makalah
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia terjadi berbagai proses yang melibat organ-organ yang
terdalamnya. Yang kemudian, organ-organ tersebut menyatu membentuk satu-
kesatuan yang disebut sistem. Sistem tersebut menjalankan tugas sebagaimana
fungsi masing secara proporsional sehingga terwujudlah kondisi tubuh yang
seimbang.
Salah satu sistem yang terdapat pada manusia adalah sistem ekskresi. Sistem ini
sangat berperan pada metabolisme tubuh. Dan terkadang dalam prosesnya
mengalami berbagai kendala-kendala baik kendala ringan maupun kendala sukar
yang berupa gangguan pada sistem ekskresi.
Kendalanya, kebanyakan orang belum mengetahui, mempelajari, bahkan
memahami pentingnya ekskresi bagi tubuh sehingga mereka acuh atas hal
tersebut. Hal ini yang menyebabkan perlunya diadakan suatu tindakan nyata untuk
mengatasi permasalahan ini.
Untuk itu, salah satu tindakan nyata tersebut adalah melakukan kajian khusus
tentang sistem ekskresi pada manusia agar semua orang dapat mempelajari,
mengamati, dan mampu menjaga dirinya sendiri agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan semisal penyakit.
Excretion group Page 1
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa pengertian sistem ekskresi pada manusia?
2 Apa fungsi sistem ekskresi pada manusia?
3 Apa alat-alat ekskresi pada manusia?
4 Apa fungsi alat-alat ekskresi pada manusia?
5 Apa kelainan yang dapat dialami oleh alat-alat ekskresi pada manusia?
1.3 Tujuan
1 Untuk menjelaskan pengertian dari sistem ekskresi pada manusia
2 Untuk menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia
3 Untuk menjelaskan alat-alat ekskresi pada manusia
4 Untuk menjelaskan fungsi dari alat-alat ekskresi pada manusia
5 Untuk menjelaskan kelainan yang dapat dialami oleh alat-alat ekskresi pada
manusia
Excretion group Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh
tubuh khususnya sel dan darah.
Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan
menjadi:
1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut
feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam
jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel,
usus yang rusak dan mikroba usus.
2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna
lagi bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga
yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Adapun fungsi dari sistem ekskresi adalah:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
Excretion group Page 3
Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: hati, paru-paru, ginjal,
kulit. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme
yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.
Setelah mempelajari subbab ini, diharapkan kamu dapat mendeskripsikan bentuk
organ penyusun sistem eksresi pada manusia dan fungsinya. Berikut
penjelasannya:
2.1 HATI
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati selain berperan dalam system
pencernaan, juga berperan dalam system ekskresi. Hal ini dikarenakan hati
membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat
racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan
nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut
proses detoksifikasi.
Hati terbagi dalam dua belahan utama kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk
cembung dan terletak di bawah diafragma, sedang permukaan bawah tidak rata
dan memperlihatkan lekukan yang disebut fisura transverses. Permukaannya
dilintasi oleh benbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri pada permukaan bawah,
sedangkan ligament falsiformis melakukan hal yang sama pada permukaan atas
hati. Kemudian hati dibagi dalam empat belahan (lobus), yaitu kanan, kiri,
kaudatus dan kaudratus. Setiap lobus terdiri atas lobules, lobules berbentuk segi
Excretion group Page 4
banyak dan terdiri atas sel hati yang berbentuk kubus, sedang cabang – cabang
pembuluh darah diikat oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua jenis persediaan
darah yaitu yang melalui hepatica dan yang melalui vena porta.
Darah vena porta ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh
mukosa usus halus. Vena hepatica mengembalikan darah hati ke vena kava
inferior. Di dalam vena hepatica tidak terdapat katup dan hati sebagai kelenjar
ekskresi menghasilkan empedu. Saluran empedu adalah penyatuan kapiler –
kapiler empedu yang mengumpulkan empedu dari sel hati.
