makalah

Download makalah

If you can't read please download the document

Upload: khenesia

Post on 24-Jun-2015

515 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Latar belakang masalah Kelas kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain. Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis. Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti pada kata pangkalnya. Rumusan masalah Dalam paper ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas selanjutnya, antara lain : 1. Apa yang dimaksud dengan kata ? 2. Apa saja yang termasuk ke dalam kategori kelas kata ? 1.3 Tujuan Paper ini ditulis dengan harapan agar mampu memberikan gambaran kepada para pembaca tentang defenisi kata dan kategori kelas kata dalam bahasa Indonesia. Selain itu juga, sebagai bahan kepustakaan tentang kelas kata. 1.4 Manfaat Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi siswa siswi kelas X SMA EKA PRASETYA MEDAN dalam mengenali kelas kata. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi kata Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta kath. Dalam bahasa Sansekerta kath sebenarnya artinya adalah "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng"[2]. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata: 1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa konversasi, bahasa 2. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas

3. Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan) Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kath dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem. 2.2 Kategori Kelas Kata Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas: 1. Kelas Nomina Untuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada. Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba. a. Nomina Murni Nomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata nomina disebut nomina denominal. Nomina Dasar Nomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada lima macam yaitu: Contoh: anak,baju, kepala, orang, nasi rumah, pakaian, pasar, perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan, lantai, lekaki, kursi, kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja, gerimis, gelas, gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu, tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata, Nomina Denominal Nominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal pada nomina dasar, yakni: Kategori D-an. Kategori ini menyatakan makna daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada pangkal pembentukan. Contoh: pakaian,

Kategori D-an Kategori ini menyatakan makna hasil. Contoh: ikatan, sebutan Kategori se-D Kategori ini menyatakan makna satu. Contoh: sebatangkara Kategori D-D1-an Kategori ini menyatakan makna seperti. Contoh: orang-orangan Kategori per-D-an Kategori ini menyatakan makna hal . Contoh: perhatian Kategori ke-D-an Kategori ini menyatakan makna hal . Contoh:kesempatan Kategori pcng-D-an Kategori ini menyatakan makna proses. Contoh: pengalaman b. Nomina Transposisi Dari data nomina transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata 2. Kelas Verba Untuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak, Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina, (3) verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4) verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina. a. Verba Murni Verba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba disebut verba diverbal.

Verba Dasar Verba murni, berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada yaitu: ada, bangkit, pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir, datang, ucap, ubah, turun, tinggal, terima, singgah ,aman , Verba Deverbal Verba deverbal yang ditemukan pada data, terdiri dari beberapa kategori morfologis, yaitu: 1) Kategori di-D Kategori ini menyatakan makna tindakan disengaja berfokus sasaran. Contoh: diangkat, verba 1 2) Kategori ter-D Kategori ini menyatakan makna dapat di. Contoh: tersenyum verb 1 3) Kategori meng-D Kategori ini menyatakan makna tindakan yang disengaja berfokus pelaku. Contoh: menyeret, menempel, menukar, mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat, memakai verba 1 4) Kategori meng-(D-i) Kategori ini menyatakan makna lokatif. Contoh: menyikapi, mempunyai verba 2 5) Kategori meng-(D-kan) Kategori ini menyatakan makna benefaktif/direktif Contoh: meneruskan, menyilakan, menyebabkan verba 1 6) Kategori ber-D-an

Kategori ini menyatakan makna malakukan perbuatan berlangsung lama, bisa sendiri atau dengan orang lain. Contoh: berpandangan verba 2 7) Kategori ber-D Kategoii ini menyatakan makna tindakan bcrlangsung lama. Contoh: berakhir, berada, berteduh verba 2, Kategori meng-D Kategori ini menyatakan makna proses/keadaan. Contoh: melompat verba 2 b. Verba Transposisi Verba Denominal Verba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori morfologis, yaitu. 1) Kategori meng-D Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga terbentuk verba kategori D yang menyatakan makna tindakan yang disengaja berfokus pelaku. Contoh: menutup, meningkat verba I 2) Kategori meng-(D-i) Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya lokatif. Contoh. menangani verba 2 3) Kategori di-(D-i) Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang mempunyai makna kausatif. Contoh: ditandatangani verba 2 4) Kategori meng-(D-kan)

Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna kausatif. Contoh: rnerupakan verba 2 5). Kategori di-(D-kan) Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna kausatif. Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan verba 2 6) Kategori ber-D Kategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna tindakan berlangsung lama. Contoh: bertekad verba 2

Verba Deadjektival Verba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori morfologis, yaitu: 1) Kategori meng-(D-i) Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna kausatif. Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi verba 2 2) Kategori meng-(D-kan) Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang menyatakan makna kausatif. Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan verba 2 Verba Demimeral Dari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang menyatakan makna proses/keadaan.

Contoh: menyeluruh - verba 2 Verba Depronominal Dari data hanya ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal, yaitu kategori meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna repetitif. Contoh: mengakui > verba 1 3. Kelas Adjektiva Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali, Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari: Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang, 4. Kelas Numeralia Untuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina. Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasar monomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral. a. Numeralia Dasar Numeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu: Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang, b. Numeralia Denumeral Numeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata,

5. Kelas Adverbia Untuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba. Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk dasar yang terdiri dari: Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga, 6. Kelas Pronomina Pronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu: a. Pronomina persona: Contoh aku, suya,, anda, mereka. b. Pronomina penunjuk: Contoh: itu, adalah c. Pronomina penanya: Contoh: bila, kapan. 7. KataTugas Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi: 1. Preposisi: Contoh: pada, kepada, di, terhadap, olch karena. Konjungsi: Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, muku, ketika. kemudian, scakan-akan. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. kata adalah Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan) 2. Kelas kata terbagi 7 yaitu : 1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda. 2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari. Verba transitif (membunuh), Verba kerja intransitif (meninggal), Pelengkap (berumah) 3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat. 4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak. 5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu. Orang pertama (kami), Orang kedua (engkau), Orang ketiga (mereka), Kata ganti kepunyaan (-nya), Kata ganti penunjuk (ini, itu) 6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua. Angka kardinal (duabelas), Angka ordinal (keduabelas) 7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok: preposisi (kata depan) (contoh: dari), konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena), artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya the), interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan partikel. 3.2 Saran Adapun saran yang penulis ingin sampaikan adalah agar para siswa lebih mendalami pemahamannya mengenai kelas kata dalam bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Kata http://khairilusman.wordpress.com/2009/05/02/kelas-kata-dalam-bahasa-indonesia/ http://khusnin.wordpress.com/2008/09/27/kategori-morfologi-kelas-kata-dalam-bahasaindonesia/

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/contoh-makalah.html