makalah

52
BAB I PENDAHULUAN Masalah ekonomi merupakan masalah yang dapat dianggap universal. Sebab seluruh dunia menaruh perhatian pada masalah ekonomi. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa peperangan atau penjajahan yang terjadi-sekalipun tidak seluruhnya tetapi kebanyakan- dikarenakan masalah ekonomi juga. Penjajahan, perbudakan, maupun penindasan tidak lain hanyalah perwujudan yang memiliki sisi lain dari peperangan yang terjadi. Para ahli ekonomi sibuk dan membuat dunia seluruhnya tenggelam dalam karangan-karangan mereka soal ekonomi. akan tetapi, jarang sekali yang dapat dipertemukan satu sama lain dalam sedikit atau banyak hal. Begitu ketat dan sengitnya perseteruan itu, maka dunia terbagi menjadi blok-blok, yaitu blok barat dan blok timur; kapitalis dan komunis, dan seterusnya. Dengan adanya blok-blok tersebut, maka semakin sulit bagi ilmu ekonomi untuk memecahkan persoalan masyarakat dalam kehidupannya. Karena tidak ada suatu strategi dan cara yang utuh dan menyeluruh. Di sisi lain, aspek kehidupan umat manusia sangat kompleks. Mengingat pentingnya persoalan ekonomi bagi kehidupan umat manusia, mengapa persoalan ekonomi ini tidak dapat diselesaikan secara komprehensif. Tentu saja, pisau 1