Sel hati merupakan sel yang bersegi banyak dan berinti, protoplasma selnya berisi
sejumlah besar enzim. Massa sel ini membentuk lobula hepatica. Lobula hepatica
ini satu dengan yang lainnya terpisah oleh jaringan ikat yang disebut kapsula
glison.
Fungsi hati dalam system ekskresi adalah menghasilkan empedu secara terus –
menerus yang di tamping dalam kantong empedu sebanyak 800 - 1000ml.
Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, fospolipid
(lesitin), zat warna (pigmen) empedu (bilirubin dan biliverdin), dan beberapa ion.
Empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosit yang telah tua.
Hemoglobin dalam eritrosit akan diuraikan menjadi hemin (kristal), zat besi, dan
globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati, kemudian dikirim ke
sumsum tulang merah untuk membentuk antibody atau hemoglobin baru.
Sedangkan hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang
merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau biru. Zat warna
tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna
feses dan urin menjadi kekuningan. Empedu berfungsi untuk mencerna lemak,
mengaktifkan lipase, berperan dalam absorbs lemak dalam usus halus, mengubah
zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air, dan pembentukan
urea.
Excretion group Page 5
Fungsi hati yang lain adalah:
a. Menetralisir racun sehingga tidak membahayakan tubuh, kemudian racun ini
dikeluarkan melalui urine.
b. Mengubah glukosa menjadi glikogen untuk mengatur kadar gula dalam darah.
c. Tempat sintesis beberapa zat. Hati menghasilkan enzim arginase yang
mengubah arginin menjadi ornifin dan urea. Ornifin yang terbentuk dapat
meningkatkan NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
d. Hati menghasilkan empedu yang berasal dari hemoglobin sel darah merah
yang telah tua. Empedu disimpan di dalam kantung empedu dan merupakan
cairan hijau serta berasa pahit.
e. Empedu mengandung kolesterol, garam empedu, garam mineral, dan pigmen
bilirubin dan biliverdin. Empedu ini berfungsi untuk mencerna lemak agar
mudah diserap tubuh, membantu daya absorpsi lemak di usus, mengaktifkan
enzim lipase, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang
larut dalam air.
f. Hati merombak sel-sel darah merah yang sudah tua. Hemoglobin dalam darah
tersebut dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin
dipakai kembali untuk menghasilkan sel darah merah yang baru. Sedangkan,
heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru.
Zat warna empedu ini mengalami oksidasi di dalam usus menjadi urobilin
yang memberi warna kekuningan pada feses dan urine. Secara skematis dapat
dideskripsikan demikian:
Excretion group Page 6
Excretion group Page 7
2.2 PARU-PARU
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus
oleh selaput yang disebut selaput pleura. Paru-paru atau pulmo manusia berada di
dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-
tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang
memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru
merupakan alat pengeluaran dan air yang dihasilkan pada setiap metabolisme
karbohidrat dan lemak. Proses pertukaran gas yang akan diserap oleh darah
berlangsung secara difusi di bagian alveolus. Oksigen yang masuk ke paru – paru
berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang
mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari
ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh.
Pada saat yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh masuk ke dalam darah. Sebagian
kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin.
Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah masuk ke
dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan
CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.
Excretion group Page 8
Keterangan: Dari reaksi oksidasi dan reduksi ini dihasilkan CO2 dan H2O ;
Glukosa+ Oksigen Karbondioksida + Air + Energi ;
Oksidasi
C6H12O6+ 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + ATP
Reduksi
Proses ini dapat berjalan dengan baik karena pada alveolus banyak bermuara
pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel. Gas yang merupakan limbah
dari proses pernafasan harus dikeluarkan dari dalam tubuh, sebab dapat
menghalangi terjadinya pembakaran di dalam tubuh.
Sebagian besar (75%) yang diangkut dalam plasma darah berbentuk senyawa
(asam bikarbonat), dan sisanya(25%) akan diikat oleh Hb membentuk
Excretion group Page 9
senyawa (karbiksi hemoglobin). Namun akhirnya dan air dikeluarkan
melalui udara yang dihembuskan.
