makalah

9
1 Kata Pengantar Assalamu’alaikum wr wb. Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Hambatan dan rintangan datang dari namum penulis menanggapi sebagai sebuah tantangan yang harus di lewati hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis dengan segala kerendahan hati mengajukan permohonan maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada kata- kata yang kurang berkenan. Segala kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.

Upload: dedy-setiady

Post on 22-Jun-2015

2.845 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah

1

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr wb.

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, berkat limpahan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Hambatan dan rintangan datang dari namum penulis menanggapi sebagai

sebuah tantangan yang harus di lewati hingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini.

Penulis dengan segala kerendahan hati mengajukan permohonan maaf apabila

dalam penulisan makalah ini ada kata- kata yang kurang berkenan. Segala kritik dan

saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki makalah ini sangat penulis

harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.

Page 2: Makalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Negara Indonesia merupakan suatu negara demokrasi, yang semua itu ditunjukan hanya, oleh, dan untuk rakyat. Koperasi dan demokrasi bersifat saling menunjang. Koperasi mempertebal rasa tanggung jawab dalam kehidupan demokrasi dan demokrasi yang baik akan berpengaruh terhadap kehidupan koperasi yang lebih baik juga. Koperasi tersebut merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial, dan merupakan unit usaha milik bersama para anggota, pengurus, maupun pengelola. Dan usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggota.

Sistem ekonomi kerakyatan di Indonesia merupakan usaha bersama, yang dibangun oleh para masyarakat yang mempunyai kepentingan yang sama, dan menganut azas kekeluargaan dalam perekonomian kerakyatan tersebut dan tidak ada jurang antara yang kelas atas, menengah, dan bawah semuanya sama dan saling membantu demi tercapainya kesejahteraan para anggotanya dan tujuan yang hendak ditargetkan. Bila koperasi ini dapat terus berkembang dan semakin maju, maka tidak lain dan tidak mungkin perekonomian kerakyatan yang dilaksanakan akan memperbaiki perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Semoga koperasi di Indonesia dapat terus maju dan berkembang dan dapat bersaing dan sejajar dengan perusahaan-perusahaan besar.

Page 3: Makalah

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan

Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM Mubyarto, menjelaskan bahwa Ekonomi Rakyat adalah kancah kegiatan ekonomi orang kecil (wong cilik), yang karena merupakan kegiatan keluarga, tidak merupakan usaha formal berbadan hukum, tidak secara resmi diakui sebagai sektor ekonomi yang berperanan penting dalam perekonomian nasional. Dalam literatur ekonomi pembangunan ia disebut sektor informal, “underground economy“, atau “ekstralegal sector“.

Ekonomi kerakyatan menunjuk pada sila ke-4 Pancasila, yang menekankan pada sifat demokratis sistem ekonomi Indonesia. Dalam demokrasi ekonomi Indonesia, produksi tidak hanya dikerjakan oleh sebagian warga tetapi oleh semua warga masyarakat, dan hasilnya dibagikan kepada semua anggota masyarakat secara adil dan merata (penjelasan pasal 33 UUD 1945).

Ekonomi rakyat memegang kunci kemajuan ekonomi nasional di masa depan, dan sistem ekonomi Pancasila merupakan aturan main bagi semua perilaku ekonomi di semua bidang kegiatan ekonomi.

Menurut San Afri Awang, Kepala Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, pengertian ekonomi kerakyatan adalah tata laksana ekonomi yang bersifat kerakyatan yaitu penyelenggaraan ekonomi yang memberi dampak kepada kesejahteraan rakyat kecil dan kemajuan ekonomi rakyat yaitu keseluruhan aktivitas perekonomian yang dilakukan oleh rakyat kecil.

