makalah 7

Upload: fia-rahma

Post on 05-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

teori akuntansi

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Akuntansi InternasionalIqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.Pada tahun 1971, Prof. Thomas R. Weirich, Clarence G. Avery dan Henry R. Anderson mengemukakan tiga pendekatan berbeda:1. Sistem universal2. Pendekatan deskriptif dan informative yang mencakup semua metode dan standar dari semua negara, dan3. Praktik-praktik akuntansi dari anak-anak perusahaan yang ada di luar negeri dan perusahaan-perusahaan induk.Mereka menamai dan menjelaskan pendekatan-pendekatan defisional ini, masing-masing sebagai berikut:Akuntansi Dunia. Dalam kerangka konsep ini, akuntansi internasional dianggap sebagai suatu sistem universal yang bisa diadopsi oleh semua negara. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk seluruh dunia, semacam yang ada di AS, akan dibentuk. Praktik-praktik dan prinsip-prinsip akan dikembangkan sehingga bisa diterapkan di semua negara. Konsep ini akan menjadi tujuan akhir dari sistem akuntansi internasional.Akuntansi Internasional.Konsep utama kedua dari istilah akuntansi internasional melibatkan pendekatan yang deskriptif dan informatif. Berdasarkan konsep ini, akuntansi internasional meliputi semua ragam prinsip, metode dan standar akuntansi dari semua negara. Konsep ini melibatkan GAAP masing-masing negara, sehingga akuntan perlu menyadari sejumlah prinsipberbeda ketika mempelajari akuntansi internasional. Tidak ada prinsip-prinsip universal atau sempurna yang perlu dibentuk. Kumpulan semua prinsip, metode dan standar dari semua negara akan disebut sebagai sistem akuntansi internasional. Perbedaan-perbedaan ini muncul karena perbedaan-perbedaan dalam geografis, pengaruh social, ekonomi, politik, dan hukum.Akuntansi Bagi Perusahaan Anak di Luar Negri.Konsep utama ketiga yang bisa diaplikasikan ke akuntansi internasional mengacu kepada praktik-praktik akuntansi perusahaan induk dan perusahaan anak-nya di luar negeri. Acuan atas negara tertentu atau tempat domisili perusahaan diperlukan dalam konsep ini agar pelaporan keuangan internasional efektif. Kepentingan akuntan yang utama adalah translasi dan penyesuaian laporan keuangan anak perusahaan. Masalah-masalah akuntansi yang berbeda akan timbul dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda harus diikuti tergantung negara mana yang digunakan sebagai acuan bagi translasi dan penyesuaian.Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Sebagian besar perusahaan yang baru terjun di bisnis internasional bisa meminta bantuan kepada bank atau kantor akuntan dengan keahlian internasional untuk menganalisis dan mengintepretasikan informasi finansial dari perusahaan asing. Hal lain yang harus diantisipasi adalah jika pembeli membayar dalam mata uang asing. Keterlibatan perusahaan dalam akuntansi internasional juga tidak dapat dihindarkan saat perusahaan membuka operasi di luar negeri, baik yang hanya berupa pemberian lisensi produksi terhadap perusahaan milik pihak lain di luar negeri maupun pendirian anak perusahaan di luar negeri. Dalam hal pemberian lisensi, perusahaan perlu mengembangkan sistem akuntansi yang memungkinkan pemberi lisensi untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan perjanjian kerja, pembayaran royalty dan bimbingan teknis serta pencatatan pendapatan dari luar negeri dalam kaitannya dengan pajak yang harus dibayar perusahaan. Akuntansi untuk operasi anak perusahaan di luar negeri harus sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan institusi yang berwenang di negara yang bersangkutan, yang berbeda dengan aturan-aturan di negara induk perusahaan. Selain itu harus dibuat juga sistem informasi manajemen untuk memonitor, mengawasi dan mengevaluasi operasi anak perusahaan serta membuat sistem untuk melakukan konsolidasi hasil operasi perusahaan induk dan anak.Akuntansi internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan multinasional (multinational corporation) atau MNC yang beroperasi di berbagai negara di bidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dan distribusi. Di samping itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi di pasar modal internasional berlangsung secara real time basis.