2.3 GINJAL
Ginjal (ren)
Manusia dan hewan vertebrata lainnya memiliki sepasang ginjal yang terletak
dibagian belakang rongga perut sekitar daerah pinggang, menempel pada dinding
dorsal kiri dan kanan tulang belakang. Letak ginjal kiri sedikit lebih tinggi
daripada ginjal kanan.
Ginjal memiliki beberapa fungsi yaitu
- Mengekkresikan sisa-sisa metabolisme yang mengandung nitrogen,
misalnya ammonia, urea dan asam urat dari dalam darah
- Mengekskresikan kelebihan air, garam, hormone, obat-obatan, dan vitamin
- Memelihara tekanan osmosis dan pH cairan tubuh
Hasil ekskresi ginjal berupa larutan Urine
1. Struktur ginjal
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan berat sekitar 0,5% dari
berat tubuh. Panjangnya sekitar 7-10 cm dengan lebar 6cm dan tebal 3cm. Tiap
ginjal terbungkusdalam selubung berserabut yang dilapisi oleh peritoneum dan
biasanya dikelilingi oleh lemak.Masing –masing darah beroksigen oleh arteri
renalis yang bercabang dari aorta.dari ginjal, darah yang mengandung
karbondioksida diambil oleh vene renalis dan dibawah menuju vena kava. Urine
yang dihasilkan oleh tiap ginjal masuk kedalam saluran atau pembuluh yang
disebut Ureter. Dengan cara kontraksi otot, urine menuju kantong berotot yang
dinamakan kantong kemih( vesika urinaria). Kantong kemih yang terletak di
bagian bawah abdomen itu mampu menampung urine sebanyak 700cm3. Jika
Excretion group Page 10
otot sfingter yang ada dibagian bawah kantong kemihberelaksasi, urine masuk ke
uretra dan keluar dari dalam tubuh.
gambar 1.1 irisan membujur ginjal manusia
Dalam gambar 1.1 Medula memiliki memiliki bagian yang disebut pyramid yang
mengelilingi pelvis renalis ( rongga ginjal). Pelvis renalis merupakan tempat
masuknya ureter kedalam ginjal.
Setiap ginjal terdiri ata 1-4 juta tubulus mikrokopis bernama nefron yang kaya
akan pembuluh darah . Nefron merupakan unit atau kesatuan structural dan
fungsional terkecil ginjal. Setiap nefron tersusun atas satu glomerulus (jamak:
glomeruli), kapsul bowman (kapsul glomerulus), tubulus proksimal, lengkung
henle, dan tubulus konvolusi distal(yang bersambung dengan tubulus pengumpul)
Excretion group Page 11
Glomerulus dan kapsul bowman yang mengelilinginya membentuk badan
Malpighi. Glomerulus terdapat didalam korteks ginjal. Dibagian itu terdapat
ribuan glomeruli.
2.Pembentukan urine
Ginjal merupakan alat ekskresi dengan produk ekskresi berupa urine.
Pembentukan urine terjadi di nefron yang meliputi tahap –tahap filtrasi,
reabsorpsi, dan augmentasi.
a. Filtrasi
Dalam proses filtrasi atau penyaringan, yang disaring oleh ginjal adalah darah.
Setiap menit ginjal mapu menyaring darah 1.200ml. penyaringan darah terjadi
dari kapiler glomerulus menuju lumen kapsul bowman karena adanya tekana
darah yang tinggi dalam glomerulus.
Proses penyaringan ini sangat dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrolik serta
permeabilitas dinding kapiler glomerulus dan kapsul bowman. Dalam proses
penyaringan, molekul-molekul air dan molekul-molekul kecil lainnya, seperti
glukosa, asam amino, ure garam, dan ion-ion natrium, bikarbonat, kalium serta
Excretion group Page 12
klorida didesak melintas dinding kapiler glomerulus dan kapsul bowman menuju
lumen tubulus konvolusi proksimal. Bersaman dengan proses penyaringan, terjadi
pula pengikatan sel-sel darah, keeping-keping darah, ataupun protein yang
terdapat dalam plasma darah agar tidak ikut tersaring dan tetap tinggal didalam
darah. Hasil penyaringan disebut filtrate glomerulus atau urine primer
b. Reabsopsi( penyerapan kembali)
Pada tahap ini zat-zat yang masih berguna yang terdapat dalam urine primer
diserap kembali didalam darah. Zat-zat tersebut antara lainair, glukosa, asam
amino, serta berbagai jenis ion. Sementara itu, zat-zat sisa yang tidak dapat
digunakan seperti urea dan kelebihan garam akan dikeluarkandalam bentuk urine.