B. Ciri Sistem Ekonomi Kerakyatan

Menurut San Afri Awang, sistem ekonomi kerakyatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peranan vital negara (pemerintah). Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945, negara memainkan peranan yang sangat penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Peranan negara tidak hanya terbatas sebagai pengatur jalannya roda perekonomian. Melalui pendirian Badan-badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu untuk menyelenggarakan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, negara dapat terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan ekonomi tersebut. Tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran masyarakat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran orang seorang, dan agar tampuk produksi tidak jatuh ke tangan orang seorang, sehingga memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa.

2. Efisiensi ekonomi berdasar atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan. Tidak benar jika dikatakan bahwa sistem ekonomi kerakyatan cenderung mengabaikan efisiensi dan bersifat

Page 4: Makalah

1

antipasar. Efisiensi dalam sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya dipahami dalam perspektif jangka pendek dan berdimensi keuangan, melainkan dipahami secara komprehensif dalam arti memperhatikan baik aspek kualitatif dan kuantitatif, keuangan dan non-keuangan, maupun aspek kelestarian lingkungan. Politik ekonomi kerakyatan memang tidak didasarkan atas pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas, melainkan atas keadilan, partisipasi, dan keberlanjutan.

3. Mekanisme alokasi melalui perencanaan pemerintah, mekanisme pasar, dan kerja sama (cooperatif). Mekanisme alokasi dalam sistem ekonomi kerakyatan, kecuali untuk cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak, tetap didasarkan atas mekanisme pasar. Tetapi mekanisme pasar bukan satu-satunya. Selain melalui mekanisme pasar, alokasi juga didorong untuk diselenggarakan melalui mekanisme usaha bersama (koperasi). Mekanisme pasar dan koperasi dapat diibaratkan seperti dua sisi dari sekeping mata uang yang sama dalam mekanisme alokasi sistem ekonomi kerakyatan.

4. Pemerataan penguasaan faktor produksi. Dalam rangka itu, sejalan dengan amanat penjelasan pasal 33 UUD 1945, penyelenggaraan pasar dan koperasi dalam sistem ekonomi kerakyatan harus dilakukan dengan terus menerus melakukan penataan kelembagaan, yaitu dengan cara memeratakan penguasaan modal atau faktor-faktor produksi kepada segenap lapisan anggota masyarakat. Proses sistematis untuk mendemokratisasikan penguasaan faktor-faktor produksi atau peningkatan kedaulatan ekonomi rakyat inilah yang menjadi substansi sistem ekonomi kerakyatan.

5. Koperasi sebagai sokoguru perekonomian. Dilihat dari sudut pasal 33 UUD 1945, keikutsertaan anggota masyarakat dalam memiliki faktor-faktor produksi itulah antara lain yang menyebabkan dinyatakannya koperasi sebagai bangun perusahaan yang sesuai dengan sistem ekonomi kerakyatan

Menurut Indra Gunawan, dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pelaksanaan ekonomi kerakyatan paling tidak memiliki lima ciri sebagai berikut:

1. Prinsip keadilan dan demokrasi ekonomi, kepedulian terhadap yang lemah, tanpa membedakan suku, agama, dan gender.

2. Pemihakan, pemberdayaan, dan perlindungan terhadap yang lemah (UKMK, petani, dan nelayan kecil mendapat prioritas).

3. Penciptaan iklim persaingan usaha yang sehat (UKMK diberi pelatihan, akses pada permodalan, informasi pasar dan teknologi tepat guna).

4. Menggerakkan ekonomi daerah pedesaan termasuk daerah terpencil, daerah minus, dan daerah perbatasan.

5. Pemanfaatan dan penggunaan tanah dan sumber daya alam secara transparan, adil, dan produktif.

Page 5: Makalah

1

C. Tujuan dan Sasaran Sistem Ekonomi Kerakyatan

Menurut San Afri Awang Kepala Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM, tujuan utama penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian. Bila tujuan utama ekonomi kerakyatan itu dijabarkan lebih lanjut, maka sasaran pokok ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya meliputi lima hal berikut:

1. Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi seluruh anggota masyarakat.2. Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang membutuhkan,

terutama fakir miskin dan anak-anak terlantar.

3. Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara relatif merata di antara anggota masyarakat.

4. Terselenggaranya pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat.

5. Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat-serikat ekonomi.

Agar tetap bisa mengikuti perkembangan zaman, koperasi harus bisa memberikan sumbangan nyata kepada pemberdayaan ekonomi rakyat. Jika hal ini tidak dilakukan maka koperasi yang diharapkan akan menjadi sokoguru perekonomian nasional tidak akan mampu untuk bersaing dengan pelaku ekonomi lain baik pemerintah maupun swasta.

D. Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (KUMKM)

Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM dan Koperasi Wayan Suarja, dalam Konvensi Nasional Pers di Samarinda, menyampaikan bahwa dalam kaitan dengan peningkatan kesempatan kerja dan berusaha, maka pemenuhan terhadap hak atas pekerjaan secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi salah satunya oleh kebijakan pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah, disamping juga sektor riil dan perdagangan. Pengembangan KUMKM memiliki potensi yang besar dan strategis dalam rangka mengurangi kemiskinan, mengingat pertumbuhan dan aktifnya sektor riil yang dijalankan KUMKM mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat, yaitu tersedianya lapangan kerja dan meningkatnya pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa KUMKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja.

KUMKM dapat diandalkan sebagai penggerak roda ekonomi masyarakat pedesaan, perkotaan, bahkan di daerah tertinggal.

Dalam rangka memberdayakan KUMKM, maka Kementerian Koperasi dan UKM melakukan beberapa kegiatan antara lain:

Page 6: Makalah

1

1. Program penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UKM

2. Program pengembangan sistem pendukung usaha KUKM

3. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif KUKM

4. Pemberdayaan usaha skala mikro

5. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

BAB III

PENUTUP

5. Penutup

Sebagai sesama anak bangsa, kita terpanggil untuk secara bersama-sama memberdayakan koperasi sehingga koperasi bukan hanya berperan sebagai lembaga yang menjalankan usaha saja, namun koperasi bisa menjadi alternatif kegiatan ekonomi yang mampu menyejahterakan anggota serta sekaligus berfungsi sebagai kekuatan pengimbang dalam sistem perekonomian. Dengan kata lain, kita mengharapkan tumbuh berkembangnya koperasi yang memiliki competitive advantage dan bargaining position yang setara dengan pelaku ekonomi lainnya.

Upaya untuk lebih memberdayakan koperasi diawali dengan mengembalikan koperasi sesuai dengan jatidirinya. Selain itu diperlukan upaya serius untuk mendiseminasikan dan mensosialisasikan koperasi dalam format gerakan nasional berkoperasi secara berkesinambungan

Page 7: Makalah

1

kepada warga masyarakat, baik melalui media pendidikan, media masa, maupun media yang lainnya.

Semoga koperasi sebagai salah satu representasi dari ekonomi kerakyatan yang bersendikan

demokrasi ekonomi dapat tumbuh, berkembang dan berdaya guna serta mampu menjadi salah

satu pilar penting perekonomian bangsa

Referensi

Subyakto, Harsoyono dan Bambang Tri Cahyono (1990), Ekonomi Koperasi II, Jakarta: Karunika

http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/myweb/sanafri.htmhttp:/www.indonesia.go.id/id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=10468

http://www.kba.averroes.or.id/artikel-bisnis/pemberdayaan-koperasi-untuk-mengembangkan-ekonomi-rakyat.html

* http://www.ekonomirakyat.org/edisi_1/artikel_2.htm* http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/myweb/sanafri.htm* http:/www.indonesia.go.id/id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=10468* http://www.smecda.com/deputi7/file_makalah/makalahsamarinda.pdf* Indra Gunawan, 2006, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan: Pemberdayaan Koperasi Sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Rakyat, Universitas Sanata Dharma & Pustaka Widyatama.