makala narkoba ku
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan
diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak
karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.
Melalui makalah ini, penulis mencoba untuk menjelaskan tentang bahaya narkoba, dan
dampak yang akan di timbulkanya.
B. Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan
batasan-batasan pada:
1. Membahas jenis – jenis narkoba dan efeknya,
2. Dampak yang akan di alami pada pemakainya,
3. Faktor – faktor mengapa orang memakai narkoba,
4. Pencegahan dan cara mengobati bagi yang telah memakai.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana dampak yang di timbulkan untuk masing – masing jenis narkoba?
2. Bagaimana efek atau dampak yang di derita pada pemakainya?
3. Bagaimana seseorang sampai bisa menggunakan narkoba?
4. Bagaimana cara mencegah dan mengobati?
D. Tujuan Penulisan
Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui efek untuk masing – masing jenis narkoba,
2. Mengetahui dampak pada pemakai narkoba,
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi seseorang mengunakan narkoba,
1
4. Mengetahui cara mencegah agar tidak terjerumus pada narkoba,
5. Mengetahui cara mengobati bagi pengguna narkoba.
E. Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menberikan manfaat bagi semua pihak. Khususnya
kepada kami semua para generasi bangsa para remaja untuk dapat mengetahui tentang
menikmati keindahan hidup tanpa narkoba. Manfaat lain dari makalah ini adalah dengan
adanya penulisan makalah ini untuk menambah wawasan tentang bahaya penggunaan
narkoba agar menjadi pegangan kita untuk tidak sekali – kali mencoba barang haram ini.
F. Metode Pengumpulan Data
Data penulisan makalah ini diperoleh dari internet tentang narkoba, dampak pada narkoba.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah :
• Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
• Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
• Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.
B. Jenis Narkoba menurut efeknya
3
Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga:
Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.
Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.
Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
C. Dampak – Dampak yang Akan Ditimbulkan
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
4
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
D. Faktor Penyebab Seseorang Menggunakan Narkoba
5
Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka masing-masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika, narkoba atau zat adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa seseorang menjadi pecandu / pengguna zat terlarang :
E. Pencegahan Dan Pengobatan
1. Pengertian Anak Berbakat
Bakat merupakan talenta untuk membangun kekuatan pribadi anak di masa
mendatang. Kesadaran akan sisi kekuatan seorang anak perlu digali dengan bantuan
orang tua. Kesadaran akan pentingnya mengembangkan sisi kekuatan anak-anak ini
tampaknya sangat disadari oleh orang tua dan pendidik yang membimbing siswa-siswa
berkebutuhan khusus dalam mengolah pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam
bidang seni dan bidang olahraga.
Beberapa pakar psikologi memberikan pengertian tentang anak berbakat:
1. Tannenbaum, memandang keberbakatan dari empat klasifikasi yaitu kelangkaan,
keunggulan (mengacu pada sensibilitas serta sensitivitas yang lebih tinggi), kuota
(keterbatasan jumlah individu yang memiliki keterampilan) dan anomaly.
2. Renzulli, berpendapat bahwa seseorang bisa dikatakan berbakat jika ia
menunjukkan kemampuan diatas rata-rata, melakukan hal-hal yang kreatif dan
memiliki tekad dalam melaksanakan tugasnya.
3. Damon, berpendapat bahwa bakat sangat dibutuhkan untuk berprestasi tinggi.
Namun untuk berprestasi tinggi, bakat harus dikembangkan dengan kerja keras, keuletan
serta latihan.
Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat
berbeda dengan anak pintar. "Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar
bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu," jelasnya. Tapi meski tekun
namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa optimal seperti halnya anak berbakat.
"Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya. Biar dikursuskan musik sehebat
apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja. Tak akan berkembang." "Sebaliknya,
jika anak berbakat tapi lingkungannya tak menunjang, ia pun tak akan
berkembang." Soal bakat musik tadi, misalnya. Jika di rumah tak ada alat-alat
musik, bakatnya akan terpendam," jelas guru besar tetap Fakultas Psikologi UI ini.
6
Pada anak hiperaktif, Konsentrasinya kurang terfokus. Jadi, hanya gerak fisiknya yang
aktif tapi tak menunjukkan kelincahan intelektual. Aktivitasnya pun sering tanpa tujuan."