Upload: pippinlam

Post on 23-Nov-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akuntansi syariah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Masalah ekonomi merupakan masalah yang dapat dianggap universal. Sebab seluruh dunia menaruh perhatian pada masalah ekonomi. Oleh karena itu, banyak yang beranggapan bahwa peperangan atau penjajahan yang terjadi-sekalipun tidak seluruhnya tetapi kebanyakan-dikarenakan masalah ekonomi juga. Penjajahan, perbudakan, maupun penindasan tidak lain hanyalah perwujudan yang memiliki sisi lain dari peperangan yang terjadi. Para ahli ekonomi sibuk dan membuat dunia seluruhnya tenggelam dalam karangan-karangan mereka soal ekonomi. akan tetapi, jarang sekali yang dapat dipertemukan satu sama lain dalam sedikit atau banyak hal. Begitu ketat dan sengitnya perseteruan itu, maka dunia terbagi menjadi blok-blok, yaitu blok barat dan blok timur; kapitalis dan komunis, dan seterusnya.Dengan adanya blok-blok tersebut, maka semakin sulit bagi ilmu ekonomi untuk memecahkan persoalan masyarakat dalam kehidupannya. Karena tidak ada suatu strategi dan cara yang utuh dan menyeluruh. Di sisi lain, aspek kehidupan umat manusia sangat kompleks. Mengingat pentingnya persoalan ekonomi bagi kehidupan umat manusia, mengapa persoalan ekonomi ini tidak dapat diselesaikan secara komprehensif. Tentu saja, pisau bedah persoalan inilah yang mungkin kurang tepat untuk diterapkan. Untuk itu, kita perlu kembali pada strategi serta cara yang benar dan menyeluruh.Kalau kita kembali kepada ajaran islam, dalam QS Ar Rum, Allah secara tegas menyatakan:39. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).40. Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).Undang-undang perekonomian kita telah dijelaskan oleh ayat tersebut. Oleh karena itu, pemikiran atas dasar Al Quran dan Hadits Rasulullah sebagai undang-undang tertinggi bagi kaum muslim, dalam melakukan aktivitas kehidupannya perlu dirasionalisasikan dan diimplementasikan. Upaya ini harus segera dilakukan sebelum bertambah lagi persoalan-persoalan genting kehidupan ini muncul.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Ekonomi Islam dan Pemikiran Menuju Akuntansi SyariahIslam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bekerja, optimis, kreatif, dinamis, dan inovatif. Ajaran ini dimaksudkan agar umat islam selalu dapat menyesuaikan diri dengan percepatan perkembangan yang terjadi dalam mayarakat. Dengan ajaran tersebut, islam telah menjadi agama yang memiliki kekuatan dinamis dalam dunia modern ini.Dewasa ini perkembangan masyarakat tampaknya mengarah kepada asalnya (back to nature atau back to basic). Ramalan Naisbitt (1994) [yang dikutip oleh Harahap (1997, 2)] sempat menerjemahkan fenomena ini dalam bukunya Megatrend 2000, menyebutkan bahwa masyarakat di tahun 2000 dan seterusnya semakin mengalami peningkatan kadar keberagaman dan semangat keagamaan. Artinya masyarakat akan kembali memberikan perhatian kepada ajaran agamanya.Gejala tersebut muncul karena ternyata apa yang dilakukan mansia selama ini untuk mencari kesenangannya sendiri dengan pola sendiri tdak membawa kebahagiaan. Akhirnya manusia mulai mencari kecenderungan baru, yaitu mencari cara untuk dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki. Oleh karena itu, jalan satu-satunya adalah dengan kembali kepada ajaran agamanya. Dengan kata lain, perilaku dalam berbagai bidang: politik, sosial, budaya, ekonomi harus dilandaskan pada syariah. Sehingga wajarlah bila perkembangan terakhir di negara kita, khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis, mulai bermunculan lembaga-lembaga bisnis yang falsafah dan sistem operasionalnya didasarkan pada syariah.Pergeseran masyarakat ini juga berkembang sampai ke dalam dunia ilmiah. Bagaimanapun juga, negara barat tidak dapat selamanya menyembunyikan kontribusi perkembangan peradaban umat islam yang telah maju lebih dahulu dengan puncaknya 900-1200 M, sedangkan peradaban barat sekitar 1350 sampai sekarang. Islam lebih dahulu memiliki pemikiran-pemikiran terkemuka yang selama ini disembunyikan, seperti Ibn Rusyd, Ibn Sina, Maskaweh, Aljabar, Alkhawariz.jelas bahwa dinamika masyarakat islam dalam kancah perkembangan peradaban umat manusia memberikan kontribusi yang begitu besar. Akan tetapi, kenyataannya masyarakat islam apabila dibandingkan dengan masyarakat barat jauh tertinggal. Khususnya dalam ekonomi, masyarakat muslim aau negara-negara islam masih berada dalam kelas masyarakat atau negara menengah ke bawah.Negara-negara islam tengah menderita keterbelakangan ekonomi secara luar biasa, yaitu mubadzirnya atau kurang dimanfaatkannya sumber daya manusia dan fisik. Akibatnya kemiskinan, keterbelakangan, dan stagnansi terjadi dimana-mana. Meskipun negara itu termasuk kaya sumber daya, namun keadaan ekonominya tetap tidak berkembang. Standar hidup rata-rata penduduknya masih rendah.Secara makro kita mengetahui bahwa negara-negara islam tidak memiliki strategi pembangunan yang benar-benar didasarkan pada prinsip islam. Bahkan secara ideologis politik-ekonomi, negara-negara tersebut masih berangkat dari falsafah Kapitalisme dan Sosialisme. Padahal Shopian mengatakan bahwa,Nilai-nilai moralitas pembangunan dan kerja sama di antara negara berkembang tersebut dapat pula menjadi gambaran betapa konsepsi pembangunan masyarakat islam haruslah didasarkan pada formulasi dasar-dasar etika yang digali dari semangat Al Quran dan As Sunnah.Islam adalah agama universal yang sederhana, mudah untuk dipahami dan dirasionalisasikan. Islam ada didasarkan pada tiga prinsip fundamental, yaitu tauhid, khilafah, dan adalah. Prinsip-prinsip ini bukan hanya sekedar tujuan akhir syariah, tapi juga merupakan strategi untuk mewujudkan syariah tersebut.Konsep pembangunan ekonomi islam tidak dapat terlepas dari konsep pembangunan islami. Agama islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah pembangunan ekonomi, namun tetap menempatkan pembangunan umat manusia sebagai masalah yang lebih penting dan lebih besar. Fungsi utama islam adalah membimbing manusia pada jalur yang benar dengan arah yang tepat. Oleh karena itu, apabila kita memiliki komitmen pada pembangunan ekonomi, semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi harus menyatu dengan pembangunan umat manusia secara keseluruhan. Di samping itu, kerangka landasannya harus jelas dan kokoh. Menurut Chapra ada lima dasar filosofis yang melandasi berlangsungnya pembangunan kehidupan umat, yaitu:1. Tauhid, yang meletakkan dasar-dasar hubungan antara Allah-manusia dan manusia dengan sesamanya2. Rubbubiyah, yang menyatakan dasar-dasar hukum Allah untuk selanjutnya mengatur model pembangunan yang bernapaskan islam3. Khilafah, yang menjelaskan status dan peran manusia sebagai wakil Allah di muka bumi. Pertanggungjawaban ini menyangkut manusia sebagai muslim maupun sebagai anggota dari umat manusia. Dari konsep ini lahir pengertian tertang perwalian, moral, politik, ekonomi, etika, serta prinsip-prinsip organisasi sosial4. Tazkiyah, misi utama utusan Allah untuk mensucikan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesamanya, alam lingkungan, masyarakat, dan negara5. Falah, yaitu sukses di dunia maupun di akhirat.Selain lima dasar pokok tersebut dalam kerangka islam, pembangunan adalah aktivitas yang multidimensional. Semua usaha harus diarahkan kepada keseimbangan dari berbagai faktor dan tidak ada ketimpangan diantaranya. Pembangunan akan menimbulkan sejumlah perubahan secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan dua aspek ini harus seiring, sehingga tidak menimbulkan ketimpangan atau kesenjangan yang terlepas dari prinsip kebenaran dan keadilan. Hasil dari pembangunan ekonomi biasanya diwujudkan dalam bentuk produk yang seharusnya dimiliki oleh warga negara dan terdistribusikan secara adil. Sehingga ada dua konsep utama dalam kerangka sstem ekonomi islam, yaitu kerangka kepemilikan dan keadilan. Kepemilikan dan keadilan pembangunan ekonomi dapat benar-benar terwujud apabila tidak terjadi akumulasi modal dan sentralisasi kekuasaan. Hal ini juga akan mengantarkan kepada konsep etika ekonomi islam.Ide keadilan ekonomi islam didasarkan pada dua unsur: pertama, bentuk keseimbangan dan proporsi yang harus dipertahankan diantara masyarakat dengan mengindahkan hak-hak mereka. Kedua, bagian yang menjadi hak setiap orang dengan penuh kesadaran harus diberikan kepadanya, apa yang dituntut dalam hal ini adalah keseimbangan dan proporsi yang tepat bukannya persamaan.1. Pendekatan Umum dalam Pembangunan EkonomiKegagalan pembangunan ekonomi secara tradisional ditandai dengan adanya kemiskinan masyarakat, eksploitasi kaum miskin dari kaum kaya dan berkuasa, meningkatnya disparitas pada tingkat regional dan internasional, tidak seimbangnya produksi dan konsumsi terhadap kebutuhan lingkungan, dan tidak rasionalnya pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaiki. Oleh karena itu, beberapa ahli ekonomi menekankan perlunya pertanggungjawaban sosial, kultural, dan agama dalam memilih jalur-jalur pembangunan, yang lebih baik daripada jalur atau strategi pembangunan pola barat.2. Membangkitkan Kembali Pendekatan Pembangunan secara IslamiIslam adalah agama yang memilikimkode etika kehidupan yang komplit, sehingga sangat potensial untuk menyelesaikan masalah kehidupan umat manusia, baik dari sisi sosial, politik, dan ekonomi. pada kenyataannya, sampai saat ini ekonomi masyarakat muslim masih mengekor sistem kapitalis barat dan beberapa negara juga menganut sistem sosialis dan nasionalis sejak mereka memperoleh kemerdekaannya dari kekuatan asing. Jadi perlu adanya komitmen melakukan transisi dari paradigma lama ke paradigma islam. Sebab tidak satu pun sistem yang dapat mengantarkan kebaikan bagi masyarakat muslim. Upaya-upaya yang dilakukan oleh negara islam untuk keluar dari masalah cengkraman bangsa barat, dewasa ini telah diupayakan. Upaya inilah yang disebut dengan proses islamisasi.3. Sistem Ekonomi IslamAda dua aliran besar sistem ekonomi yang dikenal di dunia, yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonomi sosialisme. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa aliran kapitalisme dapat dikatakan mendominasi praktik ekonomi di berbagai belahan bumi ini, karena terbukti bahwa aliran ini lebih menjanjikan kemakmuran masyarakat yang menjadi tujuan semua sistem perekonomian. Sementara itu, aliran sosialisme tampak menjadi kurang populer karena terbukti dari beberapa negara yang menerapkannya, tingkat kemakmuran yang dicapai kalah jauh dari negara-negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalisme. Oleh karena itu, dapat disaksikan akhir-akhir ini semakin banyak negara yang mengorientasikan sistem ekonominya menjadi kapitalisme.Kalau dicermati lebih jauh, ada sebuah sistem lain yang berbeda dari sistem ekonomi kapitalisme maupun sosialisme, yaitu sistem ekonomi islam. Terlepas daro perbedaan pandangan diantara berbagai pihak, ternyata msih ada sebagian kalangan yang mempertanyakan apakah perlu dipakai istilah sistem ekonomi islam atau tidak. Dipandang dari sudut pandang keilmuan, sistem ekonomi islam dapat disejajarkan dengan kapitalisme dan sosialisme sebagai sebuah sistem.perbandinagn ketiga sistem ini dapat dilihat pada tabel berikut.