Proses reabsorpsi, sekitar 50% urea yang ada didalam urine primer berdifusi
kembali kedalam darah karena adanya perbedaan konsentrasi yang disebabkan
oleh reabsorpsi air antara urine primer, sel-sel tubulus konvolusi proksimal, dan
darah. Sel-sel tubulus konvolusi proksimal, juga secara aktif mengeksresi bahan-
bahan beracun dari dalam darah menuju urine primer bersama beberapa bahan-
bahan yang mengandung nitrogen, seperti kreatinin.
Sebagian besar zat-zat yang berguna tadi dapat mengalami proses reabsorpsi
beberapa kali. Dari proses reabsorpsi , akan dihasilkan urine sekunder. Didalam
urine sekunder sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna bagi
tubuh. Volume urine sekunder yang dihasilkan lebih sedikit dari pada volume
urine primer, bersifat isotonis terhadap cairan tubuh (darah), dan mengandung
urea serta beberapa ion mineral. Selanjutnya, urine sekunder itu mengalir menuju
lengkung Henle. Di dalam lengkung Henle juga terjadi proses reabsorpsi bahan-
bahan yang masih berguna, terutama ion-ion Na+
c. Augmentasi
Urine sekunder yang terbentuk di dalam tubulus konvolusi proksimal akan di
teruskan ke tubulus konvolusi dista. Di dalam tubulus konvolusi distal terjadi
agmentasi, yaitu proses penambahab zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan olehtubuh,
Excretion group Page 13
misalnya urea. Dalam proses tersebut , urea yang ada didalam darah masuk
kedalam tubulus konvolusi distal dengan cara transport aktif.
Darah memiliki pH 7,4. Jika pH darah kurang dari 7,4 sel-sel tubulus konvolusi
distal menyekresi ion-ion hydrogen ke dalam urine (filtrat). Sebaliknya jika pH
darah di atas 7,4 tubulus konvolusi distal akan menyekresi ion-ion hydrogen
karbonat ke dalam filtrate
Setelah jadi augmentasi, filtrate dialirkan ke tubulus pengumpul dan kemudian ke
medula. Dari medulla, urine yang sesungguhnya masuk ke pelvis renalis lalu ke
ureter. Dari ureter sebelum dikeluarkan urine ditampung dalam kantong kemih.
Selanjutkan, urine dikeluarkan melalui uretra melalui proses yang dinamakan
mikturisi atau urinasi. Mikturisi adalah suatu reflex sebagai tanggapan terhadap
peregangan dinding kantong kemih jika penuh berisi urine.
Komposisi urine normal yang dikeluarkan terdiri atas sekitar 96% air, 2,5 % urea,
dan 15 % zat-zat sisa lainnya,contohnya zat warna empedu yang memberikan
warna kuning, garam-garam mineral (natrium dan klorida), serta kelebihan
vitamin (terutama vitamin B danC). Dari seluruh urine primer yang terbentuk
kurang lebih 180 liter setiap harinya, hanya 1% yang diekskresikan sebagai urine
karena yang 99% diabsorpsi. Pada akhirnya, jumlah urine yang terbentuk adalah
sekitar 1-1,5 liter per hari atau sekitar 1cm3 per menit.