Kendati dia suka bertanya, tapi tak berkonsentrasi pada jawabannya. Konsentrasinya
mudah buyar jika ada hal lain yang menarik perhatiannya. Lain hal dengan anak
berbakat. "Jika ia lari ke sana-sini, pasti ada tujuannya. Jika ia tertarik pada sesuatu, ia
akan duduk diam dalam waktu yang lama, asyik sendiri mengerjakan sesuatu," hal ini
menurut Ketua Yayasan Indonesia untuk Pendidikan dan Pengembangan Anak
Berbakat ini.
Menurut pendekatan yang lebih inklusif, yang dimaksud anak berbakat adalah mereka
yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual tinggi, tetapi juga memiliki
kemampuan kreativitas, sosial-emosional dan motivasi (gifted) dan memiliki keunggulan
dalam satu atau lebih bidang tertentu dalam musik, sastra, olahraga dsb (talented)
sehingga mereka memerlukan layanan khusus dalam pendidikan.
2. Karakteristik Anak Berbakat
Anak berbakat, perkembangan motoriknya lebih cepat dibanding anak biasa. Entah
dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya, umur 9 bulan sudah bisa jalan
(normalnya, usia 12,5 bulan). Selain itu, ia juga cepat dalam memegang sesuatu dan
membedakan bentuk serta warna. Untuk kemampuan membaca, kadang anak berbakat
memperolehnya dari belajar sendiri, Yaitu dari mengamati dan menghubung-hubungkan.
Misalnya dari memperhatikan lalu-lintas, tv, atau buku. Anak berbakat juga senang
bereksplorasi atau menjajaki. "Jadi, kalau ia mempreteli barang-barang, bukan karena dia
nakal tapi karena rasa ingin tahunya,". Tentang rasa ingin tahu yang tinggi ini, memang
pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya, pada anak berbakat cara mengamatinya lebih
kental dibanding anak-anak biasa. Hal lain yang menjadi karakteristik anak berbakat
ialah bicaranya bisa sangat serius. Pertanyaannya sering menggelitik dan tak terduga.
Kadang ia tak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari
jawaban-jawaban lain.
Untuk memahami siswa berbakat, dapat diidentifikasi dari karakteristik yang sering
muncul dalam bnetuk perilaku sebagai berikut:
a) Karakteristik belajar:
1) Belajar lebih cepat dan lebih mudah,
2) Menyukai tugas dan tantangan yang kompleks,
7
3) Mengetahu banyak hal dimana anak lainya tidak mengetahuinya,
4) Memiliki kosa kata yang sangat maju, dan kemampuan berbahasa sangat baik,
5) Sudah dapat membaca pada usia yang sangat awal,
6) Terampil dalam memcahkan masalah,
7) Sering mengajukan pertanyaan yang kritis dan tidak teerduga,
8) Menunukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal.
b) Karakteristik Motivasi:
1) Persisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya,
2) Senang mengerjakan tugas secara independen, hanya sedikit memerlukan
pengarahan,
3) Komitmen kuat pada tugas yang dipilihnya.
c) Karaktersitik Kreativitas:
1) Sensitif terhadap estetika
2) Suka bereksperimen, sering menemukan cara baru dalam mengerjakan tugas
3) Spontan dalam mengekresikan rasa humor
4) Banyak ide ketika menghadapi tantangan/problem
d) Karakteristik Sosial-emosional:
1) Memiliki rasa percaya diri yang kuat
2) Lebih menyukai teman yang lebih tua usianya dan memiliki kesamaan minat
3) Cenderung perpfeksionis
4) Mudah menyesuiakan diri pada situasi baru
3. Jenis-jenis Bakat dan Kepandaian
a) Kinetik Fisik (Bodily Kinesthic)
Bakat dalam menggunakan badan untuk memecahkan masalah dan
mengekspresikan ide serta perasaan. Ciri-cirinya: Menonjolkah ia dalam olahraga
tertentu? Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama? Pandaikah ia
menirukan gerakan badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan
yang membutuhkan ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya
jepang), membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat, atau
merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik untuk
mengekspresikan dirinya?
b) Bahasa (Linguistic)
8
Bakat untuk menggunakan kata-kata, baik oral maupun verbal, secara efektif.
Beberapa pertanyaan yang bisa membantu menetukan apakah anak berbakat di
bidang ini atau tidak. Apakah ia bisa menulis lebih baik dari anak seusianya?