SosialismeSistemEkonomi IslamKapitalisme

Paradigma MarxismeParadigma SyariahParadigma Ekonomi Pasar

Dasar Landasan Mikro:Tidak ada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksiDasar Landasan Mikro:Muslimin (ahsani taqwim)Dasar Landasan Mikro:manusia ekonomi

Landasan Filosofis:Materialisme dialektikalLandasan Filosofis:Individualisme dalam peran dari wakil Tuhan di bumi dangan tujuan untuk mencapai falah di dunia dan akhirat, pertanggungjawaban atas kinerjaLandasan Filosofis:Individualisme utilitarian berdasarkan filosofi laissezfaire

Sistem ekonomi islam merupakan subsistem dari suprasistem ajaran islam. Sebagai sebuah subsistem, sistem ekonomi islam tegak dan ditegakkan dengan bertumpu pada pilar-pilar atau landasan yang kokoh. Menurut Dumairy pilar-pilar atau landasan itu adalah:1. Nilai dasar2. Nilai instrumen3. Nilai filosofis4. Nilai normatif5. Nilai praktis.Untuk dapat menjalankan suatu sub atau sistembaru dari kerangka sistem yang telah ada, harus mengkaji pilar-pilar tersebut sehingga apa yang direncanakan dan akan dilaksanakan dapat diwujudkan, tanpa banyak menimbulkan dampak kurang baik kepada masyarakat pemakai.Bangun ekonomi islam atau ekonomi syariah (yang di dalamnya mencakup ilmu manajemen dan akuntansi) akan menjadi sebuah sistem ekonomi yang kokoh apabila dari seluruh aspek bangun sistem tersebut dapat dikenali berdasarkan sistem-Nya atau pendekatan sistem. Dengan demikian, secara parsial menurut Dumairy dapat dirumuskan:Ilmu ekonomi yang islami ialah ilmu ekonomi yang bernapaskan islam, diciptakan dengan sendi dan landasan ajaran islam; teori dan model ekonomi yang islami adalah teori dan model yang bernapaskan islam, disusun dan dibentuk dengan bersendikan dan berlandaskan ajaran islam; kebijakan ekonomi yang islami adalah kebijakan ekonomi yang bernapaskan islam, yaitu suatu kehidupan yang perekonomiannya dijalankan bedasarkan ilmu, teori, serta kebijakan yang bernapaskan islam.Apabila perekonomian yang dijalankan hanya kebijakan-kebijakannya saja yang islami sehingga diklaim sebagai ekonomi yang islami padahal ilmu ekonomi yang menjadi rujukannya bukan merupakan ilmu ekonomi yang islami, maka hal itu sama saja dengan islamisasi ilmu ekonomi yang bersangkutan. Sama saja maknanya dengan berapologi mencari-cari pembenaran sesuatu yang tidak islami agar sesuai dengan ajaran islam. Bukan kehidupan ekonomi islam yang seperti itu yang diinginkan oleh umat islam. Bukan ekonomi islam yang merupakan hasil pemufakatan antara ide ekonomi nonislam dengan kaidah-kaidah keislaman. Melainkan ekonomi islam yang murni bersumber dan digali dari ajaran islam, dengan Al Quran dan Hadits sebagai rujukan utama serta ijtihad sebagai rujukan tambahan. Filosofi dari masing-masing dan untuk seluruh unsur sistem perekonomian tersebut haruslah islam, tidak dapat ditawar-tawar.Dengan kata lain, diperlukan upaya pendekatan sistem untuk melakukan berpikir mengenali tentang faktor dan kemungkinan kekokohan bangunan sistem ekonomi islam yang semestinya, baru kemudian dilakukan berpikir untuk melaksanakannya.4. Perkembangan Pemikiran EkonomiIslam, sejak risalah Muhammad SAW sampai kepada suatu zaman yang disebut the golden age of islam lalu ke zaman pembekuan atau kegelapan (the dark age) merupakan pengalaman empiris dan sebagai batu uji pemikir muslim era globalisasi untuk membangkitkan kembali islam. Apabila kebangkitan ini berhasil, islam akan mewarnai abad ekonomi modern dewasa ini, baik di tingkat nasional, regional, maupun global. Pertemuan para ahli ekonomi muslim sedunia dalam International Conference Of Islamic Economic 1 di Mekah pada 1976 telah mendorong gairah untuk menggali nilai islam bagi ekonomi bangsa dunia di tengah-tengah krisis kehidupan akibat sistem ekonomi kapitalis individualistik dan marxis sosialistik.Konsep ekonomi islam mampu mengentaskan kehidupan manusia dari ancaman pertarungan, perpecahan akibat persaingan, kegelisahan akibat kerakusan, dan ancaman-ancaman keselamatan, keamanan, serta ketentraman hidup manusia kepada kehidupan yang damai dan sejahtera.5. Sistematik Nilai EkonomiMenurut Saefudin, sistematik adalah menggolongkan nilai-nilai menurut hierarki tertentu sehingga kita dapat menarik hubungan-hubungan nilai dan interaksinya, dan dengan demikian eksistensi suatu sistem dapat dijelaskan. Hierarki nilai-nilai secara aksiologi menunjukan hierarki strategis dan taktik untuk suatu kerangka referensi yang selalu berubah, maupun yang bersifat mutlak. Oleh karena itu, sistematik hierarki nilai dari suatu sistem pada dasarnya sama, yang membedakan ialah substansi nilai tersebut yang ditentukan oleh agama atau aliran pemikiran tertentu.Sistem ekonomi harus disusun dari seperangkat nilai-nilai yang dapat membangun organisasi kegiatan ekonomi menurut kerangka referensi tertentu. Seperangkat nilai berdasarkan pada pandangan filsafat tentang ekonomi dan dipihak lain merupakan interaksi nilai-nilai yang membentuk perangkat nilai dasar dan nilai instrumental bagi kegiatan ekonomi yang dikehendaki oleh sistem. Dengan demikian, komponen penting dalam menyusun eksistensi sistem ekonomi ada tiga, yaitu filsafat, nilai dasar, dan nilai instrumental ekonomi.Filsafat ekonomi merupakan prinsip dasar sistem yang dibangun menurut dokrin kehidupan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan, senagai pedoman nilai-nilai dan pandangan tentang kegiatan ekonomi. Bertolak dari filsafat ekonomi dapat diturunkannilai-nilai dasar yang akan membangun kerangak sosial, legal, dan tingkah laku dari sistem. Kemudian diturunkan nilai-nilai instrumental sebagai perangkat aturan permainan yang akan menjamin terlaksananya atau tergeraknya sistem yang ada. Sistem ekonomi bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi atau keadilan distribusi, kebebasan persaingan individual atau saling kebergantungan masyarakat/ negara, pembangunan ekonomi dengan memelihara moral agama.Menghadapi berbagai sistem ekonomi didunia ini kita hendaknya kembali kepada konsep segi tiga (triangle) filsafat Tuhan-manusia-alam yang saliang mengutamakan eksistensinya masing-masing dimana Tuhan terletak disudut paling puncak.