Banyak sedikitnya urine yang dihasilkan oleh ginjal diatur oleh hormone
antidiuretik ( ADH). ADH merupakan hormone yang disekresi oleh sel-sel
neurosekretori dalam hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar pituitary
(hipofisis)posterior. ADH diangkut bersama darah . sel-sel targetnya adalah sel-
sel dinding tubulul konvolusi distal dan tubulus pengumpul terhadap air.
d. Factor yang mempengaruhi produksi urine
Setiap hari, kurang lebih 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring, dan
membentuk 150-170 liter urin. Akan tetapi hanya 1-1,5 liter urin yang kita
keluarkan. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan setiap harinya
dipengaruhi oleh:
Excretion group Page 14
1.zat-zat diuretic
Zat-zat diuretic, misalnya kopi, the, dan alkhohol akan menghabat reabsorpsi ion
Na+. sebagai akibatnya, kosentrasi ADH berkurang sehingga reabsorpsi air
terhambat dan volume urine meningkat. Itulah sebabnya jika kita banyak
mengkonsumsi the atau kopi, maka kita akan sering buang air keci. Pengeluaran
urin secara berlebihan disebut dieresis.
2.Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik diatas normal, maka kecepatan respirasi
meningkat. Ini menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh
berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air dalam tubuh menurun,
ADH disekresikan sehinnga reabsorpsi air meningkat. Disamping itu, peningkatan
suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di
glomerulus dan filtrasi turun. Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran
darah di glomerulus mengurangi volume urine.itulah sebabnya jika cuaca panas
jarang buang air kecil.
3.Volume larutan
Volume larutan dalam darah berpangaruh terhadap produksi urin. Jika kita tidak
minum seharian maka kosentrasi air didalam darah menjadi rendah. Hal ini
merangsang hipofisis merangsang ADH. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air
di ginjal sehingga volume urine turun.
4. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau penurunan volume urin
Excretion group Page 15
2.4 KULIT
Excretion group Page 16
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum
granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak
berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun
atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum
tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu
mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut,
pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini
adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula
sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut
berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran
kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak
berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak
kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh
kapiler di bawah kantong rambut.
Excretion group Page 17
Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
Akar rambut
Pembuluh darah
Syaraf
Kelenjar minyak (glandula sebasea)
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh
dari pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak.
Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan,
dan menahan panas tubuh.
Fungsi kulit Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi
kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman,
penyinaran, panas. dan zat kimia;
mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan
air.
Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di
pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit
akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan
normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam.
Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain
peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi.
Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat
dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang
Excretion group Page 18
berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan,
dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat
mengakibatkan kekejangan dan pingsan.
2.5 KELAINAN ALAT EKSKRESI
Beberapa gangguan pada system ekskresi di antaranya sebagi berikut ;
1. Albuminuria
Albuminuria adalah kelainan pada ginjal karena terdapat albumin dan protein di
dalam urine. Hal ini merupakan suatu gejala kerusakan alat filtrasi pada ginjal.
Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal
dan terbuang bersama urine. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi
manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar
dari darah. Penyebab albuminuria di antaranya adalah kekurangan protein,
penyakit ginjal, dan penyakit hati.
2. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam
urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Hal ini disebabkan
karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa
darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut.
Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes melitus harus dikelola
dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat,
serta dapat mencegah terjadinya komplikasi. Upaya untuk mengendalikan diabetes
melitus di antaranya adalah:
a) Periksakan ke dokter sesuai jadwal/secara rutin.
b) Minum obat sesuai petunjuk dokter.
c) Mengatur diet.
Excretion group Page 19
d) Olahraga secara teratur.
e) Melakukan pemeriksaan laboratorium secara berkala.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi karena kekurangan
hormon antidiuretik. Kelainan ini dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan
serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer. Diabetes insipidus
terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik, yaitu hormon yang
secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. Diabetes
insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal, tetapi ginjal
tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut
diabetes insipidus nefrogenik). Penyebab lain terjadinya diabetes insipidus adalah:
a) Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan.
b) Cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak).
c) Tumor.
d) Sarkoidosis atau tuberkulosis.
e) Aneurisma atau penyumbatan arteri yang menuju ke otak.
f) Beberapa bentuk ensefalitis atau meningitis.
g) Histiositosis X (penyakit Hand-Schüller-Christian).