Sukakah ia bercerita atau membuat lelucon? Sukakah ia membaca buku? Apakah ia
bisa mengeja lebih baik dari anak seusianya? Apakah ia dapat mengkomunikasikan
pikiran, perasaan dan idenya secara baik?
c) Logika dan Matematis (Logical-Mathematical)
Bakat untuk mengerti dan menggunakan angka secara efektif, termasuk
mempunyai kemampuan kuat untuk mengerti logika. Ciri-cirinya: Apakah ia tak
hentinya ingin tahu bagaimana alam dan benda-benda bekerja? Apakah ia suka
bermain dengan angka? Sukakah ia akan pelajaran matematika di sekolah? Sukakah
ia bermain dengan permainan asah otak seperti catur? Sukakah ia mengelompokkan
benda-benda?
d) Musikalitas (Musical)
Bakat untuk memahami musik melalui berbagai cara. Dibawah ini adalah
beberapa pertanyaan yang membantu untuk menentukan apakah anak menunjukkan
bakat musik yang menonjol: Pandaikah ia dalam menghafal lagu dan
menyanyikannya? Dapatkah ia bermain alat musik? Sensitifkah ia terhadap suara-
suara di sekitarnya? Apakah ia suka bersiul atau menggumam lagu?
e) Pemahaman Alam (Naturalist Intelligence)
Mengenali dan menggolongkan dunia tumbuhan dan binatang, termasuk dalam
memahami fenomena alam. Ciri-cirinya: Sukakah ia berceloteh mengenai binatang
kesayangannya atau tempat-tempat yang disukainya? Sukakah ia bermain di air?
Apakah ia suka ke kebun binatang, taman safari atau kebun raya? Apakah ia bermain
dengan binatang peliharaannya? Apakah ia suka mengoleksi kumbang, bunga, daun
atau benda-benda alam lainnya?
4. Kebutuhan belajar siswa berbakat
Merujuk kepada konsep keberbakatan yang menggunakan perspektif yang lebih
inklusif dan bersifat majemuk serta karakteritik umum yang dapat diidentifikasi maka
kebutuhan belajar siswa berbakat secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu:
1) Kebutuhan dalam mengembangankan kemampuan intelektual dan kreatifitas,
2) Kebutuhan dalam mengembangkan aspek sosial-emosional dan motivasi.
9
Oleh karena itu pembelajaran bagi siswa berbakat seharusnya diarahkan untuk
mengembangkan kedua hal tersebuat. Hal yang sering terabaikan dalam pembelajaran
termasuk pembelajar siswa berbakat dalam hal pengembangan kreativitas dan sosial-
emosional. Pembelajaran biasanya lebih banyak mengembangkan aspek intelektual. Hal
ini dapat dimaklumi karena guru dalam melakukan pembelajaran sering terburu-buru dan
kehabisan waktu untuk mengerjar terget kurikulum. Aspek kreativitas anak jarang
tersentuh. Maka menjadi tidak mengherankan, jika pendidikan kita hanya menghasilkan
siswa yang siap untuk ujian bukan siswa kreatif yang siap mengahadapi tantangan hidup.
Strategi Pembelajaran yang Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif
Dunia membutuhkan ilmuwan kreatif yang dapat menghasilkan solusi inovatif dalam
memecahkan masalah. Disadari bahwa tidak semua siswa berbakat akan menjadi
ilmuwan, tetapi mungkin akan menjadi pengusaha, pemimpin organisasi, pemimpin
perusahaan dsb. Meskipun demikian berpikir kreatif itu sangat penting untuk semua
bidang pekerjaan. Oleh karena itu sangat penting untuk menginisiasi keterampilan
berpikir kreatif ke dalam pembelajaran.
Sehubungan dengan itu proses belajar bersifat aktif dalam menciptakan dan
mencipta kembali pengetahuan melalui tindakan dalam lingkungan, sehingga
pengetahuan menjadi milik orang yang belajar. Belajar bukan menerima pengetahuan
dari guru melainkan mengkonstruksi sendiri pengetahuan oleh yang belajar.
