makalah
TRANSCRIPT
INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET
ACENG SAMBAS
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
ABSTRAK
Pada praktikum hari sabtu di Institute Teknologi Bandung dipelajari bagaimana prinsip kerja
interferometer Michelson dan Mach zehnder untuk meneliti interfrensi suatu cahaya,membuktikan
adanya eter dan prinsip kerja babinet untuk mengukur ketebalan rambut.Setelah pengelohan data
diperoleh ketebalan rambut yaitu 0,05 cm.
Kata Kunci: Interferometer michelshon dan mach zehnder ,interperensi babinet
ABSTRACT
On praktikum Saturday at Institute Bandung's Technology is studied how interferometer job
principle Michelson and Mach Zehnder to analyze interfrensi a light,prove to mark sense ether and
babinet's job principle to measure hair thickness. After pengelohan data was gotten by thickness hair
which is 0,05 cm.
Key word: michelshon's interferometer and mach zehnder,interperensi babinet
BAB I
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Interferometer digunakan untuk menentukan panjang gelombang koheren. Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan Michelson Morley menggunakan interferometer ini untuk
melakukan pembuktian kekonstanan kecepatan cahaya dalam beberapa kerangka acuan
inersia.Interferometer Mach-Zender digunakan untuk menentukan pergerakan fase dari dua
gelombang yang berasal dari satu sumber cahaya koheren, dapat dengan tepat menentukan
panjang suatu gelombang.Prinsip Babinet menggunakan cahaya laser karena sifatnya
monokromatik dan koheren sehingga sulit menyebar atau terkolimasi, dan intensitas
cahayanya tinggi❑1.Dan pada dasarnya ketiga percobaan ini untuk mengetahui tentang
adanya eter dan ketebalan rambut.
1.2 Perumusan masalah
Perumusan masalah yang kami bahs dalam praktikum kali ini
yaitu prinsip kerja interferometer Michelson dan Mach-zehnder,
fungsi dari interfergaometer Michelson dan Mach-
zehnder,pengertian difraksi,interferensi dan eter pada percobaan
interferometer dan prinsip babinet dan kegunaan prinsip babinet
pada praktikum kali ini.
1.3 Pembatasan masalah
Pada praktikum Interferometer dan prinsip Babinet hanya membahas tentang i interfrensi suatu cahaya,membuktikan adanya eter dan prinsip kerja babinet untuk mengukur ketebalan rambut..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Interferometer Michelson
Interferometer Michelson merupakan konfigurasi yang paling umum untuk optik
interferometer yang diciptakan oleh Albert Abraham Michelson. Interferometer ini juga bisa
secara tepat menentukan panjang gelombang koheren. Sebuah pola interferensi diproduksi
dengan memisahkan seberkas cahaya menjadi dua jalur, memantulkan sinar kembali dan
mengkombinasikan gelombang pantul tersebut. Michelson dan Edward morley menggunakan
interferometer ini untuk melakukan pembuktian kekonstanan kecepatan cahaya dalam
beberapa kerangka acuan inersia, yang dikenal dengan percoban Michelson-morley (1884).
Dari hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa cahaya tidak memerlukan medium untuk
bergarak (etar) (nama orang,tahun).❑2
Gambar 1. Rangkaian interferometer Michelson
(sumber Wikipedia)
Dalam percobaan interferometer Michelson cahaya laser dibagi menjadi dua oleh
beam divider, kemudian satu bagian dipantulkan ke cermin datar 1, dan satu bagian yang lain
dipantulkan ke cermin datar 2, sinar refleksi dari cermin datar 1 dan 2 akan bertemu kembali
dibeam devider yang kemudian difokuskan oleh lensa sferis untuk kemudian berinterfesi dan
terdeteksi dilayar penampang. Disini bisa terjadi dua kemungkinan yaitu interferensi
konstruktif (penguatan sinar) terjadi ketika gelombang cahaya dalam keadan fase yang sama
saling bebaur, dan interferensi destruktif (pelemaha cahaya atau keadan gelap) terjadi ketika
dua gelombang cahaya yang memiliki beda fase 180o saling berbaur.
2.2 Interferometer Mach-Zendre
Interferometer Mach-Zender ditemukan lebih dari seratus tahun yang lalu,
interferometer ini fungsinya tidak jauh beda dari interferometer Michelson. Interferometer ini
d gunakan untuk menentukan pergerakan fase dari dua gelombang yang berasal dari satu
sumber cahaya koheren, dapat denagan tepat menentukan panjang suatu gelombang koheren.