Diabetes insipidus dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya. Vasopresin atau
desmopresin asetat (dimodifikasi dari hormon antidiuretik) dapat diberikan
sebagai obat semprot hidung beberapa kali sehari untuk mempertahankan
pengeluaran air kemih yang normal. Tetapi harus hati-hati, karena jika terlalu
banyak mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan penimbunan cairan,
pembengkakan, dan gangguan lainnya. Suntikan hormon antidiuretik diberikan
Excretion group Page 20
kepada penderita yang akan menjalani pembedahan atau penderita yang tidak
sadarkan diri.
Diabetes insipidus juga dapat dikendalikan oleh obatobatan yang merangsang
pembentukan hormon antidiuretik, seperti klorpropamid, karbamazepin, klofibrat,
dan berbagai diuretik (tiazid). Tetapi, obat-obat ini tidak mungkin meringankan
gejala secara total pada diabetes insipidus yang berat.
4. Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada ginjal karena kerusakan pada glomerulus yang
disebabkan oleh infeksi kuman. Penyakit ini dapat menyebabkan uremia (urea dan
asam urin masuk kembali ke darah) sehingga kemampuan penyerapan air
terganggu. Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki atau sering disebut
oedema (kaki penderitamembengkak).
Gejala ini lebih sering nampak terjadi pada masa kanakkanak dan dewasa
dibandingkan pada orang-orang setengah baya. Penderita biasanya mengeluh
tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak)
pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual, dan muntah-muntah.
Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.
5. Batu Ginjal(nefrolitiasis)
Batu ginjal adalah penyakit yang terjadi karena adanya batu di dalam ginjal. Batu
tersebut merupakan senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Terbentuknya
batu bisa terjadi karena urine jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk
batu atau karena urine kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal.
Sekitar 80% batu ginjal tersusun oleh kalsium. Ukuran batu bervariasi, mulai dari
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 cm atau
lebih. Batu ini dapat mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises
renalis.
Excretion group Page 21
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala penyumbatan atau infeksi, biasanya
tidak perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air
kemih dan membantu membuang beberapa batu. Jika batu telah terbuang, tidak
perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Batu di dalam pelvis renalis atau bagian
ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali dipecahkan oleh
gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan
batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat
melalui suatu sayatan kecil di kulit yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.
Batu kecil di dalam ureter bagian bawah dapat diangkat dengan endoskopi yang
dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Batu asam urat, kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang
basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat). Tetapi, batu lainnya tidak
dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar dapat menyebabkan
penyumbatan sehingga perlu diangkat melalui pembedahan.
6. Poliuria dan Oligouria
Poliuria adalah gangguan pada ginjal, dimana urine dikeluarkan sangat banyak
dan encer. Sedangkan, oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit.
7. Anuria
Anuria adalah kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urine. Hal ini
disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi
tidak dapat dilakukan dan tidak ada urine yang dihasilkan. Sebagai akibat
terjadinya anuria, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh.
Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang
seharusnya keluar bersama urine. Keadaan inilah yang akan memberikan
gambaran klinis daripada anuria.
Excretion group Page 22
Tindakan pencegahan anuria sangat penting untuk dilakukan. Misalnya, pada
keadaan yang memungkinkan terjadinya anuria tinggi, pemberian cairan untuk
tubuh harus selalu diusahakan sebelum anuria terjadi.
8. Jerawat
Jerawat adalah suatu kondisi kulit dimana terjadi penyumbatan kelenjar minyak
pada kulit disertai infeksi dan peradangan. Biasanya terjadi pada usia remaja
karena peningkatan hormon. Jerawat dapat timbul di wajah, dada, ataupun
punggung. Banyak cara untuk mengatasi jerawat dan beragam obat ditawarkan
untuk mengatasi gangguan kulit yang satu ini. Untuk mengatasi jerawat, kamu
perlu tidur cukup, minimal 7 jam sehari, perbanyak mengkonsumsi buah dan
sayur. Selain itu, kurangi atau kalau bisa hindari memakan makanan bertepung,
mengandung gula, cokelat, dan kacang.