Tuhan

Manusia Alam

6. Filsafat Ekonomi IslamFilsafat ekonomi merupakan orientasi dasar ilmu ekonomi, yang dapat berlainan menurut kerangka referensi berbeda. Filsafat ekonomi islam sendiri merupakan alternatif dan menjadi orientasi dasar ilmu ekonomi yang paradigmanya relevan dengan nilai-nilai logika, etika, dan estetika yang Islami. Dalam pembahasan selanjutnya kita akan melihat tiga referensi filsafat ekonomi, yaitu aliran Kapitalisme, aliran Marxisme, dan menurut Islam.Filsafat ekonomi Kapitalisme tergambar pada prinsip laissez faire dan kekuatan tersamar, kebebasan orang diberikan sepenuhnya untuk mengeruk keuntungan bagi dirinya. Filsafat ini memandang bahwa Tuhan itu memang ada tetapi tidak ikut campur dalam bisnis manusia, atau menganggap bahwa Tuhan itu sudah pensiun, tidur, sudah pindah, atau sedang jalan-jalan ke negara-negara dan bangsa yang sedang berkembang. Filsafat semacam ini menggambarkan agnotisisme yang pada gilirannya akan menerima akibat fatal bagi eksistensi konsepsegi tiga. Filsafat ini membawa manusia kapada kehidupan yang materialistis walaupun masih mengaku ada segi-segimoral dan rohani agama dalam kehidupan.Filsafat ekonomi Marxisme terkenal dengan konsep perjuanagna kelas dan pertentangan kelas, revolusi, dan kekuasaan proletar. Perjuangan dan pertentangan kelas ini adalah penjabaran dari filsafat konflik, moodifikasi, dan gambaran macam-macam Tuhan bangsa Yunani yang satu sama lain bertentangan dengan kemauan dan keinginan, dan Tuhan pembalas dendam dari kebudayaan Ibrani Kristen. Dengan demikian, filsafal Matxisme ini pada dasarnya mengingari agama dan membawa manusia kepada materialisme juga.Dari uraian kedua macam filsafat tersebut maka dapat diketahui ternyata filsafat tersebut menghasilkan ilmu ekonomi yang selain tidak dapat secara bulat memecahkan masalah ekonomi, tetapi juga tidak sanggup memecahkan masalah manusiannya, karena disini manusia dianggap hanya sebagai subjek budaya saja, karena manusia sesungguhnya sekedar binatang ekonomi (homo economicus).Filsafat ekonomi Islam adalah sisitem ekonomi yang berasaskan pada konsep Tauhid. Tiga asas pokok filsafat ekonomi Islam yang menjadi dasar ilmu ekonomi Islam yaitu :a. Dunia dengan segala isisnya adalah milik Allah dan berjalan menurut kehendak-Nya;b. Allah dalah pencipta semua makhluk dan semua makhluk tunduk kepada-Nya;c. Iman kepada hari kiamat akan mempengaruhi tingkah laku ekonomi manusia menurut horizon waktu.Makna dari tiga asas pokok filsafat ekonomi Islam yang merupakan orientasi dasar ilmu ekonomi dapat diuraikan sebagai berikut:a. Dunia ini, semua harta dan sumber0sumber kekayaan adalah milik Allah danfaatkan sesuai dengan aturan-Nya. Kepunyaan-Nya apa yang ada dilangit dan segala yang dibumi, semua ynag ada di antara keduannya dan apa yang dibawah tanah. Manusia sebagai khalifah-Nya hanya mempunyai hak khilafah dan tidak absolut serta harus unduk melaksanakan hukum-Nya.b. Allah itu Esa, pencipta segala makhluk dan semua yang diciptakan-Nya tunduk kepada-Nya. Alam ini, semua flora dan fauna, ditundukkan oleh Allah bagi umat manusia sebagai sumber manfaat ekonomis dan bahan pemenuhan kebutuhan umat manusia. Semua manusia adalah sama dan tidak terbentuk atas kelas-kelas, sedangkan perbedaannya ialah pada keterandalannya taqwa dalam perbuatan amal salehnya. Sedangkan ketidak merataan karunia nikmat dan kekayaan sumber-sumber ekonomi kepada perorangan adalah kuasa Allah, tujuannya adalah agar mereka yang diberi kelebihan sadar menegakkan persamaan masyarakat (egalitarian) dan bersyukur kepada-Nya.c. Iman kepada hari pengadilan (kiamat). Seorang muslim yang melakukan tindakan ekonomi tertentu akan mempertimbangkan akibatnya pada hari kemudian. Menurut dalil ekonomi, hal ini mengandung maksud bahwa orang akan membandingkan manfaat dan biaya (benefit cost) dalam memilih kegiatan ekonomi dengan menghitung nilai sekarang dan hasil yang akan dicapai pada masa mendatang. Hasil kegiatan mendatang ialah semua yang diperoleh baik sebelum maupun sesudah mati (extended time horizon).Ketiga asas tersebut berpangkal dari asas tauhid, yang jelas sangat berbeda jauh dengan asas filsafat ekonomi lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa bilafilsafat sudah berlainan maka nilai-nilai dasar dan istrumental dari ekonomi akan menunjukkan perbedaan-perbedaan yang nyata pula.7. Nilai Dasar Ekonomi IslamNilai-nilai dasar ekonomi Islam memiliki asas filsafat tauhid. Tauhid memiliki konteks etika yang menunjuk pada integrasi antara aspek-spekspiritual dan temporal dalam eksistensi manusia. Etika merupakan hal terpenting dalam Islam. Tauhid bukanlah sekedar tujuan (objective), tetapi pedoman bagi proses dinamis, suatu hal yang sangat relevan bagi ilmu ekonomi. Nilai-nilai dasar eonomi yang berfalsafah tauhid, menurut Saefuddin (1998), adalah :a. Kepemilikan (ownership)1) Kepemilikan terletak pada kemanfaatannya dan bukan menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. Seorang muslim yang tidak memproduksi manfaat dari sumber-sumber yang dimanfaatkan Allah padanya akan kehilangan hak atas sumber-sumber tersebut, seperti berlaku terhadap pemilikan lahan atau tanah.2) Kepemilikan terbatas sepanjang usia hidup manusia didunia, dan bila orang itu mati, maka harus didistribusikan kepadaahli warisnya menurut ketentuan Islam.3) Kepemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber ekonomi yang menyangkut kepentingan umum atau hajat hidup orang banyak. Sumber-sumber ini menjadi milik umum dan negara.b. Keseimbangan (equilibrium)Konsep keseimbangan tidak hanya sekedar seimbang antara timbangan kebaikan hasil usahanya diarahkan untuk dunia dan untuk akhirat saja, tetapi berkaitan juga dengan kepentingan (kebebasan) perorangan dengan kepentingan umum yang harusdipelihara, grow with equity tampil dalam kehidupan ekonomi masyarakat, dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Konsep nilai kesederhanaan berlaku dalam tingkah laku ekonomi terutama menjauhi konsumerisme. Contoh dari nilai keseimbangan ini misalnya kesederhanaan (moderation), berhemat (parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).c. Keadilan (justice)1) Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam. Kebebasan yang tidak terbatas akan mengakibatkan ketidakserasiannya antara pertumbuhan produk dengan hak-hak istimewa bagi segolongan kecil untuk mengumpulkan kekayaan melimpah dan mempertajam pertentangan antara yang kuat dan akhirnya akan menghancurkan tatanan sosial.2) Keadilan harus ditetapkan disemua fase kegiatan ekonomi. Keadilan dalam produksi dan konsumsi ialah panduan (arransement) efisiensi dan memberantas pemborosan. Hal tersebut merupakan suatu kezaliman dan penindasan apabila seseorang dibiarkan berbuat terhadap hartanya sendiri melampaui batas yang ditetapkan dan bahkan samapi merampas hak orang lain. Keadilan dalam distribusi adalah penilaian yang tepat terhadap faktor-faktor produksi dan kebijakan harga, hasilnya sesuai dengan takaran yang wajar dan ukuran yang tepat atau kadar yang sebenarnya. Keadilan berarti kebijakaksanaan dalam mengalokasikan sejumlah hasil tertentu dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut kekuatan pasar, yakni kebijakan melalui zakat, infak, da shadaqah.Ketiga nilai dasar ekonomi Islam diatas yaitu kebebasan terbatas terhadap pemilikan harta kekayaan dan sumber-sumber, nilai keseimbangan, dan nilai keadilan, merupakan kesatuan nilai yang tidak dapat dipisahkan. Nilai dasar merupakan pangkal bertolak untuk mengungkap nilai-nilai instrumental ekonomi.