2.2 Kegunaan dari Akuntansi InternasionalAkuntansi internasional memperluas akuntansi yang bertujuan umum (general perpose), yang berorientasi nasional, dalam arti yang luas untuk:(1) analisa komparatif internasional,(2) pengukuran dan isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis multinasional dan bentuk bisnis perusahaan multinasional,(3) kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional, dan(4) harmonisasi akuntansi di seluruh dunia dan harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas polotik, organisasi, profesi dan pembuatan standar.Akuntansi Internasional disusun oleh dewan standar internasional atau yang dikenal dengan International Accounting Standard (IAS). IAS digunakan untuk berbagai keperluan dan berbagai pihak. Manfaat atau kegunaan IAS tersebut diantaranya:1. Sebagai dasar persyaratan akuntansi nasional di beberapa Negara.2. Sebagai acuan international beberapa Negara dalam mengembangkan persyaratan masing-masing Negara, misalnya seperti Uni Eropa, ACFTA, NAFTA dan sebagainya.3. Digunakan oleh bursa saham dan ahli regulasi yang didalamnya terdapat perusahaan domestic maupun perusahaan internasional untuk menyesuaikan pelaporan keuangan mereka sesuai dengan International Accounting Standard agar dapat mempermudah investor didalam membuat keputusan investasi.4. Digunakan bank Dunia dan beberapa badan pengembangan lainnya untuk peminjam dana dan penerima dana bantuan, khususnya suatu Negara atau korporasi dalam penyusunan pelaporan keuangan dan pertanggungjawaban.5. Digunakan Badan Internasional untuk memperbaiki system pelaporan akuntansinya sesuai dengan IAS.6. Sebagai perhitungan angka pertumbuhan dalam sebuah Negara atau multinasional corporate.2.3 Harmonisasi dan Konvergensi Akuntansi InternasionalDalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.Terdapat beberapa keuntungan Harmonisasi Internasional, diantaranya;1) Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.2) Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.3) Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.4) Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar internasional. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sistem Akuntansi di Suatu NegaraRadebaugh dan Gray (1997:47) menyebutkan sedikitnya ada empat belas faktor yang mempengaruhi sistem akuntansi perusahaan. Radebaugh dan Gray menjelaskan hubungan antara faktor-faktor tersebut di atas dengan sistem akuntansi perusahaan sebagai berikut.

a. Sifat kepemilikan perusahaanKebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki public dibandingkan dengan pada perusahaan keluarga.b. Aktivitas usahaSistem akuntansi dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha, misalnya agribisnis yang berbeda dengan manufaktur, atau perusahaan kecil yang berbeda dengan perusahaan multinasional.c. Sumber pendanaanKebutuhan akan pengungkapan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik lebih besar ditemui pada perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sumber pendanaan dari para pemegang saham eksternal dibandingkan dengan pada perusahaan dengan sumber pendanaan dari perbankan atau dari dana keluarga.d. Sistem perpajakanNegara-negara seperti Perancis dan Jerman menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar penentuan utang pajak penghasilan, sedangkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris menggunakan laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan aturan perpajakan sebagai dasar penentuan utang pajak dan disampaikan terpisah dengan laporan keuangan untuk pemegang saham.