9. Eksim
Eksim adalah kelainan pada kulit karena kulit menjadi kering, kemerah-merahan,
gatal, dan bersisik. Umumnya, gejala eksim yang terlihat adalah pembengkakan
dan rasa gatal pada kulit.
Penyebab eksim di antaranya adalah:
a) Alergi pada sabun, krim lotion, salep, atau logam tertentu.
b) Kelelahan.
c) Stres.
Secara umum, eksim memang tidak berbahaya, dalam arti tidak menyebabkan
kematian dan tidak menular. Namun, eksim dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman dan amat mengganggu. Oleh karena itu, eksim perlu diobati dengan cara-
cara sebagai berikut:
Excretion group Page 23
a) Jangan berganti-ganti sabun mandi. Gunakan sabun mandi yang lembut, tidak
terlalu berbusa, dan tidak menghilangkan minyak alami tubuh.
b) Gunakan air bersih untuk mandi.
c) Gosok tubuh dengan handuk yang lembut dan bersih segera setelah mandi
hingga permukaan kulit benarbenar kering.
d) Rajin mencuci tangan dengan sabun lalu bilas dan keringkan.
10. Gangren
Gangren adalah kelainan pada kulit karena kematian sel-sel jaringan tubuh. Hal
ini disebabkan oleh suplai darah yang buruk untuk bagian tubuh tertentu. Suplai
darah yang buruk dapat disebabkan oleh penekanan pada pembuluh darah
(misalnya, balutan yang terlalu ketat). Terkadang, gangren disebabkan oleh cedera
langsung (gangren traumatik) atau infeksi.
11.Glukosuria
Glukosuria adalah di temukan nya glukosa pada urine yang terjadi karena
kerusakan pada tabung ginjal. Kelainan ini juga bisa terjadi pada penderita
diabetes mellitus, di mana kadar gula dalam darah terlalu tinggi.
12.Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat di katakan kerusakan fungsional pada ginjal sehinggan gunjal
tidak dapat mengeluarkan zat sisa metabolism. Kerusakan ini dapat di akibatkan
oleh kadar urea dalam darah yang berlebihan atau kerusakan glomerulus. Proses
filtrasi penderita gagal ginjal tidak dapat di lakukan sehinggan tidak menghasilkan
urine
13. Asma atau sesak nafas
yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang
diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan
psikologis.
Excretion group Page 24
14. Kanker Paru-Paru
yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab
lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan
radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
15. Emphysema
adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.
Excretion group Page 25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1 Sistem ekskresi pada manusia adalah Proses pengeluaran zat-zat sisa
metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh manusia khususnya
sel dan darah.
2 Sistem ekskresi berfungsi Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun
dari dalam tubuh, Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh
(osmoregulasi), Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal
(termoregulasi) , dan Homeostasis.
3 Alat-alat ekskresi pada manusia adalah hati, paru-paru, ginjal, dan kulit
4 Hati berfungsi sebagai penghasil empedu, paru-paru berfungsi sebagai
ekskresi air dan CO2, ginjal berfungsi sebagai ekskresi urine, dan kulit
berfungsi sebagai ekskresi keringat.
5 Terdapat banyak kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi pada manusia
3.2 Saran
1 Pelajari sistem ekskresi secara mendalam
2 Jagalah selalu alat-alat ekskresi
3 Makanlah makanan yang bergizi secara seimbang
4 Hindari segala hal yang menyebabkan gangguan pada alat ekskresi
Excretion group Page 26
5 Hiduplah secara teratur dan seimbang
Excretion group Page 27
DAFTAR PUSTAKA
Thibodeau et al. 1999;Marieb 2004
Waluyo, joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Jember University Press
Pujiyanto, sri.2006.Menjelajah Dunia Biologi 2.Solo:Platinum
Mariyati, sri dkk.2006.Biologi untuk SMA Kelas IX.Bandung; Erlangga
Puspita, Diana dan Rohima, Iip, 2009, Alam Sekitar IPA Terpadu : untuk
SMP/MTs Kelas IX, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
h. 7 – 11.
Ayulina, diah. 2006. Biologi 2. Jakarta: Erlangga
Excretion group Page 28