Siswa berbakat sering merasa bosan dalam mengerjakan tugas-tugas karena mereka
menganggap tidak relevan dan tidak ada sesuatu yang baru yang dapat dipelajari. Oleh
karena itu tugas-tugas untuk siswa yang mempunyai kemampuan tinggi diberikan dalam
bentuk project work, baik individual project work maupun group project work, yang
berhubgungan dengan pelajaran tertentu atau tugas yang berdiri sendiri. Tugas-tugas
dalam bentuk projek work bersifat pemecahan masalah yang menantang. Tugas tidak
diberikan dalam bentuk penyelesaian soal-soal yang bersifat tradisional.
5. Pengembangan bakat
Jalur Inklusi (Siswa berkebutuhan khusus) dalam pembelajaran untuk tingkat
sekolah mempertimbangakan pengembangan bakat keistimewaan kecerdasan dan bakat
istimewa.
Untuk Kategori Bakat Istimewa (BI) :
10
a) Ruang kelas Bakat Istimewa (BI) berdiri sendiri yang khusus berisi anak-anak
dengan layanan kebutuhan khusus yang proporsional fokusnya pada pengembangan
seni dan olahraga (tidak dicampur dengan reguler) representatif.
b) Berisi minimal 16 siswa dan maksimal 24 siswa.
c) Ruang kelas hanya berisi siswa yang spesial mempunyai Bakat Istimewa (BI) dalam
bidang seni (tari, musik, lukis) dan olahraga (Bola basket, Bola Volly, Futsal, Tenis
Lapangan dll).
d) Sarana olahraga lengkap (area + fasilitas milik sendiri) khusus bidang olahraga
meliputi: Bola Basket, Bola Volly, Tenis Lapangan, Futsal.
e) Sanggar seni lengkap khusus bidang tari (REYOG), Teather, seni lukis dan studio
musik milik sendiri.
f) Setiap event atau kompetisi di bidang olah raga dan seni difasilitasi oleh sekolah
(biaya bimbingan dan penghargaan).
Target : Terbentuknya siswa-siswi yang mempunyai keunggulan seni-olahraga-
kesantunan prilaku dan berprestasi dalam bidang tersebut.
6. Upaya untuk pengembangan bakat anak berkebutuhan Khusus
Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang diharapkan dapat membantu
anak-anak mencapai prestasi pendidikan yang baik. Namun disamping sekolah orang tua
memiliki peran yang sangat berarti dalam mengembangkan bakat anak. Dipercaya bahwa
adanya peran pengasuhan yang baik cenderung membuka peluang lebih besar bagi anak-
anak untuk mengembangkan bakatnya sesuai dengan minat anak. Peran pola asuh
keluarga yang dilandasi kasih sayang, dan disertai pemberian stimulasi (perangsangan)
yang cukup dan sesuai dipercaya dapat melahirkan anak-anak yang berbakat.
Kerja sama antara sekolah dan orang tua sangat dibutuhkan. Para orang tua bagi anak-
anak yang berprestasi tinggi memberikan pola asuh yang baik disertai kehangatan,
selanjutnya para guru memberikan pelatihan yang baik. Hal yang bisa dilakukan
orangtua dirumah adalah sebagai berikut:
a) Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak.
b) Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c) Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
d) Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi
di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa
11
yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda
jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
e) Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti Menonjolkah ia dalam olahraga
tertentu? Apakah ia tidak bisa duduk diam untuk waktu yang lama? Pandaikah ia
menirukan gerakan badan atau wajah orang lain? Tangkaskah ia dalam kegiatan
yang membutuhkan ketrampilan tangan, seperti origami (melipat kertas gaya
jepang), membuat pesawat dari kerta, melukis, bermain dengan tanah liat, atau
merajut? Apakah ia dapat menggunakan badannya dengan baik untuk
mengekspresikan dirinya? Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari
tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat
kota.
f) Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan
bakat mereka.
7. Hal yang Harus Diwaspadai oleh Orang Tua
Orang tua hendaknya waspada akan diri mereka apakah mereka memberikan respon
sungguh terhadap kebutuhan anak ataukah hanya memberikan respon kepada bakat yang
dimiliki anak. Tidak sedikit orang tua yang salah dalam hal ini yaitu adakalanya orang
tua menyadari anak mereka berbakat lantas secara menggebu-gebu memaksa anakya
mengikuti latihan-latihan dengan program yang sangat ketat. Dorongan seperti ini lambat
laun akan membuat anak menyadari bahwa orang tua mereka lebih berminat pada bakat
yang mereka miliki daripada memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan diri mereka
selaku anak-anaknya.