8. Nilai Instrumental Ekonomi IslamDalam sistem Kapitalisme nilai instrumental terletak pada nilai persaingan sempurna dan kebebasan keluar masuk pasar tanpa hambatan, informasi dan bentuk pasar atomistik, dari tiap unit ekonomi, pasar yang monopolistik untuk mencegah perang harga dan pada waktu yang sam menjamin produsen dengan kemampuan menetapkan harga-harga lebih tinggi dari pada biaya marginal (marginal cost). Sedangkan dalam Maxsime, semua perencanaan ekonomi dilaksanakan secara sentral melalui proses berulang-ulang (iterasi) yang mekanistik, pemilihan kaum proletar terhadap faktor-faktor produksi diatur secara kolektif. Proses iterasi dan kolektivisme ini adalah beberapa nilai instrumental yang pokok dari sistem Marxisme.Nilai instrumental ekonomi Islam adalah nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya, yang meliputi zakat, larangan riba, kerjasama ekonomi, jaminan sosial, dan peran negara.a. ZakatZakat merupakan sumber dana jaminan sosial yang nantinya akan berikan kepada orang fakir, orang miskin, pengurus zakat, orang mualaf hatinya, untuk memerdekakan budak (hamba), orang yang berutang, orang yang berjuang dijalan Allah dan musafir. Zakat memiliki peranan penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh nyata pada tingkah laku konsumsi umat Islam. Zakat berpengaruh terhadap pilihan konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk tabungan atau konsumsi atau investasi. Pengaruh zakat pada aspek sosio-ekonomi memberikan dampak terciptanya keamanan masyarakat dan menghilangkan pertentangan kelas yang diakibatkan oleh ketajaman perbedaan pendapat. Pelaksanaan zakat oleh negara akan menunjang terbentuknya kadaan ekonomi, yakni peningkatan produktivitas yang disertai dengan pemerataan pendapatan serta peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat.Manan mengatakan bahwa pelaksanaan pemungutan zakat secara semestinya, secara ekonomi, dapat mengahapus tingkat perbedaan kekayaan yang mencolok, serat sebaliknya dapat menciptakan redistribusi yang merata, disamping dapat pula membantu mengekang laju inflasi.Penanganan yang tepat akan pajak zakat secara bertahap dapat menciptakan kondisi keseimbangan tat ekonomi seperti yang diinginkan.b. Pelarangan Riba/ BungaHakikat pelarangan riba dalam Islam adalah suatu penolakan terhadap timbulnya risiko finansial tambahan yang ditetapkan dalam transaksi uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak saja sedangkan pihak yang lainnya dijamin keuntungannya. Menurut Qardhawi menyatakan bahwa dasar penghargaan riba adalah melarang perbuatan zhalim bagi masing-masing darim kedua belah pihak, maka tidak boleh menzhalimi dan tidak boleh dizhalimi.Bunga pinjaman uang, modal, dan barang dalam segala bentuk dan macamnya, baik yang tujuan produktif maupun konsumtif, dengan tingkat bunga tinggi atau rendah, dalam jangka panjang ataupun pendek adalah termasuk riba.c. Kerja Sama EkonomiKerja sama (cooperation) ekonomi islam merupakan karakter dalam masyarakat ekonomi Islami yang harus dilaksanakan dalam semua tingkat kegiatan ekonomi, produksi, distribusi barang maupun jasa. Qirad merupakan salah satu kerja sama dalam islam yang kerja sama tersebut melibatkan antara pemilik modal atau uang dengan pengusaha pemilik keahlian atau keterampilan atau tenaga dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha. Qirad dikenal didunia ekonomi sebagai penyertaan modal, tanpa beban bunga modal atau bunga uang, tetapi atas dasar bagi hasil dari proyek usaha kegiatan ekonomi yang disepakati bersama. Qirad pemilik uang atau modal merupakan mitra sejajar dari pengusaha dan bukan sebagai pihak yang meminjamkan. Qirad dalam operasi perbankan Islam sering disebut mudharabah atau murabahah.Dalam mudharabah, bank Islam membiayai seluruh operasi unit ekonomi, dan pengusaha (modarib) bermitra dengan keahlian dan pekerjaannya. Mudharabah sangat sesuai bagi pendatang baru dalam dunia usaha yang memiliki keahlian dan yang memiliki keahlian tetapi tidak mempunyai pembiayaan untuk memanfaatkan kaehlian tersebut. Sedangkan murabahah ialah pembiayaan oleh bank Islam untuk usaha perdagangan dalam negeri maupun luar negeri atas dasar murabahah (cost plus).Dokrin kerja sama dalam ekonomi Islam seperti diatas dapat menciptakan kerja produktif sehari-har dari masyarakat., meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial, mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata, dan melindungi kepentingan ekonomi lemah. Ekonomi dengan berdasarkan kerja sama yang Islami pada semua kegiatan ekonomi menghendaki organisasi dengan prinsip syarikat atau syirkah, yang kuat membantu yang lemah, pembagian kerja atau spesialisasi berdasarkan saling ketergantungan sert pertukaran barang dan jasa karena tidak mungkin berdiri sendiri dan dalam rangka efisiensi keunggulan komperatif maupun kerja sama ekonomi global. Implikasi dari kerja sama ekonomi ialah aspek sosial politik dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah untuk memperjuangkan kepentingan bersama di bidang ekonomi, kepentingan negara dan kesejahteraan rakyat.d. Jaminan SosialJaminan sosial atau dokrin sosial antara lain adalah untuk menjamin tingkat dan kualitas hidup yang minimum bagi seluruh lapisan masyarakat. Jaminan sosial secara tradisional berkonotasi dengan pengeluaran-pengeluaran sosial baik untuk kepentingan negara atau untukkebajikan umanis (filantropis) dan tujuan-tujuan bermanfaat lainnya menurut syariah Islam. Nilai-nilai jaminan sosial yang Islami, menurut Saefuddin yaitu :1) Keuntungan dan beban sebanding dengan manfaat.2) Tidak ada saling membebankan kerusakan atau biaya-biaya eksternal kepada orang lain.3) Manfaat dari sumber-sumber harus dapat dinikmati oleh semua makhluk Allah.4) Negara harus menyediakan dana untuk menjamin kesejahteraan soail dan pertumbuhan ekonomi.5) Pengeluaran sosial adalah hak sah bagi orang-orang yang miskin dan malang.6) Kesearahan srus pengeluaran sosial dari pihak yang kaya kepada pihak yang miskin.7) Prioritas untuk memenuhi tujuan bermanfaat dan penting ngan tagihan untuktbagi masyarakat.juan bermanfaat dan pengeluaran pribadi.8) Surplus pendapatan dan kekayaan sebagai dasar perhitungantagihan untuk tujuan berhemat dan pengeluaran pribadi.9) Tingkat pengorbanan dari pengeluaran sosial.10) Makin besar surplusmakin tinggi angka pertambahan kebutuhan marginal dari pengeluaran sosial.11) Mengeluarkan tenaga dan modal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang muslim.12) Mengorbankan jiwa dan tenaga untuk tujuan sosial sebagai pengganti pengorbanan uang.13) Kebijakan yang konstiten dengan cita-cita pemerataan pendapat dan kekayaan secara adil dalam rangka stabilitas ekonomi dan mengalokasikan dana.14) Memperhatikan pihak-pihak yang berhak terhadap jaminan sosial.15) Motif dan pembenaran terhadap pengeluaran sosial.Nilai jaminan sosial akan mendekatkan manusia kepada Allah dan karunia-Nya, membuat mereka bersih dan berkembang, menghilangkan sifat tamak, sifat memntingkan diri sendiri, dari hambatan-hambatan terhadap stabilitas dan pertumbuhan sosio-ekonomi.e. Peran NegaraNegara berperan sebagai pemilik sumber-sumber, produsen, distrubutor, dan sekaligus sebagai lembaga pengawasan kehidupan ekonomi. Fungsi pengawasan dalam negara Islam dilakukan melalui lembaga Hisbah pengawasan. Hisbah merupakan institut negara yang pernah ada pada zaman Nabi Muhammad SAW sebagai lembaga pengawas pasar atau kegiatan ekonomi yang menjamin tidak adanya pelanggaran aturan moral dalam pasar (monopoli), prampasan terhadap hak konsumen, keamanan dan kesehatan kehidupan ekonomi. Hisbah ini independen dari kekuasaan yuridis maupun eksekutif. Apabila campur tangan negara dalam pengawasan moral ekonomi (pasar) pada individu maupun masyarakat makin kuat, maka makin berkuranglah campur tangan langsung dari negara terhadap kegiatan ekonomi. Peran negara diperlukan dalam instrumentasi dan fungsionalisasi nilai-nilai ekonomi Islam dalam aspek legal, perencanaan, dan pengawasannya dalam pengalokasian distribusi sumber-sumber maupun dana, pemerataan pendapatan, dan kekayaan, serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Negara harus berupaya untuk menegakkan kewajiban dan keharusan mencegah terjadinya hal-hal yang diharamkan, khususnya dosa-dosa besar seperti : riba, perampasan hak, pencurian, dan kezhaliman kaum kuat terhadap kaum yang lemah.