e. Eksistensi dan pentingnya profesi akuntanProfesi akuntan yang lebih maju di negara-negara maju juga membuat system akuntansi yang dipakai lebih maju dibandingkan dengan di negara-negara yang masih menerapkan sistem akuntansi yang sentralistik dan seragam.f. Pendidikan dan riset akuntansiPendidikan dan riset akuntansi yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang. Pengembangan profesi juga dipengaruhi oleh pendidikan dan riset akuntansi yang bermutu.g. Sistem politikSistem politik yang dijalankan oleh suatu negara sangat berpengaruh pada sistem akuntansi yang dibuat untuk menggambarkan filosofi dan tujuan politik di negara tersebut, seperti halnya pilihan atas perencanaan terpusat (central planning) atau swastanisasi (private enterprises). h. Iklim sosialIklim sosial diartikan sebagai sikap atas penghargaan terhadap hak-hak pekerja dan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut pada umumnya dipengaruhi atas sistem sosial tersebut.i. Tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunanPerubahan struktur perekonomian dari agraris ke manufaktur akan menampilkan sisi lain dari sistem akuntansi, antara lain dengan mulai diperhitungkannya depresiasi mesin. Industri jasa juga memunculkan pertimbangan atas pencatatan aktiva tak berwujud seperti merek, goodwill dan sumber daya manusia.j. Tingkat inflasiTimbulnya hyperinflation di beberapa negara di kawasan Amerika Selatan membuat adanya pemikiran untuk menggunakan pendekatan lain sebagai alternatif dari pendekatan historical cost.k. Sistem perundang-undanganDi negara-negara seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan civil codes, aturan-aturan akuntansi yang dipakai cenderung rinci dan komprehensif, berbeda dengan Amerika Serikat dan Inggris yang menggunakan common law.l. Aturan-aturan akuntansiStandar dan aturan akuntansi yang ditetapkan di negara tertentu tentunya tidak sepenuhnya sama dengan negara lain. Peran profesi akuntan dalam menentukan standar dan aturan akuntansi lebih banyak ditemukan di negara-negara yang telah memasukkan aturan-aturan profesional dalam aturan-aturan perusahaan, seperti di Inggris dan Amerika Serikat.Dalam buku Schroeder (2009) menyatakan bahwa sistem akuntansi dari suatu Negara akan berbeda dengan system akuntansi di Negara lainnya. Ada dua hal membedakan system akuntansi di tiap Negara. Dua hal tersebut adalah1) Kebudayaan (culture)Kebudayaan akan membedakan suatu system akuntansi suatu Negara. Hosted menyatakan bahwa budaya merupakan suatu identitas yang dapat digunakan untuk membedakan suatu kelompok orang dengan lainnya. System akuntansi juga demikian, ia akan berbeda tergantung dengan kebudayaan yang juga ikut mengembangkannya.2) Kekuatan lingkungana. Tingkat pendidikanSemakin tinggi tingkat pendidikan suatu Negara maka akan semakin lengkap perkembangan system akuntansinya. Tingkat pendidikan ini termasuk didalamnya tingkat warga buta huruf, warga yang lulus sekolah, orientasi dari pendidikan dan lainnya.b. System politikSystem politik (seperti sosialis, liberal, demokratis, dll) akan mempengaruhi perkembangan dan system akuntansi itu sendiri. Di Negara sosialis misalnya laporan keuangan harus mempertimbangkan ekuitas lingkungan dan sosial juga.c. System legalSemakin pmerintah kuat dalam memberikan preskripsi dan control akuntansi terkait prosedur maka akan semakin lemah tingkat otoritas profesi akuntan. Hal ini akan berpengaruh pada system yang ada.d. Perkembangan ekonomiNegara dengan tingkat ekonomi rendah akan kurang memerlukan suatu system yang rumit atau dengan kata lain sistemnya lebih sederhana dan begitu pula sebaliknya.

2.6 Pola-Pola Budaya Menurut HofstedeKonsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang antropologi sejak awal mula dan memperoleh perhatian dalam perkembangan awal studi perilaku organisasi. Geert Hofstede telah mengajukan konsep budaya dalam teori organisasi, dalam hal ini sebagai salah satu dimensi dalam memahami perilaku organisasi. Konsep ini menjadi penting dalam teori ekonomi dan manajemen saat ini, dalam era globalisasi, ketika banyak perusahaan mutinasional beroperasi di berbagai negara dengan berbagai ragam budaya yang berbeda.2.6.1 Individualisme vs. KolektivismeIndividualisme adalah lawan dari kolektivisme, yaitu tingkat di mana individu terintegrasi ke dalam kelompok. Dari sisi individualis kita melihat bahwa terdapat ikatan yang longgar di antara individu. Setiap orang diharapkan untuk mengurus dirinya masing-masing dan keluarga terdekatnya. Sementara itu dari sisi kolektivis, kita melihat bahwa sejak lahir orang sudah terintegrasi ke dalam suatu kelompok. Bahkan seringkali keluarga jauh juga turut terlibat dalam merawat sanak saudara dan kerabatnya.2.6.2 Large versus Small Power DistanceMenurut Hofstede, power distance adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan dari suatu power yang tidak seimbang di antara orang. Budaya di mana beberapa orang dianggap lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras, umur, pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang atau faktor lainnya merupakan bentuk power distance yang tinggi. Pada negara yang memiliki power distance yang tinggi, masyarakat menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik. Sementara itu budaya dengan power distance yang rendah cenderung untuk melihat persamaan di antara orang dan lebih fokus kepada status yang dicapai daripada yang disandang oleh seseorang.Rendah dan tingginya power distance berada pada semua budaya tetapi cenderung mengarah pada yang lebih unggul. Budaya yang power distancenya tinggi sebagai contohnya adalah Egypt, Ethiopia, Ghana,Guatemala,India, malaisya, Nigeria, panama, arab Saudi, dan veneuzela. Budaya yang rendah power distance nya adalah Australia, Canada, Denmark, Germany, Ireland, Israel, New zeland, Sweden dan Usa.2.6.3 Strong versus Weak Uncertainty AvoidanceSalah satu dimensi dari Hofstede adalah mengenai bagaimana budaya nasional berkaitan dengan ketidakpastian dan ambiguitas, kemudian bagaimana mereka beradaptasi terhadap perubahan. Pada negara-negara yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar, cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan, menghindari risiko dan mengandalkan peraturan formal dan juga ritual. Kepercayaan hanyalah diberikan kepada keluarga dan teman yang terdekat. Akan sulit bagi seorang negotiator dari luar untuk menjalin hubungan dan memperoleh kepercayaan dari mereka. Pada negara dengan uncertainty avoidance yang rendah, atau memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk ketidakpastian, mereka cenderung lebih bisa menerima risiko, dapat memecahkan masalah, memiliki struktur organisasi yang flat, dan memilki toleransi terhadap ambiguitas. Bagi orang dari masyarakat luar, akan lebih mudah untuk menjalin hubungan dan memperoleh kepercayaan.Penghindaran ketidakpastian berguna dalam memahami perbedaan apabila berkomunikasi dengan strangers.Orang yang berada pada budaya yang penghindaran ketidakpastiannya tinggi mencoba menhindari ambigouity dan mengembangkan aturan dan ritual dalam setiap situasi yang mungkin.2.6.4 Masculinity versus Feminity Maskulitas yang tinggi melibatkan penempatan nilai yang tinggi pada sesuatu, kekuatan, ketegasan mengenai kualitas hidup adalah rendah pada maskulinity dan tinggi pada femininity. Sistem budaya yang tinggi pada index masculinity nya menekankan pada perbedaan peran social, performance, ambisi, dan indepence.Sistem yang rendah pada masculinity menekankan peran sex, kualitas hidup, jasa, dan interdependence.Hofstede menyatakan bahwa perbandingan antara orang-orang dalam budaya feminine, orang-orang dalam budaya maskulin adalah lebih kuat dalam motivasi untuk mencapai cita-cita, pandangan kerja lebih sebagai pusat kehidupannya.

