadi di area yang baru;
(2) atau sebaliknya menurunkan distribusi karena daerah ini menjadi terlalu
kering untuk nyamuk untuk secara cukup jumlahnya menularkan penyakit;
(3) peningkatan atau penurunan bulan-bulan penularan;
(4) meningkatkan risiko wabah lokal di daerah dimana penyakit malaria
diberantas tetapi vektor masih terdapat, seperti di Inggris atau Amerika
Serikat.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Iklim dunia secara menyeluruh sedang mengalami kerusakan sebagai
konsekuensin dari aktivitas manusia.
2. Ancaman terhadap kesehatan manusia akan timbul akibat dari perubahan suhu
lingkungan air laut dan air tawar pada dekade mendatang.
3. Efek terhadap lingkungan dan kesehatan manusia selain tidak didistribusikan
secara merata, juga tergantung dari kemampuan masing-masing negara yg
terkena dampak untuk menangani perubahan tersebut.
4. Tindakan nyata dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim membutuhkan
(1) fokus pada keadilan dan kesinambungan pembangunan dengan bekerja
pada berbagai tingkatan; (2) bekerja sama secara konstruktif pada tingkat
internasional; dan (3) kebijakan nasional yang kuat dan juga secara individual
(Landon, 2006).
5. Masalah pemanasan global sangat penting untuk diperhatikan untuk
kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang karena pemanasan
global dapat merusak bumi pada wakatu yang akan datang.
Saran
1. Hendaknya negara-negara maju mulai peduli terhadap pemanasan global
dengan mengurangi aktivitas yang dapat menimbulkan pemanasan global.
2. Hendaknya negara-negara didunia harus berusaha bersama-sama dengan
berbagai cara untuk menekan seminimal mungkin pemanasan global.
3. Hendaknya kita mulai dari diri sendiri,masyarakat dan bangsa untuk
melakukan kegiatan yang dapat mengatasi pemanasan global.
DAFTAR PUSTAKA
Oneil. 2007. Artikel Pemanasan Global.Dalam “The Report:http//google/ac.global warming.com
pengaruh-pemanasan-global-terhadap-kesehatan.php.htm
gambaran-umum-global-warming-efek-dan-cara-untuk-mencegah-pemanasan-global-dunia.htm
pemanasan-global-dan-dampaknya-bagi.html