Karenanya para orang tua serta pendidik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a) Dorongan, apalagi pemaksaan secara berlebihan pada anak dapat melunturkan
motivasi anak untuk mengembangkan bakat mereka. Anak akan merasa tertekan,
sakit hati, atau melakukan sesuatu hanya karena berharap memperoleh hadiah. Masa
kecil mereka bahkan akan hilang sebagian.
b) Pujian yang berlebihan pada anak-anak usia muda atau menjadikan anak sebagai
figur publik secara terus menerus merupakan bentuk eksploitasi terhadap anak
bahkan cendrung melunturkan semangat anak untuk mengeksplorasi bakat mereka
lebih lanjut.
12
c) Pujian yang berlebihan tanpa kendali emosi juga dapat membawa anak terbjebak
ke dalam sikap lupa diri.
d) Para orang tua yang memiliki anak-anak berbakat hendaknya jangan terlalu
berharap bahwa anak-anak tersebut kelak akan menjadi kreator, inventor atau
inovator. Seorang anak yang berbakat sebagai seorang dokter tidak harus menjadi
penemu serum tertentu tetapi dapat menjadi pelayan kesehatan yang sangat baik bagi
masyarakat.
Dengan demikian, sebaiknya yang dapat dilakukan guru dan orang tua agar anak dapat
berprestasi dengan cara menyenangkan adalah sebagai berikut:
a) Orang tua dan guru harus menyadari bahwa setiap anak merupakan pribadi yang
unik dan berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ini terjadi karena setiap anak
mempunyai bakat, kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda.
b) Setiap anak pasti mempunyai salah satu dari sembilan kecerdasan yang diberikan
Allah SWT. Bahkan, ada juga anak yang memiliki lebih dari satu kecerdasan.
Kecerdasan itu adalah kecerdasan linguistik, matematika-logika, ruang-visual,
musik, naturalis, interpersonal, intrapersonal, kemampuan olah tubuh, dan spiritual.
c) Membantu anak untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Misalnya potensi
fisik, iman, akhlak, ibadah, emosi, sosial, mental, dan keterampilan. Biarkan anak
mengembangkannya seperti keinginannya, sedangkan orang tua mengarahkan saja.
d) Sampaikan materi sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, kemampuan dan bakat
anak. Materi harus yang dibutuhkan anak, bukan yang diinginkan orang tua.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa perlakuan yang tepat dan materi yang
sesuai tidak akan mempunyai efek yang positif jika tidak disampaikan pada situasi
yang tepat. Sampaikan materi secara efektif, yakni dengan bermain, bernyanyi, atau
bercerita. Sesekali tinggalkan status orang tua yang melekat pada kita, misalnya
berubah menjadi badut, tukang sulap, ilmuwan, atau sahabat bagi anak kita.
e) Yang perlu diingat, prestasi anak bukanlah prestasi untuk orang tuanya. Prestasi itu
untuk diri anak itu sendiri. Orang tua cukup mengarahkan dengan benar dan
membantu anak dengan cara-cara yang disukai anak, bukan dengan hukuman atau
omelan yang bisa merusak hubungan harmonis anak dengan orang tua. Keberhasilan
anak tidak saja berasal dari usaha yang dilakukan anak, tetapi juga bergantung pada
orang tua dan lingkungan di sekitarnya.
13
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Perkembangan psikologis dan sosial anak diperlukan pemahanan agar dapat
mengetahui perkembangan anak tersebut,
2. Potensi sosial anak tergantung dari bagaimana perkembangan psikologis dan sosial
anak tersebut,
3. Permainan dapat membantu perkembangan psikilogis dan sosial anak,
4. Bakat anak harus dapat tumbuh kembang atau ditingkatkan.
14
B. Saran Dan Kritik
1. Saran
a) Penulis
1) Mengingat perlunya mengetahui perkembangan psikologis, sosial, potensi,
dan bakat anak, khususnya bagi orang tua.
2) Perlu menambah wawasan agar hal-hal itu dapat diketahui lebih awal, agar
dapat ditingkatkan,
3) Perlu juga diantisipasi resiko yang ditimbulkannya jika tergolong tidak baik
bagi anak tersebut.
b) Pembaca
2. Kritik
a) Penulis
Kemungkinan makalah ini masih jauh bisa dikatakan sempurna dan masih
banyak kekurangan.
b) Pembaca
15