2.7 Hubungan Nilai-Nilai Akuntansi Gray dan Nilai-Nilai Budaya dari HofstedeGray (1988) mengidentifikasi empat budaya akuntansi yang bisa digunakan untuk mendefinisikan sub-budaya akuntansi: Professionalism, Uniformity, Conservatism, and secrecy. Penjelasan mengenai nilai-nilai sub-budaya tersebut sebagai berikut;1. Professionalism vs. Statutory Control, adalah preferensi untuk melaksanakan pertimbangan profesional individu dan memelihara aturan-aturan yang dibuat sendiri untuk mengatur profesionalitas dan menolak patuh dengan perundangan-undangan dan kontrol dari pihak pemerintah. 2. Uniformity vs. Flexibility, adalah suatu preferensi untuk memberlakukan praktik akuntansi yang seragam antara perusahaan dan penggunaan praktik tersebut secara konsisten dan menolak flexibelitas.3. Conservatism vs. Optimism, adalah suatu preferensi untuk suatu pendekatan hati-hati dalam pengukuran dan juga sesuai dengan ketidakpastian masa yang akan datang. Dimensi menolak untuk konsep lebih optimis dan pendekatan yang penuh resiko.4. Secrecy vs Transparency, adalah suatu preferensi untuk bersikap konfidensial dan membatasi disclosure informasi mengenai bisnis dan menolak untuk bersikap transfaran, terbuka, dan pendekatan pertanggungjawaban pada publik.Hubungan nilai-nilai akuntansi dengan nilai-nilai budaya

ProfesionalismeUniformityConservatismSecrecy

Power Distance-+?+

Uncertainty avoidance-+++

Individualism+---

Masculinity??--

Keterangan: (+) berhubungan positif( - )berhubungan negative(?) tidak jelas hubungannya

Hubungan antara dimensi budaya menurut Hofstede dan dimensi akuntansi menurut Gray dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;1. Profesionalisme berhubungan erat dengan individualisme yang tinggi, sangat tergantung pada pertimbangan profesional dan menolak pengawasan hukum. Profesionalisme juga berhubungan dengan tingkat menghindari ketidak pastian yang rendah (menerima variasi pertimbangan profesional) dan masculiniti serta power distance yang kecil (butuh dana pensiun dan mutual fund lainnya).2. Keseragaman dekat dengan tingkat menghindari ketidakpastian yang kuat dan individualisme yang rendah serta power distance yang tinggi.3. Konservatisme berhubungan kuat dengan menghindari ketidak pastian yang kuat dan induavidualisme yang rendah dan maskulinitas yang tinggi.4. Secrecy sangat dekat dengan menghindari ketidakpastian yang tinggi dan power distance yang besar serta individualisme dan maskulinitas yang rendah.