B. Al-Quran dan Al Muhasabah (Akuntansi)1. Akuntansi dalam Kehidupan Manusia sebagai KhalifahKajian terhadap berbagai bidang kehidupan harus berdasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam Al-Quran. Baik itu bidang ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, akuntansi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan dalam rangka membuat rancangan bangunan, sistem atau paradigma ilmu yang sesuai dnegan nilai dan kaidah Islam. Hadjisarosa berpendapat bahwa sesuatu (ekonomi/akuntansi) menurut pengertian yang umum akan memperoleh predikat syariah setelah dikenali secara benar dan utuh, dengan catatan, benar dan utuh menurut hukum-hukum ketepatan_nya (sunatullah). Dengan demikian, bangunan akuntansi syariah dapat terwujud apabila, kita sebagai umat Islam mampu mengkaji Al-Quran dan menurunkan ke dalam praktik keseharian.2. Hisab atau MuhasabahHisab adalah salah satu proses perhitungan amal selama hidup manusia didunia oleh Allah. Sebagai khalifah, manusia diberikan amanah oleh Allah untuk mengelola bumi yang kemudian hasilnya dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Oleh karena itu, setiap manusia dalam hidupnya harus selalu dalam keadaan amanah, jujur, dan komitmen tinggi terhadap janji yang telah diucapkan kepada Allah. Muslimin harus dapat mengkoreksi diri mereka, menerapkan perilaku Islami dalam seluruh segi kehidupan, senantiasa jujur, iman, dan qanaah, agar kemuliaan dapat diraih kembali.Muhasabah atau Al-Hisbah merupakan sebuah lembaga publik yang telah ada pada masyarakat Islam sejak awal periode Islam sampai masa pendudukan Barat. Personel yang mengelola lambaga Hisbah disebut muhtasib. Secara sistematis Ibn Taymiyah menguraikan tugas seorang muhtasib adlah sebagai berikut :a. Memastikan masyarakat untuk mendapatkan hak atas ketimbangan dari ukuran yang benar seperti dikemukakan sebelumnya ada beberapa ayat dalam Al-Quran untuk bersifat jujur dalam dagangan dan timbangan.b. Untuk memeriksa kecurangan bisnis seperti menyembunyikan kerusakan dan menyebutkan informasi yang salah tentang barang yang dijual.c. Mengaudit kontrak-kontrak yang tidak benar, sepertikontrak tentang riba, judi, atau aktivitas yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.d. Menjaga terlaksananya pasar bebas karena dianggap melawan hukum, dan membeli barang dagangan dengan harga murah dari para pedagang namun mereka belum mengetahui situasi harga pasar.e. Mencegah penimbunan barang kebutuhan masyarakat.Pelaku muhasabah atau muhtasib berfungsi juga dalam proses menghitung, mengukur, atau mengendalikan seluruh aktivitas manusia selama hidup di dunia untuk dapat dipertanggungjawabkan di akhirat. Ibn Taymiyah menyebutkan juga bahwa kewajiban muhtasib dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu :a. Berkaitan dengan (hak-hak) Tuhan.Kegiatan-kegiatan keagamaan berkaitan dengan pelaksanaan shalat wajib, pelaksanaan shalat Jumat, dan pemeliharaan masjid.b. Berkaitan dengan (hak-hak) sosial.Berkaitan dengan masalah sosial dan perilaku dipasar seperti kebenaran dalam timbangandan ukuran serta kejujuran dalam bisnis.c. Berkaitan dengan keduanya.Berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut administrasi kota seperti menjaga kebersihan jalan, lampu malam, dan bangunan yang dapat mengganggu masyarakat.3. Nash-nash Al Quran tentang Hisab atau MuhasabahDi dalam Al Quran banyak ditemukan ayat yang menggunakan kata hisabyang dikaitkan dengan sifat dan fungsi hisab dari Allah kepada perbuatan manusia. Ayat-ayat inilah yang dijadikan nash tentang perhitungan amal perbuatan manusia selama hidup di dunia untuk dipertanggungjawabkan di akhirat. Berikut akan dinukil ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan nash hisab:a. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, Dia tentukan perjalanannya, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hisab (perhitungan). Allah menjadikan tidak lain kecuali dengan benar. Dia menerangkan tanda-tanda (kebesaran)-Nya bagi kamu yang mengetahui. (QS. Yunus: 5)b. Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, maka Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang supaya kamu dapat mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas. (QS. Al Israa: 12)c. Mereka itu akan memperoleh bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Al Baqarah: 202)d. Kehidupan dunia dipandang indah oleh orang-orang kafir, dan mereka merendahkan orang-orang yang beriman, padahal orang-orang yang bertaqwa itu berada di atas mereka (mengungguli) di hari kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan tiada terbatas. (QS. Al Baqarah: 212)e. Sesungguhnya agama di sisi Allah (hanyalah) islam. Tiada berselisih orang-orang yang diberi kitab kecuali sudah datang ilmu keterangan (kepada) mereka disebabkan kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar akan ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. Ali Imran: 19)f. Engkau masukkan malam kepada siang. Engkau masukkan siang kepada malam, Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau memberi rizki kepada siapa yang Engkau kehendaki dengan tiada terhitung. (QS. Ali Imran: 27)g. Maka Tuhannya menerimanya dengan penerimaan yang baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharaannya. Setiap Zakaria masuk menemui (Maryam) di mihrab, dia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, Hai Maryam darimana engkau memperolehnya? Maryam menjawabitu dari Allah. Sesungghnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan tiada terhitung. (QS. Ali Imran: 37)h. Mereka bertanya kepadamu, Apakah yang dihalalkan bagi mereka? Katakanlah, Dihalalkan bagi kamu yang baik-baik dan buruan binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, sedang kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang pemburu itu (waktu melepasnya). Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. (QS. Al Maidah: 4)i. Dan janganlah engkau mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya waktu pagi dan waktu petang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Bukanlah kewajibanmu memperhitungkan mereka sedikit pun dan bukan pula kewajiban mereka memperhitungkan sedikit pun, lalu engkau mengusir mereka; (kalau sampai demikian) maka engkau termasuk orang-orang yang zalim. (QS. Al Anam: 52)j. Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (mendapat) kebaikan. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhannya, sekiranya mempunyai apa yang ada di bume semuanya dan (ditambah) seumpamanya, niscaya mereka akan menebus dengannya. Bagi mereka itu seburuk-buruk perhitungan dan tempat kediaman mereka jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kediaman. (QS. Ar Radu: 18)k. Dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah supaya dihubungkan dengannya, mereka takut kepada Tuhannya den takut kepada seburuk-buruk perhitungan. (QS. Ar Radu: 21)l. Tidakkah mereka perhatikan bahwa Kami datangi bumi dengan menguranginya dari ujung-ujungnya, dan Allah menentukan, tidak ada yang dapat membetalkan ketentuan-Nya dan Dia amat cepat perhitungan-Nya. (QS. Ar Radu: 41)m. Dan jika Kami tunjukkan kepada engkau sebagian dari apa yang Kami janjikan kepada mereka, atau Kami matikan engkau, maka hanya sesungguhnya kewajibanmu menyampaikan, dan kewajiban Kami menghitungnya. (QS Ar Radu: 40)n. Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan ibu bapakku serta orang mukmin pada hari terjadi hisab. (QS. Ibrahim: 41)o. Agar Allah memberi balasan kepada tiap-tiap diri apa-apa yang dia usahakan. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. (QS. Ibrahim: 51)p. Telah dekat bagi manusia (masa)perhitungan mereka, sedang mereka di dalam kelalaian lagi berpaling. (QS. Al Anbiya: 1)q. Barangsiapa yang menyeru selain Allah, tidak ada baginya keterangan tentang itu, maka perhitungannya adalah di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir tidak beruntung. (QS. Al Muminun: 117)r. Supaya Allah membalas mereka dengan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan dan menambah (lagi) dari karunia-Nya. Dan Allah memberi rizki kepada siapa-siapa yang Dia kehendaki dengan (jumlah) yang tidak terbatas. (QS. An Nur: 38)s. Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka seperti fatamorgana di tanah rata, yang orang dahaga menyangkanya air, hingga apabila dia mendatanginya tidak suatu pun yang dia dapati dan dia mendapati Allah di samping amalnya, maka Allah memenuhi perhitungan-Nya. Allah amat cepat menghitung. (QS. An Nur: 39)t. Dan mereka berkata (mengejek), Ya Tuhan kami segerakanlah azab yang telah ditentukan bagi kamu sebelum hari hisab itu. (QS. Ash Shaad: 16)u. (Allah berfirman), Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan engkau khalifah di bumi, maka berilah keputusan antara manusia dengan benar, dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, niscaya ia akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah bagi mereka azab yang pedih karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Ash Shaad: 26)v. Inilah anugerah Kami, maka berikanlah atau tahanlah dengan tiada perhitungan. (QS. Ash Shaad: 39)w. Katakanlah, hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapatkan kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Hanya sesungguhnya disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar dengan tiada terhitung. (QS. Az Zumar: 10)x. Pada hari ini tiap-tiap diri dibalas dengan apa yang telah dia usahakan. Tiada kezaliman di hari ini. Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (QS. Al Mumin: 17)y. Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang durhaka terhadap perintah Tuhannya dan rasul-rasul-Nya, maka Kami menghitungnya dengan hisab yang keras dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. (QS. Ath Thalaq: 8)z. Sesungguhnya Aku percaya bahwa Aku akan menemui hisab-Ku. (QS. Al Haqqah: 20)aa. Dan aku tidak mengetahui apa hisab-ku. (QS. Al Haqqah: 26)ab. Sesungguhnya mereka dahulu tidak mengharapkan perhitungan. (QS. An Naba: 27)ac. Maka dia akan di-hisab (diperhitungkan) dengan hisab yang mudah. (QS. Al Insyiqaq: 8)ad. Kemudian sesungguhnya atas Kami-lah perhitungan mereka. (QS. Al Ghasyiyah: 26)4. Implikasi Nash-nash Al Quran dalam AkuntansiAyat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan masalah hisab, pada intinya adalah mengandung nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan akuntansi syariah. Dengan demikian, apabila keinginan kita hendak membangun suatu teori tentang akuntansi syariah, maka tidak dapat dilepaskan dari konsep dasar Al Quran tentang suatu teori. Dengan kata lain, nilai-nilai Al Quran harus dijadikan prinsip-prinsip dalam aplikasi akuntansi.Kaitannya dengan penerapam akuntansi (muhasabah) atau pencatatan seluruh transaksi yang dilakukan selama bermuamalah, maka Al Quran memberikan rambu-rambu prinsip umum yang harus diikuti dalam bermuamalah. Prinsip-prinsip umum ini secara tegas dinyatakan dalam firman Allah, QS. Al Baqarah: 282, yang artinya:Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amala tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.Terjemahan ayat tersebut di atas secara tegas Allah mengajarkan kepada manusia, bahwa apabila manusia melakukan kegiatan muamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, maka ia harus melakukan pencatatan. Kegiatan muamalah-dalam kerangka bisnis-memiliki makna berutang piutang. Utang piutang pada intinya adalah berhubungan langsung dengantransaksi dagang. Di samping itu, juga memiliki makna pinjaman kepada pihak lain apakah itu kepada perorangan maupun lembaga. Dalam konteks inilah Al Quran mengajarkan agar atas seluruh transaksi pinjam meminjam atau jual beli dilakukan penulisan atau pencatatan. Dengan demikian, maka akuntansi merupakan hal penting dalam setiap transaksi perdagangan atau perusahaan.Lebih-lebih lagi, proses perdagangan atau transaksi di masa sekarang telah mengalami pergeseran. Artinya budaya transaksi dengan sistem kredit saat ini banyak dilakukan di samping adanya transaksi perdagangan secara tunai. Dengan demikian, proses pencatatannya harus dilakukan untuk transaksi kredit maupun tunai. Menurut penafsiran Hamka dalam tafsir Al Azhar, setiap transaksi dalam berniaga seharusnya ditulis secara baik dan benar. Sebab hal demikian dapat menjadi informasi penting dalam melakukan penulisan terhadap semua transaksi, peminjaman, ataupun penjualan akan lebih mudah mempertanggungjawabkan niaganya.Secara ringkas dapat dirumuskan prinsip umum akuntansi syariah, sebagai berikut:a. Keadilanb. Kebenaranc. PertanggungjawabanDengan mengacu pada nash-nash Al Quran tersebut di atas dan ciri-ciri pelaporan akuntansi , dapat dirasionalisasikan sebagai prinsip-prinsip khusus akuntansi syariah:a. Dilaporkan secara benarb. Cepat pelaporannyac. Dibuat oelh ahlinya (akuntan)d. Terang, jelas, tegas, dan informatife. Memuat informasi yang menyeluruhf. Informasi ditujukan kepada semua pihak yang terlibat secara horizontal maupun vertikalg. Terperinci dan telitih. Tidak terjadi unsur menipulasii. Dilakukan secara kontinu (tidak lalai)Prinsip-prinsip tersebut menekankan pada kepentingan pertanggungjawaban agar pihak yang terlibat dalam transaksi itu tidak dirugikan, tidak timbul konflik, dan adil. Al Quran melindungi kepentingan masyarakat dengan menjaga terciptanya kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, tekanan akuntansu islam bukanlah pada pengambilan keputusan tetapi pertanggungjawaban atau akuntabilitas (accountability).