❑3
(Sumber Wikipedia)
Gambar 2. . Rangkaian interferometer Mach-Zender
Dalam interferometer ini, sinar laser dibagi oleh beam devider 1 menjadi dua bagian
cahaya koheren. Satu bagian dari cahaya tersebut direfleksikan (dipantulkan) menuju cermin
datar 1, sedang satu bagian lainya ditrensmisikan (diteruskan) menuju cermin datar 2. Sinar
refleksi dari cermin datar 1 dan 2 akan berbaur kembali dibeamdevider 2 kemudian diteruskan
oleh lensa sferis untuk kemudian berinterferensi dan terdeteksi dilayar penampang.
Interferansi konstruktif atau destuktif tergantung pada beda fase kedua gelombang yang
berbaur.
2.3 Prinsip Babinet
Menurut prinsip Babinet, pola difraksi yang sama akan terjadi apabila suatu celah di
ganti dengan komponennya. Oleh karena itu difraksi pada suatu kawat yang memiliki tebal d
akan sama dengan difraksi yang dialami oleh sebuah rambut yang memiliki tebal d pula. Pada
percobaan ini digunakan cahaya laser karen sifatnya monokromatik (memiliki frekuensi yang
sama), koheren (tidak memiliki beda fase), sulit menyebar atau terkolimasi, dan intensitas
cahayanya tinggi.❑4
Selain mengalami interferensi cahaya juga mengalami difraksi, yaitu penyebaran
cahaya akibat melalui suatu celah sempit. Untuk cahaya monokromatik dengan panjang
gelombang λ, lebar celah d. Persaman difraksinya:
¿d sinθ .......(1)
Dengan θ menunjukan sudut difraksi. Jika jarak layar ke celah celah difraksi adalah
L, maka jarak antara terang pusat (untuk sudut difraksi kecil) adalah
∆ x= Ld
........(2).❑5
BAB III
METODE EKSPERIMEN
a. Interferometer Michelso
Rangkai cermin datar, beam devider, lensa sferis, dan layar seperti pada gambar 1.
Nyalakan laser, dan pastikan cahaya laser tersebut dibagi menjadi dua gelombang cahaya
koheren oleh beam devider. Pastikan cahaya hasil refleksi ditangkap oleh cermin datar 1 dan
cermin datar 2, pastikan juga kedua cermin tersebut merefleksikan kembali cahaya yang
diterimanya ke beam devider. Fokuskan cahaya sehinga masuk kedalam lensa sferis. Amati
pola interferensi yang tampak pada layar.
b. Interferometer Mach-Zendre
Rangkai cermin datar, beam devider, lensa sfreris, dan layar seperti pada gambar 2.
Nyalakan laser, dan pastikan cahaya laser tersebut dibagi menjadi dua gelombang cahaya
koheren oleh beam devider 1. Pastikan satu bagian cahaya tersebut direfleksikan ke cermin
datar 1, dan satu bagian lagi ditransmisikan ke cermin datar 2. Pastikan juga kedua cermin
datar tersebut merefleksikan cahaya yang ditangkapnya ke beam devider 2. Fokuskan kedua
cahaya yang direfleksikan kedua cermin datar tersebut sehingga berbaur dan masuk kedalam
lensa sferis. Amati pola interferensi yang tampak pada layar penampang.
c. Prinsip Babinet
Atur posisi laser, bola difraksi dengan komponen celah rambut, dan layar penanpang
sejajar. Nyalakan laser, dan pastikan cahaya laser tersebut tepat mengenai rambut pada bola
difraksi. Ukur jarak antara bola difraksi dengan layar penampang. Ukur jarak terang pertama
ke terang ke dua. Ulangi eksperimen sebanyak 5 kali dengan fariasi jarak antara bola difraksi
dengan penampang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Interferometer Michelson
a. Interferometer Michelso
Interferometer Michelson-Morley
Hasil percobaan Referensi
Sumber Wikipedia
Gambar 3. Pola interferensi yang dibentuk oleh interferometer Michelson
Pola interferensi yang terbentuk pada interferometer Michelson adalah pola garis. Ini
membuktikan bahwa aliran eter tidaka ada karena disini jelas terlihat bahwa kecepatan cahaya
dan intensitasnya adalah konstan.❑6Sedangkan perbedaan fase gelombang yang berbaur pada
beam devider mempengaruhi pola terang dan gelap yang berselingan karena disini terjadi
pengurangan dan penambahan antara fase gelombang sehingga ada gelombang yang
terhapuskan (gelap) dan ada pula yang tetap (terang). Sedangkan jarak antara layar dengan
beam devider hanya mempengaruhi ketampakan pada hasil interferensi yang tampak pada
layar.
4.2 Interferometer Mach-Zendre
a. Interferometer Mach-Zendre
Interferometer Mach-Zehnder
Hasil percobaan Referensi
Gambar 4. Pola interferensi yang dibentuk oleh interferometer Mach-Zender
Pola interferensinya tidak terbentuk pada percobaan ini. Hal Ini disebabkan oleh
eksperimen yang telah dilakukan tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori, hasilnya
tidak terjadi interferensi sama sekali oleh seba itu tidak didapat pula pola interferensinya. Ini
dikarenakan sinar-sinar yang direfleksikan oleh cermin datar 1 dan cermin datar 2 sangat sulit
terfokus pada lensa sferis. Seharusnya eksperimen interferometer Mach-Zenderini
menghasilkan pola yang tidak jauh berbeda dari hasil eksperimen Michelson, karena
keduanya memakai prinsip yang sama dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
membuktikan teori eter.
Karena disini hasil eksperimen interferometer Mach-Zender tidak memiliki pola interferensi,
sedangkan hasil eksperimen interferometer Michelson memiliki pola interferensi yang
berbentuk garis tentu saja terdapat perbedaan antara keduanya. Penyebabanya yaitu yang
telah di paparkan pada paragraf sebelumnya.
4.3 Prinsip Babinet
Dari persamaan diraksi yang telah dimilaiki:
∆ x= Ld
.......(2)
Dan dari data yang telah di dapat pada saat eksperimen, dapat diketahui tebal rambut (d)
0,005 cm..
Tabel 1. data hasil pengamatan peruban jarak
antara posisi pola difraksi dengan layar
penampang
λlaser = 633 nm = 0.0000633 cm
No. L
(cm)
∆x
(cm)
λL (cm) d (cm)
1 50 0.5 0.003165 0.00633
2 75 0.8 0.004747 0.00593
3 100 1.2 0.006330 0.00527
4 125 1.4 0.007912 0.00565
5 150 1.5 0.009495 0.00633
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh nilai d
sebesar 0.005902 cm.
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.60
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
f(x) = 0.0058114124294 x + 0.000053474576271R² = 0.954792966155456
Grafik hubungan antara jarak rambut ke layar dan hasil
difraksinya
Δx (cm)
λL (c
m)
Grafik 1 Grafik hubungan antara jarak rambut ke
layar dan hasil difraksinya
Berdasarkan grafik di atas diperoleh gradien:
m=d=0.005cm
Bila d dibandingkan dengan d rambut manusia pada umumnya (70µm) memang tidak jauh berbeda
dengan hasil eksperimen yaitu 63,3µm.Hubungan grafik antara jarak rambut ke layar adalah
berbanding lurus
Maka d rata-rata adalah jumlah semua d dibagi oleh banyak data
d=d 1+d 2+d3+d 4+d55
d=0,00633+0,00593+0,00527+0,00565+0,006335
d=0,0059cm
Dengan nilai terkecil pengukuran (d) sebagai berikut:
d=√∑|(di−drata )|2
n−1
d=√|(0,00633−0,0059 )2+(0,00593−0,0059 )2+(0,00527−0,0059 )2
+(0,00565−0,0059)2+(0,00633−0,0059)2 |4
d=0,407 x10−3
d=d±d
d=0,0059±0,407 x 10−3 cm
Dan presisi ketelitiannya adalah:
(1−dd )x 100 %=(1−0,407 x 10−3
0,0091 ) x100 %=93,1%
Maka presisi kebenaran yang diperoleh dari perhitungan adalah sebesar 93,1%. Ini
menunjukan data yang d ambil cukup akurat, sedangkan untuk ketidak tepatanya dikarenakan
pembacaan alat ukur yang kurang tepat, pengambilan angka penting dibelakang koma, dan
pebulatan-pembulatan dalam perhitungan.
BAB V
SIMPULAN
Dari eksperimen interferometer Michelson, dan interferometer Mach-zender bisa di
ketahui pola interferensi suatu cahaya, dan dari pola interferensinya dapat dijelaskan bahwa
eter tidak ada yaitu dengan melihat pola yang terjadi. Karena polanya berbentuk garis maka
ini menunjukan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan dan tidak terpengaruh oleh apapun.
Sedangkan dari eksperimen prinsip Babinet, yaitu tentang difraksi suatu cahaya
dengan komponen celah rambut dapat diketahu tebal rambut dari jarak terang keterang
slanjutnya pada pola difraksi sinar tersebut dan jarak bola difraksi pada layar.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Tipler,paul.1991.Fisika untuk saina dan teknik.Jakarta:Erlangga.
2. Foster,bob.2006.Fisika Terpadu.Jakarta:Erlangga
3. http://www.colorado.edu/physics/phys5430/phys5430_sp01/PDF%2520files/
Michelson%220Interferometer.pdf .
4. http://www.glafreniere.com/sa_Michelson.htm .
5. Modul eksperimen fisika I, laboratorium fisika lanjutan ITB, 2010.
6. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/HBASE/PHYOPT/michel.html