BAB IIIPENUTUP

Ekonomi Islam kini mulai dihargai dan istrumentasikan dalam kehidupan, khususnya dalam rangka memakmuran manusia dan alam. Konsep ekonomi Islam dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan sistem jika hubungan faktor penunjang yang harmonis dalam masyarakat dapat dipenuhi karena berkaitan dengan aspek sosial makro dari negara. Pelaksanaan zakat dan pelarangan riba memerlukan aspek legal dari negara, agar dapat beroperasi walau masih secara parsial.Apabila kita ingin membangun sebuah sistem ekonomi islam secara mapan, maka kajian kita harus tertuju pada akar masalahnya. Akar dari sistem yang islami terdiri dari keyakinan-keyakinan yang mendasar, tujuan-tujuan, dan nilai-nilai (termasuk penghapusan riba), serta peningkatan moral dari setiap individu. Ini tidak dapat ditawar-tawar dan tidak terbatas waktu. Lembaga-lembaga yang dikembangkan untuk memahami dan merefleksikan tujuan-tujuan ini mungkin telah berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan zaman. Karena itu tidak ada studi yang dapat menyodorkan teknik-teknik pemecahan yang bersifat abadi. Hanya melalui interaksi gagasan cerdas, sehingga membuat umat islam dapat merealisasikan aspirasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat1